Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Dosen Pengampu: Asri Jenita

Disusun oleh:

RAHUL MAHENDRA (2301061037)


RESTI ULYA PUTRI (2301061038)
ARIF PUTRA PRATAMA (2301062007)
FANI OKTAVIA (2301062019)
MELATI ANANDA PUTRI (2301062036)
ADE APRILIA (2301063001)

KELAS 1F D3 ADMINISTRASI NIAGA

ADMINISTRASI BISNIS

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga
karena ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA
POLITIK”.

Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.

Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami,


umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi pekerjaan kami.

Padang, 10 Oktober 2023

Kelompok 5

DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................5

1.3 Metode Penulisan......................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

2.1 Etika Politik..................................................................................................6

2.1.1 Filsafat.....................................................................................................6

2.1.2 Etika Politik.............................................................................................7

2.2 Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik.....................................7

2.3 Nilai etika politik dalam pancasila..............................................................8

1. Nilai Ketuhanan yang maha esa................................................................9

2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab................................................9

3. Nilai Persatuan Indonesia..........................................................................9

4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam


permusyawaratan/perwakilan.........................................................................10

5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia...............................10

2.4 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...................10

2.5 Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan.......11

Pancasila sebagai dasar negara.......................................................................11


1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa............................11

2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab..............11

3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia..........................................11

4.Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


dalam permusyawaratan perwakilan........................................................12

5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


indonesia…….................................................................................................12

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai
filsafat; jika memahami Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi
filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh hakikatnya.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di
dunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus
dilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan
tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut
adalah sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum
untuk supremasi keadilan, pemerintah yang bebas dari KKN, terwujudnya
keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran
produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi yang mensejeterahkan
rakyat Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau perombakan
tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia”
dari puing-puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat
majemuk” (plural society). Sehingga, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka
tunggal ika bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi
keaneragaman kebudayaan yang ada didalam masyarakaat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang mulktikultural
adalah multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson 2000). Dalam model
multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa
seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku
umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Didalam
mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil
yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan yang seperti sebuah mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model
kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri
bangsa ini dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa,
sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang
berbunyi : “kedudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan
didaerah”.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika
politik, nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam
pancasila, dan etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa
buku maupun informasi di internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. 2.1 Etika Politik


Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang
membicarakan tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari
perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof. Dr. A. Gunawan Setiardja dalam
bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika dari definisi nominalis
dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘ Etika’ berasal dari
bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan. Jadi dapat
dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,
sedangkan bila ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat tentang perbuatan
manusia menuju ke Tuhan sebagai tujuan terakhir.

2.1.1 Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam
lingkungan filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya
merasa perlu untuk menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah
ini. Istilah “filsafat” tidak saya pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”,
“sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan dunia”, “usaha kebatinan”, “angan-
angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur”, dan sebagainya, melainkan
dalam artiannya.
Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani pertanyaan-
pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu
pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar, pendek
harta secara rasional dan bertanggung jawab.
2.1.2 Etika Politik
Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan
manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan
dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya. Dibedakan
antara etika individual yang mempertanyakan kewajiban manusia sebagia
individu, terutama kepada dirinya sendiri dan, melalui suara hati, terhadap yang
illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas dari etika individual karena
hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwa ia
merupakan makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang
seharusnya menentukan sikap dan tindakan antar manusia. Etika sosial memuat
banyak etika yang khusus mengenai wilayah-wilayah kehidupan manusia
tertentu. Disini termasuk misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan
kehidupan, masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi juga
norma-norma moral yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan
kemasyarakatan yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi,
dan etika pendidikan. Dan disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral
mengenai politisi kehidupan manusia.

B. 2.2 Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik


Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derifasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum serta
berbagai kebijakan dalam pelaksanan dan penyelenggaraan negara. Sila pertama
“ketuhanan yang maha esa” serta sila kedua “kemanusiaan yang adil dan
beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan.
Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika politik menuntut
agar kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas legalitas
(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku, (2)
disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis), dan (3)
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan
dengannya legitimasi moral (lihat Suseno,1987:115).
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan
kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV). Oleh karen itu,
rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu dalam
pelaksanan dan penyelenggaraannya negara segala kebijaksanaan, kekuasaan,
serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok
negara. Maka dalam pelaksanan politik praktis hal-hal yang menyangkut
kekuasaan eksekutif legislatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta
partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan kata lain
perkataan harus memiliki “legitimasi demokratis”.

C. 2.3 Nilai etika politik dalam pancasila


Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sebagai suatu sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu kesatuan
yang utuh tidak terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling berkaitan dan
tidak saling meniadakan. Pancasila sebagai suatu sistem etika karena nilai-nilai
dalam sila-sila Pancasila secara keseluruhan merupakan satu kesatuan. Nilai yang
satu merupakan bagian mutlak dari yang lain. Sistem nilai Pancasila bersifat
hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang terkandung didalam Pancasila
memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi saling menjiwai dan dijiwai.
Pengertian pancasila sebagai suatu sistem artinya sila–sila pancasila merupakan
satu kesatuan yang utuh demikian juga makna yang terkandung didalamnya.
Nilai sila pertama menjiwai sila lainnya dan masing-masing sila saling
mengkualifikasikan dengan sila yang lain.
Masing-masing sila pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila
ketuhanan yang maha esa memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan nilai
sila lainnya hal ini karena sila ketuhanan yang maha esa mengandung nilai
religus. Sedangkan nilai-nilai dari sila-sila yang dibawahnya merupakan nilai
manusiawi yang artinya nilai manusia-manusia itu walaupun demikian antar sila-
sila tersebut juga memiliki tata urutan yang sedemikian karena bobot nilai dari
masing-masing sila juga berbeda-beda. Nilai kemanusian memiliki nilai bobot
yang lebih tinggi dibanding nilai –nilai dibawahnya dan seterusnya.
Nilai-nilai pancasila bersifat universal dan dapat diterima oleh siapapun,
nilai digali dari dudaya manusia artinya apa yang sudah ada sekarang merupakan
warisan dari nenek moyang, berarti pancasila adalah milik bangsa Indonesia yang
menjadikan bangsa Indonesia memiliki ciri khas dibanding bangsa yang lain.
Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan yang maha esa
Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalah
negara yang monoteisme. Artinya bangsa Indonesia harus memeluk salah
satu agama atau ajaran kepercayaan yang diyakininya dan dapat
menjalankan ibadahnya dengan baik. Negara melindungi kehidupan bangsa
Indonesia dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitu
mansuia yang memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat.
Manusia sebagai makhluk jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-Tuhan
Yang Maha Esa. Perpaduan tersebut harus berjalan harmonis untuk
mewujudkan suatu kehidupan yang baik. Konsekuensi dari nilai
kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi nilai
tersebut tanpa meninggalkna sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjung
tinggi peraturan dan kesatuan dengan mengutamakan kepentingan-
kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan.
Nilai persatuan banyak mengandung implikasi bagi bangsa Indonesia,
artinya bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan perbedaan yang ada
menjadi suatu persatuan dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatan ini
diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan, terutama dalam kehidupan
politik. Kehidupan politik yang berdasarkan kerakyatan akan lebih
mengutamakan kepentingan rakyat dibandingkan dengan kepentingan
pribadi/golongan. Bukan berdasar egoitisme dan individu tetapi
berdasarkan kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan yang dimaksud sila ini adalah seluruh masyarakat
Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan. Hal ini berarti rakyat berkewajiban untuk mengadakan keadilan.
Keadilan akan terwujud apabila seluruh masyarakat berperan serta dan
terlihat di dalamnya untuk bersama-sama menciptakan keadilan.

D. 2.4 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas
humanisme, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja.
Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat
dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta
sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu
kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam
sila-silanya.

Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai


yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok
kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-
konsep sebagai sebagai berikut:
1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara,asas politik Negara
(Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas
kerohanian Negara (Pancasila).
2. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “...maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar
Negara Indonesia...”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan
jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan
UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan
UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara
hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.

E. 2.5 Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan

F. Pancasila sebagai dasar negara


1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan pada rasa
takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap tugasnya
bukan hanya menjadi kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kepada
dunia tetapi dalam kehidupan nanti.
2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan pada
masyarakat. Artinya, tugas yang disandangnya untuk kepentingan masyarakat
Indonesia bukan untuk kepentingan pribadi/golongan.
3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia terdiri
dari berbagai macam perbedaan dan perbedaan itu dimunculkan untuk
mewujudkan persatuan.
4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
dalam permusyawaratan perwakilan
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini. Demokrasi
yang dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di
Indonesia akan lebih baik pula.
5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Tindakan dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua lapisan
masyarakat ikut menikmati keadilan itu. Penguasa tidak memihak satu
masyarakat tertentu. Semua diperlakukan dan memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan keadilan.

Berikut salah satu contoh kasus pelanggaran yang berkaitan dengan etika
politik :
Penelitian ini berjudul Kasus Korupsi Dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Dalam Film Changeling Ditinjau Dari Etika Politik Dennis F. Thompson.
Problem korupsi selalu menjadi persoalan penting dan aktual dalam ranah
etika politik. Kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam film
Changeling merupakan salah satu contoh bahwa dewasa ini korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan menjadi isu yang muncul dan hadir dalam dunia
politik. Korupsi merupakan cerminan dari terabaikannya nilai moralitas
sebagai legitimasi etis dalam etika politik. Realitas ini menarik bagi peneliti
untuk diteliti dengan menggunakan etika politik Dennis F. Thompson, salah
seorang tokoh etika politik yang karyanya di bidang etika politik relevan
dengan kasus dalam film Changeling dan realitas korupsi yang terjadi di
Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka. Sumber data
penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pustaka primer dan sekunder.
Pustaka primer merupakan buku-buku yang berkaitan dengan objek material
dan objek formal, seperti buku Etika Politik Pejabat Negara Dennis F.
Thompson, film Changeling karya Clint Eastwood, Changeling Movie Script.
Pustaka sekunder merupakan bahan data yang mendukung pustaka primer
seperti buku, jurnal, artikel ilmiah dan sumber internet. Metode yang
digunakan adalah analisis deskripsi, interpretasi dan refleksi filosofis. Hasil
dari penelitian ini adalah: (1) ruang lingkup etika politik Thompson
menjabarkan dalam beberapa prinsip, bahwa berpolitik diperlukan etika
sebagai landasan moral pejabat negara. (2) Film Changeling menunjukkan
adanya pelanggaran etika pejabat negara berupa perilaku tidak jujur,
memanipulasa fakta, memanipulasi hukum, serta bertindak kekerasan.
Pelanggaran etika tersebut diiringi pelanggaran hukum yang berimplikasi
pada penurunan kepercayaan publik terhadap upaya menciptakan
pemerintahan yang bersih, khususnya bagi para pejabat negara. (3) Kasus
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam film Changeling ditinjau
dengan pemahaman etika politik Dennis F. Thompson mengenai hal-hal etis
dalam etika pejabat negara, merupakan bentuk kegagalan pejabat negara
maupun aparatur negara dalam menjaga hak dan kepercayaan warga
negarannya.
BAB III
PENUTUP

G. 3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika
berpolitik. Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan kontibusi yang besar
khususnya di Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini
memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya negara, dengan hal ini maka
akan memberikan pengaruh positif negara dalam bernegara.

Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan


negara menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan
dalam perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian Pancasila sangat berpengaruh
dalam menjalankan/melaksanakan sebuah negara.

H. 3.2 Saran
 Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.
 Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam bernegara.
 Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh Pancasila dalam etika politik.
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2013.Pancasila sebagai Etika Politik.

Widisuseno, Iriyanto dkk.2007.Buku Ajar Pendidikan Pancasila.

Kaelan. 2016.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Paradigma

Suseno dan Franz Magnis.1987.Etika Politik : prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan


modern.Jakarta.Gramedia.

https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila
%20sebagai%20etika%20%28moral%29%20Politik.pdf

Anda mungkin juga menyukai