Anda di halaman 1dari 13

Nama :

NPM :
Kelas :

PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA), KUNJUNGAN


WISATA, DAN PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA DI BALI

I. Pendahuluan
Bali, sebagai salah satu destinasi pariwisata terkemuka di dunia, telah
mengalami transformasi ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade
terakhir. Pertumbuhan ekonomi di Bali, terutama dalam sektor pariwisata,
tidak dapat dilepaskan dari peran penanaman modal asing (PMA), jumlah
kunjungan wisatawan, dan upaya pengembangan destinasi wisata yang terus
berkembang. Latar belakang ini memberikan gambaran mendalam tentang
faktor-faktor yang memengaruhi dinamika ekonomi dan pariwisata di Pulau
Dewata.
Bali, dengan keindahan alamnya, kebudayaan yang kaya, dan
keramahan penduduknya, telah lama menjadi magnet bagi wisatawan dari
berbagai penjuru dunia. Sejarah pariwisata di Bali dimulai pada pertengahan
abad ke-20, ketika pulau ini mulai dikenal sebagai surga eksotis. Namun,
perubahan signifikan terjadi pada awal abad ke-21 dengan munculnya tren
globalisasi dan teknologi informasi.
Penanaman modal asing (PMA) telah menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi Bali, khususnya dalam sektor pariwisata. Investor asing
memandang potensi besar dalam mengembangkan infrastruktur, resor, dan
fasilitas wisata lainnya di Bali. Regulasi yang mendukung investasi asing,
bersama dengan potensi keuntungan yang tinggi, telah menciptakan
lingkungan yang menguntungkan bagi masuknya PMA.
Jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,
menjadi parameter utama dalam mengukur keberhasilan industri pariwisata
Bali. Pertumbuhan yang signifikan terlihat dalam beberapa tahun terakhir,
terutama dari wisatawan mancanegara yang tertarik dengan keunikan budaya
dan keindahan alam Bali. Kunjungan wisatawan domestik juga memberikan
kontribusi besar terhadap pendapatan pariwisata.
Pengembangan destinasi wisata di Bali bukan hanya respons terhadap
tren global, tetapi juga merupakan strategi untuk menjaga daya tarik pulau ini.
Diversifikasi destinasi, termasuk ekowisata, petualangan, dan kegiatan
budaya, menjadi fokus utama untuk menjaga keberlanjutan pariwisata dan
memberikan pengalaman yang beragam kepada wisatawan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi dan pariwisata memberikan dampak
positif, tantangan besar muncul dalam mencari keseimbangan antara
pertumbuhan dan pelestarian. Perubahan cepat dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan, budaya, dan masyarakat lokal. Oleh karena itu,
pengelolaan pertumbuhan yang berkelanjutan menjadi esensial untuk menjaga
keindahan dan daya tarik unik Bali.
Pertumbuhan PMA dan kunjungan wisatawan harus diimbangi dengan
kebijakan keberlanjutan yang bijaksana. Perlindungan lingkungan, pelestarian
budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal harus menjadi fokus utama
dalam setiap keputusan pembangunan. Selain itu, pengembangan sumber daya
manusia di sektor pariwisata juga menjadi kunci untuk mencapai
keberlanjutan jangka panjang.
Pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi kekuatan besar dalam
meningkatkan daya saing Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan.
Pemasaran digital, sistem manajemen destinasi, dan inovasi teknologi lainnya
dapat membantu meningkatkan efisiensi dan memberikan pengalaman wisata
yang lebih baik..
Pandemi global memberikan dampak signifikan terhadap industri
pariwisata di Bali. Namun, hal ini juga menjadi momentum untuk
merefleksikan keberlanjutan dan keberagaman ekonomi. Antisipasi terhadap
tantangan masa depan, seperti perubahan iklim, perubahan perilaku
wisatawan, dan ketidakpastian global, menjadi kunci untuk menjaga
ketahanan Bali sebagai destinasi pariwisata.
Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang hubungan antara perkembangan PMA, kunjungan
wisatawan, dan pengembangan destinasi wisata di Bali. Dengan pemahaman
yang mendalam tentang dinamika ini, diharapkan dapat memberikan landasan
untuk kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, memaksimalkan manfaat
ekonomi, sosial, dan lingkungan tanpa mengorbankan keberlanjutan pulau ini.
Latar belakang ini menciptakan dasar penelitian yang kuat untuk
memahami bagaimana interaksi antara PMA, kunjungan wisatawan, dan
pengembangan destinasi wisata di Bali membentuk ekonomi pulau ini.
Sebagai destinasi yang terus berkembang, kebijakan dan strategi yang
bijaksana diperlukan untuk memandu pertumbuhan yang berkelanjutan,
menjaga keunikan Bali, dan memberikan manfaat maksimal kepada
masyarakat lokal.

II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Bali
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) di Bali telah
menjadi faktor kunci dalam transformasi ekonomi pulau ini. Dalam
beberapa tahun terakhir, PMA telah memainkan peran sentral dalam
pengembangan sektor pariwisata dan industri terkaitnya, membuka
peluang baru dan mengubah wajah ekonomi Bali secara signifikan.
Sejarah PMA di Bali dimulai pada pertengahan abad ke-20, ketika
pulau ini mulai menarik perhatian investor asing. Awalnya, investasi
terutama difokuskan pada pengembangan infrastruktur pariwisata dan
akomodasi. Seiring berjalannya waktu, tren investasi berkembang menuju
sektor-sektor lain seperti industri makanan dan minuman, transportasi, dan
teknologi. Beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan PMA di
Bali meliputi:
1. Potensi pariwisata, dimana Bali dikenal sebagai destinasi pariwisata
dunia, menarik perhatian investor yang melihat peluang dalam
pengembangan resor, hotel, dan atraksi wisata.
2. Regulasi pro-investasi dengan kebijakan pemerintah yang mendukung
investasi asing terhadap regulasi yang kondusif.
3. Return on investment yang tinggi dengan potensi keuntungan yang
tinggi dari sektor pariwisata dan industri terkait menjadi daya tarik
utama bagi investor asing.
Selain itu, sektor-sektor yang paling dominan dalam investasi PMA
di Bali melibatkan pembangunan hotel dan resor mewah karena investasi
PMA yang paling menonjol terjadi dalam pembangunan hotel dan resor
mewah di berbagai lokasi strategis di Bali. Resor-resor ini tidak hanya
menawarkan akomodasi berkualitas tinggi tetapi juga menciptakan
lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.
Selain itu, seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, sektor
restoran dan industri makanan minuman juga mendapatkan perhatian besar
dari investor asing. Pendekatan inovatif dalam menyajikan kuliner lokal
dan internasional telah menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan.
Investasi PMA di fasilitas rekreasi dan atraksi wisata juga telah merubah
panorama pariwisata Bali. Mulai dari taman hiburan, spa, hingga atraksi
petualangan, keberadaan fasilitas ini menarik wisatawan dengan minat
yang beragam. Dan, meskipun sektor pariwisata tetap menjadi fokus
utama, investasi PMA di Bali semakin diversifikasi ke sektor-sektor non-
pariwisata. Manufaktur, teknologi, dan energi terbarukan menjadi bidang
yang menarik perhatian para investor yang mencari keberagaman
portofolio.
Meskipun perkembangan PMA membawa dampak positif, terdapat
pula beberapa tantangan yang perlu diatasi seperti dampak lingkungan dari
pembangunan infrastruktur pariwisata yang pesat dapat menyebabkan
dampak negatif terhadap lingkungan seperti kerusakan ekosistem dan
peningkatan limbah. Pentingnya menjaga keseimbangan antara
pertumbuhan pariwisata dengan pelestarian budaya dan nilai-nilai lokal
Bali. Meningkatnya kegiatan pariwisata dan pembangunan dapat
menimbulkan tekanan berlebihan pada sumber daya alam, termasuk air
dan energi.
Prospek perkembangan PMA di Bali tetap cerah, terutama jika
dielola dengan bijaksana. Dengan meningkatnya minat investor dalam
sektor energi terbarukan, teknologi, dan inovasi pariwisata, Bali dapat
terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pentingnya
kolaborasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat lokal akan menjadi
kunci keberhasilan dalam mencapai pertumbuhan yang seimbang dan
berkelanjutan di masa depan.
Dengan terus memperhatikan aspek-aspek tersebut, Bali dapat
menjaga daya tariknya sebagai destinasi pariwisata unggulan sambil
memastikan keberlanjutan ekonomi dan pelestarian kekayaan budaya dan
alamnya.

B. Analisis Jumlah Kunjungan Wisatawan


Jumlah kunjungan wisatawan menjadi indikator penting dalam
mengevaluasi kesuksesan sektor pariwisata di Bali. Analisis ini mencakup
data kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara serta faktor-faktor
yang memengaruhi tren pertumbuhan. Dalam beberapa tahun terakhir,
kunjungan wisatawan domestik ke Bali telah mengalami pertumbuhan
yang signifikan. Faktor ini dapat diatributkan kepada kampanye
pemasaran yang efektif, peningkatan konektivitas transportasi, dan
kebijakan-kebijakan yang mendukung pariwisata domestic. Keberhasilan
promosi destinasi, penawaran paket wisata yang menarik, dan integrasi
dengan event-event lokal menjadi faktor penentu meningkatnya kunjungan
wisatawan domestik.
Analisis asal wisatawan mancanegara menunjukkan kontribusi
yang signifikan dari negara-negara tertentu. Perkembangan kunjungan dari
pasar utama seperti Australia, China, dan Eropa menjadi sorotan utama.
Faktor eksternal seperti kebijakan perjalanan global, situasi ekonomi di
negara asal, dan peristiwa internasional memainkan peran kunci dalam
fluktuasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak serius terhadap industri
pariwisata di seluruh dunia, termasuk di Bali. Penurunan tajam dalam
jumlah kunjungan wisatawan menjadi tantangan besar yang perlu diatasi.
Adanya pergeseran preferensi wisatawan terkait keamanan, kesehatan, dan
pengalaman wisata yang lebih intim menjadi aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam membangun kembali sektor pariwisata.
Analisis mencakup efektivitas strategi pemasaran dan promosi
yang diadopsi oleh pihak berwenang dan pemangku kepentingan.
Penekanan pada pemasaran digital, kampanye berkelanjutan, dan
kolaborasi dengan pelaku industri terkait menjadi fokus kunci. Tantangan
terbesar adalah menjaga pertumbuhan kunjungan wisatawan sejalan
dengan prinsip keberlanjutan dan pelestarian lingkungan dan budaya Bali.
Pentingnya diversifikasi produk dan pengalaman pariwisata untuk menarik
segmen pasar yang beragam, mengurangi ketergantungan pada satu aspek
pariwisata.
Melibatkan sektor swasta dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan, seperti melalui program kemitraan dan investasi bersama,
menjadi strategi yang diakui sebagai langkah penting. Pemanfaatan
teknologi seperti analisis data dan kecerdasan buatan untuk meramalkan
tren masa depan dan merespon perubahan pasar dengan lebih cepat dan
efektif. Dengan menyelidiki faktor-faktor di atas, analisis kunjungan
wisatawan di Bali dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang
kinerja sektor pariwisata dan membantu dalam merancang strategi yang
lebih adaptif dan berkelanjutan dalam menghadapi dinamika pasar global.

