Disusun oleh:
ADMINISTRASI BISNIS
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga
karena ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA
POLITIK”.
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.
Kelompok 5
DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1.1 Filsafat.....................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai
filsafat; jika memahami Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi
filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh hakikatnya.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di
dunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus
dilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan
tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut
adalah sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum
untuk supremasi keadilan, pemerintah yang bebas dari KKN, terwujudnya
keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran
produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi yang mensejeterahkan
rakyat Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau perombakan
tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia”
dari puing-puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat
majemuk” (plural society). Sehingga, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka
tunggal ika bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi
keaneragaman kebudayaan yang ada didalam masyarakaat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang mulktikultural
adalah multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson 2000). Dalam model
multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa
seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku
umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Didalam
mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil
yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan yang seperti sebuah mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model
kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri
bangsa ini dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa,
sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang
berbunyi : “kedudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan
didaerah”.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika
politik, nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam
pancasila, dan etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa
buku maupun informasi di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam
lingkungan filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya
merasa perlu untuk menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah
ini. Istilah “filsafat” tidak saya pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”,
“sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan dunia”, “usaha kebatinan”, “angan-
angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur”, dan sebagainya, melainkan
dalam artiannya.
Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani pertanyaan-
pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu
pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar, pendek
harta secara rasional dan bertanggung jawab.
2.1.2 Etika Politik
Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan
manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan
dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya. Dibedakan
antara etika individual yang mempertanyakan kewajiban manusia sebagia
individu, terutama kepada dirinya sendiri dan, melalui suara hati, terhadap yang
illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas dari etika individual karena
hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwa ia
merupakan makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang
seharusnya menentukan sikap dan tindakan antar manusia. Etika sosial memuat
banyak etika yang khusus mengenai wilayah-wilayah kehidupan manusia
tertentu. Disini termasuk misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan
kehidupan, masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi juga
norma-norma moral yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan
kemasyarakatan yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi,
dan etika pendidikan. Dan disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral
mengenai politisi kehidupan manusia.
Berikut salah satu contoh kasus pelanggaran yang berkaitan dengan etika
politik :
Penelitian ini berjudul Kasus Korupsi Dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Dalam Film Changeling Ditinjau Dari Etika Politik Dennis F. Thompson.
Problem korupsi selalu menjadi persoalan penting dan aktual dalam ranah
etika politik. Kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam film
Changeling merupakan salah satu contoh bahwa dewasa ini korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan menjadi isu yang muncul dan hadir dalam dunia
politik. Korupsi merupakan cerminan dari terabaikannya nilai moralitas
sebagai legitimasi etis dalam etika politik. Realitas ini menarik bagi peneliti
untuk diteliti dengan menggunakan etika politik Dennis F. Thompson, salah
seorang tokoh etika politik yang karyanya di bidang etika politik relevan
dengan kasus dalam film Changeling dan realitas korupsi yang terjadi di
Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka. Sumber data
penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pustaka primer dan sekunder.
Pustaka primer merupakan buku-buku yang berkaitan dengan objek material
dan objek formal, seperti buku Etika Politik Pejabat Negara Dennis F.
Thompson, film Changeling karya Clint Eastwood, Changeling Movie Script.
Pustaka sekunder merupakan bahan data yang mendukung pustaka primer
seperti buku, jurnal, artikel ilmiah dan sumber internet. Metode yang
digunakan adalah analisis deskripsi, interpretasi dan refleksi filosofis. Hasil
dari penelitian ini adalah: (1) ruang lingkup etika politik Thompson
menjabarkan dalam beberapa prinsip, bahwa berpolitik diperlukan etika
sebagai landasan moral pejabat negara. (2) Film Changeling menunjukkan
adanya pelanggaran etika pejabat negara berupa perilaku tidak jujur,
memanipulasa fakta, memanipulasi hukum, serta bertindak kekerasan.
Pelanggaran etika tersebut diiringi pelanggaran hukum yang berimplikasi
pada penurunan kepercayaan publik terhadap upaya menciptakan
pemerintahan yang bersih, khususnya bagi para pejabat negara. (3) Kasus
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam film Changeling ditinjau
dengan pemahaman etika politik Dennis F. Thompson mengenai hal-hal etis
dalam etika pejabat negara, merupakan bentuk kegagalan pejabat negara
maupun aparatur negara dalam menjaga hak dan kepercayaan warga
negarannya.
BAB III
PENUTUP
G. 3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika
berpolitik. Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan kontibusi yang besar
khususnya di Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini
memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya negara, dengan hal ini maka
akan memberikan pengaruh positif negara dalam bernegara.
H. 3.2 Saran
Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.
Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam bernegara.
Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh Pancasila dalam etika politik.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila
%20sebagai%20etika%20%28moral%29%20Politik.pdf