Disusun oleh :
Fakultas Tarbiyah
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat” guna memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait yang telah membantu
kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga
mengucapakan terima kasih kepada IBU Hj. Azizah, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Pancasila.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan agar nantinya menjadi evaluasi makalah-makalah
selanjutnya.
Penyusun
M. Syukur Niam
II
DAFTAR ISI
...................................................................................................................4
C. Tantangan falsafah Pancasila
................................................................................................................6
D. Fungsi dan contoh sehari-hari penerapan falsafat Pancasila…………..9
BAB III
PENUTUPAN .................................................................................................10
A. Kesimpulan .........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai fondasi dan ideologi dasar Negara Indonesia, telah memainkan
peran yang sangat penting dan juga krusial dalam membentuk karakter bangsa dan
pemerintahan. Konsep ini memiliki akar dalam pemikiran filsafat yang mendalam,
tidak hanya sekedar ideologi politik, tetapi juga sebuah pandangan hidup yang
mencakup nilai-nilai, norma dan visi kehidupan yang unik, jadi tidak hanya
memengaruhi kebijakan publik saja, tetapi juga menggambarkan visi moral dan sosial
bangsa.
Pancasila adalah salah satu konsep yang memiliki signifikasi penting dalam
konteks filsafat Indonesia. Sebagai sistem filsafat yang menjadi dasar Negara
Indonesia, Pancasila memiliki peran sentral dalam membentuk nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mengatur kehidupan masyarakat.
Sila-sila dalam Pancasila terdapat filsafat berbangsa dan bernegara secara universal.
Yang di mana mencakup aspek duniawi dan ukhrawi, mental spiritual, moral dan
akhlak bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup dan menjadi jiwa bangsa fundamental yang
tidak akan mengalami kepenuhan ideologis, jika warga Negara bisa dipahami dengan
filsafat hidup berbangsa dan bernegara.
Dalam makalah ini kita akan menjelajahi hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat
dan juga dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan bernegara.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam rangka memahami Pancasila sebagai sistem filsafat, ada beberapa pertanyaan
yang harus dijawab:
1. Apa makna sebenarnya Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa makna nilai-nilai inti yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apa tantangan falsafah Pancasila?
4. Apa fungsi dan contoh sehari-hari dalam filsafat Pancasila?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai sistem
Pancasila.
2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai inti Pancasila serta dampaknya pada berbagai
aspek kehidupan di Indonesia
3. Untuk menggali nilai-nilai luhur Falsafah Pancasila
IV
BAB ll
PEMBAHASAN
Secara etimologi, filsafat itu dari bahasa Yunani yaitu philos dan shopos.
Philos adalah cinta atau sahabat sedangkan shopos adalah kebijaksanaan. Maka
berarti filsafat itu bermakna cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat.
Pancasila sebagai falsafah negara Republik Indonesia secara resmi disahkan oleh
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sebagai falsafah negara, sila-silanya tercantum pada UUD 1945 yang
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun ll No. 7
Menurut Nasution 1973, secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani yaitu Philein yang artinya Cinta dan Shopos yang artinya hikmah atau
kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah arti filsafat adalah benar cinta
kebijaksanaan. Kebijaksanaan selalu dihubungkan dengan arti bijak atau wise.
Artinya kebijaksanaan dilakukan oleh orang yang bijak dan adil. Misalnya
kebijaksanaan pemerintah artinya pemerintah membuat keputusan berdasarkan
kewenangan diluar ketentuan UU atau dikenal dengan istilah diskresi. (UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan).
Falsafah hukum mengajarkan setiap pihak untuk bijaksana atas setiap landasan
falsafah yang benar karena sesuai dengan nilai ketuhanan dan kegotongroyongan1.
Di dalam Pancasila sebagai sistem filsafat juga ada yang namanya Philosphische
Grondslag atau dasar filsafat negara lebih bersifat teoretis dan abstrak, yaitu cara
berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh
kebenarannya. Yang kedua ada Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan
hidup yang bersifat praktis serta tumbuh dan berkembang secara alamiah didalam
kehidupan masyarakat.
1
Dedi imatullah: pancasila sebagai ideology negara dan dumber daei segala sumber hukum, hlm.
