Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

IDEOLOGI IDEOLOGI NEGARA DI DUNIA

“Disusun dalam rangka memenuhi salah tugas kelompok pada matakuliah


Pancasila,Oleh Dosen Pengampu : Aris Umbu Hina Pari,S.AP.,M.AP

Disusun Oleh : Kelompok : 5 (Lima)


1. Asto Kalikit Ndoru (2123071)
2. Melania Rambu Atahau (2123073)
3. Angelina Putri R. Ayu (2123105)
4. Dhearilin Rambu Raing (2123070)
5. Umbu Rolin D. Njurumana (2123072)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan, kepada tuhan yang maha esa, atas segala
rahmatnya, sehingga kami dapat menyusun makalah Pancasila dengan Judul
“Ideologi-Ideologi Negara Didunia”. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan pihak-pihak yang terkait begitu juga mungkin dalam penyajiannya jauh dari
kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan serta kelemahan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Waingapu,11 Oktober 2023


Kelompok : 5 (Lima)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II .................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Sejarah dan Pengertian Ideologi........................................ 2
B. Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup ....................... 3
C. Macam-Macam Ideologi di Dunia .................................... 3
1. Ideologi Liberalisme……………………………….
2. Ideologi Kapitalisme……………………………
3. Ideologi Komunisme…………………………..
4. Ideologi Konservatisme…………………….
5. Ideologi Sosialisme…………………….
6. Ideologi Nasionalisme…………….
7. Ideologi Fasisme……………………….
8. Ideologi Demokrasi………………….
9. Ideologi Anarkisme……………………
10. Ideologi Marxisme……………………..
11. Ideologi Libertarianisme………………
12. Ideologi Otoritarianisme………….
13. Ideologi Nazisme……………..
14. Ideologi Neoliberalisme………………
15. Ideologi Komunitarianisme……………..
D. Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Masyarakat,
Bangsa Dan Negara ............................................ 3
BAB III ............................................................................................ 10
PENUTUP .......................................................................................10
KESIMPULAN.............................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring pergantian zaman, pemahaman-paham yang berkembang di dunia
mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir
yangberkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan
yang selalu bertengkar dan silih berganti mendominasi pola pemikiran
masyarakat. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan“sains tentang ide”. Tujuan utama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekedar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga menjadikan konsep ini
menjadi inti politik. Secara Implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena
ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk
semakin majuberkembang dan maju. Namun, dengan semakin
berkembangnya zaman,ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap
menjadi pedoman dan tetap melekat pada setiap warganya.Karena setiap
ideologi mempunyai ciri khas tersendiri dalam setiap pandangan kehidupan.
Contohnya dari segi aspek politik, hukum, ekonomi,agama, pandangan
terhadap individu dan masyarakat, dan ciri khas. Dengan satu aspek ini,
suatu ideologi akan terlihat berbeda dengan ideologi lainnya dapat
ditemukan keunggulan dari segi positif maupun negatifnya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian ideologi!
2. Apa perbedaan ideologi terbuka dan tertutup?
3. Jelaskan macam-macam ideologi di dunia!
4. Apa pentingnya ideologi bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian ideologi!
2. Agar mahasiswa mengetahui perbedaan ideologi terbuka dan tertutup!
3. Agar mahasiswa mengetahui macam macam ideologi di dunia!
4. Agar mahasiswa mengetahui pentingnnya ideologi bagi suatu
masyarakat, bangsa dan negara!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pengertian Ideologi


Istilah Ideologi sendiri pertama kali dicetuskan oleh filsuf Perancis Antoine
Destutt de Tracy tahun 1796. Ia menjelaskan ideologi sebagai upaya untuk
mendefinisikan ilmu pengetahuan atau sains tentang ide. Destutt de Tracy
sendiri terinspirasi dari pemikiran filsuf seperti John Locke dan Étienne
Bonnot de Condillac. Namun, pemahaman de Tracy juga dipengaruhi oleh
Francis Bacon, filsuf asal Inggris pada abad pencerahan. Ia mengatakan
bahwa takdir ilmu pengetahuan tidak hanya mencerdaskan umat manusia,
tetapi juga meningkatkan taraf hidup manusia di bumi. Hal inilah yang
membedakan ideologi ala de Tracy dengan teori, sistem dan filosofi dasar.
Awalnya, de Tracy dan para ideolog merancang ideologi sebagai sistem
edukasi di Perancis yang dipercaya akan mengubah masyarakat Perancis
menjadi lebih rasional dengan menerapkan kebebasan individu yang tinggi
dan perencanaan negara. Pemikiran de Tracy kemudian menjadi doktrin
ofisial Republik Perancis pada tahun 1795-1799. Abad 19 hingga awal abad
20 dianggap oleh sejarawan sebagai abad ideologi karena selain
penggunaan kata tersebut sangat umum.
Pemikiran-pemikiran tentang ideologi mulai berkembang secara modern.
Kemunculan Positivisme Auguste Comte, Komunisme dan beberapa bentuk
Sosialisme, Fasisme, Nazisme dan Nasionalisme menandai bahwa ideologi
telah berkembang pada masa tersebut hingga mampu mempengaruhi pola
hubungan internasional pada abad 20.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), ideologi suatu bentuk filsafat


