INDONESIA
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpa hka n
rahmat dan hidyahNya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul
“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN FILSAFAT BANGSA
INDONESIA” ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya. Walaupun kami
sadar bahwa makalah masih jauh dari apa yang menjadi harapan dari pembimb ing.
Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat, bukan sebuah
kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur.. Kesalahan dalam makalah ini jelas
ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan
kelupaan. Dari kesemua kelemahan tersebut kirannya dapat dimaklumi.
Dan ucapan terimakasih kepada :
1. Bpk. Rahmat Ferdian Andi Rosidi SH.I.,M.H Selaku dosen serta
pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah membantu dalam terselasinya
makalah ini dengan tepat waktunya.
Demikian, harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru
pula, amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.8 Fasisme .............................................................................................. 16
2.2.9 Nasionalisme ...................................................................................... 17
2.3 Pengertian Filsafat Pancasila ................................................................. 17
2.3.1 Pengertian Filsafat Pancasila ..................................................................... 20
2.3.2 Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila .............................................................. 21
2.3.3 Pemikiran Filsafat Pancasila ...................................................................... 22
2.3.4 Landasan Pancasila sebagai Sistem Filsafat................................................ 24
2.4 Hakikat Sila-Sila Pancasila......................................................................... 26
BAB III.................................................................................................................. 29
PENUTUP ............................................................................................................. 29
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 29
3.2 Saran ....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ideologi?
2. Bagaimana ideologi bisa ada?
3. Kenapa ideologi Indonesia adalah Pancasila?
4. Apa bedanya ideologi Pancasila dengan ideologi lain?
5. Apa arti dari filsafat Pancasila?
6. Bagaimana hakikat sila-sila pada Pancasila?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, ideologi berasal dari kata “idea” atau dari bahasa Yunani
yaitu “ideos” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, dan cita-cita, lalu
“logos” yang berarti adalah ilmu. Dengan demikian ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ide
dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang bersifat tetap dan yang harus dicapai
oleh orang yang mengikuti ideologi tersebut. Lalu secara terminologis atau istila h,
ideologi adalah keseluruhan prinsip atau norma yang berlaku dalam suatu
masyarakat yang meliputi berbagai aspek, seperti sosial-politik, ekonomi, budaya,
pertahanan, dan keamanan.
3
Meskipun demikian, istilah ideologi kadang memperoleh konotasi negatif.
Entah itu melalui kalangan akademis ataupun masyarakat awam, mereka sering
menyamakan istilah ideologi dengan berbagai cara, gaya, atau suatu pemikira n
yang tidak begitu disukai masyarakat. Bahkan tidak sedikit bagi sekelompok orang
yang mengkarakterisir ideologi sebagai suatu bentuk propaganda yang berlebihan,
mengada-ada, dan tidak realistis. 1
1 M . Syamsudin dkk, Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislama dan KeIndonesiaan (Yogyakarta:
Total M edia, 2019), hlm. 97.
2 M . Syamsudin dkk, Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislama dan KeIndonesiaan (Yogyakarta:
Total M edia, 2019), hlm. 99.
4
masalah yang berhubungan dengan politik. Sulitnya memperoleh pengertian
ideologi yang memuaskan akan mengakibatkan terhambatnya masyarakat untuk
mencapai tujuan yang legal. Jadi dapat disimpulkan melalui ideologi seseorang
dapat mempengaruhi orang lain dan apabila semakin kuat dukungan yang diperoleh
tersebut maka akan semakin besar pula kemungkinan memperluas kekuasaan.
Maksud dari situasi krisis adalah dimana cara pandang dan tindakan yang
sebelumnya dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap
sebagai suatu yang sudah tidak dapat diterima lagi. Keadaan seperti ini biasanya
akan mendorong munculnya suatu ideologi yang baru. Jika suatu kelompok maupun
masyarakat mulai merasakan bahwa berbagai kebutuhan dan tujuan hidupnya tidak
dapat direalisasikan maka kesalahan pertama seringkali akan ditimpakan kepada
ideologinya sendiri.
