Anda di halaman 1dari 113

KATA PENGANTAR

Ucapan Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya berkat


rahmat dan hidayah Allah SWT semata penulis dapat menyusun modul mata
kuliah Dasar Agribisnis ini. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW. Modul mata kuliah Dasar Agribisnis
disusun sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa program studi
Agribinis, Agroteknologi, dan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Modul mata kuliah ini sangat diperlukan bagi menunjang perkuliahan
Dasar Agribisnis di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Mata kuliah ini mengemukakan materi penerapan agrbisnis pada
kegiatan bisnis khususnya pada bidang pertanian yang memuat konsep, teori
dan aplikasi agribisnis.
Dalam penyusunan modul ini memiliki kekurangan dan kelemahan,
akhirnya kepada bapak/ibu dosen dan para pembaca kiranya dapat
memberikan masukan dan saran untuk lebih baik kedepannya.

Penulis

Tim Teaching

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
I. IDENTITAS .......................................................................................... iii
II. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Deskripsi Mata Kuliah .................................................................. 1
B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)............................... 1
C. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah..................................... 2
III. PEMBELAJARAN ............................................................................... 3
A. Kegiatan Pembelajaran Ke 1 .......................................................... 3
B. Kegiatan Pembelajaran Ke 2 .......................................................... 10
C. Kegiatan Pembelajaran Ke 3 dan 4 ................................................ 15
D. Kegiatan Pembelajaran Ke 5 .......................................................... 20
E. Kegiatan Pembelajaran Ke 6 .......................................................... 35
F. Kegiatan Pembelajaran Ke 7 .......................................................... 47
G. Kegiatan Pembelajaran Ke 9 .......................................................... 63
H. Kegiatan Pembelajaran Ke 10 dan 11 ............................................ 70
I. Kegiatan Pembelajaran Ke 12 ........................................................ 74
J. Kegiatan Pembelajaran Ke 13 ........................................................ 87
K. Kegiatan Pembelajaran Ke 14 dan 15 ............................................ 96
IV. PENUTUP .....................................................................................…. 102
V. DAFTAR PUSTAKA .....................................................................…….103

VI.

ii
I. IDENTITAS

1. Nama Mata Kuliah : Dasar Agribisnis


2. Kode Mata Kuliah : PAE224032
3. Jumlah SKS : 2 sks
4. Nama Dosen / Team Teaching : Mailina Harahap, S.P., M.Si.
Juita Rahmadhani Manik. S.P., M.Si.
Surnaherman, S.P., M.Si.
Aflahun Fadhly Siregar, S.P., M.P.

iii
II. PENDAHULUAN

A. Deskripsi Matakuliah

Mata kuliah Dasar-dasar Agribisnis memberikan pengetahuan


pengertian Agribisnis, Konsep Agribisnis, Sistem Agribisnis,
Bagaimana mengelola lingkungan Agribisnis dalam menentukan
strategi bisnis, Etika dalam kegiatan Agribisnis, Prinsip Investasi dalam
kegiatan Agribisnis sehingga dapat mengendalikan resiko dan
ketidakpastian dalam bisnis, Pengelolaan dalam agribisnis dengan
membuat suatu kasus kegiatan agribisnis.
Mata kuliah Dasar Agribisnisbertujuan untuk mampu
menjelaskan dan menerapkan dasar agribisnis pada kegiatan usaha
terkhusus pada bidang pertanian agribisnis. Selain itu mahasiswa juga
memahami betapa pentingnya mempelajari dasar agribisnis pada
kegiatan usaha bisnis dan merupakan salah satu kunci dalam
kesinambungan kegiatan bisnis tersebut.
Mata kuliah ini juga berisi tentang pengertian agribisnis, konsep
agribisnis, sejarah perkembangan dan peranan agribisnis dalam
perekonomian.Bagan Sistem dan Subsitem agribisnis serta keterkaitan
antara masing-masing subsitem.Lembaga atau Organisasi Pada
Agribisnis. Pengenalan input dan output pada kegiatan Agribisnis.
Desain Usaha Agribisnis/ Bussines Plan. Etika Bisnis dan Aplikasi
Pengelolaan Bussines Plan.
Untuk mencapai tujuan dan isi materi tersebut digunakan
metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Penilaian (evaluasi)
mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

Mahasiswa mampu menerapkandan penyelesaian masalah di


bidang pertanian melalui penerapan dasar agribisnis guna

1
meningkatkan produktivitas usaha/ bisnis di bidang pertanian secara
berkelanjutan berdasarkan nilai – nilai Al –Islam dan
KeMuhammadiyahan.

C. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskankonsep agribisnis,
sejarah perkembangan dan peranan agribisnis dalam perekonomian.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskanBagan Sistem dan
Subsitem agribisnis serta keterkaitan antara masing-masing subsitem.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Lembaga atau
Organisasi Pada Agribisnis.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Pengenalan input dan
output pada kegiatan Agribisnis.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskanDesain Usaha
Agribisnis/ Bussines Plan.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Etika Bisnis.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Aplikasi Pengelolaan
Bussines Plan.

2
III. PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran Ke 1
1. Pengertian Agribisnis, Konsep Agribisnis, Sejarah
Perkembangan, dan Peranan Agribisnis dalam Perekonomian
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mahasiswa mampu memahami pengertian agribisnis dan
penerapannya
o Mahasiswa mampu memahami konsep agribisnis dan
penerapannya
o Mahasiswa mampu memahami sejarah perkembangan agrbisnis
o Mahasiswa mampu memahami peranan agribisnis dan
perekonomian
3. Materi Pembelajaran
Pertanian merupakan kegiatan yang hampir di seluruh belahan
bumi dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Pemenuhan
kebutuhan pangan hampir semua terkandung dari hasil pertanian.
Pertanian juga dijadikan sebagai usaha yang merupakan salah satu
pendapatan terbesar dibeberapa negara terkhusus Indonesia.
Pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian
Indonesia. Banyak peranan masyarakat yang bergerak di bidang
pertanian. Penyerapan tenaga kerja juga hampir mendominasi dari
kegiatan usaha pertanian. Kegiatan pertanian meliputi aspek
budidaya sampai kepada pemasaran.
Agribisnis merupakan sistem dibidang pertanian yang meliputi
segala aspek mulai dari awal sampai akhir kegiatan pertanian.
Kagiatan yang mengelola sumberdaya alam dalam menjadikan
produk nilai tambah yang menjadi sumber pendapatan bagi petani.
Agribinis berasal dari kata Agribusiness yang mana Agri merupakan
Agriculture berarti pertanian dan Business yang memiliki arti usaha

3
atau kegiatan yang beorietasi kepada profit. Jadi, agribisnis adalah
kegiatan usahatani mulai dari hulu (penyediaan input produksi)
sampai kepada hilir (pascapanen) yang mengola sumberdaya alam
menjadi memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan bagi
masyarakat (Maulidah, 2012)
Pada tahun 1955, istilah pertama kali dikenal oleh masyarakat
di Amerika Serikat. Pada waktu itu John H. Davis memakalai istilah
ini dalam makalahnya yang disampaikan pada sebuah seminar yang
bernama “Boston Confrence on Distribution”. Dan selanjutnya istilah
ini semakin dikembangkan kemasyarakat agribisnis bersama dengan
rekannya Ray Goldberg dalam buku yang berjudul ”A Conception of
Agribusiness” yang diterbitkan pada tahun 1957 di Harvard
University. Dan pada tahun 1957 ketika penulis mendapatkan gelar
guru besarnya di Universitas tersebut dan telah diangga sebagai
pakar tahun lahirnya konsep agribisnis. Dalam cetusan bukunya
Davis dan Goldberg mendefenisiskan agribisnis sebagai berikut: “The
sum total of all operation involved in the manufacture and distribution
of farm supplies: Production operation on farm: and the storage,
processing and distribution of farm commodities and items made from
them”.
Agribisnis juga secara lapangan sering diartikan sebagai usaha
pertanian, bisnis pertanian, hingga pemasaran pertanian untuk yang
pada tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan profit. Agribisnis
juga sangat banyak peranannya terhadap masyarakat mulai dari
usaha rumah tangga sampai kepada industri perusahaan. Maka
dengan itu tidak jarang hampir seluruh masyarakat menikmati apa itu
agribisnis.
Beberapa pengertian agribisnis dan konsep menurut beberapa
ahli yang menjelaskan tentang agribisnis antara lain:

4
1. Pengertian Agribisnis menurut John H. Davis dan Ray A.
Goldberd adalah “The sum total of all operations involced in the
manufacture and distribution of farm supplies; production
operations on the farm; and the storage, processing, and
distribution of farm commodities and items made from them”.
“Jumlah total dari semua operasi yang terlibat dalam pembuatan
dan distribusi persediaan pertanian; operasi produksi di
pertanian; dan penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi
komoditas pertanian dan barang-barang yang dibuat darinya”.
2. Agribisnis ini berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari
bahasa Inggris agricultural yang berarti pertanian dan bisnis
adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan.
Jadi agribisnis merupakan usaha di bidang pertanian yang
memiliki peluang besar sampai kepada perdagangan dunia.
3. Agribisnismenurut Austinadalah mengarah kepada kesatuan
kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usaha tani, pengolahan
bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi
pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan
kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan
serat-seratan kepada konsumen.
Pada pengertian ini agribisnis tidak hanya mencakup pada aspek
penyediaan sarana produksi sampai pada pasca panen
melainkan faktor pendukung kegiatan juga masuk pada
agribisnis.
4. Agribisnis menurut Wibowo dkk adalah mengacu kepada semua
aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai
pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani
atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

5
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa agribisnis merupakan
sistem yang meliputi budidaya, pengolahan hasil dan sampai
pada pemasaran.
5. Pengertian Agribisnis menurut Arsyad adalah kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Ungkapan dari pengertian agribisnis diatas menyatakan bahwa
agribisnis memiliki pengertian yang luas yang dibahas dari
penyediaan sarana produk sampai kepada pemasaran produk
yang sudah diolah
6. Pengertian Agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri (2004)adalah
setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian,
yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau
pengusahaan produksi itu sendiri ataupun juga pengusahaan
pengelolaan hasil pertanian. Dengan kata lain agribisnis adalah
cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan.
Jadi agribisnis agribisnis merupakan seluruh kegiatan yang
mengarah kepada kegiatan produksi komoditas pertanian hingga
kepada kegiatan pengolahan.
7. Jose D. Drilon Jr. mengungkapkan agribisnis ialah seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan salah satu manufaktur dan
distribusi dari sebuah sarana produksi pertanian, kegiatan usaha
tani, penyimpanan dan pengolahan serta distribusi produk
pertanian dan produk lain yang dihasilkan dari berbagai produk
pertanian.
Ungkapan ini lebih melengkapi pendapat beberapa ahli yang lain
yang pada intinya agribisnis itu adalah seluruh kegiatan pertanian
dan juga seluruh yang mendukung kegiatannya.

6
8. E. Paul Roy mengungkapkan bahwa agribisnis yakni suatu
proses koordinasi dari berbagai sub-sistem yang dapat saling
mempengaruhi, yaitu penyediaan input pertanian, produksi
pertanian dan pengolahan hasil serta pemasaran hasil pertanian.
Ungkapan ini mengemukakan bahwa seluruh kegiatan pertanian
harus saling mempengaruhi yang masuk dalam bagian agribisnis
mulai dari penyediaan input produksi sampai pada pemasararan
hasil pertanian.
Agribisnis merupakan suatu konsep yang sangat utuh. Karena
didalamnya terdapat proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran
dan aktivitas- aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
Dalam peningkatan kegiatan usahatani kosep ini harus terus
dikembangkan dalam pencapaian tujuan dan keuntungan yang
maksimal. Sistem agribisnis terpadu merupakan salah satu konsep
yang dapat diterapkan untuk usahatani.
Disektor tertentu dalam manajemen agribisnis pada ruang
lingkup ekonomi yang kini mencakup berbagai macam usaha
komersil, kombinasi antara modal, tenaga kerja, bahan baku dan
adopsi teknologi. Dalam pemenuhan bahan pangan, sandang, papan
dan transportasi yang terus berubah dan berkembang. Sehingga
harus disesuaikan dengan keinginan konsumen baik di dalam pasar
domestik maupun global. Konsep agribisnis inilah yang harus
disesuaikan dan dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan
konsumen (Primyastanto, 2011)
Kegiatan agribisnis yang pelaku utamanya adalah seorang
petani sering kurang memperhatikan masalah lingkungan sekitar
dalam menjalankan kegiatannya. Sehingga sering para petani tidak
merasa untung dalam melakukan kegiatan meskipun mendapatan
penerimaan yang cukup maksimal. Maka dengan itu, dalam

7
berjalannya kegiatan agribisnis ada beberapa faktor- faktor dalam
lingkungan agribisnis yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Lingkungan Operasional (Operational Environment) yang terdiri
dari seluruh stakeholder yaitu pemasok, pesaing, tenaga kerja,
kreditur dan pelanggan yang seluruhnya saling berkaitan dalam
menjalankan kegitan agribisnis.
2. Lingkungan Industri (Industrial Environment) yang terdiri dari daya
tawar pembeli dan pemasok, permintaan dan penawaran,
hambatan yang terjadi, kompetensi, dan juga barang pengganti
(substitusi)
3. Lingkungan Pendukung (Supporting Environment) yang terdiri dari
ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang menjadi salah satu
pengaruh kegiatan agribinis yang juga dapat dijadikan sebagai
pencegah terjadinya hambatan jalannya agribisnis (Purba dkk,
2020)
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa agribisnis memiliki
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Adapun peranan itu
antara lain:
1. Agribisnis sebagai penghasil produk pangan bagi manusia. Hal
ini tidak dapat digantikan oleh apapun keculia dengan produk
agribisnis.
2. Agribisnis berperan terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
Agribisnis merupakan penyumbang tersebar PDB diluar dari
migas. Peranan agribisnis juga sebagai penyerapan tenaga kerja
nasional terbesar. Dan hampir semua kegiatan usaha besar yang
dilakukan salah satunya adalah komoditi agribisnis pertanian.
3. Agribisnis berperan dalam perolehan devisa negara.
Keberhasilan pembangunan di Indonesia itu merupakan
ketersediaan jumlah pangan dengan waktu dan tempat yang
terjangkau.

8
4. Agribisnis berperan dalam mewujudkan pemerataan hasil
pembangunan. Hal ini ditentukan dalam adopsi masyarakat
terhadap teknologi untuk produksi hasil baik dari sumber hayati
maupun hewani.
5. Agribisnis berperan dalam pelestarian lingkungan. Hal ini
ditunjukkan dengan pemanfaatan ekosistem alam yang memiliki
potenai dalam pelestarian lingkungan hidup. Kegiatan agribisnis
juga memiliki nilai estetika dan keindahan. Komoditi agribisnis
juga berfungsi sebagai penetral alam yang sudah tercemar
karena kandungan oksigen yang dihasilkannya.
6. Agribisnis memiliki keterkaian sektor yang tinggi yang dilihat dari
aspek produksi, konsumsi, dan keterkaitan lainnya. Hampir
seluruh kegiatan memakai komoditi agribisnis pertanian
(Maulidah, 2012)
Dari penjelasan diatas dapat dilihat peranan agribisnis sangat penting
terutama pada perekonomian nasional. Mulai dari pemenuhan
kebutuhan masyarakat hingga pengurangan pengangguran karena
kegiatan agribisnis banyak menyerap tenaga kerja.
4. Tugas / Latihan
Berikan kesimpulan pembahasan diatas menurut bahasa anda sendiri.
5. Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan menurut pendapat anda pengertian agribisnis
2. Jelaskan secara singkat mengenai konsep-konsep agribisnis
6. Kunci jawaban
1. Agribisnis adalah kegiatan usahatani mulai dari hulu (penyediaan
input produksi) sampai kepada hilir (pascapanen) yang mengola
sumberdaya alam menjadi memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan bagi masyarakat.

9
2. Agribisnis merupakan suatu konsep yang sangat utuh. Karena
didalamnya terdapat proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran
dan aktivitas- aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian. Dalam peningkatan kegiatan usahatani kosep ini harus
terus dikembangkan dalam pencapaian tujuan dan keuntungan
yang maksimal. Sistem agribisnis terpadu merupakan salah satu
konsep yang dapat diterapkan untuk usahatani. Disektor tertentu
dalam manajemen agribisnis pada ruang lingkup ekonomi yang kini
mencakup berbagai macam usaha komersil, kombinasi antara
modal, tenaga kerja, bahan baku dan adopsi teknologi. Dalam
pemenuhan bahan pangan, sandang, papan dan transportasi yang
terus berubah dan berkembang. Sehingga harus disesuaikan
dengan keinginan konsumen baik di dalam pasar domestik maupun
global. Konsep agribisnis inilah yang harus disesuaikan dan
dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.
B. Kegiatan Pembelajaran Ke 2
1. Sistem Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mampu menguraikan sistem agribisnis dan menyebutkan sub
sistem agribisnis
o Mampu menggambarkan bagan keterkaitan antar sub sistem
dalam sistem agribisnis
o Mampu menyebutkan dan menguraikan contoh sistem agribisnis
3. Materi Pembelajaran
Pertanian merupakan sektor kegiatan yang banyak melibatkan
kegiatan- kegiatan terkusus dalam kegiatan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja. Kegiatan ini harus didukung dengan sistem dan sub
sistem agribisnis. Keterkaitan dan kerjasama antara sub-sistem
agribisnis akan membuat kegiatan agribisnis berjalan lancar bahkan

10
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Kegiatan ini juga akan
mendukung terpenuhnya kebutuhan konsumen.
Sistem agribisnis harus selalu mengikuti perkembangan inovasi
dan untuk memperbaiki siklus hidupnya agribisnis. Hal ini bertujuan
untuk menjaga dan keberlanjutan agribisnis dan berkembangan
agribisnis. Maka dengan itu harus ada selalu inovasi baru seiring
perkembangan zaman dan demi bertahannya kegiatan agribisnis
tersebut.
Sistem agribisnis memiliki bagian yang saling berkaitan yang
sering disebut dengan subsistem agrbisnis. Subsistem yang saling
berkaitan berperan sebagai pembantu jalannya kegiatan agribisnis.
Adapun bagan sistem yang menunjukkan katerkaitan antara
subsistem ditunjukkan pada gambar 1.

Bagan Sistem Agribisnis

Subsistem Subsitem Subsitem Subsistem


pengadaan produksi pengolahan penunjang
dan distribusi pertanian hasil
darana dan pertanian
prasarana

Subsistem
Gambar 1. Bagan Sistem pemasaran
Agribsnis

Subsistem pengadaan dan distribusi darana dan prasarana

11
Subsistem ini mengarah kepada penyediaan sarana malai dari
kegiatan hulu agribisnis sampai kepada kegiatan hilir agribisnis.
Subsistem berfungsi untuk penyediaan bahan dan alat pertanian
yang dibutuhkan. Adapun bagian dari subsistem ini meliputi antara
lain:
- Benih dan bibit sebagai tanaman awal yang akan diproduksi
ketika sudah cukup umur tanamnya
- Pupuk sebagai media perangsang pertumbuhan tanaman
- Obat- obatan membantu untuk menghindari hama dan penyakit
pada tanaman
- Alat dan mesin pertanian yang menjadi pembantu pengerjaan
terhadap petani dan untuk efisiensi biaya dan waktu
- Media tanam adalah tempat dimana tanaman tumbuh dan besar,
media tanam juga tembah ditaburkannya pupuk perangsang
pertumbuhan tanaman. Media tanam yang baik adalah media
yang banyak mengandung unsur yang diperlukan tanaman
- Pakan bagi peternakan berperan sebagai kebutuhan utama
terhadap ternak. Pakan yang baik akan mendukung pertumbuhan
yang baik dan sehat terhadap ternak
Subsistem produksi pertanian
Subsistem produksi pertanian merupakan subsistem bagian-
bagian dari kegiatan pertanian. Bagian kegiatan pertanian yang biasa
dipakai konsumen baik itu untuk konsumsi rumah tangga maupun
konsumsi industri. Adapun bagian dari subsistem produksi agribisnis
antara lain:
- Pertanian tanaman pangan merupakan pertanian yang
menyediakan kebutuhan konsumsi pokok para konsumennya.
Contohnya adalah tanaman padi, jagung, ubi, gandung dan
lainnya.

12
- Pertanian tanaman hortikultura adalah pertanian yang berfungsi
sebagai pelengkap dari kebutuhan pokok untuk memenuhi nutrisi
tubuh kosumen. Adapun jenis tanaman hortikulutura adalah
tanamana sayur- sayuran.
- Petanian perkebunan merupakan kagiatan pertanian tanaman
keras yang umur panen 10 sampai 15 tahun. Biaya produk
tanaman perkebunan ini dipakai konsumen sebagai kebutuhan
rumah tanggga yang diolah oleh kegiatan industri untuk
menjadikan nilai tambah dalam olahannya.
- Perikanan merupakan bagian dari kegiatan pertanian yang
bergerak pada budidaya ikan.
- Peternakan adalah bagian dari kegiatan pertanian sama dengan
perikanan. Akan tetapi kegiatan ini terkhusus pada komoditi
ternak seperti sapi, kerbau, ayam, kambing dan lain sebagainya.
- Kehutanan merupakan kegiatan pertanian pada komoditi
tanaman hutan.
Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian
Subsistem ini merupakan subsistem pada kegiatan pascapanen
sampai pada pengolahan industri sehingga menjadi nilai tambah dari
produk pertanian tersebut.
Subsistem Pemasaran
Subsistem pemasaran merupan subsitem lanjutan dari
subsistem pengolahan hasil pertanian. Subsistem pemasaran adalah
kegiatan dalam pemasaran produk hasil pertanian murni dan juga
pemasaran hasil produksi dari olahan industri yang sudah memiliki
nilai tambah.
Subsistem Penunjang
Subsistem penunjang merupakan subsistem yang mendukung
kegiatan pertanian yang diluar dari bagian pertanian. Subsistem ini
berperan sebagai pendukung untuk peningkatan produksi dan hasil

13
pertanian. Adapun bagian dari subsistem penunjang seperti pihak
finansial bank, asuransi, dan kredit, dan ada juga dari pihak kosultan
dan training.
Kesimpulan dari subsistem agribisnis diatas adalah
menunjukkan bahwan kunci keberhasilan sistem agribisnis dilihat dari
kerja sama yang seimbang, hasil dari produk pertanian memiliki nilai
tambah, pertanian berkelanjutan, dan adakeuntungan yang didapat
dengan adil.
Dipandang dari segi pendekatan analisis sistem agribisnis, ada
dua model pendekatan sistem agribisnis antara lain:
Pendekatan Analisis Makro
Pedekatan analsisi makro merupakan pendekatan yang memandang
sistem agribisnis dari sudut pandangan nasional. Melihat sistem
agribisnis dengan hubungan ekonomi nasional. Hubungan ekonomi
nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Ekport dan Import
produk pertanian, Penyerapan tenaga kerja nasioal, penambahan
devisa negara, dan lain sebagainya.
Pendekatan Analisis Mikro
Pendekatan analisis mikro merupakan lebih menekankan kepada
memaksimalkan keuntungan melalui pengoptimalan lahan,
penggunaan input (sumberdaya). Pertanian di era sekarang bukan
lagi pertanian sebagai way of life (jalan hidup) melainkan sudah
menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas pertanian
dipandang dari sisi agribisnis bukan lagi kebiasaan turun temurun
akan tetapi sudah menjadi kegiatan yang menjadikan usaha
pertanian. Dari segi analisis mikro, agribisnis dibagi dari sektor
ekonomi yang saling berkaitan antara lain:
- Pasokan input seperti sumberdaya alam
- Produksi pertanian mulai dari hulu sampai kepada hilir
- Pemasaran produk merupakan kelanjutan penangan pascapanen

14
4. Tugas / Latihan
Berikan kesimpulan pembahasan diatas menurut bahasa anda sendiri.
5. Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Sistem agribisnis harus selalu mengikuti perkembangan inovasi,
sebutkan tujuan sistem agribisnis
2. Dipandang dari segi pendekatan analisis sistem agribisnis, ada dua
model pendekatan sistem agribisnis sebutkan dan jelaskan !
6. Kunci jawaban
1. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan keberlanjutan agribisnis dan
berkembangan agribisnis. Maka dengan itu harus ada selalu inovasi
baru seiring perkembangan zaman dan demi bertahannya kegiatan
agribisnis tersebut.
2. Pendekatan Analisis Makro
Pedekatan analsisi makro merupakan pendekatan yang
memandang sistem agribisnis dari sudut pandangan nasional.
Melihat sistem agribisnis dengan hubungan ekonomi nasional.
Hubungan ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB),
Ekport dan Import produk pertanian, Penyerapan tenaga kerja
nasioal, penambahan devisa negara, dan lain sebagainya.
Pendekatan Analisis Mikro
Pendekatan analisis mikro merupakan lebih menekankan kepada
memaksimalkan keuntungan melalui pengoptimalan lahan,
penggunaan input (sumberdaya). Pertanian di era sekarang bukan
lagi pertanian sebagai way of life (jalan hidup) melainkan sudah
menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas pertanian
dipandang dari sisi agribisnis bukan lagi kebiasaan turun temurun
akan tetapi sudah menjadi kegiatan yang menjadikan usaha
pertanian.

