Anda di halaman 1dari 28

Pendidikan Pancasila

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Disusun Oleh:

RAFIF PRASOJO (201030100115)

2D Ilmu Keperawatan

STIKes Widya Dharma Husada

Jl. Pajajaran No. 1 Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur kehidupan di
dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan paper ini. Shalawatdansalamjuga kami curahkankepadaNabibesar
Muhammad SAW, junjunganumat Islam, pembawakebenaran di mukabumi.

Paper ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Pancasila yang dibuat oleh
penulis guna menunjang proses belajar yang kini tengah dijalani oleh penulis.
Adapunjudulpaperiniadalah “Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Nasional”.Di dalampaperinidijelaskantentangkedudukan Pancasila sebagai Dasar
Negara dan Ideologi Nasional. Dimana dalam paper ini diharapkan lebih
membuka wawasan berfikir dibidang terkait dengannya.

Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam paper ini, penulis sangat
berharap agar paper ini dapat membantu dalam memahami lebih jauh kedudukan
Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Nasional. Sekian dan terimakasih.

Tangerang Selatan, 1 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

a. Pengertian Ideologi ........................................................................ 2


b. Makna Ideologi Bagi Suatu Negara ............................................... 4
c. Fungsi Ideologi............................................................................... 5
d. Macam-macam Ideologi................................................................. 7
e. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara ......................................... 9
f. Pengertian dan Asal Mula Pancasila ............................................ 10
g. Filsafat Pancasila .......................................................................... 12
h. Pengertian Pancasila Ideologi Nasional ....................................... 17
i. Pancasila Sebagai Ideologi Negara .............................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25


BAB I

PENDAHULUAN

Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak yang tidak hanya


sekedarpembentukan ide yang diterapkan pada masalah public
sehingga membuat konsepinti menjadi politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikutu sebuahideologi walaupun tidak diletakkan
sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Banyakmacam ideologi didunia
ini. Hampir masing-masing Negara mempunyaiideologi tersendiri yang
sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakandasar atau ide
atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang danmaju.
Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara
tersebuttidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap
tertanam pada setiapwarganya. Karena setiap ideologi mempunyai ciri
tesendiri dalam seriappandangan kehidupan.

Pancasila sebagai ideologi bangsa berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa. Oleh karena nilai-nilai pancasila harus direalisasikan dalam
aspekkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. hal ini berdasarkan
padasuatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa indonesia dalam
hidup berbangsa dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam
sila-sila pancasila.Pengamalan nilai pancasila sangat penting dalam kehidupan
bernegara,karena pancasila merupakan sendi, asas dan aturan hukum tertinggi.
Namun, padasaat sekarang ini pengamalan nilai-nilai pancasila tidak tertanam
pada jati diri bangsa indonesia, kesetian warga Negara Indonesia terhadap
negaranya terlihatsangat kurang terutama dalam tingkah laku dalam melakukan
pelanggaranhukum, dan rasa nasionalisme yang mulai memudar. Dengan
demikian pancasilasebagai ideologi bangsa diharapkan mampu untuk menyaring
pengaruh dari luardan memperkokoh kekuatan bangsa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Ideologi

Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata “ idea ” yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita – cita, dan “ logos ” yang berarti ilmu.
Kata idea berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu
kata idein yang arinya melihat. Secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau
pengertian – pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari – hari, ide disamakan artinya dengan cita – cita. Cita –
cita yang dimaksud adalah cita – cita yang bersifat tetap yang harus dicapai,
sehingga cita – cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan,
atau faham. Pada hakikatnya, antara dasar dan cita – cita itu sebenarnya dapat
merupakan satu kesatuan. dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas, atau
dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian ideology mencangkup pengertian
idea -idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan, dan cita-cita.
Secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh
seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya Leibniz, de
Tracy mempunyai cita-cita untuk membangun suatu sistem pengetahuan. Apabila
Leibniz menyebutkan impiannya sebagai One Great System of Truth dimana
tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, Destutt de Tracy
menyebutkan Ideologie yaitu Scieene of Ideas, suatu program yang diharapkan
dapat membawa perubahan Internasional dalam masyarakat Perancis. Namun
Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak mempunyai
arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan
kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, Ideologi
adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya.
Sejalan dengan itu, Sastrapratedja mengemukakan bahwa Ideologi memuat
orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman kegiatan untuk mewujudkan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa istilah Ideologi menurut
bebera para alhi, diantaranya yaitu :

1. Destutt de Tracy
Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy tahun 1976
yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.

