Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Dosen Pengampu: Hj. Azizah, M.Pd.I.

Disusun oleh :

1. Mohammad Syukur Niam (2310210008)

Institut Agama Islam Negeri Kudus

Fakultas Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

2023

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat” guna memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait yang telah membantu
kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga
mengucapakan terima kasih kepada IBU Hj. Azizah, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Pancasila.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan agar nantinya menjadi evaluasi makalah-makalah
selanjutnya.

Kudus, 25 September 2023

Penyusun

M. Syukur Niam

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii


DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Makna Pancasila sebagai sistem Hukum filsafat .................................2
B. Nilai-nilai yang terkandung pada falsafah hukum Pancasila

...................................................................................................................4
C. Tantangan falsafah Pancasila

................................................................................................................6
D. Fungsi dan contoh sehari-hari penerapan falsafat Pancasila…………..9
BAB III
PENUTUPAN .................................................................................................10
A. Kesimpulan .........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai fondasi dan ideologi dasar Negara Indonesia, telah memainkan
peran yang sangat penting dan juga krusial dalam membentuk karakter bangsa dan
pemerintahan. Konsep ini memiliki akar dalam pemikiran filsafat yang mendalam,
tidak hanya sekedar ideologi politik, tetapi juga sebuah pandangan hidup yang
mencakup nilai-nilai, norma dan visi kehidupan yang unik, jadi tidak hanya
memengaruhi kebijakan publik saja, tetapi juga menggambarkan visi moral dan sosial
bangsa.

Pancasila adalah salah satu konsep yang memiliki signifikasi penting dalam
konteks filsafat Indonesia. Sebagai sistem filsafat yang menjadi dasar Negara
Indonesia, Pancasila memiliki peran sentral dalam membentuk nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mengatur kehidupan masyarakat.

Sila-sila dalam Pancasila terdapat filsafat berbangsa dan bernegara secara universal.
Yang di mana mencakup aspek duniawi dan ukhrawi, mental spiritual, moral dan
akhlak bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup dan menjadi jiwa bangsa fundamental yang
tidak akan mengalami kepenuhan ideologis, jika warga Negara bisa dipahami dengan
filsafat hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam makalah ini kita akan menjelajahi hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat
dan juga dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan bernegara.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam rangka memahami Pancasila sebagai sistem filsafat, ada beberapa pertanyaan
yang harus dijawab:
1. Apa makna sebenarnya Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa makna nilai-nilai inti yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apa tantangan falsafah Pancasila?
4. Apa fungsi dan contoh sehari-hari dalam filsafat Pancasila?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai sistem
Pancasila.
2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai inti Pancasila serta dampaknya pada berbagai
aspek kehidupan di Indonesia
3. Untuk menggali nilai-nilai luhur Falsafah Pancasila
IV
BAB ll

PEMBAHASAN

1. Makna Pancasila sebagai sistem Hukum filsafat

Secara etimologi, filsafat itu dari bahasa Yunani yaitu philos dan shopos.
Philos adalah cinta atau sahabat sedangkan shopos adalah kebijaksanaan. Maka
berarti filsafat itu bermakna cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat.
Pancasila sebagai falsafah negara Republik Indonesia secara resmi disahkan oleh
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sebagai falsafah negara, sila-silanya tercantum pada UUD 1945 yang
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun ll No. 7

Menurut Nasution 1973, secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani yaitu Philein yang artinya Cinta dan Shopos yang artinya hikmah atau
kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah arti filsafat adalah benar cinta
kebijaksanaan. Kebijaksanaan selalu dihubungkan dengan arti bijak atau wise.
Artinya kebijaksanaan dilakukan oleh orang yang bijak dan adil. Misalnya
kebijaksanaan pemerintah artinya pemerintah membuat keputusan berdasarkan
kewenangan diluar ketentuan UU atau dikenal dengan istilah diskresi. (UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan).

Falsafah Hukum Pancasila adalah suatu keniscayaan, ia ada sebagai bentuk


dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dalam falsafah Hukum Pancasila dapat
terlihat paduan utama nilai hukumnya. Pendekatan falsafah terhadap Hukum
selalu mempertanyakan nilai yang mendasar dari hukum. Falsafah hukum
berupaya menggali hakikat dalam kerangka falsafah hukum Pancasila.