15
C. Kegiatan Pembelajaran Ke 3 dan 4
1. Subsistem Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mampu memahami tentang subsistem agribisnis
o Mampu memahami peranan subsistem agribisnis
o Mampu menciptakan lembaga agribisnis dan menjalankannya
3. Materi Pembelajaran
Subsistem pengadaan dan distribusi darana dan prasarana
Subsistem ini mengarah kepada penyediaan sarana malai dari
kegiatan hulu agribisnis sampai kepada kegiatan hilir agribisnis.
Subsistem berfungsi untuk penyediaan bahan dan alat pertanian
yang dibutuhkan. Adapun bagian dari subsistem ini meliputi antara
lain:
- Benih dan bibit sebagai tanaman awal yang akan diproduksi
ketika sudah cukup umur tanamnya
- Pupuk sebagai media perangsang pertumbuhan tanaman
- Obat- obatan membantu untuk menghindari hama dan penyakit
pada tanaman
- Alat dan mesin pertanian yang menjadi pembantu pengerjaan
terhadap petani dan untuk efisiensi biaya dan waktu
- Media tanam adalah tempat dimana tanaman tumbuh dan besar,
media tanam juga tembah ditaburkannya pupuk perangsang
pertumbuhan tanaman. Media tanam yang baik adalah media
yang banyak mengandung unsur yang diperlukan tanaman
- Pakan bagi peternakan berperan sebagai kebutuhan utama
terhadap ternak. Pakan yang baik akan mendukung pertumbuhan
yang baik dan sehat terhadap ternak
Subsistem produksi pertanian
Subsistem produksi pertanian merupakan subsistem bagian-
bagian dari kegiatan pertanian. Bagian kegiatan pertanian yang biasa

16
dipakai konsumen baik itu untuk konsumsi rumah tangga maupun
konsumsi industri. Adapun bagian dari subsistem produksi agribisnis
antara lain:
- Pertanian tanaman pangan merupakan pertanian yang
menyediakan kebutuhan konsumsi pokok para konsumennya.
Contohnya adalah tanaman padi, jagung, ubi, gandung dan
lainnya.
- Pertanian tanaman hortikultura adalah pertanian yang berfungsi
sebagai pelengkap dari kebutuhan pokok untuk memenuhi nutrisi
tubuh kosumen. Adapun jenis tanaman hortikulutura adalah
tanamana sayur- sayuran.
- Petanian perkebunan merupakan kagiatan pertanian tanaman
keras yang umur panen 10 sampai 15 tahun. Biaya produk
tanaman perkebunan ini dipakai konsumen sebagai kebutuhan
rumah tanggga yang diolah oleh kegiatan industri untuk
menjadikan nilai tambah dalam olahannya.
- Perikanan merupakan bagian dari kegiatan pertanian yang
bergerak pada budidaya ikan.
- Peternakan adalah bagian dari kegiatan pertanian sama dengan
perikanan. Akan tetapi kegiatan ini terkhusus pada komoditi
ternak seperti sapi, kerbau, ayam, kambing dan lain sebagainya.
- Kehutanan merupakan kegiatan pertanian pada komoditi
tanaman hutan.
Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian
Subsistem ini merupakan subsistem pada kegiatan pascapanen
sampai pada pengolahan industri sehingga menjadi nilai tambah dari
produk pertanian tersebut.
Subsistem Pemasaran
Subsistem pemasaran merupan subsitem lanjutan dari
subsistem pengolahan hasil pertanian. Subsistem pemasaran adalah

17
kegiatan dalam pemasaran produk hasil pertanian murni dan juga
pemasaran hasil produksi dari olahan industri yang sudah memiliki
nilai tambah.
Subsistem Penunjang
Subsistem penunjang merupakan subsistem yang mendukung
kegiatan pertanian yang diluar dari bagian pertanian. Subsistem ini
berperan sebagai pendukung untuk peningkatan produksi dan hasil
pertanian. Adapun bagian dari subsistem penunjang seperti pihak
finansial bank, asuransi, dan kredit, dan ada juga dari pihak kosultan
dan training.
Kesimpulan dari subsistem agribisnis diatas adalah
menunjukkan bahwan kunci keberhasilan sistem agribisnis dilihat dari
kerja sama yang seimbang, hasil dari produk pertanian memiliki nilai
tambah, pertanian berkelanjutan, dan adakeuntungan yang didapat
dengan adil.
Dipandang dari segi pendekatan analisis sistem agribisnis, ada
dua model pendekatan sistem agribisnis antara lain:
Pendekatan Analisis Makro
Pedekatan analsisi makro merupakan pendekatan yang memandang
sistem agribisnis dari sudut pandangan nasional. Melihat sistem
agribisnis dengan hubungan ekonomi nasional. Hubungan ekonomi
nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Ekport dan Import
produk pertanian, Penyerapan tenaga kerja nasioal, penambahan
devisa negara, dan lain sebagainya.
Pendekatan Analisis Mikro
Pendekatan analisis mikro merupakan lebih menekankan kepada
memaksimalkan keuntungan melalui pengoptimalan lahan,
penggunaan input (sumberdaya). Pertanian di era sekarang bukan
lagi pertanian sebagai way of life (jalan hidup) melainkan sudah
menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas pertanian

18
dipandang dari sisi agribisnis bukan lagi kebiasaan turun temurun
akan tetapi sudah menjadi kegiatan yang menjadikan usaha
pertanian. Dari segi analisis mikro, agribisnis dibagi dari sektor
ekonomi yang saling berkaitan antara lain:
- Pasokan input seperti sumberdaya alam
- Produksi pertanian mulai dari hulu sampai kepada hilir
- Pemasaran produk merupakan kelanjutan penangan pascapanen
4. Tugas / Latihan
Berikan kesimpulan pembahasan diatas menurut bahasa anda sendiri.
5. Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Sistem agribisnis harus selalu mengikuti perkembangan inovasi,
sebutkan tujuan sistem agribisnis
2. Dipandang dari segi pendekatan analisis sistem agribisnis, ada dua
model pendekatan sistem agribisnis sebutkan dan jelaskan !
6. Kunci jawaban
1. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan keberlanjutan agribisnis dan
berkembangan agribisnis. Maka dengan itu harus ada selalu
inovasi baru seiring perkembangan zaman dan demi bertahannya
kegiatan agribisnis tersebut.
2. Pendekatan Analisis Makro
Pedekatan analsisi makro merupakan pendekatan yang
memandang sistem agribisnis dari sudut pandangan nasional.
Melihat sistem agribisnis dengan hubungan ekonomi nasional.
Hubungan ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB),
Ekport dan Import produk pertanian, Penyerapan tenaga kerja
nasioal, penambahan devisa negara, dan lain sebagainya.
Pendekatan Analisis Mikro

19
Pendekatan analisis mikro merupakan lebih menekankan kepada
memaksimalkan keuntungan melalui pengoptimalan lahan,
penggunaan input (sumberdaya). Pertanian di era sekarang bukan
lagi pertanian sebagai way of life (jalan hidup) melainkan sudah
menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas pertanian
dipandang dari sisi agribisnis bukan lagi kebiasaan turun temurun
akan tetapi sudah menjadi kegiatan yang menjadikan usaha
pertanian.

20
D. Kegiatan Pembelajaran Ke 5
1. Lembaga Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mahasiswa Mengetahui organisasi agribisnis
o Mahasiswa bisa membedakan bentuk-bentuk organisasi agribisnis
o Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan usaha agribisnis
3. Materi Pembelajaran
Lembaga Agribisnis
Agribisnis dapat bergerak dalam kegiatan apa saja yang ada
kaitannya dengan penyediaan sarana produksi, proses produksi,
pengolahan, dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Meskipun sebagian
besar Indonesia dikelola dan dikendalikan oleh satu atau beberapa
orang saja, tetapi agribisnis yang sebenarnya dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang memperkejarkan sekelompok orang
bahkan ribuan orang dengan tujuan untuk menghasilkan laba.
Kepemilikan seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu usaha
akan menentukan bentuk hukum bagi organisasi agribisnis. Bentuk
organisasi tidak ditentukan oleh ukuran atau jenis agribisnis. Hampir
setiap ukuran dan jenis agribisnis yang ada dapat menggunakan
salah satu dari bentuk- bentuk usaha yang ada (Siagian, 1997).
Badan usaha sering disebut dengan istilah perusahaan, adalah
suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber
ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan
jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Macam-Macam Badan Usaha
Pembagian badan usaha dapat dibedakan menjadi empat
macam, yakni:
1. Badan usaha menurut lapangan usaha
 Badan usaha pertanian