2. Surbakti membagi dalam dua pengertian, yakni :


a. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan Negara yang dianggap paling baik.
b. Ideologi secara struktural : suatu sistem pembenaran seperti gagasan
dan formula politik aras setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.

3. Al – Marsudi
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas.

4. Puspowardoyo
Bahwa Ideolgi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai
secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik
dan tidak baik.
5. Karl Marx
Ideologi merupakan kesadaran palsu karena Ideologi adalah hasil pemikiran
yang diciptakan oleh pemikirnya, sedangkan kesadaran dari pemikir tersebut
dipengaruhi oleh kepentingannya. Karl Marx beranggapan bahwa Ideologi
meupkan kenyataan untuk menyembunyikan dan melindungi kepentingan
kepentingan kelas sosial pemikirnya. Namun, Ideologi Negara dapat
diartikan sebagai alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
dalam masyarakat. Karena didasarkan oleh kepentingan masyarakat secara
keseluruhan.

6. Napoleon
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival-rivalnya.

7. Descrates
Menurut Descrates Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia

8. Thomas H.
Menurut Thomas H. Ideologi adalah cara untuk melindungi kekuasaan
pemerintah agar dapat bertahan dan untuk mengatur rakyat.

B. Makna Ideologi Bagi Suatu Negara

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil refleksi manusia berkat


kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarakat negara.
Di suatu pihak membuat ideologi semakin realitis dan pihak yang lain mendorong
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminnkan cara berpikir
masyarakat, bengsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-citanya.
Dengan demikian ideologi sangat menentukan ekstensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuan melalui berbagai realisasi pembangunan. Hah ini
disebabkan dalam ideolgi terkandung suatu orientasi praktis.

C. Fungsi Ideologi

Dilihat dari kegunaannya ideologi dapat memberikan stabilitas arah dalam hidup
berkelompok dan memberikan dinamika gerak menuju tujuan masyarakat atau
bangsa. Dalam hubungan ini dapat dilihat fungsi penting ideologi antara lain
adalah untuk membentuk identitas kelompok atau bangsa dan fungsi
mempersatukan.

Menurut Smith (2003:33) identitas nasional menunjukkan kesamaan didalam


suatu objek pada suatu waktu, ketetapan suatu pola khas didalam periode tertentu.
Dengan kesamaan pola perilaku dan gagasan yang dimiliki suatu kelompok
bangsa menggambarkan karakter bangsa tersebut dan dijadikan sebagai identitas
kelompok atau identitas nasional.

Dalam fungsi pemersatuan dilakukan dengan merelativir keseragaman atau


keanekaragaman, karena ideologi dapat mempersatukan orang-orang yang
berbeda dan menciptakan tata nilai lebih tinggi. Ideologi juga berfungsi untuk
mengatasi berbagai konflik dan ketegangan sosial menjadi solidarity making
dengan mengangkat berbagai perbedaan kedalam tata nilai lebih tinggi.

Dalam unsur kognitif ideologi memiliki fungsi segala pengetahuan dan pandangan
yang merupakan landasan untuk memahami segala kejadian yang terjadi di
sekitarnya.Struktur kognitif ini menjadi pacuan dalam memahami dan menyikapi
segala persoalan yang menghadapai sekelompok masyarakat atau bangsa ketika
menghadapi masalah tertentu.Pemahaman ideologi oleh suatu bangsa dapat
mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada dalam negaranya, baik itu kebijakan
politik, sosial, ekonomi, maupun kebudayaan.
Dalam unsur orientasi dasar ideologi memiliki fungsi membuka wawasan yang
memebrikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehiduapn masyarakat.
Ideologi dalam hal ini berfungsi untuk menentukan suatu arah dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara.suatu Negara wajib mempunyai ideologi agar
dapat melangsungkan kehidupan bernegara. Kalau suatu Negara tidak memiliki
ideologi, maka dapat diprediksikan Negara tersebut akan mudah terpengaruh oleh
ideologi-ideologi yang menyerang bangsa mereka, sehingga bangsa tersbeut akan
dekat dengan kehancuran.

Ideologi sebagai Norma yang Menjadi PedomanNegara yang memiliki ideologi


sangat berpegang teguh pada norma-norma yang menjadi pedoman dalam
berbangsa dan bernegara. Jadi, dalam bertindak selalu dalam batasan norma-
norma yang terkandung di dalam ideologi tersebut. Berpedoman dengan norma-
norma, maka seseorang dapat terarah dalam bertingkah laku.

Ideologi sebagai Jalan Menentukan Identitas DiriSebagai warga Negara


yang baik, sudah seharusnya Anda membangun jati diri yang dapat
memperkuat eksistensi ideologi yang dianut. Ideologi dapat
menentukan identitas diri suatu bangsa, yakni jati diri yang berbeda
dengan Negara lainnya.Identitas nasional Indonesia ini yang
membedakannya dengan bangsa lain, salah satunya adalah adanya
ideologi pancasila. Ya, ideologi pancasila dijadikan sebagai dasar
filsafat, pandangan hidup, kepribadian, dan dasar Negara.
D.Macam-macam Ideologi

1) Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sistem pemikirann yang memiliki ciri-ciri, sebagai

berikut :

• Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat


(falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologi sekelompok orang, melainkan
kesepakatan masyarakat.
• Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri.
Ia adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam
kehidupan mereka.
• Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi ke kinian mereka.
• Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung
jawab sesuai dengan falsafah itu.
• Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang
berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2) Ideologi Tetutup

Ideologi Tertutup adalah suatu sistem pemikiran tertutup dan sifatnya mutlak,

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

• Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam


masyarakat,melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai
dasar untuk mengubah masyarakat.
• Apabila kelompok tersebut menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai- nilai, norma-norma, dan berbagai
sego kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
• Bersifat tataliter, artinya mencangkup/mengurusi semua bidang
kehidupan. Ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha
menguasai bidang informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang
tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi
perilakumasyarakat.
• Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak
dihormati.
• Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
• Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan
konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

3) Ideologi Komperenhensif

Ideologi Komperenhensif di definisikan sebagai suatu sistem pemikiran


menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat
suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-
besaran menuju bentuk tertentu.

4) Ideologi Partikular

Ideologi Partikular di definisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang


tersusun secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial
tertentu dalam masyarakat
E.Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara

Jika menengok sejarah kemerdekaan negara-negara dunia ketiga, baik yang ada di
Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di
bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai
keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka
wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat
diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan
kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan
penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan
negara.

Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau
bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka.

Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan


agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan
hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang
dari berbagai agama.

Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan
(konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai
pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai
perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan
dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan
memakai semboyan “kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam
kesatuan”.
F.Pengertian dan Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seorang sebagai
mana yang terjadi pada ideology ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya
pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses
terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau berdasrkan proses
kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula pancasila dibagikan atas dua macam
yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun
pengertian asal mula tersebut adalah sebagai berikut:

1.Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideology bangsa dan negara Indonesia bukan
terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi
dasar filsafat negara dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri, yang berupa adapt
istiadat, religius dan kebudayaan. Kemudian para pendiri negara secara
musyawarah, anatara lain sidang BPUPKI pertama, Piagam Jakarta. Kemudian
BPUPKI kedua, setelah kemerdekaan sebelum sidang PPKI sebagai dasar filsafat
negara RI. Asal mula Pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang
langsung dan tidak langsung.

1)Asal Mula Langsung

Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu
asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal
mula langsung Pancasila menurut notonagoro, yaitu :

•Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)

Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa Indonesia


yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan demikian pada bangsa Indonesia
sendiri yang terdapat dalam kepribadiandan pandangan hidup.
•Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)

Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.

•Asal Mula Karya (Kausa Efisien)

Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah.

•Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)

Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan
Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum
ditetapkan oleh PPKI.