sosial atau politik di mana unsur-unsur praktis sama menonjolnya dengan
yang teoretis. Itu adalah sistem ide yang bercita-cita untuk menjelaskan
dunia dan mengubahnya.
Istilah ideologi seringkali kita dapati dalam percakapan sehari-hari, baik itu
percakapan mengenai perpolitikan maupun percakapan mengenai
kemasyarakatan dan lingkungan sosial. Ideologi adalah gabungan dari dua
kata majemuk "idea" dan "login" yang berasal dari bahasa Yunani "eidos"
dan "logos". Secara sederhana ideologi diartikan sebagai gagasan yang
berdasarkan pemikiran yang sedalam dalamnya dan merupakan hasil dari
pemikiran filsafat. Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori, dan ilmu yang
diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian ideologi menurut Padmo wahyono (dalam Subandi Al Marsudi
2003: 66) yaitu "suatu kelanjutan atau konsekuensi daripada pandangan
hidup bangsa, falsafah hidup bangsa dan akan berupa seperangkat tata nilai
yang
dicita-citakan akan terealisasi di dalam kehidupan berkelompok".
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat kita ketahui bahwa pengertian
ideologi telah mengalami pergeseran begitu rupa sehingga bukan lagi
sebagai science of ideas. Ideologi berkembang menjadi pengertian yang
mengandung arti sebagai gagasan,
ide-ide yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam science
of ideas tersebut. Lebih lanjut, ideologi mengandung arti bukan
hanya gagasan atau pemikiran,
melainkan sebagai keyakinan. Ini berarti bahwa ideologi merupakan suatu
keyakinan dalam diri individu untuk menjalani kehidupan yang lebih maju dan
terarah.

B. Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup


● Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah ideologi yang punya pemikiran terbuka
sehingga mampu mengikuti arus perkembangan zaman dan bersifat
dinamis.
Ideologi terbuka ini lebih banyak diterapkan oleh negara-negara lain,
termasuk Indonesia dengan ideologi Pancasila.Pancasila sebagai
ideologi terbuka ini dipandang sebagai ideologi yang fleksibel,
dinamis, dan
mencerminkan keterbukaan pikiran. Keterbukaan bukan berarti dapat
mengubah nilai Pancasila, melainkan lebih membuka wawasan
sehingga bisa menghadapi masalah baru. Ciri-ciri atau karakteristik
ideologi ini yaitu:
- Nilai yang diterapkan harus sesuai nilai dan norma masyarakat
sekitar.
- Dasarnya tidak dari sebuah kelompok, melainkan musyawarah
masyarakat.
- Nilainya bersifat dasar.
- Tidak dibuat oleh negara, melainkan dari budaya masyarakat.
- Isinya tidak baku, sehingga setiap generasi bisa mengerti
maksudnya.
- Menghargai keberagaman yang ada.
- Bisa menginspirasi masyarakat untuk bertindak tanggung jawab.
● Ideologi Tertutup
Keterbalikan dari ideologi terbuka yang dinamis. Seperti namanya,
ideologi tertutup merupakan pandangan yang tertutup. Ideologi tertutup
adalah ajaran atau pandangan yang menentukan tujuan norma sosial
dan norma politik sebagai suatu kebenaran. Ideologi tertutup ini
sifatnya dogmatis. Artinya tidak dapat diubah atau dimodifikasi
berdasarkan perkembangan yang ada. Ciri-ciri atau karakteristik
ideologi ini yaitu:
- Bersifat otoriter dan totaliter
- Nilai ideologi berasal dari negara, bukan dari masyarakat
- Masyarakat dipaksa untuk bisa mematuhi ideologi yang ditetapkan
- Berasal dari cita-cita kelompok elite yang ingin mengubah
masyarakat
- Ideologi dibuat untuk kepentingan penguasa negara
- Tidak hanya berisi nilai dan norma, melainkan juga tuntutan tertentu.
C. Macam-Macam Ideologi Di Dunia
1. Ideologi Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, atau dalam bahasa Inggris,
liberty, yang berarti kebebasan. Liberalisme adalah sebuah pandangan filsafat
politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan, persetujuan dari yang
diperintah dan persamaan di hadapan hukum. Orang-orang yang menganut
ideologi liberal mendukung hak-hak individu, demokrasi, sekularisme,
kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan ekonomi
pasar.
Ideologi liberalisme mulai berkembang di Perancis dan Inggris pada abad ke-
18 dan ke-19. Munculnya liberalisme didorong oleh terjadinya ketimpangan
serta kesenjangan dalam suatu negara yang sudah mengakar lama.Tidak
hanya di Eropa, liberalisme juga sempat diterapkan di Indonesia pada era Orde
Lama dan Orde Baru.
Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan,
beberapa di antaranya:
- Setiap manusia punya kesempatan yang sama.
- Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
- Hukum diterapkan ke semua orang.
Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
- Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
- Tak ada ajaran dogmatisme.
- Lebih memilih pemerintahan demokrasi.
- Masyarakat punya kebebasan intelektual secara penuh.
- Pemerintah punya aturan terbatas
- Tujuan utama untuk mendapatkan kebahagiaan individu.
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam
paham liberalisme.
- Di bidang politik, muncul demokratisasi.
- Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua
orang dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
- Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam
lukisan, drama, seni, musik, dan lain sebagainya.
- Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis. Contoh dan
Penerapan Liberalisme: globalisasi merupakan dampak dari penerapan
liberalisme dalam kehidupan saat ini.
Dalam globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya
mengurangi peran pemerintah di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya,
liberalisme memang tak diterapkan dalam politik, tetapi diterapkan dalam bidang
ekonomi. Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya gaya hidup yang
terus mengikuti zaman yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih
kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri liberalisme. Di negara-negara lain,
liberalisme juga dijunjung tinggi, terutama di
negara-negara seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas
berekspresi dan berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di
bidang ekonomi.Dampak Dampak liberalisme bisa dikategorikan dalam dua hal,
yaitu secara positif dan negatif. Dampak liberalisme secara positif adalah:
- Hak pribadi sangat dilindungi.
- Kebahagiaan individu menjadi fokus utama.
- Mendapat kebebasan untuk berpendapat.
- Dihapusnya Politik Apartheid atau pembebasan hak asasi manusia.
- Majunya industri dan sektor swasta yang bersifat demokratis. Dampak negatif
liberalisme adalah:
- Terjadi praktek monopoli yang individual.
- Terjadi pasar bebas.
- Terjadi kesenjangan sosial.
2. Ideologi Kapitalisme
Kapitalisme (capitalism), secara etimologis, berakar dari kata "capital" yang
berarti modal/kapital. Modal yang dimaksud di sini tidak dimaknai dalam arti
sempit-uang.
Dalam lingkup yang lebih luas, kapitalisme meliputi semua sumber daya material
yang dapat dipertukarkan. Sedangkan, "isme" sendiri bermakna paham,
keyakinan, atau pandangan hidup. Ideologi Kapitalisme adalah sistem ekonomi
yang memberikan kebebasan penuh pada semua orang untuk melakukan
kegiatan ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Dalam sistem ekonomi ini,
setiap individu memiliki hak penuh untuk mengambil manfaat atas harta atau
kekayaannya sebagai alat produksi dan berusaha. Dalam ideologi kapitalisme
adalah negara atau pemerintah tidak dapat melakukan intervensi atau ikut
campur dalam sistem ekonomi kapitalisme, tetapi berperan untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan ekonomi. Dengan kata lain,
pemerintah hanya berlaku sebagai pengawas. Di Indonesia sendiri, kapitalisme
mulai tumbuh di era periode awal kolonialisme yang bermula dari rempah-
rempah, di mana muncul perusahaan Belanda The Dutch East India Company
atau VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Contoh ideologi kapitalisme Kapitalisme dapat dilihat dari lembaga dan
mekanismenya, yaitu ekonomi pasar, adanya hak pemilikan, adanya usaha
swasta, persaingan bebas, dan adanya kebebasan. Contoh kapitalisme adalah
industri di Amerika Serikat, di mana banyak bisnis atau industri di sana dikuasai
oleh pengusaha swasta dan campur tangan pemerintah sangat minim.
Pemerintah di sini hanya berperan sebagai pengawas. Negara dengan ideologi
kapitalisme sangat menjunjung tinggi kebebasan pasar.
Contohnya di industri penerbangan Amerika Serikat, di mana pelaku usahanya
seluruhnya dimiliki swasta. Harga tiket pesawat pun mengikuti mekanisme pasar
sesuai dengan penawaran dan permintaan, dan pemerintah tidak mengatur
berapa harga tiket pesawat yang harus dijual maskapai.
Ideologi kapitalisme awalnya muncul dari konsep ekonomi dari Inggris di abad
ke-18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara sebagai akibat
dari perlawanan terhadap ajaran gereja. Kemunculan awal kapitalisme adalah
saat revolusi Inggris pada abad ke-18 saat berkembangnya industrialisasi.
Penyebaran hubungan-hubungan di pasar serta pertumbuhan konsumsi
mengakibatkan permintaan pasar yang cukup besar sehingga investasi di bidang
produksi industrial menjadi bernilai.
Ciri-ciri Kapitalisme:
- Pengakuan atas hak-hak pribadi masing-masing individu.
- Pemilikan alat-alat produksi oleh individu.
- Individu bebas memilih pekerjaan atau usaha sendiri.
- Ekonomi diatur oleh mekanisme pasar.
- Pemerintah punya peran yang amat kecil dalam kegiatan ekonomi.
- Motif yang menggerakkan perekonomian ialah untuk membiasakan laba.
- Manusia dipandang sebagai homo-economicus, yakni pribadi yang selalu mengejar
keuntungan sendiri.
- Paham individualisme didasarkan materialisme atau hedonisme (warisan zaman
Yunani Kuno)
3. Ideologi Komunisme
Komunisme (bahasa Latin: communis) adalah ideologi yang berkenaan dengan
filsafat, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya menciptakan
masyarakat dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama
alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Ciri-ciri ideologi
komunisme:
- Komunisme mengajarkan tentang teori perjuangan kelas Artinya penganut
komunisme akan memperjuangkan kelas atau kelompoknya. Contoh kaum
proletariat yang melawan kaum kapitalis atau tuan tanah.
- Kepemilikan barang menjadi milik bersama Salah satu ciri yang paling dikenal dari
komunisme adalah kepemilikan barangnya secara komunal atau umum. Penganut
komunisme tidak membiarkan seseorang memiliki hak milik pribadi atau
menguasai barangnya.
- Kepentingan kelompok lebih penting
Dalam paham komunisme, kepentingan individu tidaklah penting karena mereka
lebih mengutamakan kepentingan bersama, yakni negara atau kelompoknya.
- Revolusinya menjalar ke seluruh dunia
Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution
(revolusi secara terus menerus). Revolusi dari paham ini menjalar ke seluruh
dunia, sehingga sering disebut go internasional.
Sistem ekonomi komunis:
Dalam jurnal Paradigma Ideologi Sistem Ekonomi Dunia (2018) karya Nurhadi,
dituliskan jika sistem ekonomi komunis adalah sistem perekonomian yang
menjadikan pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber aktivitas
perekonomian. Paham komunisme tidak memperbolehkan individu atau suatu
kelompok memiliki kekayaan pribadi, sehingga kehidupan ekonominya
bergantung kepada pemerintah. Seluruh industri perekonomian kecil hingga yang
besar, dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah.
Seluruh perintah perekonomian di negara penganut komunisme dibuat oleh
pemerintah pusat. Sistem ekonomi ini bersifat totaliter dan pemerintah yang
menentukan segalanya, mulai dari lokasi penempatan kerja hingga apa yang
harus dikonsumsi.
Selain itu, dalam sistem ekonomi komunis, tidak ada hak milik pribadi, orang tidak
diperbolehkan memilih pekerjaannya, seluruh perusahaan merupakan milik
negara atau tidak ada perusahaan swasta, dan harganya juga dikendalikan
langsung oleh pemerintah atau negara. Contoh penerapan Ideologi komunisme
diterapkan di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok, Korea Utara,
Kuba, Laos dan Vietnam. Contoh penerapan ideologi ini di antaranya segala
sumber daya alam, produksi dan manusia, dikuasai oleh negara. Contoh lainnya
ialah hanya ada sistem satu partai. Contohnya di Tiongkok yang memiliki Partai
Komunis China. Walaupun ada partai lainnya, namun partai ini memegang
peranan yang sangat penting, baik dalam bidang politik, kenegaraan maupun
ekonomi.
4. Ideologi Konservatisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, conservāre, melestarikan;
"menjaga, memelihara, mengamalkan".
1. Tidak Mudah Menerima Saran dan Kritik
Saran dari orang lain bagi orang konservatif tidak mudah diterima. Menemui orang
semacam ini biasanya apa pun saran yang kamu sampaikan tidak dianggap sama
sekali. Kamu tidak akan dengan mudah memberikan kritik karena orang
konservatif memiliki asas kuat dengan pola pikir mereka sendiri.
2. Keras dalam Hal Kepercayaan
Jangan salah paham dengan kata keras ini karena artinya adalah orang
konservatif keras dalam hal kepercayaan. Ideologi konservatisme yang telah
dipegang teguh menjadikan mereka keras untuk mempertahankannya. Sikap
seperti ini bagus jika diletakkan pada saat dan posisi tepat. Namun, akan
menjadi hal yang menjadi aneh jika tidak tepat pelaksanaannya.
3. Memegang Teguh Opini yang Dianggap Benar
Jika telah mengetahui apa itu konservatif, kamu tentunya perlu memahami
point ketiga ini sebagai hal yang aneh. Masalahnya apa yang dianggap benar
belum tentu relevan dengan masa sekarang.
4. Sulit Adaptasi
Memiliki sikap konservatif artinya sulit beradaptasi dengan hal-hal baru. Dengan
pemikiran konservatif mereka, kamu akan mengenal mereka sebagai orang yang
sulit beradaptasi.
Selain karena tidak mau menerima saran dan kritik, tidak mudah ketika di tempat
baru. Semua itu semakin mempersempit gerak dengan pola pikir zaman dulu.
5. Tidak Modern dan Disebut Kolot
Begitu susahnya sikap konservatif ini sehingga orangnya sudah menerima
modernisasi. Hal seperti ini biasanya disebut kolot. Lalu, apa itu kolot? Kolot
dapat diartikan karena si konservatif ini benar-benar sulit menyerap nilai
modernisasi.
6. Tidak Menerima Perubahan
Melihat point yang telah ada sebelumnya layak jika ciri-ciri konservatif adalah tak
mudah dan enggan menerima perubahan. Seorang dengan sikap konservatif
akan berpegang teguh pada adat dan kepercayaan.
Baca juga: Jenis-Jenis Pengusaha, Cita-Cita Kamu yang Mana? Dampak
Konservatisme
Ciri-ciri orang yang memiliki sikap konservatif dan mengetahui apa itu konservatif
akan berlanjut pada dampak. Dampak ini merupakan hasil dari beberapa tindakan
ketika sikap kolot karena tak mudah pada perubahan yang ada.
Adapun dampak konservatisme ini antara lain:
1. Tidak Ada Perubahan
Dampak perubahan yang perlu kamu ketahui adalah tidak ada perubahan yang
berarti. Jika terjadi perubahan akan menjadi aneh karena berbeda dari
kebiasaan. Dengan begitu tidak mudah untuk bergerak lebih maju dari
sebelumnya.
2. Bertahan pada Tradisi
Dampak ini akan memberi sisi positif karena tradisi tidak akan mudah hilang.
Perlu kamu ketahui tradisi ini dapat diturunkan kepada anak cucu dari generasi
ke generasi berikutnya.
3. Karakter Jalan di Tempat
Artinya tidak ada perubahan pengembangan karakter ke arah lebih baik karena
susah menerima perubahan. Dapat dipahami karena menekan konservatif
adalah bukan hal yang mudah bagi orang yang tak mau menerima perubahan.
4. Dianggap kolot
Dampak berikutnya adalah kamu dapat melihatnya ketika orang konservatif
sering dianggap kolot. Sebutan ini muncul karena mengagungkan tradisi.
Sedangkan tradisi tersebut sudah jauh dari relevan dibandingkan zaman
sekarang ini.
Contoh sikap konservatif yaitu tidak mau menerima keberadaan internet, sulit
menerima informasi baik dari media digital atau cetak, dalam segi bermasyarakat
hidupnya tergantung kepada alam, bagi sekumpulan individu dalam sebuah
masyarakat masih menganut sistem pertanian berpindah, tidak mau
menggunakan listrik, tindakan konservatif adalah melaksanakan suatu hal yang
dirasa aneh dalam contoh sikap di atas. Namun, apa yang mereka lakukan
karena berpegang teguh pada tradisi dan nilai kepercayaan yang ada sejak dulu.
5. Gaya Hidup Kolot
Gaya hidup yang terjadi sangat kolot sebagaimana disebutkan contoh
pada point sebelumnya. Gaya hidup seperti ini efeknya sama sekali tidak ada
perkembangan dan aneh.
5. Ideologi Sosialisme
Macam ideologi di dunia yang berikutnya ialah sosialisme. Sosialisme sering
disamakan dengan komunisme atau marxisme, akan tetapi ada sedikit
perbedaan di antara keduanya.
Menurut KBBI, sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi
yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik
negara. Sementara itu, Britannica menyebut sosialisme sebagai sebuah doktrin
sosial dan ekonomi yang kepemilikan dan kontrol publik atas properti dan
sumber daya alam daripada kepemilikan pribadi.
Sosialisme percaya bahwa negara adalah sistem di atas masyarakat, dan ia
mengatur masyarakat tanpa syarat. Nilai utama sosialisme adalah kesetaraan,
kerja sama, dan kasih sayang. Produksi dilakukan atas dasar penggunaan,
bukan hanya untuk keuntungan.
Sosialisme lahir dan berkembang ketika telah memiliki kekuatan besar yang
muncul bersamaan dengan revolusi industri. Kehadirannya sendiri merupakan
sebuah gerakan protes terhadap sistem kapitalis ekonomi karena mendapatkan
hak kebebasan Ideologi ini berkembang pasca revolusi industri di Eropa.
Revolusi industri membawa banyak keuntungan bagi para pemilik modal,
membuat jurang antara orang kaya dan miskin semakin membesar.

Sistem Ekonomi Sosialis dilandasi oleh falsafah kolektivisme dan organisme.


Kolektivisme adalah ajaran yang menyatakan bahwa setiap orang adalah warga
masyarakat. Oleh karena masyarakat adalah sebuah kesatuan tersendiri maka
kepentingan masyarakat harus lebih dahulu diutamakan daripada kepentingan
pribadi. Adapun ciri utama dari
paham sosialisme adalah tidak adanya pembagian kelas sosial, mengutamakan
kepentingan dan kekuasaan negara, hak milik pribadi atas produksi tidak diakui,
menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan sederajat, kegiatan produksi, distribusi
dan konsumsi diatur negara.
6. Ideologi Nasionalisme
Macam ideologi yang berikutnya ialah nasionalisme. Menurut KBBI,
nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri;
sifat kenasionalan. Sementara itu, menurut situs Britannica,
nasionalisme adalah ideologi yang didasarkan pada premis bahwa kesetiaan dan
pengabdian individu kepada negara-bangsa melampaui kepentingan individu
atau kelompok lain.
Nasionalisme sendiri adalah sebuah ideologi modern. Dalam ideologi ini, warga
negara dituntut untuk mencintai negaranya sendiri dan berkorban demi meraih
cita-cita bangsa ataupun menjaga kedaulatannya. Ada tiga jenis nasionalisme
yang dikenal saat ini,yaitu nasionalis kewarganegaraan, nasionalis etnis, dan
nasionalis romantik.
Nasionalisme kewarganegaraan melihat warga negara sebagai salah satu
komponen utama dan yang paling penting dalam tatanan sistem bernegara. Dalam
paham ini, warga negara dilihat sebagai dasar dari kekuatan suatu negara.
Nasionalisme etnis adalah sebuah paham nasionalisme yang muncul pada etnis
tertentu. Nasionalisme etnis muncul karena munculnya rasa kebersamaan pada
masyarakat etnis tertentu. Selain itu, pada nasionalisme etnis, kesamaan etnis dan
budaya memiliki peran yang penting dalam suatu negara.
Jenis Nasionalisme terakhir ialah nasionalisme romantik. Nasionalisme romantik
adalah sebuah ideologi atau paham yang melihat budaya, ras, dan etnik sebagai
suatu sumber kebenaran politik. Ciri-ciri sikap nasionalisme yaitu menghargai dan
mengenang jasa para pahlawan nasional, bersedia menggunakan produk dalam
negeri, menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia,menghafal lagu-lagu
kebangsaan, memilih berwisata di dalam negeri, bangga terhadap bangsa dan
tanah air.
7. Ideologi Fasisme
Macam ideologi dunia yang berikutnya ialah fasisme. Fasisme identik dengan
paham yang mendukung sentralisasi kekuasaan pada satu orang tertentu yang
dianggap kuat untuk mengatur negaranya dan bersifat otoriter. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fasisme adalah prinsip atau paham golongan
nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter.
Dengan kata lain, secara umum fasisme merupakan ideologi yang dijalankan
dengan cara absolut dan tegas, tidak percaya pada politik demokrasi, dan
meyakini seorang pemimpin pemimpin kharismatik otoriter. Bisa dikatakan juga
fasisme adalah paham yang anti komunisme, anti demokratis, anti individualis,
anti liberal, anti parlemen, anti konservatif, anti borjuis, dan anti proletar.
Sementara itu, menurut kamus Mirriam Webster, fasisme adalah filsafat politik,
gerakan, atau rezim (seperti Fasis) yang meninggikan bangsa dan terkadang
juga ras di atas individu dan yang mewakili pemerintahan otokratis terpusat yang
dipimpin oleh seorang pemimpin diktator, pengaturan ekonomi dan sosial yang
ketat, dan penindasan paksa terhadap oposisi.
Sentralisasi kekuasaan pada negara fasis membuat pemerintah bisa bertindak
sewenang-wenang terhadap individu atau kelompok yang berseberangan
dengan pemerintah atau oposisi.
Ciri-ciri ideologi ini yaitu tidak percaya pada kemampuan nalar, pengingkaran
derajat kemanusiaan, kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan
kebohongan, pemerintahan oleh kelompok elit, totaliterisme, rasialisme dan
imperialisme, berani menantang hukum dan ketertiban Internasional.
8. Ideologi Demokrasi
Demokrasi adalah salah satu ideologi yang banyak digunakan dan berkembang
di dunia saat ini. Demokrasi tidak hanya merupakan sebuah ideologi, tetapi juga
sebuah sistem pemerintahan. Secara etimologis, demokrasi berasal dari dua
kata yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan.
Menurut KBBI, dalam konteks sebagai ideologi, demokrasi adalah gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa demokrasi adalah sebuah ideologi yang mempercayai bahwa
rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di negara tersebut.