285.
21, kamis 22.41
1
Falsafah bangsa Indonesia Pancasila sebagai bentuk penanaman nilai-nilai
tauhid Islam diturunkan dalam bentuk aturan-aturan hukum yang bersifat konkret.
Pancasila sebagai suatu falsafah bangsa memiliki lima nilai di dalamnya: Nilai
ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai persatuan, Nilai Musyawarah, Nilai
Keadilan Sosial. Dari lima nilai lima tersebut, dapat dilihat terdapat dua inti nilai
utama: nilai religiositas dan nilai komunalisme. Nilai religiositas mengandung
nilai makna adanya suatu konsep berpikir bahwa pada ruang kosmik berpikir dan
berhukum selalu mengaitkan dalam nilai-nilai ketuhanan. Sedangkan nilai
komunalisme adalah sebuah ruang kosmik bahwa manusia Indonesia menyadari
tidak bisa hidup sendiri, dalam berkehidupan dia selalu bersama orang lain.
Falsafah hukum Pancasila dapat diartikan sebagai norma-norma dasar yang berisi
dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, dalam sekelompok manusia yang
bersatu dan mengutamakan musyawarah demi terciptanya suatu keadilan sosial.
Mewujudkan nilai-nilai falsafah hukum Pancasila sebagai nilai-nilai fundamental
hukum Indonesia bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Nilai-nilai hukum
Barat yang logis Individual telah tertanam dengan asas konkordansi secara
empiris telah begitu jauh dari ruang berpikir penstudi hukum di Indonesia2. Maka
untuk membentuk kembali kesadaran akan gagasan falsafah hukum Pancasila
perlu kembali menuangkan Pemikiran-pemikiran klasik dan kontemporer akan
Pancasila. Lima aspek kunci Pancasila sebagai sistem filsafat adalah Pancasila
merupakan fondasi ideologis negara Indonesia yang memiliki akar dalam
pemikiran filsafat. Sebagai sebuah sistem filsafat, Pancasila memiliki beberapa
elemen penting yang membentuk landasan pemikiran negara Indonesia. Dalam
bagian ini, akan membahas Pancasila sebagai sistem filsafat dengan fokus pada
lima aspek kunci:
2
agama Kristen, dan juga pada ketuhanan itu asalnya pada kata
Tuhan saja, yang di tambahi ke dan akhiran an, sebab ini
maknanya berubah menjadi sifat dari banyaknya keyakinan warga
Indonesia yang macam-macam yang tidak tunggal, tetapi ya
niatnya sama, berujung pada satu tujuan yakni Esa nya Tuhan.
Contoh yang dapat kita ambil dari nilai Ketuhanan adalah seperti
kebebasan beragama di Indonesia memungkinkan warga negara
untuk
menjalankan agama sesuai keyakinan masing-masing tanpa
diskriminasi.
3
tidak sama dengan pemahaman demokrasi liberal, yang
membebaskan semua aktivitas politik secara netralitas etik.
Demokrasi yang dimaksudkan ini adalah demokrasi yang sarat
dengan nilai, terutama dengan hikmat dan kebijaksanaan. Hikmat
sendiri memiliki arti cinta, kebajikan yang banyak. Maka dari itu
demokrasi harus dilakukan dengan jalan penyebaran kebajikan dan
kebijaksanaan. Dengan demokrasi yang penuh hikmat atau cinta,
akan menciptakan pemimpin-pemimpin negara yang memahami
aspirasi rakyat dan bisa mengambil keputusan dengan pendekatan
yang kemaslahatan masyarakat secara adil dan beradab, seperti
contoh Sistem demokrasi Indonesia, di mana warga negara
memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka melalui pemilu,
merupakan implementasi sila keempat.
4
1. Interpretasi yang Beragam: Tantangan utama adalah beragamnya
interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Orang-orang bisa memiliki
pandangan yang berbeda tentang apa yang sebenarnya diwakili oleh
masing-masing sila, sehingga hal ini dapat menghasilkan perbedaan
dalam pemahaman dan penerapan Pancasila.