2)Asal Mula Tidak Langsung

Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan sehari-
hari bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :

a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi


dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia


sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat, kebudayaan dan
religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman memecahkan problema.

c. Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri
(Kausa Materealis).
G.Filsafat Pancasila

2.Pengertian Filsafat

Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah. Secara
Etimologis kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-Phos.
Philos/Philein (shabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana /
hikmah-kebijaksanaan.) Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983),
filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai
hasil dari pada berfikir secara radikal, sistematis, dan universal.

3.Landasan Filsafat Pancasila

Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap


nilai-nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut
terkristalisasi dan terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya
Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan
renungan jiwa yang dalam, berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang luas yang harmonis sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.

1) Landasan Etimologis

Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam
huruf Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima
dan Syila (huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi
yang bersendi lima. Kedua Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya
perbuatan yang senonoh/ normatif Pancasyiila berarti lima perbuatan yang
senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan. (Saidus Syahar
1975)

2) Landasan historis

Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak abad
ke XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu Sutasoma dan
Nagara Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum
dalam Panca Syiila Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
• Tidak boleh melakukan kekerasan
• Tidak boleh mencuri
• Tidak boleh dengki
• Tidak boleh berbohong
• Tidak bolehmabuk

Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53 bait
2 (dua) sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara bhiseka
karma. Selama berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata
Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang berlangsung mulai 29 Mei –
1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung Krno untuk memenuhi
permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara Indonesia
merdeka. Pancasila yang disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:

• Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,


• Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
• Mufakat atau Demokrasi,
• Kesejahteraan Sosial, dan
• Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila
Pertama dan kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat menjadi
Sosio Demokrasi dan Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi EKASILA
yaitu GOTONG ROYONG (Wedyodiningrat, 1947)

Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan


kembali pada tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA,
oleh Muhammad Yamin disebut JAKARTA CHARTER.
Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi pemeluk


pemeluknya.Menurut dasar

2.Perikemanusiaan yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /


perwakilan.

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :

• Ir. Soekarno (Bung Karno)


• Drs. Mohamad Hatta (Bung Hatta)
• Mr. A.A Maramis
• Abikoesno tjokrosoejoso
• Abdoel Kahar Moezakir
• H. Agoes Salim
• Mr. Achmad Soebarjo
• Wachid Hasyim
• Mr. Mohamad Yamin. (Ismaun, 1978; Kansil, 1968)

Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan Pancasila


Berbeda dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut menjadi
berikut:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45 menurut


Prof. Dr. Sri Soemantri S.H. LLM. Dalam ceramahnya pada Pelatihan Nasional
Dosen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila di
Yogyakarta (2002) adalah :

• Drs. Mohammad Hatta


• Abikoesno Tjokrosoejoso
• Kasman Singomedjo
• Wahid Hasjim
• Mr. Mochamad Hasan

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949 NKRI
menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari persetujuan
pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan
Konperensi Meja Bundar (KMB), RIS terdiri atas 16 negara bagian. Usia RIS
berakhir pada bulan Mei 1950 NKRI terbentuk kembali.

Mulai tahun 1950 sampai tahun 1959 Indonesia menggunakan Undang-Undang


dasar Sementara Th. 1950 (UUDS ’50) dimana sifat pemerintahannya Parlementer
dan menganut demokrasi Liberal.

Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara. Sifat Konsistensi


mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara. Sifat kesadaran dari bangsa
Indonesia akan pentingya Pancasila sebagai norma dasar/fundamental norm/grund
norm bagi kokohnya NKRI.

3)Landasan Yuridis

Secara yudridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan UUD’45 alinea


ke IV, yang diejawantahkan dalam pasal-pasal UUD’45. Dalam TAP MPR RI No.
XVIII/MPR/’98 dikukuhkan Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten
dalam kehidupan bernegara. Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/’99 diamanatkan
agar visi bangsa Indonesia tetap berlandaskan pada Pancasila.
4)Landasan Kultural

Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia
tercermin dari keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME dan kehidupan
budaya berbagai suku bangsa Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti :
Tiap upacara selalu memohon perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas
Musyawarah mufakat.

Pada masyarakat Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat erat terkait


dengan nilai agama yang tercermin pada konsep: “ Adat basandi syara dan syara
basandi kitabbullah.” Yang berarti hokum adat bersendikan syara dan syara
bersendikan Al-Quran.

Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seyogyanya berpedoman pada

tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu:

Elmu tungtut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu, carilah rizki/ harta
dan tetaplah beribadah pada Tuhan YME). Dalam azas musyawarah mufakat/
demokrasi terungkap pada nilai tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa
orang kehilangan kehormatan dirinya (Win-win solution). Hal ini tercermin dari
prinsip sebagai berikut.

Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah). Namun harus
Caina herang laukna beunang (airnya bersih ikannya tertangkap/win-win solution)
H.Pengertian Pancasila Ideologi Nasional

1.Pancasila Ideologi Nasional

Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat


Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide PANCASILA
itu muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari PANCASILA sebagai
ideologi nasional?

Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini


kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang
disebut dengan ideologi.

Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang
berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sIstem
kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi
kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu
dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir
dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap
persoalan yang dihadapinya.

Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila
merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk
menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh
negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik
bangsa Indonesia secara keseluruhan.
2.Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

• Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi


mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang
baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita- cita yang memberi
arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.
• Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya
dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan
menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
• Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus
dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan
para pendiri negara (the fouding father).
• Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk
melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama,
sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita
bersama.
• Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar
negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam


perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga
bukan sebagai alat kekuasaan.

3. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

• Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan


dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
• Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya,
yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
• Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
• Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan
demokratis.

4. Pancasila merupakan Ideologi terbuka

Pancasila dapat menerima dan mengembangkan ideologi baru dari luar, dapat
berinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman dan lingkungannya, bersifat
demokratis dalam arti membuka diri akan masuknya budaya luar dan dapat
menampung pengaruh nilai-nilai dari luar yang kemudian diinkorporasi, untuk
memperkaya aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat di Indonesia juga
memuat empat dimensi secara menyeluruh.

Setiap negara memiliki ideologi tersendiri. Ada yang memiliki ideologi


individualistik yang memandang manusia dari sisi hak asasinya, ideologi
komunistik yang memendasarkan diri pada premise bahwa semua materi
berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan menempuh proses dialektik
yang mana di dalam diri manusia tidak ada yang permanen sehingga kontradiksi
terhadap lingkungan selalu menghasilkan perubahan yang menentukan diri
manusia dan faham agama yang bersumber dari falsafah agama yang termuat
dalam kiblat suci agama. Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila yang
memandang manusia selaku makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
selalu membutuhkan yang lain.

Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga
pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di
dalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan YME sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama
hak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai.

Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam


memerangi penjajah dan bersatu dalam mengembangkan negara Indonesia.

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan
rakyat atau demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan
wajar.

Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil,
menghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi
kemakmuran masyarakat secara menyeluruh dan merata.

I.Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang terjadi
itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada beberapa
penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret realitas
zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson (1997)
yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti akan sangat
lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang tepat tentang
masa depan itu.

New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan
bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go
next; dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk
organisasi negara-perlu merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter
Senge (1994) mengemukakan bahwa ke depan terjadi perubahan dari detail
complexity menjadi dynamic complexitycosmopolitan, dan karenanya setiap
pelakunya, termasuk pelaku bisnis dan politik dituntut memiliki 4 C, yaitu
concept, competence, connection, dan confidence. yang membuat interpolasi
menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak menentu.
Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan
didominasi oleh nilai-nilai dan pemikiran

1.Peran Ideologi

Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara
blok Barat yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang
mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami
perubahan-perubahan yang mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa
setelah berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni
Soviet dan runtuhnya tembok Berlin-di akhir dekade 1980-an- dunia ini
mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar.

Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu
dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat
politik internasional, telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah
pemerintahan Presiden George Bush memromosikan doktrin unilateralisme dalam
menangani masalah internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia unipolar
yang ada di bawah pengaruhnya.