Dalam arti kata ideologi tersebut akan dianggap tidak mampu lagi berbuat, baik
dalam menjelaskan eksistensinya, ataupun dalam melaksanakan aturan main yang
dirancangnya sebelumnya. Adanya kondisi yang kalut, ketidakpuasan terhadap apa
yang pernah terjadi dan ketakutan dalam menghadapi masa depan, akan menjadi
pemicu munculnya suatu ideologi yang diharapkan mampu menjanjikan kehidupan
yang lebih baik.
Ideologi pada dasarnya adalah sebuah ide atau gagasan yang akan ditawarkan
ke tengah-tengah arena politik. Oleh karena itu ideologi harus disusun secara
sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara baik. Sebagai ide yang
hendak mengatur tata tertib hubungan masyarakat maka ideologi biasanya
menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan oleh
suatu masyarakat secara sistematis.
5
c. Ideologi mempunyai ruang lingkup yang luas
Jika dilihat dari dimensi horizontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas mulai dari penjelasan-penjelasan yang bersifat saling berhubunga n
sampai kepada gagasan atau pandangan yang menyeluruh. Sebenarnya cakupan
dari suatu ideologi sangat bergantung pada ruang lingkup kekuasaannya sendiri.
Ideologi yang totaliter akan cenderung mengakibatkan ideologi tersebut lebih
komprehensif dibandingkan dengan ideologi demokratis karena senantiasa
mendambakan kekuasaan yang mutlak untuk mengatur semua aspek kehidupannya.
Kali ini kita akan melihat dari dimensi vertikal, karakteristik ini dapat
dikatakan bahwa ideologi berada pada keragaman landasan yang akhirnya akan
membuahkan pemahaman dan penerimaan dari para pengikutnya. Jadi, ketertarikan
seseorang pada suatu ideologi dapat didasarkan pada rangsangan intelektua l
maupun emosional atau yang paling sering adalah karena kepentingan pribadi dari
orang tersebut. Di samping hal tersebut, unsur penarik juga dapat didasarkan pada
daya tarik seorang pemimpin yang kharismatik. Pengikut suatu ideologi cenderung
menunjukkan fanatisme terhadap doktrin idealisme yang dianut oleh mereka.
Dengan demikian ideologi merupakan alat pengikat yang baik namun perlu
direnungkan kembali secara kritis dan arif, karena dampak dari mengikuti ideologi
tersebut kita sendiri juga yang akan merasakannya. 3
3M . Syamsudin dkk, Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislama dan KeIndonesiaan (Yogyakarta:
Total M edia, 2019), hlm. 102-105.
6
moral. Oleh karena itu, pelaksanaan nilai tersebut juga harus berdasarkan pada
keyakinan dan kesadaran bagi masing-masing individu.
4 Ahmad Joji Maning , “Arti dan M akna Pancasila sebagai Ideologi negara” gramedia.com,
https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/ Diakses pada 7 M aret 2023
7
atau juga kita kenal sebagai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
a. Rapat BPUPKI
1. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Achmad Soebardjo
4. M. Yamin
5. Wahid Hasjim
6. Abdoel Kahar Moezakir
7. Abikusno Tjokrosoejoso
8. Haji Agus Salim
9. A.A. Maramis
8
Pancasila. Pembahasan ini selesai pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian
dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang berbunyi:
9
melambangkan keagungan dan kejayaan. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor dan
cakar melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
10
Pada bagian bawah terdapat pita putih yang dicengkram bertuliska n
Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara Indonesia, dimana dalam
bahasa Jawa kuno memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kata tersebut
dikutip dari kitab sutasoma karangan Mpu Tantular yang bermakna persatuan dan
kesatuan nusa dan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, bangsa, suku,
ras, adat, kebudayan, bahasa, serta agama. 6
6 Pusdatin , “Ini Bunyi Pancasila dan M akna Lambangnya” bpip.go.id, 28 April 2021
https://bpip.go.id/berita/1035/673/ini-bunyi-pancasila-dan-makna-5-lambangnya.html Diakses pada 9 M aret
2023
11
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indoensia
Pada saat negara ini didirikan, Pancasila merupakan kesepakatan luhur yang
disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, dilestarikan, dan
dipelihara.
Pancasila sebagai cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia
Dengan Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, Pancasila
direncanakan menjadi standar atau landasan yang dapat mempersatuka n
bangsa Indonesia.
12
kabiasaan yang sudah pasti dan stabil. Konservatisme juga anti terhadap
radikalisme dan politik dimana hal ini dibedakan dengan kudeta,
pemberontakan, perlawanan dan semacamnya. Liberalisme sebagai filsa fat
politik dan ideologi besar di dunia punya hubungan yang erat dengan
persoalan masalah hal dan wewenang yang mengendalikan tingkah laku dan
perbuatan warga negaranya yang dimana persoalan tersebut sering
dilupakan. Edmund burke mengajukan pendapat bahwa liberalis me
bersambungan dengan masalah yang seharusnya dilakukan oleh negara dan
seharusnya memberikan kebebasan terhadap rakyatnya. 7
2.2.2 Kapitalisme
Kapitalisme dapat diartikan sebagai sistem ekonomi yang
didalamnya terdapat kepemilikan pribadi terhadap alat-alat produksi baik
barang maupun jasa.8 Awal terbentuknya sistem kapitalisme ini diawali di
Eropa pada abad ke-16 sampai abad 19, yang ditandai dengan munculnya
perbankan komersial dimana sekumpulan individu dan kelompok bisa
bertindak terhadap suatu badan tertentu yang dapat melakukan perdagangan
barang milik pribadi.
7 M . Syamsudin dkk, Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislama dan KeIndonesiaan (Yogyakarta:
Total M edia, 2019), hlm. 107.
8 Trisna Wulan, “Apa Itu Kapitalisme? Ini Tujuan, Dasa-Dasar, dan Contohnya,” detik.com, 13 Oktober,
2022, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6345401/apa-itu-kapitalisme-ini-tujuan-dasar-dasar-dan-
contohnya Diakses pada 7 M aret 2023
9 Binov Handitya, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: CV.M AHATA, 2020), hlm. 41
13
2.2.3 Marxisme Leninisme
Marxisme dikenal sebagai sebuah teori yang berkaitan dengan
sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Sedangkan leninis me
adalah bagian dari teori politik organisasi demokratik suatu badan yang
sifatnya revolusioner. Tujuan utama dari Marxisme-Leninisme yaitu
mengembangkan suatu negara menjadi negara yang sosialis yang diperoleh
melalui kepemimpinan yang bersifat revolusioner “profesional”. Pada
dasarnya negara Marxis_Leninis tidak ingin mengembangkan negaranya
kearah sosialis melainkan kearah kapitalisme. Alasan yang membuat
Marxisme adalah pemikiran yang sangat luas adalah karena Marxisme
memadukan tiga tradisi intelektual yang berkembang pada saat itu, yakni
filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan ilmu ekonomi Inggris. 10
2.2.4 Komunisme
Menurut Fadhila Rachmawati, Komunisme merupakan ideologi
yang mengacu pada sistem sosial ekonomi, yang didasarkan pada
kepemilikan bersama beserta produksi barang, baik lingkup pemerinta ha n
maupun kehidupan.11 Komunisme dikenal sebagai paham anti-kapitalis me
yang dimana komunisme berlaku berkebalikan dengan kapitalis me.
Komunisme menginginkan semua aset dimiliki oleh negara dan
dipergunakan untuk kesejahtaraan rakyat secara merata agar tidak ada kelas
sosial dan tidak ada kepemilikan pribadi yang dominan serta sektor swasta
yang menjad pendukung. Konsekuensi yang terjadi terhadap suatu negara
yang menganut sistem komunisme adalah seluruh aset negara seperti tanah,
gedung perusahaan, infrastruktur tidak dapat dimiliki secara pribadi. Semua
aset tersebut akan menjadi miliki negara dan segala keuntungan maupun
kerugian akan dibagi rata dengan rakyatnya.
10
Binov Handitya, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: CV.M AHATA, 2020), hlm. 43
11Vanya Karunia, “Ideologi Komunisme: Definisi, Ciri, Sistem Ekonomi, dan Contoh Penerapan”,
kompas.com, 3 Februari, 2022, https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/30/222539469/ideologi-
komunisme-definisi-ciri-sistem-ekonomi-dan-contoh-penerapan Diakses pada 7 M aret 2023
14
2.2.5 Sosialisme
Munculnya paham sosialisme adalah dampak dari ide-ide
liberalisme ekonomi dan kapitalis modern pada abad ke-18 dan awal abad
ke1-19 Masehi di Eropa. Pemahaman sosialis muncul saat terjad
ketidakseimbang kalangan pengusahan dan buruh di Inggris. Pada saat itu,
kaum pengusaha memiliki modal yang besar sedangkan kaum buruh hanya
bisa memperoleh gaji kecil sehingga tinggal di pemukiman kumuh. Seiring
berjalannya waktu, kesenjangan sosial semakin terlihat, yang menyebabkan
terciptanya sifat individualisme dalam masyarakat. Sosialisme diterapkan
dengan tujuan untuk memeratakan kesejahteraan rakyat, rasa solidaritas,
dan rasa kebersamaan sera gotong royong dalam masyarakat.
2.2.6 Libertarianis me
Ideologi ini mendukung kebebasaran radikal dimana setiap individ u
diberi pengakuan dimana mereka memiliki hal untuk mengatur
kehidupannya masing- masing. Namun, kebebesaan setiap individu akan
dibatasi bila melanggat hal orang lain. Contoh konsep kebebasan inividu ini
adalah seperti bertinda dan berbicara secara bebas, beribadah atau tidak
beribadah, dan lain-lain. Alternatif yang ditawarkan libertarianisme adalah
negara harus bisa menjamin kehidupan masyarakat yang damai dan setiap
masyarakat harus kreatif sehingga semua individu bisa atau mampu untuk
hidup secara produktif. Oleh sebab itu, libertarianisme memandang bahwa
setiap penjajahan harus dihapuskan dan pemerintah hanya berhak
menyatakan perang bila hal tersebut digunakan sebagai bentuk pertahanan
dan perlawan untuk penjajahan dari negara lain.
2.2.7 Utilitarianis me
Utilitarianisme sebagai ideologi yang memberikan wawasan tentang
segala tindakan yang berkaitan dengan implementasi kebijakan yang harus
dipertanggungjawabkan dan akan diukur manfaat dan efektifitas
15
penerapannya bagi masyarakat. Perbuatan yang dikatakan termasuk dalam
kategori “baik” adalah perbuatan yang dapat mencipta keuntunga n
maksimum, biaya rendah dan tidak ada kerugian bagi banyak orang. Dari
sudut pandang lain, utilitarianisme adalah sebuah prinsip moral bahwa suatu
tindakan benar jika itu menekannya biaya sosial (social cost) dan dapat
memberikan manfaat sosial (social benefit).
2.2.8 Fasisme
Fasisme adalah paham yang berlandaskan kepemimpinan dengan sistem
kekuasaan mutlak/absolut, dimana perintah pemimpin harus dilaksanakan
dan dipatuhi oleh rakyat tanpa terkecuali. Salah satu konsep dasar ideologi
fasis adalah gagasan bahwa musuh akan menghancurkan kedaulata n
negaranya. Mengikuti pemikiran ini, para pemimpin dan militer harus kuat
untuk melindungi negara.
Dalam ideologi fasis massa harus memiliki konsep yang bersatu,
individualitas harus dihilangkan karena keragaman dilarang, penghancura n
identitas individu mengarah pada massa yang mengambang. Seorang
pemimpin haruslah seseorang yang karismatik dan memegang kekuasaan
dengan kekuasaan mutlak. Ideologi fasisme percaya bahwa suatu bangsa
16
membutuhkan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif yang bersatu,
dan kemampuan untuk mengorganisir orang untuk membenarkan kekerasan
untuk melindungi bangsa.
Fasisme sendiri didirikan dengan konsep anti-komunis me,
antiliberal, anti-demokratis, anti-individualis, anti-parlemen, dan juga anti-
konservatif dan juga menolak konsep-konsep egalitarianisme, materialis me,
dan rasionalisme yang selalu mengagungkan tindakan, disiplin, hierarki,
semangat, dan keinginan melaksanakan tujuan Negara.
2.2.9 Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa.
Nasionalisme adalah paham yang bertujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan suatu negara dengan mewujudkan konsep
identitas bersama bagi sekelompok orang yang memiliki tujuan atau aspirasi
yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. Ikatan nasionalis me
tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang tentunya saat mentalitas nya
mulai menurun. Keadaan ini menuntut insting manusia untuk
mempertahankan diri untuk melanjutkan peran dan dorongan mereka untuk
mempertahankan negara mereka, tempat di mana mereka tinggal dan di
mana mereka bergantung. Namun secara umum, nasionalisme yang
dominan di kedua negara cenderung memudar setelah situasi stabil.
Pada zaman modern, nasionalisme dapat memanifestasikan dirinya
dalam situasi politik di mana kebenaran politik muncul dari kehendak
rakyat. Nasionalisme dapat diartikan sebagai fenomena sejarah yang timbul
akibat penjajahan di suatu negara. Gerakan ini tumbuh dan lahir dari
kesadaran bersama untuk melepaskan diri dari penindasan tersebut. 12
12 Binov Handitya, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: CV.M AHATA, 2020), hlm. 46-50
17
A. Secara Umum
Filsafat adalah filosofi kebijaksanaan hidup untuk menawarkan perspektif
komprehensif tentang kehidupan berdasarkan pengalaman dari kehidupan
dan sains. Karena memiliki logika, metode, dan sistem, filsafat adalah ilmu.
Namun, filsafat berbeda dari ilmu kehidupan lainnya karena memiliki fokus
yang sangat luas.
18
Harold H. Titus (1979) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
13 I Putu Ari Astawa, “Pancasila sebagai Sistem Filsafat”, Universitas Udayana, 2017, h. 9
19
2.3.1 Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimolo gis
berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan sophia yang
berarti hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila juga merupakan filsafat karena
Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa,
yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsa fat
yang kredibel. Menurut Abdulgani (dalam Ruyadi,2003), Pancasila
merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collective ideologie (cita-cita
bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan Notonagoro (dalam
Ruyadi,2003) menyatakan bahwa filsafat Pancasila memberika n
pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila.14
20
Dari sini, kita bisa menganalisis urgensi Pancasila sebagai sistem
filsafat. Karena filsafat adalah fundamental bagi kehidupan manusia.
Filsafat diperlukan manusia untuk mengembangkan metode untuk
mencapai ketentraman (security) dan kenikmatan (comfort). Selain itu,
mengintegrasikan filsafat dengan bidang lain akan memainkan peran
penting dalam membantu manusia dalam mewujudkan berbagai tujuan dan
keinginannya. Manusia akan dapat menemukan berbagai pemecahan
masalah dalam hidupnya melalui filsafat. Sebagai komponen kepercayaan
manusia, filsafat berfungsi sebagai dasar yang berbeda untuk perilaku
manusia. Pengalaman manusia kemudian dibangun dari konsep filosofis ini.
Filsafat juga dapat digunakan untuk memperluas bidang kesadaran manusia,
memungkinkan orang menjadi lebih hidup, lebih mampu membedakan
sesuatu, lebih kritis, atau hanya lebih pintar.17
a. Kausa materialis dalam hal ini Pancasila bersumber dari nila i-nila i
sosial budaya Indonesia itu sendiri. Penyebab materialis adalah
yang terkait dengan materi. B.
b. Kausa formalis, atau sebab-sebab yang berhubungan dengan
bentuk, meyakini bahwa Pancasila yang muncul dalam pembukaan
UUD 1945 memenuhi syarat formil (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, yang mengacu pada kegiatan BPUPKI dan PPKI
dalam menyusun dan merumuskan Pancasila dalam rangka
membentuk dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis mengacu pada tujuannya, yaitu mengajuka n
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.18
17 Ibid.
18 Yoga Putra Semadi, Op.cit., h.2
21
2.3.3 Pemikiran Filsafat Pancasila
Soekarno
22
otobiografinya bahwa ia menolak tuduhan Barat bahwa ia adalah
seorang Komunis sehubungan dengan konsep Nasakom: "Pertanyaa n
lain yang sering ditanyakan ialah apakah Soekarno seorang Komunis'?
... Orang Komunis menginginkan satu bangsa dunia. Mereka
meniadakan nasionalisme untuk kepantingnn internasionalis me.
Soekarno adalah seorang nasionalis revolusiones. Seorang ultra -
nasionalis, seorang supra-nasionalis. "Filsafat nasionalisme Soekarno
bukanlah Chauvinisme, akan tetapi adalah: "nasionalisme yang lebar -
nasionalisme yang timbul daripada pengetahuan atas susunan dunia dan
riwayat; nasionalisme yang menjalankan rasa hidupnya sebagai suatu
bakti; yang memberi tempat cinta kepada lain-lain bangsa;
nasionalisme yang membuat kita menjadi hidup dalam roh (Soekarno,
1964).
3) Pancasila menolak individualisme demi kekeluargaan atau gotong
royong sebagai landasannya. Dalam sidang BPUPKI, Soekarno
menjelaskan "Maka oleh karena itu, jikalau kita betul-betul hendak
mendasarkan negara kita kepada faham kekeluargaan, faham tolong-
menolong, faham gotong royong dan keadilan sosial, enyahkan tiap-
tiap pikiran, tiap-tiap faham individualisme dan liberalis me
daripadanya." (Bahar, peny, 1992).
4) Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi. Ke dua terminologi ciptaan
Bung Karno ini patut memperoleh tempat khusus di dalam pemikira n
Pancasila Bung Karno, terlebih keduanya ada pengertian "Trisila"- nya
Bung Karno sebagai perasan dari Pancasila. Soekarno selanjutnya
memadatkan lagi Trisila menjadi "Ekasila" yakni Gotong royong.
5) Sosio-nasionalisme adalah nasionalisme yang berperikemanusiaa n,
suatu "nasionalime politik dan ekonomi, suatu nasionalisme yang
bermaksud mencari keberesan politik dan keberesan ekonomi,
keberesan negeri dan keberesan rezeki. Sosio-demokrasi adalah bukan
demokrasi ala Kevolusi Perancis, bukan revolusi ala Amerika, ala
Inggris.. . tetapi ia adalali demokrasi sejati yang mencari keberesan
23
politik dan keberesan ekonomi. Sosio-demokrasi adalah demokrasi
politik dan demokrasi ekonomi" (Soekarno)
6) Donald Wilhelm berpendapat bahwa cara berpikir Bung Karno tentang
Pancasila menjadikan Pancasila identik dengan sosialisme; terutama
untuk pemikiran Eung Karno yang telah lama melawan imperialis me,
kolonialisme, dan feodalisme.19
24
paling umum. Dengan menggunakan prinsip pemahaman ini, kita dapat
menentukan sejauh mana fungsi Pancasila, yaitu untuk menghadirka n
orientasi masa depan yang menuntut manusia Indonesia untuk menyadari
dinamika situasi kehidupan yang dinamis. 20
25
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yang diwujudkan dalam proses mencari
mufakat untuk menjauhkan diri dari dikotomi antara mayoritas dan
minoritas. Kelima, keinginan untuk memiliki negara Indonesia merdeka
yang bebas dari kemiskinan dan memungkinkan setiap orang hidup
sejahtera berpedoman pada prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menurut Soekarno, Indonesia adalah negara kesejahteraan.
Dapat disimpulkan bahwa refleksi filosofis tentang hakikat dan tujuan
negara Indonesia yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan
landasan ontologis Pancasila. Sebagai bentuk pengakuan terhadap corak
eksistensi bangsa Indonesia, pemahaman tentang hakikat sila-sila Pancasila
sangat diperlukan karena alasan khusus tersebut. 22
26
kepercayaannya masing masing, dan tidak juga untuk memaksakan suatu
agama atau kepercayaan kepada orang lain.
27
3. Liberalisme
a. Manusia makhluk pribadi semata mata
b. Manusia makhluk rohani dan jasmani
c. Hak hak asasi manusia diutamakan
d. Kebebasan individu di tonjolkan
28
Keadilan pada umumnya adalah keadilan di mana setiap orang
memperoleh apa yang menjadi haknya, dan setiap orang memperole h
bagian yang sama dari yang dimiliki bersama. Menurut Franz Magnis -
Suseno, ketidakadilan sosial tertanam dalam struktur proses proses politik,
sosial, ekonomi, budaya, dan ideologi suatu masyarakat. Keadilan sosial
menunjukan keinginan bangsa indonesia untuk mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur. Keadilan sosial bukan saja menjadi dasasr negara
Republik Indonesia, tetapi menjadi tujuan yang harus dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ideologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “ideos” yang berarti
konsep, gagasan, pengertian dasar, dan cita-cita, lalu “logos” yang berarti adalah
ilmu. Dengan demikian ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau
29
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Kata ideology sendiri berasal dari
gagasan seorang filsuf Prancis, Antoine Destutt de Tracy pada tahun 1796.
Meskipun sempat dipandang negatif pada awalnya, namun perlu diketahui bahwa
ideologi memiliki peranan penting dalam membangun suatu negara yang berdaulat.
3.2 Saran
Tidak ada ideologi maupun filsafat yang sempurna di dunia ini, sebagai
manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang pasti, dan sebagai bangsa yang
ingin berjaya di negeri yang masih tergolong muda ini, kita hanya bisa memilih dan
bertanggung jawab atas pilihan suatu pedoman yang kita percayai. Jadi sebagai
bangsa yang berpedoman, mari kita jaga dan majukan persatuan yang telah
diperjuangkan ini demi masa depan yang kita sendiri akan rasakan nanti.
30
DAFTAR PUSTAKA
Erwin, M. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Fajrul, S. (2021, Mei 31). Sejarah Singkat Hari Lahir Pancasila. Diakses pada 7
Maret 2023, from https://www.zenius.net/blog/sejarah-singkat-hari- lahir-
pancasila
31
2023,fromhttps://www.kompas.com/skola/read/2021/06/30/222539469/ide
ologi-komunisme-definisi-ciri-sistem-ekonomi-dan-contoh-penerapan
Maning, A. J. (n.d.). Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Diakses
pada 7 Maret 2023, from https://www.gramedia.com/literasi/mak na-
pancasila-sebagai- ideologi-negara/
Samberan, A. D. (2022, Mei 31). Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia. Diakses pada 7 Maret 2023, from
https://samberan-bjn.desa.id/artikel/2022/6/1/sejarah-singkat-lahirnya-
pancasila-sebagai-dasar-negara-republik-indonesia
Utami, S. N. (2022, Oktober 6). Fungsi dan Kedudukan Pancasila bagi NKRI. (S.
N. Utami, Ed.) Diakses pada 7 Maret 2023, from
https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/06/103000169/fungsi-dan-
kedudukan-pancasila-bagi-nkri?page=all
Wulan, T. (2022, Oktober 13). Apa itu Kapitalisme? Tujuan, Dasar-Dasar, dan
Contohnya. Diakses pada 7 Maret 2023, from
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6345401/apa- itu-kapitalisme- ini-
tujuan-dasar-dasar-dan-contohny
Wartoyo, Filsafat dan Ideologi Pancasila: Teori, Kajian, dan Isu Kontemporer, UNISRI
Press, Surakarta, 2020,
I Putu Ari Astawa, “Pancasila sebagai Sistem Filsafat”, Universitas Udayana, 2017
32