Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PANCASILA

MEMAHAMI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

OLEH :

KELOMPOK 8

RIZKY AMELIA (06111282227047)


HAYATUL HAKIM (06111282227011)

KELAS A INDRALAYA

DOSEN PENGAMPU:
DEA LESTARI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillâh, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan


yangMaha Esa, berkat rahmat serta ridha-Nya jualah makalah berjudul
“PancasilaSebagai Paradigma Pembangunan dan Politik” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini ditulis adalah dalam rangka menjadi salah satu tugas mata
kuliah Pancasila dibawah bimbingan Ibu Dea Lestari, M.Pd. selaku Dosen Mata
Kuliah Pancasila pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya Tahun 2023.
Rampungnya penulisan makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan atau
kontribusi berbagai pihak. Karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus khususnya kepada:
1. Segenap Pimpinan Universitas Sriwijaya: Bapak Rektor Universitas Sriwijaya,
Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Ketua Program
Studi Pendidikan Fisika;
2. Ibu Dea Lestari, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Pancasila pada Program
Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya;
3. Teman-teman baik di kelas maupun di kampus Universitas Sriwijaya pada
umumnya
Ibarat pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga tak
ubahnya dengan makalah ini. Karena itu kritik konstruktif, saran, serta bimbingan
dari berbagai pihak sangatlah penulis harapkan guna kesempurnaan penulisan
makalah ini ke arah yang lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi penulis
sendiri.

Indralaya, 15 Maret 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... . i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................... 1
1.4. Manfaat Makalah .............................................................. 2
1.5. Metode Penyusunan .......................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN
2.1. Kajian Teoritis ................................................................... 3
a. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia ...................................................................... 3
b. Tantangan Terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara 3
c. Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara .................. 4
2.2. Pembahasan ....................................................................... 5
a. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi
Negara .......................................................................... 5
1) Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam
Sejarah Bangsa ........................................................ 11
2) Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara .......... 12
b. Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara 12
1) Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa .. 12
2) Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa .. 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau sekelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di
dunia. Namun sebagai ideologi, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.
Ideologi merupakan sebuah istilah yang sangat kental dengan
kehidupan bernegara, berbangsa sehingga warna dari suatu bangsa sangat
ditentukan oleh ideologi yang dianutnya. Dengan demikian ideologi sangat
menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara.
Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya
melalui berbagai realisasi pembangunan. Dalam ideologi terkandung suatu
orientasi praksis. Selain sebagai sumber motivasi ideologi juga merupakan
sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara. Ideologi akan
menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara
masyarakat bangsa dengan ideologi. Dengan demikian ideologi akan
bersifat terbuka dan antisipatif bahkan bersifat reformatif dalam arti
mampu mengadaptasi perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi
bangsanya.
Karenanya, agar mampu menampung aspirasi guna mencapai tujuan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka ideologi tersebut
haruslah bersifat dinamis terbuka antisipatif yang mampu
mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman (Agus, 2016: 229).
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini adalah:
a. Bagaimana dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi negara?

1
b. Bagaimana esensi dan urgensi Pancasila sebagai ideologi negara?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi
negara.
b. Untuk mengetahui esensi dan urgensi Pancasila sebagai ideologi
negara.
1.4. Manfaat Makalah
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang dinamika dan
tantangan Pancasila sebagai ideologi negara.
b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan
penulis tentang esensi dan urgensi Pancasila sebagai ideologi negara.
1.5. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif (Maleong, 2007). Yaitu
suatu cara untuk menjabarkan permasalahan, kejadian, atau fenomena
yang terjadi sehingga penulis bisa mengetahui dan mendapatkan data serta
fakta-fakta empirik terhadap penulisan pokok-pokok pikiran yang terdapat
dalam makalah ini.
Adapun sumber data dalam penulisan makalah ini adalah dengan
telaah dokumen yang diperoleh dari mengumpulkan sumber-sumber
seperti buku, artikel, jurnal, maupun makalah yang ada di internet yang
berkaitan dengan topik permasalahan yang menjadi objek pembahasan
dalam makalah ini.
Setelah data diperoleh dan dipelajari, selanjutnya data disajikan
dengan terlebih dahulu data dianalisis/disimpulkan (Conclusing
Drawing/Verification).

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teoritis


a. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis, artinya ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013 : 60-61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ideologi” didefinisikan
sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan atas pendapat yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga
diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi
dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik (2007: 517). Dari pengertian ini, ada beberapa komponen
yang terkandung dalam sebuah ideologi, yaitu: sistem, arah, tujuan, cara
berpikir, program, sosial dan politik.
Sejarah konsep ideologi dapat ditelurusi jauh sebelum istilah tersebut
digunakan Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy
menyebut ideologi sebagai srience of ideas, yaitu suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat
Perancis. Namun, Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya
suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktek. Hal semacam
itu hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam kenyataan
(Kaelan, 2003: 113).
b. Tantangan Terhadap Pancasila sebagai ldeologi Negara
Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila
sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun
faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:

3
1) Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan
bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
2) Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
karena keterbukaan informasi.
3) Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk
dan kemajuan ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber
daya alam secara matif. Dampak konkritnya adalah kerusakan
lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.
Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang
berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi
Pancasila sering terabaikan.
2) Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya
kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga
kepercyaan terhadap ideologi menurut drastis (Agus, 2016: 231).
c. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Peran ideologi negara itu bukan hanya terletak pada aspek legal
formal, melainkan juga harus hadir dalam kehidupan konkret masyarakat
itu sendiri. Beberapa peran konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1) Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku
warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus
narkoba yang merebak dikalangan generasi muda menunjukkan bahwa
preskripsi moral ideologi belum disadari kehadirannya. Oleh karena itu,
diperlukan norma-norma penuntut yang lebih jelas, baik dalam bentuk
persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam
produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang
setimpal bagi pelanggarnya.

4
2) Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan sila-sila pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi
dalam bentuk pemaksaan kehendak melalui kekerasan. Hal ini
bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan
semangat persatuan.
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa,
sehingga memenuhi prasyarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sekalipun
suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya
adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan
ideologi itu sendiri, yang merupakan suatu yang tidak logis. Suatu ideologi
sebagai suatu rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat
tanpa kontradiksi atau saling bertentangan dalam aspek-aspeknya. Pada
hakikatnya berupa suatu tata nilai, dimana nilai dapat kita rumuskan
sebagai hal ikhwal buruk baiknya sesuatu.
Sebagai ideologi negara, Pancasila hadir untuk menjadi panduan atau
pedoman kehidupan. Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita yang harus
dicapai. Namun kadang, ada permasalahan yang harus dihadapi dan
diselesaikan, seperti kemiskinan, penyakit, dan korupsi. Maka, dalam
proses pemecahan masalah itulah Pancasila hadir tidak hanya sebagai
pedoman, tetapi juga melindungi bangsa Indonesia agar tetap kukuh dalam
menggapai tujuan dan cita-citanya.
Dengan demikian, urgensi Pancasila sebagai ideologi negar adalah
menjadi benteng atau penolak hal-hal yang tidak sesuai dengan
kepribadian masyarakat Indonesia serta menjadi penuntun yang mampu
mengembalikan bangsa Indonesia pada tujuan awalnya
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/02/083000169/urgensi-
pancasila-sebagai-dasar-negara, diakses pada 15 Maret 2023.
2.2.Pembahasan
a. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi, tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat reformasi, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa

5
ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis antisipasif senantiasa mampu
menyesuaikan perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat, keterbukaan ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya. Namun mengeksplisikan wawasan secara konkrit sehingga
memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-
masalah aktual masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak dan bukan hanya diciptakan
oleh seorang sebagai mana yang terjadi pada ideologi lain di dunia.
Namun terbentuknya pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia. Ideologi merupakan sebuah istilah yang sangat
kental dengan kehidupan bernegara, berbangsa sehingga warna dari suatu
bangsa sangat ditentukan oleh ideologi yang dianutnya.
Ideologi dalam arti sempit dapat dipahami sebagai seperangkat
gagasan yang memuat penjelasan terhadap realistis, cita-cita, nilai yang
ingin dicapai, dan cara mencapai cita-cita tersebut yang menjadi pedoman
bagi suatu komunitas untuk bertindak, yang diakui dan dinyatakan secara
tersurat oleh komunitas tersebut.
Ideologi dalam arti luas mengandung pengertian sama, hanya tidak
dinyatakan secara tersurat sebagai “ideologi” (sastrapradetdja, 2001:45).
Secara bahasa “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
panca yang artinya lima. Sedangkan sila artinya dasar. Jadi Pancasila
adalah lima dasar.
Adapun menurut istilah atau terminologi, Pancasila adalah konsep
lima dasar yang menjadi ideologi negara Indonesia yang dikemukakan
oleh Ir Soekarno.
Pancasila menjadi panduan dan pedoman bangsa Indonesia dalam
kehidupan bernegara. Untuk memahami apa itu ideologi Pancasila kita
uraikan satu persatu secara bahasa.
Istilah ideologi terdiri-dari dua akar kata diambil dari bahasa Yunani

6
yakni logos dan idea. Logos adalah buah pemikiran. Adapun idea adalah
sebuah konsep atau ide.
Dengan demikian, ideologi adalah konsep buah pemikiran. Jika
ditambahkan dengan Pancasila berarti konsep buah pemikiran yang
berlandaskan pada nilai Pancasila.
Pancasila bukan hanya dijadikan ideologi bagi setiap bangsa
Indonesia. Bahkan dijadikan ideologi negara. Setiap perilaku pejabat dan
jajaran pemerintahan mesti mengacu pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Pancasila merupakan jati diri dan identitas bangsa.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sudah menempuh
beberapa periode. Yang dimulai dari periode zaman Orde Lama. Pada
masa ini merupakan masa awal membangun negara Indonesia. Pancasila
dijadikan pedoman dan ideologi negara. Namun pada kenyataannya masih
banyak penyelewengan dari ideologi negara ini.
Pada masa orde lama, para pemimpin masih mencari model yang
tepat dari bentuk Pancasila sebagai ideologi negara. Apalagi situasi di
dalam negeri yang sebagian masih terdapat pemberontakan dan situasi
dunia yang mengalami ketidakpastian.
Pada Orde Baru, pemerintah berkomitmen untuk mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan kehidupan
setiap bangsa Indonesia sehari-hari. Hingga lahirlah beberapa butir
pancasila dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Pada mulanya, pemerintah dan rakyat berkomitmen menjalankan
nilai Pancasila secara utuh. Pada jaman orde baru, nilai-nilai Pancasila
hanya berupa tulisan. Tapi pada kenyataannya tidak dilaksanakan.
Seperti kekuasaan Presiden yang terus diperpanjang sampai 32
tahun. Kemudian timbulnya tafsir Pancasila melalui Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila sesuai kehendak pemerintah, kebebasan
mengemukakan pendapat di khalayak umum mulai diberangus, dan
penyelewengan lain dari nilai Pancasila.
Setelah masa orde baru tumbang diakibatkan oleh penyelewengan

7
dari nilai-nilai Pancasila, kemudian berganti dengan masa reformasi. Pada
masa reformasi, semua pihak berjanji untuk menjalankan nilai-nilai
Pancasila secara menyeluruh dan konsekuen.
Beberapa pasal, kebijakan, dan peraturan negara yang dianggap
bertentangan dengan nilai Pancasila dihapuskan atau diganti dengan
peraturan yang sesuai dan senafas dengan nilai Pancasila.
Setiap gerak dan langkah bersosialisasi mencerminkan nilai-nilai
Pancasila. Pancasila itu terdapat beberapa nilai di dalamnya yang
terangkum dalam lima asas yakni :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Di masa reformasi saat ini, kebebasan yang terbuka luas bagi bangsa
Indonesia mesti sesuai dengan nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi
negara mendapatkan tantangan yang cukup berat.
Hal ini seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang
kian berubah sangat cepat. Walaupun begitu, nilai-nilai Pancasila saat ini
masih sesuai dengan perkembangan jaman terkini.
Dalam tatanan negara maka Pancasila dijadikan sebagai ideologi
negara Indonesia. Dalam arti setiap peraturan dan perundang-undangan
negara mesti berpedoman pada nilai-nilai Pancasila yang terkandung di
dalamnya. Peraturan dan kebijakan pemerintah tidak diperbolehkan
bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus sebagai sumber hukum
di atas sumber hukum negara. Pancasila sebagai ideologi negara sangat
luas penerapannya bagi individu. Para aparat pemerintah dan negara mesti
bersikap sesuai dengan nilai dan asas Pancasila. Walaupun demikian,
sebagian aparat pemerintah mulai meninggalkan nilai-nilai Pancasila.

8
Seperti korupsi dan hidup bermewah-mewahan serta mementingkan
kepentingan diri dan kelompoknya. Mereka hanyalah oknum yang
mengatasnamakan Pancasila untuk kepentingan diri dan kelompoknya.
Sila-sila yang terdapat dalam Pancasila merupakan pandangan dan
keseharian hidup serta nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari. Semua itu dirangkum dalam konsep Pancasila.
Ada beberapa contoh sumber ideologi Pancasila yang berasal dari
kearifan lokal dalam masyarakat kita, yakni: a. Silaturahmi; b. Adat
istiadat: c. Gotong royong; d. Beragama; e Musyawarah; dan f. Saling
menghargai dan beradab.
Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas. Setiap
wilayah terdiri-dari berbagai suku, bahasa, agama, etnis, kelompok dan
budaya. Seperti penganut agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lain-
lain. Kemudian jenis etnis seperti Sunda, Batak, Dayak, Madura, Jawa,
Bugis, Minang, dan etnis lain sebagainya.
Perbedaan itu tidak bisa disatukan dengan apapun kecuali dengan
Pancasila sehingga menjadi sumber ideologi Pancasila yang penting.
Dalam kehidupan kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia sudah dijelaskan dalam UUD 1945.
Penjelasan dan butirnya sudah dijelaskan lebih lengkap. Tinggal ke
penerapannya saja dalam sehari-hari.
Dasar negara Pancasila sudah bagus dalam isi dan kandungan nilai
di dalamnya. Penerapan Pancasila harus dilakukan oleh setiap pribadi
bangsa Indonesia. Karena ini menjadi landasan dan pijakan bagi negara
dan bangsa Indonesia.
Dalam penerapan Pancasila dalam keseharian hidup tidaklah susah.
Karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah menjadi kebiasaan dan kearifan
lokal orang Indonesia sejak dulu.
Untuk mengamalkan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut ini, antara lain:

9
a. Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik
b. Mencintai barang-barang produksi Indonesia supaya ekonomi rakyat
Indonesia bisa terangkat
c. Menjaga toleransi antara umat beragama
d. Menjaga persatuan Indonesia di tengah kemajemukan dalam budaya,
bahasa, etnis, dan adat istiadat
e. Musyawarah dan menciptakan keadilan sosial secara merata
f. Partisipasi dalam Pemilihan Umum sesuai dengan sila ke-4 Pancasila.
Bagi bangsa Indonesia yang mayoritas menganut agama Islam
pastinya tidak sulit untuk mempraktikkan nilai, fungsi dan kaidah
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena semua yang terkandung
dalam Pancasila selaras dengan agama Islam. Islam memberikan
kebebasan kepada para penduduknya untuk memeluk agama sesuai
keyakinan dan kepercayaan.
Pancasila tidak lahir begitu saja. Ada orang yang merumuskannya.
Lahirnya Pancasila bermula dari para pemimpin Indonesia yang
berkumpul tanggal 1 Juni 1945 dalam merumuskan dasar negara. Beberapa
tokoh Indonesia mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai
dasar negara Indonesia, antara lain : Muhammad Yamin dan Ir Soekarno.
Sehingga hari lahirnya Pancasila selalu diperingati pada tanggal 1 Juni.
Adapun yang menjadi kedudukan Pancasila, antara lain:
a. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
b. Falsafah hidup bangsa dan negara
c. Pedoman tindakan dan perbuatan bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari
d. Dasar negara Indonesia
e. Ideologi negara dan bangsa Indonesia
f. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila adalah sebuah ideologi negara dan bangsa Indonesia yang
bersifat terbuka. Dalam arti, isi dari Pancasila tidak bisa berubah-ubah
sesuai kondisi perkembangan tertentu. Pancasila adalah hasil dari kontrak

10
sosial. Pancasila akan terus berlaku jika bangsa Indonesia masih
menyepakatinya secara bersama-sama.
Penyelewengan Pancasila lainnya dari era Orde Lama adalah
terjadinya pemberontakan G30S PKI, presiden membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat hasil Pemilihan Umum 1955 dan diangkatnya Ir.
Soekarno jadi Presiden seumur hidup.
Pada masa orde baru juga terjadi penyelewengan ideologi Pancasila
berupa kebebasan berpendapat dan kebebasan pers yang sangat terbatas.
Kemudian dilanjutkan pada era reformasi sekarang ini yang marak
peredaran miras, narkoba, vandalisme, pertikaian antar suku, anarkisme
dan kebejatan moral, dan konflik di tengah masyarakat. Untuk saat
sekarang ini, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia harus benar-
benar diterapkan sepenuhnya.
Tidak boleh ada lagi korupsi, nepotisme, mementingkan
kepentingan sendiri dan kelompok dan lain-lain. Membumikan ideologi
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus kita laksanakan dengan
benar. Hal ini sesuai cita-cita Bapak Pendiri Bangsa. Nilai Pancasila yang
luhur akan mampu membawa bangsa dan negara Indonesia menuju kepada
kesejahteraan lahir dan batin (https://bpip.go.id/berita/1035/1198/ideologi-
pancasila-di-era-milenial.html, diakses pada 15 Maret 2023).
1) Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama
pada 1960- an NASAKOM lebih populer daripada Pancasila. Pada zaman
pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan
melalui penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan
yang mengidentikkan Pancasila dengan P-4. Pada masa pemerintahan era
reformasi, ada kecenderungan para penguasa tidak respek terhadap
Pancasila, seolah-olah Pancasila ditinggalkan (Tim Penyusun, 2016: 66-
67).

11
2) Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi
sebenarnya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan
hidup berbangsa dan bernegara. Salah satu contohnya, pengangkatan
presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP No.III/MPRS/1960
Tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup. Hal
tersebut bertentangan dengan pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa, ”Presiden dan wakil presiden memangku jabatan
selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pasal ini
menunjukkan bahwa pengangkatan presiden seharusnya dilakukan secara
periodik dan ada batas waktu lima tahun (Tim Penyusun, 2016: 67).
b. Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
1) Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan
Weltanschauung. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara
(Philosofische Grondslag) karena mengandung unsur-unsur sebagai
berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap produk hukum di
Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat (Tim Penyusun, 2016: 67).
2) Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot
secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak
mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap. 42,7%
salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden
berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena
tersebut sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan

12
tentang Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak sebanding dengan
semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila. Selain data tersebut,
pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-hal
berikut: pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain, penyalahgunaan
Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya
pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara (Tim Penyusun, 2016: 68).

13
BAB III
PENUTUP / SIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:


Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia,
bukan terbentuk secara mendadak dan bukan hanya diciptakan oleh seorang
sebagai mana yang terjadi pada ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya
pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ideologi merupakan sebuah istilah yang sangat kental dengan kehidupan
bernegara, berbangsa sehingga warna dari suatu bangsa sangat ditentukan oleh
ideologi yang dianutnya.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal
berikut: a. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap
bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; b. Betapapun ada upaya
untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila
merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia; dan d. Pancasila
merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari
nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. Aco. 2016. “Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era


Reformasi“, dalam Jurnal Office, Vol. 2 No.2.
Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1990. Kamus Inggris-Indonesia: An
English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia.
Lubis, Maulana Arafat. 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Berbasis Blended Learning.
Tim Penyusun. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum: Pendidikan
Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
2016. Cetakan I.
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Historis, Filsofis,
Yuridis dan Aktualisasinya. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
https://bpip.go.id/berita/1035/1198/ideologi-pancasila-di-era-milenial.html,
diakses pada 15 Maret 2023.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/02/083000169/urgensi-pancasila-
sebagai-dasar-negara, diakses pada 15 Maret 2023.

15

Anda mungkin juga menyukai