Dapat disimpulkan bahwa era persaingan ideologis dalam dimensi global telah
berakhir. Saat ini kita belum dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat
akan muncul kembali persaingan ideologis yang keras yang meliputi seluruh
wilayah dunia ini. Dunia sekarang ini cenderung masuk kembali ke arah
persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya
terletak pada bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga bangsanya. Dalam era yang seperti
ini, kedudukan ideologi nasional suatu negara akan berperan dalam
mengembangkan kemampuan bersaing negara yang bersangkutan dengan negara
lainnya.

Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia


adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai
cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi
kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun
negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi
tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun
pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.

Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa
Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para
pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan
ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat
diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan
bangsa.

2.Kesadaran Berbangsa

Sebenarnya, proses reformasi selama enam tahun belakangan ini adalah


kesempatan emas yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk merevitalisasi
semangat dan cita-cita para pendiri negara kita untuk membangun negara
Pancasila ini. Sayangnya, peluang untuk melakukan revitalisasi ideologi
kebangsaan kita dalam era reformasi ini masih kurang dimanfaatkan. Bahkan
dalam proses reformasi-selain sejumlah keberhasilan yang ada, terutama dalam
bidang politik-juga muncul ekses berupa melemahnya kesadaran hidup berbangsa.
Manifestasinya muncul dalam bentuk gerakan separatisme, tidak diindahkannya
konsensus nasional, pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan
etnosentrisme dan desentralisasi korupsi, demokratisasi yang dimanfaatkan untuk
mengembangkan paham sektarian, dan munculnya kelompok-kelompok yang
memromosikan secara terbuka ideologi di luar Pancasila.

Patut disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini adalah
berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, semangat Bhinneka
Tunggal Ika harus terus dikembangkan karena bangsa ini perlu hidup dalam
keberagaman, kesetaraan, dan harmoni. Sayangnya, belum semua warga bangsa
kita menerima keragaman sebagai berkah. Oleh karenanya, kita semua harus
menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas yang melindungi minoritas karena
konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 terbentuk dengan karakter


utamanya mengakui pluralitas dan kesetaraan antarwarga bangsa. Hal tersebut
merupakan kesepakatan bangsa kita yang bersifat final. Oleh karenanya, NKRI
tidak dapat diubah menjadi bentuk negara yang lain dan perubahan bentuk NKRI
tidak akan difasilitasi oleh NKRI sendiri.

Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan founding fathers


telah membekali kita dengan aspek-aspek normatif negara bangsa yang menganut
nilai-nilai yang sangat maju dan modern. Oleh sebab itu, tugas kita semua sebagai
warga bangsa untuk mengimplementasikannya secara konkret. NKRI yang
mengakui, menghormati keragaman dan kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk
mengantarkan masyarakat kita pada pencapaian kemajuan peradabannya.

Perlu disadari oleh semua pihak bahwa proses demokratisasi yang sedang
berlangsung ini memiliki koridor, yaitu untuk menjaga dan melindungi
keberlangsungan NKRI, yang menganut ideologi negara Pancasila yang membina
keberagaman, dan memantapkan kesetaraan. Oleh karenanya, tidak semua hal
dapat dilakukan dengan mengatasnamakan demokrasi.
Pancasila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka berfikir
yang senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satu pun ideologi
yang disusun dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan bersifat
abadi untuk semua zaman, kondisi, dan situasi. Setiap ideologi memerlukan
hadirnya proses dialektika agar ia dapat mengembangkan dirinya dan tetap adaptif
dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini, setiap warga negara Indonesia
yang mencintai negara dan bangsa ini berhak ikut dalam proses merevitalisasi
ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya,
prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan
ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Tysna, Ade. 2015. Makalah Ideologi. Serang : FISIP


Didapat dari https://www.academia.edu/9364897/MAKALAH_IDEOLOGI
_PENDIDIKAN_KEWARGANEGARAAN_

Agape Barus, Robi. 2016. Article macam-macam Jenis Ideologi yang ada di dunia
berserta ciri-ciri dan penjelasannya.
Di dapat dari http://www.edukasinesia.com/2016/12/macam-macam-
jenisideologi-yang-ada-di-dunia-beserta-ciri-ciri-dan-
penjelasannyaterlengkap.html

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai