Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


DAN POLITIK

OLEH :

KELOMPOK 1

RIZKY AMELIA (06111282227047)


HAYATUL HAKIM (06111282227011)

KELAS A INDRALAYA

DOSEN PENGAMPU:
DEA LESTARI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillâh, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan


yangMaha Esa, berkat rahmat serta ridha-Nya jualah makalah berjudul
“PancasilaSebagai Paradigma Pembangunan dan Politik” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini ditulis adalah dalam rangka menjadi salah satu tugas mata
kuliah Pancasila dibawah bimbingan Ibu Dea Lestari, M.Pd. selaku Dosen Mata
Kuliah Pancasila pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya Tahun 2023.
Rampungnya penulisan makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan atau
kontribusi berbagai pihak. Karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus khususnya kepada:
1. Segenap Pimpinan Universitas Sriwijaya: Bapak Rektor Universitas Sriwijaya,
Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Ketua Program
Studi Pendidikan Fisika;
2. Ibu Dea Lestari, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Pancasila pada Program
Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya;
3. Teman-teman baik di kelas maupun di kampus Universitas Sriwijaya pada
umumnya
Ibarat pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga tak
ubahnya dengan makalah ini. Karena itu kritik konstruktif, saran, serta bimbingan
dari berbagai pihak sangatlah penulis harapkan guna kesempurnaan penulisan
makalah ini ke arah yang lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi penulis
sendiri.

Indralaya, 12 Maret 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... . i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................... 1
1.4. Manfaat Makalah .............................................................. 2
1.5. Metode Penyusunan .......................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN
2.1. Kajian Teoritis ................................................................... 3
2.2. Pembahasan ....................................................................... 3
a. Pengertian Paradigma .................................................... 3
b. Konsep Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
dan Politik .................................................................. .. 4
1) Pengertian Konsep Pancasila ............................ 4

2) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan ...... 4


3) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sebagai ideologi negara, Pancasila memiliki nilai-nilai yang
dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena itu,
pembangunan nasional juga harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Mengutip bpip.go.id, hakikat pembangunan nasional disebutkan
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yakni: mencerdaskan
kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh
tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia
dan perdamaian abadi.
Berdasarkan hal tersebut, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pancasila menjadi landasan yang tepat dan
ideal bagi pembangunan nasional. Karena itu, pembangunan nasional
merupakan perwujudan dari tujuan negara yang tercantum pada
Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapainya, diperlukan suatu pedoman
demi mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, yakni
Pancasila.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini adalah:
a. Apakah pengertian paradigma itu?
b. Bagaimana konsep pancasila sebagai paradigma pembangunan dan
politik?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian paradigma.
b. Untuk mengetahui konsep pancasila sebagai paradigma pembangunan
dan politik.

1
1.4. Manfaat Makalah
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengertian
paradigma.
b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan
penulis tentang konsep pancasila sebagai paradigma pembangunan dan
politik.
1.5. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif (Maleong, 2007). Yaitu
suatu cara untuk menjabarkan permasalahan, kejadian, atau fenomena
yang terjadi sehingga penulis bisa mengetahui dan mendapatkan data serta
fakta-fakta empirik terhadap penulisan pokok-pokok pikiran yang terdapat
dalam makalah ini.
Adapun sumber data dalam penulisan makalah ini adalah dengan
telaah dokumen yang diperoleh dari mengumpulkan sumber-sumber
seperti buku, artikel, jurnal, maupun makalah yang ada di internet yang
berkaitan dengan topik permasalahan yang menjadi objek pembahasan
dalam makalah ini.
Setelah data diperoleh dan dipelajari, selanjutnya data disajikan
dengan terlebih dahulu data dianalisis/disimpulkan (Conclusing
Drawing/Verification).

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN

1.1. Kajian Teoritis

Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang dijadikan


sebagai pandangan hidup bangsa. Konsekuensinya, pembangunan nasional
harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Yakni nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Sebab pada dasarnya pembangunan
nasional diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Mengutip situs Bappenas, dalam alinea keempat Pembukaan UUD
1945 disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah:
mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum,
melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Dalam konteks itu, Pancasila
merupakan landasan pembangunan yang ideal karena nilai-nilainya sesuai
dengan lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia.
1.2. Pembahasan
a. Pengertian Paradigma
Kata “paradima” berasal dari bahasa Inggris: paradigm, yang berarti:
model pola, contoh (Echols dan Shadily, 1990: 417). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “paradigma” adalah:
model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka berpikir (2007: 828).
Konsep "paradigma" pertama kalinya dipopulerkan oleh Thomas
Kuhn, berarti sebuah model berpikir dalam ilmu pengetahuan. Paradigma
besar manfaatnya, oleh karena konsep ini mampu menyederhanakan dan
menerangkan suatu kompleksitas fenomena menjadi seperangkat konsep
dasar yang utuh. Paradigma pada prinsipnya tidaklah bersifat statis, akan
tetapi ia juga bisa bersifat dinamis. Maka paradigma sejatinya dapat

3
diubah jika suatu paradigma tersebut yang tidak dapat lagi menerangkan
kompleksitas fenomena yang hendak diterangkannya itu
(https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22080, diakses pada 11 Maret
2023).
b. Konsep Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan dan Politik
1) Pengertian Konsep Pancasila
Kata “konsep” berasal dari bahasa Inggris concept, berarti buram,
bagan, rencana; pengertian (Echols dan Shadily, 1990: 135). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “konsep” diartikan sebagai: (1)
rancangan atau buram surat, (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
peristiwa konkret, (3) gambaran mental dari objek , proses atau apa pun
yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
hal-hal lain (2007: 588).
Selanjutnya Pancasila, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
adalah:
Dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia
yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (2007: 820).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan konsep Pancasila disini
adalah suatu pengertian, ide atau gagasan tentang sesuatu yang terkandung
dalam Pancasila itu sendiri maupun penggambarannya (yang dapat
digunakan oleh akal budi) untuk memahami hal-hal lain.
Lantas apa maksud Pancasila sebagai paradigma pembangunan?
2) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Melansir bpkad.banjarkab.go.id, Pancasila sebagai paradigma
artinya “Nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi kerangka
acuan setiap aspek pembangunan nasional di Indonesia. Ini merupakan
konsekuensi pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar
negara”.

4
Sedangkan maksud dari Pancasila sebagai paradigma pembagunan
adalah bahwa segala aspek pembangunan nasional haruslah berlandaskan
nilai-nilai Pancasila. Hal ini selaras dengan apa yang ditulis oleh Mukiyat
dkk dalam bukunya berjudul Modul Pelatihan Guru Mata Pelajaran PPKn
SMA/SMK (2016: 12), sebagaimana dikutip dalam bpip.go.id, Pancasila
sebagai paradigma pembangunan nasional berarti “Bahwa segala aspek
pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh
sebab itu pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek rohani, jasmani, aspek individu,
sosial, dan ketuhanan” (bpip.go.id › berita › 1035, diakses pada 11 Maret
2023).
Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi alat untuk melaksanakan
pembangunan nasional melalui pengamalan kelima silanya. Keberhasilan
dalam pelaksanaan pembangunan ini akan berdampak bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai paradigma dalam berbagai bidang pembangunan
tersebut, sebagaimana dilansir dalam bpip.go.id, antara lain meliputi:
pembangunan bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan
pembangunan bidang hukum. Adapun penjelasan dari keempat hal tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pembangunan Bidang Politik. Pembangunan ditujukan untuk
membentuk pemerintahan demokratis yang menjunjung kebebasan
berpendapat serta melayani tuntutan rakyat secara adil, terbuka, jujur,
dan akuntabel. Dalam hal ini Pancasila memberikan dasar-dasar
moralitas politik negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa
dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
b) Pembangunan Bidang Ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi,
pemerintah harus berlandaskan Pancasila terutama sila kelima, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam ekonomi
kerakyatan, kebijakan ekonomi harus ditujukan sebesar-besarnya untuk

5
kemakmuran rakyat. Selain itu, pembangunan ekonomi harus
berdasarkan moralitas kemanusiaan dan Ketuhanan.
c) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya.
Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Kemudian berdasarkan sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial
budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap budaya-budaya
yang beragam di Nusantara.
d) Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum. Salah satu tujuan negara
Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Untuk mewujudkannya, diperlukan
perlindungan hukum kepada semua warga negara tanpa diskriminasi.
Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus
merupakan perwujudan sila-sila yang terkandung dalam Pancasila
(bpip.go.id › berita › 1035, diakses pada 11 Maret 2023).

3) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik


Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, bahwa Pancasila sebagai
paradigma pembangunan bidang politik merupakan suatu ikhtiar anak
bangsa di dalam pembangunan bidang politik yang selalu didasari nilai-
nilai Pancasila. Dengan demikian, Pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan politik haruslah berdasarkan dari nilai-nilai moral yang
terdapat dalam pancasila.
Dalam kehidupan politik, sila Pancasila yang merupakan titik awal
atau bisa dijadikan landasan dalam pembangunan dibidang politik dalam
kehidupan ketatanegaraan adalah sila ke-4 yaitu peri kerakyatan. Dengan
demikian, rakyat tidak hanya dijadikan sebagai objek politik, tetapi juga
sebagai subjek atau pelaku dalam kehidupan politik. Negara Indonesia
menganut sistem demokrasi pancasila yang memiliki model pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kekuasaan tertinggi berada
ditangan rakyat. Oleh karena itu rakyat bukan hanya sebagai objek
dibidang politik tetapi juga sebagai subjek dalam kehidupan politik dan

6
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan arah
pembangunan bangsa, memajukan harkat dan martabat bangsa Indonesia
(https://www.kompasiana.com/gustiayuoktaviani9853/5ece3f8f097f36754
f5b4dc2/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-di-bidang-politik-
dan-ekonomi, diakses pada 11 Maret 2023).
Dengan mengacu kepada sila ke-4 Pancasila tersebut yang
menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi jatuh di tangan rakyat, maka
paradigma pembangunan di bidang politik adalah menggunakan sistem
demokrasi dan tidak menggunakan sistem otoriter.
Namun demikian, Pancasila juga sejatinya memberikan dasar-dasar
moralitas politik negara yang berdasarkan kepada seluruh sila yang ada di
dalamnya. Mulai dari Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, hingga Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan ditujukan untuk
membentuk pemerintahan demokratis yang menjunjung kebebasan
berpendapat serta melayani tuntutan rakyat secara adil, terbuka, jujur, dan
akuntabel. Dalam hal ini Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas
politik negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa dan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan
bahwa Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama
yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.
Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-
terbalik:
a) Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,
budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
b) Mementingkan kepentingan rakyat atau bersama (demokrasi) dalam
pengambilan keputusan;
c) Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan persatuan;

7
d) Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab; dan
e) Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi
tersebut perlu direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil
society) yang mencakup masyarakat tradisional (berbagai asal etnik,
agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna
industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral
baru masyarakat informasi adalah:
a) Nilai toleransi;
b) Nilai transparansi hukum dan kelembagaan;
c) Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);
d) Bermoral berdasarkan konsensus.
Lalu bagaimanakah peranan Pancasila dalam reformasi politik?
Landasan aksiologi (sumber nilai) bagi sistem politik Indonesia
adalah sebagaimana terkandung dalam Deklarasi Bangsa Indonesia yaitu
Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi:
“…..Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Nilai demokrasi politik yang terkandung dalam Pancasila merupakan


fondasi bangunan negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita
dalam kenyataanya tidak dilaksanakan berdasarkan suasana kerohanian
berdasarkan nilai-nilai tersebut, dan pada realisasinya baik pada masa orde
lama maupun orde baru negara lebih mengarah pada praktek
otoritarianisme yang mengarah pada porsi kekuasaan yang terbesar kepada

