Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA DI BIDANG

HUKUM

LOGO UNIV

Dosen Pengampu :
…………..

OLEH

NAMA :
NIM:
KELAS

FAKULTAS
UNIVERSITAS
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Asung Wara Kertha Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA DI BIDANG HUKUM ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Dalam membuat makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
buku dan internet. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat beliaulah makalah ini dapat tersusun rapi.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
membaca. Sekian dan Terima Kasih.

Denpasar, 16 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1 Pengertian Paradigma..............................................................................3
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum ...................................4
2.3 Pancasila Sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum ..............................5
2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pelaksanaannya Hukum ........6
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..............................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.1 Latar Belakang
Berkaitan dengan
perkembangan dan
pentingnya sistem
telekomunikasi dalam
kehidupan
sehari-hari. Sistem
telekomunikasi memegang
peranan penting dalam
berbagai aspek, seperti
bisnis, pendidikan,
hiburan, dan lain-lain.
Dalam beberapa dekade
terakhir, teknologi
telekomunikasi telah
mengalami perkembangan
iv
yang sangat pesat, baik
dari segi kualitas
maupun jumlah
penggunanya.
Namun, meskipun
perkembangan teknologi
telekomunikasi sangat
signifikan, masih ada
beberapa tantangan dan
kendala yang harus
dihadapi dalam
penerapannya. Misalnya,
masalah
keamanan dan privasi
data, masalah biaya

v
dan aksesibilitas, serta
masalah regulasi dan
pengawasan. Oleh karena
itu, perlu adanya
pemahaman yang lebih
dalam mengenai teknologi
sistem telekomunikasi,
termasuk
perkembangannya,
komponen utamanya, cara
kerjanya, dan
tantangan-tantangan yang
dihadapi.
Dengan demikian,
makalah ini akan

vi
membahas secara rinci
tentang teknologi sistem
telekomunikasi, mulai
dari sejarah
perkembangan, jenis-jenis
sistem telekomunikasi,
komponen utamanya, cara
kerjanya, fungsi dan
keuntungannya, hingga
teknologi terbaru dan
tantangan-tantangan yang
dihadapi. Melalui
makalah ini, diharapkan
akan terciptanya
pemahaman yang lebih
dalam dan komprehensif
vii
mengenai teknologi sistem
telekomunikasi,
serta membantu mengatasi
tantangan dan kendala
yang dihadapi dalam
penerapannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah
perkembangan sistem
telekomunikasi?
2. Apa saja prinsip dasar
sistem telekomunikasi?
3. Apa saja jenis-jenis
sistem telekomunikasi?

viii
4. Apa teknologi terbaru
dalam sistem
telekomunikasi?
5. Apa tantangan dan
hambatan dalam penerapan
sistem telekomunikasi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah
perkembangan sistem
telekomunikasi.
2. Mengetahui prinsip
dasar sistem
telekomunikasi.
3. Mengetahui jenis-jenis
sistem telekomunikasi.

ix
4. Mengetahui teknologi
terbaru dalam sistem
telekomunikasi.
5. Mengetahui tantangan
dan hambatan dalam
penerapan sistem
telekomunikasi.

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan yang sedang digalakkan memerlukan sebuah
paradigma,yaitu sebuah kerangka berpikir atau sebuah model mengenai
bagaimanahal-hal yang sangat esensial dilakukan.Pembangunan itu meliputi
beberapa aspek, salah satunya adalahpembangunan hukum. Pancasila
merupakan hasil berfikir secarakefilsafatan, suatu hasil pemikiran yang
mendalam dari para pendiriNegara Indonesia, yang disyahkan sebagai dasar
filsafat negara padatanggal 18 Agustus 1945.
Dengan demikian, pancasila merupakankonteks filsafat yang akan
melandasi dan memberikan arah bagi sikapdan cara hidup bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai ideologi negara berisikan ajaran
mengenaiKetuhanan YME, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuanIndonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
bagipermusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
wargaIndonesia. Nilai-nilai itu berpangkal dari pangkal alam pikiran
budayaIndonesia dan terkait dengan perjuangan bangsa (Pranarka, 1985).
Pancasila sebagai ideologi berarti suatu pemikiran yang
memuatpandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah manusia,
masyarakat dannegara Indonesia yang bersumber dari Kebudayaan
Indonesia. Oleh karena ituitu pengertian ideologi ini sama artinya dengan
pandangan hidup berbangsaatau biasa disebut falsafah hidup bangsa.Jika
dilihat dari nilai-nilai dasarnya, Pancasila dapat dikatakansebagai ideologi
terbuka. Dalam ideologi terbuka terkandung cita-cita dannilai yang
mendasar,bersifat tetap dan tidak berubah. Hal tersebut menunjukka bahwa
Pancasila layak menjadi paradigma atau kerangka berpikir untuk
pembangunan hukum.
Sebuah kerangka berpikir harus disertai dengan sebuah eksekusi
atauimplementasi karena pada dasarnya kerangka berpikir digunakan
sebagaimerencanakan suatu pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan.Oleh

