Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FILSAFAT PANCASILA

Disusun oleh :

Kelompok III

Arya 1000000000982

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah tentang “Subsistem Pemasaran” ini disusun sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Manajemen Agribisnis.

Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan degan harapan sebagai masukan
dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikunya. Untuk itu kami ucapkan
terima kasih.

Makassar, 00 Oktober 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

Latar Belakang..................................................................................................................................1

Rumusan Masalah.............................................................................................................................1

1) Bagaimana fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia?..........................1

2) Bagaimana bentuk Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan di Indonesia?...........1

3) Apa peran Pancasila sebagai sistem filsafat dalam membangun bangsa berkarakter?............1

Tujuan Penulisan...............................................................................................................................1

1) Untuk mengetahui fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia................1

2) Untuk mengetahui bentuk Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan di Indonesia. 1

3) Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai sistem filsafat dalam membangun bangsa
berkarakter.................................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

2. 1 Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia.........................................................2

2. 2 Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan di Indonesia............................................5

2. 3 Filsafat Pancasila dalam membangun bangsa berkarakter......................................................6

BAB III

PENUTUP...........................................................................................................................................10

Kesimpulan.....................................................................................................................................10

Saran 10

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Negara yang kuat dan kokoh pasti memiliki dasar negara. Dasar negara Indonesia adalah
Pancasila. Pancasila terbentuk dan berkembang dari kebiasaan, kebudayaan dan unsur
religius yang terdapat di sekitar masyarakat Indonesia. Pancasila pada hakikatnya bukan
terbentuk dari hasil pemikiran kelompok ataupun individu. Pancasila bukanlah sekedar
ucapan ataupun hapalan belaka, melainkan kita harus menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan berbudaya tinggi.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara memiliki fungsi sebagai sumber hukum dari semua
sumber hukum, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, serta sebagai kepribadian
bangsa Indonesia. Pancasila harus diikutsertakan dalam hal penegakkan hukum agar
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, Pancasila sebagai
dasar filsafat negara mempunyai tujuan untuk menciptakan negara yang damai, menjadi
bangsa yang menjaga keadilan, menjadi negara neasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

Rumusan Masalah
1) Bagaimana fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia?
2) Bagaimana bentuk Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan di Indonesia?
3) Apa peran Pancasila sebagai sistem filsafat dalam membangun bangsa berkarakter?

Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia.
2) Untuk mengetahui bentuk Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan
di Indonesia.
3) Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai sistem filsafat dalam membangun
bangsa berkarakter.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pancasila sebagai sistem filsafat bagi bangsa Indonesia

Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yuani yaitu Philosopia yang terdiri
dari kata “philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Maka,
filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai pengetahuan. Arti cinta dalam
hal ini memiliki arti yang luas. Cinta dalam hal ini dapat diartikan sebagai keinginan
yang bersungguh-sungguh terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan
sebagai upaya mencari kebenaran secara sejati. Filsafat secara sederhana diartikan
sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati.1

Menurut Kaelan dalam Junaedi (2019), Sistem filsafat merupakan hakikat dari pancasila.
Pengertian dari sistem itu sendiri adalah bagian – bagian yang saling berkaitan satu
sama lain, saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Dan Abdulghani juga
menyampaikan dalam junaedi (2019) bahwa pancasila sebagai sistem filsafat kemudian
menjelma sebagai suatu ideologi bangsa yang di jadikan pedoman hidup bagi manusia
untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai pancasila sebelum terbentuk negara dan bangsa Indonesia pada dasarnya
terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa yang tersebar di
seluruh kepaulauan nusantara baik pada abad kedua puluh maupun sebelumnya, di mana
masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan
berakulturasi dengan kebudayaan lain. Nilai-nilai tersebut merupakan suatu local genius
dan sekaligus sebagai suatu local wisdom bangsa Indonesia yang kemudian dijadikan
sebagai dasar negara yang sering di sebut sebagai dasar falsafah Negara.2

