Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


PEMBANGUNAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : M.SYUKRAN YAMIN
LUBIS. SH.MKn

KELAS A1 MANAJEMEN PAGI


Oleh kelompok 5 :
1. ARDILA NOVIA (2105160027)
2. NADA OKTAVIYAYA (2105160019)
3. TRI LIA ANANDA (2105160031)
4. NINGRUM CAHYA NINGSIH (2105160024)
5. SYAKILA (2105160023)
6. ELDYA SUSMITA PUTRI (2105160025)
7. YOLANDA DWINOV (2105160049)
8. AULIA TSABITUL AZMI (2105160015)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan”. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tanda terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . .
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . .
A. Paradigma
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
1. Bidang Politik
2. Bidang Hukum
3. Pembangunan Ekonomi
4. Pembangunan Sosial Budaya
5. Pembangunan Kehidupan Antara Umat Beragama
6. Pembangunan iptek
C. Macam-macam Dari Aktualisasi Pancasila

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . .


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada
bebrapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah Indonesia
sebelum proses dan setelah perumusan pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila juga merupakan sebagai dasar negara bangsa Indonesia hingga
sekarang telah mengalami perjalanan waktu yg tidak sebentar, dalam
rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi
menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah Pancasila seperti
sekarang ini didepan semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama
saat pancasila dicetuskam sudah menuai banyak konflik diinternal para
pencetusnya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi
Pancasila masih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan
berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa.

Memang darin sejarah awal perkembangan bangsa Indonesia


dapat kita lihat bahwa komponen masyarakat terbentu dari dua
kelompok besar yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh
kelompok agama islam dan yang kedua adalah kelompok Nasionalis.
Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan
dasar Negara kita tercinta ini. Maka setelah banyak aspek
diperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara ini dibuat sebagai
catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman, agar kita senantiasa
tidsak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar Negara,
dan juga dapat digunakan untuk menjadi penengah bagi pihak yang
sedang berbeda pendapat tentang dasar Negra supaya kedepan kita
tetap seperti somboyan kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Terutama hal
tersebut dalam penerapan nya dalam kehidupan kita, termasuk
dilingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paradigma?
2. Bagaimana pancasila sebagai paradigma pembangunan?
3. Apa saja macam-macam dari aktualitas pancasila?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian dari paradigma
2. Mengetahui pancasila sebagai paradigma pembangunan
3. Mengetahui macam-macam dari aktualitas pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma
Istilah “paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia
ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu
pengetahuan. Secara termologis tokoh yang mengembangkan
istilah tersebyt dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S.
Khun dalam bukunya yg berjudul “The Structure of Scientific
Revolution” paradigma juga merupakan suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi teoritis yg umum sehingga merupakan suatu
sumber hukum-hukum , metode, seru penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri. Paradigma itu juga merupakan suatu
sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan
yang menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
sendiri.

Arti paradigma ditinjau dari asal-usul dari beberapa nahasa


diantaranya, menurut bahasa inggris paradigma berati keadaan
lingkungan. Sedangkan menurut bahasa yunani paradigma yakni
‘para’ yang berarti disamping, disebelah dan dikenal. Kemudian
menurut kamus pssikologi paradigma diartikan sebagai satu
model atau pola mendemostrasi semua fungsi yg memungkinkan
dari apa yang tersajikan.

Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis hal ini


disebabkan oleh semakin banyaknya hasil-hasil penelitian
manusia, sehingga dalam perkembangannya terdapat suatu
kemungkinan yg sangat besar ditemukannya
kelemahan-kelemahan pada teori yg telah ada, dan jikalau
demikian maka ilmuan akan kembali pada sumsi-asumsi dasar
serta asumsi teoritis sehingga dengan demikian perkembangan
ilmu pengetahuan kembali meng-kaji paradigma dari ilmu
pengetahuan tersebut atau dengan lain perkataan ilmu
pengetahuan harys mengkaji dasar ontologis.
Misalnya dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori
yang didasarkan pada suatu hasil penelitian inilah yang
mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia
dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial,
terukur, korelatif dan positivistik maka temyata hasil dari ilmu
pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji
satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan yaitu manusia.
Oleh karena itu kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji
paradigma ilmu tersebut yaitu manusia. Berdasarkan
hakikat-nya manusia dalam kenyataan objektifnya bersifat
ganda bahkan multidimensi.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

1. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Politik


Yang dimaksud pancasila sebagai paradigma pembangunan
politik adalah meletakkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila sebagai sumber nilai politik . Sumber nilai politik
harus mengacu pada nilai-nilai pancasila terutama sila ke-4
dimana semua praktik-praktik politik harus berkembang
atas asas kerakyatan.3 Hal ini dikarenakan warga negara
merupakan pelaku politik sehingga masyarakat harus
mampu menempatkan kekuasaan tertingginya sebagai
warga negara Indonesia yang menganut sistem politik
demokrasi dimana kekuasaannyan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.

Warga indonesia sebagai warga negara harus ditempatkan


sebagai subejek atau pelaku politik bukan sekedar sebagai
objek politik. Karena pancasila bertolak dari kodrat manusia
maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan
harkat martabat manusia.. Sistem politik Indonesia yang
bertolak dari manusia sebagai subyek harus mampu
menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasan
yang dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai
pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik
demokrasi bukan otoriter.

Berdasarkan hal tersebut sistem politik Indonesia


harus dikembangkan atas asas kerakyatan yaiyu terletak
pada sila keempat pancasila. Pengembangan selanjutnya
adalah sistem politik di dasarkan pada asas-asas moral dari
pada sila-sila pada pancasila.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas
dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara
saja tetapi juga rakyat Indonesia sebagai keseluruhan. Atas
dasar tersebut sistem dan keamanan adalah mengikut
sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan
pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
keamanan rakyat semesta.

Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Pancasil


merupakan sumber dari segala sumber hukum, dengan
demikian semua peraturan perundang-undangan di
Indonesia harus tidak boleh bertentangan dengan pancasila
sebagai Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945 yang memuat
pancasila tidak boleh dirubah oleh siapapun juga termasuk
MPR. Hal ini didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37 karena
merubah isi pembukaan berarti pembubaran negara.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan


Ekonomi Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam
pembangunan
ekonomi, sistem ekonomi harus mendasarkan pada
moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal itu bertujuan
untuk mensejahterakan rakyat secara keseluruhan.
Pengembangan ekonomi harus mampu menghindarkan diri
dari monopoli serta persaingan bebas yang nantinya akan
memberikan keuntungan besar pada pihak-pihak yang kuat
dalam bidang ekonomi. Sedangkan, pengusaha-pengusaha
kecil akan dirugikan dengan adanya sistem persaingan
bebas dalam perekonomian.

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, menyebutkan


bahwa sistem persaingan bebas dan monopoli dilarang
dalam perekonomian. Mengenai pasal 33 ini, penjelasan
UUD 1945 menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum dasar
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota
masyarakat.” Oleh sebab itu sistem perekonomian negara
harus mengutamakan kesejahteraan rakyat. Masyarakat pun
harus ikut andil dalam kegiatan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pemerintah berkewajiban memberikan
pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan
ekonomi yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.
4. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Sosial
Budaya

Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan


sosial budaya adalah mendasarkan pembangunan sosial
budaya berdasarkan nilai-nilai yang telah ada dalam
masyarakat. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat pada
hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Dalam rangka pembangunan sosial
budaya, Pancasila merupakan sumber normatif yang
bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Menjadikan warga negara menjadi masyarakat
yang beradab dan berbudaya.

Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang


dalam masyarakat sudah mulai tertimbun oleh
budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia. Nyaris
semua penduduk Indonesia terpengaruh oleh
budaya-budaya tersebut baik itu budaya yang bersifat
positive maupun budaya yang negative. Dengan masuknya
berbagai budaya-budaya baru, masyarakat mulai
meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah berkembang
dalam ruang lingkupnya dan mereka lebih memilih
budaya-budaya bangsa barat yang bahkan tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Hal tersebut membuat masyarakat memiliki sifat-sifat


biadab, contohnya seperti gaya berpakaian yang meniru
bangsa barat, berbagai macam tarian-tarian bangsa barat
yang mengandung unsur pornografi, dan lain sebagainya.
Sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengingatkan serta
mengarahkan masyarakat untuk kembali menerapkan aspek
budaya yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai
ketuhanan, dan nilai keberadaban.

5. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan


Kehidupan Antar Umat Beragama.
Pada proses reformasi dewasa ini di beberapa wilayah
negara Indo-nesia terjadikonflik sosial yang bersumber pada
masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama.
Hal ini menunjukkan kemunduran bangsa Indonesia ke arah
kehidupan beragamayang tidak berkemanusiaan. Tragedi di
Ambon,Poso, Medan, Mataram, Kupang serta
daerah-daerah lainnya aenunjukkan betapa semakin
melemahnya toleransi kehidupan beragama yang
berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh
karena itu merupakan suatu tugas berat bagi bangsa
Indonesia untuk mengembalikan suasana kehidupan
beragama yang penuh perdamaian, saling
menghargai,saling menghormati dan saling
mencintaisebagai sesama umat manusia yang
beradab.Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang
fundammental bagi umat bangsa Indonesiauntuk hidup
secara damai dalam kehidupan beragama di negara
Indonesia tercinta ini. Manusia adalah sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuk

beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa dalam wilayah


negara di mana mereka hidup.
Pancasila juga telah memberikan dasar-dasar nilai yang
fundamental bagi umat beragama untuk dapat hidup secara
damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia.
Sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung pada nilai
pancasila sila pertama dan sila kedua yang berbunyi
ketuhanan yang esa dan kemanusiaan yang adil dan
beradab. Negara Indonesia sangat terbuka dengan umat
beragama lainya. Negara Indonesia juga memberikan
kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinanya
masing-masing.

6. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil


dari upaya manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan
kehendak dalam meningkatkan kesejahteraan dan martabat
manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar nilai bagi
pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan manusia
yaitu harus didasarkan pada moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemudian ada
beberapa makna dalam pancasila dalam pembangunan
IPTEK yaitu: a. Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan
arti bahwa iptek

tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan


dan diciptakan, namun juga dipertimbangkan
maksud-maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan
manusia dan alam sekitarnya.

b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan


dasar moralitas bahwa dalam pengembangan IPTEK
haruslah bersikap beradap, pengembangan iptek
yang
merugikan tidak akan mewujudkan tujuan sebenarnya
Iptek
yaitu kesejahteraan.

c. Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa


pengembangan iptek hendaknya dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme, sehingga pengembangan iptek dapat
memunculkan persatuan

d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan,
mendasari pengembangan iptek secara demokratis,
artinya setiap individu bebas dalam melakukan
pengembangan iptek. Para pengembang iptek harus
bersikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji
ulang maupun dibandingkan dengan teori lainnya.

e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia,


memberikan arti bahwa pengembangan iptek harus
menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan.

C. Macam-Macam Dari Aktualisasi Pancasila

Aktualisasi pancasila di masa kini sering sekali menjadi


pertanyaan. Apakah beda nilai pancasila masih digunakan di
era yang telah menginjak lebih dari 70 tahun sejak pancasila
dibuat. Pancasila hingga saat ini menjadi ideologi atau cara
pandang bangsa indonesia. Itulah salah satu bukti bahwa
pancasila masih di jalankan hingga sekarang ini. Apabila telah
tidak ada aktualisasi pancasila, maka pancasila tak lain
hanyalah sekedar lambang bagi negara indonesia ini.
Aktualisasi pancasila merupakan penuangan nilai-nilai
pancasila ke dalam norma-norma yang berlaku di kehidupan
berbangsa dan juga bernegara. Permasalhan utama dalam
aktuliasasi pancasila ialah bagaimana wujud realnorma yang
erkait langsung dengan nilai pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintah negara.

Pancasila juga sebagai dasar filsafat negara, pandangan


hidup bangsa serta ideologi bangsa dan negara, bukanlah
hanya merupakan rangkaian kata – kata yang indah namun
harus diwujudkan dan di aktualisasikan dalam berbagai bidang
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu
aktualisasi objektif dan subjektif.

1. Aktualisasi Pancasila Objektif

Aktualisasi pancasila objektif yaitu aktualisasi pancasila


dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi
kelembagaan Negara antara lain meliputi legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang
aktualisasi lainnya seperti

isasi nilai-nilai pancasila yang universal ke dalam politik,


ekonomi, hukum terutama dalam penjabaran ke dalam
undang-undang, GBHN, pertahanan keamanan, pendidikan
maupun bidang kenegaraan lainnya.9
2. Aktualisasi Pancasila Subjektif

Aktualisasi pancasila subjektif adalah aktualisasi


pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral
dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat.
Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik
warga Negara biasa, aparat penyelenggara Negara, penguasa
Negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik
perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan
kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam pancasila.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.


Ada beberapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait
sejarah indonesia sebelum proses dan setelah perumusan
pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan
perjuangan kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa
indonesia. Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai
pancasila merupakan suatu pangkal tolak baik dalam bidang
politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan internasional
dewasa ini.

Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa

panacasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa

dan negara.

didalam pancasila itu sendiri terdapat paradigma


pembangunan diantaranya meliputi:

1. Pancasila sebagai paradigma dibidang politik

2. Pancasila sebagai paradigma dibidang hukum

3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi

4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial


budaya

5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan


kehidupan antar umat beragama.
6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ipteks
Kemudian aktualisasi pancasila terdiri dari dua macam
yaitu aktualisasi objektif dan subjektif.

B. Saran

Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak


berhenti sampai disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran
PKn, tentunya mengenai media pembelajaran PKn. Kami berharap
agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui problematika
pada pembelajaran khususnya PKn, mengingat peran pendidik bagi
siswa sangatlah dipandang penting untuk perkembangan
pendidikan dinegara indonesia tercinta ini.

Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam


hal-hal penyajiannya maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat
menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat membangun
kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir
kata kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Calam dan Sobirin, “Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan

bernegara”, Jurnal SAINTIKOM, Volume 4, No. 1, Januari 2008.

Budiyono, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi , Bandung:


Alfabeta, 2012.

Lubis, Maulana Arafat, pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi

pendidikan abad ke 21, Medan: Akasha Sakti, 2018.

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma Offeet, 2010

Rahayu, Ani Sri, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jakarta:

Bumi Aksara, 2017.

Anda mungkin juga menyukai