Demokrasi pertama kali berkembang di masa Yunani Kuno. Negara-negara kota


di Yunani Kuno, pemimpin dipilih oleh rakyat dan rakyat turun langsung dalam
pemerintahan. Saat ini, banyak negara yang menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi perwakilan sebagai sistem pemerintahannya. Dalam sistem demokrasi
ini, rakyat tidak hanya memilih pemimpin mereka, tetapi juga memilih orang-
orang sebagai wakil rakyat untuk mengisi posisi legislatif dan mengawasi
jalannya pemerintahan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi ada di
tangan rakyat. Suara rakyat akan diwakili oleh dewan yang diberi nama dewan
perwakilan rakyat. Selain itu, dalam proses berjalannya suatu negara maka akan
diadakan pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih legislatif (Perwakilan
rakyat) dan eksekutif (pemerintah) yang akan saling bersinergi dalam
membangun negara.
Beberapa negara yang menganut sistem demokrasi yaitu, Norwegia, Denmark,
Amerika, Swedia, Venezuela, Australia, Belgium, Selandia Baru, dan masih
banyak lagi.
9. Ideologi Anarkisme
Mengutip dari situs Britannica, anarkisme berasal dari bahasa Yunani yaitu
"anarchos" yang berarti tanpa otoritas. Di dalam sistem ini tidak ada hierarki di
mana setiap orang dapat memainkan perannya sesuai kehendak
masing-masing. Ideologi ini dulunya dianggap relevan namun pada prakteknya
banyak terjadi kebingungan dan akhirnya bubar. Ideologi ini menganggap bahwa
negara merupakan sebuah gangguan dan tidak perlu ada. Ideologi ini
menitikberatkan kepada kebebasan setiap individu, di mana sebuah tatanan
negara dan politik dianjurkan untuk dibubarkan dan digantikan dengan tindakan
sukarela dari setiap warga negara.
Anarkisme menganjurkan penggantian negara dengan masyarakat tanpa negara
atau bentuk-bentuk asosiasi bebas lainnya. Dalam konteks bahasa Indonesia,
anarkisme adalah sebuah teori dan gerakan sosial dan politik yang mengklaim
hak individu untuk memiliki kemandirian ekonomi, sosial, dan politik yang tidak
terbatas, serta melawan segala bentuk dominasi terhadap orang lain. Anarkisme
bertujuan untuk menghapus negara dan semua lembaga kekuasaannya, serta
mengorganisir masyarakat melalui asosiasi sukarela individu-individu. Anarkisme
menekankan pentingnya kebebasan individu dan otonomi dalam mengatur
kehidupan mereka sendiri.
Ciri-Ciri Anarkisme
Berikut adalah beberapa ciri-ciri anarkisme beserta penjelasannya:
1) Menentang keberadaan negara dan pemerintahan
Anarkisme menentang keberadaan negara dan pemerintahan karena dianggap
hanya memberikan tekanan dan penindasan kepada kehidupan warga
masyarakat. Anarkisme menganjurkan penggantian negara dengan masyarakat
tanpa negara atau bentuk-bentuk asosiasi bebas lainnya.
2) Menentang organisasi beserta sistem hierarkisnya
Anarkisme menentang organisasi dan sistem hierarkisnya karena dianggap
mempertahankan pemaksaan dan hierarki yang tidak perlu. Anarkisme
menganjurkan pengorganisasian masyarakat melalui asosiasi sukarela individu-
individu.
3) Kepribadian seseorang dinilai lebih tinggi
Anarkisme menilai bahwa setiap individu memiliki hak untuk memiliki kemandirian
ekonomi, sosial, dan politik yang tidak terbatas.
Anarkisme menekankan pentingnya kebebasan individu, otonomi, dan kesetaraan
dalam hubungan sosial dan politik.
4) Tidak ada negara dan pemerintahan
Anarkisme menganjurkan masyarakat tanpa negara atau bentuk-bentuk
asosiasi bebas lainnya. Anarkisme menekankan pentingnya kebebasan
individu dan otonomi dalam mengatur kehidupan mereka sendiri.
5) Individualisme tinggi
Anarkisme menekankan pentingnya kebebasan individu dan otonomi dalam
mengatur kehidupan mereka sendiri. Anarkisme menilai bahwa setiap individu
memiliki hak untuk memiliki kemandirian ekonomi, sosial, dan politik yang tidak
terbatas.
6) Menggunakan kekerasan
Anarkisme seringkali menggunakan kekerasan untuk melindungi diri dari negara.
Namun, hal ini tentunya dapat menjadi penyebab terjadinya disintegrasi nasional
bangsa mengingat kekerasan bukanlah hal yang baik.
10. Ideologi Marxisme
Macam ideologi berikutnya adalah ideologi marxisme. Marxisme dikenal sebagai
seperangkat konsep dan proposal filosofis, ideologis, politik dan ekonomi, yang
berasal dari karya Karl Marx dan Friedrich Engels. Teks-teks Marxis terdiri dari
konsepsi dunia dan kehidupan sosial yang didasarkan pada materialisme historis
dan dialektis. Materialisme historis Marxis berpendapat bahwa transformasi
budaya dan sejarah berasal dari ekonomi dan hubungan produksinya. Relasi
semacam itu diekspresikan dalam dialektika sosial melalui perjuangan kelas antara
mereka yang memiliki alat-alat produksi (pemilik) dan mereka yang hanya memiliki
tenaga kerja (manpower). Oleh karena itu, Marxisme adalah model teoritis-
sosiologis yang berusaha menjelaskan realitas manusia, yang dicirikan oleh
kritiknya terhadap kapitalisme . Kemudian, ideologi Marxis menjadi landasan bagi
organisasi politik partai-partai komunis dan partai-partai sosialis revolusioner pada
akhir abad ke-19 dan sepanjang abad ke-20. Tujuan Marxisme adalah agar para
pekerja sendiri yang mengelola alat-alat produksi. Ini akan mencegah minoritas
mengumpulkan kekayaan untuk mengeksploitasi mayoritas.
Dengan demikian, dimaksudkan untuk menelusuri jalan untuk mengakhiri
perjuangan kelas melalui konstruksi masyarakat yang egaliter. Menurut Marx, ini
akan menjadi masyarakat komunis.
Sejak kemunculannya, Marxisme telah berpengaruh dalam berbagai gerakan
sosial sayap kiri. Gerakan politik yang membuat revolusi Rusia dan mendirikan
Uni Soviet, yang melakukan revolusi Cina, revolusi Kuba, antara lain, juga
dianggap Marxis. Berikut ini ciri-ciri Marxisme:
1) Kritik terhadap pasar bebas
Marxisme berusaha untuk membangun ekonomi terencana yang mengontrol
produksi dan distribusi barang. Jadi, dalam ekonomi sosialis Marxis, Negara
bertanggung jawab untuk memastikan kepuasan kebutuhan masyarakat. Di sisi
lain, jangkauan tindakan pengusaha, produsen dan konsumen dibatasi.
2) Berpendapat bahwa pekerja terasing dari produk kerja mereka Marxisme
menunjukkan bahwa pemilik alat-alat produksilah yang mengambil keuntungan
dari produk-produk yang dibuat oleh para pekerja. Sementara nilai barang
dagangan meningkatkan kekayaan majikan, pekerja melihat kebebasannya
berkurang; menjual ini waktunya dengan imbalan gaji.
3) Mengusulkan sosialisasi kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi Dalam
Manifesto Komunis (1848) , yang ditulis oleh Marx dan Engels, diusulkan agar
hak milik pribadi diganti dengan milik umum. Pekerja harus bertanggung jawab
atas pabrik, tanah, media, dan alat produksi lainnya.
4) Marxisme menegaskan bahwa perjuangan kelas adalah mesin sejarah
Marxisme menganggap bahwa sejarah maju ketika kelas tertindas melakukan
revolusi. Ketika mode produksi ekonomi baru muncul, cerita berlanjut ke fase
yang lebih tinggi. Dia menjelaskan bahwa inilah yang terjadi dari perbudakan ke
feodalisme, dari feodalisme ke kapitalisme, dan menganggap bahwa inilah yang
akan terjadi dari kapitalisme ke komunisme.
5) Bercita-cita untuk menciptakan masyarakat yang egaliter Memproyeksikan
penghapusan kelas sosial dalam tahap sosialis setelah kapitalisme dan sebelum
pembentukan komunisme. Revolusi harus menetapkan kondisi untuk
memaksakan kesetaraan.
6) Menganggap agama sebagai praktik sosial yang harus diatasi Marx
menyatakan bahwa agama adalah “candu rakyat”. Ini telah muncul sebagai
anestesi sebelum kesengsaraan nyata dari dunia
material. Harapan akan dunia yang lebih baik di akhirat menenangkan kapasitas
klaim para pekerja yang dieksploitasi oleh kelas atas masyarakat.

11. Ideologi Libertarianisme


Libertarianisme (bahasa Latin: liber, bebas) adalah klasifikasi filosofi politik yang
menjunjung tinggi kebebasan sebagai fokus utama mereka dan sebagai tujuan.
Ideologi Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan.
Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas atau dalam bahasa Inggris
disebut liberty yang artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah
kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang
penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.
Selain itu, liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik,
ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga
Negara dinamakan liberalisme. Paham liberal maupun sebagai reaksi atas
penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan agamawan pada masa
perkembangan feodalisme dengan pemerintahan monarki absolute.
Pendukung utama paham liberal adalah kaum borjuis dan kaum-kaum terpelajar
kota.

Mengutip Heru Nugroho dalam penelitiannya pada Jurnal Ilmiah Bestari dengan
judul Tinjauan Kritis Liberalisme dan Sosialisme (Vol. 13, 2000: 2), paham
liberalisme mulai berkembang di pada abad ke-18 dan 19 di Prancis dan Inggris.
Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaissance yang
memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama. Saat
itu, kekuasaan raja, bangsawan, dan gereja mendominasi seluruh kehidupan
masyarakat..Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat dan bertindak.
Keadaan tertekan ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang
menginginkan kebebasan di semua bidang kehidupan.

Mengutip modul Sejarah Kelas XI (2020), konsep kebebasan dalam bidang


politik melahirkan pemikiran tentang negara yang demokrasi. Konsep bebas
dalam bidang ekonomi membuat masyarakat menentang monopoli dan campur
tangan pemerintah, rakyat menginginkan ekonomi bebas. Dalam bidang moral,
liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan menentang otoriterisme.
Dalam bidang agama, kaum liberal menginginkan kebebasan memilih agama
sesuai dengan keyakinannya, bebas beribadah menurut agamanya, dan juga
bebas untuk tidak menganut agama apapun. Yang mana, urusan agama tidak
boleh dicampur dengan urusan pemerintahan. Ciri-ciri Liberalisme yaitu bentuk
pemerintahan demokrasi adalah yang terbaik, masyarakat memiliki kebebasan
intelektual penuh, pengaturan yang dilakukan pemerintah hanya terbatas,
kekuasaan seseorang diartikan sebagai hal buruk dalam kehidupan, dan
kebahagiaan individu adalah tujuan utama.

12. Ideologi Otoritarianisme


Otoritarianisme dapat disebut juga paham politik otoriter. Dikutip dari buku
Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia (2007), Baskara Wardaya
menjelaskan bahwa otoritarianisme adalah bentuk pemerintahan yang bercirikan
penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat
derajat kebebasan individu. Dikutip dari Britannica, otoritarianisme merupakan
kepatuhan buta terhadap otoritas, sebagai lawan dari kebebasan berpikir dan
bertindak individu. Ciri-Ciri Otoritarianisme menurut Theodore M. Vestal dalam
buku Ethiopia: A Post-Cold War African State (1999), otoritarianisme mempunyai
enam ciri-ciri, yakni: struktur kekuasaan yang sangat terkonsentrasi dan
terpusat, otoritarianisme mengikuti beberapa prinsip, kepemimpinan yang
ditunjuk sendiri dan bahkan jika dipilih tidak dapat digantikan oleh pilihan bebas
warga negara di antara para pesaing, tidak ada jaminan kebebasan sipil atau
toleransi untuk oposisi, lemahnya masyarakat sipil, dan keterbatasan stabilitas
politik.
13. Ideologi Nazisme
Ideologi Nazisme merujuk pada ideologi politik yang muncul di Jerman pada awal
abad ke-20, yang kemudian menjadi dasar paham Nazi. Ciri-ciri Nazisme
melibatkan nasionalisme ekstrem, paham superioritas ras Arya, otoritarianisme,
anti-Semitisme, dan keinginan untuk membangun negara yang kuat di bawah
kepemimpinan otoriter. Adolf Hitler merupakan tokoh kunci dalam
mengembangkan dan menerapkan ideologi Nazisme selama era Nazi di Jerman.
Ideologi Nazisme diterapkan dengan sangat ekstrim selama pemerintahan Nazi
di Jerman pada periode 1933-1945 di bawah Adolf Hitler. Beberapa contoh
penerapan ideologi Nazisme meliputi:
1) Kekejaman Holocaust: Penerapan kebijakan rasial yang mengakibatkan
pembantaian massal terhadap enam juta orang Yahudi dan jutaan orang
lainnya, termasuk Romani, disabilitas, dan kelompok minoritas lainnya.
2) Eksperimen Medis: Dokter Nazi melakukan eksperimen medis amoral pada
tahanan kamp konsentrasi, melanggar hak asasi manusia dan etika medis.
3) Ekspansi dan Agresi Militer: Upaya untuk memperluas wilayah Jerman
dengan menyerang negara-negara tetangga, memicu Perang Dunia II.
Negara yang menganut ideologi Nazisme adalah Jerman di bawah
pemerintahan Nazi. Selain Jerman, beberapa negara yang secara terbatas
mendukung atau meniru elemen-elemen Nazisme termasuk Italia di bawah
pemerintahan Benito Mussolini dan beberapa kelompok atau partai ekstremis
di berbagai negara. Namun, tidak ada negara lain yang sepenuhnya
menganut dan menerapkan ideologi Nazisme sebagaimana dilakukan oleh
Jerman Nazi.
14. Ideologi Neoliberalisme
Ideologi neoliberalisme adalah pandangan ekonomi dan politik yang menekankan
pada pasar bebas, deregulasi, privatisasi, dan pengurangan peran pemerintah
dalam kegiatan ekonomi. Ciri-ciri neoliberalisme melibatkan keyakinan pada
kekuatan pasar sebagai mekanisme efisien untuk mengatur sumber daya,
penekanan pada inisiatif swasta, dan penolakan terhadap campur tangan
pemerintah yang berlebihan.