Abdurrahman Wahid Dalam Junaedi (2019) menjelaskan Pancasila sebagai falsafah


Negara berkedudukan sebagai kerangka berpikir yang wajib diikuti dalam proses

1
Saudi, A. (2019). Filsafat Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group. hh;1.

2
Zabda, S. (2017). Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Implementasinya Dalam
Pembangunan Karater Bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2), 106-114.
penyusunan undang-undang dan produk hukum yang lain, dalam merumuskan kebijakan
pemerintah dan dalam mengatur hubungan formal antar lembaga-lembaga dan
perorangan yang hidup dalam kawasan Negara ini. Dengan maksud
bahwa pancasila merupakan sumber hukum dasar Negara Indonesia, sehingga semua
yang mengandung peraturan hukum positif Indonesia akan dijabarkan dari nilai-nilai
Pancasila.

Adapun prinsip-prinsip Pancasila yang ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Kausa Materialis, berarti sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan,
dalam hal ini Pancasila didapatkan dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, berarti sebab yang berhubungan dengan bentuknya,
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi kebenaran formal.
3) Kausa Efisiensi, berarti kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
4) Kausa Finalis, berarti berhubungan dengan tujuan diusulkannya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Inti sila-sila Pancasila meliputi :


Sila 1 : Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
Sila 2 : Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
Sila 3 : Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
Sila 4 : Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.
Sila 5 : Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya.3

Pancasila memiliki lambang Garuda dengan simbol setiap sila di dalamnya. Panca
memiliki arti “lima” dan sila memiliki arti “dasar”. Oleh karena itu, secara harfiah
pancasila berarti lima dasar. Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu
mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari perpecahan. Dengan konsep
Bhineka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam

3
Semadi, Y. Putra. (2019)Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter :
Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), hh;82-89.
budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari inilah maka maka fungsi utama
filsafat Pancasila meliputi:
1) Sebagai jiwa bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan jiwa
yang memiliki peranan penting untuk kehidupan Indonesia dalam jiwa Pancasila
sejak lahirnya pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2) Sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Pemberi corak khas bagi bangsa Indonesia
dan menjadi pembeda bangsa kita di tengah banyaknya bangsa lain di dunia.
3) Sebagai dasar negara bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan atau penyelenggara negara.
4) Sebagai sumber dari segala sumber hukum. Yang tercantum dalam pembukaan
undang-undang dasar 1945 alinea ke 4. Dimana dalam susunan tersebut
ditunjukkan bahwa kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai
dasar, kerangka, dan pedoman bagi Indonesia dan tertib hukum di Indonesia yang
pada dasarnya terkandung dalam asas kerohanian pancasila.
5) Sebagai perjanjian luhur Indonesia. Pancasila merupakan hasil perjanjian antara
PPKI yang merupakan wakil rakyat, dengan rakyat untuk senantiasa membela
Pancasila.
6) Sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa. Pancasila menjadi
pedoman dan petunjuk dalam kehidupan sehari-hari atau dalam menetapkan
norma -norma yang berlaku di masyarakat.
7) Sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia harus
bersumber pada Pancasila. Hal ini bisa di ketahui dari pembukaan undang-undang
dasar 1945 yang jelas memuat tentang Pancasila yang menjadi tujuan dan cita-cita
bangsa, yaitu untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
8) Sebagai hakikat kehidupan bernegara. Hakikat kehidupan bernegara adalah segala
aspek yang memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat dan
kelangsungan hidup negara. Sebagai contohnya adalah susunan politik, susunan
perekonomian, bentuk negara, dan lain sebagainya.
9) Sebagai perangkat ilmu kenegaraan. Menjadi perangkat dari berbagai ilmu
pengetahuan, terutama ilmu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara.

Dengan adanya fungsi utama filsafat Pancasila kita bisa menciptakan negara yang ideal,
memperhatikan kepentingan rakyat secara menyeluruh, baik secara spiritual dan
material. Filsafat Pancasila juga diharapkan akan terwujud cita-cita negara untuk
menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera.4

2. 2 Pancasila sebagai sistem filsafat dalam pendidikan di Indonesia

Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa.
Pendidikan merupakan suatu mekanisme dalam menanamkan dan nilai-nilai filsafat yang
dianut oleh suatu bangsa. Pendidikan suatu lembaga berfungsi untuk menanamkan serta
mewariskan sistem norma, tingkah laku, serta perbuatan yang didasarkan pada dasar-
dasar filsafat yang dijunjung oleh Lembaga Pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat. Untuk menjamin agar Pendidikan serta prosesnya dapat berjalan efektif,
maka tentu dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan juga landasan ilmiah sebagai asas
normatif dan pedoman dalam melaksanakan pembinaan. Sebagai suatu sistem filsafah
dan ideologi, Pancasila merupakan dasar dari pelaksanaan segala aspek kehidupan bagi
bangsa Indonesia.

Berdasarkan pernyataan ( Semadi. Y. P. 2019 ) hal ini tertuang langsung dalam UU No.
12 Tahun 2012 Pasal 1 tentang Pendidikan tinggi yang berbunyi, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan
undang-undang tersebut bisa disimpulkan bahwa Pendidikan di Indonesia merupakan
sebuah upaya dalam proses pembelajaran dengan tujuan mengembangkan potensi dan
kemampuan setiap peserta didik. Dalam hal ini setiap sila pancasila mencerminkan
bahwa bagaimana tenaga pendidik dan oknum elit politik yang berkaitan mampu
menghayati dan mengamalkan Pendidikan berdasarkan sila-sila dalam pancasila.5

Aristoteles pernah mengatakan bahwa tujuan Pendidikan sama dengan tujuan


didirikannya suatu negara. Sama halnya dengan Indonesia, selain sebagai sarana transfer
ilmu pengetahuan, pendidikan juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa
untuk generasi ke generasi. Pendidikan akan secara otomatis mengikuti ideologi yang

4
Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Kencana. 1(1), hh;12-13.
5
Sutono. A. ( 2015 ). Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah CIVIS. 4(1),
hh;666-678.
dianut suatu bangsa. Jika ingin mendapatkan generasi dan sumber daya manusia yang
berkualitas, maka negara harus menjalankan Pendidikan berdasarkan ideologi Pancasila.
Namun, realitanya sekarang Pendidikan yang diterapkan tidak sejalan dengan ideologi
pancasila. Setiap siswa berhak memperoleh Pendidikan sampai ke jenjang yang lebih
tinggi untuk mengasah keterampilannya, tetapi karena minimnya biaya sehingga mereka
tidak mampu melanjutkan pendidikan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu,
banyak para elite politik saat ini yang melakukan Tindakan korupsi. Jika telusuri dari
latar belakang pendidikannya, rata-rata para elite politik memiliki latar belakang
Pendidikan yang bagus. Namun, mengapa melakukan tindakan korupsi? Hal inilah yang
harus diperbaiki. Pendidikan karakter harus lebih diterapkan lagi bagi calon-calon
pemimpin bangsa. Pendidikan harus dijalankan berdasarkan berdasarkan filsafat
pancasila agar pelajar dan mahasiswa mampu memahami tujuan negara dan Pendidikan
karakter sehingga Tindakan korupsi dan pelanggaran hukum lainnya bisa diminimalisir.

2. 3 Filsafat Pancasila dalam membangun bangsa berkarakter

Pendidikan karakter merupakan usaha untuk membangun masyarakat di Indonesia


khususnya pemuda, karena pemuda adalah pemimpin bangsa Indonesia di masa yang
akan datang. Apabila ingin masa depan Indonesia cerah, maka bangun pengetahuan,
keterampilan, dan karakter pemuda di era sekarang. Nasionalisme adalah karkater yang
wajib dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, karena karakter tersebut dapat
menyatukan bangsa Indonesia sehingga mampu merdeka pada tahun 1945.6

Pembangunan karakter bangsa sudah menjadi harga mati pada masa-masa sekarang ini.
Perilaku-perilaku menyimpang yang telah membudaya hanya dapat diberantas secara
tuntas dengan mengubah pola pikir dan karakter seseorang. Terkadang kita sulit untuk
menentukan parameter yang sesuai terlebih-lebih dengan kemajemukan bangsa Indonesia
yang terdiri dari bermacam-macam etnis, agama, budaya, dan sebagainya. Di sinilah kita
semestinya kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam pancasila.
Pada hakikatnya pendidikan pancasila adalah upaya sadar diri suatu masyarakat dan
pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi
penerusnya, selaku warga masyarakat, bangsa dan negara secara berguna (berkaitan

6
Sumarto.(2018). Pancasila Membentuk pendidikan Karakter Bangsa Melalui Proses pendidikan Keislaman:
NIHZAM, 6(1), hh;60-66.
dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan
psikomotorik) serta mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah
dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan
internasionalnya.7

Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara
individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat
pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri yaitu integral, etis dan religius. Seorang
pendidik haruslah sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Salah satu cara untuk
menerapkan pendidikan karakter adalah dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Di
bawah ini ada beberapa poin yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan
nilai-nilai Pancasila.

1) Harus memahami nilai-nilai Pancasila tersebut.


2) Menjadikan Pancasila sebagai aturan hukum dalam kehidupan.
3) Memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik
dengan baik.

Dengan melaksanakan tiga point di atas, diharapkan cita-cita bangsa yang ingin
melaksanakan pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila akan terwujud. Karena
bagaimanapun juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang
setiap waktu sehingga tidak mungkin rasanya menghambat perkembangan itu. Untuk itu,
satu-satunya jalan dalam menerapkan pendidikan berkarakter adalah dengan
melaksanakan poin-poin di atas.8

Setiap butir Pancasila memiliki tujuan yang sesuai sebagai dasar pelaksanaan pendidikan
yang berkarakter dan berkualitas secara kognitif maupun moralnya, uraiannya sebagai
berikut:

1.Ketuhanan yang Maha Esa, dalam sila yang pertama pendidikan memilih pancasila
sebagai dasar pendidikan karena pendidikan harus mampu menngutamakan hal-hal

7
Chairiyah. (2014). Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila, Trihayu : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 1(1),. hh;54-61.
8
Semadi, Y. Putra. (2019)Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter :
Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), hh;82-89.
yang dapat memperkuat nilai-nilai keimanan bagi peserta didik agar selalu takwa dan
beriman sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, selain itu agar peserta didik
mampu memaknai suatu pendidikan dengan didasarkan pada kewajiban mereka
sebagai makhluk Tuhan untuk selalu menuntut ilmu dan dengan adanya pendidikan
yang didasarkan pada sila ini maka output yang akan dihasilkan yaitu terciptanya
insan atau peserta didik yang berakhlak mulia.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam sila kedua pendidikan menjadikan
pancasila sebagai dasar pendidikan karena pendidikan harus mampu membentuk
setiap peserta didik yang mampu untuk memberikan perlakuan sebagaimana layaknya
manusia dan nantinya seseorang yang telah mendapatkan pendidikan itu dapat
menghargai hak manusia yang sesuai dengan makna dari sila ini, ketika seseorang
dapat memahami hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain maka orang tersebut
mampu memberikan perlakuan yang sesuai sehingga menjadikan setiap manusia
menjadi beradab dan dapat memperlakukan setiap manusia sama tanpa pandang bulu.
3.Persatuan Indonesia, dalam sila ketiga pendidikan menjadikan pancasila sebagai dasar
pendidikan karena pendidikan harus mampu untuk menjadikan peserta didiknya dapat
bersatu dengan peserta didik lainnya, hal Ini menunjukkan bahwa ketika terjadinya
proses pendidikan maka ada saat mereka harus belajar dari lingkungan sosialnya, dari
lingkungan sosial yang ada maka ia akan belajar sendiri menengenai pengetahuan
maupun nilai-nilai yang ada dalam suatu masyarakat dan hal ini memungkinkan setiap
orang untuk bersatu dan meminimalisir adanya diskrimantif antar perbedaan yang
menjadi corak dari bangsa Indonesia, sehingga terbuktilah dengan adanya semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang dapat dimaknai bahwa bangsa Indonesia memiliki
keberagaman sehingga di dalam proses pendidikan harus ada proses saling bertukar
pengetahuan dan sebagainya yang menungkinkan setiap orang dapat menjalin
kebersatuan untuk memenuhi suatu kebutuhan pendidikan.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan, dalam sila keempat pendidikan menjadikan pancasila sebagai dasar
pendidikan karena mengharuskan suatu pendidikan dapat menjadikan setiap orang
menjadi lebih demokratis, aktif, dan kritis di dalam memberikan solusi pada setiap
masalah yang sedang terjadi di Indonesia, tetapi dalam pandangan yang lain dapat
dikatakan bahwa di dalam proses pendidikan mengharapkan memunculkan output
cendekiawan yang mampu mengkritisi segala permasalahan yang dapat mengancam
keutuhan NKRI hal ini dapat dilakukan dengan usaha dari dalam maupun dari luar,
maka biasannya pendidikan di 3 pusat lingkungan tersebut telah memberikan berbagai
usaha agar seseorang dapat lebih kritis lagi seperti dimasyarakat bahwa terdapat
organisasi yang memungkinkan partisipasi oleh setiap orang untuk mengatasi hal-hal
yang bersangkutan dengan program atau kinerja dari setiap organisasi tersebut,
adanya penyuluhan mengenai pemilu dan sebagainya.
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam sila ke lima pendidikan
menjadikan pancasila sebagai dasar pendidikan karena mengungkapkan secara abstrak
bahwa suatu pendidikan harus mampu menciptakan bibit yang mampu memberikan
keadilan sosial bagi lingkungan yang ditempatinya dalam arti bahwa ketika seseorang
sedang berbaur dengan temannya maka orang itu tidak boleh membedakan yang satu
dengan yang lainnya.sehingga biasanya hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
menanamkan sejak kecil bahwa seseorang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya
bantuan dari orang lain, sehingga jika memilih teman harus adil dan tidak boleh
memandang pangkat maupun derajatnya.9

