Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul zakat
fitrah dan zakat mal dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka agar
dapat meningkatkan kualitas makalah ini.

Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................. i
Daftar isi....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat .............................................................................................. 2
B. Dasar hukum zakat ........................................................................................... 2
C. Hukum zakat ................................................................................................... 2
D. Syarat-syarat mengeluarkan zakat .................................................................. 2
E. Macam-macam zakat ....................................................................................... 3
F. Yang berhak menerima zakat........................................................................... 6
G. Manfaat Zakat ................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah
hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas
karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu,
zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga sebuah tawaran solusi untuk
menbangkitkan bangsa dari keterpurukan. Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang
diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh
masyarakat.
Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat
sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita dapat
mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat lain
Oleh karena itu kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus
ditingkatkan baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada bulan
ramadhan, maupun zakat maal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan zakat
dalam yang telah ditetapkan baik harta, hewan ternak, emas, perak dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Zakat ?
2. Dasar hukum zakat ?
3. Hukum zakat ?
4. Syarat-syarat mengeluarkan zakat ?
5. Macam-macam zakat ?
6. Yang berhak menerima zakat ?
7. Manfaat Zakat

C. Tujuan
Untuk mengetahui semua yamng ada di rumusan masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat
Secara etimologi (asal kata) zakat dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh,
bersih, suci, subur dan baik. Secara istilah zakat merupakan upaya mensucikan diri dari
kotoran kikir dan dosa melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum
yang memerlukan.[1]

B. Dasar Hukum Zakat


Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta yang telah sampai
nishab untuk dikeluarkan zakatnya.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkandan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.” (Qs. At Taubah : 103)
“Dirikanlah sholat dan tunaikan zakat.“ (Q.S. An-nisa : 77)
C. Hukum Zakat
Mengeluarkan zakat hukumnya Fardhu ‘Ain bagi setiap orang Islam yang mampu
dan kaya. Mengeluarkan zakat dilakukan tiap-tiap tahun sesuai dengan peraturan zakat
oleh orang-orang yang mampu dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu atau
miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya.
Pada zaman Abu Bakar Ash Shiddiq menjadi khalifah, orang-orang Islam yang
membangkang terhadap kewajiban membayar zakat diperangi sampai mereka sadar dan
patuh kembali membayar zakat.

D. Syarat-syarat Mengeluarkan Zakat


1. Islam : Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja.
2. Merdeka : Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah,
sedangkan tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba
sahaya tidak ada lagi. Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan

2
sebagai salah satu syarat wajib mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya
ini merupakan salah satu syarat yang tetap ada.
3. Milik Sepenuhnya : Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang
yang beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama antara orang
Islam dengan orang bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja yang
dikeluarkan zakatnya.
4. Cukup Haul : cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama
354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan mashehi.
5. Cukup Nisab : Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya.

E. Macam-macam Zakat
Macam-macam zakat secara garis besar ada dua macam yaitu zakat fitrah dan
zakat harta benda atau maal. Ulama madzhab sepakat bahwa tidak sah mengeluarkan
zakat kecuali dengan niat.
1. Zakat Nafs (Fitrah)
Zakat fitrah adalah zakat untuk pembersih diri yang diwajibkan untuk
dikeluarkan setiap akhir bulan Ramadhan. Ketentuan waktu pengeluaran zakat dapat
dilakukan mulai dari awal Ramadhan sampai yang paling utama pada malam Idul
Fitri dan paling lambat pagi hari Idul Fitri.[2]

ْ‫ش ِعي ٍر َعلَىْالعَب ِْد‬


َ ْْ‫امن‬ َ ‫صاعْْ ِمنْْتَم ٍراَو‬
ِ ‫صاع‬ َ ‫سلَّ َْمْزَ كَا ْة َْال ِفط ِر‬ ّْ ْ‫صلَّى‬
َ ‫للاُْ َعلَي ِْهْ َو‬ َ ِْ‫للا‬ّْ ْ‫ل‬ ُ ‫ْفَرضْ َر‬:ْ‫ل‬
ُْ ‫سو‬ َْ ‫للُْ َعن ُه َماقَا‬
ّْ ْ‫ي‬
َْ ‫ض‬
ِ ‫ع َم َر َر‬
ُ ْ‫ن‬ِْ ‫َعنْْاِب‬
3[ِْ‫لَْة‬
ْ‫ص‬َّ ‫اسْاِلَىْال‬
ْ ِ َّ‫جِْالن‬
ْ ‫لْ ُخ ُرو‬ َْ ‫ص ِغي ِر َوا َك ِبي ِر ِمنَْْال ُمس ِل ِمينَْْ َوا َ ِم َر ِب َهاْاَنْْت ََؤدَّىْقَب‬َّ ‫] َوال َح ِ ّر َوال ْذَّْك ََرواألُنثَىْ َواال‬

“Ibnu Umar ra. Ia berkata : Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu

sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas setiap hamba dengan orang merdeka, baik
laki-laki, perempuan, kecil maupun besar dari kalangan kaum muslimin dan
beliau menyuruh agar zakat fitrah itu ditunaikan sebelum orang-orang keluar
untuk sholat (idul fitri)”.

Hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah mewajibkan zakat fitrah.


Adapun nishabnya 1 sha’ (2,5kg).

3
2. Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang berhubungan dengan harta: yaitu emas, perak,
binatang ternak, hasil tanaman dan buah-buahan, serta harta barang dagangan.[4]
a. Zakat Emas dan Perak
Emas dan perak merupakan harta yang wajib di keluarkan zakatnya jika
telah memenuhi nishab dan haul.
Nishab zakat emas dan perak :
Nishab emas 20 misqaal (96 gram).
Besarnya zakat yang harus dikeluarkan 2,5%.
Kalau emas lebih dari batas tersebut, dihitung dengan ketentuan 2,5% kali
besarnya (banyaknya) emas.

Nishab perak 200 dirham. Besarnya zakat sama dengan emas 2,5%. Jadi
perak yang berjumlah 200 dirham, zakatnya 2,5% = 5 dirham. Kalau bertambah
nanti, dihitung dengan ketentuan pengeluaran zakat 2,5%.
(1 dirham = 3 gram).[5]

b. Binatang Ternak
Nishab hasil peternakan (binatang ternak) yang telah ditentukan pada
zaman Nabi adalah mengenai zakat unta, sapi dan kambing.
1. Zakat Unta
NO JUMLAH UNTA JUMLAH ZAKAT
1 5 ekor 1 ekor kambing
2 10 ekor 2 ekor kambing
3 15 ekor 3 ekor kambing
4 20 ekor 4 ekor kambing
5 25 ekor 1 ekor unta umur 1 tahun penuh
6 36 ekor 1 ekor unta umur 2 tahun penuh
7 46 ekor 1 ekor unta umur 3 tahun penuh
8 61 ekor 1 ekor unta umur 4 tahun penuh
9 76 ekor 2 ekor unta umur 2 tahun penuh

4
10 91 ekor 2 ekor unta umur 3 tahun penuh
11 121 ekor 3 ekor unta umur 2 tahun penuh
12 Setiap tambahan 40 ekor Tambah 1 ekor unta umur 2 tahun penuh
2. Zakat Sapi
Sapi yang sudah berjumlah 30 ekor wajib dikeluarkan zakatnya 1 ekor
sapi umur 1 tahun penuh. Dan sapi yang berjumlah 40 ekor wajib dikeluarkan
1 ekor sapi umur 2 tahun penuh.
3. Zakat Kambing
Kalau kambning sudah mencapai jumlah 40 ekor, wajib dikeluarkan
zakatnya 1 ekor kambing.
NO JUMLAH KAMBING JUMLAH ZAKAT
1 40-120 ekor 1 ekor kambing umur 2 tahun
2 121-200 ekor 2 ekor kambing umur 2 tahun
3 201-300 ekor 3 ekor kambing umur 2 tahun
4 301-400 ekor 4 ekor kambing umur 2 tahun
5 Setiap tambah 100 ekor Zakatnya tambah 1 ekor kambing
4. Zakat Hasil Tanaman dan Buah-buahan
َ ‫َواَتُواْ َحقَّ ْهُْيَو َْمْ َح‬
141ْ:ْ‫ْاالنعام‬،ْ‫صا ِد ِْه‬

“Berilkanlah haknya (zakat) pada waktu memetik hasilnya”.

(QS.Al-An’am:141 )[6]
Nishab tanaman dan buah-buahan (untuk wajib zakat) 1 ton padi.[7]
5. Zakat Barang Dagangan
Dijelaskan oleh hadits Rasulullah SAW yang disampaikan oleh
Samurah bin Jundab, beliau berkata :

ِ‫الزكَا ْة َْ ِم َّماْ َنعُدُّْهُْ ِللبَي ْغ‬ َْ ‫سلَّ َْمْيَأ ُم ُرنَاْاَنْْنُخ ِر‬


َّ ْ‫ج‬ ّْ ْ‫صلَّى‬
َ ‫للاُْ َعلَي ِْهْ َو‬ َ ِْ‫للا‬ ُْ ‫سو‬
ّْ ْ‫ل‬ ُ ‫كَانَْْ َر‬

“Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan zakat dari setiap

barang yang kami persiapkan untuk perdagangan.” (HR.Abu Dawud)[8]

5
Nishab zakat perdagangan adalah 200 dirham atau 20 dinar (sama
dengan nishab zakat emas dan perak). Zakat yang harus dikeluarkan 2,5%.
Pedagang hendaknya menghitung barang-dagangannya pada akhir tahun.
Penghitungannya berdasarkan pembelian.[9]

F. Yang Berhak Menerima Zakat


َ ‫لْْۖفَ ِري‬
ْْ‫ضة‬ ِْ ‫س ِبي‬
َّ ‫نْال‬ َّْ ْ‫ل‬
ِْ ‫للاِْ َواب‬ ِْ ‫س ِبي‬
َ ْ‫َار ِمينَْْ َوفِي‬
ِ ‫بْ َوالغ‬ ّ ِ ْ‫ام ِلينَْْ َعلَي َهاْ َوال ُم َؤلَّفَ ِْةْقُلُوبُ ُهمْْ َوفِي‬
ِْ ‫الرقَا‬ ِ ‫ينْ َوال َع‬
ِْ ‫سا ِك‬ ِْ ‫صدَقَاتُْْ ِللفُقَ َر‬
َ ‫اءْ َوال َم‬ َّ ‫ِإنَّ َماْال‬
َّْ ‫للاِْْۗ َو‬
ْ‫للاُْ َع ِليمْْ َح ِكيم‬ َّْ َْْ‫ِمن‬

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang

miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya(muallaf), untuk (memerdekakan hamba


sahaya), orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan oran-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai diwajibkan dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (QS At.Taubah:60)[10]

Ayat tersebut menjelaskan bahwa yang berhak menerima zakat ialah 8 kategori
manusia, yaitu :
1. Orang Fakir (al-Fuqara’)
Al-Fuqara’ adalah kelompok pertama yang menerima bagian zakat. Mereka
adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi
kebutuhannya sehari-hari.
2. Orang Miskin (al-Masakin)
Al-Masakin adalah kelompok kedua penerima zakat. Mereka adalah orang
yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk kebutuhan
hajat hidupnya.
3. Panitia Zakat (al-‘Amil)
Panitia zakat adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia
disyaratkan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai hukum zakat.
4. Muallaf
Muallaf adalah kelompok orang-orang yang lemah niatnya untuk memasuki Islam.

6
5. Para Budak
Para budak yang dimaksud disini, menurut jumhur ulama, ialah para budak
muslim yang telah mebuat perjanjian dengan tuannya untuk dimerdekakan dan tidak
memiliki uang untuk membayar tebusan atas diri mereka, meskipun mereka telah
bekerja keras dan membanting tulang mati-matian. Syarat pembayaran zakat budak
yang dijanjikan untuk dimerdekakan ialah budak itu harus muslim dan memerlukan
bantuan seperti itu.
6. Ghaarimun (orang yang mempunyai utang)
Mereka adalah orang-orang yang memiliki utang untuk tujuan yang baik
berhak menerima zakat. Tetapi jika utangnya itu untuk maksiat, kebutuhan-kebutuhan
hawa nafsu, tidak boleh diberi zakat, dan tidak berhak menerima zakat.
7. Ibnu Sabil
Mereka adalah orang yang dalam keadaan bepergian untuk kebaikan, bukan
untuk maksiat.
8. Sabilillah
Mereka ialah orang-orang yang berjuang dijalan Allah tanpa mendapat gaji.[11]
9. Orang yang tidak berhak menerima zakat
Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka.
Keturunan Rasulullah SAW.
Orang dalam tanggungan yang berzakat , artinya orang yang berzakat tidak
boleh memberikan zakatnya kepada orang yang dalam tanggungannya dengan nama
fakir atau miskin, sedangkan mereka mendapat nafkah yang mencukupi. Tetapi
dengan nama lain, seperti nama pengurus zakat atau berutang, tidak ada halangan.
Begitu juga kalau mereka tidak mencukupi dari nafkah yang wajib.
Orang yang tidak beragama Islam.[12]

7
G. Manfaat Zakat
Meningkatkan ketaqwaan orang yang menunaikannya
Membersihkan dan mensucikan harta kekayaan serta mensucikan pribadi dari sifat kikir
Menambah keberkahan hartanya dan menumbuhkan usahanya, berkat do’a kaum fakir
miskin yang menerima pembagian zakat
Meringankan penderitaan fakir miskin yang menerima pembagian zakat.
Mempersiapkan bekal pahala pembayar zakat dengan pahala yang tidak putus-putusnya
di akherat kelak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa melalui
pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum yang memerlukan. Zakat wajib
ditunaikan oleh setiap umat muslim.
Zakat ada dua macam, yaitu zakat nafs (fitrah) dan zakat maal. Zakat maal terdiri
dari beberapa macam, diantaranya zakat emas dan perak, binatang ternak, hasil tanaman
dan buah-buahan, serta harta barang dagangan.
Orang yang menunaikan zakat harus memenuhi beberapa syarat antara lain;
Islam, merdeka, hak milik yang sempurna, mencapai nishab. Kemudian ada 8 golongan
manusia yang berhak menerima zakat, yaitu :
1. Orang Fakir (al-Fuqara’)
2. Orang Miskin (al-Masakin)
3. Panitia Zakat (al-‘Amil)
4. Muallaf
5. Para Budak
6. Ghaarimun (orang yang mempunyai utang)
7. Ibnu Sabil
8. Sabilillah
9. Masalah yang berkaitan dengan zakat harus kita pahami, apalagi kita sebagai
mahasiswa muslim harus paham betul tentang zakat. Sehingga kita dapat
mengaplikasikan dalam kehiduapan sehari-hari. Minimal untuk diri kita sendiri dan
orang disekitar kita.
B. Saran
Dengan demikian yang dapat kami sampaikan mengenai makalah ini. Tentunya
banyak kesalahan, maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran untuk memotivasi kami agar lebih baik kedepannya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca dan penulis.
Semoga Allah SWT memberikan pemahaman dan kemanfaatan kepada kita. Aamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Inoed, H. Amirudin, dkk. 2005. Anatomi Fiqih Zakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai