Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI DALAM BERBANGSA

DAN BERNEGARA

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pancasila Dosen Pengampu: Dr. Drs. Masrani Noor, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Diah Budiarti P07120224007R

Dina Muyassarah P07120224008R

Dita Aulya P07120227009R

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila, dan
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pancasila Sebagai Dasar Negara dan
Ediologi Dalam Berbangsa dan Bernegara”

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami menyadari makalah yang kami tulis
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.

Banjarbaru, 25 Januari 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Filsafat.........................................................3


B. Pengertian Filsafat Menurut Para Tokoh...............................................................3
C. Kajian Efistimologi Filsafat Pancasila..................................................................4
D. Sejarah Filsafat Pancasila......................................................................................4

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................7

A. Kesimpulan ............................................................................................................7
B. Saran ......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................8

ii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila merupakan alat pemersatu bagi bangsa Indonesia, sebagai dasar
Negara dan Pandangan hidup Pancasila mengandung konsep konsep dasar mengenai
cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup terkandung nilai-nilai positif
dalam setiap butir pancasila. Pancasila dan nilainya dapat dijunjung tinggi oleh
masyarakat Indonesia karena pandangan hidupnya. Berdasarkan apa yang melekat
pada budaya dan pandangan hidup masyarakat itu sendiri (Agus, S 2015).
Asal mula pancasila sebagai dasar Negara adalah ditinjau dari unsur dan nilai
yang terdapat dalam bangsa Indonesia yang berupa pandangan hidup bangsa
Indonesia. Hal tersebut menjadikan kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
akan selalu melekat selama keberadaan dan naik turunnya kehidupan di Indonesia.
Sebagai dasar Negara Indonesia pancasila terbukti sebagai salah satu media
yang menjadi pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat., berbangsa, dan juga
bernegara di Indonesia. Melalui kelima sila yang terdapat di dalam pancasila, dapat
menjadikan dasar kehidupan bernegara di Indonesia menjadi kokoh terhadap berbagai
ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam. Kedudukan dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara Indonesia dalam mencapai kehidupan yang lebih sempurna
manusia senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur sebagai suatu pandangan hidup.
Serta pancasila sebagai pandangan hidup yang berfungsi sebagai titik acuan untuk
menata kehidupan diri sendiri ataupun dalam interaksi dalam masyarakat serta alam
sekitarnya. Manusia senantiasa hidup dalam lingkungan sosial yang lebih luas secara
berturut dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan keluarga.
Filsafat adalah proses berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran sesuatu (Jalaludin, 2007:19). Pancasila sebagai ajaran falsafah,
pancasila mencerminkan nilai-nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat
Indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha
Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan,
dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas fundamental dalam kesemestaan itu
mencemminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang religious.

1
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia didasarkan atas prinsip
konstitusionlisme. Sebuah konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme
negara modern pada proses reformasi untuk mewujudkan demokrasi, pada umumnya
bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu : 1), kesepakatan tentang tujuan dan
citacita bersama (the general goal of Society or general acceptance of the Same
philosophy of goerment), 2). Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan
pemerintahan atau penyelenggaraan pemerintahan negara (The basis of government),
3). Kesepakatan tentang bentuk insitusiinstitusi dan prosedur ketatanegaraan (The
form of institutions and procedures). (Andrews, 1968:12).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pancasila sebagai dasar filsafat?
2. Apa pengertian filsafat menurut para tokoh?
3. Bagaimana kajian efistimologi filsafat pancasila?
4. Bagaimana sejarah filsafat pancasila?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai dasar filsafat
2. Untuk mengetahui pengertian filsafat menurut para tokoh
3. Untuk mengetahui kajian efistimologi filsafat pancasila
4. Untuk mengetahui sejarah filsafat pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Filsafat
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila
dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam
suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro) (Safitri, 2021).
Sebagai dasar filsafat negara dan filsafat hidup bangsa, Pancasila adalah suatu
sistem nilai yang cukup sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka
sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkis dan terstruktur.
Inilah yang disebut-sebut bahwa Pancasila adalah sebuah sistem filsafat. Oleh Karena
merupakan suatu sistem filsafat, maka kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki
makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi makna yang utuh (Huda, 2018).
Sebagai falsafat bangsa dan Negara, Pancasila memiliki makna bahwa segenap
aspek kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan wajib mendasarkan
pada lima nilai yaitu nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
Kerakyatan dan nilai Keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu
pandangan bahwa negara adalah suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan dalam hidup manusia (legal society) atau masyarakat hukum (Huda,
2018).
B. Pengertian Filsafat Menurut Para Tokoh
Secara bahasa istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani. Yakni Philos yang
berarti cinta, senang, suka, dan Sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan. Jadi Philosophia berarti cinta pengetahuan (Nurgiansah, 2021).
Beberapa pengertian filsafat menurut para tokoh:
1. Menurut Aristoteles, pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik
dan estetika (filsafat keindahan).

