Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama yang diturunkan kepada umat manusia untuk
mengatur berbagai persoalan dan urussan kehidupan dunia dan untuk
mempersiapkan kehidupan akhirat. Agama islam dikenal sebagai agama
yang kaffah (menyeluruh) karena setiap detail urusan manusia itu telah dibahas
dalam Al-Quran dan hadits.
Ketika seseorang sudah beragama islam/ Muslim, maka kewajiban baginya
adalah melengkapi syarat menjadi muslim atau yang dikenal dengan Rukun islam.
Rukun islam terbagi menjadi 5 bagian yaitu pertama, membaca Syahadat, kedua,
melaksanakan sholat, ketiga, menunaikan zakat, keempat, menjalankan puasa,
dan kelima, menunaikan haji bagi orang ynag mampu.
Rukun islam yang keempat, membahas tentang kajian zakat, zakat
merupakan pembagian sebagian harta yang dimiliki untuk mensucikan jiwa, zakat
terbagi menjadi 2 bagian yaitu zakat fitrah yang dikeluarkan oleh setiap orang
muslim di bulan Ramadhan, dan Zakat Maal yang dikeluarkan oleh orang muslim
yang memiliki kelebihan harta dan berlaku syarat tertentu
Setiap harta yang kita miliki tidak terlepas dari kewajiban zakat, khusunya
zakat Mal / harta. pertanyaan yang muncul setelah itu adalah apa saja syarat-syarat
wajib zakat Mal dan harta apa saja yang wajib di zakati. Dan akan kita bahas
dalam makalah ini.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, sangat pentingnya memahami kajian
zakat, sehingga dalam makalah ini akan dikaji tentang Zakat mal.

2.1

Tujuan Penulisan

2.1.1

Untuk mengetahui syarat-syarat wajib zakat Mal

2.1.2

Untuk mengetahui zakat harta apa saja yang wajib di zakati

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Zakat Mal


Kata

zakat

menurut

bahasa

adalah

mempunyai

arti

bertambah,

berkembang1. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan


harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan
harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta
berkembang secara maknawi.
Zakat Mal menurut syara adalah nama dari sejumlah harta yanhg tertentu
yang diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.
Dinamakan zakat, karena harta itu akan bertambah (tumbuh) disebabkan berkah
dikeluarkan zakatnya dan doa dari orang yang menerimanya.2
Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan sedekah,
seperti firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti:

Artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. At-taubah: 103)
[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda.
1.Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah Fat-hul Qorib, Surabaya: Al-Hidayah. Hal : 239

2 . Alhusain, Imam Taqiyuddin. 1994. Kifayatul Akhyar, Surabaya: Bina Iman. Hal ; 387

[659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka
dan memperkembangkan harta benda mereka.
Dapat disimpulkan bahwa zakat mal adalah kegiatan mengeluarkan
sebagian harta kekayaan berupa binatang ternak, hasl tanaman (buah-buahan),
Emas dan perak, harta perdagangan dan kekayaan lain diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan beberapa syarat.
2.2

Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok
bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu)
atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk
dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci
berdasarkan Alquran

dan

Sunah.

Zakat

juga

merupakan

amal

sosial

kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan


perkembangan ummat manusia.
2.3

Rukun Zakat
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan pilar
agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Firman Allah SWT :

Artinya:
Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku(QS. Al-baqarah: 34)
2.4

Syarat-syarat wajib Zakat Mal (harta)

2.4.1

Islam

Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam. Dan zakat itu adalah tidak wajib
bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka menurut pendapat yang
shalih, bahwa harta bendanya di berhentikan (dibekukan dahulu), maka jika ia

kembali ke agama islam (seperti sedia kala), maka wajib baginya mengeluarkan
zakat, dan jika tidak kembali lagi islam ,maka tidak wajib zakat.3
2.4.2

Baligh dan berakal

Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat, tetapi
dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan anak yatim yang
masih kecil.4
2.4.3