Falsafah hukum mengajarkan setiap pihak untuk bijaksana atas setiap landasan
falsafah yang benar karena sesuai dengan nilai ketuhanan dan kegotongroyongan1.

Di dalam Pancasila sebagai sistem filsafat juga ada yang namanya Philosphische
Grondslag atau dasar filsafat negara lebih bersifat teoretis dan abstrak, yaitu cara
berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh
kebenarannya. Yang kedua ada Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan
hidup yang bersifat praktis serta tumbuh dan berkembang secara alamiah didalam
kehidupan masyarakat.

2. Nilai-nilai yang terkandung pada falsafah hukum Pancasila

1
Dedi imatullah: pancasila sebagai ideology negara dan dumber daei segala sumber hukum, hlm.
285.
21, kamis 22.41

1
Falsafah bangsa Indonesia Pancasila sebagai bentuk penanaman nilai-nilai
tauhid Islam diturunkan dalam bentuk aturan-aturan hukum yang bersifat konkret.
Pancasila sebagai suatu falsafah bangsa memiliki lima nilai di dalamnya: Nilai
ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai persatuan, Nilai Musyawarah, Nilai
Keadilan Sosial. Dari lima nilai lima tersebut, dapat dilihat terdapat dua inti nilai
utama: nilai religiositas dan nilai komunalisme. Nilai religiositas mengandung
nilai makna adanya suatu konsep berpikir bahwa pada ruang kosmik berpikir dan
berhukum selalu mengaitkan dalam nilai-nilai ketuhanan. Sedangkan nilai
komunalisme adalah sebuah ruang kosmik bahwa manusia Indonesia menyadari
tidak bisa hidup sendiri, dalam berkehidupan dia selalu bersama orang lain.
Falsafah hukum Pancasila dapat diartikan sebagai norma-norma dasar yang berisi
dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, dalam sekelompok manusia yang
bersatu dan mengutamakan musyawarah demi terciptanya suatu keadilan sosial.
Mewujudkan nilai-nilai falsafah hukum Pancasila sebagai nilai-nilai fundamental
hukum Indonesia bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Nilai-nilai hukum
Barat yang logis Individual telah tertanam dengan asas konkordansi secara
empiris telah begitu jauh dari ruang berpikir penstudi hukum di Indonesia2. Maka
untuk membentuk kembali kesadaran akan gagasan falsafah hukum Pancasila
perlu kembali menuangkan Pemikiran-pemikiran klasik dan kontemporer akan
Pancasila. Lima aspek kunci Pancasila sebagai sistem filsafat adalah Pancasila
merupakan fondasi ideologis negara Indonesia yang memiliki akar dalam
pemikiran filsafat. Sebagai sebuah sistem filsafat, Pancasila memiliki beberapa
elemen penting yang membentuk landasan pemikiran negara Indonesia. Dalam
bagian ini, akan membahas Pancasila sebagai sistem filsafat dengan fokus pada
lima aspek kunci:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa Pancasila mengakui keberadaan


Tuhan Yang Maha Esa sebagai asas pertama. Hal ini
mencerminkan dimensi religius dalam pemikiran Pancasila.
Konsep ini mengakui pluralitas agama di Indonesia dan
menghargai kebebasan beragama sambil tetap mengakui
keberadaan entitas ilahi sebagai dasar moral dan etika, dan pada
sisi yang lain, sila pertama mengakui adanya berbagai paham dan
penafsiran sebagai spiritual yang beragam, yang dimana jumlah-
jumlah Tuhan, cara-cara kebertuhanan, sistem ritual inilah
keyakinan yang senantiasa tidak akan sama, sebagaimana dewa-
dewa di dalam agama Hindu dan Budha, dan juga Trinitas di dalam
2
Dr.fokky fuad wasitaatmadja: Falsafah pancasila epistemology keislaman kebangsaan, hlm.109-
111 .
21, kamis 22.42

2
agama Kristen, dan juga pada ketuhanan itu asalnya pada kata
Tuhan saja, yang di tambahi ke dan akhiran an, sebab ini
maknanya berubah menjadi sifat dari banyaknya keyakinan warga
Indonesia yang macam-macam yang tidak tunggal, tetapi ya
niatnya sama, berujung pada satu tujuan yakni Esa nya Tuhan.
Contoh yang dapat kita ambil dari nilai Ketuhanan adalah seperti
kebebasan beragama di Indonesia memungkinkan warga negara
untuk
menjalankan agama sesuai keyakinan masing-masing tanpa
diskriminasi.

2. kemanusiaan yang Adil dan Beradab Pancasila mengandung


nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
mencerminkan tekad negara Indonesia untuk menciptakan
masyarakat yang adil, sejahtera, dan beradab. Nilai-nilai ini
menggambarkan pentingnya hak asasi manusia, kesetaraan, dan
keadilan sosial dalam sistem Pancasila. Manusia adalah makhluk
yang mempunyai akal. Maka dari itu manusia punya harkat dan
martabat, dan juga punya sisi humanisasi mau itu lahiriyah ataupun
batiniah. Dan juga konsep ini dilengkapi dengan adanya keadilan
dan keberadaan, artinya manusia punya hak asasi manusia
berdasarkan keseimbangan lahiriah maupun batiniyah, prinsip-
prinsip hak asasi manusia, perlindungan anak, dan kesetaraan
gender adalah contoh implementasi sila kedua dalam upaya
menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia yang dimana sila ini diwujudkan dengan


perjuangan dan kerja keras luar biasa. Aspek ini menekankan
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keragaman. Pancasila
mengajarkan bahwa Indonesia adalah negara yang terdiri dari
berbagai suku, agama, dan budaya, dan persatuan adalah kunci
untuk menjaga integritas atau keutuhan negara Adapun contohnya
seperti semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang
tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," adalah contoh
konkret dari sila ketiga.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan Pancasila menganut prinsip
demokrasi yang berlandaskan pada musyawarah dan perwakilan.
Hal ini menekankan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan
keputusan dan pemerintahan yang berkeadilan. Sila ini juga
menjadi tolak ukur demokrasi, pemahaman demokrasi Pancasila

3
tidak sama dengan pemahaman demokrasi liberal, yang
membebaskan semua aktivitas politik secara netralitas etik.
Demokrasi yang dimaksudkan ini adalah demokrasi yang sarat
dengan nilai, terutama dengan hikmat dan kebijaksanaan. Hikmat
sendiri memiliki arti cinta, kebajikan yang banyak. Maka dari itu
demokrasi harus dilakukan dengan jalan penyebaran kebajikan dan
kebijaksanaan. Dengan demokrasi yang penuh hikmat atau cinta,
akan menciptakan pemimpin-pemimpin negara yang memahami
aspirasi rakyat dan bisa mengambil keputusan dengan pendekatan
yang kemaslahatan masyarakat secara adil dan beradab, seperti
contoh Sistem demokrasi Indonesia, di mana warga negara
memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka melalui pemilu,
merupakan implementasi sila keempat.

5. keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Pancasila


menekankan pentingnya keadilan sosial untuk semua warga
negara. Hal ini mencakup distribusi kekayaan yang merata,
perlindungan sosial, dan upaya mengurangi kesenjangan sosial.
Pancasila sebagai sistem filsafat bukan hanya menjadi landasan
negara, tetapi juga menjadi panduan moral bagi individu dan
masyarakat, ini mencerminkan konsep filosofis yang mendalam
yang membentuk karakter dan identitas bangsa Indonesia Sistem
demokrasi Indonesia, di mana warga negara memiliki hak untuk
memilih pemimpin mereka melalui pemilu, merupakan
implementasi sila keempat, berikut contohnya yaitu Program-
program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memberikan akses
pendidikan dan kesehatan kepada semua warga negara, merupakan
contoh nyata dari sila kelima. Jadi pancasila sebagai sistem filsafat
mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi tatanan sosial
dan politik di Indonesia. Implementasi konkret dari setiap sila
membantu menciptakan landasan moral dan etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

4. Tantangan falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki


sejumlah tantangan dan kontroversi. Beberapa tantangan utamanya
meliputi:

4
1. Interpretasi yang Beragam: Tantangan utama adalah beragamnya
interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Orang-orang bisa memiliki
pandangan yang berbeda tentang apa yang sebenarnya diwakili oleh
masing-masing sila, sehingga hal ini dapat menghasilkan perbedaan
dalam pemahaman dan penerapan Pancasila.
2. Kepentingan Politik: Pancasila sering digunakan dalam perdebatan
politik dan dipolitisasi. Pihak-pihak politik dapat mencoba mengklaim
bahwa mereka adalah pelindung Pancasila, sementara mengkritik
pihak lain yang dianggap tidak mematuhi nilai-nilai tersebut.
3.Tantangan Multikulturalisme: Indonesia adalah negara yang sangat
beragam budaya, agama, dan etnis. Mempertahankan kesatuan dan
keharmonisan dalam kerangka Pancasila dapat menjadi tantangan
mengingat keragaman tersebut.
4.Konflik Agama dan Hak Asasi Manusia: Terkadang, nilai-nilai
agama dan hak asasi manusia bertentangan dengan interpretasi tertentu
tentang Pancasila. Konflik agama dan perbedaan pandangan tentang
hak asasi manusia bisa menimbulkan ketegangan dalam implementasi
Pancasila.
5. Globalisasi dan Modernisasi: Perubahan global dan modernisasi
juga dapat mempengaruhi cara nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam
masyarakat. Nilai-nilai Barat dan tren global dapat berlawanan dengan
nilai-nilai tradisional Pancasila.
6. Tantangan Ekonomi: Ketidaksetaraan ekonomi dan akses
terhadap sumber daya dapat menjadi tantangan serius dalam upaya
mencapai sila keadilan sosial.
7. Edukasi dan Kesadaran: Tantangan besar lainnya adalah
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
Pancasila. Edukasi yang tepat dan komunikasi yang efektif tentang
nilai-nilai ini sangat penting untuk mencapai tujuan Pancasila.
8. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial: Dalam era digital,
media sosial dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap nilai-
nilai Pancasila. Desinformasi dan polarisasi dapat menjadi masalah
serius.
9.Kepatuhan Terhadap Hukum: Pentingnya menjalankan nilai-
nilai Pancasila dalam konteks hukum dan keadilan seringkali
memerlukan reformasi dan penegakan hukum yang lebih baik.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kesadaran masyarakat


yang lebih baik, kepemimpinan yang kuat, pendekatan inklusif, dan
kerja sama antara semua pihak dalam masyarakat Indonesia.

5
Adapun refrensi lainnya yakni tentang tantangan falsafah Pancasila sebagai
berikut:

A. Tantangan terhadap eksistensi Pancasila dengan nilai di luar dirinya


menjadi hal yang menarik untuk dikaji setidaknya disebabkan oleh beberapa hal:
Pertama, bahwa Pancasila diletakkan sebagai filosofi bangsa Indonesia. Dalam
kerangka filsafat, Pancasila akan menerima perubahan-perubahan pemaknaan
mengingat konsep filsafat adalah relatif dalam memandang segala hal. Kedua,
bahwa Pancasila diletakkan sebagai sumber hukum, maka setiap aturan hukum
yang memiliki posisi di bawah Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm harus
mendasarkan rasio logisnya pada Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengannya. Ketiga, falsafah Pancasila digali dari beragam nilai internal dan
eksternal. Falsafah Pancasila dengan demikian lahir dari jiwa dan pengetahuan
bangsa Indonesia atas diri dan lingkungannya.

B. Tantangan falsafah hukum Pancasila

Hukum hingga kini belum menemukan pengertian yang tunggal, setiap orang
dapat memberikan warna, pengertian, dan pemaknaan atas arti hukum. Perbedaan
cara pandang melahirkan beragam aliran dalam hukum. Aliran falsafah hukum
Pancasila juga berupaya untuk memberikan pemaknaan atas arti hukum.

C. Tantangan nilai dan ide akibat perubahan sosial

Beberapa tantangan nilai tersebut adalah nilai religiositas Pancasila dengan


tantangan nilai materialisme dan tantangan nilai gotong royong Pancasila dengan
Individualisme.

D. Konklus

Nilai luhur Pancasila dapat dikatakan memperoleh banyak asupan globalisasi dari
nilai-nilai yang berasal dari luar khususnya Islam. Tantangan atas nilai-nilai dasar
berbangsa berhadapan dengan nilai-nilai baru yang tidak jarang mampu mengikis
nilai-nilai luhur bangsa.

6
D. Fungsi falsafat Pancasila

Falsafat Pancasila memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks kehidupan


berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari
filsafat Pancasila.