3
2. Menurut Cicero, filsafat adalah ‘ibu’ dari semua seni (the mother of all the arts)
dan merupakan seni kehidupan.
3. Menurut Plato, arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.
4. Menurut Imanuel Kant, arti filsafat adalah suatu ilmu (pengetahuan) yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat
persoalan yaitu metafisika, etika agama, dan antropologi.
5. Menurut Johann Gotlich Fickte, pengertian filsafat adalah dasar dari segala ilmu
yang membicarakan segala bidang dan segala jenis ilmu untuk mencari kebenaran
dari seluruh kenyataan.
6. Menurut Paul Natorp, pengertian filsafat adalah suatu ilmu dasar yang
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukkan dasar akhir
yang sama dan juga yang memikul sekaliannya.
C. Kajian Efistimologi Filsafat Pancasila
Efistimologi merupakan cabang filsafat yang menganalisis pokok, susunan, tata
cara, dan otoritas suatu ilmu pengetahuan. Efistimologi mempelajari asal mula
pengetahuan, metode dan ketentuan terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu
pengetahuan. Efistimologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau dipahami
sebagai science of science. Menurut Titus (1984: 20) terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam efistemologi, yaitu:
a) Tentang sumber pengetahuan dari manusia
b) Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
c) Tentang watak pengetahuan manusia.
Dasar efistimologis pancasila sebagai sistem filsafat hakikatnya juga merupakan
suatu sistem pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.Pancasila merupakan pedoman
atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara terkait dengan makna hidup, serta dasar bagi manusia
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian yang demikian ini telah menjadikannya sebagai suatu sistem cita-cita
atau keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praksis, karena dijadikan landasan
bagi cara hidup manusia atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi sebuah ideologi. Sebagai
suatu ideologi, maka pancasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas
dari para pendukungnya yaitu (Wibisono Siswomihardjo 1998: 9):

4
a) Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya
b) Pathos, yaitu penghayatannya
c) Ethos, yaitu kesusilaannya sebagai suatu sistem filsafat atau ideologi maka
pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai
suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga berupa suatu sistem
pengetahuan. Dasar epistemologis pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia kalau manusia merupakan basis ontologis dari
pancasila, maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan
epistemologi, yaitu bangunan yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia
(pranaka, 1996:32).Terhadap tiga personal yang mendasar dalam epistemologi
yaitu: pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.
Sumber pengetahuan pancasila adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa
Indonesia sendiri, bukan berasal dari bangsa lain bukan hanya pemikiran dari
seseorang tetapi dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan
negara. Dengan lain perkataan bahwa bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materials
pancasila, oleh karena itu sumber pengetahuan pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai religius maka
diantara bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila pancasila dengan pancasila
sendiri sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat
korespondensi.Pandangan pancasila tentang pengetahuan manusia. Sebagaimana
dijelaskan dimuka bahwa masalah epistemologi pancasila diletakkan dalam kerangka
bangunan filsafat manusia.

D. Sejarah Filsafat Pancasila


Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam
suatu istem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan
pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasionl tentang
pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
5
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebagai filsafat karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang di tuangkan dalam
suatu system (Abdul Gani 1998). Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah
hasil berfikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang
dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang
benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa
Indonesia.

Filsafat pancasila kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai


kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu menyatakan bahwa
pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya India (hindu-buddha), Barat (Kristen),
Arab (Islam). Filsafat pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga
filsafat pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau
tidak hanya bertujuan mencari, tetapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau
weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan
batin, baik dunia maupun di akhirat (Salam, 1988:23-24).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas pancasila sebagai dasar filsafat negara dan
filsafat hidup bangsa, pancasila adalah suatu sistem nilai yang cukup sistematis.
Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan
suatu kesatuan yang bulat, hierarkis dan terstruktur. Inilah yang disebut-sebut
bahwa pancasila adalah sebuah sistem filsafat. Sebagai falsafat bangsa dan
Negara, Pancasila memiliki makna bahwa segenap aspek kehidupan
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan wajib mendasarkan pada lima
nilai yaitu nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
Kerakyatan dan nilai Keadilan.

B. Saran

Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan


tinggal di negara Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai dan
menjaga, memahami serta melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh
para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah
sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga jika terjadi kekacauan dapat
teratasi dan akan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. (2015). Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah
CIVIS. 5 (1).

Andrews, W.G., 1968, Constitution and Constitutionalism, Van Nostrand Company, Nw Jersey

Huda, M. C (2018). Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi Bernegara. Resolusi: Jurnal


Sosial Politik, 1(1), 78-99.

Jalaludin dan Abdullah, 2007, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat Dan Pendidikan, Ar-
Ruzz Media, Yogyakarta

Pranaka. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nurgiansah, H. (2021). Filsafat Pendidikan.

Safitri, R. (2021). Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. OSF Preprints, 1-18.

Titus, Harold H., As’ad Yasin, Hamzah Ya’qub, dan H. M. Rasjidi. 1984. Persoalan-
Persoalan Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.

Wibisono Siswomihardjo, Koento. 1998. “Pancasila Dalam Perspektif Gerakan Reformasi:


Aspek Sosial Budaya.” in Makalah Diskusi Panel Pada Pusat Studi Pancasila.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai