Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat masdar dari zakaa, yang berarti berkah, tumbuh,
bersih, dan baik. Menurut bahasa, zakat adalah berkembang dan suci, yang maksudnya
membersihkan jiwa atau mengembangkan keutamaan-keutamaan jiwa dan menyucikannya dari
dosa-dosa dengan menginfakkan harta di jalan allah dan menyucikannya dari sifat kikir, bakhil,
dengki, dan lain-lain. Menurut syara, zakat adalah memberikan (menyerahkan) sebagian harta
tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan syara dengan niat karena allah.

Secara umum, zakat terbagi pada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat
fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap muslim mukallaf
untuk dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa yang menjadi tanggungannya. Jumlahnya sebanyak
satu sha (2,5 Kg) per jiwa, yang didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah shalat subuh
sebelum shalat idul fitri.

Zakat mal adalah zakat yag berhubungan dengan harta benda yang telah menjadi milik
seseorang atau dengan cara syirkah. Dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan harta
yang dimiliki. Zakat mal terdiri atas beberapa macam, yaitu zakat emas perak dan uang, zakat
zaraah (hasil bumi), zakat maadin (barang tambang), zakat rikaz (harta temuan), zakat tijarah
(perdagangan).

Dalam pelaksanaannya masih banyak di jumpai orang - orang islam yang belum membayar
zakat. Apalagi mereka yang bisa dibilang kaya harta sehingga mereka mempunyai banyak uang,
emas dan perak. Ada banyak faktor dan alasan yang mereka gunakan untuk tidak membayar
zakat, diantaranya: meraka tidak tahu cara pembayaran dan harus mengeluarkan zakat berapa
serta tidak mengerti mau mengeluarkan zakatnya. Dalam menghadapi permasalahan zakat ini,
agama islam telah bersikap sangat tegas dalam menghadapi persoalan ini.

Dari sekilas penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran dari zakat sangat penting agar
berlansungnya kehidupan bermasyarakat dan seolah-olah bisa mengambil ahli peran dari sebuah
Negara yang mana salah satu perannya adalah memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang zakat emas dan perak. Mulai dari landasan
hukum zakat emas dan perak, syarat-syarat dan hukum zakat emas dan perak, dan zakat emas
dan perak yang digunakan sebagai perhiasan dan abarang simpanan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan hukum mengeluarkan zakat emas dan perak?
2. Berapa nishab zakat emas dan perak?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum Zakat Emas dan Perak

Zakat harta adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.

Emas dan perak mencakup segala sesuatu yang terbuat dari keduanya, seperti uang
logam, perhiasan , lempengan-lempengan dari keduanya, dan sejenisnya. Emas dan perak disebut
juga dengan mata uang, karena kedua jenis logam inilah yang menjadi standart uang
internasional terutama emas. Kewajiban zakat atas emas dan perak ini ditegaskan dalam Al-
Quran, As-Sunnah dan ijma. (Saleh al-Fauzan, hlm: 264)

Emas dan perak yang dimiliki seseorang wajib dikeluarkan zakatnya, telah dijelaskan
dalam alquran pada surat at-Taubah ayat 34-35:







Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allh, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dahi, lambung dan
punggung mereka dibakar dengannya, (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu. (QS. at-Taubah/9:34-35)

Dalam salah satu hadis diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad
SAW bersabda:







Tidaklah pemilik emas dan pemilik perak yang tidak menunaikan haknya (emas dan perak)
darinya (yaitu zakat), kecuali jika telah terjadi hari kiamat (emas dan perak, pent) dijadikan
lempengan-lempengan di neraka, kemudian dipanaskan di dalam neraka Jahannam, lalu
dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu dingin,
dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahannam) untuk (menyiksa)nya. (Itu dilakukan pada hari
kiamat), yang satu hari ukurannya 50 ribu tahun, sehingga diputuskan (hukuman) di antara
seluruh hamba. Kemudian dia akan melihat (atau: akan diperlihatkan) jalannya, kemungkinan
menuju surga, dan kemungkinan menuju neraka. (HR Muslim)

Dari keterangan diatas sudah jelas, bahwa pemilik emas dan perak wajib mengeluarkan
zakat karena jika tidak, ancaman dari Allah SWT sangat keras.

B. Nishab dan Syarat Zakat Emas dan Perak


1. Nishab zakat emas dan perak
Nishab emas sebesar 20 dinar (90 gram) dan nishab perak sebesar 200 dirham (600
gram), sedangkan kadar zakatnya sebanyak 2,5%. Zakat emas ini dikeluarkan jika sudah
mencapai haul (setahun sekali). (Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag. hlm:163)
Dalam hadist nabi Muhammad SAW bersabda:




.
"Bila Anda memiliki dua ratus dirham dan satu tahun telah berlalu (karena Anda memiliki
satu), maka Anda akan dikenakan zakat kepadanya selama lima dirham. Dan Anda tidak
diwajibkan untuk membayar zakat sedikit pun emas sampai -maksudnya Anda memiliki
dua puluh dinar. Jika Anda sudah memiliki dua puluh dinar dan satu tahun telah berlalu
(karena Anda memiliki satu), maka Anda akan dikenakan zakat kepadanya setengah
dinar. Dan kelebihan dari (nishob), maka zakat disesuaikan dengan menghitungnya. (H.R.
Abu Dawud).
Dirham dan dinar yang dimaksudkan dalam hadist tersebut ialah: satuan mata uang perak
dan emas, yang merupakan standrat zakat perak dan emas di dalam syariat islam.
Pengertian dinar ini, disebut juga dengan mitskal. Jadi 20 dinar, sama dengan 20 mitskal,
dan istilah mitskal inilah yang sering kita jumpai di dalam kitab-kitab Fiqih mengenai
zakat emas.
2. Syarat zakat emas dan perak.
Untuk syarat dari Zakat Emas dan perak :
a. Milik orang islam
b. Mencapai haul
c. Mencapai nishab
d. Besar zakat 2,5 %
e. Harus berupa emas murni atau perak murni (24K/99%), bukan campuran. Jika
campuran, walaupun mencapai nishob, maka tidak ada kewajiban zakatnya, sebab
berat aslinya kurang dari itu.

C. Cara Menghitung Zakat Emas dan Perak


Ketika Seseorang membayar zakat emas dan perak dengan uang yang berlaku di negerinya
sejumlah harga zakat (emas atau perak) yang harus ia bayarkan pada saat itu. Sehingga yang
harus dilakukan terlebih dahulu adalah menanyakan harga beli emas atau perak per gram saat
dikeluarkannya zakat. Jika ternyata telah mencapai nishob dan haul, maka dikeluarkan zakat
sebesar 2,5% (1/40) dari berat emas atau perak yang dimiliki dan disetarakan dalam mata uang di
negeri tersebut.

Contoh menghitung zakat emas:

Seorang ibu memiliki emas 200 gram. Zakat yang harus dikeluarkannya adalah sebagai
berikut:

2,5% x 200 gram = 5 gram

Asumsi harga 1 gram emas = Rp.80.000,-

Jadi zakatnya; 5 x Rp.80.000,- = Rp.400.000,-

Zakat tersebut dikeluarkan satu tahun sekali selama emas itu masih disimpan dan menjadi milik
ibu tersebut. (Dr.H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag. hlm:164 ).

Contoh menghitung zakat perak:

Harta yang dimiliki adalah 700 gram perak murni dan telah berputar selama setahun.
Berarti dikenai wajib zakat karena telah melebihi nishob.

Zakat yang dikeluarkan (dengan perak) = 1/40 x 700 gram perak = 17,5 gram.

Zakat yang dikeluarkan (dengan uang) = 17,5 gram x Rp.8.000, =Rp.140.000,-


D. Zakat Emas dan Perak yang Menjadi Perhiasan.

Para ulama berbeda pendapat tentang wajib tidaknya zakat terhadap perhiasan yang terbuat
dari emas dan perak yang biasa dipakai oleh perempuan. Jika perhiasan emas dan perak itu sudah
mencapai nishab dan haul, mayoritas ulama bersepakat akan kewajiban zakat. Namun, jika
perhiasan emas dan perak itu tidak mencapai nishab, ada ulama yang tidak mewajibkan
mengeluarkan zakat dan ada pula yang mewajibkannya. Perbedaan pendapat itu terjadi
dikalangan para shahabat, para tabiin dan fuqaha. (Dr.H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag. hlm:164
)

Sebuah hadist diriwayatkan oleh Abu dawud dari amr bin Ash:



. : : ,
:
: . :
.
Hadits dari Amr bin Ash, bahwa seorang perempuan mendatangi Rasulullah SAW bersama
anak perempuannya, dan di tangan anak perempuan itu terdapat dua buah gelang emas yang
berat. Maka Rasulullah SAW berkata padanya: Apakah telah ditunaikan zakat (benda) ini?
Perempuan itu menjawab: Tidak! Lalu Nabi bersabda: Apakah kamu gembira jika Allah
menggelangi kamu di hari kiamat dengan gelang neraka? Kemudian perempuan itu mencopot
kedua gelang tersebut dan menyerahkannya kepada Nabi SAW. Lalu ia berkata, kedua gelang ini
milik allah dan rasul-Nya (H.R. Abu Dawud)

Sebuah hadits diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ad Daruquthni,:

:
: .
: . , :
"Aku masuk ke rumah Aisyah Ummul mu'miniin Beliau berkata: Rasulullah masuk ke
rumahku, beliau melihat di tangan ku ada cincin dari perak, beliau bersabda: Apakah engkau
keluarkan zakatnya? Aku menjawab, tidak!, atau Maa Syaa Allah Ta'ala. Nabi SAW bersabda:
Dia menjadi sebab engkau masuk neraka." (H.R. Abu Daud dan Ad-Daruquthni)

Dari keterangan-keterangan di atas, bahwa setiap perhiasan yang dimiliki oleh


seseorang, wajib dikeluarkan zakatnya, ketika telah mencapai nishob dan haulnya. Jadi, setiap
orang yang membeli perhiasan dari emas atau perak wajib mengeluarkan zakatnya 2,5% sebelum
dipakai.
Contoh:

Nyonya Inur memiliki emas 120 gr, dipakai dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr.
Maka zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh nyonya Inur adalah 120 gr - 15 gr = 105 gr. Bila
harga emas Rp. 100.000,-/gr

Maka yang harus dikeluarkan sebesar;

105gr x Rp. 100.000 x 2,5% = Rp. 262.500,- (Andri Soemitra, M.A. hlm:414 )

Jadi, setiap orang yang memiliki emas dan perak wajib mengeluarkan zakatnya. Setiap
pembelian emas dan perak, berapapun beratnya, wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun selama
emas dan perak itu dimiliki dan atau dijadikan sebagai simpanan/investasi, maka wajib
dikeluarkan zakatnya setiap tahun (haul), jika telah mencapai nishab.

E. Zakat Uang

Menurut pendapat ulama Hanafiyah dan Malikiyah, zakat uang merupakan zakat emas dan
perak karena uang pada zaman rosul terbuat dari emas dan perak. Jika pada saat ini Negara
Indonesia memberlakukan uang kertas dan logam, dalam jumlah tertentu tetap dianggap senilai
dengan uang emas dan perak sehingga kewajiban zakat tetap berlaku.

Menurut ulama Syafiiyah, tidak wajib zakat karena uang kertas adalah hawalah (tanda
penukaran) yang tidak shahih, karena tidak ada ijab dan qabul, kecuali apabila telah ditukar
dengan emas atau perak dan telah berlalu waktu setahun. Menurut ulama Hanbaliyah, tidak
wajib zakat melainkan apabila telah ditukar dengan emas atau perak. Pendapat yang tidak
mewajibkan zakat berdasarkan illat (alasan hukum) yang mereka kemukakan, yakni tak ada ijab
dan qabul yang sangat lemah itu, mengakibatkan hak fakir miskin dari tumpukan kekayaan
orang-orang kaya terambil atau tertahan di kantong orang-orang kaya. (As-Shiddieqy. hlm: 95-
96)

Zakat uang wajib dikeluarkan jika sudah mencapai nishab dan haul. Nishab uang adalah
seharga 90 gram atau perak seharga 600 gram dan kadar zakatnya 2,5%, yang dikeluarkan tiap
satu tahun sekali.

Contoh:

Pak Ahmad memiliki uang tabungan disebuah bank syariah sebagai berikut:

Tanggal Debet Kredit Saldo

01/02/05 20.000.000 20.000.000

10/05/05 2.000.000 18.000.000

20/06/05 5.000.000 13.000.000


02/07/05 200.000 13.200.000

13/08/05 1.000.000 12.200.000

04/10/05 200.000 12.000.000

20/11/05 2.000.000 14.000.000

31/01/06 1.000.000 15.000.000

Jika asumsi harga emas adalah Rp.100.000,-/gr,

Nishabnya adalah: 90 x Rp.100.000,- = Rp. 9.000.000,-.

Jadi, tabungan Pak Ahmad sudah mencapai nishab haul sehingga wajib mengeluarkan zakatnya
dengan perhitungan sebagai berikut:

Saldo terakhir : Rp. 15.000.000,-

Zakatnya : 2,5% x Rp. 15.000.000,- = Rp. 375.000,-


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwasanya kewajiban mengeluarkan zakat emas dan perak telah di jelaskan dalam al
Quran dan hadis. Ayat al Quran yang menjelaskan tentang kewajiban mengeluarkan zakat emas
dan perak adalah surat At Taubah: 34-35. Kewajiban ini apabila sudah memenuhi syarat-syarat
yang telah dijelaskan diatas. Nisab bagi emas ialah apabila telah mencapai 90 gram emas (murni
24 karat), sedangkan nisab bagi perak ialah apabila telah mencapai 200 dirham atau 600 gram
(murni) dan kedua-duanya harus sudah berputar selama 1 tahun (haul). Adapun untuk nishab
zakat uang maka zakatnya disamakan dengan zakat emas dan perak.

Anda mungkin juga menyukai