1
karena itu, maka kami menyusun makalah yang berjudul“Pancasila sebagai
Paradigma di Bidang Hukum”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Paradigma?
2) Bagaimana Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum?
3) Bagaimana Pancasila Sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum?
4) Bagaimana Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pelaksanaannya
Hukum?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Mengetahui Pengertian Paradigma
2) Mengetahui Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum
3) Mengetahui Pancasila Sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum
4) Mengetahui Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pelaksanaannya
Hukum

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma


Istilah “paradigma” awalnya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuanpengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu
pengetahuan.
Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut
dalamdunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya
yangberjudulStruktur Revolusi Ilmiah (1970 : 49). Intisaripengertian
paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis yang
umum (merupakan suatu sumber nilai), sehinggamerupakan suatu sumber
hukum hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Berdasarkan hakikatnya manusia dalam kenyataan tujuannya bersifat ganda
bahkan multidimensi. Atas dasar kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial
tersebut kemudian dikembangkanlah metode baru berdasarkan hakikat dan
sifat paradigmailmu tersebut yaitu manusia, yaitu metode kualitatif.Istilah
ilmiah tersebut kemudian berkembang dalam berbagaibidang kehidupan
manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik,hukum, ekonomi,
budaya, serta bidang-bidang lainnya.
Dalam masalah yang populer inilah istilah “paradigma” berkembang
menjadi terminologiyang mengandung konotasi pengertian sumber nilai,
kerangka pikir,orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentuTermasuk
dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.Pancasila
sebagai paradigma mengandung makna bahwa Pancasila sebagai sistem nilai
acuan, kerakngaka-acuan berfikir, pola acuan berfikir,atau jelasnya sebagai
sistem nilai yang dijadikan landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka
arah atau tujuan bagi yangmenyandangnya seperti : pengembangan ilmu
pengetahuan,pengembangan hukum, supremasi hukum dalam
perspektif,pengembangan HAM, pengambangan sosial politik,

3
pengembanganekonomi, pengembangan kebudayaan bangsa, pembangunan
pelestarian alam,dan sejarah perjuangan bangsa Insonesia sebagai titik tolak
pemahamanasal mula Pancasila

2.2 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum


Dalam era reformasi akhir-akhir ini seruan dan tuntutan rakyat
terhadap pembaharuan hukum sudah merupakan suatu keharusan karena
proses reformasi yang melakukan pengaturan kembali tidak mungkin
dilakukandilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap
peraturanperaturan-undangan. Agenda yang lebih konkret yang
diperjuangkan olehpara reformis yang paling mendesak adalah reformasi
bidang hukum. Halini berdasarkan pada sebuah kenyataan bahwa setelah
peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu
subsistem yangmengalami kerusakan parah selama orde baru adalah bidang
hukum.
Produk hukum baik materi maupun penegakannya dirasakan semakin
terasamenjauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan serta
keadilan.Subsistem hukum sepertinya tidak mampu menjadi pelindung
bagikepentingan masyarakat dan yang berlaku hanya bersifat imperatif
bagipenyelenggara pemerintahan. Oleh karena kerusakan subsistem hukum
yang sangat menentukandalam berbagai bidang misalanya politik, ekonomi
dan bidang lainnyamakabangsa Indonesia ingin melakukan suatu reformasi.
Menata Kembali subsistem yang mengalami kerusakan tersebut.
Namun demikian hendaknya dipahami bahwa dalam melakukan
reformasi tidak mungkindilakukan secara spekulatif saja melainkan harus
memiliki dasar, landasanserta sumber nilai yang jelas dan dalam masalah ini
nilai-nilai yangterkandung dalam pancasila yang merupakan dasar cita-cita
reformasi.

