Anda di halaman 1dari 95

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat


taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun modul mata kuliah Ekonomi Mikro
ini. Salawat beserta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, dan semoga kita mendapatkan safa’atnya di yaumil akhir kelak, aamiin ya
rabbal alamin. Modul ini merupakan materi kuliah dari mata kuliah Ekonomi Mikro
untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Modul mata kuliah ini sangat diperlukan bagi perkuliahan. Dengan
adanya modul Ekonomi Mikro ini diharapkan nantinya mahasiswa dapat memahami
apa sebenarnya Ekonomi Mikro serta ruang lingkup yang terdapat di dalamnya.
Dalam penyusunan modul ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan,
untuk itu kepada bapak/ibu dosen dan para pembaca kiranya dapat memberikan
masukan dan saran untuk lebih baik kedepannya.

Penulis

Tim Teaching

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
I. IDENTITAS ........................................................................................ 1
a. Nama Mata kuliah .......................................................................... 1
b. Kode Mata kuliah ........................................................................... 1
c. Jumlah SKS .................................................................................... 1
d. Nama Dosen/ Team Teaching ........................................................ 1

II. PENDAHULUAN ............................................................................... 2


a. Deskripsi Mata Kuliah ................................................................... 2
b. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ............................................... 2
c. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah........................................ 2

III. PEMBELAJARAN ............................................................................ 4


a. Kegiatan Pembelajaran ke 1 ........................................................... 4
1. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro .............................................. 4
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 4
3. Materi Pembelajaran ................................................................ 4
4. Tugas/Latihan ........................................................................... 11
b. Kegiatan Pembelajaran ke 2 ........................................................... 12
1. Permintaan dan Penawaran ...................................................... 12
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 12
3. Materi Pembelajaran ................................................................ 12
4. Tugas/Latihan ........................................................................... 25
c. Kegiatan Pembelajaran ke 3 ........................................................... 25
1. Konsep Elastisitas……………. ............................................... 25
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 25
3. Materi Pembelajaran………………….. .................................. 26
4. Tugas/Latihan .......................................................................... 33
d. Kegiatan Pembelajaran ke 4 ........................................................... 34
1. Teori Tingkah Laku Konsumen………………… ................... 34
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 34
3. Materi Pembelajaran……………………………… ................ 34
4. Tugas/Latihan…………………………………………………44
e. Kegiatan Pembelajaran ke 5 ........................................................... 44
1. Teori Tingkah Laku Produsen………………… ..................... 44
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 44
3. Materi Pembelajaran……………………………… ................ 45
4. Tugas/Latihan…………………………………………………57
f. Kegiatan Pembelajaran ke 6 ........................................................... 58
1. Biaya Produksi………………… ............................................. 58

ii
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 58
3. Materi Pembelajaran……………………………… ................ 58
4. Tugas/Latihan…………………………………………………64
g. Kegiatan Pembelajaran ke 7 ........................................................... 65
1. Struktur Pasar………………… ............................................... 65
2. Tujuan Materi Pembelajaran .................................................... 65
3. Materi Pembelajaran……………………………… ................ 65
4. Tugas/Latihan…………………………………………………90
DAFTAR PUSTAKA

iii
I. IDENTITAS MATAKULIAH

A. Nama mata kuliah : Ekonomi Mikro


B. Kode mata kuliah : EMJ120033
C. Jumlah sks : 3 sks
D. Nama dosen/team teaching : 1. Dra. Lailan Safina, M.Si
2. Radiman, S.E., M.Si
3. Muhammad Andi Prayogi, S.E., M.Si
4. Nadia Ika Purnama, S.E., M.Si
5. M. Elfi Azhar, S.E., M.Si
6. Mukmin, S.E., M.Si

1
II. PENDAHULUAN

A. Deskripsi Matakuliah

Mata kuliah Ekonomi Mikro ini dirancang untuk mengembangkan analisa


mengenai fungsi ekonomi pasar dari pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat di
dalamnya, seperti konsumen dan produsen yang berperan menentukan harga, serta
alokasi sumber daya yang maksimum. Matakuliah ini membahas tentang (1) Ruang
lingkup ekonomi mikro, masalah ekonomi dan metode ilmu ekonomi, (2) Permintaan,
penawaran dan keseimbangan pasar, (3) Konsep dan aplikasi elastisitas, (4) Teori
perilaku Konsumen, (5) Teori perilaku produsen, (6) Teori biaya, (7) Teori pasar.
Untuk mencapai tujuan dan isi materi tersebut digunakan metode pembelajaran Tatap
muka langsung dan tidak langsung. Penilaian (evaluasi) terdiri dari tiga komponen
yaitu TTM 30% (Kehadiran 20%, UTS 40% dan UAS 40%), TT 30% (MR 20%,
TR 20%, JR 30%, dan MRch 30%), TM 30% (MR 60%, dan TR 40%), dan Attitude
10%, yang semuanya bersumber dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Adapun capaian pembelajaran mata kuliah yang nantinya diharapkan yaitu
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa gambaran umum tentang corak dan
ruang lingkup analisis ekonomi, masalah ekonomi serta metode ilmu ekonomi, baik
dari segi permintaan dan penawaran, perilaku konsumen dan produsen, dari segi
biaya, serta dari pasar berdasarkan nilai-nilai Al-Islam dan kemuhammadiyahan.

C. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


1. Mahasiswa mampu memahami gambaran umum tentang corak dan ruang
lingkup analisis ekonomi, masalah ekonomi serta metode ilmu ekonomi
2. Mahasiswa mampu memahami prilaku konsumen dan produsen lewat
analisa permintaan dan penawaran dan elastisitas
3. Mahasiswa mampu memahami prilaku konsumen dalam menggunakan
pendapatan yang diperolehnya untuk mencapai kepuasan yang maksimal
4. Mahasiswa mampu memahami sifat hubungan di antara tingkat produksi
yang ingin dicapai dengan faktor-faktor produksi yang digunakan

2
5. Mahasiswa mampu memahami pendekatan teori ekonomi dalam
menganalisis biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam jangka pendek maupun jangka
panjang
6. Mahasiswa mampu memahami dan dapat mengidentifikasi bentuk dan
struktur pasar
7. Mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan rasa tanggungjawab berdasarkan nilai-nilai Al-Islam dan
kemuhammadiyahan

3
III. PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran-1
1. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup ekonomi mikro
2) Mahasisiswa dapat mengetahui batasan dan manfaat ilmu teori ekonomi
mikro
3) Mahasiswa dapat mengetahui metode ilmu ekonomi

3. Materi Pembelajaran
a. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
Ruang lingkup ekonomi mikro sangat luas dan di antara topik yang satu
dengan topik yang lainnya yang saling berhubungan sehingga kita tertarik untuk
mempelajari dan memahami. Dimulai dengan konsep perilaku konsumen, yang
mengungkapkan bagaimana upaya pencapaian maksimum kepuasan (maximize
satisfaction) dengan mengkonsumsi berbagai jenis dan tingkat harga yang
disesuaikan dengan pendapatan yang diterima. Untuk pencapaian maksimum
kepuasan, konsumen dihadapkan kepada alternatif produk sekaligus dinilai sebagai
barang yang berguna. Permintaan konsumen dapat dinyatakan sebagai individual
demand maupun market demand. permintaan terhadap sesuatu barang tentunnya
bergantung kepada tingkat harga output yang berlaku di pasar, disamping faktor
ainnya seperti pendapatan konsumen yang siap untuk dibelanjakan, harga barang
subtitusi, selera konsumen dan harapan konsumen.
Penawaran output yang dilakukan oleh produsen terdiri dari penawaran
sebagai individu maupun market supply. Dalam kaitan ini tentunya produsen
memperhitungkan biaya yang digunakan untuk menciptakan output, kemudian
menetapkan harga output dimaksud sebagai kesediaan sekaligus kerelaan menjual
barang kepada konsumen. Penawaran akan sesuatu outputditentukan kelangkaan

4
(scarcity) dalam pengertian relatif disebabkan oleh kelangkaan mendapatkan faktor-
faktor produksi.
b. Batasan Dan Manfaat Teori Ilmu Ekonomi Mikro
Seperti halnya science, ilmu ekonomi juga memfokuskan pada explanation
dan prediction dari fenomena yan ada. Ilmu ekonomi dalam perkembangannnya
mengungkapkan bagaimana upaya manusia untuk memanfaatkan keberadaan sumber
daya yang terbatas secara efisien guna menciptakan barang (output). Efesien dalam
pemanfaatan sumber daya disebabkan sumber daya yang tersedia jumlahnya terbatas
dan tidak akan bertambah, berbeda dengan manusia yang jumlahnya terus mengalami
pertambahan. Sehingga adanya scarcity ( kelangkaan) adalah yang dimana sesuatu
yang langkah kalau jumlahnya tidak tersedia dengan kebutuhan, choice (pilihan)
adalah dimana kebutuhan manusia tidak terbatas sementara sumber daya yang ada
terbatas, oleh sebab itu manusia harus bisa menentukan pilihan yang mana paling
penting, biaya kesempatan (oppurtinty cost) adalah sesuatu yang hilan dikarenakan
telah memilih alternatif yang lain.
Menurut Prof P. A Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi yang dapat
diartikan sebagai suatu studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat
pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang dengan menggunakan sumber-sumber
daya yang terbatas tetap dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi
sekarang dan dimasa akan datang kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.
Menurut Mankiw mendefinisikan ilmu ekonomi yang dapat diartikan sebagai studi
tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang selalu terbatas atau
langka. Hukum kejarangan (law of scarcity) menyatakan bahwa sumber-sumber
ekonomi (economy resource) bersifat jarang dan dapat digunakan secara alternatif.
Sumber-sumber daya meliputi sumber daya alam, dan sumber daya modal.
Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu ekonomi harus memberikan petunjuk pada
penggunaan sumber-sumber ekonomi tersebut sebaik mungkin (efesien).
Dengan kenyataan banyaknya masalah didalam perkonomian dan isu-isu yang
berkembang mengenai pemanfaatan sumber daya yang terbatas sementara kebutuhan

5
manusia yang tidak terbatas, sehingga masalah dan issue pokok ilmu ekonomi yang
dikaji adalah sebagai:
1. Masalah produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk meningkatkan manfaat suatu barang. Untuk
meningkatkan manfaat tersebut diperlukan bahan-bahan yang disebut faktor
produksi. Sesuai dengan asumsi bahwa sumber-sumber ekonomi (faktor
produksi) bersifat jarang maka faktor-faktor produksi harus dikombinasikan
secara baik atau secara efesien sehingga dicapai kombinasi faktor dengan biaya
yang paling rendah. Secara konvesional faktor produksi digolongkan menjadi
faktor tenaga kerja dan faktor produksi. Masalah produksi menyangkut tiga
pertanyaan pokok yaitu :
a. What (Apa)
Berarti barang apa yang akan diproduksi. Untuk isu ini berlaku apakah produksi
diperlukan untuk memenuhi permintaan atau sebaliknya dan bagaimana
perkembangan nya dewasa ini
b. How (Bagaimana)
Berarti bagaimana proses produksi dilakukan dan berapa besarnya produksi.
Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses produksi ? Ilmu
ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting didalam proses produksi
tetapi manfaat teknologi tidak ditentukan oleh tingkat kecanggihan, teknologi
bukan satu-satunya pilihan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor lain yang
harus dipertimbangkan seperti skala produksi, kemampuan manajemen, iklim
dan lain-lain agar teknologi menghasilkan tingkat efeisensi paling besar.
c. For Whom (Untuk siapa)
Berarti untuk siapa barang ini diproduksi, apakah sebagai konsumsi dalam negeri
atau guna memenuhi pasar internasional atau kemungkinan hanya pada
masyarakat lokal (local people). Atau dengan kata lain untuk siapa barang
diproduksi untuk menunjukkan bagaimana output total dibagi antar konsumen
yang berbeda. Karena sumber daya bersifat langka dalam setipa perekonomian,
sehingga tidak ada masyarakat yang dapat memuaskan semua keinginannya.

6
2. Masalah distiribusi
Masalah distribusi barang atau jasa yang dihasilkan produsen berkaitan dengan
pertanyaan untuk siapa barang-barang itu dihasilkan. Hal ini sangat berkaitan
dengan distribusi pendapatan. Pendapatan yang diterima masyarakat akan
menciptakan daya beli yang akan meminta barang-barang yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka . Barang-barang atau jasa-jasa yang
dihasilkan oleh produsen sudah barang tentu yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Masalah distribusi bukan hanya masalah yang berkaitan dengan bagaimana
barang-barang atau jasa-jasa sampai pada konsumen tetapi juga distribusi
pendapatan. Pasar merupakan infrastruktur yang diperlukan dalam distribusi
barang-barang dan jasa. Pada mulanya orang berfikir pasar hanya sebagai tempat
bertemunya permintaan dan penawaran yang dibatasi fisik dan geografis. Namun
pasar dalam masyarakat modren tidak dibatasi oleh kedua hal tersebut.
Perkembangan teknologi informasi memungkinkan transaksi antara penjual dan
pembeli dapat berjalan melalui telepon, internet dan sebagainya.
3. Masalah konsumsi
Konsumis kegiatan yang memanfaatkan barang-barang atau jasa-jasa dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup tergantung dari pendapatan yang diperoleh. Pendapatan dapat
dikelompokan menjadi pendapatan rendah, sedanng dan tinggi. Pengelompokan
ini bersifat sangat relatif tergantung besarnya pendapatan nasional perkapita.
Barang-barang atau jasa-jasa bukan hanya digolongkan menjadi barang mewah
atau tidak barang mewah. Tetapi dapat juga dibedakan menjadi barang –barang
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bukan tergolong barang-barang untuk
memenuhi kebutuhan pokok.

7
c. Metode-Metode Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dapat dikelompokkan apakah sebagai ilmu ekonomi murni
(pure economics) yang meliputi ekonomi mikro, ekonomi makro, dan ilmu ekonomi
terapan. Secara sederhana ekonomi mikro pada hakikatnya mengungkapkan
bagaimana perilaku individu dalam pengambilan keputusan apakah produsen atau
konsumen sehingga tercapai keseimbangan. Berbeda dengan ekonomi makro sebagai
perilaku agregat dari para pelaku ekonomi yaitu konsumen, produsen, dan bahkan
pemerintah. Selanjutnya ekonomi terapan antara lain : ekonomi internasional,
ekonomi sumber daya manusia, ekonomi sumber saya alam, ekonomi kesehatan dan
lain sebagainya.
Menurut Iskandar Putong (2003) berdasarkan analisisnya ilmu ekonomi
dibagi atas tiga golongan yaitu :
1. Ilmu Ekonomi Deskriptif
Ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang kondisi atau keadaan
ekonomi dengan sebenarnya
2. Teori Ilmu Ekonomi
Teori yang didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang
disederhanakan terutama mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi
3. Teori Aplikasi
Cabang dari ilmu ekonomi mikro dan makro, yang bertujuan menganalisis dan
menelaah tentang hal-hal yang diperlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam
perekonomian.

d. METODOLOGI ILMU EKONOMI


1. Teori Ekonomi
Teori ekonomi juga dapat berfungsi untuk memprediksi dampak dari adanya
perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Atau dengan kata lain teori
ekonomi adalah pernyataan tentang sebab akibat, aksi reaksi. Misalnya peningkatan
dan penurunan output sebagai dampak dari adanya kenaikan dan penurunan pada
variabel ekonomi lain seperti tingkat upah, inflasi dan jumlah permintaan.

8
2. Model Ekonomi
Dengan mengaplikasikan ilmu statistik dan ilmu ekonometrik maka teori
dapat digunakan untuk membuat sebuah model yang kemudian digunakan untuk
menerangkan dan memprediksisecara terukur. Dengan adanya teori ekonomi maka
disusunlah model ekonomi yaitu pernyataan formal dari sebuah teori . Model yang
baik dapat dilihat dari variabel yang digunakan yaitu ukuran yang nilainya dapat
berubah dari waktu ke waktu dan dari penelitian ke penelitian selanjutnya model itu
dapat dipersentasekan dalam bentuk kata-kata, diagramatis dan matematis.

Pendapatan rumah tangga;


Upah/gaji, bunda, sewa,
keuntungan

Faktor produksi rumah tangga


Tenaga kerja, modal, tanah
keahlian

Perusahaan Rumah Tangga

Output perusahaan
Barang dan jasa

Pendapatan perusahaan
Konsumsi Rumahtangga

Gambar 1.1
The Circular Flow of Income and Expenditure

Dari gambar 1.1. Kita dapat melihat interaksi antara sektor rumah tangga
dengan sektor perusahaan (firm). Rumah tangga memberikan faktor produksi yang
dibutuhkan perusahaan untuk produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan
keahlian. Maka terjadilah aliran penawaran produksi (garis A). Dengan diberikannya
faktor produksi, maka sektor perusahaan memberikan balas jasa yaitu berupa upah
atau gaji (pendapatan tenaga kerja), bunga (pendapatan modal), sewa (pendapatan
dari tanah), keuntungan (pendapatan dari keahlian) sehingga terjadilah aliran
pendapatan faktor produksi/rumah tangga (garis B). Kemudian faktor produksi yang
dibeli perusahaan akan diproses menjadi output berupa barang dan jasa akan dijual ke

9
sektor rumah tangga, sehingga terjadilah aliran output perusahaan berupa barang dan
jasa (garis C). Sektor rumah tangga membeli barang yang ditawarkan oleh sektor
perusahaan dengan menggunakan pendapatan mereka yang merupakan pengeluaran
rumah tangga, maka terjadilah arus konsumsi rumah tangga yang merupakan arus
pendapatan perusahaan (garis D).

3. Metode Deduktif dan Induktif


Didalam mengambil sebuah keputusan tentang dunia nyata ada dua metode
analisis yang digunakan antara lain :
a. Metode Deduktif
Metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal yang khusus berdasarkan
kesimpulan yang umum. Contoh : Bila harga suatu barang turun maka
permintaan akan barang akan meningkat
b. Metode Induktif
Metode mengambil kesimpulan untuk hal-ha umum dari hal-hal yang khusus.

4. Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition


Ceteris paribus mempunyai arti yang dimana faktor-faktor lain dianggap
konstan atau tetap. Maksudnya didalam analisis ekonomi hubungan antara dua
variabel disadari bahwa kesimpulan yang diambil berdasarkan asumsi variabel-
variabel lain dianggap tetap. Fallacy of Composition adalah apa yang baik dalam
skala kecil belum tentu baik dalam skala besar.

5. Ekonomi Positif dan Ekonomi Negatif


Ilmu ekonomi positif adalah ekonomi normatif dan ilmu ekonomi normatif
adalah ekonomi positif. Artinya segala ilmu ekonomi positif hakikatnya adalah
ekonomi normatif. karena ilmu ekonomi positif membahas atau mempelajari tentang
apa dan bagaimana masalah-masalah ekonomisebenarnya diselesaikan. Sedangkan
ilmu ekonomi normatif membahas tentang apa yang seharusnya (value jugment)
permasalahan ekonomi diselesaikan atau dengan kata lain ekonomi normatif

10
(normative economic) adalah menerangkan tentang apa atau bagaimana masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat seharusnya diselesaikan . Faktanya
permasalahan ekonomi selalu dijelaskan dan diselesaikan dengan menggunakan
beberapa asumsi yang sekiranya sesuai dengan kenyataannya. Memasuki unsur
asumsi berarti kita sudah memasukkan suatu pemikiran atau pendapat yang bersifat
normatif. (artinya boleh jadi asumsi antara satu rang dengan orang lain akan berbeda
walau dalam permasalahan yang sama), karena asumsi belum tentu terpenuhi.

E.BARANG DAN JASA

Barang adalah benda-benda yang mempunyai wujud yang dapat digunakan


untuk memenuhi kebutuhannya. Atau dengan kata lain barang adalah benda-benda
yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Barang dapat dibedakan atas :
1. Barang Ekonomi (Economic Good)
Barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yang dimana jumlah tersedia lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah barang yang dibutuhkan masyarakat dan
memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya
2. Barang Bebas (Free Good)
Barang yang tersedia dalam jumlah yang banyak atau tidak langka dan tidak perlu
pengorbanan untuk memperolehnya.
Jasa adalah tidak bisa dikatakan sebagai suatu barang. Hal ini dikarenakan
jasa tidak berwujud akan tetapi jasa dapat memberikan kepuasan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jasa tidak dapat dikatakan atau digolongkan sebagai suatu
barang karena tidak berwujud tetapi memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat

4. Tugas/Latihan
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi !
2) Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu
ekonomi makro!

11
3) Sebutkan dan jelaskan dua metode analisis didalam mengambil sebuah
keputusan tentang dunia nyata !
4) Menurut iskandar putong berdasarkan analisisnya ilmu ekonomi dibagi atas
tiga golongan, sebutkan dan jelas

5. Evluasi

Coba saudara jelaskan the circular flow of income and expenditure !

B. Kegiatan Pembelajaran-2
1. Permintaan dan Penawaran
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami elastisitas permintaan dan mengetahui angka
elastisitas harga serta dapat menggambarkan kurva permintaannya
2) Mahasisiswa dapat memahami elastisitas penawaran mengetahui angka
elastisitas harga serta dapat menggambarkan kurva penawarannya
3) Mahasiswa dapat mengetahui perhitungan keseimbangan pasar
4) Mahasiswa dapat memahami kegagalan pasar
3. Materi Pembelajaran
a. Permintaan
1) Teori Permintaan
2) Teori permintaan terhadap sesuatu output menerangkan bagaimana
seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu
barang yang tersedia di pasar. Atau dengan kata lain permintaan adalah berbagai
jumlah (kuantitas) suatu barang dimana konsumen bersedia membayar pada berbagai
alternatif harga barang. Dan didalam teori permintaan telah dijelaskan bahwa
besarnya perubahan permintaan sebagai akibat adanya perubahanharga tidak
diketahui berapa besar effek dari harga tersebut terhadap besarnya perubahan
permintaan. Yang diketahui hanyalah turun atau naik. Price effect terhadap jumlah

12
barang yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan
the law of demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan
mengharapkan harga barang turun (expected demand), meskipun dalam kenyataannya
tidakla demikian, justru harga barang cenderung naik dalam perkembangannya.
Mengapa expected demand pada tingkat harga turun, karena pembeli dapat
meningkatkan pembelian barang sehimgga pembeli akan mendapatkan keuntungan
(consumer surplus).
Dalam perkembangannya bahwa jumlah permintaan dapat diperhitungkan ke
depan sebagai suatu estimasi. Tentu dengan memperhatikan perubahan-perubahan
pada masing – masing variable independent. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu :
1. Harga barang itu sendiri
Bila harga suatu barang itu mengalami penurunan maka permintaan akan barang
tersebut mengalami kenaikan atau bertambah. Hal ini sesuai dengan hukum
permintaan, yang dimana bila harga barang naik maka permintaan akan barang
akan mengalamim penurunan atau sebaliknya tetapi dengan asumsi ceteris
paribus
2. Harga barang yang terkait
Harga barang lain yang terkait juga dapat mempengaruhi suatu barang tetapi
kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan barang
tersebut bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplementer (pelengkap).
3. Tingkat pendapatan
Semakin bertambah tingkat pendapatan maka daya beli konsumen akan
meningkat, sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat.
4. Selera atau kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.
5. Jumlah penduduk
Semakin bertambah jumlah penduduk setiap tahunnya maka akan meningkatkan
suatu barang. Contohnya permintaan beras

13
6. Perkiraan harga di masa akan datang
Jika diperkirakan bahwa harga barang akan naik, maka sebaiknya membeli
barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat
ini guna menghemat belanja di masa mendatang
7. Distribusi pendapatan
Semakin merata atau baik distribusi pendapatan konsumen maka daya beli
secara umum akan meningkat sehingga permintaan akan suatu barang akan
meningkat.
8. Promosi perusahaan
Salah satu contoh promosi perusahaan adalah iklan baik di media elektronik atau
media cetak. Dengan adanya iklan tersebut maka masyarakat jadi mengenal
produk tersebut di pasar, sehingga meningkatkan permintaan akan produk
tersebut.
Secara umum fungsi permintaan adalah sebagai berikut:

Qd = f (Pd)

Dmana :

Qd = Jumlah permintaan terhadap barang (q)

Pq = Harga barang (q) persatuan/unit

Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis


dengan varibel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor
tersebut dapat dirumuskan fungsi permintaan sebagai berikut :

Qd = f (Pq, Y, Py, T, C, V, Prom, Y, dis)

Dimana :

Qd : Permintaan barang x
Pq : Harga barang itu sendiri
Y : Pendapatan konsumen yang siap untuk dibelanjakan
Py : Harga barang (y) yang dapat mensubsititusi barang (X)
T : Taste (selera konsumen)

14
C : Jumlah konsumen
V : Expeted (harapan konsumen)
Prom : Promosi
Ydis : Distribusi pendapatan
Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di atas selain harga
dianggap tetap atau tidak berubah maka permintaan hanya ditentukan oleh harga.
Artinya besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya
perubahan harga. Dengan demikian permintaan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Perubahan Permintaan

Dengan memperhatikan formulasi tersebut kita kemudian dapat menentukan


fungsi permintaan sebagai fungsi linear sebagai berikut:
Qd = a – bP

Adapun a adalah konstanta yang dapat juga dinyatakan sebagai parameter atau indeks
exogeneousindependent variable dan b sebagai parameter atau indeks
endogeneousindependent variable (faktor utama) maupun demand elasticity.

b. Skedul dan Kurva Permintaan


Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan
tingkat permintaan barang tersebut. Dan kurva permintaan adalah kurva yang
menggambarkan sifat perkaiatan di antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah

15
barang yang diminta pembeli. Atau dengan kata lain kurva permintaan adalah kurva
yang menggambarkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah yang diminta (Qd).
Jikalau harga semakin tinggi maka jumlah barang yang diminta semakin rendah atau
semakin rendah. Hubungan yang demikian disebut hubungan yang negatif. Kalau
variabel yang satu naik maka variabel yang lain turun. Disini berlaku hukum
permintaan yaitu kalau harga suatu barang naik maka jumlah yang diminta akan
turun, ceteris paribus (yang lain-lain tidak berubah). ” Hukum permintaan : Jika
harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan,
begitu juga sebaliknya apabila harga barang meningkat, maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami penurunan.”
Tabel 2.1
Skedul Permintaan

Harga (P)
Barang X Permintan Barang
Titik/Periode (Ribu Rupiah) (Qd)
A 5 1
B 4 2
C 3 3
D 2 4
E 1 5

Dari tabel 2.1 dapat dicari fungsi permintaan dengan menggunakan rumus di
antara dua titik sebagai berikut:

Kita misalkan menggunakan titik A (5,1) dan titik D (2,4) maka fungsi
permintaannya adalah sebagai berikut:

-3(Q-2) = 3 (P-4) -3Q = 3P -18


-3Q + 6 = 3P -12 Qd = -P + 6
-3Q = 3P – 12 – 6 Qd = 6 - P

16
Slope = Slope =

Slope = Slope = -1
Slope (kemiringan) pada titik A (5,1) dan titik D (2,4) bernilai -1

P (Harga)

D (Demand)

0 2 5 Q (Jumlah barang)

c. Penawaran
Apabila dalam teori permintaan bahwa price effect menunjukkan hubungan
yang negatif. Tetapi pada teori penawaran justru menunjukkan hubungan yang positif
sebagai penjelasan dari hukum penawaran yang menggambarkan expected supply.
Pernyataan ini memberikan arti bahwa supllier selalu mengharapkan agar harga
barang cenderung meningkat sehingga jumlah yang ditawarkan supplier juga
mengalami kenaikan dan akhirnya supllier akan memperoleh laba maksimum yang
meningkat pula sebagaimana tujuan daripada perusahaan tersebut.
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan penjual (produsen) pada
berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Penawaran individu adalah penawaran
yang dilakukan oleh produsen sebagai individu, terhadap suatu barang yang
diciptakan di pasar output.

Dengan memperhatikan persamaan setelah dimasukkan berbagi faktor


produksi maka fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:

17
Qs = a + bP
c adalah konstanta parameter exogeneous independent variable(faktor pendukung)
dan d sebagai parameter endogeneousindependent variable (faktor utama)
Penawaran akan sesuatu output ditentukan oleh kelangkaan (scarcity)
dalam pengertian relatif disebabkan faktor-faktor produksi antara lain:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik maka produsen akan menambah jumlah barang
produksi. Hal tersebut sesuai dengan hukum penawaran. Yaitu semakin tinggi
harga suatu barang maka akan semakin banyak jumlah barang yang akan
ditawarkan dengan asumsi ceteris paribus.
2. Harga barang lain terkait
Dapat dijelaskan bahwa apabila barang pengganti (substitusi) naik maka
penawaran suatu barang akan bertambah atau sebaliknya. Contoh: Kenaikan atas
import tarif, sehingga harga barang import juga mengalam kenaikan.
3. Harga faktor produksi
Penurunan harga faktor produksi seperti bahan baku akan menurunkan biaya
produski menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya bertambah sehingga
penawaran output tersebut juga mengalami kenaikan.
4. Teknologi
Dalam proses manufaktur dengan menggunakan mesin yang canggih dalam proses
produksi akan menurunkan biaya produksi sehingga akan meningkatkan
penawaran terhadap barang tersebut
5. Jumlah penjual
Bila jumlah penjual suatu barang bertambah hal ini juga menambah penawaran
tersebut.
6. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran. Contoh kebijakan
tentan kebutuhan pokok di Indonesia seperti beras.
Secara umum fungsi penawaran adalah sebagai berikut :

18
Qs=f(Pq)
Dimana :
Qs = Jumlah penawarann output (q)
P = Harga perunit output sekaligus berati biaya rata-rata input produksi

Dengan digunakannya faktor produksi sebagaimana keterangan di atas maka


fungsi penawaran akan menjadi sebagai berikut:
Qs = f (Px, Py, Pi, Tek, Pen, Keb)
Keterangan :
Qs : Penawaran barang x
Px : Harga barang x
Py : Harga barang y
Pi : Harga faktor produksi
Tek : Teknologi
Penj : Jumlah Penjual
Kebij : Kebijakan pemerintah

Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran di atas selain harga


dianggap konstan atau tidak berubah maka penawaran hanya ditentukan oleh harga.
Artinya besar kecilnya perubahan penawaran ditentukan oleh besar kecilnya
perubahan harga. Dengan demikian hukum penawaran adalah bila harga suatu
barang naik maka penawaran barang tersebut akan naik, atau sebaliknya bila harga
barang tersbut turun maka penawarannya akan turun dengan asumsi ceteris paribus(
artinya : faktor-faktor lain selain daripada harga dianggap tetap). Bagaimana pula
hubungan antara penawaran terhadap harga? Secara teori apabila jumlah barang yang
ditawarkan sangat banyak, maka harga tersebut relatif akan menurun. Dan
sebalikinya, bila jumlah penawaran barang tersebut relatif sedikit maka harganya kan
naik. Secara teoritis dapat dijelaskan apabila pada suatu pasar, penawaran suatu
barang yang relatif sangat banyak menyebabkan harga meningkat, maka:
1. Barang yang tersedia di pasar dapat memenuhi semua permintaan sehingga untuk
mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual barang tersebut.
2. Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya
dengan cara secepat mungkin memperbanyak jumlah penjualan produknya.

19
Sebaliknya apabila suatu pasar penawaran suatu produk relatif sedikit, yang
terjadi harga akan naik. Keadaaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Barang yang tersedia pada produsen / penjual relatif sedikit sehingga manakala
jumlah permintaam stabil, maka produsen akan berusaha menjual produknya
dengan menaikkan harga jual
2. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungan dari menaikkan harga
Teori yang menerangkan hubungan antara penawaran terhadap harga adalah
merupakan pernyataan positif yang disebut teori penawaran. Dengan demikian teori
penawaran adalah perbandingan terbalik antara penawaran terhadap harganya yaitu
apabila penawaran naik maka harga relatif akan turun, sebaliknya bila penawaran
turun maka harga relatif akan naik. Penawaran pasar adalah ketersediaan produsen
secara keseluruhan untuk menjual output yang dihasilkan dengan berbagai tingkat
harga yang berlaku.
Tabel 2.2
Penawaran

Harga ($) Banyaknya Penawaran ( Unit)


100 600
50 400
25 300
10 100

Dari tabel di atas dapat terlihat antara hubungan tingkat harga dengan
kesediaan menjual output sebagai hubungan positif, dimana kecenderungan harga
output yang meningkat diikuti oleh kenaikan penawaran dan sebaliknya.
Contoh soal: harga sebuah tas sebesar $100, jumlah tas yang ditawarkan sebanyak
600 unit tas, ketika harga tas turun menjadi $50, jumlah tas yang ditawarkan menjadi
400 unit tas, dari keterangan tersebut tentukan fumgsi persamaan dari penawarannya

-50(Q – 600) = -200(P – 100)

20
-50Q + 30.000 = -200P +20.000
-50Q = -200P + 20.000 – 30.000
-50Q = -200P – 10.000
Qs = 4P + 200

Slope = Slope =

Slope = Slope = 4

Slope (kemiringan) untuk kurva penawaran bernilai 4


P (Harga)
S (Supply)

100

50

Q (Jumlah barang)
0 400 600

Perubahan penawaran terjadi karena dua sebab yaitu perubahan harga dan
perubahan faktor non harga misalnya teknologi. Perubahan harga menyebabkan
jumlah barang yang ditawarkan tetapi perubahan tersebut itu hanya suatu kurva yang
sama. Ini disebut pergerakan sepanjang kurva penawaran (movent along supply
curve). Bila kurva penawaran sebagai contoh berikut ini adalah pegerakan sepanjang
kurva penawaran.

Gambar 2.2
Kurva Pergeseran Kurva Penawaran

21
d. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar adalah keseimbangan antara permintaan dengan
penawaran. Harga keseimbagan adalah harga dimana konsumen dan produsen sama-
sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual .
Keseimbangan di antara permintaan dan penawaran output dinyatakan sebagai
keseimbangan pasar (market equilibrium).
Qd = Qs

a – bP = a + bP

Dalam pengertiannya diperoleh bahwa jumlah ouput yang diminta


konsumen adalah sama besranya dengan jumlah ouput yang ditawarkan oleh
produsen pada harga tingkat tertentu yang berlaku di pasar output. Jadi Hal ini dapat
dijelaskan melalui gambar di bawah ini :

Gambar 2.3 Keseimbangan Pasar

Excess demand adalah suatu kondisi dimana jumlah barang (output) yang
diminta oleh konsumen lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen disebabkan oleh kencederungan tingkat harga barang yang
tersedia di pasar cenderung mengalami penurunan di bawah harga keseimbangan
sehingga merangsang konsumen untuk lebih banyak membeli barang dimaksud.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi perubahan harga dinyatakan konstan,
Dengan menggunakan gamabr dapat dilihat sebagai berikut:

22
Gambar 2.4 Excesss Demand

Excess supply adalah suatu kondisi di mana tingkat harga ouput yang
ditawarkan oleh produsen cenderung meningkat dan diikuti peningkatan jumlah
penawaran output. Pada gambar di bawah ini memperlihatkan bergeraknya tingkat
harga di atas OP dan kemudian diikuti oleh peningkatan penawaran bergerak
melebihi OX. dengan demikian terdapat selisih antara jumlah penawaran dan
permintaan yang mengakibatkan kelebihan penawaran. Sebagaimana dalam excess
demand maka pada excess supply faktor lain mempengaruhi kenaikan harga output
dinyatakan konstan.

Gambar 2.5 Excess Supply

23
e. Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar dapat disebabkan karena informasi yang tidak sempurna
tentang produk, daya monopoli, adanya eksternalitas dan adanya barang publik.
1. Informasi tidak sempurna (incomplite information)
Ketika kita ingin membeli sepeda motor bekas, kita harus membayar dengan
menyewa monitir terlebih dahulu untuk melihat apakah sepeda motor itu masih
bagus atau tidak. Dan begitu juga saat perusahaan mebutuhkan pegawai, untuk
mengetahui apakah calon pegawai pegawai berkompeten untuk bekerja maka
perusahaan menggunakan konsultan, dimana jasanya akan dibayar oleh
perusahaan. Jadi kenyataannya kita tidak pernah tahu persis informasi tentang
kualitas barang yang akan digunakan.
2. Daya monopoli (monopoly power)
Dalam kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya satu produsen atau beberapa
produsen yang mampu mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga,
sehingga barang yang diproduksi lebih sedikit, harga menjadi lebih mahal
dibandingkan dalam pasar persaingan sempurna.
3. Eksternalitas (Externality)
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita oleh
pelaku ekonomi lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya
secara formal.
4. Barang publik (public goods)
Barang publik adalah barang yang disediakan oleh pemerintah yang digunakan
tanpa dikenakan biaya (cost). Contoh jalan raya, jembatan, tempat ibadah dan lain-
lain. Semi barang publik adalah bayar yang dimana orang harus membayar dan
memenuhi syarat lainnya untuk dapat menggunakannya seperti jalan tol
5. Barang altruisme (altruism good)
Barang altruisme adalah barang yang ketersediaannya berdasarkan suka rela
karena rasa kemanusiaan. Contoh donor darah.

24
1. Tugas/latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permintaan dan penawaran !
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan!
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran !
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan excess demand dan excess supply dan
buatlah kurvanya !
5. Jelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran !
6. Dari tabel dibawah ini buatlah kurva permintaan dan fungsi permintaannya !

Barang Harga (Rupiah) Permintaan (Unit)


A 450 150
B 300 450
C 250 600
D 100 800

7. Diketahui Qd = 600 – 20P


Qs = -200 + 20 P
a. Tentukan harga keseimbangan!
b. Tentukan jumlah keseimbangan barang !
c. Gambarkan keseimbangan pasarnya !
d. Tentukan excess demand dan excess supply !

C. Kegiatan Pembelajaran-3
1. Elastisitas
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami tentang elstistas permintaan
2) Mahasiswa dapat memahami angka elastisitas harga dan dapat membuat
kurva permintaannya
3) Mahasiswa dapat mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi elastisitas
harga
4) Mahasiswa dapat memahami tentang elstistas penawaran

25
5) Mahasiswa dapat mengetahui angka elastistas penawaran dan dapat
membuat kurvanya
3. Materi Pembelajaran
a. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah derajat (peresentase) perubahan harga
sesuatu barang (output) yang mempengaruhi persentase perubahan jumlah barang
yang diminta sehingga dinyatakan sebagai price elasticity of demand. Atau dengan
kata lain elastisitas permintaan adalah untuk mengukur perubahan salah satu faktor
yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Setidaknya ada tiga faktor penting yang
mempengaruhi permintaan terhadap barang yaitu harga barang itu sendiri, harga
barang lain yang terkait, dan tingkat pendapatan. Dengan formulasi yang dapat
disajikan sebagai berikut :

Ed =

Ed =

Ed =

Elastisitas harga (Ep) adalah mengukur berapa persen permintaan terhadap


suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Ep=

Ep =

Ep =

Ep =

Adapun pengukuran elastisitas harga yang dinyatakan sebagai berikut:

a. Ep > 1 disebut elastic demand

26
Artinya perubahan harga menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
Contoh pada saat harga mobil turun maka banyak pembeli yang akan membeli
mobil tersebut karena melihat barang-barang tersebut lebih murah dibandingkan
barang penggantinya yang lain.

Ep > 1  elastis

b. Ep = 1 disebut unitary elastic of demand


Artinya perubahan harga menyebabkan perubahan permintaan terhadap barang
yang sama dimana jika harga meningkat 10% maka permintaan turun sebesar
10%

Ep = 1 Unitary elastis

c. Ep < 1 disebut in-elastic demand


Artinya perubahan dalam permintaan lebih kecil daripada perubahan harga.
Contoh jika harga beras meningkat maka pembeli susah untuk memperoleh
barang pengganti oleh karena itu pembeli harus tetap membeli barang tersebut
tetapi permintaan tidak banyak berkurang. Jika harganya turun permintaan tidak
banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang berpindah dari
membeli barang pengganti beras.

Ep < 1  inelastis

27
d. Ep= ∞ disebut perfectly elastic demand
Artinya pada garis permintaan yang horizontal dimana tingkat harga diyatakan
tetap. Atau dengan kata lain perubahan harga sedikit saja menyebabkan
perubahan permintaan terhadap barang tak terhingga. Hal ini dapat terlihat pada
gambar dibawah ini :

Ep = ∞  Inelastis sempurna

e. Ep = 0 disebut completely inealstic demand


Artinya Berapapun harga suatu barang akan tetap membeli barang tersebut.
Contoh garam. Hal ini dapat terlihat pada gambar dibawah ini :

Ep = 0  inelastis sempurna

1. Elastisitas titik (point elasticity)


Pengukuran nilai elastisitas melalui suatu titik tertentu. Disamping itu elastisitas
titik ini dapat digunakan untuk membandingkan apakah suatu garis permintan
yang berpotongan dengan permintaan garis lainnya lebih elastis maupun pada garis
berpotongan

Ept =

28
Contoh Pada saat harga Rp. 200 jumlah yang diminta sebesar 600 unit.
Ketika harga naik menjadi 300, jumlah barang yang diminta 200 unit. Besarnya
koefisien elastisitas permintaan barang tersebut adalah sebagai berikut:

Ept =

Ept = x

Ept =

Ept = -1,33 < 1


2. Elastisitas harga silang ( cross price elasticity)
Menyatakan sebagai proporsi perubahan tingkat harga sesuatu barang yang
mempengaruhi proporsi jumlah permintaan barang lain.

Epc =
Epc =
Epc = .
Epc = .

Nilai Epc mencerminkan hubungan antara barang X dengan barang Y. Jika Epc >
0, barang X merupakan barang subtitusi. barang Y. Nilai Epc < 0 menunjukkan
hubungan barang X dan Barang Y adalah komplementer.
3. Elastisitas busur (arc elasticity)
Menyatakan perubahan jumlah barang yang diminta dimana garis permintaan
membentuk busur dari original point. Elastisitas busur (Epb) adalah untuk
mengukur elastisitas permintaan antara dua titik. Rumus perhitungan elastisitas
busur hanya sedikit perbedaannya dengan rumus perhitungan elastisitas titik.
( )
Epb = ( )

4. Elastisitas pendapatan (income elasticity)


Menyatakan persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan
berubah sebesar satu persen.

Ei =

29
Ei =
Ei =

Untuk nilai Ei positif hal ini dikarenakan kenaikan pendapatan akan meningkatkan
permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang
dengan nilai Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0
sampai 1 merupakan barang kebutuhan pokok (essencial goods). Barang dengan nilai
Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods),. Ada barang dengan Ei < 0 barang
tersebut merupakan barang inferior (inferior goods).
Faktor – faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga yaitu :
1. Adanya barang subtitusi
Semakin sulit subtitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Sebaliknya
makin banyak barang pengganti atau subtitusi ke atas suatu barang maka
semakinelastis sifat permintaannya
2. Jumlah konsumen
Semakin banyak jumlah konsumen atau pembeli semakin inelastis sifat
permintaannya. Hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai
makanan pokoj. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras di Indonesia
inelastis. Penjelasan ini sebenarnya menunjukkan bahwa elastis harga dipengaruhi
oleh pokok tidaknya suatu barang. Semakin pokok suatu barang semakin inelastis
permintaannya.
3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya
garam dan televisi. Meskipun harga garam meningkat 50% kenaikan itu hanya Rp.
1000 yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar
keluarga. sebaliknya kenaikan harga TV 10% dalam jumlah nominal uang Rp.
200.000 dan cukup menyebabkan sebagian besar keluarga menunda pembeliannya
sampai tahun depan
4. Jangka waktu analisis/ perkiraan atau pengetahuan konsumen

30
Dalam jangka pendek, terjadinya perubahan harga tidak secara otomatis
menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Hal ini disebabkan peubahan yang
terjadi di pasar belum di ketahui oleh konsumen, sehingga dalam jangka pendek
permintaan cenderung tidak elastis
d. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah derajat (persentase) perubahan harga sesuatu
output yang ditawarkan mempengaruhi persentase perubahan jumlah output yang
ditawarkan sehingga dinyatakan sebagai supply elasticity. Dengan formula yang
dapat disajikan sebagai berikut:

Es =

Es =

Es = .

Dengan menggunakan grafik dapat diperoleh sebagai berikut :

Gambar 3.1 Elastisitas Penawaran

Adapun elastistas penawaran (Es) dan bentuk kurva penawarannya adalah


sebagai berikut:
1. Inelastis (Es < 1)

Es < 1  inelastis

31
2. Elastis (Es >1)

Es > 1  elastis

3. Unitary elastis (Es = 1)

Es = 1  Unitary elastis

4. Inelastis sempurna (Es = 0 )

Es = 0  inelastis sempurna

5. Elastis sempurna (Es = ∞ )

32
Es = ∞  elastis sempurna

Contoh Soal : Pada saat harga cabai merah sebesar Rp. 20.000/Kg penawaran cabai
merah 400 Kg. Ketika harga cabai merah naik sebesar 40.000/Kg,
penawaran cabai merah 800/Kg. Berapakah elastisitas penawaran ?

Es = .

Es = .

Es =

Es = 1 (Unitary elastis)

4. Tugas/latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan elastisitas permintaan dan elastisitas


penawaran !
2. Sebutkan dan jelaskan elastisitas yang didalam permintaan!
3. Diketahui : P1 = Rp. 8000 Qd1 = 200 unit Y1 = Rp. 4.200.000
P2 = Rp. 4000 Qd2 = 320 unit Y2 = Rp. 6.400.000
Pertanyaan :
a. Tentukan Ept, sifatnya dan gambarkan kurva permintaannya !
b. Tentukan Epb, sifatnya dan gambarkan kurva permintaannya !
c. Tentukan Epc, sifatnya dan gambarkan kurva permintaannya !
d. Tentukan Epi, sifatnya dan gambarkan kurva permintaannya !
4. Dari tabel dibawah ini !

Barang Harga (Rupiah) Penawaran (Unit)


A 800 100 unit
B 400 50 unit
C 200 10 unit

33
Pertanyaan : Hitunglah koefisien penawaran apabila terjadi perubahan harga sebagai
berikut:
a. Dari harga Rp. 800 menjadi Rp. 400, tentukan sifatnya dan gambarkan kurvanya !
b. Dari kurva Rp. 400 menjadi Rp. 200, tentukan sifatnya dan gambarkan kurvanya !

D. Kegiatan Pembelajaran-4
1. Teori Tingkah Laku Konsumen
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami tentang teori kegunaan
2) Mahasiswa dapat memahami membuat kurva kepuasan sama
3) Mahasiswa dapat memahami tentang garis anggaran kurva pengeluran
(budget line)
4) Mahasiswa dapat memahami tentang income consumption curve dab price
consumption curve
3. Materi Pembelajaran
a. Teori Kegunaan
Berapa banyaknya jenis barang yang akan dibeli oleh konsumen sesuai
dengan kebutuhan maupun kemampuan masing-masing konsumen menyatakan
bahwa barang yang diminta untuk dibeli merupakan barang yang berguna (utility).
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsi barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Konsep dasar
perilaku konsumen secara tradisional menggunakan titik tolak konsep kegunaan (
utility concept). Sekaligus mempunyai kemampuan untuk memberi kepuasan kepada
konsumen yang menggunakannya.
Fungsi umum yang menyatakan hubungan di antara kegunaan barang
dengan barang yang akan dikonsumsi sebagai berikut :
U = f (q1, q2, q3, …qn)

Untuk mengukur kegunaan suatu barang ada tiga pendekatan yaitu :

1. Pendekatan kegunaan marginal (marginal utility approach)

34
Bertitik tolak bahwa kegunaan sesuatu barang bagi konsumen dapat diukur dengan
satuan nilai kegunaan yang disebut bersifat cardinal. Begitupun marginal utility
dapat dihitung dengan model matematis sebagai perubahan dari jumlah kegunaan
(MU= U ) atau dapat diperoleh sebagai berikut :
MU = Ut – Ut-1
dimana : MU = marginal utility

Ut = jumlah kegunaan pada t

Ut-1 = jumlah kegunaan sebelum t

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai guna total (total
utility/TU) adalah jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal (marginal utility/MU) merupakan
pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan
penggunaan 1 unit barang tertentu atau merupakan perubahan dari jumlah kegunaan.
Tabel 4.1
Nilai Guna Total dan Guna Marginal

Nonton Film dalam Jumlah Kegunaan Tambahan kegunaan


Satu Bulan (TU) (MU)
0 0 -
1 10 10
2 16 6
3 19 3
4 20 1
5 20 0
6 18 -2

Dari tabel di atas kemudian dapat digambarkan sebagai berikut:

35
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa marginal utility
menunjukkan penurunan. Hal ini juga menyatakan bahwa setiap tambahan sat satuan
frekuensi menonton film selama sat bulan maka akan menurunkan tambahan
kegunaan (marginal utility) yang disebut sebagai diminshing marginal utility.
Cara memaksimumkan nilai guna dapat dirumuskan sebagai berikut :

MU (X) = Px

Artinya kepuasan yang tertinggi yang dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi barang
X dengan harga Px adalah apabila marginal utility dari barang X sama dengan harga
yang dibayarkan untuk mendpatkan barang X tersebut. Misalkan uang sebesar Rp.
1.000.000, harga barang (X) = Rp. 100.000 maka :
PX = Rp. 100.000

D(X) = 100.000X

1.000.000 = 100.000X

X = 1.000.000/100.000

X = 10

U = X maka MU (X) = 100.000

Berarti banyaknya jumlah barang yang dikonsumsi agar kepuasannya maksimum


adalah 10 unit, maka MU (X) = Px (X).

Syarat pemaksimuman nilai guna adalah

== =

Contoh konsumen memiliki uang sebesar Rp. 500.000. Harga barang A Rp. 20.000
dan harga barang B Rp. 10.000. Kepuasan tersebut akan maksimum bila ia
mengkombinasikan barang A dan barang B. Dengan demikian utilitasnya = A.B,
maka barang yang dapat diperoleh adalah:

500.000 = 20.000 A + 10.000 B

10.000 B = 500.000 – 20.000 A

B = 50 – 2 A

36
U = A.B

U = A. (50-2A)

U = 50A –

Du/dA = 50 – 4 A

A = 12,5

500.000 = 20.000 (12,5) + 10.000 B

500.000 = 250.000 + 10.000 B

10.000 B = 250.000

B = 25

Jadi kombinasi barang yang dikonsumsi adalah A = 12,5 dan B =25. Apakah
kombinasi ini maksimum ?
MU (A) = B = 25 dan MU (B) = A = 12,5, PA = Rp. 20.000 dan , PB = 10.000

Syarat maksimum adalah MU (A)/ PA = MU (B)/ PB

Maka 25/20.000 = 12,5/10.000= 1

Terbukti bahwa dengan mengkonsumsi barang A sebanyak 12,5 dan barang B


sebanyak 25 dengan uang Rp. 500.000 konsumen tersebut dapat mencapai kepuasan
maksimum.
Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan suatu barang berubah
sekiranya harga barang itu mengalami perubahan yaitu :
a. Efek pergantian
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang
mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga naik, permintaan ke atas barang
yang mengalami kenaikan harga tersebut akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Misalkan harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU
barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya
tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan di antara nilai guna marjinal
barang-barang itu dengan harganya (nilai guna marjinal per upiah dari barang-

37
barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian untuk barang B
misalnya MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya.
Berarti sesudahnya harga barang A naik, keadaan yang berlaku adalah :

<

b. Efek pendapatan
Pada pendapatan tetap, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi
berkurang yaitu kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-
barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Sebaliknya pada pendapatan
tetap, penurunan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi bertambah yaitu
kemampuan bertambah banyak dari sebelumnya.
2. Pendekatan atribut (atrribute approach)
Pendekatan atribut adalah mengukur kegunaan sesuatu barang dengan
menggunakan beberapa alternatif penilaian. Konsumen akan mengkonsumsi
sesuatu barang-barang terlebih dahulu lalu memberikan penilaian terhadap barang
tersebut dengan kriteria dan kemudian menentukan barang apa yang akan dipilih
untuk dikonsumsu. Tentunya konsumen akan berpedoman dari berbagai kriteria
masing-masing barang untuk dipilih.
3. Pendekatan garis indeferensi (indifference approach)
Mengungkapkan pola konsumsi di mana setiap konsumen mempunyai skala
preferensi (in order of importance) terlepas dari harga pasar. Hal ini dapat dilihat
dari gambar di bawah ini:

Gambar 4.2
Indifference Curve Approach

38
Dari gambar 4.3 apabila konsumen mencapai kepuasan sebagai kombinasi dari
barang (q1) dengan (q2) pada masing-masing titik A,B,C,D sampai pada titik E.
Selanjutnya apabila titik-titik kombinasi komsumsi kedua barang sebagai titik
kepuasan kita gabungkan sebagai indifference curve.

Gambar 4.3
Indifference Curve

Karakteristik kurva indiference sebagai berikut :

1. Melengkung bergerak dari kiri atas turun ke kanan bawah


2. Cembung ke arah sumbu origin
3. Kemiringan negatif (negative slope)
Kemiringan negatif juga dapat dipakai untuk menerjemahkan bahwa nilai
marginal rate of substitution tidak negatif ( tanda negatif hanya menyatakan slope
indifference curve )
4. Dua atau lebih tidak berpotongan

Gambar 4.4
Peta Indifference Curve

39
1. Garis Anggaran (Budget Line)
Dinyatakan sebagai suatu garis dengan jumlah biaya yang sama untuk
mengkonsumsi barang (budget line). Atau dengan kata lain garis anggaran
pengeluaran adalah garis yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang
dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah
bagaimana seorang konsumen harus membelanjakan pendapatannya sehingga
pengelurannya tersebut memberikan kepuasan yang paling maksimum.
Tabel 4.2
Gabungan Barang X1 dan X2 yang dapat Dibeli Konsumen

Gabungan X1 X2
A 15 0
B 12 2
C 9 4
D 8 6
E 3 8
F 0 10

Dari data pada tabel 4.2 dapat digambarkan garis anggaran pengeluarannya pada
gambar 4.5

Gambar 4.5
Garis Anggaran

Dimisalkan seorang konsumen mengeluarkan uang sebesar Rp. 100.000 untuk


membeli barang X1 dan X2 dimana harga barang X1 adalah Rp. 8.000/unit dengan

40
jumlah barang yang dibeli sebanyak 8 unit dan harga barang X2 adalah Rp.
6.000/unit dengan jumlah barang yang dibeli sebanyak 6 unit maka :

Y = P1.X1 + P2.X2
Rp. 100.000 = (Rp.8.000 x 8 unit ) + (Rp.6.000 x 6 unit )
Rp. 100.000 = 64.000 + 36.000
Rp. 100.000 = Rp. 100.000

Perubahan budget line dapat disebabkan oleh :


a. Perubahan harga sesuatu barang di pasar
Perubahan harga sesuatu barang di pasar tentunya mempunyai pengaruh negatif
terhadap konsumsi sesuatu barang sebagaimana hukum permintaan. Apabila harga
sesuatu barang naik maka konsumsi barang tersebut akan berkurang jumlahnya
dan budget line bergerak ke kiri bawah dan sebaliknya dengan tingkat harga yang
menurun berati konsumsi barang meningkat sekaligus budget line bergeser
kekanan atas
b. Perubahan pendapatan yang diterima konsumen
Perubahan pendapatan konsumen tentunya mempunyai pengaruh positif terhadap
konsumsi sesuatu barang (tingkat harga tetap). Apabila pendapatan konsumen
mengalami kenaikan maka konsumsi barang tersebut mengalami kenaikan dimana
budget line bergesr ke kanan atas dan sebaliknya dengan pendapatan berkurang
akan diikuti oleh jumlah konsumsi berkurang sehingga budget line bergerak ke kiri
bawah.

2. Maksimum Kepuasan (Maximize Satisfaction)


Merupakan suatu pernyatan bahwa konsumen mencapai maksimum sesuatu
barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki barang sebagai
kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan kepada tingkat harga
barang yang berlaku pada satu tituk tertentu dimana indifference curve dengan budget
line saling bersinggungan sebagai gambar sebagai berikut :

41
Gambar 4.6
Maksimum Kepuasan

Berikut ini disajikan perhitungan maksimum kepuasan dengan menggunakan


pendekatan matematis :

Fungsi kegunaan : U = f (q1, q2)

Pada gambar 4.6 maksimum kepuasan tercapai pada titik E sebagai


kombinasi barang q1 dan barang q2 masing-masing sebanyak 0q1E dan 0q2E melalui
indeference curve (I) dan menyinggung budget line AB. Sedangkan pada titikk
lainnya katakanlah titik P dan Q yang terletak pada I1 tidak dapat dinyatakan sebagai
titik maksimum kepuasan disebabkan I2bahwa untuk mencapai titik tersebut
pendapatan yang diterima untuk dikonsumsi tidak mencukupi.
3. Income Consumption Curve (ICC)
Suatu penjelasan melalui garis apabila pendapatan konsumen mengalami
perubahan maka tingkat maksimum kepuasan konsumen juga mengalami perubahan
dan sekaligus kombinasi konsumsi barang mengalami perubahan. Dalam perubahan
pendapatan di mana tingkat harga barang dinyatakan tetap maka konsumsi barang
akan meningkat pada saat pendapatan mengalami kenaikan sehingga budget line dan
indifference curve bergeser ke kanan atas dan demikian budet line ataupun
indifference curve bergeser ke kiri bawah pada saat pendapatan mengalami
penurunan. Melengkapi penjelasan bahwa income consumption curve (ICC) is the

42
locus of point showing consumer equilibria at various levels of maoney at constant
price.

Gambar 4.7
Income Consumption Curve (ICC)

4. Price Consumption Curve (PCC)


Merupakan garis yang menyatakan apabila harga sesuatu barang yang akan
dikonsumsi mengalami perubahan maka tingkat maksimum kepuasan konsumen juga
akan mengalami perubahan dan sekaligus kombinasi barang mengalami perubahan.
Dalam perubahan harga dimana tingkat pendapatan konsumen dinyatakan tetap, maka
konsumsi barang akan meningkat pada saat harga barang mengalami penurunan
sehingga budget line dan indifference curve bergeser ke kanan atas, dan demikian
pula bugdet line maupun indefference curve bergeser ke kiri bawah pada harga
sesuatu barang mengalami penurunan. Keterangan di atas disebut Price Consumption
Curve (PCC) is a locus of equilibrium point relating the quatity of x purchased to its
price, money income and all other price remaining constant.

Gambar 4.8
Price Consumption Curve (PCC)

43
Pada gambar 4.8 perubahan harga barang (X1) terlihat mempengaruhi perubahan
tingkat konsumen sekaligus maksimum kepuasa. Maksimum kepuasan pada titik E
kombinasi barangq1 dan q2 sebanyak 0q1E dan 0q2E melalui persinggungan
indeference curve (I1) dengan budget line AB. Selanjutnya kepuasan pada titik F
kombinasi barang q1 dan q2 sebanyak 0q1F dan 0q2F melalui persinggungan
indeference curve (I2) dengan budget line A1B1 diikuti maksimum kepuasan pada
titik G melalui persinggungan indeference curve (I3) dengan budget line A2B2.
Apabila ke tiga titik maksimum kepuasan tersebut digabungkan menjadi satu garis
maka disebut Price Consumption Curve (PCC).

4.Tugas/latihan
1. Jelaskan pengertian dari total utility dan marginal utility !
2. Sebutkan dan jelaskan tiga pendekatan untuk mengukur kegunaan suatu barang !
3. Jelaskan pengertian dari kurva kepuasan sama dan gambarkan kurvanya !
4. Jelaskan ciri-ciri dari kurva kepuasan sama !
5. Jelaskan dan gambarkan price consumption curve !
6. Jelaskan dan gambarkan price consumption curve
7. Khayla M memiliki uang sebesar Rp 2.000.000 untuk membeli barang X dan
barang Y . Harga barang X sebesar Rp 120.000 dan harga barang Y sebesar Rp
80.000. Bila kepuasannya merupakan kombinasi dari barang X dan barang Y,
tentukan kepuasan optimum dan gambarkan kurvanya!

E. Kegiatan Pembelajaran-5
1. Teori Tingkah Laku Produsen
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami tentang teori produksi
2) Mahasiswa dapat memahami skala ekonomis produksi
3) Mahasiswa dapat mengetahui kapan berproduksi dan dalam jumlah berapa
diproduksi agar mencapai kondisi optimal

44
4) Mahasiswa dapat mengetahui kaitan antara jumlah ouput dan input serta
biaya yang harus ditanggung oleh produsen
5) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep isocost, kombinasi optimal dan jalur
ekspansi serta fungsi-fungsi biaya
6) Mahasiswa mampu menggambarkan kurva dan membacanya
3. Materi Pembelajaran
a. Perusahaan
Perusahaan atau firm adalah institusi atau lembaga yang menggunakan atau
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang menghasilkan dan menjual barang-barang
dan jasa-jasa. Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. The Individual Proprietorships (Usaha Perorangan)
Perusahaan perorangan yang memiliki tanggungjawab tidak terbatas. Artinya
semua harta yang dimiliki adalah bagian yang tak terpisahkan dari resiko usaha
yang dijalankan. Misal : toko makanan dan minuman dan sebagainya
2. The Pathership (Persekutuan/Kongsi)
Perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Mereka bersepakat untuk secara
bersama menjalankan suatu usaha dan membagi keuntungan yang diperoleh
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama . Misal : CVdan Firma
3. The Companies (Perusahaan Persero)
Perusahaan yang dimiliki beberapa orang yang menjadi pemilik saham/sero
perusahaan tersebut. Misal : Perusahaan bank swasta, perusahaan kontraktor jalan
atau bangunan dan sebagainya
4. The Cooperation (Koperasi)
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum kopersai yang
berlandaskan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan atas asas
kekeluargaan.
b. Teori Produksi
Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak,
terutama pihak produsen pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat
memberikan maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui proses antara

45
lain permintaan output maupun informasi kesediaan berbagai input guna mendukung
proses output. Produksi adalah usaha atau kegiatan untuk menambah kegunaan (nilai
guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan
manfaat baru dari bentuk semula. Atau dengan kata lain produksi adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor
produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Produksi merupakan usaha
untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility),
memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility).
Proses penciptaan output selalu dihadapkan kepeda berbagai alternatif
dimaksud berkaitan apakah alternatif dimaksud berkaitan dengan penggunaan input
atau penciptaan output. Beberapa proporsi maupun jenis input yang digunakan guna
menghasilkan berbagai output dan bagaimana kombinasi penggunaan input sehingga
proses produksi tidak terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input sangat
berperan sehingga proses produksi memberikan laba maksimum bagi perusahaan.
Kegiatan perusahaan diperlukan analisis terhadap berbagai aspek kegiatan dalam
memproduksi barang yaitu menganalisis sejauhmana faktor –faktor produksi dan
biaya produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan
diproduksi. Dimana tujuannya adalah untuk memberikan keuntungan yang
maksimum kepada perusahaan. Konsep production possibility curve atau disebut juga
production frontier adalah merupakan alternatif pengorbanan yang diberikan sesuatu
output guna peningkatan output. yang terlihat pada gambar di bawah ini :

gambar 5.1
Production Possibility Curve

46
Dari gambar 5.1 dapat dijelaskan bahwa beberapa pengorbanan yang
diberikan oleh produk A terlihat pada sumbu vertikal untuk diberikan menghasilkan
produk B pada sumbu horizontal. Titik P menyatakan menghasilkan produk A tanap
produk B sebesar OP atau alternatif menciptakan produk B sebanyak OS tanpa
menghasilkan produk A. Sedangkan pada titik R merupakan kombinasi masing-
masing menciptakan kedua produk. Melalui grafik dimaksud titik E menyatakan
bahwa proses produksi tidak efesien disebabkan sumber daya yang tersedia tidak
digunakan sepenuhnya.
Secara umum fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Output = f (input)
Hubungan di antara penggunaan input didalam rangka penciptaan output
dapat dituliskan fungsinya sebagai berikut :
Q = f (X1, X2, X3, …Xn)
Dimana :
Q = output
Xn = banyaknya berbagai input

1. Teori Produksi Satu Input


Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti
bertumpu pada kemampuan tenaga kerja dalam mennciptakan jumlah produksi (total
physical productivity of labor TTPL) atau di singkat TP. Kemudian produk margin
(marginal physical productivity of labor MPPL) atau disingkat MP. Rata-rata
produksi (average physical productivity of labor APPL) atau disingkat AP dan
sampai kepada laba maksimum. Produksi dengan menggunakan satu variabel yang
menggambarkan tentang bagaimana hubungan antara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Produksi yang menggunakan satu variabel maka akan
berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin (diminishing return) dimana apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya misalnya tenaga kerja yang terus
menerus bertambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin

47
banyak pertambahannya, tetapi sudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi akan
semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai nilai negatif.
a. Total physical productivity of labor TTPL atau di singkat TP
Total physical productivity of labor TTPL atau di singkat TP adalah kemampuan
input tenaga kerja untuk menghasilkan produksi. Kemampuan dimaksud terungkap
dari perkembangan jumlah produksi yang dihasilkan dari perubahan penggunaan
tenaga kerja.
b. Produk margin (marginal physical productivity of labor MPPL) atau disingkat MP
Margin product atau produk margin dari input yang sama adalah pengorbanan
total output yang diakibatkan oleh perubahan satuan input tenaga kerja dalam
proses produksi.
MP = TP /
c. Rata-rata produksi (average physical productivity of labor APPL) atau disingkat
AP
Average physical productivity of labor APPL atau disingkat AP dari penggunaan
input tenaga kerja adalah jumlah produksi dibagi dengan jumlah input tenaga kerja
ynag digunakan.
AP = TP / L
Tenaga Kerja, TP, MP, AP

Total Produksi Rata-rata Produksi Marginal


Tenaga Kerja (TP) (AP) Produksi (MP)
1 10 10 -
2 25 12,5 15
3 45 15 20
4 60 15 15
5 70 14 10
6 78 13 8
7 84 12 6
8 88 11 4
9 90 10 2
10 90 9 0
11 88 8 -2

48
Gambar 5.2
Diminishing Return Curve

Berdasarkan data dan gambar di atas dapat ditemukan tahapan (stages)


produksi yaitu:
1. Tahap1
Tahap 1 ditunjukkan dari penggunaan 1 input tenaga kerja sampai pada
perpotongan marginal product dengan average product. Pada tahap 1 penggunaan
relatif kecil sehingga total produksi masih memungkinkan untuk ditingkatkan.
Tahapan ini merupakan irrational stage.
2. Tahap 2
Tahap 2 ini dimulai dari marginal product (MP) = average product (AP) sampai
pada maksimum total product dengan MP = 0. Peningkatan penggunaan tenaga
kerja dari 4 orang menjadi 10 orang akan meningkatkan total produksi dimana TP
mencapai tingkat yang maksimum.Tahapan 2 merupakan irrational stage dimana
penambahan input tenaga kerja dapat meningkatkan jumlah produksi
3. Tahap 3
Tahap 3 dimulai total product mengalami penurunan dan diikuti oleh nilai
marginal product yang negatif. Penambahan jumlah input tenaga kerja justru
menurunkan jumlah produksi. Atau dengan kata lain dimana dari TP mengalami
penurunan dan diikuti dengan MP yang negatif. Peningkatan penggunaan tenaga
kerja menyebabkan TP semakin berkurang. tahapan ini merupakan tahapan yang
tidak rasional (irrational stage) dimana penambahan jumlah tenaga kerja justru
menurunkan jumlah produksi.

49
2. Teori produksi Dengan Dua Input
Dalam produksi ini digunakan dua input antara lain input tenaga kerja (X1)
dan input capital (X2). Sehingga dapat dilihat bahwa fungsi produksi adalah sebagai
berikut :
Q = f (X1, X2)
Marginal rate of tecnical subsitution (MRTS) adalah suatu pernyataan yang
mengungkapkan penurunan atau berkurangnya penggunaan suatu input (capital) dan
di satu sisi pada sumbu vertikal dapat digantikan dengan penambahan input lain
(tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama. Diminishing Marginal rate of
tecnical subsitution (MRTS) sebagai suatu pernyataan bahwa nilai MRTS akan
semakin menurun sebagaimana pergerakan isoquant curve. Maka secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:

MRTS

Contoh Soal : Jika diketahui tenaga kerja yang sekarang adalah 10 dan tenaga kerja
sebelumnya adalah 6. Sedangkan pada modal yang sekarang adalah 5
dan modal yang sebelumnya adalah 3. Carilah MRTS ?
Jawab : MRTS = = =2

Dari contoh soal di atas maka dapat dibuat gambar sebagai berikut :

Gambar 5.3
Marginal Rate of Tecnical Subsitution (MRTS)

50
Kurva isoquant adalah titik-titik yang menunjukkan keseluruhan kombinasi
penggunaan input yang diberikan untuk menghasilkan tingkat output yang sama.
Atau dengan kata lain kurva isoquant adalah kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi pengunaan dua faktor produksi secara efisien dengan teknologi tertentu
yang akan menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Q=LxK

Gambar 5.4
Isoquant

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa masing-masing isoquant


menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan untuk masing-masing kombinasi
input, tentu saja jumlah produksi pada kurva Iq1 lebih besar daripada Iq2, dan Iq3 atau
Iq1> Iq2>Iq3. Penggunaan modal pada M1 dikombinasikan dengan tenaga kerja untuk
menghasilkan barang sejumlah di Iq1, hingga Iq3. Penurunan modal di M1 maka
perusahaan akan menambah di Iq1, hingga Iq3. Penurunan modal di M1 maka
perusahaan akan menambah jumlah tenaga kerja menjadi L4 dan jumlah produksi di
Iq3. Kombinasi M2L3 = M1 L4 memiliki biaya sama. Yang artinya untuk setiap faktor
input yang digunakan, perusahaan menyediakan dana yang sama untuk
membiayainya, oleh karena itu maka dinamakan dengan isocosot yaitu biaya sama.
Kurva isoquant berbentuk cembung, hal ini dikarenakan adanya kombinasi
antara input. Atau dengan kata lain kurva isoquant adalah suatu kurva yang
menggambarkan berbagai kombinasi antara K dan L untuk mendapatkan output yang
sama. Kurva isoquant ini menggambarkan kurva produksi jangka panjang. Hal ini
karena dalam analisis jangka panjang tidak dibedakan antara input tetap dan input

51
variabel., semua input yang digunakan dalam produksi merupakan input variabel. K
yang menggambarkan modal atau kapital dapat berubah misalnya berubahnya jumlah
mesin yang digunakan dalam proses produksi. Demikian pula tenaga kerja dapat
berubah baik kuantitas ataupun kualitasnya.
Isoquant memiliki beberapa sifat yang perlu diperhatikan yaitu sebagai
berikut :
1. Turun miring ke arah kanan
2. Cekung terhadap titik 0
3. Dua isoquant tidak berpotongan
4. Isoquant yang lebih tinggi menggambarkan output yang lebih tinggi
5. Susunan isoquant disebut isoquant map
6. Kemiringan isoquant menunjukkan MRTS. Laju MRTS merupakan
kemiringan (slope) kurva isoquant

Sedangkan pada kurva isocost berbentuk linear karena adanya penjumlahan


biaya masing-masing input yang bisa didanai. Garis IC1, IC2 dan IC3 terdapat
kombinasi sejumlah modal dan tenaga kerja yang jumlah dananya sama untuk
masing-masing tersebut. Hal dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.5
Isocost

Isocost line adalah menyatakan jumlah biaya produksi yang sama sepanjang
garis, Jumlah biaya ini merupakan kombinasi penggunaan kedua input produksi
sebagai input variable. Atau dengan kata lain bahwasannya isocost adalah garis yang
menunjukkan gabungan input produksi yaitu tenaga kerja dan modal yang dapat

52
diperoleh dengan sejunlah biaya tertentu. Fungsi biaya dapat disajikan sebagai
berikut:
C = (Pl x L ) + (Pk x K )
Sehingga:

L =

K=

Dimana :

C = total biaya produksi

L = tenaga kerja

PL = harga input tenaga kerja

K = modal

Pk = harga input modal

Contoh Soal: Biaya (C) yang dikeluarkan untuk memproduksi barang sebesar = Rp
20 juta. Harga tenaga kerja/orang Rp. 200.000/hari. Harga modal = Rp
100.000/hari. Bila perusahaan tersebut ingin memproduksi barang X,
berapa banyak tenga kerja (TK) dan modal (M) yang dibutuhkan agar
produksinya optimum.

Jawab :

Tenaga kerja (L) :

L =

L =

L=

L = 50

Modal (M) :

K=

53
K =

K=

K = 100

Produksi optimum :

Q=LxK

Q = 50 x 100 Gambar 5.6


Q = 5000 Produksi Optimum

Gambar 5.7
Keseimbangan Produsen

Pada gambar 5.7 dapat dijelaskan bahwa produsen berada dalam keadaan
keseimbangan bila ia memaksimumkan outputnya dengan pengeluaran tertentu.
Dengan kata lain produsen berada dalam keadaan equilibrium ( keseimbangan ) jika
ia mencapai kurva isoquant yang tertinggi dengan kurva isocost tertentu dimana bila
isoquant bersinggungan dengan kurva isocost pada titik E.
Optimal production with least cost combination merupakan produksi optimal
yang dihasilkan dari proses kombinasi penggunaan input sebagai total biaya produksi
(least cost combination). Hal ini dapat dilihat pada saat isocost line dengan isoquant
curve saling bersinggungan hanya pada satu titik. Hal ini dapat dilihat pada gambar
5.8

54
Gambar 5.8
Optimal Production with Least Cost Combination

Dari gambar di atas terlihat pada titik E dimana penggunaan input kapital
sebanyak 0K dan input tenaga kerja sejumlah 0L dinyatakan isocost line AB dan
isoquant curve I Adapun pada titik P dan R tidak dapat dinyatakan optimal karena
jumlah produksi karena jumlah produksi sama ditunjukkan dan isocost line A1B1.
Dan pada titik F pada isocost line A2B2yang tidak menunjukkan optimal.
Expansion path adalah ekspansi output yang disebabkan oleh adanya
perubahan penggunaan input dalam proses produksi dengan tingkat input yang tetap
(MRTS = tetap).

Gambar 5.9
Expansion path

Pada gambar 5.9 terlihat jelas bahwa expansion path ditunjukkan pada garis
OEFG sebagai titik kombinasi optimal produksi atas penggunaan input kapital dan
tenaga kerja . Apabila mula-mula optimal produksi pada titk E dinyatakan sebagai

55
kombinasi OK1 dan OL1 dan berikutnya pada titik F (OK1 dan OL1) selanjutnya
pada titik G (OK3 dan OL3). Isocost line bergerak dari A1B1 menuju A2B2 sampai
A3B3 kemudian diikuti pergeseran isoquant curve dari L1 menuju L2 sampai L3.
Expansion path with one input inferior adalah perubahan total biaya produksi
yang berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesuatu input dengan tingkat harga
input dinyatakan tetap. Bahwa input inferior merupakan penggunaan input untuk
menghasilkan output akan tetapi barang inferior dalam kertekaitannya terhadap pola
konsumsi.

Gambar 5.10
Expansion Path With One Input Inferior

Ridge line adalah garis barang subtitusi di atasdari penggunaan kombinasi


input capital lebih banyak dari pada input tenaga kerja maupun garis batas subtitusi
bawah dengan alternatif lebih banyak menggunakan input tenaga kerja sebagai efek
subtitusi. Dengan penambahan input kapital pada batas subtitusi atas sebagi
kompensasi penambahan input tenga kerja berarti produksi mengalami peningkatan
dan sebaliknya dengan alternatif lebih banyak menggunakan input tenaga kerja juga
demikian

Gambar 5.12
Ridge Line

56
Pada gambar 5.12 terlihat bahwa titik A,B dan C merupakan garis batas
subtitusi di atas dan E,F dan G sebagai garis batas subtitusi bawah. Memperhatikan
gambar di atas maka akan dapat ditemukan masing-masing nilai elastisitas pengganti
sebagai berikut :
( ) ( )
α = =
( ) ( ) ( )

Dimana :

α = elastisitas subtitusi

K = Kapital

L = Input tenaga kerja

f1 = marjinal produk input tenaga kerja

f2 = marjinal produk input kapital

4. Tugas/latihan
1. Jelaskan pengertian dari TP , MP, dan AP !

2. Jelaskan tahapan produksi dengan menggunakan kurva !

3. Jelaskan dan buatlah gambar isoquant dan isocost !

4. Dalam proses produksi suatu barang dengan penggunaan tenaga kerja (L) maka
berdasarkan tabel berikut :
Total Produksi Rata-rata Produksi Marginal
Tenaga Kerja (TP) (AP) Produksi (MP)
0 0 0 -
1 4000
3 6000
5 9500
6 12000
7 14000

57
Pertanyaan :

a. Lengkapilah tabel di atas dan pada tenaga kerja manakah produksi marjinal
menapai maksimum!
b. Gambarkan kurva total produksi, marjinal produksi dan produksi rata-rata!
5. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang adalah sebesar Rp. 400 juta.
Harga tenaga kerja/orang Rp. 250.000/hari. Harga modal Rp. 120.000/hari. Bila
perusahaan tersebut ingin memproduksi barang X, berapa banyak tenaga kerja
(L), dan modal (K) yang dibutuhkan agar produksi optimum !

F. Kegiatan Pembelajaran-6
1. Biaya Produksi
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami pengertiandan jenis-jenis biaya produksi
2) Mahasiswa dapat memahami biaya produksi jangka pendek dan
menggambarkan kurvanya
3) Mahasiswa dapat menjelaskan biaya produksi jangka panjang dan
menggambarkan kurvanya
4) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang skala ekonomis dan skala tidak
ekonomis
3. Materi Pembelajaran
a. Definisi Biaya Produksi
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang
akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan. Atau
dengan kata lain biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. ada beberapa konsep biaya
yang perlu diketahui antara lain :
1. Biaya langsung dan biaya tidak langsung

58
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang
dihasilkan. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya membeli bahan baku,
biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi. Yang dimaksud dengan
biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak bisa dihitung
untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya
penggunaan fasilitas bersama. Biaya tidak langsung disebut biaya overhead cost.
2. Biaya kesempatan dan biaya historis
Opportunity cost (biaya kesempatan ) adalah pengorbanan yang diberikan sebagai
alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat. Dalam
penggunaannya dapat berupa pembayaran atau harga terhadap sesuatu barang yang
akan dikonsumsi dan dapat pula berupa pengeluaran yang ditujukan dari
penggunaan bahan-bahan baku bagi kegiatan produksi maupun terhadap
penggunaan jasa. Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada
waktu membeli faktor produksi. Kalau faktor produksi disimpan baru dikemudian
hari digunakan dalam proses produksi maka menurut biaya historis adalah sama
pada waktu faktor produksi itu dibeli.
3. Explicit cost dan Implisit cost
Explicit cost adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-
faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh perusahaan. Atau dengan
kata lain Explicit cost adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan
misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagiainya. Dan
implisit cost adalah semua biaya taksiran atas faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang
dikeluarkan perusahaan.
4. Biaya incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang
telah dibuat. Biaya incremental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya
total. Dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya
variabel atau kedua-duanya.

59
5. Biaya relevan
Biaya relevan adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah
dilakukan. Dengan demikian biaya variabel adalah incremental cost.
6. Biaya variabel dan biaya tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalkan biaya bahan untuk menghasikan suatu produk. Semakin
banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Tak
heran jika biayanya semakin besar. Dan biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas
atau bahkan tidak digunakan. Biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan
yang ditetapkan pertahunnya.
b. Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya jangka panjang adalah biaya yang merupakan penggunaan input
variabel sehingga perubahan biaya yang digunakan dalam proses produksi sekaligus
akan merubah proporsi produksi. Pada analisis biaya jangka panjang semua biaya
dianggap biaya variabel. Kurva biaya total jangka panjang (LTRC = Long Run Total
Cost) diperolah dari jalur ekpansi perusahaan memperluas skala produksinya.
Economies scale adalah penggunaan input produksi dimana rata-rata biaya produksi
menunjukkan penurunan sedangkan output dinyatakan meningkat. Diseconomies
scale adalah peningkatan ouput diikuti oleh kenaikan biaya rata-rata produksi.
Economies scale dan Diseconomies scale merupakan pernyataan tentang bagaimana
alternatif proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Biaya jangka pendek adalah memperhitungkan jumlah biaya yang
digunakan dalam proses produksi. Biaya jangka pendek merupan biaya dengan
membedakan biaya tetap ( fixed cost (FC). Dimana biaya jangka pendek yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Biaya tetap (fixed cost ( FC )
Biaya tetap dimana biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh banyak output atau
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kurva fixed cost ( FC ) digambarkan
sebagai garis horizontal, berapapun output yang dihasilkan, biayanya tetap.

60
Contoh : biaya tetap ini adalah biaya bunga yang harus dibayar produsen.
Besarnya beban bunga yang harus dibayar tergantung pada berapa banyak kredit
yang diterima produsen, bukan tergantung pada berapa banyak output yang
dihasilkannya.

Gambar 6.1
Kurva Biaya Tetap (Fixed Cost ( FC )

2. Biaya variabel (variable cost (VC)


Biaya yang dimana akan mengalami peningkatan setiap kali ada penambahan
output. Atau dengan kata lain besarnya biaya variabel tergantung dengan
berubahnya jumlah output yang dihasilkan. Oleh karena kurva Biaya Variabel
(Variable Cost (VC) berlereng positif ke kanan. Contoh : Untuk setiap satu kg
gula yang dihasilkan diperlukan biaya Rp 1000, berarti untuk penambahan dua kg
gula maka biayanya bertambah Rp. 2000 dan seterusnya.

Gambar 6.2
Kurva Biaya Variabel (Variable Cost (VC)

3. Biaya total (total cost (TC)


Biaya total (total cost (TC) adalah penambahan antara biaya tetap (fixed cost ( FC )
dan biaya variabel (variable cost (VC). Dapat dirumuskan sebagai berikut
TC = FC + VC

61
Gambar 6.3
Kurva Biaya Total (Total Cost (TC)

4. Biaya tetap rata-rata (Average fixed cost (AFC)


Biaya tetap merupakan biaya tetap untuk semua satuan output yang dihasilkan.
Dari keterangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

AFC=

Gambar 6.4
Kurva Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost (AFC)
5. Biaya berubah rata-rata (Average variable cost (AVC)
Biaya berubah rata-rata merupakan biaya yang dimana besarnya variabel yang
ditanggung oelh setiap output yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:

AVC =

Gambar 6.5
Kurva Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Cost (AVC)

62
6. Biaya rata-rata (Average cost (AC)
Biaya rata-rata merupana biaya yang dimana besarnya biaya total persatuan
output. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

AC =

Gambar 6.6
Kurva Biaya Rata-Rata (Average Variable Cost (AC)

7. Biaya marginal (Marginal cost (MC)


Biaya marginal adalah merupakan biaya tambahan untuk setiap tambahan output.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

MC =

Gambar 6.7
Kurva Biaya Marginal (Marginal Cost (MC)

63
Contoh Soal :
Perhitungan Biaya Jangka Pendek

Average Average Average


Total Fixed Variabel Fixed Variabel Total Marginal
Output Cost Cost Cost Cost Cost Cost Cost
(Unit) (TC) (FC) (VC) (AFC) (AVC) (ATC) (MC)
0 30 30 0 0 0 0 -
1 50 30 20 30 20 50 20
2 60 30 30 15 15 30 10
3 80 30 50 10 16,66 26,6 20
4 90 30 60 7,5 15 12,5 10

Gambar 6.8
Perhitungan Biaya Jangka Pendek

4.Tugas/latihan

1. Jelaskan pengertian dari TC, FC, VC, dan gambarkan kurvanya


2. Jelaskan pengertian dari AFC, AVC, dan MC beserta rumusnya dan kurvanya
3. Diketahui biaya total (TC) adalah TC = Q3 – 10Q2 + 75Q + 15, dengan persamaan
Q = 60 – P, tentukanlah:
a. Hitunglah harga (P) dan output (Q) yang memaksimumkan laba
b. Hitunglah laba maksimumnya

64
4. Tentukanlah:
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
4 40 10 -
8 40 15
12 40 25
16 40 35
18 40 40

G. Kegiatan Pembelajaran-7
1. Struktur Pasar
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami tentang karakteristik, permintaan,
penerimaan dan penawaran dalam pasar persaingan sempurna
2) Mahasiswa dapat memahami tentang keseimbangan perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek dan jangka panjang
3) Mahasiswa dapat memahami tentang karakteristik, permintaan,
penerimaan dan penawaran dalam pasar persaingan tidak sempurna
4) Mahasiswa dapat memahami tentang keseimbangan perusahaan dalam
pasar persaingan tidak sempurna dalam jangka pendek dan jangka panjang
3. Materi Pembelajaran
a. Jenis Pasar
Pasar merupakan bertemunya penawaran dan permintaan. secara
konvesional pasar mengenai pembatasan negara dan geografis serta dibedakan
menjadi pasar luar dan dalam negeri. Saat ini pasar tidak dibatasi batas negara, daerah
dan geografis. Pasar juga sering dindentikkan dengan industri. Industri merupakan
kelompok perusahaan yang menghasilkan barang sejenis. Misalkan industri tekstil,
industri mobil, industri barang elektronika dan sebagainya. Berdasarkan strukturnya
pasar dibedakan ke dalam 4 macam yaitu pasar persaingan sempurna, monopoli,
persaingan monopolistik, dan oligopoli.

65
Ada beberapa faktor yang menentukan struktur pasar. Faktor- faktor tersebut
adalah
1. Jumlah Penjual/ Produsen
Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalam suatu industri/pasar.
semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama maka akan
semakin keras persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen bekerja
secara efesien atau meningkatkan kualitas produknys agar seamkin unggul.
Sekalipun produk yang dihasilkan sama, orang tetap dapat membedakannya
karena adanya merek, kualitas atau kemasan. Struktur pasar yang demikian ini
tetap dalam persaingan yang sering disebut persaingan monopolistik. Kalau
dalam pasar hanya ada satu penjual/produsen maka merupakan pasar monopoli.
disamping itu kalau dalam pasar untuk barang tertentu terdapat cukup banyak
produsen maka akan disebut struktrur pasar oligopoli.
2. Jenis/ Sifat barang
Sifat atau jenis barang juga mempengaruhi struktur pasar. Misalnya barang yang
dihasilkan sama atau malah berbeda dan tidak dapat diganti dengan produk yang
dihasilkan oleh produsen lain. contohnya adalah para petani yang menghasilkan
beras. barang yang dihasilkan oleh petani padi yang jumlah bisa mencapai ribuan
adalah sam adalah beras. Dengan demikan para petani beras menghadapi pasar
beras yang bersaing secara murni.

A. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena
struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya kegiatan produksi dengan
tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh sebab itu dalam analisis ekonomi sering digunakan
asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. Tetapi dalam
kenyataannya tidak mudah untuk mennetukan suatu industri dapat digolongkan ke
dalam pasar persaingan sempurna yang sebenarnya atau sesuai dengan teori.
Umumnya, yang ada adalah yang mendekati dri-dri struktur pasar tersebut. Untuk
analisis ekonomi sebagai landasan teori, mempelajari ciri-ciri/karakteristik pasar

66
persaingan sempurna adalah sangat penting. Pasar persaingan sempurna adalah
struktur pasar yang paling ideal karena struktur pasar ini akan dapat menjamin
berlangsungnya kegiatan produksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
Karakteristik pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut :
1. Dijumpai banyak penjual dan banyak pembeli
Jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap
sedemekian kecilnya, sehingga tidak mampu mempengaruhi pasar. Setiap
produsen atau perusahaan hanya memasok produk sebagian kecil saja dari total
produk yang ditawarkan di pasar. Pembeli juga sangat banyak sehingga secara
individual mereka tidak bisa mempengaruhi mekanisme pasar.
2. Produk homogen
Produk yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen tanpa perlu
mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek produknya
tetapi kegunaan barang tersebut. Oleh sebab itu semua peusahaan dianggap
mampu untuk memproduksi barang dan jasa tersebut dengan kualitas dan
karakteristik yang sama
3. Output produsen relatif kecil
Semua perusahaan dalam industri dianggap erproduksi efisien baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Walaupun demikian jumlah output setiap
perusahaan secara individu dianggap elatif kecil dibanding jumlah output seluruh
perusahaan dalam industri
4. Price taker
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan
pasar karena secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga
pasar. Yang perlu dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output
untuk mencapai keuntungan maksimun
5. Free entry and exit of firms
Tidak ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar atau keluar
dari pasar
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan

67
sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kedi yang menghasilkan barang homogen
dan memenuhi semua karakteristiknya, ada beberapa industri yang mendekati bentuk
pasar persaingan sempurna, seperti industri tempe, tahu, kerupuk putih dan jasa
fotokopi (Prathama Raharja, 2008).

1. Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna


Dalam pasar persaingan sempurna tingkat harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran di pasar, perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran pada
gambar 7.la. Perusahaan secara individu harus menerima harga yang berlaku di pasar
sebagai harga jual. Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil
dibandingkan output pasar, maka berapapun barang yang dijual, harga relatif-rama.
Karena itu kurva permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk
garis lurus horizontal yang terlihat pada gambar 7.1b.

Gambar 7.1
Kurva Permintaan Industri dan Perusahaan dalam
Pasar Persaingan Sempurna
Pada gambar 7.2, penerimaan total perusaha ' n (TR) sama dengan jumlah
output (Q) dikalikan harga jual (p). Karena 1 iarga telah ditetapkan, penerimaan rata-
rata (average revenue/AR) dan penerimaan marjinal (marginal revenue/MR) adalah
sama dengan harga (P). Maka kurva permintaan (D) sama dengan kurva AR sama
dengan kurva MR dan sama dengan harga (P). Dan kurva penerimaan total (TR)
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif yang bergerak mulai dari titik
0.

68
Gambar 7.2
Kurva Penerimaan : TR, AR, MR Dalam Pasar Persaingan Sempurna

2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam
keseimbangan (Prathama Raharja, 2008):
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi atau paling tidak bila biaya variabel
(VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR) atau biaya variabel rata-rata
(AVQ adalah sama dengan harga (P), dimana perusahaan hanya menanggung
kerugian biaya tetap (FC) saja. Karena perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap
dengan atau tanpa produksi. Tetapi bila biaya variabel rata-rata lebih kedi dari
harga (AVC < P) maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap.
Kegiatan produksi hanya menambah beban, oleh karena itu produksi sebaiknya
dihentikan.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC untuk mendapatkan profit
maksimum atau dalam kondisi buruk dimana kerugiannya minimum.

Pada gambar 7.3 menunjukkan bahwa MR = MC tercapai pada saat output Q*


pada titik E. Perusahaan mendapatkan profit sebesar RE per unit karena AC < R Bila
output lebih kecil dari Q* misalkan di Q, maka penerimaan maijinal (MR = P) lebih
besar dari biaya maijinal (MC), sehingga lebih menguntungkan bagi perusahaan
untuk menambah output. Bila output lebih besar dari Q* misalkan di Q2 maka MC >
MR, sehingga penambahan output akan mengurangi profit. Oleh karena itu profit atau
laba maksimum tercapai hanya bila MR = MC pada saat jumlah output adalah Q*.

69
Gambar 7.3
Keseimbangan Jangka Pendek Perusahaan
dalam Kondisi Laba Maksimum
Karena biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk setiap unit output
yang terjual diperoleh profit/laba sebesar RE. Laba total yang dicapai sama dengan
Q* dikali RE atau sama dengan luas bidang SPER. Laba ini disebut dengan laba
super normal (super normal profit). Pada gambar 7.4 menunjukkan perusahaan dalam
kondisi impas. Kondisi impas terjadi bila biaya rata-rata (AC) sama dengan harga (P),
dimana laba per unit sama dengan nol. Keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba
normal (normal profit). Bisa dikatakan laba normal (normal profit) yaitu jumlah laba
yang tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak terlalu dalam kondisi rugi minimum

Keseimbangan Jangka pendek Perusahaan Dalam Kondisi Impas

70
Pada gambar 7.5 menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan
mengalami kerugian minimum (minimumprofit) sebesar BE per unit menjadi lebih
besar yaitu CD > BE. Kerugian total terlihat dari luas PKDC > luas PAEB. Bila
outputnya lebih besar dari Q*, kerugian per unit bisa menjadi lebih kecil jika
memproduksi di Q2 atau lebih besar jika memproduksi di Q3, tetapi kerugian total
lebih besar dibanding jika memproduksi di Q*.

3. Keseimbangan Perusahaan dalam Jangka Panjang

Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus
memenuhi empat persyaratan :

a. Perusahaan harus berproduksi sampai pada MR = MC agar perusahaan mencapai


keadaan yang paling optimal. Pada saat itu biaya maijinal jangka pendek (SMC)
sama dengan biaya maijinal jangka panjang (LMC).
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian, agar dapat mengganti barang modal yang
digunakan dalam produksi. Oleh sebab itu biaya rata-rata jangka pendek (SAC)
harus sama dengan harga jual (P).
c. Tidak adanya insentif bagi perusahaan untuk keluar-masuk pasar karena laba nol
(normal profit) dimana tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang
sama, bila uang dan faktor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternatif.
Jika laba lebih besar dari nol akan ada perusahaan yang berminat masuk ke dalam

71
pasar. Dan sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi) maka akan
mendorong perusahaan untuk keluar dari pasar.
d. Perusahaan tidak dapat lagi menambah laba, meskipun dengan memperbesar skala
produksi, karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata
jangka panjang (minimum LAC) pada saat SAC = LAC.
Pada gambar 7.6 menunjukkan keseimbangan jangka panjang perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna. Dimana gambar 7.6a menunjukkan keseimbangan
jangka panjang industri yang terjadi pada titik E0 dengan tingkat harga P0 dan jumlah
output Q0 dan gambar 7. keseimbangan perusahaan terjadi pada titik E dimana kurva
SMC, LMC dan LAC berpotongan dengan output Q*.6b
Rp Rp

Gambar 7.6
Keseimbangan Jangka Panjang
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Bila ada perusahaan yang masuk maka teijadi penambahan penawaran


sehingga kurva penawaran pada gambar 7.6a mengalami pergeseran dari S0 ke Sj
dengan titik keseimbangan yang baru pada titik E] dimana harga keseimbangan Pj dan
jumlah output sebesar Qr. Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat harga Pt
jumlah output yang ditawarkan hanya di Q2. Selisih Q: dengan Q2 adalah akibat
penambahan kapasitas produksi yang berasal dari perusahaan yang masuk. Tetapi
pada tingkat harga Px ada perusahaan-perusahaan yang tidak dapat bertahan lama,

72
karena harga jual lebih kecil daripada biaya produksi per unit (Pj < AC). Lagi pula
jika output ditambah, kerugian bertambah besar karena jarak SMC dengan P, semakin
besar. Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran tingkat industri berkurang,
misalkan sampai ke kurva S2 yang akan menaikkan harga menjadi P,. Bagi
perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan, karena perusahaan
memperoleh laba super normal (P2 > AQ. Hal ini akan menarik perusahaan-
perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri. Gerakan masuk-keluar akan berhenti
bila keseimbangan kembali pada titik E, sehingga perusahaan dalam industri hanya
menikmati laba normal karena adanya asumsi keleluasaan masuk-keluar pasar (free
entry and exit).

Contoh keseimbangan dalam pasar persaingan sempurna:

Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Titik Q P TR TC MR MC AC n
A 0 5 0 1 - - 0 -1
B 1 5 5 4 5 3 4 1
C 2 5 10 6 5 2 3 4
D 3 5 15 9 5 3 3 6
E 4 5 20 14 5 5 3,5 6
F 5 5 25 21 5 7 4,2 4
G 6 5 30 30 5 9 5 0
H 7 5 35 49 5 19 7 -14

Penerimaan total (TR) adalah penerimaan total yang didapatkan dari hasil
penjualan seluruh barang atau output yang bersangkutan.

TR = P x Q
Penerimaan marginal (MR)
MR = ∆TR/∆Q
Biaya total (TC)
TC = FC + VC

73
Biaya rata-rata (AC)
AC = TC/Q
Keuntungan maksimum
π = TR – TC
TR & TC

Gambar 7.7
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Kurva TC bermula di atas kurva TR dimana perusahaan mengalami kerugian. Pada
waktu produksi 6 unit perusahaan mendapatkan laba normal dimana TR = TC. Pada
saat produksi 4 unit perusahaan mendapatkan laba super normal karena TR > TC.
4. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Penawaran industri adalah penawaran total perusahaan-perusahaan dan jumlah
output yang ditawarkan perusahaan yaitu jumlah yang dihasilkan laba maksimum
dimana MR = MC. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat digambarkan kurva
penawaran perusahaan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Gambar 7.8
Kurva Penawaran Jangka Pendek

74
Pada gambar 7.8 menunjukkan jika harga dibawah P0, perusahaan tidak mau
berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kedi dari biaya variabel
(VC) per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke
Px, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR = MC atau
MR = p sehingga jumlah output adalah Qr Jika harga jual terus mengalami
peningkatan ke P2, P3 atau P4 maka perusahaan harus memproduksi di Q2, Q., dan Q4
agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukkan hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah output yang diproduksi. Dengan demikian dalam pasar
persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva
AVC adalah juga kurva penawaran perusahaan jangka pendek (gambar 7.8b). Dapat
disimpulkan bahwa dalam pasar persaingan sempurna, meskipun perusahaan
menderita rugi, selama harga (P) masih di atas AVC (overage variable cost),
sebaiknya perusahaan tetap berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih
kedi dari FC (fixed cost) yang harus dikeluarkan apabila perusahaan tidak
berproduksi. Kalau berproduksi, berarti sebagian dari FC masih dapat tertutupi.
Namun bila harga (P) dibawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak berproduksi
karena kalau tetap berproduksi kerugian lebih besar dari FC (Prathama Rahardja,
2008).
5. Kekuatan Dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah sebuah model ekonomi tentang perilaku
perusahaan dalam kehidupan yang ideal dimana perusahaan berproduksi dalam skala
yang efisien dengan harga produksi yang paling murah, dan juga memungkinkan
output yang maksimum dibandingkan struktur pasar lainnya. Bagi masyarakat, pasar
persaingan sempurna akan memberikan tingkat kesejahteraan dan kepuasan hidup
yang maksimal karena harga jual barang tersebut adalah yang termurah, jumlah
output paling banyak adalah perbandingan jumah output dengan jumlah penduduk
maksimal (kemakmuran maksimal) dan masyarakat merasakan kenyamanan dalam
mengkonsumsi karena tidak perlu membuang waktu banyak untuk memilih barang
dan tidak takut tertipu dalam kualitas dan harga.

75
Model pasar persaingan sempurna juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Kelemahan dalam asumsi
Dalam pasar persaingan sempurna asumsi yang dipakai jarang terwujud karena
dalam kehidupan nyata produsen dan konsumen dibatasi oleh dimensi waktu dan
tempat, ini menyebabkan terjadinya mobilitas faktor produksi dan membutuhkan
biaya untuk pengumpulan informasi sehingga hasil output dan informasi yang
didapat pun tidak homogen dan sempurna.
b. Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam
jangka panjang akan tercapai dan setiap perusahaan memperoleh laba normal.
Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat dilakukan kegiatan
riset dan pengembangan (research and development). Padahal kegiatan riset dan
pengembangan sangat dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang
meningkatkan efisiensi produksi (Prathama Rahardja, 2008)
c. Konflik efisien-keadilan
Dalam pasar persaingan sempurna sangat menekankan efisiensi, tetapi ini
bermasalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata. Contohnya kasus industrialisasi
di negara-negara sedang berkembang, perkembangan industrinya masih dalam tahap
awal dimana biaya rata-rata produksinya lebih tinggi dibandingkan industri di negara
maju. Jika bersaing di pasar global, industri di negara sedang berkembang akan kalah
bersaing, sehingga kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya tidak akan meningkat
dibandingkan di negara maju. Muncullah masalah ketidakadilan. Agar tidak kalah
bersaing, industri di negara sedang berkembang meminta perlindungan sementara
sehingga ini menimbulkan masalah inefisiensi.
B. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah struktur pasar dimana hanya terdapat satu penjual, tidak
ada substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan masuk
(barriers to entry) ke pasar.
1. Karakteristik Dan Faktor-Faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli
Karakteristik pasar monopoli adalah

76
a. Hanya ada satu penjual
Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak mempunyai pilihan lain.
Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat jual beli yang ditentukan
penjual/produsen.
b. Tidak ada substitusi produkyang mirip
Sebagai contoh, aliran listrik, dimana aliran listrik tidak mempunyai pengganti
dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya berbeda, misalnya, lampu
minyak. Tetapi lampu minyak tidak dapat menggantikan fungsi aliran listrik untuk
menyalakan televisi, kulkas dan sebagainya.
c. Terdapat hambatan masuk ke pasar
Hambatan ini bisa bembentuk undang-undang yang berlaku, memerlukan
teknologi yang canggih untuk memproduksi barang, atau memerlukan modal yang
sangat besar.
d. Sebagai penentu harga (price setter)
Dengan mengendalikan tingkat produksi dan volume produk yang ditawarkan
perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang dikehendaki.
Adapun faktor-faktor yang yang menyebabkann timbulnya monopoli adalah
a. Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang
spesifik. Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau sebagian
besar bahan mentah yang tersedia. Sebagai contoh adalah pertamina
b. Hak paten produk atau proses produksi
Dengan pemberian hak paten akan melindungi perusahaan atau pihak
pihak pencipta suatu produk dari peniruan pihak-pihak lain.
c. Terdapat skala ekonomis
Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan menggunakan teknologi modern,
produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya
sangat besar dan meliputi hamper seluruh produksi yang diperlukan di
dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu perusahaan mencapai keadaan
dimana biaya produksi minimum, jumlah produksi adalah hampir sama
dengan jumlah permintaan riil di pasar. Dengan sifat skala ekonomis, pada

77
tingkat produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat menurunkan harga.
Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan baru tidak akan sanggup
bersaing dengan perusahaan yang terlebili dahulu berkembang. Keadaan
ini mewujudkan pasar monopoli. Contohnya perusahaan jasa umum
d. Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
Pemberian hak monopoli oleh pemerintah, melalui peraturan pemerintah,
dapat diberikan kekuasaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau
lembaga-lembaga tertentu.
2. Permintaan Dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan adalah
permintaan industri. Oleh sebab itu perusahaan mempunyal kemampuan untuk
mempengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output. Dan posisi monopolis
adalah penentu harga (price setter/price maker). Dengan demikian, kurva
permintaan yang dihadapi perusahaan monopoli adalah kurva permintaan pasar.
Peneriman marjinal (MR) perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (P).
Pada gambar 7.9 menunjukkan bahwa untuk meningkatkan output yang dijual dari
Q, ke Q2 perusahaan harus menurunkan harga jual dari Pj ke P2, menyebabkan
penerimaan total (TR) berkurang sebesar luas daerah segi empat A. Dan
penambahan jumah output menambah TR seluas daerah segi empat B. dengan
demikian MR = -A + B yang nilainya lebih kecil dari harga.

Dalam pasar persaingan sempuma kurva TR berbentuk gads lurus dimulai dari

78
titik (0,0). Dalam pasar monopoli besamya TR sangat tergantung pada besarnya
elastisitas harga.
a. Jika elastisitas harga lebih besar dari satu (elastis), untuk menambah output 1%,
harga diturunkan lebih kecil dari 1%. Akibatnya TR naik yang berarti MR positif.
b. Jika elastisitas harga sama dengan satu, untuk menambah output 1%, harga harus
diturunkan 1% juga. TR tidak bertambah, yang artinya MR = 0. Pada saat itu nilai
TR maksimum.
c. Jika elastisitas harga lebih kecil dari satu (inelastis), untuk menaikkan output 1%,
harga hams diturunkan lebih dari 1%. Akibatnya TR turun, yang artinya MR < 0
(negatif) (Prathama Rahardja, 2008).
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Dalam pasar monopoli, agar mencapai laba maksimum maka MR = MC pada
output Q*. dimana besarnya laba seluas bidang QP*SR. Jika kecil dari Q*, misalnya
di Qx, laba perusahaan belum mencapai maksimum karena MR > MC. Dan
sebaliknya jika output lebih besar dari Q*, misalnya di Q2, maka laba akan
berkurang karena MR < MC. Keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek dapat
dilihat pada gambar 711 berikut ini

Gambar 7.10
Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Perusahaan Monopoli

Monopolis juga bisa menderita kerugian, tetapi apabila teijadi kerugian akan
diusahakan agar kerugiannya minimum yaitu pada tingkat output dimana MR = MC.

79
Dari gambar 7.11, kerugian minimum yang dihadapi monopolis, dimana tingkat
output adalah Q*, harga P*, TR = 0P*SQ*, danTC = OQRQ*, sehingga daerah
kerugian adalah sebidang P*QRS (kerugian minimum).

Gambar 7.11
Monopolis Yang Menderita Kerugian

4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan
jangka panjang, selama dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum.
Hambatan perusahaan lain untuk masuk menyebabkan perusahaan monopoli mampu
menikmati laba super normal, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Perusahaan akan kehilangan laba super normal jangka panjang apabila
perusahaan tidak mampu mempertahankan daya monopolinya. Hal ini bisa terjadi
apabila perusahaan monopoli tidak melakukan riset dan pengembangan teknologi
baru yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Bisa saja posisi perusahaan
tergantikan dengan perusahaan lain yang mampu menghasilkan teknologi produksi
baru yang lebih efisien. Contohnya terjadi pada perusahaan-perusahaan jam tangan di
negara Swiss. Karena menolak memanfaatkan teknologi digital, mereka kehilangan
kemampuan monopolinya. Saat ini, daya monopoli pembuatan jam tangan dikuasai
perusahaan-perusahaan jam di Jepang, yang memanfaatkan teknologi digital
(Prathama Rahardja, 2008). Daya monopoli adalah kemampuan perusahaan
melakukan eksploitasi pasar untuk mencapai laba maksimum sebatas kemampuan
mengatur jumlah output dan harga. Dikatakan besar daya monopoli jika keputusan
harga dan output perusahaan semakin sulit dilawan oleh pasar.

80
Keseimbangan dalarn jangka panjang akan menjadi masalah apabila dalam
jangka pendek perusahaan mengalami kerugian. Bila biaya rata- rata variabel masih
lebih besar dari harga (AVC > P) untuk sementara perusahaan masih dapat
beroperasi. Bila ingin mempertahankan eksis- tensinnya dalam jangka panjang,
perusahaan harus berupaya mencapai laba dengan cara melakukan efisiensi agar
biaya produksi menjadi lebih murah dengan menurunkan biaya rata-rata (AC) dimana
AC lebih kecil daripada harga (P), sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
Kemudian dapat dilakukan juga dengan memperbesar permintaan. Misalkan dengan
adanya promosi yang gencar dan memasang iklan di media elektronikatau di media
cetak. Peningkatan permintaan menyebabkan harga lebih besar dari biaya rata-rata
yang artinya perusahaan memperoleh laba.
5. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)
Monopoli alamiah (natural monopoly) adalah perusahaan yang mempunyai
daya monopoli alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka
panjang yang menurun (berkemiringan negatif). Semakin besar output yang
dihasilkan semakin rendah biaya rata-rata. Perusahaan juga memiliki kurva biaya
maijinal (MC) yang menurun dan berada di bawah kurva AC. Perusahaan memiliki
tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala produksi diperbesar. Perusahaan ini
mampu melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin besarnya selisih antara harga
jual dengan biaya marjinal.

Gambar 7.12
Kurva AC da MC Perusahaan Monopoli Alamiah dalam Jangka Panjang

81
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang sangat kuat dalam bidang industri
pengolahan makanan adalah Group Salim. Misalnya saja, perusahaan ini menguasai
lebih dari 90% produk makanan berbahan baku terigu (mie instant). Kemampuan
monopoli natural Salim Group pada awalnya bukanlah kemampuan teknis. Sebab
pemilik perusahaan (Sudono Salim) memulai usahanya sebagai pedagang, sekitar 30
tahun yang lalu memperoleh hak monopoli pengelolaan terigu untuk seluruh wilayah
Indonesia (melalui perusahaan pengolah tepung terigu untuk seluruh wilayah
Indonesia (melalui perusahaan pengolah tepung terigu, Bogasari). Laba yang diper-
oleh dari hak monopoli tersebut digunakan untuk membeli teknologi modem,
membayar manajer dan SDM yang tangguh, sehingga akhimya pemsahaan memiliki
kemampuan monopoli alamiah (Prathama Rahardja, 2008).
6. Social Cost of Monopoly And Monopoly Benefit

Adanya beberapa dampak negatif atau kerugian bagi masyarakat dari adanya
perusahaan monopoli (biaya sosial) antara lain

a. Hilangnya tingkat kesejahteraan konsumen (dead weigth loss)


b. Menimbukan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja
c. Memburuknya kondisi makro ekonomi
d. Memburuknya kondisi perekonomian Internasional

Akan tetapi, ada juga beberapa manfaat monopoli yaitu sebagai berikut.
a. Monopoli, efisiensi dan pertumbuhan ekonomi
Perusahaan mempunyai kelebihan yaitu mampu mengakumulasi laba super
normal dalam jangka panjang, dimana perusahaan ini bisa mempunyai riset
dan pengembangan teknologi untuk menghasilkan teknologi barn yang
inovatif dan canggih untuk meningkatkan efisiensi, sehingga akan
menghasilkan output yang lebih besar. Ini akan mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi
b. Monopoli dan efisiensi pengadaan barang publik
Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien oleh pasar. Barang ini
yang disebut dengan barang publik. Selain barang publik menimbulkan

82
ketidakefisienan dalam pasar, tetapi barang publik juga dapat mendorong
peningkatan pertumbuhan dengan peningkatan investasi. Pengadaan barang
publik hanya efisien apabila dalam skala besar dan perusahaan diberikan hak
monopoli, seperti. pengadaan listrik, air minum, jalan raya, jembatan,
transportasi dan lain-lain. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan mampu
menjadi perusahaan monopoli alamiah yang memproduksi barang publik
dengan harga murah
c. Monopoli dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (Prathama Rahardja,
2008).
Perusahaan monopoli memang bisa merugikan karena memproduk.si barang
lebih sedikit dengan menjual dengan harga lebih mahal. Tetapi dalam
pembahasan tentang diskriminasi harga maupun kebijakan pengaturan harga
dua tingkat, monopoli bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahtera
masyarakat. Dengan menggunakan kedua kebijakan di atas, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan tanpa merugikan perusahaan.
Sebab perusahaan masih dapat menikmati laba super normal.

C. Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistic pada dasarnya antara dua jenis bentuk pasar yaitu
pasar persaingan sempuma dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifat bentuk pasar ini
mengandung unsur-unsur siaft pasar monopoli dan pasar persaingan sempuma.
Secara umum, pasar persaingan monopolistic dapat didefinisikan sebagai suatu pasar
dimana terdapat banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk
yang berbeda coraknya (differentiated product)
1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
Karakteristik pasar persaingan monopolistik adalah :
a. Terdapat banyak penjual
Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurma.
Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran
yang relatif sama. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan

83
tentang harga dan jumlah output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi
perusahaan lain dalam industri karena setiap pemsahaan akan menghadapi kurva
permintaannya masing-masing.
b. Produk yang terdiferensiasi (.differentiated product)
Produk dapat dibeda-bedakan oleh konsumen. Kalau dalam pasar persaingan
sempuma konsumen membeli barang tanpa melihat merek barang atau siapa
produsennya, tetapi dalam pasar persaingan monopolistik yang menjadi
pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang tersebut dapat dibedakann diihat
dari merek produk, kualitas produknya, model, bentuk, kemasan dan warna dari
produk tersebut.
c. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan untuk mempengaruhi harga
Pada pasar persaingan monopolistik, kekuatan mempengaruhi harga tidak sebesar
pada pasar monopoli dan oligopoli. Kekuatan mempengaruhi harga bersumber
dari perbedaan corak produk yang mengakibatkan para pembeli akan memilih
produk. Pembeli dapat lebih menyukai produk suatu perusahaan tertentu dan
kurang menyukai produk perusahaan lainnya. Sehingga jika suatu perusahaan
menaikkan harga, ia masih dapat menarik pembeli walaupun tidak sebanyak
sebelum kenaikan harga. Sebaliknya jika suatu perusahaan menurunkan harga,
belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan produk yang dihasilkan.
d. Bebas masuk dan keluar pasar
Masuk ke dalam pasar persaingan monopolistic tidak seberat masuk pasar
monopoli dan oligopoly tetapi tidak semudah masuk pasar ersaingan sempuma.
Ini disebabkan oleh modalyang diperlukan relatif besar dibandingkan dengan
perusahaan pada pasar persaingan sempurna dan harus menghasilkan produk
yang berbeda dengan produk yang sudah ada di pasar.
2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Pada gambar 7.13 menunjukkan keseimbangan jangka pendek perusahaan
monopolistik. Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC.
Perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC di titik E dimana harga
jual lebih besar dari biaya marjinal (P > MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba

84
relatif terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi sangat landai. Laba super
normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC, dimana harga
adalah P dan jumlah output yang diproduksi Q*.

Gambar 7.13
Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan Dalam Pasar persaingan Monopolistik
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Pada gambar 7.14 menunjukkan keseimbangan jangka panjang perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistik. Perusahaan menikmati laba super normal, yang
mengundang perusahaan lain untuk masuk ke dalam industry. Masuknya perusahaan
pendatang memberikan dampak terhadap permintaan perusahaan lama yaitu
peanggan makin setia. Dapat dilihat pada gambar 7 14a dimana kurva permintaan
jangka panjang lebih curam daripada jangka pendek. Dampak kedua yaitu pelanggan
makin bersifat memilih. Dapat dilihat pada gambar 7 14b dimana kurva permintaan
jangka panjang lebih landai daripada kurva permintaan jangka pendek.

Gambar 7.14
Keseimbangan Jangka Panjang Perusahaan
Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

85
Dibandingkan dengan pasar monopoly persaingan monopolistik masih lebih
baik dilihat dari lebih kedlnya total kesejahteraan yang hilang 0dead weigth loss).
Namttm tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan sempurna. Ada dua
penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat lebih efisien dibanding
pasar persaingan sempurna adalah.
a. Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mampu membebankan harga jual
yang lebih tinggi dari biaya marjinal (P > MC)
a. Dalam jangka panjang perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan
mengalami kelebihan kapasitas.
D. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan. Jika
pasar yang terdiri dari dua perusahaan disebut duopoli. Setiap perusaha a 11 memiliki
kekuatan cukup besar untuk mempengaruhi harga pasar. Produk dapat terdiferensiasi.
Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam
industri pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli.
1. Karakteristik Pasar Oligopoli
Karakteristik dari pasar oligopoli adalah sebagai berikut
a. Hanya sedikit perusahaan dalam industri
Jumlah perusahaan dalam pasar lebih dari dua tetapi tidak terlalu banyak sehingga
tindakan dari pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha
lainnya.
b. Produk homogeny atau terdiferensiasi
Dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan
harga dan non harga. Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam
menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensiasinya,
perusahaan semakin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan
lainnya.
b. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baikyang sudah ada maupun yang masih di

86
luar industri. Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk
industry, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual
terbatas, yang membuat perusahaan menikmati laba super nrmal dibawah tingkat
maksimum (Prathama Rahardja, 2008)
c. Kompetisi non harga
Untuk mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga,
namun juga non harga. Contoh bentuk-bentuk kompetisi non harga adalah iklan
untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan
dan merek dan lain-lain.
2. Keseimbangan Pasar Oligopoli
Pada gambar 7.15 menggambarkan kurva permintaan yang relevan bagi
perusahaan oligopoli yaitu ABD2. Sampai batas P, kurva permintaan yang relevan
adalah AB, karena bila perusahaan menetapkan harga di atas harga Pa, pesaing tidak
bereaksi. Akibatnya bila perusahaan oligopoli menetapkan kenaikan harga misalnya
sebesar 20% ke P3 maka perusahaan tersebut akan kehilangan permintaan lebih besar
dari 20% dari Q3 menjadi Q3, karena perusahaan oligopolis lainnya tidak ikut
menaikkan harga. Sebaliknya bila perusahaan oligopoli menetapkan harga dibawah
harga P1 menjadi P2, pesaing berekasi, dimana kurva permintaan yang relevan adalah
BD2. Akibatnya bila perusahaan oligopoli menetapkan penurunan harga sebesar 20%
tambahan permintaan yang diperoleh lebih sedikit dari 20%, karena perusahaan-
perusahaan lainnya ikut bereaksi menurunkan harga. Mereka tidak mau kalau
konsumen atau pelanggan berpindah ke perusahaan yang menurunkan harga tadi.
Kurva penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi perusahaan adalah ACDE dan
harga keseimbangan pasar di Px.

Gambar 7.15
Kurva Permintaan Perusahaan Oligopoli

87
Pada gambar 717 menunjukkan perusahaan oligopoli yang berada dalam
keseimbangan pada saat MR = MC di titik D dan jumlah output di Qr Perubahan MC
tidak otomatis mempengaruhi harga jual, karena dapat menimbulkan reaksi pesaing.
Bila MC bergeser dari MC, sampai MC2 harga tidak berubah dan perusahaan
oligopoli juga tidak akan mengubah jumlah output karena sangat merugikan
perusahaan. Misalkan output dinaikkan ke Q2, pesaing akan bereaksi, dimana kurva
MR yang relevan adalah ACDE, akibatnya laba mengalami penurunan karena MR <
MC. Bila perusahaan oligopolis mengurangi output ke Q3 dimana harga lebih tinggi
dari Pp pesaing tidak bereaksi, sehingga hal ini merugikan karena ada produksi Q3,
MR > MC dan laba yang diperoleh berkurang.

Gambar 7.16
Keseimbangan Perusahaan Oligopoli

Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom


mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya,
tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.
Berikut ini akan disampaikan beberapa model oligopoli yang dikembangkan oleh
pada ekonom.
a. Model Permintaan Yang Patah (Kinked Demand Model)
Model ini dikembangkan oleh PM. Sweezy (1939). Sweezyberanggapan bahwa
kalau ada perusahaan dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga
maka ia akan kehilangan pelanggan karena tak ada perusahaan yang lainnya yang

88
bersedia menaikkan harga barang. Tetapi sebaliknya, pemsahaan dalam pasar
oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para
pesaing akan menurunkan harga dengan tingkatyang lebihrendahlagi. Akibatnya
terjadilah persaingan harga. Dalam hal ini perusahaan-perusahaan dalam pasar
oligopoli saling mempengaruhi tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan)
b. Model Cournot
Model Cournot yang disebut juga duopoli (duopoly). Duopoli adalah keadaan
dimana dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan. Model cournot
dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang ahli ekonomi
berkebangsaanPerandspadatahun 1838. Model ini menerangkankeseimbangan
perusahaan duopoli tercapai bila biaya marjinal adalah nol (MC = 0) Perusahaan
duopoli akan mencapai keseimbangan bila output masing- masing perusahaan
adalah separuh jumlah permintaan pada saat harga P = 0. Asumsi utama dari
model ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya,
maka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah
perusahaan pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar
duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen,
dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh
dua perusahaan dengan permintaan pasar.

Gambar 7.17
Kondisi Laba Maksimum Oligopoli dengan MC= 0

c. Model Stackelberg
Dalam model stackberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu

89
bertindak sebagai pemimpin (leaderfirm) dan satu perusahaan berlaku sebagai
pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai
kewenangan untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk
menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan
maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan
pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada
model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan
mengubah tingkat outputnya.
d. Model Perusahaan Dominan (The Dominant Firm Model)
Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut dari model
Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak
selaku pemimpin dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut.
Perbedaannya adalah bahwa perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi
mengikuti model Cournot, melainkan mereka bereaksi seolah-olah mereka berada
dalam pasar yang bersaing sempuma. Dengan demikian perusahaan-perusahaan
pengikut bertindak sebagai penerima harga (price taker), yaitu akan menerima
berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan
menghasilkan output pada kondisi dimana biaya maijinalnya sama dengan tingkat
harga.

4. Tugas/latihan

1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri pasar persaingan sempurna !


2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari pasar monopoli !
3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistik
4. Sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menghadapi fungsi biaya
total dengan persamaan TC = 5/3Q3- 15Q2 + 40Q + 30 dan P = 15. Hitunglah
output yang memaksimumkan laba, dan hitunglah laba maksimumnya

90
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.


Putong, I. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro & Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Putong, I. 2005. Teori Ekonomi Mikro Kajian Konvensional dan Wacana Syariah,
Mitra Wacana Media, Jakarta.

Rahardja, P., & Manurung, M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi, Mikroekonomi, &
Makro Ekonomi), Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.

Sukirno, S. 2010. Teori Pengantar Ekonomi Mikro, Rajawali Press, Jakarta.

Salvatore, D. 1994. Teori Mikroekonomi, Seri Buku Schaum Teori dan Soal-soal, PT.
Gelora Aksara Pratama, Jakarta

91

Anda mungkin juga menyukai