9
Giri, P. A. A. Ardini, N. L. Kertiani, N. W. (2021). Pancasila Sebagai Landasan Filosofis Pendidikan Nasional.
SANJIWANI: Jurnal Filsafat 12(1), hh;113-123.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Fungsi utama filsafat Pancasila sebagai jiwa/kepribadian, dasar negara,serta
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Dengan adanya fungsi utama filsafat
Pancasila kita bisa menciptakan negara yang ideal, memperhatikan kepentingan
rakyat secara menyeluruh, baik secara spiritual dan material. Filsafat Pancasila juga
diharapkan akan terwujud cita-cita negara untuk menjadi negara yang adil, makmur,
dan sejahtera. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik,
mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai
warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri yaitu
integral, etis dan religius. Pendidikan karakter harus lebih diterapkan lagi bagi calon-
calon pemimpin bangsa. Pendidikan harus dijalankan berdasarkan berdasarkan
filsafat pancasila agar pelajar dan mahasiswa mampu memahami tujuan negara dan
Pendidikan karakter.

Saran
Saran yang bisa kita petik dari metari kali ini ialah agar kita selaku masyarakat
Indonesia mengetahui seberapa penting Pancasila sebagai filsafat dan dapat
mengamalkan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila tersebut dengan baik dan benar, serta
tidak melecehkan arti penting Pancasila.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Kencana. 1(1), hh;12-13.

Chairiyah. (2014). Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila, Trihayu : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an,


1(1), hh;54-61.

Giri, P. A. A. Ardini, N. L. Kertiani, N. W. (2021). Pancasila Sebagai Landasan Filosofis


Pendidikan Nasional. SANJIWANI: Jurnal Filsafat 12(1), hh;113-123.

Saudi, A. (2019). Filsafat Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group. hh;1.

Semadi, Y. Putra. (2019)Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa


Berkarakter : Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), hh;82-89.

Sumarto.(2018). Pancasila Membentuk pendidikan Karakter Bangsa Melalui Proses


pendidikan Keislaman: NIHZAM, 6(1), hh;60-66.

Sutono. A. ( 2015 ). Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal


Ilmiah CIVIS. 4(1), hh;666-678.

Zabda, S. (2017). Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan
Implementasinya Dalam Pembangunan Karater Bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
26(2), hh;106-114.

Anda mungkin juga menyukai