C. Tren Destinasi Wisata di Bali dan Pengembangan yang Sesuai dengan


Tren
Bali terus mengembangkan atraksi yang menyoroti keberagaman
budaya, termasuk pertunjukan seni tradisional, festival, dan acara budaya.
Pemanfaatan teknologi untuk menciptakan pengalaman interaktif juga
sedang digencarkan, seperti museum interaktif dan instalasi seni digital.
Peningkatan homestay dan penginapan yang dimiliki oleh masyarakat
lokal, memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk merasakan
kehidupan lokal, serta pemberdayaan komunitas lokal dalam
pengembangan kerajinan tangan, seni, dan produk lokal sebagai bagian
dari pengalaman wisata.
Peningkatan minat dalam ekowisata, dengan perjalanan
berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi prioritas wisatawan.
Popularitas aktivitas petualangan seperti selancar, trekking, dan
penyelaman yang memberikan pengalaman adrenalin bagi para
pengunjung. Meningkatnya permintaan untuk pengalaman kuliner lokal,
termasuk tur makanan, kelas memasak tradisional, dan eksplorasi kuliner.
Penggunaan VR untuk memberikan preview virtual dari destinasi dan
atraksi sebelum kedatangan wisatawan. Aplikasi seluler yang menyediakan
panduan wisata interaktif, pemesanan tiket, dan informasi real-time.
Adopsi praktek ramah lingkungan di sektor pariwisata, termasuk
pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan edukasi
lingkungan bagi wisatawan.
Munculnya sertifikasi keberlanjutan bagi bisnis pariwisata,
menekankan tanggung jawab lingkungan dan social sebagai program
edukasi untuk wisatawan tentang dampak positif dari praktek pariwisata
berkelanjutan. Pengembangan berkelanjutan dan peningkatan kualitas
pariwisata memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri,
dan masyarakat lokal. Dengan strategi yang terencana dengan baik dan
implementasi yang efektif, Bali dapat menjaga daya tariknya sebagai
destinasi wisata unggulan sambil memastikan kelestarian lingkungan dan
budaya.

D. Tantangan dan Peluang


Tantangan terbesar yang menjadi tanggung jawab yaitu
pengelolaan wisata berlebihan dimana dalam mengelola volume
kunjungan wisatawan untuk menghindari dampak negatif pada lingkungan
dan kehidupan masyarakat lokal. Selain itu, peningkatan pendidikan dan
pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan dan
pengalaman wisatawan.
Kolaborasi dengan komunitas merpakan peluang untuk lebih
melibatkan komunitas lokal dalam merancang dan mengelola atraksi
wisata. Dan, inovasi berbasis teknologi dimana pemanfaatan teknologi
sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik destinasi wisata.
Dengan mengamati tren ini, Bali dapat merancang strategi yang lebih baik
untuk menjaga keberlanjutan industri pariwisata, menciptakan pengalaman
yang lebih bervariasi untuk wisatawan, dan memberdayakan komunitas
lokal secara ekonomi dan sosial.
Bali, sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia, memiliki
tantangan dan peluang dalam pengembangan penanaman modal asing
(PMA), kunjungan wisata, dan pengembangan destinasi wisata. Sebagai
pulau yang kaya akan budaya, alam, dan keindahan, Bali memiliki potensi
besar untuk meningkatkan perekonomian melalui sektor pariwisata.
Namun, seiring dengan potensi tersebut, muncul berbagai tantangan yang
perlu diatasi untuk memastikan pembangunan berkelanjutan dan
berdampak positif bagi masyarakat setempat.
1. Tantangan dalam Penanaman Modal Asing (PMA)
a. Regulasi dan Birokrasi: Proses perizinan dan regulasi terkait PMA
di Indonesia kadang-kadang kompleks dan memakan waktu. Upaya
perbaikan dalam mempercepat proses ini akan memudahkan
investasi asing di Bali.
b. Kepemilikan Tanah: Kebijakan kepemilikan tanah oleh investor
asing masih menjadi isu sensitif. Penyesuaian aturan yang lebih
fleksibel dapat meningkatkan minat PMA tanpa mengorbankan
kepentingan lokal.
c. Ketergantungan terhadap Sektor Tertentu: Bali cenderung terlalu
bergantung pada sektor pariwisata. Diversifikasi ekonomi perlu
diperkuat untuk mengurangi risiko terkait ketidakpastian di sektor
pariwisata.
2. Peluang dalam Penanaman Modal Asing (PMA)
a. Infrastruktur: Investasi asing dapat diarahkan ke pengembangan
infrastruktur yang mendukung pariwisata, seperti jalan, bandara,
dan transportasi umum, untuk meningkatkan kenyamanan dan
aksesibilitas wisatawan.
b. Teknologi dan Inovasi: PMA dapat membawa teknologi dan
inovasi baru yang meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman
wisatawan, sekaligus memberikan peluang bisnis baru.
3. Tantangan dalam Kunjungan Wisata
a. Over-tourism: Peningkatan kunjungan wisatawan dapat
menimbulkan masalah over-tourism, mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan kehilangan autentisitas destinasi. Pengaturan
jumlah wisatawan dan promosi pariwisata berkelanjutan
diperlukan.
b. Ketidakseimbangan Pendapatan: Meskipun ada peningkatan
kunjungan, distribusi pendapatan dari sektor pariwisata mungkin
tidak merata. Penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi
meresap ke masyarakat lokal.
4. Peluang dalam Kunjungan Wisata
a. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan: Fokus pada pariwisata
berkelanjutan dapat meningkatkan daya tarik destinasi, sambil
menjaga kelestarian alam dan budaya Bali.
b. Pemberdayaan Komunitas Lokal: Mengembangkan homestay,
kerajinan lokal, dan pengalaman budaya dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat setempat dalam ekonomi pariwisata.
5. Tantangan dalam Pengembangan Destinasi Wisata
a. Preservasi Budaya dan Lingkungan: Perlu ada keseimbangan
antara pengembangan infrastruktur wisata dan preservasi budaya
serta lingkungan. Langkah-langkah konservasi dan regulasi yang
ketat diperlukan.
b. Manajemen Pengunjung: Pengelolaan jumlah pengunjung perlu
ditingkatkan untuk mencegah kerusakan dan kelebihan beban pada
destinasi wisata.
6. Peluang dalam Pengembangan Destinasi Wisata
a. Penggunaan Teknologi: Teknologi seperti kecerdasan buatan,
analisis data, dan pengalaman virtual dapat diterapkan untuk
meningkatkan manajemen destinasi dan pengalaman wisatawan.
b. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat: Mendorong
pengembangan pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dapat
menciptakan keterlibatan yang lebih besar dan mendukung
pembangunan berkelanjutan.
Bali menghadapi sejumlah tantangan dan peluang dalam
pengembangan PMA, kunjungan wisata, dan pengembangan destinasi
wisata. Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan memanfaatkan
peluang yang ada, Bali dapat meningkatkan kontribusi sektor pariwisata
terhadap pertumbuhan ekonomi regional sambil menjaga keberlanjutan
lingkungan dan keberlanjutan sosial budaya. Perlu adanya kolaborasi
antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai visi
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Dewata ini.

III.KESIMPULAN
Bali, dengan kekayaan budaya, alam yang menakjubkan, dan
keramahan penduduknya, telah menjadi destinasi pariwisata terkemuka di
dunia. Transformasi ekonomi yang signifikan terjadi dalam beberapa dekade
terakhir, didorong oleh penanaman modal asing (PMA), jumlah kunjungan
wisatawan, dan upaya pengembangan destinasi wisata yang terus berkembang.
Sebagai pulau surgawi, Bali memiliki potensi besar untuk meningkatkan
perekonomian melalui sektor pariwisata, tetapi tantangan dan peluang harus
diatasi dengan bijaksana untuk memastikan pembangunan berkelanjutan.
PMA telah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Bali,
khususnya dalam sektor pariwisata. Investasi asing mengalir ke pulau ini,
mengubah wajahnya menjadi tempat yang dilengkapi dengan resor mewah,
fasilitas wisata modern, dan infrastruktur yang mendukung. Meskipun
tantangan seperti regulasi yang kompleks dan kepemilikan tanah menjadi
rintangan, peluang yang dihadirkan oleh PMA membawa perubahan positif,
terutama dalam meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan pariwisata.
Jumlah kunjungan wisatawan menjadi tolok ukur penting bagi
keberhasilan sektor pariwisata Bali. Pertumbuhan kunjungan wisatawan, baik
domestik maupun mancanegara, mencerminkan daya tarik Bali sebagai
destinasi liburan yang diminati. Meskipun pandemi COVID-19 memberikan
dampak serius pada industri pariwisata, upaya pemulihan dan adaptasi terus
dilakukan untuk mengatasi perubahan perilaku wisatawan dan kebutuhan baru
mereka.
Pengembangan destinasi wisata di Bali menjadi kunci untuk menjaga
keberlanjutan sektor pariwisata. Diversifikasi destinasi, promosi pariwisata
berkelanjutan, dan pemberdayaan komunitas lokal menjadi strategi utama
dalam menjaga daya tarik pulau ini. Berkembangnya tren ekowisata, perhatian
terhadap pengalaman lokal, dan inovasi teknologi memberikan arah baru
dalam pengembangan destinasi yang menarik dan berkelanjutan.
Tantangan yang dihadapi Bali melibatkan manajemen pertumbuhan
pariwisata agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti over-tourism.
Pengelolaan yang bijaksana terhadap jumlah pengunjung, pelestarian budaya,
dan lingkungan menjadi kunci untuk menjaga keunikan Bali. Penerapan
sertifikasi keberlanjutan, penggunaan teknologi untuk manajemen
pengunjung, dan edukasi lingkungan bagi wisatawan dapat membantu
mengatasi tantangan ini.
Sementara itu, peluang dalam pengembangan destinasi mencakup
pemanfaatan teknologi, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan terus
mengikuti tren wisatawan. Inovasi berbasis teknologi, seperti penggunaan
kecerdasan buatan dan virtual reality, dapat meningkatkan pengalaman
wisatawan. Pemberdayaan komunitas lokal melalui pengembangan homestay,
kerajinan lokal, dan pengalaman budaya dapat menciptakan keterlibatan yang
lebih besar dan mendukung keberlanjutan pembangunan.
Dalam menghadapi masa depan, Bali perlu terus mengoptimalkan
potensi pariwisata tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya dan lingkungan.
PMA, kunjungan wisata, dan pengembangan destinasi wisata harus diarahkan
pada pembangunan yang berkelanjutan, memaksimalkan manfaat ekonomi
bagi masyarakat lokal, dan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci
untuk mencapai visi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau
Dewata ini.
Dengan terus memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, Bali
dapat tetap menjadi destinasi pariwisata unggulan yang tidak hanya memikat
wisatawan dengan keindahan alamnya tetapi juga memberikan dampak positif
bagi masyarakat dan lingkungannya. Sebuah Bali yang berkelanjutan, ramah
lingkungan, dan kaya akan warisan budaya adalah tujuan yang dapat dicapai
melalui kerjasama dan kebijakan yang bijaksana. Pulau Dewata tetap menjadi
tempat yang menyuguhkan keajaiban alam dan budaya, sekaligus memberikan
inspirasi bagi destinasi pariwisata lain di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Sutawijaya. 2010. Pengaruh Investasi dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006. Fakultas Ekonomi Universitas
Terbuka Jakarta.
Kibara, N. Obidah, Odhiambo, M. Nicholas, and Njuguna, M. Joshepine. 2012.
Tourism And Economic Growth In Kenya: An Empirical Investigation.
University of South Africa, South Africa. International Business &
Economics Research Journal. Vol. 11. No. 5.
Laksmi, Dewi Sakita dan Ida Bagus Putu Purbadharmaja. 2013. Pengaruh PAD.
PMA, dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali. E-Jurnal
Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol 2 No 11.
Yamakawa, R., 2007. Poverty Reduction through Tourism: The experiences in
Asia. United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific. Workshop on expanding the role of tourism in Poverty reduction.

Anda mungkin juga menyukai