4
2.3 Pancasila Sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum
Dalam negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok kaidah
yang merupakan sumber hukum positif yang dalam ilmu hukum tata negara
disebut “Staastsfundamentalnorm” , di Indonesia tidak lain adalah Pancasila.
Hukum berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan masyarakat, maka
hukum harus selalu diperbaharui agar aktual atau sesuai dengan keadaan serta
kebutuhan masyarakat yang dilayani dan dalam pembaruan hukum yang
terus-menerus tersebut Pancasila harus tetap sebagai kerangka
berfikir,sumber norma,dan sumber nilai.
Sumber hukum meliputi dua macam pengertian, sumber hukum
formal yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan
hukum , yang mengikat terhadap komunitasnya, misalnya UU, peraturan
Menteri, peraturan daerah. Sumber hukum material yaitu suatu sumber
hukum yang menentukan materi atau isi suatu norma hukum.
Sebagai paradigma dalam pembaruan tatanan hukum Pancasila itu
dapat dipandang sebagai “Cita-cita hukum” yang berkedudukan sebagai
Staatsfundamentalnorm dalam negara Indonesia .
Jika terjadi ketidakserasian atau pertentangan satu norma dengan
norma hukum lainnya yang secara hierarkis lebih tinggi apalagi dengan
Pancasila sebagai sumbernya, berarti terjadi inkonstitusional
(unconstitutinality) dan ketidaklegalan (illegality) dan karenanya norma
hukum yang lebih rendah itu batal demi hukum.
Selain sumber nilai yang terkandung dalam Pancasila reformasi dan
pembaharuan hukum juga harus bersumber pada kenyataan empiris yang ada
dalam masyarakat terutama dalam wujud aspirasi-aspirasi yang
dikehendakinya. Menurut Johan Galtung suatu perubahan serta
pengambangan secara ilmiah harus mempertimbangkan tiga unsur
a. nilai,
b. teori,
c. fakta atau realitas empiris.

5
Oleh karena itu dalam reformasi hukum dewasa ini selain
Pancasila sebagai paradigma pembaharuan hukum yang merupakan sumber
norma dan sumber nilai, terdapat unsur pokok yang justru tidak kalah
pentingnya yaitu kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat. Oleh karena
masyarakat bersifat dinamis baik menyangkut aspirasinya, kemajuan
peradaban serta kemajuan IPTEK maka perubahan dan pembaharuan hukum
harus mampu mengakomodasikannya dalam norma-norma hukum dengan
sendirinya selama hal tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai hakiki
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Dengan demikian maka upaya
untuk reformasi hukum akan benar-benar mampu menghantarkan manusia
ketingkatan harkat dan martabat yang lebih tinggi sebagai makhluk yang
berbudaya dan berdab.

2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pelaksanaannya Hukum


Dalam suatu negara apapun baiknya suatu peraturan perundang-
undangan namun tidak disertai dengan jaminan pelaksanaan hukum yang
baik, niscahya reformasi hukum akanmenjadi sia-sia. Reformasi pada
dasarnya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi negara pada tujuan
semula yaitu melindungi seluruh bangsa dan seluruh tumpah
darah.Pelaksanaan perundang-undangan harus mendasarkan pada
terwujudnya atas jaminan bahwa dalam suatu negara kekuasaan adalah
ditangan rakyat. Pelaksanaan hukum padamasa reformasi ini harus benar-
benar dapat mewujudkan negara demokratis dengan suatusupremasi hukum.
Artinya pelaksanaan hukum harus mampu mewujudkan jaminan atas
terwujudnya keadilan. 1aminan atas ter"ujudnya keadilan bagi setiap warga
negara yangmeliputi seluruh unsur keadilan baik keadilan distributif,
keadilan komutatif, serta keadilan legal. Konsekuensinya dalam pelaksanaan
hukum aparat penegak hukum terutama pihak kejaksaan adalah sebagai
ujung tombaknya sehingga harus benar-benar bersih dari praktek
Sebagai paradigma reformasi dalam pelaksanaan hukum, Pancasila
memiliki peran penting dalam menjaga keadilan, kebenaran, dan kepastian

6
hukum di Indonesia. Berikut beberapa poin penting yang dapat dilihat dalam
konteks pelaksanaan hukum:

1. Keadilan Sosial
Salah satu sila dalam Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Prinsip ini menekankan perlunya distribusi
keadilan yang merata kepada seluruh warga negara. Dalam konteks
hukum, hal ini dapat diwujudkan melalui perlakuan yang adil dan
setara terhadap semua individu, tanpa adanya diskriminasi atau
perlakuan yang tidak adil berdasarkan suku, agama, ras, atau
golongan.
2. Persatuan Indonesia
Sila Persatuan Indonesia menggarisbawahi pentingnya persatuan
dalam keberagaman. Dalam konteks hukum, hal ini dapat
diinterpretasikan sebagai perlunya hukum yang menghormati dan
mempertahankan keberagaman budaya, suku, agama, dan adat
istiadat yang ada di Indonesia. Hukum harus mampu memelihara
persatuan tanpa mengabaikan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat yang beragam.
3. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ini menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan pembentukan hukum. Dalam
pelaksanaan hukum, prinsip ini dapat tercermin dalam proses
legislasi yang melibatkan partisipasi publik dan melalui mekanisme
demokratis seperti pemilihan umum dan pemilihan wakil rakyat.
4. Kemanusiaan yang Adil dan Berada
Sila ini menegaskan pentingnya menghormati martabat dan hak asasi
manusia. Dalam konteks hukum, hal ini berarti bahwa pelaksanaan
hukum harus memastikan perlindungan dan penghormatan terhadap
hak asasi manusia, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, dan hak-hak lainnya.

7
Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan hukum
menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam
sistem hukum dan kebijakan. Pemerintah dan lembaga hukum harus bekerja
untuk memastikan bahwa hukum diterapkan secara adil, transparan, dan
akuntabel, sejalan dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan Paradigma ini juga
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia dan ilmu
pengetahuan lainnya seperti politik, hukum, ekonomi, budaya, dan lain-
lain.
Dalam konteks reformasi hukum di era reformasi terkini,
diperlukan perubahan-perubahan terhadap peraturan hukum yang ada.
Pancasila dijadikan sebagai paradigma reformasi hukum karena Pancasila
merupakan sistem nilai acuan, kerangka berpikir, dan tujuan bagi
pembangunan, perubahan, dan proses dalam berbagai bidang, termasuk
hukum. Reformasi hukum tersebut diperlukan karena pada masa Orde
Baru, subsistem hukum mengalami kerusakan yang menyebabkan produk
hukum dan penegakan hukum menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan,
kerakyatan, dan keadilan. Reformasi dilakukan untuk memperbaiki
subsistem hukum yang rusak dengan mengacu pada nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar cita-cita reformasi.

3.2 Saran
Dalan penulisan ini, tentu terdapat banyak kekurangan baik itu
dalam materi maupun penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun guna kemajuan penulis dalam
perkembangan penulisan kedepannya

9
DAFTAR PUSTAKA

Pekuwaly, U. L. (2012). Potret reformasi hukum di Indonesia pasca reformasi


tahun 1998. Masalah-Masalah Hukum, 41(1), 153-159.
PITRIYANTINI, P. E., SUARDANA, I. W., & ANTARA, I. W. (2018).
Pancasila Sebagai Paradigma Politik Hukum Di Indonesia. Majalah
Ilmiah Universitas Tabanan, 15(1), 37-42.
Prasetyo, Y. (2019). Pancasila Sebagai Paradigma Hukum Integral
Indonesia. Journal of Civics and Moral Studies, 4(1), 54-65.

10

Anda mungkin juga menyukai