Merdeka

Zakat itu tidak wajib bagi budak. Dan adapun budak mubaah (budak yang
separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya mengeluarkan zakat pada
harta benda yang dia miliki, sebab sebagian dirinya merdeka.5
2.4.4

Milik Penuh (Milik Sempurna)

Yaitu : harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan
dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses
pemilikan yang dibenarkan menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan,
pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta
tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut
tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
2.4.5

Sudah mencapai 1 nishab

Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan
syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat. Nishab
adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syari (agama) untuk
menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang
memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan
telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat.
3 . Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah Fat-hul Qorib, Surabaya: Al-Hidayah. Hal : 241
4 . Thahir, Ahmad Hamid. 2008. Fiqih Sunnah. Surakarta: Ziyad Books. Hal: 11
5 . Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah Fat-hul Qorib, Surabaya: Al-Hidayah. Hal : 241

2.5

Cara Menghitung Nishab


Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah,
apakah yang dilihat nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan
akhir tahun saja?
Imam Nawawi berkata, Menurut mazhab kami (Syafii), mazhab Malik,
Ahmad, dan jumhur, adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya dan (dalam mengeluarkan zakatnya) berpedoman pada hitungan haul,
seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan nishab pada semua haul
(selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu ketika dari
haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka
dimulai perhitungannya lagi, ketika sempurna nishab tersebut. (Dinukil dari
Sayyid Sabiq dari ucapannya dalam Fiqh as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang
rajih (paling kuat) insya Allah. Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram
1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu ternyata hartanya berkurang dari
nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada bulan
Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab,
maka dimulai lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian
seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya zakatnya.
Maksudnya adalah seandainya kurang dari satu tahun maka tidak ada
kewajiban mengeluarkan zakat.6 Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta
simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang
temuan) tidak ada syarat haul.

2.6

Zakat Harta (mal) yang Wajib di Zakati

2.6.1

Binatang Ternak

Hewan ternak meliputi unta, sapi/kerbau, kambing.

6 . Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah Fat-hul Qorib, Surabaya: Al-Hidayah. Hal : 241

2.6.2

Emas Dan Perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok,
juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang
berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta
yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara' mewajibkan zakat atas
keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang
lain.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku
pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan
uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk
kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat
disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa, kendaraan,
tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara' atau dibeli/dibangun dengan
tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan
perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak berlebihan, maka tidak
diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.
2.6.3

Hasil Pertanian (tanaman dan buah-buahan)


Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai

ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman


hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
Semua ulama mazhab sepakat bahwa jumlah (kadar) yang wajib
dikeluarkan dalam zakat tanaman dan buah-buahan adalah seper sepuluh atau
sepuluh persen (10%), kalau tanaman dan buah- buahan tersebut disiram air hujan
atau air dari aliran sungai . tapi jika air yang irigasi(degan membayar) dan
sejenisnya, maka cukup megeluarkan lima persen(5%).
Ulama mazhab sepakat, selain hanafi bahwa nishab tanaman dan buah-buahan
adalah lima ausuq. Satu ausuq sama degan enam puluh geram. Satu kilo sama

degan seribu gram. Maka bila tidak mencapai target tersebut , tidak wajib di
zakati secara sama.
Nishab zakatnya adalah lebih dari lima washaq. 1 washaq =60 sha 1 shoq
kira- kira sebayak 2,157 kg namun ada juga megatakan sebayak 2,176 kg.
sedangkan nishob zakatnya kira- kira 653 kg.
2.6.4

Zakat harta dagangan


Yang dianamakan harta dagangan adalah harta yang dimiliki degan akat

tukar degan tujuan untuk memperoleh laba, dan harta yang dimilikinya harus
merupakan hasil usahanya sendiri. Kalau harta yang dimilikinya itu merupakan
harta warisan, maka ulm mazhab secara sepakat tidak menamakanya harta
dagangan. Semua madzab sepakat bahwa syartnya harus mencapai 1 tahun. Untuk
menghitungnya pertama- tama harta tersebut diniatkan untuk berdagang. Apabila
telah mencapai 1 tahun penuh dan memperoleh untung maka ia wajib dizakati.
2.6.5

