Dosen Pengampu :
…………………..
OLEH
KELOMPOK …………….:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Asung Wara Kertha Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
PERPAJAKAN ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam membuat makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
buku dan internet. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat beliaulah makalah ini dapat tersusun rapi.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
membaca. Sekian dan Terima Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Sejarah Perpajakan di Indonesia................................................................3
2.2 Pengertian Pajak........................................................................................5
2.3 Struktur Pajak............................................................................................7
2.4 Tinjauan dan Pendekatan Pajak.................................................................8
2.5 Peran Dan Fungsi Pajak ..........................................................................13
2.6 Perbedaan Pajak Dengan Pungutan Lainnya...........................................16
BAB III PENUTUP............................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PSUTAKA.........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Sejarah Perpajakan di Indonesia
2. Mengetahui Pengertian Pajak
3. Mengetahui Struktur Pajak
4. Mengetahui Tinjauan dan Pendekatan Pajak
5. Mengetahui Peran Dan Fungsi Pajak
6. Mengetahui Perbedaan Pajak Dengan Pungutan Lainnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Eksistensi pajak sebagai spesies dari genus pungutan te;ah ada sejak
zamanRomawi.Pada awal Republik Roma (509-27 sebelum Masehi)dikenal
berbagai jenis pungutan seperti censor, questor, dan beberapa jenis pungutan
lain.pelaksanaan pemungutannya diserahkan kepada warga tertentu yang
disebut ublican.Tributum sebagai pajak langsung (pajak atas kepala=head
tax)dipungut pada zaman perang gerhadap penduduk Roma sampai tahun 167
SM.Sesudah abad ke2 penguasaan Roma mengandalkan pada apajak tidak
langsung yang disebut vegtigalia seperti portoria yakni pungutan atas
penggunaan pelabuhan.
3
Alcabala, salah satu bentuk pajak penjualan.
4
trsebut,yang kemudian dibuat suatu aturan yang lebih baik agar sifatnya yang
memaksa tetap ada, namun unsiur keadilan lebih diperhatikan.Untuk
memenuhi unsur keadilan inilah maka rakyat di ikutsertakan dalam membuat
aturan – aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya akan dikembalikan
juga hasilnya untuk kepentingan rakyat itu sendiri.
5
undang – undang (yang dapat dipaksakan)Dengan tiada mendapat jasa
kontraprestasi,yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar keperluan umum”
Dari definisi pajak tersebut jelas bahwa pajak merupakan kewajiban
kenegaraan dan pengabdian peran aktif warga negara dalam upaya pembiyaan
pembangunan nasional kewajiban perpajakan setiap warga negara diatur oleh
undang – undang dan Peraturan – peraturan Pemerintah.Dalam rumusan
simlple yakni iuran dari rakyat kepada kas negara.
Undang-undang perpajakn memberikan kesempatan kepada setiap
wajib pajak untuk melakukan kegiatan perpajakannya sendiri mulai dari
menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya ke kantor
pelayanan pajak.
Pajak yang dibayar oleh wajib pajakn dimaksudkan untuk membantu
pemerintah dalam membiayai keperluan penyelenggaraan kenegaraan yakni
pembangunan nasional, dimana pelaksanaan pembangunan nasional diatur
dalam undang-undang dan peraturan – peraturan untuk tujuan kesejahteraan
bangsa dan negara.
Kepercayaan yang diatur oleh pemerintah sesuai dengan sistem
perpajakan yang dianut oleh pemerintah yakni sistem self assessment yang
berarti wajib pajak melakukan sendiri kewajiban perpajakannya.Dengan
adanya sistem self-assessment tersebut, pemerintah mengharapkan kejujuran
dan kesadaran dari setiap wajib pajak untuk meelakukan kewajiban
perpajaknnya berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.
Sesuai dengan Undang – Undang perpajakan yang berlaku pada saat
ini menyatakan bahwa setiap warga negara indonesia maupun warga negra
asing yang telah menetap diindonesia selama 183 hari secara berturut – turut
dan memperoleh penghasilan dari kegiatan usahanya wajib untuk melakukan
kegiatan perpajakannya sesuai dengan Undang – Undang perpajakan yang
berlaku di indonesia.
Dengan adanya sistem self assessment yang telah diterapkan oleh
pemerintah dalam bidang perpajakan, berarti kewajiban perpajakan setiap
wajib pajak, dihitung, diperhitungkan, dibayar , dan dilaporkan sendiri oleh
6
wajib pajak kepemerintah dalam hal ini kantor pelayanan pajak dimana wajib
pajak terdaftar atau berdomisili
7
Salah satu alasan reformasi Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997
adalah karena undang-undang ini dianggap masih belum dapat menampung
rasa keadilan Wajib Pajak antara lain karena adanya kewajiban untuk
melunasi semua (100%) pajak yang terutang sebagai salah syarat dalam
pengajuan banding sebagaimana diatur dalam Pasal 38 UU No. 17 Tahun
1997. Ketentuan ini telah diubah sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat
(4) UU No. 14 Tahun 2002, di mana Banding hanya dapat diajukan apabila
jumlah yang terutang telah dibayar sebesar 50%. Pertimbangan lain adalah
karena Badan Penyelesaian Sengketa Pajak belum merupakan badan
peradilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung.
Pengadilan Pajak di Amerika Serikat mulai ada pada tahun 1924
dengan nama Board of Tax Appeals. Badan ini bersifat independen dari US
Department of Justice (Departemen Kehakiman Amerika Serikat). Sejak
tahun 1942 badan ini diubah namanya menjadi Tax Court yang masih tetap
independen. Namun, sejak tahun 1969 Tax Court menjadi bagian dari
sistem peradilan federal
8
5. Pendekatan perpajakan dari segi sosiologi
6. Pendekatan perpajakan dari segi pembangunan
7. Pendekatan perpajakan dari segi administrasi
8. Pendekatan perpajakan dari segi teknik informasi
9. Pendekatan perpajakan dari segi kewenangan, dan
beberapa pendekatan lainnya.
Dari pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan diatas
maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Hukum
Dalam bukunya, Rochmat Soemitro (1993:50-51) mengemukakan:
“Pendekatan pajak dari segi hukum ini lebih menitik beratkan pada
segi hukumnya, pada hubungan hukumnya, sehingga pajak dilihat dari
segi hak dan kewajibannya. Siapa yang berhak memungut pajak, apa
kewajiban pemungut pajak terhadap wajib pajak, siapa wajib pajak,
apa hak dan kewajiban wajib pajak terhadap fiskus (penguasa
pemungut pajak).”
Pajak dilihat dari segi hukum dapat didefinisikan sebagai perikatan
yang timbul karena undang-undang yang mewajibkan seseorang yang
memenuhi syarat yang ditentukan dalam undang-undang untuk
membayar suatu jumlah tertentu kepada negara yang dapat ditunjuk,
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
2. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Ekonomi
Pendekatan perpajakan dari segi ekonomi menurut Rochmat
Soemitro (1990:52-53)adalah:
9
memberatkan, mengurangi pendapatan seseoran, mengurangi daya
beli, akhirnya mengurangi kesejahteraan individu.
10
Pendekatan perpajakan dari segi pembangunan menurut
Abuyamin (2016:32), yaitu:
11
7. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Administrasi
Abuyamin (2016:32-33), mengemukakan pendekatan
perpajakan dari segi administrasi, yaitu:
13
menjadi lebih baik. Jadi, jelas setiap kebijakan perpajakan memiliki
dampak ekonomi makro dan aspek sosial lainnya.
14
Fungsi mengatur tersebut antara lain:
Pajak bisa digunakan untuk menghambat laju inflasi
Pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mendorong dan
meningkatkan kegiatan ekspor, seperti pajak ekspor barang
Pajak bisa memberikan perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, seperti PPN
Pajak bisa mengatur dan menarik investasi modal guna membantu
perekonomian semakin produktif
3. Fungsi Stabilitas
Pajak juga berfungsi dalam membantu pemerintah berkaitan
dengan kepemilikan dana yang dapat digunakan untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga hal-
hal yang berkaitan dengan inflasi dapat dikendalikan dengan baik.
Untuk dapat menjaga stabilitas perekonomian negara, dapat
dilakukan dengan mengatur peredaran uang yang ada di
masyarakat, pemungutan pajak, hingga penggunaan pajak yang
efektif dan efisien
Contohnya adalah bila suatu negara mengalami inflasi, maka
negara akan menetapkan nominal pungutan wajib yang relatif lebih
tinggi. Sedangkan, apabila negara mengalami deflasi maka negara
akan menetapkan nominal pungutan yang relatif rendah.
15
wilayah. Nantinya, masyarakat di daerah tersebut akan mendapat
sumber penghasilan baru sehingga pendapatan masyarakat ikut
meningkat.
16
Imbalan yang didapatkan masyarakat terhadap PPN juga bersifat tidak
langsung, tetapi dapat berwujud penciptaan lapangan pekerjaan,
membiayai proyek pembangunan nasional, dan lainnya.
17
mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang
cukai. Sifat dan karakteristik yang dimaksud melekat pada barang yang
konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi,
pemakaiannya dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau
lingkungan hidup, serta pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara
demi keadilan dan keseimbangan. Contohnya cukai rokok.
3. Perbedaan Pajak dan Pungutan Lainnya
Meskipun sama-sama pungutan resmi, Pajak dibedakan dari
Retribusi, Bea dan Cukai. Berikut adalah perbedaan pajak dan pungutan
resmi lainnya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak merupakan kewajiban kenegaraan dan pengabdian peran aktif
warga negara dalam upaya pembiyayaan pembangunan nasional kewajiban
perpajakan setiap warga negara diatur dalam undang-undang dan
peraturan-peraturan pemerintah. dalam rumusan simple yakni iura dari
rakat kepada kas negara.
3.2 Saran
Dalan penulisan ini, tentu terdapat banyak kekurangan baik itu dalam
materi maupun penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun guna kemajuan penulis dalam
perkembangan penulisan kedepannya
19
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
20
21