Contoh penerapan neoliberalisme dapat ditemukan dalam kebijakan ekonomi


yang mempromosikan deregulasi sektor keuangan, privatisasi perusahaan milik
negara, dan pemangkasan belanja pemerintah. Negara-negara yang menganut
ideologi neoliberalisme termasuk Amerika Serikat, Britania Raya, dan banyak
negara di Amerika Latin seperti Chili dan Argentina.

Penting untuk dicatat bahwa implementasi neoliberalisme dapat bervariasi,


dan dampaknya terhadap masyarakat juga dapat kontroversial, tergantung
pada konteks dan pelaksanaannya.
15. Ideologi Komunitarianisme
Ideologi komunitarianisme adalah pandangan tentang masyarakat yang
menekankan pentingnya nilai-nilai komunitas, solidaritas, dan kebersamaan
dalam mencapai kesejahteraan bersama. Ciri-ciri ideologi komunitarianisme
melibatkan penekanan pada nilai-nilai kolektif, tanggung jawab sosial, serta
pembatasan terhadap hak-hak individu yang dapat merugikan kepentingan
bersama.
Contoh penerapan ideologi komunitarianisme bisa ditemukan dalam kebijakan
yang mendukung kesejahteraan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan regulasi
untuk memastikan keadilan sosial. Negara-negara seperti Jepang dengan
konsep "wa" (harmoni) atau Singapura dengan pendekatan "Asian values"
memiliki elemen-elemen komunitarianisme dalam struktur sosial dan kebijakan
mereka.
Penting untuk diingat bahwa tingkat penerapan dan interpretasi ideologi ini dapat
bervariasi di berbagai negara, dan tidak semua aspek ideologi komunitarianisme
mungkin diterapkan secara seragam.

D. Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Masyarakat, Bangsa Dan Negara


Ideologi memiliki peran penting dalam membentuk identitas, nilai, dan arah suatu
masyarakat, bangsa, dan negara. Ideologi dapat menjadi landasan bagi
pembentukan kebijakan, norma, serta pandangan hidup bersama. Selain itu,
ideologi juga dapat mempersatukan masyarakat dengan menyediakan kerangka
berpikir yang sama mengenai tujuan, nilai, dan tindakan yang diinginkan. Hal ini
membantu menciptakan stabilitas, kohesi sosial, dan arah pembangunan yang
konsisten. Ideologi memainkan peran kunci dalam membentuk identitas kolektif,
memberikan panduan nilai, dan merumuskan tujuan bersama bagi suatu
masyarakat, bangsa, dan negara. Ini membantu membangun kohesi sosial,
memberikan landasan bagi kebijakan publik, serta membentuk cara pandang
bersama terhadap isu-isu krusial. Selain itu, ideologi dapat menjadi pemersatu
dalam kerangka keberagaman, menyediakan pegangan dalam menghadapi
perubahan, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ideologi-ideologi di dunia mencakup beragam pandangan politik, ekonomi,
dan sosial. Dari perspektif politik, terdapat sistem demokrasi, nazisme,
neoliberalisme, komunisme, marxisme, komunitarianisme, kapitalisme,
sosialisme, nazisme, liberalisme, konservatisme, fasisme, anarkisme,
otoritarianisme dan nasionalisme. Dalam ranah ekonomi, ideologi
liberalisme, marxisme, sosialisme, neoliberalisme, dan kapitalisme
mengemuka. Sementara itu, ideologi sosial mencakup feminisme,
komunitarianisme, marxisme, konservatisme, feminisme, nazisme dan
sosialisme. Kesimpulannya, dunia ini diwarnai oleh keragaman ideologi yang
mencerminkan perbedaan nilai, tujuan, dan pandangan mengenai organisasi
masyarakat.

Ideologi-ideologi di dunia memiliki potensi besar untuk membawa perubahan


signifikan pada kehidupan individu dan masyarakat. Misalnya, gerakan
liberalisme dapat mendorong kebebasan individu dan inovasi ekonomi,
sementara ideologi sosialisme menekankan pada kesetaraan dan redistribusi
kekayaan. Sebaliknya, ideologi otoritarianisme bisa membawa dampak
kontrol pemerintah yang kuat, yang dapat membatasi kebebasan individu.
Kesimpulannya, ideologi-ideologi ini dapat menjadi kekuatan pendorong
perubahan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari dan dinamika sosial
suatu masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai