Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA

Tentang
“SHOLAT BERJAMAAH”

Oleh:
Mirsal Azka (482012021006) ( SI )
Rahmatiilah ( 484012021006) ( D3 )

AKADEMI FARMASI
UNIVERSITAS ASSYIFA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala kesempatan dan kekuatan
yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sholat
Berjamaah”.
Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah Kabupaten
Ponorogo.
2. Agung Eko H, S.Kep, Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus selaku
Pembimbing dalam makalah ini.
3. Dra. Sri Susanti, M.A, selaku dosen pengampu mata kuliah agama
4. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik secara
moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
Penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Banda aceh, 09 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN.................................................................................................. i
SAMPUL DALAM................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1 Konsep Shalat berjamaah......................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Shalat Berjamaah.................................................... 3
2.1.2. Hukum Shalat Berjamaah......................................................... 6
2.1.3. Hikmah Shalat Berjamaah......................................................... 6
2.2 Tata Cara Shalat Berjamaah..................................................................... 8
2.2.1 Syarat-syarat Berjamaah........................................................... 8
2.2.2 Posisi dalam Sholat Berjamaah................................................. 9
2.3 Orang-Orang yang Wajib/Boleh Berjamaah............................................ 12
2.4 Manfaat Shalat Berjamaah....................................................................... 12
2.5 Kerugian Meninggalkan Shalat Berjamaah.............................................. 14
BAB III PENUTUP................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 15
3.2 Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedudukan shalat dalam agama Islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah
yang lainya. Shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama Islam atau
keislaman seseorang. Dengan demikian tidaklah dapat di katakan seseorang beragama
Islam jika yang bersangkutan tidak melakukan shalat, sebelum melakukan shalat
berjamaah harus mengetahui konsep shalat berjamaah, tata cara shalat berjamaah,
orang-orang siapa saja yang wajib atau boleh mengikuti shalat berjamaah, manfaat
shalat berjamaah dan kerugian meninggalkan shalat berjamaah yang akan dikerjakan.
Berjamaah sangat di anjurkan, karena dengan berjamaah, apabila shalat kita ada yang
kurang sempurna, maka akan tertutupi dengan berjamaah itu.
Secara umum ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong
dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah itulah tujuan hidup manusia. Firman
Allah SWT :

َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َواإْل ِ ْن‬


ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُد‬
[‫( ]الذاريات‬56) ‫ُون‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah
kepada-Ku. (Qs. adz-Dzariyaat/51: 56)
Menyembah Allah SWT berarti memusatkan penyembahan kepada Allah
semata-mata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri kecuali kepada Allah
SWT. Pengabdian berarti penyerahan mutlak dan kepatuhan sepenuhnya secara lahir
dan batin bagi manusia kepada kehendak Ilahi. Semua itu dilakukan dengan
kesadaran, baik sebagai orang seorang dalam masyarakat, maupaun secara bersama-
sama dalam hubungan garis tegak lurus manusia dengan khalik-Nya, juga dalam
hubungan garis mendatar manusia dengan sesama makhluk.
Dengan kata lain bahwa semua kegiatan, baik yang bersegi ’ubudiyah maupun
yang bersegi muamalah, adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah
SWT dan mencari keridhoan-Nya. Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak,
tergantung pada niatnya. Karena itu ibadah yang diajarkan islam, tidak berarti harus
menjauhi dan meninggalkan hidup duniawi. Islam melarang manusia uzlah yaitu
menjauhkan diri dari gejolak dan gelora masyarakat, pergi bertapa ke gua-gua dan
bersemedi di tempat-tempat sunyi, lalu menjadi tanggungan orang lain.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep sholat berjamaah?
2. Bagaimana tata cara sholat berjamah?
3. Siapa saja orang-orang yang wajib/boleh menjalankan sholat berjamaah?
4. Apa manfaat sholat berjamaah?
5. Apa kerugian meninggalkan sholat berjamaah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep sholat berjamaah.
2. Mengetahui tata cara sholat berjamaah.
3. Mengetahui orang-orang yang wajib/boleh menjalankan sholat berjamaah.
4. Mengetahui manfaat sholat berjamaah.
5. Mengetahui kerugian meninggalkan sholat berjamaah.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi institusi kesehatan
Menambah wacana dan informasi kepada petugas kesehatan mengenai Sholat
Berjamaah.
2. Bagi masyarakat
Menambah wacana dan informasi mengenai Sholat Berjamaah.
3. Bagi peneliti
Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat selama perkuliahan pada keadaan yang
sebenarnya, menambah pengetahuan, dan pemahaman tentang Sholat Berjamaah.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Sholat Berjamaah


Menurut bahasa, shalat artinya doa, sedang menurut istilah berarti suatu sistem
ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perilaku perbuatan dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun
tertentu. Sholat adalah fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang telah baligh (dewasa).
Shalat fardhu ada lima yaitu :
1. Shalat subuh. Terdiri dari dua rakaat; waktunya mulai dari fajar kedua,
hingga terbit matahari.
2. Shalat dzuhur. Terdiri dari empat rakaat; waktunya mulai dari setelah
cenderung matahari pertengahan, sampai bayang-bayang suatu tombak
telah sama dengan panjangnya.
3. Shalat ashar. Terdiri dari empat rakaat; mulai ketika dzuhur berakhir
sampai terbenam matahari.
4. Shalat maghrib. Terdiri dari tiga rakaat; waktunya mulai terbenam matahari
hingga hilangnya teja/mega merah.
5. Shalat isya. Terdiri dari empat rakaat; waktunya mulai dari hilangnya
teja/mega merah dibarat sampai terbit fajar kedua.
Selain sholat lima waktu itu, diwajibkan pula melakukan sholat jum’at untuk
sekali sejum’at atas kaum laki-laki, sedang bagi perempuan tidaklah wajib atasnya tapi
tidak boleh dihalangi bila mereka melakukan sholat jum’at.

2.1.1 Pengertian Shalat Berjamaah


Menurut Rifa’i (2011:63), “Shalat jama’ah ialah shalat bersama,
sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang, yaitu imam dan makmum”.
Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Apabila dua
orang bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikuti yang lain,
keduanya dinamakan shalat berjamaah (Diibu, 1986:94).

3
4

Dalam membahas pengertian shalat, Hambal (1974:125) menyatakan sebagai


berikut.
“Shalat dapat diselenggarakan bersendiri dan dapat diselenggarakan
berjamaah. Sedang shalat berjamaah lebih afdhal, karena terdapat didalamnya
perasaan ukhuwah dan menambah semangat beribadah, dalam suasana teratur
dibawah pimpinan seorang imam. Adapun syarat utama bagi imam ialah fasih
dan baik suaranya dalam pembacaan al-Quran, baik tingkah lakunya dan ahli
ilmu; janganlah diambil sebagai imam orang yang bodoh, lantaran orang yang
bodoh serupa dengan orang yang menggayur air dari laut, tidak mengetahui
lebih atau kurang air itu.”
“Firman Allah Swt.: “Dan apabila kamu berada ditengah-tengah
mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama
mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu”
(An-Nisa:102). Dan sabda Rasulullah SAW.: Dari Ibnu Umar. Ia berkata
bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Kebaikan shalat berjamaah
melebehi shalat sendirian sebanyak 27 derajat.”(Riwayat Bukhori dan
Muslim).
Sahabat Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa seorang tuna netra
datang kepada Nabi Muhammad SAW, lalu ia bertanya, “Wahai Rosulullah,
sesungguhnya aku tidak menemukan seseorang yang menuntunku ke masjid.”
Maka Nabi Muhammad SAW memberikan kemurahan (dispentasi) kepadanya.
Ketika ia berpaling, Nabi Muhammad SAW Memanggilnya, lalu bersabda,
“Apakah kamu mendengar seruan (azan) untuk shalat?” Ia menjawab, “Ya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Penuhilah seruannya.” (Riwayat Muslim).
Dan Abi Hurairah r.a berkata, “Seandainya tidak ada perempuan-perempuan
dan anak-anak yang (mengerjakan shalat berjamaah di rumah), aku kerjakan
shalat Isya di masjid. Dan aku suruh pemuda-pemudaku untuk membakar
rumah-rumah itu dengan segala isinya.” (Rasjid, 2011: 107).
“Shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh agama. Dasar hukum shalat
jamaah adalah hadis.” Dari HR. Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda:
a) “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian, dengan
keutamaan dua puluh lima belas.”
b) “Shalat berjamaah (satu kali) sebanding dengan dua puluh lima kali salat
sendirian.”
5

c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali
salat sendirian.
Berdasarkan hadis tersebut bahwa shalat berjamaah satu kali sebanding
dengan dua puluh lima kali shalat sendirian. Sedangkan dalam riwayat lain
dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Shalat berjamaah lebih
utama atas shalat yang sendirian, dengan keutamaan sebanyak dua puluh tujuh
derajat.”
Shalat seseorang yang diklakukan secara berjamaah, ditambah atas
shalatnya yang sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat.” (Mubarok,
2002:140-141).
Secara umum pengertian shalat jamaah ialah mengerjakan shalat baik
shalat wajib maupun shalat lainnya yang dilakukan secara bersama-sama yang
terdiri dari beberapa orang muslim baik laki-laki maupun perempuan yang
sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang dan maksimal tidak terbatas. Hukum
shalat berjamaah bagi laki-laki maupun perempuan ialah sunnah dan shalat
memang lebih baik dilakukan dengan berjamaah dari pada diri sendiri. Orang
diikuti dinamakan imam, dan yang mengikuti dinamakan makmum.
Shalat lima waktu untuk laki-laki adalah lebih baik di masjid daripada
berjamaah di rumah. Kecuali shalat sunnah maka lebih baik dikerjakan di
rumah. Bagi perempuan shala di rumah lebih baik karena lebih aman bagi
mereka.
Sabda Rasulullah :

‫صلوا أيها الناس في بيوتكم فإن أفضل صالة صالة المرء في بيته إال‬
)‫ (رواه البخاري ومسلم‬.‫المكتوبة‬
Artinya :
Hai manusia shalatlah kamu di rumah kamu masing-masing,
sesungguhnya sebaik-baik shalat ialah shalat seseorang di rumahnya, kecuali
shalat lima waktu (maka di mesjid lenih baik). (HR. Bukari Muslim).
Shalat berjamaah makin banyak makin baik, dan ganjaran-ganjaran
akan lebih banyak dan lebih dikasihi Allah.
6

2.1.2 Hukum Shalat Berjamaah

Dalam membahas hukum shalat berjamaah, Rasjid (2011:107) menyatakan


sebagai berikut.

“Sebagian ulama mengatakan bahwa shalat berjamaah itu adalah fardu


‘ain (wajib ‘ain), sebagian pendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah,
dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Yang akhir
inilah hukum yang lebih layak, kecuali bagi shalat Jumat. Menurut kaidah
persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini, seperti yang telah disebutkan,
pengarang Nailul Autar berkata, (“Pendapat yang seadil-adilnya dan lebih
dekat kepada yang betul ialah shalat berjamaah itu sunat muakkad”).”

Menurut El-Jazairi (1991:90) Hukum Shalat berjamaah adalah sunat,


dan wajib bagi setiap mukmin yang tidak berhalangan untuk menghadirinya.
Pendapat lain mengatakan bahwa “Shalat berjamaah termasuk sunat muakkad
(sunat yang sangat ditekankan), shalat merupakan syi’ar Islam yang sangat
besar, dan pendekatan keagamaan yang sangat utama” (Aziz, 2010: 342).

“Mengenai sebahyang jamaah, para ahli hadis mengikuti petunjuk-


petunjuk yang ditunjuki oleh al-Quran, As-Sunah dan pendapat-pendapat
sahabat, yaitu: Wajib mengerjakan sembahyang dengan berjamaah, jika tak ada
udzur. Tidak wajib, kalau ada udzur”(Shiddieqy, 1994:154).

“Sebagian ulama ahli fikih berdasarkan dalil-dalil yang keras


mengatakan, bahwa shalat jamaah itu hukumnya fardhu ‘ain bagi kaum laki-
laki. Sebagian mereka mengatakan, hukumnya fardhu kifayah. Dan menurut
mayoritas ulama ahli fikih, hukumnya sunnat muakad, dengan memadukan
antara dalil-dalil tersebut dengan dalil-dalil lain yang memperbolehkan
seseorang shalat sendirian” (Sayyed, 2010:343).

2.1.3 Hikmah Shalat Berjamaah


Hikmah yang diperoleh dari shalat berjamaah ialah : terdidik diri
dengan rasa persatuan. Apabila telah terbiasa berdiri didalam shaf, bersatu
dengan teman-teman yang lain menegakkan shalat, hiduplah dalam jiwa
persatuan bathin dengan mereka itu. Apabila persatuan bathin telah tumbuh,
7

timbullah hasrat bantu-membantu, tolong-menolong, sokong-menyokong,


timbullah gerakan bergotong royong, mudahlah membentuk rukun desa dan
rukun tetangga, dalam pelaksaan segala rupa kepentingan hidup dan hiduplah
rasa bertanggung jawab terhadap keselamatan kampungnya. Hiduplah rukun
tetangga dan rukun desa berdasarkan atas keridhoan Allah SWT.
Jangan pula dilupakan bahwa adanya seseorang dalam jamaah,
menumbuhkan rasa, bahwa manusia itu menjadi kuat dengan pertolongan
saudara-saudaranya.
1. Muncullah sikap saling menyayangi, mengasihi, dan saling mencari tahu
keadaan sebagian mereka atas yang lain.
2. Menumbuhkan cinta kasih dan persahabatan
3. Saling mengenal
4. Menempatkan salah satu syiar islam
5. Menampakkan kemuliaan kaum muslimin
6. Menahan atau menguasai diri
7. Menumbuhkan perasaan
8. Mengingatkan sholat berjamaah terhadap shaf malaikat disisi Allah SWT
9. Menumpuk persamaan
10. Perkara paling utama dalam menjalani shalat berjamaah adalah beribadah
semata-mata karena Allah SWT
11. Mengingatkan umat atas keadaan dimasa lalu
8

2.2 Tata Cara Sholat Berjamaah


2.2.1 Syarat- Syarat Berjamaah
Syarat-syarat berjamaah dapat dikatagorikan menjadi dua; syarat yang
berhubungan dengan imam dan syarat yang berhubungan dengan ma’mum.

Bagian pertama, syarat yang berhubungan dengan imam. Seorang imam


harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Islam, karena itu adalah syarat utama dalam pendekatan diri seseorang
hamba kepada Allah; Akil; Baligh, merujuk hadis narasi Ali, bahwasannya
Nabi bersabda: “Diangkatlah pena dari tiga orang (perbuatan mereka dicatat
sebagai kebaikan maupun keburukkan): Dari orang gila yang kehilangan
kontrol atas akalnya sampai ia sadar, dari orang tidur sampai ia bangun, dan
dari anak kecilsampai ia baligh.; Laki-laki. Imam shalat jamaah harus seorang
laki-laki, dan wanita tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki,; Imam haruslah
orang yang mampu membaca al-Quran dengan baik. Dengan bahasa lain, orang
yang tidak ahli membaca al-Quran tidak boleh menjadi imam orang yang ahli
membaca al-Quran, karena shalat meniscayakanbacaan al-Quran (Aziz,
2010:247).

Bagian kedua, syarat mengikuti jamaah, yaitu yang berhubungan dengan


ma’mum.

a) Tidak boleh mendahului imam.


b) Mengetahui gerakanperpindahan imam, dengan melihat, mendengar atau
mengikuti dari jamaah lain.
c) Mengikuti imam, dalam artian bahwa gerakan ma’mum dalam shalat harus
setelah gerakan imam.
d) Ma’mum mengetahui status dan keadaan imam, apakah imamnya termasuk
orang yang muqim (penduduk setempat) atau orang yang musafir (Kamal,
2007:158).
9

2.2.2 Posisi-Posisi dalam Berjamaah


Posisi imam dan makmum dalam shalat jamaah. Berdasar dalil Sunah Nabi
SAW yang sahih dan makbulah, posisi imam dan makmum adalah sebagai
berikut:

1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum pun hanya
seorang, maka dia berdiri di sebelah kanannya sejajar dengan posisi imam.

2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi
makmum berada di belakang imam.
10

3. Jika imam dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya:
Makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk
dimulai tepat dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan, baru
diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam dan kirinya lagi sampai
penuh.

4. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di


depan, lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Ini
berlaku untuk jumlah berapapun makmumnya. Cara menyusun shafnya
dimulai dari tengah (tepat di belakang imam), lalu untuk lebih afdal dengan
memenuhi dulu sisi kanan dari belakang imam diteruskan dari belakang
imam ke kiri.
11

5.  Imam perempuan jika diikuti oleh makmum perempuan mengikuti tatacara


sebagai berikut:

a) Untuk makmum seorang, berdiri di sebelah kanan imam:

b) Untuk makmum perempuan lebih dari seorang dan bahkan dengan


shaf yang lebih dari satu, posisi imam berada di tengah-tengah shaf
pertama, lalu shaf berikutnya berjajar di belakangnya:
12
13

2.3 Orang-orang yang wajib atau boleh berjamaah


a) Beragama islam
b) Berakal sehat dan baligh
c) Masuk waktu solat
d) Bersih dari darah haid dan nifas
e) Suci dari hadas kecil yang disucikan dengan wudhu
f) Tertutup aurat
g) Menghadap kiblat

2.4 Manfaat sholat berjamaah

1. Allah akan melipat gandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh
derajat.

‫صالَ ِة ال َف ِّد ِب َسب ٍْع‬ َ ‫صالَة ْال َج َم‬


َ ‫اعة اَ ْف‬
َ ‫ض ُل م َِن‬ َ : ‫قال رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬
‫دَر َجة — متفق عليه‬َ ‫َوعِ ْش ِري َْن‬
“Sholat berjama’ah itu lebih utama dari sholat sendiri dengan dilipatkan sampai
dua puluh tujuh derajat”

2. Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah
bermalas-malasan dalam sholat. Hal ini tertera dalam surat An-Nisa’ ayat 142 :

َ ‫صالَ ِة َقام ُْوا ُك َسا َلى ي َُراء ُْو َن ال َّن‬


‫اس‬ َ ‫هللا َوه َُو َخ ِد ُع ُه ْم َو َإذا َقامُوا‬
َّ ‫إلى ال‬ َ ‫إنَّ ال ُم َنفِقِي َْن ي َُخ ِدع ُْو َن‬
َ ‫َوالَ َي ْذ ُكر ُْو َن‬
ً‫هللا إالَّ َقلِ ْيال‬

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan


membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Dalam sebuah hadits Nabi bersabda :

“Tidaklah ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi sholat
Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya,
niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
14

3. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rosulullah bersabda :

‫ َفإِ َّن ُه ِمنْ َوا َف َق َق ْولُ ُه‬,‫ آمين‬: ‫ب َع َلي ِْه ْم َوالَالضّآلّين) َفقُ ْولوُ ا‬
ِ ‫(غي ِْر ْال َم ْغضُو‬ ِ ‫إِ َذا قال ْا‬
َ ‫إل َما ُم‬
‫َق ْو ُل ْال َمالَ ِئ َك ِة َغف َِر َل ُه ما َ َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِب ِه — رواه البجارى و مسلم‬
“Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka
ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan
dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Dalam hadits lain Nabi bersabda :

“Barangsiapa yang berwudhu untuk sholat dan menyempurnakan wudhunya, lalu


berjalan untuk menunaikan sholat, dan ia sholat bersama manusia atau
berjama’ah atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”

4. Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Sholat berjama’ah mengajarkan


disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di
belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan
seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati
patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.”

Rosulullah bersabda :

َ‫ َوإِ َذا َكب َُر َف َك ِّبر ُْوا َوإِ َذا َر َك َع َفارْ َكع ُْوا َو َإذا َس َجد‬,ِ‫ َفالَ َتحْ َتلِفُ َع َل ْيه‬,ِ‫إل َما ُم لِي ُْؤ َت ٌم ِبه‬
ِ ‫ِا َّن َما ُج ِع َل ْا‬
‫صلّو ُجلُ ْوسا ً أجْ َم ِعي َْن‬َ ‫صلّ َى َجالِسًا َف‬ َ ‫َفاسْ ُج ُد ْوا َو َإذا‬
5. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.

Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang
diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa
berjama’ah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan
bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah? Seandainya jawaban
yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan
mendo’akannya.

Sholat berjama’ah juga mengajarkan persamaan : tidak dibedakan antara yang


kaya dan yang miskin, seorang pejabat atau rakyat jelata, atasan atau bawahan,
semua berdiri, ruku’, sujud, dan duduk dalam satu barisan untuk taat dan tunduk
kepada Allah. Allah berfirman:

ٌ‫ص ًّفا َكأ َ َّن ُه ْم ُب ْن َيانٌ َمرْ صُوص‬ َ ُ‫هللا ُي ِجبُّ الَّ ِذي َْن ُي َقا ِتل‬
َ ‫ون فِى َس ِب ْيلِ ِه‬ َ َّ‫اِن‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya,
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat
kokoh”.
Oleh:KH.Zainal Arifin Abu Bakar (Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar )
15

2.5 Kerugian meninggalkan sholat jamaah


Dalam sebuah hadist, Imam Asy-syafi’i berkata “Tidak ada rukhshah untuk
meninggalkan kehadiran shalat berjamaah di dalam masjid bagi siapa saja yang
mampu melakukannya.”
Hukum tentang sholat berjamaah memang ada perbedaan pendapat. Tapi
hukum meninggalkan sholat berjamaah sama sekali tidak ada perbedaan pendapat.
Semua pihak setuju bahwa hukum meninggalkan sholat berjamaah adalah rugi nian.
Karena bagi mereka yangg meninggalkan sholat berjamaah banyak menderita
kerugian yaitu.
1. Orang yang tidak sholat berjamaah itu pahalanya lebih sedikit daripada orang yang
sholatnya berjamaah (27: 1).
2. sholatnya tidak sempurna, karena tidak mencontoh nabi
3. hanya mendapat pahala 1/27(3,75%)saja
4. tidak mendapat kenaikan derajat. Karena Tiap langkah menuju masjid untuk sholat
berjamaah akan di naikkan satu derajat.
5. tidak mendapt ampunan,karena Tiap langkah menuju masjid untuk sholat
berjamaah akan di ampuni satu dosanya
6. tidak mendapatkan doa malaikat, karena malaikat Akan mendoakan bagi sholat yg
berjamaah
7. Tidak mendapatkan kesempatan doa mustajab. Karena doa yang mustajab salah
satunya adalah doa yang di panjatkan antara azan dan iqomah
8. mendapatkan murka dari Rasulullah SAW, karena rasululloh SAW sangat
membenci orang yang tidak sholat jamaah di masjid
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Sholat berjamaah yaitu dimana ada 2 orang atau lebih yang besama-sama
menjalankan sholat. Orang yang memimpin jalannya sholat dinamakan imam dan
orang yang mengikuti sholat namanya makmum. Sholat berjamaah adalah sunnah
yang diistimewakan.
2) Kaum waita tidak wajib shalat berjama’ah di masjid dengan kesepakatan ulama,
Namun shalat berjama’ah ini di wajibkan bagi laki-laki saja dan tidak pada wanita.
Dengan demikian, shalat bagi wanita muslimah yang di kerjakan di rumah lebih
baik dari pada shalatnya di masjid. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi SAW:
“Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di masjid”.
(HR. Abu Dawud dan Al-Hakim).
3) “Shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh agama. Dasar hukum shalat jamaah
adalah hadis.” Dari HR. Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda:
a) “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian, dengan keutamaan
dua puluh lima belas.”
b) “Shalat berjamaah (satu kali) sebanding dengan dua puluh lima kali salat
sendirian.”
c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali
salat sendirian.
4) Hikmah yang diperoleh dari shalat berjamaah ialah : terdidik diri dengan rasa
persatuan. Apabila telah terbiasa berdiri didalam shaf, bersatu dengan teman-
teman yang lain menegakkan shalat, hiduplah dalam jiwa persatuan bathin dengan
mereka itu. Apabila persatuan bathin telah tumbuh, timbullah hasrat bantu-
membantu, tolong-menolong, sokong-menyokong, timbullah gerakan bergotong
royong, mudahlah membentuk rukun desa dan rukun tetangga, dalam pelaksaan
segala rupa kepentingan hidup dan hiduplah rasa bertanggung jawab terhadap
keselamatan kampungnya. Hiduplah rukun tetangga dan rukun desa berdasarkan
atas keridhoan Allah SWT.

15
16

5) Manfaat Shalat Berjamaah :


a) Allah akan melipat gandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh
derajat.
b) Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik
adalah bermalas-malasan dalam sholat.
c) Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah
d) Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia.
e) Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.

3.2 Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang
namanya kritik dab kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya. Ini semua
dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini. Namun
penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan dalam pembuatan
makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun siap menerima kritik dan saran yanng diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Diibu, Mustafa, 1986. Fiqih Menurut Mazhab Syafi’i. Semarang: Cahaya Indah.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam. 1986. Pendidikan Agama Islam Untuk
Siswa Sekolah Perawat Kesehatan Kelas I. Jakarta:Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Islam
Drs. Nasrudin, Razak. 2002. Dienul Islam. Jakarta: PT Almaarif
El-Jazairi, 1991. Pola Hidup Muslim. Bandung: Remaja Posda Karya.
http://m-alwi.com/hikmah-dan-manfaat-sholat-berjamaah.html (diakses pada tanggal 28
September 2016)
http://tentangsholat.blogdetik.com/2010/12/27/hukum-meninggalkan-shalat-berjamaah/
(diakses pada tanggal 28 September 2016)
http://tuntunanislam.com/keutamaan-tatacara-shalat-berjamaah/ (diakses pada tanggal 28
September 2016)
Rifa’i, Muhammad, 2011. Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: Karya Toko Putra.
Sayyed, Wahab, Abdul, 2010. Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah.

Anda mungkin juga menyukai