Ma-din dan Kekayaan Laut


Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut

bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer,
giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang
dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.
2.6.6

Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan

harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang
mengaku sebagai pemiliknya.
2.7
2.7.1

Nishab Dan Kadar Zakat


Harta Peternakan

2.7.1.1 Sapi, Kerbau dan Kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.
Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah terkena
wajib zakat. sebagai berikut:
Jumlah Ternak (ekor)
30-39
40-59
60-69
70-79
80-89
Keterangan:

Zakat
1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
1 ekor sapi betina musinnah (b)
2 ekor sapi tabi'
1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
2 ekor sapi musinnah

a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2;


b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3.
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'.
Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor
musinnah.7
2.7.1.2

Kambing/domba

Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40


ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat. Berdasarkan hadits Nabi
Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik,
maka dapat dibuat tabel sbb:
Jumlah Ternak(ekor) Zakat
1 ekor kambing (2th) atau domba
40-120
(1th)
121-200
2 ekor kambing/domba (umur 2-3 th)
201-300
3 ekor kambing/domba (umur 2-3 th)
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor (domba/kambing betina).
2.7.1.3

Unta

7 . Mughniyah, Muhammd, Jawad. 2004. Fiqih Lima Madzhab, Jakarta: Lentera. Hal: 182

Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka
ia terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang
dimilikinya juga bertambah. maka dapat dibuat tabel sbb:
Jumlah(ekor)
5-9
10-14
15-19
20-24
25-35
36-45
46-60
61-75
76-90
91-120
Keterangan:

Zakat
1 ekor kambing/domba (a)
2 ekor kambing/domba
3 ekor kambing/domba
4 ekor kambing/domba
1 ekor unta bintu Makhad (b)
1 ekor unta bintu Labun (c)
1 ekor unta Hiqah (d)
1 ekor unta Jadz'ah (e)
2 ekor unta bintu Labun (c)
2 ekor unta Hiqah (d)

(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau
lebih;
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2;
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3;
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4;
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5.
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1
ekor bintu Labun (c), dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor Hiqah (d).

2.8 Mustahiq zakat harta ( orang-orang yang berhak menerima zakat harta)
Yang dimaksud degan mustahiq zakat fitrah ialah oaring yang berhak
menerima zakat. Sebagai berikut di antara orang-orang yang berhak menerima
zakat harta :

2.8.1 Orang fakir adalah orang yang tidak ada harta untuk keperluan hidup seharihari dan tidak mampu bekerja atau berusaha. Fakir adalah orang yang
penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer) sesuai dengan
kebiasaan masyarakat tertentu. Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan
penghasilan yang halal dalam pandangan jumhur ulama fikih, atau yang
mempunyai harta yang kurang dari nisab zakat menurut pendapat mazhab Hanafi.
Kondisinya lebih buruk dari pada orang miskin. Ada pula pendapat yang
mengatakan sebaliknya.
2.8.2 Orang miskin adalah orang yang berpegasilan sehari-harinya tidak mencukupi
kebutuhan hidupnya.Miskin adalah orang-orang yang memerlukan, yang tidak
dapat menutupi kebutuhan pokoknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.
Miskin menurut mayoritas ulama adalah orang yang tidak memiliki harta dan
tidak mempunyai pencarian yang layak untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut
Imam Abu Hanifah, miskin adalah orang yang tidak memiliki sesuatu. Menurut
mazhab Hanafi dan Maliki, keadaan mereka lebih buruk dari orang fakir,
sedangkan menurut mazhab Syafii dan Hambali, keadaan mereka lebih baik dari
orang fakir. Bagi mereka berlaku hukum yang berkenaan dengan mereka yang
berhak menerima zakat.
2.8.3 Amil adalah orang yang bertugas megumpulkan dan membagi-bagikan zakat
kepada orang yang berhak menerimanya. Amil juga dapat disebut degan panitia.
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang bertindak
mengerjakan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, penjagaan,
pencatatan dan penyaluran harta zakat.
2.8.4 Muallaf adalah orang yang baru masuk islam dan imanya masih lemah .
2.8.5 Hamba sahaya (budak)adalah orang yang belum merdeka.
2.8.6 Gharim adalah orang yang mempuyai bayak hutang sedangkan ia tidak mampu
membayarnya. Yaitu orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan
ma'siat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam di bayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun
ia mampu membayarnya

10

2.8.7 Sabililih adalah orang- oaring yang berjuang di jalan allah. yaitu untuk
keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang
berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan
umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit, madrasah, masjid, pesantren,
ekonomi umat, dll.
2.8.8 Ibnu sabil adalah orang- orang dalam perjalanan (musafir) seperji orang- orang
yang pergi menuntut ilmu, berdakwa dan sebagainya.
2.9 Hikmah zakat harta
Hikmah-hikmah zakat disariatkanya zakat oleh Allah adalah sebagai berikut :
2.9.1 Untuk menanamkan benih-benih ketentraman, cinta, dan kasih saying kepada
sesama kaum muslim, sehingga orang yang kaya dapat megetahui bahwa zakat ini
adalah hak yang diberkan allah untuk orang fakir. Atas dasar inilah zakat bukanlah
suatu pemberian dari yang kaya untuk yang miskin tetapi merupakan pemberian
hak bagi orang miskin;
2.9.2 dengan zakat akan tercipta keseimbagan, sehingga orang yang miskin tidak
akan selamanya menjadi miskin tetapi akan mendapatkan harta yang dapat
melapangkan diri dan keluarganya, serta memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu,
tidak akan terjadi kaya beserta keluarganya, bergelimang dalam kemewahan
huingga akhir hidupnya, sementara masih banyak orang yang meninggal karena
lapar dan tidak punya tempat tinggal;
2.9.3 orang yang kaya tidak akan membenci orang yang fakir, dan orang yang fakir
tidak akan dengki terhadap yang kaya, bahkan zakat akan mengembangkan rasa
cinta di antara mereka;
2.9.4 wajib diketahui oleh orang kaya bahwa hakikatnya yang dia miliki bukanlah
miliknya

seorang.

Tetapi

harta

tersebut

milik

Allah.

Semetinya

dirinya mengetahui bahwa Allah menjadikan orang kaya untuk menjadi penjaga
orang miskin. Jadi jika orang yang kaya enggan memberikan hak orang fakir,
maka Allah memberikan hukuman kepadanya;
2.9.5 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin;

11

2.9.6 Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT;
2.9.7 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk;
2.9.8 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat;
2.9.9 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan;
2.9.10 Untuk pengembangan potensi ummat;
2.9.11 Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam;
2.9.12 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Syarat-syarat zakat mal atau harta adalah

12

a.

Islam;

b.

Baligh dan berakal;

c.

Merdeka;

d.

Milik Penuh (Milik Sempurna);

e.

Sudah mencapai 1 nishab;

f.

Sudah mencapai genap Satu Tahun (Al-Haul).

Zakat harta yang wajib di zakati adalah


a.

Binatang Ternak yaitu Hewan ternak meliputi unta, sapi/kerbau, kambing;

b.

Emas Dan Perak;

c.

Hasil Pertanian (tanaman dan buah-buahan);

d.

Zakat harta dagangan;

e.

Ma-din(hasil tambang) dan Kekayaan Laut;

f.

Rikaz.

DAFTAR PUSTAKA
Mughniyah, Muhammd, Jawad. 2004. Fiqih Lima Madzhab, Jakarta: lentera.
Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah Fat-hul Qorib, Surabaya: Al-Hidayah.

13

Abyan , Amir. 1995. Fiqih, Semarang: Toha Putra.


Alhusain, Imam Taqiyuddin. 1994. Kifayatul Akhyar, Surabaya: Bina Iman.
Thahir, Ahmad Hamid. 2008. Fiqih Sunnah. Surakarta: Ziyad Books.

14

Anda mungkin juga menyukai