1. Landasan Ideologis Negara


Filsafat Pancasila menjadi landasan ideologis negara Indonesia. Nilai-nilai
dan prinsip-prinsip Pancasila dijadikan pedoman dalam pembentukan
hukum, kebijakan, dan institusi negara. Ini membantu menjaga keutuhan
dan stabilitas negara.

2. Pemersatu Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam mempersatukan
masyarakat Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan semangat toleransi dan
keragaman, yang membantu menjaga harmoni dan persatuan dalam
masyarakat.

3. Panduan Etika dan Moral


Nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta
keadilan sosial, memberikan panduan etika dan moral bagi warga negara.
Ini mendorong tindakan yang menghormati martabat manusia dan
berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.

7
4. Pedoman dalam Pembangunan
Prinsip-prinsip Pancasila, terutama keadilan sosial, menjadi panduan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Filsafat ini
mendorong usaha untuk mengurangi kesenjangan sosial, memperbaiki
distribusi kekayaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Dasar Pendidikan Nasional


Filsafat Pancasila menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di
Indonesia. Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila membantu
membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran nasional, etika yang
baik, dan semangat kebangsaan.

Ada juga fungsi lainnya yaitu diantaranya:

a. Sebagai dasar negara: Pancasila berfungsi sebagai dasar negara dan


menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Jadi sudah
sepatutnya sebagai warga negara Indonesia itu menjadikan
Pancasila sebagai pandangan hidup yang harus diterapkan.
b. Sebagai sumber hukum: Pancasila dijadikan sebagai sumber
hukum tertinggi di Indonesia dan menjadi pedoman dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan.
c. Sebagai ideologi bangsa: Pancasila berfungsi sebagai ideologi
bangsa yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
d. Sebagai penjaga keutuhan dan persatuan bangsa: Pancasila
berfungsi sebagai keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia dengan
mengedepankan nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kerukunan
antar umat beragama, suku dan budaya.

Contoh Penerapan Filsafat Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari


Berikut adalah beberapa contoh konkret penerapan Filsafat Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari:

1. Toleransi dan Penghargaan Terhadap Keragaman: Menghormati dan


bersikap ramah terhadap tetangga dari berbagai latar belakang budaya,
suku, dan agama adalah contoh konkret dari prinsip Bhinneka Tunggal
Ika.

2. Partisipasi dalam Musyawarah: Saat mengambil keputusan keluarga,


melibatkan seluruh anggota keluarga dalam diskusi untuk mencapai
keputusan yang disepakati bersama adalah penerapan prinsip musyawarah.

3. Gotong Royong dalam Masyarakat: Bergabung dalam kegiatan


membersihkan lingkungan, mengadakan kegiatan amal bersama, atau
membantu tetangga yang membutuhkan adalah contoh gotong royong dan
kepedulian sosial.

8
4. Menghargai Pilihan Agama Lain: Menghormati ibadah dan tradisi
keagamaan yang berbeda dari agama sendiri adalah contoh penerapan nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa dan toleransi beragama

5. Menghormati Orang Tua dan Orang Lanjut Usia: Memberikan perhatian


dan penghormatan kepada orang tua, serta terlibat dalam kegiatan sosial
yang memperhatikan orang lanjut usia, adalah wujud penerapan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai falsafah negara Republik Indonesia, falsafah hukum
Pancasila berupaya menggali hakikat dalam kerangka falsafah hukum
Pancasila itu sendiri Pancasila sebagai suatu falsafah bangsa memiliki lima

9
nilai di dalamnya yaitu: Nilai ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai
persatuan, Nilai Musyawarah, Nilai Keadilan Sosial. Dari lima nilai lima
tersebut, dapat dilihat terdapat dua inti nilai utama: nilai religiositas dan
nilai komunalisme.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik
dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu, mohon
diberikan sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi
wawasan kita dalam memahami Falsafah hukum Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA
(imatullah, pancasila sebagai ideology negara )

( wasitaatmadja)

Darmodiharjo. 1984. Pancasila Suatu Orientasi Singkat. Jakarta: Aries Lima

Darmodiharjo. 1991. Pancasila Suatu Orientasi Singkat. Jakarta: Aries Lima.

10
Kansil. 1999. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi. Jakarta:PT Pradnya Paramita.

11

Anda mungkin juga menyukai