8
presiden. Nilai demokrasi politik tersebut secara normatif terjabar dalam
pasal-pasal UUD 1945.
Perlu diketahui pula bahwa rakyat adalah asal mula kekuatan negara,
oleh sebab itu paradigma ini merupakan dasar pijak dalam reformasi
politik. Dan reformasi politik atas sistem politik harus melalui Undang-
undang yang mengatur sistem politik tersebut, dengan tetap mendasarkan
pada paradigma nilai-nilai kerakyatan sebagaimana terkandung dalam
Pancasila (https://gudangapaajaboleh.blogspot.com/2016/08/pancasila-
sebagai-paradigma-pembangunan_28.html, diakses pada 11 Maret 2023).
Lalu bagaimanakah wujud dari Nilai-nilai Pancasila yang dapat
diterapkan sebagai paradigma pembangunan bidang politik itu?
Berikut merupakan poin-poin dari nilai Pancasila yang diterapkan
dalam kehidupan politik, yaitu:
a) Sistem politik Negara harus berdasarkan pada tuntutan hak dasar
kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam
negara harus mampu mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya
HAM;
b) Para penyelenggara negara beserta elit politik harus senantiasa
memegang budi pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita
moral rakyat Indonesia;
c) Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik
dan tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa
semata;
d) Mewujudkan tujuan Negara demi meningkatkan harkat dan martabat
manusia Indonesia;
e) Mencerdaskan rakyat dan memahami politik, tidak hanya menjadikan
rakyat sebagai sarana mencapai tujuan pribadi ataupun golongan; dan
f) Amanah dalam menjalankan amanat rakyat.

9
BAB III
PENUTUP / SIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:


1. Kata “paradima” berasal dari bahasa Inggris: paradigm, yang berarti: model
pola, contoh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud
dengan “paradigma” adalah: model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka
berpikir (2007: 828). Konsep "paradigma" pertama kalinya dipopulerkan oleh
Thomas Kuhn, berarti sebuah model berpikir dalam ilmu pengetahuan.
Paradigma besar manfaatnya, oleh karena konsep ini mampu
menyederhanakan dan menerangkan suatu kompleksitas fenomena menjadi
seperangkat konsep dasar yang utuh. Paradigma pada prinsipnya tidaklah
bersifat statis, akan tetapi ia juga bisa bersifat dinamis. Maka paradigma
sejatinya dapat diubah jika suatu paradigma tersebut yang tidak dapat lagi
menerangkan kompleksitas fenomena yang hendak diterangkannya itu.
2. Pancasila sebagai paradigma pembagunan adalah bahwa segala aspek
pembangunan nasional haruslah berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh
sebab itu pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek rohani, jasmani, aspek individu, sosial,
dan ketuhanan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pancasila sebagai
paradigma pembangunan bidang politik adalah pembangunan ditujukan untuk
membentuk pemerintahan demokratis yang menjunjung kebebasan
berpendapat serta melayani tuntutan rakyat secara adil, terbuka, jujur, dan
akuntabel. Dalam hal ini Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik
negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa dan kemanusiaan yang
adil dan beradab.

10
DAFTAR PUSTAKA

Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1990. Kamus Inggris-Indonesia: An


English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
bpip.go.id › berita › 1035, diakses pada 12 Maret 2023.
https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22080, diakses pada 11 Maret 2023.
https://gudangapaajaboleh.blogspot.com/2016/08/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan_28.html, diakses pada 11 Maret 2023.
https://www.kompasiana.com/
gustiayuoktaviani9853/5ece3f8f097f36754f5b4dc2/pancasila-sebagai-
paradigma-pembangunan-di-bidang-politik-dan-ekonomi, diakses pada 11
Maret 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai