Tentang
“SHOLAT BERJAMAAH”
Oleh:
Mirsal Azka (482012021006) ( SI )
Rahmatiilah ( 484012021006) ( D3 )
AKADEMI FARMASI
UNIVERSITAS ASSYIFA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala kesempatan dan kekuatan
yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sholat
Berjamaah”.
Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah Kabupaten
Ponorogo.
2. Agung Eko H, S.Kep, Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus selaku
Pembimbing dalam makalah ini.
3. Dra. Sri Susanti, M.A, selaku dosen pengampu mata kuliah agama
4. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik secara
moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
Penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.................................................................................................. i
SAMPUL DALAM................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1 Konsep Shalat berjamaah......................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Shalat Berjamaah.................................................... 3
2.1.2. Hukum Shalat Berjamaah......................................................... 6
2.1.3. Hikmah Shalat Berjamaah......................................................... 6
2.2 Tata Cara Shalat Berjamaah..................................................................... 8
2.2.1 Syarat-syarat Berjamaah........................................................... 8
2.2.2 Posisi dalam Sholat Berjamaah................................................. 9
2.3 Orang-Orang yang Wajib/Boleh Berjamaah............................................ 12
2.4 Manfaat Shalat Berjamaah....................................................................... 12
2.5 Kerugian Meninggalkan Shalat Berjamaah.............................................. 14
BAB III PENUTUP................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 15
3.2 Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
KAJIAN TEORI
3
4
c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali
salat sendirian.
Berdasarkan hadis tersebut bahwa shalat berjamaah satu kali sebanding
dengan dua puluh lima kali shalat sendirian. Sedangkan dalam riwayat lain
dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Shalat berjamaah lebih
utama atas shalat yang sendirian, dengan keutamaan sebanyak dua puluh tujuh
derajat.”
Shalat seseorang yang diklakukan secara berjamaah, ditambah atas
shalatnya yang sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat.” (Mubarok,
2002:140-141).
Secara umum pengertian shalat jamaah ialah mengerjakan shalat baik
shalat wajib maupun shalat lainnya yang dilakukan secara bersama-sama yang
terdiri dari beberapa orang muslim baik laki-laki maupun perempuan yang
sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang dan maksimal tidak terbatas. Hukum
shalat berjamaah bagi laki-laki maupun perempuan ialah sunnah dan shalat
memang lebih baik dilakukan dengan berjamaah dari pada diri sendiri. Orang
diikuti dinamakan imam, dan yang mengikuti dinamakan makmum.
Shalat lima waktu untuk laki-laki adalah lebih baik di masjid daripada
berjamaah di rumah. Kecuali shalat sunnah maka lebih baik dikerjakan di
rumah. Bagi perempuan shala di rumah lebih baik karena lebih aman bagi
mereka.
Sabda Rasulullah :
صلوا أيها الناس في بيوتكم فإن أفضل صالة صالة المرء في بيته إال
) (رواه البخاري ومسلم.المكتوبة
Artinya :
Hai manusia shalatlah kamu di rumah kamu masing-masing,
sesungguhnya sebaik-baik shalat ialah shalat seseorang di rumahnya, kecuali
shalat lima waktu (maka di mesjid lenih baik). (HR. Bukari Muslim).
Shalat berjamaah makin banyak makin baik, dan ganjaran-ganjaran
akan lebih banyak dan lebih dikasihi Allah.
6
Islam, karena itu adalah syarat utama dalam pendekatan diri seseorang
hamba kepada Allah; Akil; Baligh, merujuk hadis narasi Ali, bahwasannya
Nabi bersabda: “Diangkatlah pena dari tiga orang (perbuatan mereka dicatat
sebagai kebaikan maupun keburukkan): Dari orang gila yang kehilangan
kontrol atas akalnya sampai ia sadar, dari orang tidur sampai ia bangun, dan
dari anak kecilsampai ia baligh.; Laki-laki. Imam shalat jamaah harus seorang
laki-laki, dan wanita tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki,; Imam haruslah
orang yang mampu membaca al-Quran dengan baik. Dengan bahasa lain, orang
yang tidak ahli membaca al-Quran tidak boleh menjadi imam orang yang ahli
membaca al-Quran, karena shalat meniscayakanbacaan al-Quran (Aziz,
2010:247).
1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum pun hanya
seorang, maka dia berdiri di sebelah kanannya sejajar dengan posisi imam.
2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi
makmum berada di belakang imam.
10
3. Jika imam dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya:
Makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk
dimulai tepat dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan, baru
diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam dan kirinya lagi sampai
penuh.
1. Allah akan melipat gandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh
derajat.
2. Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah
bermalas-malasan dalam sholat. Hal ini tertera dalam surat An-Nisa’ ayat 142 :
“Tidaklah ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi sholat
Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya,
niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
14
َفإِ َّن ُه ِمنْ َوا َف َق َق ْولُ ُه, آمين: ب َع َلي ِْه ْم َوالَالضّآلّين) َفقُ ْولوُ ا
ِ (غي ِْر ْال َم ْغضُو ِ إِ َذا قال ْا
َ إل َما ُم
َق ْو ُل ْال َمالَ ِئ َك ِة َغف َِر َل ُه ما َ َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِب ِه — رواه البجارى و مسلم
“Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka
ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan
dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Rosulullah bersabda :
َ َوإِ َذا َكب َُر َف َك ِّبر ُْوا َوإِ َذا َر َك َع َفارْ َكع ُْوا َو َإذا َس َجد,ِ َفالَ َتحْ َتلِفُ َع َل ْيه,ِإل َما ُم لِي ُْؤ َت ٌم ِبه
ِ ِا َّن َما ُج ِع َل ْا
صلّو ُجلُ ْوسا ً أجْ َم ِعي َْنَ صلّ َى َجالِسًا َف َ َفاسْ ُج ُد ْوا َو َإذا
5. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.
Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang
diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa
berjama’ah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan
bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah? Seandainya jawaban
yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan
mendo’akannya.
ٌص ًّفا َكأ َ َّن ُه ْم ُب ْن َيانٌ َمرْ صُوص َ ُهللا ُي ِجبُّ الَّ ِذي َْن ُي َقا ِتل
َ ون فِى َس ِب ْيلِ ِه َ َّاِن
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya,
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat
kokoh”.
Oleh:KH.Zainal Arifin Abu Bakar (Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar )
15
3.1 Kesimpulan
1) Sholat berjamaah yaitu dimana ada 2 orang atau lebih yang besama-sama
menjalankan sholat. Orang yang memimpin jalannya sholat dinamakan imam dan
orang yang mengikuti sholat namanya makmum. Sholat berjamaah adalah sunnah
yang diistimewakan.
2) Kaum waita tidak wajib shalat berjama’ah di masjid dengan kesepakatan ulama,
Namun shalat berjama’ah ini di wajibkan bagi laki-laki saja dan tidak pada wanita.
Dengan demikian, shalat bagi wanita muslimah yang di kerjakan di rumah lebih
baik dari pada shalatnya di masjid. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi SAW:
“Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di masjid”.
(HR. Abu Dawud dan Al-Hakim).
3) “Shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh agama. Dasar hukum shalat jamaah
adalah hadis.” Dari HR. Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda:
a) “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian, dengan keutamaan
dua puluh lima belas.”
b) “Shalat berjamaah (satu kali) sebanding dengan dua puluh lima kali salat
sendirian.”
c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali
salat sendirian.
4) Hikmah yang diperoleh dari shalat berjamaah ialah : terdidik diri dengan rasa
persatuan. Apabila telah terbiasa berdiri didalam shaf, bersatu dengan teman-
teman yang lain menegakkan shalat, hiduplah dalam jiwa persatuan bathin dengan
mereka itu. Apabila persatuan bathin telah tumbuh, timbullah hasrat bantu-
membantu, tolong-menolong, sokong-menyokong, timbullah gerakan bergotong
royong, mudahlah membentuk rukun desa dan rukun tetangga, dalam pelaksaan
segala rupa kepentingan hidup dan hiduplah rasa bertanggung jawab terhadap
keselamatan kampungnya. Hiduplah rukun tetangga dan rukun desa berdasarkan
atas keridhoan Allah SWT.
15
16
3.2 Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang
namanya kritik dab kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya. Ini semua
dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini. Namun
penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan dalam pembuatan
makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun siap menerima kritik dan saran yanng diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Diibu, Mustafa, 1986. Fiqih Menurut Mazhab Syafi’i. Semarang: Cahaya Indah.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam. 1986. Pendidikan Agama Islam Untuk
Siswa Sekolah Perawat Kesehatan Kelas I. Jakarta:Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Islam
Drs. Nasrudin, Razak. 2002. Dienul Islam. Jakarta: PT Almaarif
El-Jazairi, 1991. Pola Hidup Muslim. Bandung: Remaja Posda Karya.
http://m-alwi.com/hikmah-dan-manfaat-sholat-berjamaah.html (diakses pada tanggal 28
September 2016)
http://tentangsholat.blogdetik.com/2010/12/27/hukum-meninggalkan-shalat-berjamaah/
(diakses pada tanggal 28 September 2016)
http://tuntunanislam.com/keutamaan-tatacara-shalat-berjamaah/ (diakses pada tanggal 28
September 2016)
Rifa’i, Muhammad, 2011. Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: Karya Toko Putra.
Sayyed, Wahab, Abdul, 2010. Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah.