MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila
Dosen pengampu: Dr. Hj. Andi Nurlaela, M.Pd.
Disusun oleh:
Moch Raihan Saputra 1231030215
M Iqbal Firdaus S 1231030221
Muhammad Desap Maulana 1231030256
Krista Dira Rizky 1231030242
Aisy Afida Hasna 1231030245
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang melimpah. Dalam kesempatan ini, kami
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut
serta dalam pembuatan makalah ini yang mengangkat dua aspek yang sangat penting dalam
konteks kehidupan berbangsa, yaitu Pancasila sebagai sistem filsafat negara dan pandangan
hidup yang membentuk karakter dan sikap individu dalam masyarakat.
Pancasila, sebagai pilar utama dalam membentuk negara Indonesia, juga memiliki peran
yang sangat penting dalam membentuk pandangan hidup individu dalam bermasyarakat.
Dalam makalah ini, kami mencoba menguraikan kedalaman makna Pancasila sebagai sistem
filsafat yang menjadi landasan berdirinya negara, sekaligus bagaimana nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya membentuk pandangan hidup yang mengakar dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyusunan makalah ini merupakan sebuah perjalanan penelusuran konsep-konsep
filosofis yang terkandung dalam Pancasila, serta bagaimana konsep-konsep tersebut mengalir
ke dalam pandangan hidup individu sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia.
Tentunya, kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan.
Oleh karena itu, masukan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah kami
harapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemikiran yang terkandung di dalamnya.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan sudut pandang baru dan
pemahaman yang lebih dalam tentang peran Pancasila sebagai sistem filsafat negara serta
bagaimana hal tersebut membentuk pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih atas waktu, perhatian, dan kesempatan yang diberikan untuk membaca
makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
A. Kesimpulan ................................................................................................
12
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks ketatanegaraan, urgensi sistem hukum nasional sebagaimana
dinyatakan oleh Friedman, berfungsi untuk menyebarkan dan memelihara pengalokasian
nilai-nilai yang oleh mas yarakat dirasa benar. Suatu sistem hukum nasional bagi Indonesia
sebagai Negara merdeka merupakan kebutuhan yang fundamental guna mewujudkan
ketertiban dan kedamaian. Sementara itu, Negara secara yuridis merupakan suatu
personifikasi tertib hukum nasional. Artinya, Negara merupakan penjelmaan dari berbagai
peraturan perundang-undangan yang mengatur tingkah laku manusia untuk menjamin dan
memberikan hak, keistimewaan, fungsi, kewajiban, status atau pendelegasian untuk
terwujudnya ketertiban dan kepastian hukum dalam kehidupan masyarakat pada suatu Negara.
Dalam dataran empiris di Indonesia, persoalan sistem hukum nasional ini masih menjadi
problematika, mengingat banyaknya sistem hukum yang diberlakukan sebelumnya. Hukum
Islam merupakan salah satu sistem hukum yang ada dalam sistem hukum nasional. Namun,
hukum Islam ini masih sangat problematik ketika akan diadopsi dalam sistem hukum
nasional. Problematika itu muncul dengan alasan yang bermacam-macam. Diantaranya adalah
perbedaan strategi antara penganut aliran substantif dengan formalisme dalam
memperjuangkan hukum Islam ke dalam hukum nasional, alasan historis bahwa hukum islam
dalam konteks internal banyak sekali aliran-alirannya yang mempunyai pemikiran berbeda
dalam merespon kenyataan-kenyataan hukum yang ada di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea dan Logos, idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, ide-ide dasar, atau cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Sedangkan Logos berasal dari
bahasa Yunani yang berarti sabda atau buah pikiran yang diungkapkan dalam perkataan,
pertimbangan nalar atau arti.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan
tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah
Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796.
Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial
ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi
tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara
fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat
gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling
baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang
doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi
secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme.
Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi
tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum
hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, system pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem
politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat
pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization),contohnya
individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai system
pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang
2
diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis,
yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh
Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa
komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya.
Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula
komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang
meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam
kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan
hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling
baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan
bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi
bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat
dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
Fungsi Ideologi
Menurut Soerjanto Poespowardojo, terdapat sejumlah fungsi ideologi bagi sebuah
negara. Fungsi ideologi tersebut, yakni:
Sebagai struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan
landasan untuk memahami kejadian di lingkungan sekitar.
Sebagai orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
3
menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang dalam
bertindak.
Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
Sebagai kemampuan untuk menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuannya.
Sebagai pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati
serta membuat pola tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya.
4
2. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama
dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi) masyarakat
Indonesia.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ideologi merupakan hal yang penting karena
bermakna sebagai kumpulan gagasan, nilai, dan kepercayaan yang dapat mengarahkan
tingkah laku warga negara demi mencapai tujuan hidup bersama. Dari sini dapat diartikan
bahwa ideologi merupakan pedoman hidup bagi masyarakatnya. Begitu pula dengan
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, berarti pedoman untuk kehidupan bernegara
setiap masyarakat di Tanah Air. Pancasila sebagai ideologi merupakan penuntun bagi negara
dan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan makmur melalui
pembangunan nasional. Namun, Pancasila sebagai ideologi tidak akan ada artinya jika
masyarakat tidak menjalankan atau mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, cita-cita negara tidak akan terwujud jika masyarakat
tidak mau melakukan usaha-usaha sesuai ideologi bangsa, yaitu nilai-nilai Pancasila. Adapun
contoh Pancasila sebagai ideologi negara adalah penetapan cita-cita negara. Berikut cita-cita
negara terhadap Indonesia pada 2015-2085.
5
1. Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan
persatuan.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia unutk mencapai tujuannya.
3. Memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
Indonesia
4. Menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk
mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam pancasila.
5. Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan
negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.
Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terselip nilai lainnya
secara lengkap dan harmonis, baik nilai nilai vital, material, nilai kebenaran(kenyataan) , nilai
etis, nilai estetis, maupun nilai religius.
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang ter-dalam.
6
Pancasila yang tersimpan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara
yang mendasar.
Inti dari nilai Pancasila akan terus ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan UUD memuat isi yang mewajibkan
pemerintah, penyelenggara Negara termasuk juga pengurus partai dan golongan fungsional
untuk menjaga budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat
yang luhur.
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi resmi Indonesia. Kata “Pancasila” berasal
dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila”
yang berarti prinsip atau dasar. Jadi, Pancasila secara harfiah berarti “lima prinsip”.
Pancasila dinyatakan dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan kemudian
dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila mencerminkan
nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sangat kuat dan tidak dapat
diganggu gugat. Berikut adalah penjelasan mengenai kedudukan Pancasila sebagai Dasar
Negara:
7
Pancasila secara resmi dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan
bahwa negara Indonesia didirikan atas dasar Pancasila. Hal ini menegaskan kedudukan
Pancasila sebagai pijakan utama dalam konstitusi Indonesia.
UUD 1945 merupakan konstitusi tertulis yang memiliki kedudukan dan kekuatan hukum
tertinggi di Indonesia. Dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, disebutkan bahwa Pancasila
merupakan asas tunggal negara dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, tidak ada lembaga atau pihak manapun yang memiliki kewenangan untuk mengubah atau
menggantikan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus tercermin
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi acuan dalam berbagai
bidang, seperti pendidikan, politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya. Pengamalan nilai-
nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara Indonesia.
Pancasila secara visual juga menjadi bagian yang penting dalam simbol-simbol nasional
Indonesia. Lambang negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih menunjukkan
keberadaan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dihormati dan dijunjung tinggi.
Dengan demikian, Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tak tergoyahkan sebagai
Dasar Negara Indonesia. Pancasila menjadi landasan moral, ideologi, dan identitas nasional
yang menjadi pijakan untuk membangun masyarakat yang adil, beradab, dan demokratis.
8
D. Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
9
dalam kehidupan sehari-hari bagi bangsa Indonesia. Artinya, pancaran perbuatan, tindakan,
dan sikap bangsa Indonesia harus terwujud seperti kelima sila tersebut. Untuk bisa menjadi
kenyataan, nilai-nilai Pancasila ini oleh masyarakat Indonesia harus bisa dicapai dengan usaha
yang nyata. Itulah mengapa norma Pancasila dianggap fundamental, hal tersebut dikarenakan
memiliki cita-cita yang akan dikejar oleh bangsa Indonesia sendiri. Pencapaian yang
maksimal dari cita-cita Pancasila memang cukup sulit. Hal tersebut dikarenakan banyak
tantangannya seperti harus meliputi semua aspek kehidupan yang memiliki banyak ragam.
Oleh karena itu, setidaknya Pancasila harus bisa dijadikan pegangan hidup dan pandangan
hidup untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jiwa Pancasila seperti yang
dijelaskan sebelumnya. Untuk itu, masyarakat Indonesia diupayakan agar tidak melakukan
hal-hal yang menyimpang dengan norma-norma yang terkandung di dalam Pancasila. Seperti
norma agama, norma kesusilaan, norma kesantunan, norma kebangsaan, norma kerakyatan,
dan norma hukum yang berlaku.
10
juga sebagai sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pernyataan
tersebut sesuai dengan asas kerohanian atau yang biasa disebut dengan “Philosofisme
Gronslag”. Yang berarti menjadi dasar dalam filsafat suatu negara. Lembaga MPRS secara
yuridis telah menetapkan suatu pernyataan bahwa Pancasila sendiri adalah sumber dari segala
sumber hukum. Pernyataan tersebut juga telah dicantumkan di dalam lampiran Keputusan
MPRS Nomor XX/MPRS/1966. Dapat dikatakan bahwa Pancasila memiliki peraturan hukum
dasar yang tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum dasar yang tertulis yaitu Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Sedangkan sumber hukum dasar yang tidak
tertulis ada pada sebuah Konvensi. Kualitas hukum di Indonesia akan dapat ditentukan
seberapa jauh nasibnya apabila masyarakat Indonesia dapat memahami dan memaknai sumber
hukumnya, yaitu Pancasila. Karena Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang sifatnya sempurna karena bisa menjangkau banyak aspek kehidupan sehari-hari.
Peraturan dan perundang-undangan merupakan aspek utama yang mengatur semua
aspek penyelenggaraan suatu negara. Seperti contohnya Negara Indonesia yang berdemokrasi
berdasarkan peraturan hukum. Dalam pelaksanaannya, Indonesia berdasarkan hukum
mengacu pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Dalam konteks ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar mengatur pembagian
kekuasaan, keadilan sosial, mengatur hak serta kewajiban sebagai warga negara, dan lain
sebagainya.
Di dalam UUD 1945, mengatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia, tak hanya itu saja namun juga merupakan sumber aspirasi dan motivasi
serta tekad bangsa sebagai bentuk perwujudan cita-cita moral dan cita-cita hukum yang
hendak ditegakkan. Proses penegakan bisa di lingkup dalam negeri maupun dunia.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah sumber hukum material. Oleh karena itu, setiap konten hukum dan
peraturan tidak boleh bertentangan dengannya. Dan jika itu kontradiktif itu akan dicabut.
Subjek pikiran yang terkandung dalam pancasila adalah cita cita hukum indonesia yang
mendasari hukum dasar negara yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
Sebagai ideologi pancasila adalah bimbingan dan referensi antara masyarakat indonesia
dalam melaksanakan kegiatan disemua bidang sehingga seifatnya harus terbuka, luwes dan
fleksibel tidak tertutup dan kaku tetapi harus mengikuti zamannya tanpa harus mengubah nilai
nilai dasarnya.
Pancasila merupakan seutu asas keharmonian yang dalam ilmu kenegaraan populer disbut
sebagai filsafat negara. Nilai nilai pancasila yang telah diwariskan kepada bangsa indonesia
merupakan nilai sari dan puncak dari sosial budaya yang senantiasa melandasi kehidupan
sehari hari.
Sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga
semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/artikel-pengertian-ideologi
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2022/12/03/01000021/fungsi-
ideologi-bagi-suatu-negara
https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/edukasi/20230529140728-569-
955302/mengenal-pancasila-sebagai-ideologi-negara-indonesia/amp
https://fkip.umsu.ac.id/2023/07/17/pengertian-pancasila-sebagai-dasar-negara/
13