OLEH :
Kelas : 7 MB1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun dengan selesai.Tidak lupa kami juga banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................................................... ii
i
2.4.4. Pemakaian Gesture/Gerakan tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang ..9
1.3. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum
dan khusus.. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah. Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana dan dimana letak Perbedaan, Persamaan Perbandingan antara Negara Indonesia
dengan Negara Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi
manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih
mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola
kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.
Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam
semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam
bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan
Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi
upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru
dijadikan persatuan Indonesia.
Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain,
dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas
dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama
untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern,
yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam
kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan.
Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam
tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran
berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna
mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya
mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
2.2. Hakko Ichiu sebagai Ideologi Negara Jepang
Shinto adalah agama asli Jepang yang berakar pada kepercayaan animis Jepang kuno.
Kata Shinto berasal dari bahasa Tionghoa, “Shen” artinya roh, “Tao” berarti jalannya dunia,
bumi, dan langit.1) Dengan demikian Shinto berarti perjalanan roh yang baik.
Menurut Shinto, Hakko Ichiu itu diperintahkan oleh Jimmu Tenno (Tenno pertama ± 660
SM) sebagai dewa kepada bangsa Jepang untuk membentuk kekeluargaan yang meliputi
seluruh dunia. Hakko Ichiu dianggap sebagai titah dewa yang harus dilaksanakan. Selanjutnya
Hakko Ichiu diterangkan bahwa bangsa Jepang merupakan keluarga yang sah, sedangkan
bangsa-bangsa lain tidak, karena itu Jepang boleh memperlakukannya dengan sewenang-
wenang. Sebagai keluarga yang sah, Jepang berhak atas seluruh dunia agar dunia dapat disusun
sebagai satu kekeluargaan.2)
Sejak Restorasi Meiji (1868), agama Shinto dijadikan agama negara dan mendapat
kedudukan istimewa dalam pemerintahan. Pejabat-pejabat Shinto mendapat kedudukan penting
dalam kabinet, dan doktrin-doktrin yang didasarkan pada Shinto dipropagandakan oleh
pemerintah. Isi Hakko Ichiu dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan pada masa itu. Isinya
Hakko Ichiu sebagai berikut:
1. Jepang adalah pusat dunia dan Kaisar sebagai pemimpinnya. Kaisar adalah Dewa di dunia
yang mendapat kedewaannya dari Amaterasu Omikami langsung.
2. Kami (dewa), melindungi Jepang dengan segala kekuatannya. Hal ini menjadikan Jepang
superior, lebih kuat, istimewa dibanding negara lain di dunia.
3. Semua hal tersebut adalah dasar dari Kodoshugisa (jalan Kekaisaran) sehingga Jepang
memiliki misi suci untuk menjadikan dunia sebagai satu keluarga dengan Jepang sebagai
pemimpin.
Menurut Hasbulla Bakri bahwa agama Shinto ini memang mempunyai kelebihan, yakni
dapat menarik hati golongan atas karena kekolotan mereka, dan dapat menarik hati golongan
bawah karena takhyul mereka. Itulah sebabnya agama Shinto sering digunakan sebagai alat
poltik.3)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hakko Ichiu (dunia sebagai satu keluarga)
adalah ajaran Shinto yang mengatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia ini sebagai satu
“keluarga besar”, dan Jepang bertindak sebagai “kepala keluarga”. Ajaran Hakko Ichiu ini
tentunya tak dapat terlaksana tanpa kemajuan yang telah dicapai oleh Jepang, terutama dalam
bidang perdagangan dan industri. Ajaran tersebut telah ada sejak tahun 660 SM yang merupakan
perintah dari Tenno, namun pada kenyataannya nanti pada abad ke-19 Jepang menjadi negara
imperialis. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai setelah Restorasi Meiji
merupakan faktor utama yang menyebabkan Jepang menjadi negara imperialis.
Sistem dua kamar (bicameral) kita masih setengah-setengah, peranan DPD sangatlah
minim, hal ini juga sejalan dengan bentuk Negara kita yang berbentuk Negara Kesatuan, bukan
sebagai Negara Federal, walaupun dengan keberadaan Otonomi Daerah yang ada sekarang ini
akhirnya menambah campur aduknya sistem yang ada, Antara Federal dan Kesatuan, antara
Parlementer dan Presidensil, Antara satu kamar (unicameral) dan dua kamar (bicameral).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem pemerintahan Republik Indonesia (RI) menurut UUD yang sudah diamandemen
adalah sistem pemerintahan Presidensial yang tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
Ekonomi, Budaya, Politik memiliki keterkaitan dalam membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Antara Indonesia maupun Jepang memiliki persamaan dalam hal budaya, ekonomi,
maupun politik. Kedua Negara memiliki bentuk demografi yang sama, sehingga dalam
pembangunan ekonomi Indonesia-Jepang sama-sama menekankan terhadap ekonomi kelautan
yang dimilikinya. Faktor penjajahan yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia telah membuat
sistem-sistem budaya dalam masyarakat memiliki persamaan, sebagai contoh penghormatan
terhadap yang lebih tua menjadi nilai moral yang tinggi. Dalam kepemerintahan dan politik
kedua Negara sama-sama menerapkan sistem demokrasi, namun dalam pelaksanaan
kepemerintahan Indonesia dilaksanakan oleh Presiden sedangkan Jepang Perdana Menteri.
Kaisar hanya dijadikan sebagai symbol pemersatu rakyat.
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola
berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan
karakteristik kedua bangsa.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam
mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku
baik di Jepang maupun Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://asnugroho.wordpress.com/2006/08/31/perbandingan-budaya-indonesia-dan-jepang/