2. Kepentingan Politik: Pancasila sering digunakan dalam perdebatan
politik dan dipolitisasi. Pihak-pihak politik dapat mencoba mengklaim
bahwa mereka adalah pelindung Pancasila, sementara mengkritik
pihak lain yang dianggap tidak mematuhi nilai-nilai tersebut.
3.Tantangan Multikulturalisme: Indonesia adalah negara yang sangat
beragam budaya, agama, dan etnis. Mempertahankan kesatuan dan
keharmonisan dalam kerangka Pancasila dapat menjadi tantangan
mengingat keragaman tersebut.
4.Konflik Agama dan Hak Asasi Manusia: Terkadang, nilai-nilai
agama dan hak asasi manusia bertentangan dengan interpretasi tertentu
tentang Pancasila. Konflik agama dan perbedaan pandangan tentang
hak asasi manusia bisa menimbulkan ketegangan dalam implementasi
Pancasila.
5. Globalisasi dan Modernisasi: Perubahan global dan modernisasi
juga dapat mempengaruhi cara nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam
masyarakat. Nilai-nilai Barat dan tren global dapat berlawanan dengan
nilai-nilai tradisional Pancasila.
6. Tantangan Ekonomi: Ketidaksetaraan ekonomi dan akses
terhadap sumber daya dapat menjadi tantangan serius dalam upaya
mencapai sila keadilan sosial.
7. Edukasi dan Kesadaran: Tantangan besar lainnya adalah
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
Pancasila. Edukasi yang tepat dan komunikasi yang efektif tentang
nilai-nilai ini sangat penting untuk mencapai tujuan Pancasila.
8. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial: Dalam era digital,
media sosial dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap nilai-
nilai Pancasila. Desinformasi dan polarisasi dapat menjadi masalah
serius.
9.Kepatuhan Terhadap Hukum: Pentingnya menjalankan nilai-
nilai Pancasila dalam konteks hukum dan keadilan seringkali
memerlukan reformasi dan penegakan hukum yang lebih baik.
5
Adapun refrensi lainnya yakni tentang tantangan falsafah Pancasila sebagai
berikut:
Hukum hingga kini belum menemukan pengertian yang tunggal, setiap orang
dapat memberikan warna, pengertian, dan pemaknaan atas arti hukum. Perbedaan
cara pandang melahirkan beragam aliran dalam hukum. Aliran falsafah hukum
Pancasila juga berupaya untuk memberikan pemaknaan atas arti hukum.
D. Konklus
Nilai luhur Pancasila dapat dikatakan memperoleh banyak asupan globalisasi dari
nilai-nilai yang berasal dari luar khususnya Islam. Tantangan atas nilai-nilai dasar
berbangsa berhadapan dengan nilai-nilai baru yang tidak jarang mampu mengikis
nilai-nilai luhur bangsa.
6
D. Fungsi falsafat Pancasila
2. Pemersatu Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam mempersatukan
masyarakat Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan semangat toleransi dan
keragaman, yang membantu menjaga harmoni dan persatuan dalam
masyarakat.
7
4. Pedoman dalam Pembangunan
Prinsip-prinsip Pancasila, terutama keadilan sosial, menjadi panduan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Filsafat ini
mendorong usaha untuk mengurangi kesenjangan sosial, memperbaiki
distribusi kekayaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
8
4. Menghargai Pilihan Agama Lain: Menghormati ibadah dan tradisi
keagamaan yang berbeda dari agama sendiri adalah contoh penerapan nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa dan toleransi beragama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai falsafah negara Republik Indonesia, falsafah hukum
Pancasila berupaya menggali hakikat dalam kerangka falsafah hukum
Pancasila itu sendiri Pancasila sebagai suatu falsafah bangsa memiliki lima
9
nilai di dalamnya yaitu: Nilai ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai
persatuan, Nilai Musyawarah, Nilai Keadilan Sosial. Dari lima nilai lima
tersebut, dapat dilihat terdapat dua inti nilai utama: nilai religiositas dan
nilai komunalisme.
B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik
dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu, mohon
diberikan sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi
wawasan kita dalam memahami Falsafah hukum Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
(imatullah, pancasila sebagai ideology negara )
( wasitaatmadja)
10
Kansil. 1999. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi. Jakarta:PT Pradnya Paramita.
11