Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

1. Akhmad Subandi

2. Gabrielle Tedy S

3. Berliant Shahih P.W

4. Tyas Cahyaningrum

5. Setyaningrum

Kelompok 4

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Taman Siswa Banjarnegara

Banjarnegara

Tahun 2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada TUHAN YME yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan “ dengan baik tanpa ada
halangan suatu apapun. Makalah ini dapat kami selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan berbagai pihak. Oleh karenanya saya sampaikan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
pembuatan makalah ini.

Diluar hal tersebut, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat, maupun isi dari makalah ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati,
kami selaku penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
pembaca makalah ini.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu masyarakat untuk kembali
menanamkan nilai-nilai Pancasila di setiap Pembangunan, termasuk pembangunan
Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Hukum, IPTEK, dan HANKAM.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Banjarnegara, 12 Oktober 2018

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….….. 2
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………….………………. 3
B. Rumusan Permasalahan……………………………………………………………………………………………...… 3
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………….… 3
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………………………………………....................... 4
Bab 2 Pembahasan............................................................................................................................... 5
A. Pengertian Pancasila dan Paradigma.................................................................................. 5
B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan...................................................................... 6
1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi.......................................... 6

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya.................................. 7

3. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik dan Hukum........................... 8

4. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK................................................ 9

5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan HANKAM......................................... 10

Bab 3 Penutup...................................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan......................................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan hasil


dari sebuah perdebatan yang tidak mudah dan penuh dengan pertimbangan matang
dari para penyusunnya dahulu. Bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan suku dan
masih memiliki sifat kedaerahan saat itu mau tidak mau harus mempunyai satu
komitmen yang sama untuk membuat dasar Negara yang bisa menyatukan mereka
semua tanpa mengorbankan salah satu suku atau agama apapun. Hingga pada
akhirnya para pemimpin Negeri ini dapat melahirkan istilah Pancasila yang hingga saat
ini dan sampai kapanpun akan menjadi dasar Negara Republik Indonesia dan
menyatukan seluruh masyarakat Indonesia.

Paradigma sering dikaitkan dengan kerangka berpikir atau pola berpikir didalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian adanya Paradigma dikalangan masyarakat
akan membantu membuat pola pikir dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Adanya
paradigma membantu masyarakat saat menghadapi suatu masalah, apa masalah yang
dihadapi dan bagaimana cara menghadapinya dapat segera diselesaikan jika
masyarakat memiliki paradigma atau pola pikir tentang suatu masalah.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan berarti bagaimana Pancasila


dijadikan dasar atau sumber pola pikir masyarakat tentang suatu masalah dan
bagaimana untuk menyelesaikannya dengan dasar nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, dengan berdasarkan Pancasila sudah pasti akan melahirkan keputusan yang
tidak merugikan untuk siapapun, karena Pancasila hadir sebagai pemersatu seluruh
masyarakat di Indonesia. Oleh karenanya dengan latar belakang tersebut dalam
makalah ini akan kami beri judul “ Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan”.

B. Rumusan Permasalahan

1. Apa yang dimaksud Pancasila dan Paradigma.


2. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai paradigma pembangunan.
3. Bagaimana implementasi Pancasila dalam Paradigma Pembangunan bidang
Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Hukum HANKAM, dan IPTEK.

C. Tujuan

Dengan dibuat makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui arti Pancasila dan Paradigma


2. Memahami Pancasila sebagai paradima pembangunan
3. Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam Pembangunan bidang Ekonomi,
Sosial Budaya, Politik dan Hukum, HANKAM, dan IPTEK.

3
D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode berikut ini :

1. Metode Pustaka
Yaitu metode dengan cara mengumpulkan informasi melalui internet dan beberapa
buku rujukan.

2. Diskusi
Yaitu metode dengan cara berdiskusi langsung dengan teman yang memahami
teori yang dibutuhkan dalam pembuatan makalah.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila dan Paradigma

Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama Pancasila sendiri
berasal dari dua kata yang diambil dari kitab Sansekerta, yaitu Panca dan Sila. Panca
artinya adalah lima, sedangkan sila artinya adalah prinsip atau asas. Sehingga
Pancasila adalah 5 asas yang menjadi dasar atau pedoman dalam berbangsa dan
bernegara bagi masyarakat Indonesia.

Lima sila dalam Pancasila adalah yang tercantum dalam paragraf ke-4
Pembukaan UUD 1945 yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima asas inilah yang menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat agar terjadi
kedamaian, keamanan, dan ketertiban. Hadirnya Pancasila menjadi angin segar dikala
masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama yang
masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda sehingga dapat memicu konflik yang
dapat memecah belah bangsa. Dengan adanya Pancasila tidak ada lagi perbedaan
tersebut, semua adalah satu yaitu Indonesia.

Paradigma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian


yaitu(1) daftar dari semua pembentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan
konjugasi dan deklinasi kata tersebut, (2) model dalam teori ilmu pengetahuan, (3)
karakter berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari, paradigma berkembang menjadi
terminology yang mengandung pengertian sebagai : sumber nilai, kerangka berpikir,
orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan, dan proses tertentu termasuk dalam pembangunan,
gerakan, maupun proses pendidikan. Dengan demikian paradigma menempatai posisi
dan fungsi yang strategis dalam setiap proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan,
dan hasil-hasilnya dapat diukur dengan paradigm tertentu yang diyakini kebenarannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Paradigma adalah kerangka berpikir / Pola Pikir
atau sudut pandang tentang suatu permasalahan tertentu.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan berarti Pancasila dijadikan sebagai


acuan, dasar pola berpikir, sudut pandang dalam suatu pembangunan contohnya adalah
:

1. Pembangunan Ekonomi
2. Pembangunan Sosial Budaya
3. Pembangunan Politik dan Hukum
4. Pembangunan IPTEK
5. Pembangunan HANKAM

Dalam ke 5 pembangunan tersebut haruslah tetap berpedoman pada nilai-nilai


yang ada dalam Pancasila. Tujuannya adalah agar Negara Indonesia tidak kehilangan
jatidirinya sebagai bangsa menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan
tidak terbawa arus Globalisasi yang sudah tidak dapat ditahan lagi perkembangannya.
5
Semua hal yang masuk dari luar tidak boleh langsung diterima karena bisa saja tidak
sesuai dengan masyarakat Indonesia dan tidak semua yang masuk dari luar adalah
produk yang bagus melainkan juga produk yang buruk yang dapat merusak generasi
penerus bangsa.

B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil


yang berkemakmuran dan makmur berkeadilan. Dalam pembukaan UUD 1945 sudah
tercantum tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah “ melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadian sosial.”

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam sila Pancasila dikembangkan atas


dasar ontomologis manusia, baik sebagai makhluk individu ataupun sosial. Nilai-nilai
Pancasila harus dikembalikan kepada kondisi objektif masyarakat Indonesia. Maka dari
itu Pancasila menjadi paradigma perilaku manusia Indonesia termasuk dalam
pembangunan nasionalnya agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jatidirinya dan
menyimpang dari cita-cita luhur yang sudah tercantum dalam pembukaan UUD 1945 di
tengah era yang sudah sangat modern ini dan arus globalisasi yang tidak dapat ditahan
lagi.

Sebagai konsekuensi pemikiran diatas, maka pembangunan nasional harus


meliputi aspek jiwa seperti akal, kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial, dan
ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian Pancasila
dapat dijadikan tolak ukur atau paradigma pembangunan nasional diberbagai bidang
antara lain adalah :

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi


Sebagai dasar Negara Indonesia Pancasila dijadikan acuan dalam segala
pembangunan termasuk dalam pembangunan Ekonomi. Artinya adalah segala
kebijakan yang diambil Pemerintah haruslah bersumber pada Pancasila dan demi
kepentingan umum. Sebagai paradigma pembangunan ekonomi sila ke-4 dari
Pancasila memiliki peran yang dominan yaitu membangun sistem ekonomi
kerakyatan atau sistem ekonomi pancasila.
Ekonomi kerakyatan memiliki arti sistem ekonomi yang menjadikan ekonomi
rakyat sebagai kekuatan. Dengan demikian seluruh masyarakat dapat berpartisipasi
dalam pembangunan ekonomi sehingga pembangunan ekonomi dapat berkembang
dan terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaaan ekonomi kerakyatan masyarakat
adalah bagian yang sangat penting dan vital dalam pelaksanaannya. Sedangkan
pemerintah, mendukung dengan menciptakan kebijakan atau membuat iklim yang
sehat bagi perkembangan dan pertumbuhannya.
Sistem ekonomi kerakyatan mendasarkan tercapainya kesejahteraaan rakyat
secara luas. Pembangunan ekonomi tidak hanya mengejar angka pertumbuhan,
melainkan juga untuk tujuan kemanusiaan yaitu terciptanya kesejahteraan seluruh
bangsa. Dengan demikian, pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan
diri dari persaingan bebas, monopoli, dan bentuk lainnya yang dapat menimbulkan
penindasan, penderitaan dan kesengsaraan rakyat kecil.
6
Sesuai dengan paradigma Pancasila, pengelolaan ekonomi Indonesia
diserahkan pada 3 bentuk badan usaha yaitu :
1. Koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia yang merupakan badan
usaha nonprofit yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
2. BUMN dan BUMD sebagai badan usaha yang memiliki wewenang
menguasai dan mengelola sektor ekonomi bagi hajat hidup orang banyak.
3. Badan Usaha Swasta sebagai badan usaha profit milik perseroan atau
kelompok yang mengelola sektor ekonomi yang belum dapat ditangani oleh
BUMN/BUMD.

Apabila ketiga lembaga tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik


maka Indonesia dapat membangun kekuatan ekonomi dan ekonomi Indonesia akan
mengalami kemajuan dan dapat mencapai titik kestabilan.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya


Pembangunan bidang sosial budaya harus dilaksanakan atas dasar
kepentingan nasional yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis,
aman, tentram, dan damai. Pertimbangan ini menjadi sangat strategis dikarenakan
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama yang masing-masing tentu
memiliki tujuan masing-masing. Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
tidak berarti bangsa Indonesia harus bersih dari budaya luar atau menolak seluruh
budaya yang datang dari luar. Artinya adalah budaya asing dapat diterima selama
tidak menyimpang dari Pancasila dan bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat. Karena tentunya budaya yang datang dari luar dapat
dimanfaatkan untuk membangun masyarakat yang modern contohnya adalah
pemanfaatan teknologi Internet. Hal tersebut bertujuan agar bangsa Indonesia tetap
Up to Date dan tidak ketinggalan informasi yang dapat berakibat mudah dibodohi
bangsa asing.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat disimpulkan Pancasila adalah filter
terbaik dalam pembangunan sosial budaya. Hal tersebut merupakan konsekuensi
logis dari kesepakatan bangsa Indonesia bahwa Pancasila merupakan kristalisasi
nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang terdahulu yang masih
relevan dengan kebutuhan masyarakat modern harus tetap dipelihara dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Seluruh budaya luar
yang masuk dari luar harus di filter dengan baik agar tidak menggerus budaya-
budaya terdahulu yang menjadikan Indonesia kaya akan kekayaan Budaya.
Apabila dikaji lebih dalam nilai-nilai Pancasila memenuhi kriteria sebagai
puncak-puncak kebudayaaan sebagai kerangka acuan seluruh kebudayaan-
kebudayaan yang ada di daerah-daerah di Negara Indonesia.
1. Sila Pertama menunjukan tidak ada satupun sukubangsa ataupun
golongan sosial yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Sila Kedua merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh setiap
warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan,
kedaerahan, maupun golongannya.

7
3. Sila Ketiga mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan Nusantara untuk mempersatukan diri
sebagai satu bangsa yang berdaulat.
4. Sila Keempat merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di
kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan
melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nila-nilai
budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan.
5. Sila Kelima menjabarkan bahwa nilai-nilai keadilan sosial menjadi landasan
yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam
memajukan kesejahteraaan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Atas dasar argument tersebut semua masyarakat dapat berpartisipasi


secara rasional, proporsional dan realistis dalam membangun tatanan sosial budaya
yang berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

3. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik dan Hukum

Indonesia adalah Negara hukum dimana segala bentuk pemerintahan diatur


melalui hukum, atau dengan kata lain hukum memiliki kedudukan tertinggi dalam
penegakan aturan di Indonesia. Hukum dan Politik memiliki hubungan yang sangat
berkaitan, karena semua produk hukum yang ada di Indonesia lahir dari DPR yang
merupakan hasil produksi dari kegiatan Politik. Oleh karena itu antara Hukum dan
Politik tidak dapat dipisahkan, namun dewasa ini banyak sekali produk-produk hukum
yang mengecewakan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena :
1. Hukum hanya dibangun atas dasar kebijakan politik tertentu.
2. Kepentingan masyarakat justru kurang mendapat perhatian dari para
wakilnya di DPR.
3. Hanya bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan elite politik tertentu.

Padahal dalam Politik Hukum Nasional ditegaskan bahwa sasaran


pembangunan hukum adalah terbentuk dan berfungsinya sistem hukum nasional
yang bersumberkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan memperhatikan
kemajemukan tatanan hukum yang berlaku yang mampu menjamin kepastian,
ketertiban, penegakan dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan dan
kebenaran serta mampu mengamankan dan mendukung pembangunan nasional,
yang didukung oleh aparat hukum, sarana dan prasarana yang memadai serta
masyarakat yang sadar dan taat pada hukum. Hal tersebut terjadi karena pada saat
ini penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan masih bersifat parsial
dan dalam penegakan hukum masih sering dipengaruhi oleh keputusan politik.

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan


diperlukan perencanaan pembangunan yang memanfaatkan hukum berdasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945 karena :

1. Hukum merupakan hasil penjelajahan ide dan pengalaman manusia dalam


mengatur hidupnya.
2. Hakekat pengadaan dan keberadaan hukum dalam masyarakat.

8
3. Fungsi mengatur yang telah didukung oleh potensi dasar yang terkandung
dalam hukum yaitu sebagai pemberi kepastian, pengaman, pelindung, dan
penyeimbang yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel melainkan
juga prediktif dan antisipatif.
4. Dalam isu pembangunan global hukum telah dipercaya untuk mengemban
misinya yang paling baru yaitu sebagai perubahan sosial dan sebagai
sarana pembangunan.
4. Pancasila sebagai Paradigma pembangunan IPTEK
Pancasila bukanlah ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat
reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi ( IPTEK ) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Namun juga tidak berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam Pancasila. Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi
yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi yaitu :
1. Dimensi Reality
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-
nilai dasar tersebut bersumber dari budaya atau pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi Idealisme
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang
memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
3. Dimensi Fleksibility
Maksud dari dimensi Fleksibility adalah Ideologi tersebut memiliki
kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan
tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang
terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) pada hakikatnya adalah hasil


kreatifitas rohani jiwa manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia
mengembangkan IPTEK untuk mengelola kekayaan alam yang diciptakan Tuhan
YME. Tujuan dari IPTEK adalah mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat
dan martabat manusia. Pancasila memberikan dasar nilai-nilai dalam pengembangan
IPTEK melalui sila-sila yang ada didalamnya :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.


Pembangunan IPTEK harus berdasarkan perimbangan rasional, irrasional,
antara akal, rasa, dan kehendak yang bersumber pada Ketuhanan.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila kedua ini memberikan dasar-dasar moralitas bahwa mengembangkan
IPTEK harus mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan.
3. Sila Persatuan Indonesia
Pembangunan IPTEK yang ada di Indonesia ini harus bisa mempersatukan
Indonesia bukan memecah belah bangsa karena memperebutkan produk-
produk dari IPTEK.
9
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Perkembangan IPTEK harus menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia dan
berdasarkan atas demokrasi.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan adanya IPTEK diharapkan dapat membawa Keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.

5. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan HANKAM


Tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk “ melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Oleh karenanya
sudah menjadi kewajiban bagi Negara untuk hadir dan memberikan perlindungan
dan membangun sistem pertahanan dan keamanan yang mampu mewujudkan
tujuan dan cita-cita tersebut.
Pemerintah memperkenalkan sistem “ Pertahanan dan Keamanan rakyat
semesta” ( Hankamrata ). Sistem ini pada dasarnya merupakan implementasi dari
nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, dimana pemerintah dan rakyat memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam usaha bela Negara. Namun sistem Hankamrata
yang dibangun oleh pemerintah tidak bersifat absolut dengan cara melibatkan
seluruh rakyat Indonesia, melainkan diwakili dengan hadirnya TNI ( Tentara Nasional
Indonesia ) mengapa demikian? Karena dengan anggaran yang ada serta
persyaratan fisik, teori, dan strategi tidak memungkinkan untuk melibatkan seluruh
masyarakat dalam upaya pertahanan dan keamanan. Alasan yang kedua adalah
Indonesia tidak berada dalam situasi konflik baik di dalam maupun luar negeri
sehingga urgensi untuk menerapkan Sishankamrata bukanlah prioritas bagi
Indonesia, apalagi kualitas TNI di Indonesia sudah diakui kehebatannya oleh
Negara-negara di dunia bahkan oleh Negara Digdaya seperti Amerika, dan juga
sudah sering mendapatkan prestasi di berbagai lomba-lomba di tingkat
Internasional.

Pembangunan TNI secara modern tidak semata-mata untuk kegiatan militer,


melainkan juga untuk kepentingan sosial dan ekonomi. Oleh karenanya di bentuklah
sistem pertahanan dan keamanan yang professional dengan TNI sebagai pengaman
utamanya yang berada dalam garis paling depan pertahanan Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Paradigma adalah suatu kerangka berpikir atau pola pikir mengenai suatu
permasalahan. Peran dari sebuah Paradigma adalah membantu masyarakat untuk
menilai suatu permasalahan, sehingga dapat ditemukan apa permasalahaanny dan
bagaimana proses penyelesaiannya. Dewasa ini istilah Paradigma sering digunakan di
berbagai bidang, termasuk pada bidang pembangunan.

Pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia adalah suatu produk dari
sebuah perundingan yang sangat panjang. Latar belakang Negara Indonesia yang terdiri
dari berbagai macam etnis, suku, ras dan agama serta masih memiliki sifat kedaerahan
membuat panitia kemerdekaan waktu itu berpikir keras untuk menemukan dasar Negara
yang bisa menyatukan mereka semua. Pada akhirnya terciptalah Pancasila yang hingga
kini dan sampai kapanpun akan menjadi dasar Negara Indonesia.

Pancasila yang hadir dengan 5 sila didalamnya haruslah dijadikan dasar dalam
berjalannya Negara Indonesia. Oleh karenanya Pancasila harus dijadikan dasar dalam
Paradigma pembangunan di bidang Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Hukum,
HANKAM, serta IPTEK. Hal ini dikarenakan Pancasila adalah hasil kristalisasi nilai-nilai
sejarah bangsa Indonesia itu sendiri. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur untuk
mengatur segala bidang pembangunan. Dalam bidang ekonomi, Pancasila hadir dengan
konsep ekonomi kerakyatan yang elemen terbesarnya adalah rakyat. Dalam bidang
Sosial Budaya, Pancasila berperan sebagai filter bagi seluruh budaya luar yang masuk
ke Indonesia, agar budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia tidak menggerus
budaya-budaya luhur yang penuh dengan nilai sejarah yang sangat mahal. Dibidang
Politik dan Hukum, Pancasila yang merupakan sumber dari segala hukum yang berlaku
di Indonesia menjadi pedoman DPR dalam membuat Undang=Undang yang berpihak
kepada rakyat. Di bidang Hankam, Pancasila dengan konsep pertahanan
HANKAMRATA dimana rakyat dan pemerintah memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam upaya bela Negara harus tetap dijalankan walaupun di Indonesia dalam keadaan
yang kondusif untuk mengantisipasi apabila terjadi gejolak baik yang datang dari dalam
maupun luar negeri. Dan yang terakhir di bidang IPTEK, Pancasila bukanlah ideologi
yang kaku melainkan fleksibel dapat mengikuti perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-
nilai dasar yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu Pancasila harus selalu hadir
dalam setiap pembangunan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya sebagai
bangsa yang kaya akan sejarah, kaya akan nilai-nilai luhur dan budaya-budaya yang
merupakan asset tak ternilai dan harus kita jaga sampai akhir hayat kita.

11
B. Saran

Berdasarkan isi dari pembahasan yang telah penulis sampaikan merujuk pada
buku rujukan dan internet, maka penulis memberikan saran-saran bagi siapapun yang
membaca makalah ini sebagai berikut :

1. Nilai-nilai dasar yang ada dalam Pancasila dengan berkembangnya jaman


sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia, maka perlu
menyegarkan kembali akan betapa pentingnya Pancasila dengan cara
pemberian teori di pendidikan formal maupun seminar atau sosialisasi
kepada masyarakat.
2. Ditengah-tengah arus globalisasi yang sedang terjadi ini jangan sampai kita
sebagai bangsa Indonesia kehilangan arah dan justru mengikuti arus yang
datang dari luar yang karena tidak sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia yang terkandung di dalam Pancasila dan UUD 1945.
3. Perlunya masing-masing pihak menahan diri saat terjadi perbedaan
pendapat. Karena semua hal dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dan mufakat sesuai dengan sila ke-4 dalam Pancasila
4. Masyarakat Indonesia harus tetap waspada akan hal-hal yang mungkin
akan datang dan akan membahayakan bangsa Indonesia, walaupun saat
ini Indonesia berada di kawasan yang bebas dari konflik.
5. Bangsa Indonesia tidak boleh menutup diri dengan perkembangan zaman.
Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari perkembangan zaman ini
untuk bisa mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

12
Daftar Pustaka

1. Scribd.com
2. Academia.edu
3. Manshaba.sch.id

13

Anda mungkin juga menyukai