21
 Badan usaha yang bergerak di bidang pengolahan tanah,
misalnya pertanian, perkebunan, dan usaha perikanan.
 Badan usaha perdagangan
 Badan usaha yang bergerak di bidang pembelian barang-
barang untuk dijual kembali, tanpa mengubah sifatnya dan
bentuk barang tersebut.
 Badan usaha industri
 Badan usaha yang bergerak di bidang pengolahan bahan
mentah menjadi barang jadi/setengah jadi.
 Badan usaha ekstraktif
 Badan usaha yang usahanya menggali, mengambil, dan
mengumpulkan kekayaan alam yang sudah tersedia, seperti
penambanga pasir, dan penebangan hutan.
2. Badan usaha menurut kepemilikan modal
 Badan usaha Negara
 Badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara dari
kekayaan yang telah dipisahkan.
 Badan usaha swasta
 Badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh pihak
swasta, baik secara perorangan maupun kelompok.
 Badan usaha campuran
 Badan usaha yang sebagian modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan sebagian lagi dimiliki oleh swasta.
3. Badan usaha berdasarkan tanggung jawab anggota
 Badan usaha dimana pemiliknya bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh harta benda yang diikutsertakan baik dalam
usaha maupun pribadinya, misalnya: perusahaan perorangan
dan firma.

22
 Badan usaha dimana pemiliknya bertanggung jawab secara
terbatas hanya pada harta benda yang diikutsertakan dalam
usahanya saja. Kekayaan pribadi pemilik tidak menjadi
jaminan terhadap kewajiban badan usaha, misalnya
Perseroan terbatas.
4. Badan usaha berdasarkan perbandingan penggunaan tenaga
mesin dan tenaga kerja manusia
 Badan usaha padat modal.
 Badan usaha yang dalam kegiatan produksinya lebih banyak
menggunakan peralatan dan mesin-mesin daripada tenaga
manusia.
 Badan usaha padat karya
 Badan usaha yang dalam kegiatan produksinya lebih
mengutamakan penggunaan tenaga kerja manusia daripada
tenaga mesin.
Bentuk Badan Usaha
Pada hakikatnya, bentuk badan usaha secara terperinci terdiri dari:
1. Perusahaan Perseorangan
Bentuk badan usaha yang paling tua, sekaligus yang paling
sederhana adalah perusahaan perseorangan. Perusahaan
perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan
dikendalikan oleh satu orang pemilik. Modal perusahaan ini
berasal dari seseorang yang merupakan pemilik perusahaan
sekaligus pengelola, pengusaha, dan pemimpin perusahaan.
Perusahaan ini tidak memerlukan anggaran dasar. Untuk
membiayai dan mengembangkan usahanya, yang bersangkutan
dapat menggunakan modal pinjaman.
Perusahaan perseorangan tidak mengenal adanya
pemisahan antara kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadi.
Segala harta kekayaan pemilik menjamin semua hutang-hutang

23
perusahaan atau dengan kata lain pengusaha tersebut
mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Dengan
demikian, keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan
seluruhnya menjadi hak milik.
Pendirian perusahaan perseorangan di Indonesia tidak
memiliki aturan khusus, tetapi untuk beberapa lapangan kegiatan
usaha diperlukan ijin dari pemerintah daerah (PEMDA) setempat.
Pada umumnya usaha perorangan ini memiliki modal yang
terbatas, sehingga umumnya usaha ini tergolong dalam usaha
kecil. Apabila bisnis telah mencapai ukuran tertentu, bentuk badan
usaha lain biasanya lebih menarik untuk dipilih. Contohnya
perusahaan perseorangan adalah toko pertanian, warung, bengkel
sepeda motor atau mobil.
2. Persekutuan
Persekutuan adalah perhimpunan dua orang atau lebih
sebagai pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang yang dapat
bergabung dalam persekutuan. Akan tetapi perlu diingat, jika
terlalu banyak orang yang turut serta dalam perusahaan, maka
pengelolaan bisnis akan semakin sulit. Terlepas dari kenyataan
bahwa persekutuan melibatkan lebih dari satu orang, persekutan
sama halnya dengan perusahaan perorangan.
Persekutuan antara dua orang atau lebih dapat dibuat dengan
perjanjian tertulis atau hanya kesepakatan secara lisan saja, akan
tetapi pada zaman sekarang ini alangkah lebih baiknya jika
perjanjian tersebut dibuat secara tertulis untuk menghindari dari
perselisihan dikemudian hari. Pada dasarnya, persekutuan terbagi
menjadi dua, yakni: (a) Persekutuan firma, dan (b) Persekutuan
komanditer.
a. Persekutuan Firma

24
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk
menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Persekutuan
ini didirikan tanpa mengeluarkan saham. Pada pendirian firma,
para anggota sekutu harus:
 Memberikan atau menyerahkan seluruh atau sebagian
kekayaannya untuk usaha tersebut dan hal ini harus
dicantumkan dalam akta pendirian. Para sekutu secara
bersama-sama membuat akta pendirian dari badan usaha
tersebut di depan notaris, didaftarkan di pengadilan dan
diumumkan di berita negara.
 Mempunyai tanggung jawab penuh termasuk kekayaan
pribadinya terhadap semua perjanjian yang dilakukan firma.
 Mempunyai kuasa penuh bertindak atas nama firma sehingga
unsur saling percaya diperlukan.
Pendirian firma menghendaki perencanaan dan penyiapan
matang dan hari-hati dalam konsep perjanjian persekutuan secara
tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memastikan keberhasilan
bisnis. Oleh karena itu diperlukan bantuan hukum yang kompeten
untuk mempersiapkan perjanjian. Ketika persekutuan dibentuk,
para anggota berada dalam kondisi yang baik dan tidak saling
mencurigai. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, manusia bisa
saja berubah, sehingga kontrak tertulis akan menjadi bahan
pedoman atau referensi dalam bertindak.
Jika suatu firma menderita kerugian dan kekayaan
perusahaan tidak mampu memenuhi pembayaran hutang-
hutangnya, maka kekayaan pribadi para sekutu ikut bertanggung
jawab atas pembayarannya. Jika suatu firma memiliki keuntungan
yang diperoleh dibagi diantara para sekutu secara proposional
sesuai dengan banyaknya modal yang telah dimasukkan oleh
masing- masing sekutu.

25
26
b. Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer dalam bahasa Belanda disebut
Comanditer Venootschap (CV) juga merupakan perluasan bentuk
badan usaha perorangan, dimana semua bentuk perjanjian kerja
sama untuk berusaha diantara mereka yang bersedia
menjalankan, memimpin, dan bertanggung jawab penuh dengan
kekayaan pribadinya dengan yang memberikan pinjaman, tetapi
tidak bersedia memimpin perusahaan dan bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan
tersebut.
Berbeda dengan persekutuan firma, persekutuan
komanditer ini memiliki dua sekutu yaitu sekutu komplementer dan
sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah sekutu yang
menjalankan dan memimpin perusahaan, sedangkan sekutu
komanditer adalah mempercayakan modalnya kepada sekutunya.
Jadi sekutu komanditer sama sekali tidak terlibat dalam
pengelolaan perusahaan. Perbedaan dalam hal antara tanggung
jawab atas hutang-hutang akibat adanya perbedaan dalam
tanggung jawb atas hutang-hutang pihak ketiga. Sekutu
komplementer bertanggung jawab penuh atas hutag-hutang
perusahaan, sedangkan sekutu komanditer hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang dipercayakan kepada sekutu
komplementer.
3. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas (PT) (dalam bahasa belanda Naomloze
Vennootschap (NV) adalah sekumpulan dari orang-orang yang
diberi hak dan diakui oleh hukum untuk berusaha dan atau untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Modal usaha dari PT terdiri dari
saham-saham dari para pemegang saham. Jadi kekayaan PT
terpisah dari kekayaan pribadi para pemiliknya. Pada likuidasi dan

27
jika ternyata perusahaan tersebut masih mempunyai utang atau
kewajiban yang harus dibayar maka para pemegang saham
bertanggung jawab terhadap segala kerugian sebatas jumlah
saham yang dimiliki.
Pendirian PT harus didukung oleh akta resmi dari notaris dan
disahkan oleh Menteri Kehakiman. Akta yang telah disahkan
tersebut harus didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri dan
selanjutnya diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia.
Perangkat organisasi dari PT terdiri dari:
 Rapat UMUM Pemegang Saham (RPUS)
 Dewan komisaris
 Direksi
 Dewan Audit (jika perusahaan yang berbadan hukum PT
melakukan kegiatan perbankan) sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
Dalam PT dikenal dengan 3 jenis modal, yakni:
 Modal dasar; Jumlah modal yang disebut dalam akta pendirian
dan merupakan jumlah maksimum dimana perusahaan tersebut
diperkenankan mengeluarkan surat-surat saham.
 Modal yang ditetapkan; Modal yang ditempatkan adalah modal
yang sanggup dimasukkan dan pada waktu pendiriannya
merupakan jumlah keikutsertaan para pendiri.
 Modal yang disetor; Modal yang disetor adalah modal yang
benar-benar telah diserahkan pada perusahaan tersebut.
4. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha
dan anak perusahaannya yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Negara. Perusahaan Negara berbentuk BUMN bisa berupa:

28
 Perusahaan Jawatan (PERJAN) adalah perusahaan milik
Negara yang merupakan bagian dari sebuah departemen.
PERJAN tidak dipimpin oleh direksi, tetapi oleh seorang kepala.
Status karyawannya adalah pegawai negeri sipil. Contoh :
Radio Republik Indonesia
 Perusahaan umum (Perum) adalah perusahaan milik Negara
yang tujuan utamanya melayani kepentingan umum, baik dalam
hal produksi, konsumsi, maupun distribusi. Contoh : Perum
Bulog dan Perum Pegadaian.
 Perseroan Terbatas (PERSERO) adalah perusahaan milik
Negara yang terbentuk perseroan terbatas, dengan tujuan
untuk memperoleh laba. Contoh: perusahaan listrik Negara
(PLN), Telkom dan Perhutani.
5. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah adalah suatu perusahaan yang sebagian
modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Perusahaan daerah
didirikan dengan suatu peraturan daerah dan harus mendapat
pengesahan dari instansi di atas. Pengesahan dari Menteri Dalam
Negeri bagi Propinsi dan pengesahan dari Gubernur bagi
Kabupaten. Khusus bagi Daerah Khusus Ibukota (DKI ) Jakarta,
pengesahan dilakukan oleh Presiden RI. Modal seluruhnya atau
sebagian berasal dari kekayaan pemerintah daerah yang telah
dipisahkan. Jadi, modal perusahaan daerah ada yang seluruhnya
dimiliki oleh pemerintah daerah dan ada juga yang sebagian
dimiliki swasta. Contoh : Bank Pembangunan Daerah (BPD),
perusahaan daerah pemotongan hewan.
6. Koperasi
Menurut Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian, koperasi adalah sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan

29
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar azas
kekeluargaan. Keberadaan koperasi di Indonesia sangat penting
karena sebagai salah satu urat nadi dan soko guru perekomian
rakyat Indonesia
7. Yayasan
Yayasan adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang
bertujuan sosial, yakni meningkatkan kesejahteraan dan tidak
mencari laba (nirlaba). Umumnya yayasan bersifat sosial
kemasyarakatan, misalnya Yayasan Panti Asuahn dan Yayasan
Pendidikan.
Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Organisasi
Beberapa kelebihan dan kelemahan bentuk-bentuk organisasi
adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan Perseorangan
Kelebihan:
Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan
perseorangan memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang
dihasilkan perusahaan.
Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan
yang baik untuk mengambil keputusan.
Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan
perseorangan tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam
mengambil keputusan.
Sifat Kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau
informasi yang berhubungan dengan masalah keuangan
perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.
Kelemahan:

30
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh
kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh
utang perusahaan.
Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu
orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh
sumber dana hanya bergantung pada kemampuannya.
Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti
pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan
sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit apabila
manajemen dipegang oleh beberapa orang.
Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan
atau pemilik, bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan
usaha ini berhenti kegiatannya.
2. Badan Usaha Firma
Kelebihan:
Karena jumlah modalnya lebih besar dibandingkan dengan
usaha perseorangan, badan usaha firma lebih mudah untuk
memperluas usahanya.
Kemampuan manajemen badan usaha firma lebih besar
karena adanya permbagian kerja di antara para anggota. Semua
keputusannya diambil bersama-sama.
Badan usaha firma tidak memerlukan akte, jadi pendiriannya
relatif lebih mudah.
Kelemahan:
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang
perusahaan.
Apabila salah seorang anggota membatalkan perjanjian untuk
menjalankan usaha bersama, maka secara otomatis badan usaha
firma menjadi bubar sehingga kelangsungan perusahaan tidak
menentu.

31
Jika salah satu anggota membuat kerugian, maka kerugian
tersebut juga ditanggung oleh anggota yang lain.

32
3. Persekutuan Komanditer (CV)
Kelebihan:
Modal yang dikumpulkan lebih besar.
Lebih mudah menerima suntikan dana dikarenakan badan usaha
persekutuan komanditer sudah cukup populer di Indonesia.
Kemampuan manajemennya lebih besar.
Pendiriannya relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan
Perseroan Terbatas (PT).
Kelemahan:
Sebagian anggota atau sekutu di persekutuan komanditer
mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.
Kelangsungan hidupnya tidak menentu.Sulit untuk menarik kembali
modal yang telah ditanam, terutama bagi sekutu pimpinan.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Kelebihan:
- Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham
terhadap utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda
termasuk pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya
utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
anda setorkan. Tidak lebih.
- Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin,
sebab tidak tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat
berganti-ganti.
- Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham
kepada orang lain.
- Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume
usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
- Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan
sumber-sumber modal secara efisien. Jadi jika dalam

33
perusahaan mempunyai manajer yang tidak cakap, maka bisa
menggantikan dengan yang lebih cakap.
Kelemahan:
- PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya
perusahaan yang terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang
dibagikan kepada para pemegang saham dikenakan pajak lagi
sebagai pajak pendapatan. Tentunya dari pemegang saham
yang bersangkutan.
- Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya
jauh lebih sulit dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam
pendiriannya, PT memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk
usaha tertentu.
- Biaya pembentukannya relatif tinggi.
- Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang “secret” dalam
hal dapur perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala
aktivitas perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang
saham. Apalagi yang menyangkut laba perusahaan.
5. Perseroan Terbatas Negara (Persero)
Kelebihan:
- Mencari keuntungan
- Memberi pelayanan kepada umum.
- Modal pendiriannya berasal dari sebagian atau seluruhnya dari
kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham–saham.
Kelemahan:
- Tidak memperoleh fasilitas dari Negara
- Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta.
6. Perusahaan Daerah (PD)
Kelebihan:
Keuntungan perusahaan untuk pembangunan daerah
Kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara

34
Kelemahan:
Pengelolaan BUMD sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan
daerah.
Sejumlah besar aturan (birokrasi) dapat menghambat
pengembangan BUMD.
Pengelolaan BUMN secara ekonomis sulit untuk
dipertanggungjawabkan.
7. Perusahaan Negara Umum (Perum)
Kelebihan:
Seluruh keuntungan perum menjadi keuntungan
Negara.Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat.Sarana untuk
melaksanakan pembangunan.
Kelemahan:
Pengelolaan perum sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan
negara.Birokrasi dapat menghambat pengembangan perum.
Pengelolaan perum secara ekonomis sulit untuk
dipertanggungjawabkan.
Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
Kelebihan:
Modalnya terjamin yaitu dari negara.
Tidak mencari keuntungan (profit) karena mengutamakan
pelayanan pada masyarakat.
Kelemahan: Kurang mandiri termasuk dalam pengembangannya.
8. Koperasi
Kelebihan:
Prinsip pengelolaan bertujuan memupuk laba untuk kepentingan
anggota. Misalnya koperasi pertanian mendirikan pabik pengilingan
padi.
Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen.

35
Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk
menjadi anggota dengan dasar sukarela.
Mengutamakan kepentingan anggota.
Kelemahan:
Keterbatasan di bidang permodalan.
Daya saing lemah.
Rendahnya kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan
koperasi.
Yayasan
Kelebihan: membantu masyarakat sosial dengan tidak mencari
keuntungan
Kelemahan: terbatasnya dana-dana yang diperlukan.
4. Tugas / Latihan
Berikan kesimpulan pembahasan diatas menurut bahasa anda sendiri.
5. Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan badan usaha
2. Dipandang dari segi pendekatan analisis sistem agribisnis, ada dua
model pendekatan sistem agribisnis sebutkan dan jelaskan !
6. Kunci jawaban
1. Badan usaha sering disebut dengan istilah perusahaan, adalah
suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber
ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang
dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
2. Kelebihan dan Kelemahan PT
Kelebihan:
- Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham
terhadap utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda

36
termasuk pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya
utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
anda setorkan. Tidak lebih.
- Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin,
sebab tidak tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat
berganti-ganti.
- Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham
kepada orang lain.
- Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume
usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
- Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan
sumber-sumber modal secara efisien. Jadi jika dalam
perusahaan mempunyai manajer yang tidak cakap, maka bisa
menggantikan dengan yang lebih cakap.
Kelemahan:
- PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya
perusahaan yang terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang
dibagikan kepada para pemegang saham dikenakan pajak lagi
sebagai pajak pendapatan. Tentunya dari pemegang saham
yang bersangkutan.
- Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya
jauh lebih sulit dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam
pendiriannya, PT memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk
usaha tertentu.
- Biaya pembentukannya relatif tinggi.
- Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang “secret” dalam
hal dapur perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala
aktivitas perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang
saham. Apalagi yang menyangkut laba perusahaan.

37
E. Kegiatan Pembelajaran Ke 6
1. Etika Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mahasiswa mampu memahami defenisi, konsep dan
perkembangan etika bisnis.
o Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan defenisi, konsep dan
perkembangan etika bisnis.
o Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tetang etika bidang
agribisnis
3. Materi Pembelajaran
Pengertian Etika
Kata etika paling sering kita dengar di ucapkan dalam kagiatan
atapu keadaan apapun. Karena salah satu penilaian dari seseorang
untuk diri seseorang itu adalah dari etika. Ketika etika dari diri
seseorang itu baik maka orang akan menilainya baik juga sebaliknya
jika kurang baik etika maka kurang baik juga orang menilai.
Setiap orang itu memiliki etika, akan tetapi ada yang etikanya
baik dan ada juga yang etika juga kurang baik. Etika juga menjadi nilai
terhadap diri kita sendiri yang dipandang melalui orang lain. Semua
perilaku manusia memiliki nilai etika baik dari segi lisan dan tulisannya.
Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung ar
ti yang cukup luas yaitu,tempat yang biasa ditinggali, kandang, padang
rumput, kebiasaan, adapt, akhlak,watak,perasaan, sikap dan cara berp
ikir. Bentuk jamak ethos adalah ta etha yangberarti adatkebiasaan. Ar
ti jamak inilah yang digunakan Aristoteles(384-322 SM) untuk menunju
kpada etikasebagai filsafat moral.Kata‘moral’ sendiri berasaldari katal
atinmos(jamaknya mores) yang juga berarti kebiasaan atau adat. Kata
‘moralitas’ dari kata Latin‘moralis’ dan merupakan abstraksi dari kata
‘moral’ yang menunjuk kepada baik buruknyasuatu perbuatan. Dari as
al katanya bisa dikatakan etika sebagai ilmu yangmempelajaritentang

38
apayang biasa dilakukan. Pendeknya,etika adalahilmu yangsecara khu
susmenyoroti perilaku manusia dari segi moral, bukandari fisik, etnis d
ansebagainya.
Etika berasal dari kata ethos yang berarti kebiasaan, jadi etika
memiliki arti tata cara atau kebiasaan manusia yang beasaskan akhlak
(moral). Jadi etika ini sangat erat kaitannya dengan akhlak (moral)
yang di dalam islam semua sudah diatur baik dalam Al- quran dan
Hadist. Salah satu etika yang diajarkan dari firman Allah SWT dalam
QS Al- Ahzab: 70 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang
benar”. Bertakwa dan perkataan yang benar pada ayat ini yang
menunjukkan nilai etika pada diri seseorang baik kepada Allah
maupun sesama manusia.
Etika juga dapat dikaitkan dengan etiket, yang mana etika
berarti kebiasaan dan etiket adalah sopan santun. Kedua istliah ini
sangat dekat satu sama lain dan merupakan perilaku manusia
walaupun artinya berbeda.
Membahas tentang etika, etika terbagi atas tiga pendekatan
yakni:
a. Etika Deskriptif yang ditarik dari kebiasaan adat istiadat. Etika ini
diambil kebudaayaan yang lebih cenderung telah memiliki sejarah
dari masa lampau. Contoh dalam kegiatan adat istiadat ada
serangkaian kegiatan yang dilakukan yang memberikan arti nilai
etika.
b. Etika Normatif yang lebih cenderung melihat langsung perilaku
manusia di zaman sekarang.
c. Metaetika yang penilaiannya lebih tinggi, pada pembahasan ini
etika itu lebih dinilai dari ucapan- ucapan atau bahasa pada
manusia itu sendiri.

39
Menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan bahwa etika adalah
ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam
hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik
pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan,
sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.
Konsep Etika
Konsep etika sebagai ilmu juga ditekankan dalam buku yang dit
ulis Aristoteles “Etika Nikomacheia” yang menyatakan istilah terminius
techicus yaitu etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelaja
ri masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan didalam Kamus Bes
ar Bahasa Indonesia, ditegaskan pula mengenai etika sebagai ilmu yai
tu sebagai berikut:
o Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk d
an tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
o Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak;
o Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan at
au masyarakat.
Perkembangan Etika
Perkembangan etika terbagi dalam 4 perkembangan zaman:
a. Etika Periode Yunani
b. Etika Abad Pertengahan
c. Etika Periode Bangsa Arab
d. Etika Periode Abad Modren
Perkembangan Etika Bisnis dari Masa ke Masa (Yunani Kuno-
Sekarang)
Penjiwaan Etika
Sepanjang perjalanan sejarah, kegiatan perdagangan atau bisni
s tidak pernah lepas dari sisi etika karena bisnis selalu berhubungan d
engan interaksi antar insan. Penjiwaan etika dalam bisnis sama usian

40
ya dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia mulai berniaga mereka ta
hu tentang kemungkinan timbulnya penipuan.
Etika menjiwai interaksi bisnis sebagaimana bidang lain dalam k
ehidupan manusia seperti politik, keluarga, seksualitas, berbagai profe
si, dan sebagainya yang selalu memiliki dasar etika didalam pelaksan
aannya.
Kebudayaan Yunani Kuno
Masyarakat Yunani kuno pada umumnya menilai buruk terhada
p kegiatan dagang dan kekayaan. Warga negara seharusnya mencur
ahkan perhatian dan waktunya untuk kesenian dan ilmu pengetahuan
serta filsafat, di samping memberi sumbangsih kepada pengurusan ne
gara dan dalam keadaan mendesak turut membela negara. Namun pe
rdagangan sebaiknya diserahkan kepada orang-orang asing dan pend
atang.
Agama Kristen
Dalam kitab suci agama Kristen perjanjian lama maupun perjanj
ian baru terdapat berbagai pernyataan kritikan terhadap upaya kepemi
likan kekayaan dan uang, para orangkaya diminta membuka hatinya u
ntuk mendermakan sebagian kekayaannya kepada kaum miskin, jand
a dan yatim piatu, serta untuk mereka yang mengalami penderitaan d
alam perjuangan hidup di dunia ini.
Agama Islam
Menurut catatan peristiwa dalam sejarah, agama Islam memiliki
pandangan lebih positif dan membangun terhadap image perdaganga
n dan kegiatan ekonomis. Islam tidak memperkenankan diberlakukan
perdangan secara „riba‟ karena merugikan orang lain. Islam mewajibk
an pemberian zakat fitrah kepada orang tidak berpunya karena hal ter
sebut menolong kehidupan orang miskin. Selain itu dianjurkan pula ke
pada orang Islam untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang
yang membutuhkannya. Islam berpendapat bisnis dapat dilakukan se

41
panjang saling memberikan keuntungan kepada pihak yang berdagan
g. Islam tidak mencurigai kegiatan bisnis sekalipun di era awal Islam
modern. Nabi Muhammad S.A.W sendiri adalah seorang pedagang, aj
aran agama Islam diawali dan disebarluaskan terutama melalui para p
edagang.
Kebudayaan Jawa
Dalam tradisi kebudayaan Jawa,mayoritas masyarakat mencuri
gai kemunculan dan kepemilikan kekayaan. Pandangan demikian tent
u tidak kondusif dan menghambat laju kemajuan serta semangat kewi
raswastaan. Pandangan masyarakat pada umumnya menyatakan bah
wa kekayaan tidak dihargai sebagai hasil jerih payah seseorang atau
sebagai prestasi dalam berusaha.
Perkembangan Etika Bisnis 1980-An
Di Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkemban
g kira-kira sepuluh tahun kemudian, diawali oleh Inggris yang secara g
eografis maupun kultural paling dekat dengan Amerika Serikat, disusu
l kemudian oleh negara-negara Eropa Barat lainnya. Kini etika bisnis b
isa dipelajari, dan dikembangkan di seluruh dunia. Kita mendengar ten
tang kehadiran etika bisnis di Amerika Latin, Asia, Eropa Timur, dan di
kawasan dunia lainnya. Sejak dimulainya liberalisasi ekonomi di Erop
a Timur, dan runtuhnya sistem politik dan ekonomi komunisme tahun
1980-an, Rusia dan negara eks-komunis lainnya merasakan manfaat
etika bisnis, pemahaman etika bisnis mendorong peralihan sistem sos
ialis ke ekonomi pasar bebas berjalan lebih lancar
Nilai- Nilai dalam Etika
Tanggung Jawab (Responsibility)
Suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis
dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan
secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan,
karyawan.

42
Etika Bisnis & Keputusan Pendapatan Nilai
tangungjawab Sosial Bisnis Perusahaan Perusahaan

Keputusan yang tidak etis bisanya timbul jika pengambilan


keputusan hanya untuk menguntungkan diri sendiri dari pada
pemegang kepentingan (karyawan, pemegang saham, lingkungan).
Praktek bisnis yang tidak etis dapat berpengaruh tidak baik terhadap
nilai perusahaan.
Dalam kegiatan bisnis yang harus diperhatikan yang paling
utama adalah pelanggang. Sumber pemasukan dalam bisnis adalah
pelanggan perlu perlakuan khusus termasuk dalam tanggung jawab.
Ada dua tanggung jawab perusahaan yang harus diberikan pada
pelanggan meliputi:
Tanggung Jawab Produksi :
Produk harus diproduksi dengan keyakinan menjaga keselamatan
pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah kecelakaan
karena salah dalam penggunaan dan adanya efek samping
Tanggung Jawab Penjualan :
Perusahaan tidak melakukan strategi penjualan yang terlalu agresive
atau iklan yang menyesatkan. Perlu survey kepuasan pelanggan,
dimana yang bersangkutan diperlakukan sebagaimana mestinya.
Dalam kesempatan ini ada beberapa cara menjamin tanggung
jawab sosial kepada pelanggang agar kegitaan bisnis kita tetap di
percaya dan memiliki citra baik di mata pelanggan. Adapun cara
menjamin tanggung jawab sosial pelanggan dapat dilakukan sebagai
berikut sebagai berikut:
- Ciptakan Kode Etik
Berisi serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus sebagai
petunjuk bagaimana karyawan, pelanggan dan pemilik seharusnya
dipelihara.

43
- Memantau Semua Keluhan
Hubungi pelanggan apabila mereka mempunyai keluhan mengenai
kualitas produk atau lainnya. Cari sumber keluhan dan yakinkan
bahwa problem tersebut tidak akan timbul lagi.
- Umpan Balik Pelanggan
Meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atasbarang/jasa yang
merekabeli walaupun selama ini tidak adakeluhan a.l dengan mengirim
kuesioner.
Keadilan (Fairnes)
Nilai keadilan ini sangat perlu di tekankan dalam kegiatan
bisnis. Karena semua yang terlibat dalam kegiatan bisnis harus
mendapatkan hak yang sama. Tidak membeda- bedakan siapa pun
yang terlibat dalam kegiatan bisnis. Dengan menerapkan nilai seperti
ini maka kegiatan bisnis akan berjalan sengan baik.
Kejujuran (Honesty)
Prinsip kejujuran sangat perlu dan penting dilakukan oleh para
pelaku kegiatan bisnis. Salah satu kunci kesuksesan dari kegiatan
bisnis adalah kejujuran. Bisnis yang jujur adalah bisnis yang baik di
mata para konsumennya. Kejujuran yang diperlukan adalah kejujuran
baik baik sesama pelaku, pemberi saham, dan yang paling utama
adalah konsumen. Ketidakjujuran dari kepada konsumen merupakan
awal dari kehancuran kegiatan bisnis. Karena menyebabkan
ketidakpercayaan bagi konsumen terhadap kegiatan bisnis itu lagi.
Akuntabilitas (Acuntability)
Nilai akuntabilitas ini harus diterapkan dalam kegiatan bisnis
karena apabila tidak ada pertanggungjawaban yang dilakukan dalam
perjalan kegiatan maka tidak akan terkontrol dengan baik.
Akuntabiilitas disini adalah baik kegiatan yang berhasil maupun yang
tidak berhasil.
Transparan (Transparancy)

44
Transparan merupakan nilai yang dekat dengan nlai kejujuran.
Karena transparan adalah keterbukaan antara sesama yang terlibat
dalam kegiatan bisnis. Dengan adanya transparansi diantara pelaku
kegiatan bisnis, maka saling percaya tumbuh diantara sesama.
Dengan adanya rasa saling percaya sehingga kegiatan bisnis berjalan
baik dan lancar.
Etika Profesi Pengusaha Agribisnis
Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis
Etika yang dijunjung oleh manajer usaha agribisnis antara lain
yang akan saya lakukan:
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Manajer Usaha
Pertanian/Agribisnis dan terhadap hasilnya, terhadap dampak dari
Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis untuk kehidupan orang lain
atau masyarakat pada umumnya.
2. Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Dalam pekerjaan sebagai Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis
dalam melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi
hukum, kebenaran dan keadilan.
4. Menghormati orang lain terutama bawahan.
5. Menjalankan apa yang telah menjadi keputusan bersama dengan
sebaik-baiknya.
6. Menerima segala keputusan dengan lapang dada, yang telah
menjadi kesepakatn bersama.
7. Menerima segala perbedaan pendapat yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan Agribisnis.
8. Menghargai setiap kontribusi yang diberikan oleh bawahan secara
wajar, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
9. Komunikasi sebagai suatu elemen penting akan dikembangkan
untuk mewujudkan etika kepemimpinan yang memberdayakan.

45
10.  Mementingkan kepuasan dari atasan dengan wajar tanpa adanya
alasan tertentu.
Etika manajer usaha agribisnis yang tidak akan saya lakukan
antara lain:
1. Perusakan terhadap lingkungan pertanian dalam menjalankan
kegiatan Agribisnis.
2. Berorientasi pada laba (Profit Minded).Memaksakan kehendak
pada bawahan.
3. Berbicara yang kurang benar (mencela) atasan maupun bawahan
dari belakang.
4. Memanfaatkan teman atau bawahan untuk menjatuhkan orang
lain.
5. Melakukan tindakan negatif berupa melanggar peraturan yang
sudah ada pada suatu instansi.
6. Bersikap kurang sportif dalam persaingan kerja.
7. Kurang mengutamakan kualitas dalam bekerja.
8. Memperlakukan bawahan dengan tidak adil.
9.  Bersikap pilih-pilih terhadap bawahan dalam bekerja.
Pelaku/Pengusaha Agribisnis
Etika yang dijunjung oleh pelaku ataupun pengusaha agribisnis
antara lain yang akan saya lakukan:
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
2. Banyak melakukan interaksi dengan pelanggan.
3. Berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Mempunyai kesadaran akan perbaikan sebagai suatu proses yang
tetap sehingga setiap orang harus ikut berperan aktif.
5. Mementingkan kualitas daari produk yang akan dihasilakan.
6. Menggunakan standart produksi yang ada dalam peraturan
pemerintah.

46
7. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pelaku/Pengusaha
Agribisnis dan terhadap hasilnya, terhadap dampak dari
Pelaku/Pengusaha Agribisnis untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
8. Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
9. Dalam pekerjaan sebagai Pelaku/Pengusaha Agribisnis dalam
melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum,
kebenaran dan keadilan.
10.  Bertindak jujur dalam setiap kegiatan usaha.
Etika yang pelaku atau pengusaha agribisnis antara lain yang
tidak akan saya lakukan antara lain:
1. Merusak lingkungan dengan kegiatan-kegiatan pertanian yang
dilakukan
2. Menipu konsumen dengan menghasilkan produk yang tidak
berkualitas
3. Menyalahi atauran dalam kegiatan usaha yang dilakukan
4. Melakukan tindakan pemerasan baik secara fisik maupun materi
terhadap bawahan
5. Penggunaan bahan-bahan berbahaya pada produk yang
dihasilkan
6. Berorientasi pada keuntungan
7. Tidak memberikan kesejahteraan pada pekerja
8. Menggangu atau meresahkan masyarakat sekitar dalam
hubungannya dengan kegiatan usaha yang dilakukan
9. Tidak adil kepada bawahan atau pekerja
10. Mengambil keputusaan secara sepihak tanpa memperhatikan
pendapat karyawan.
Etika Penyuluhan

47
Kegiatan penyuluhan bukan lagi menjadi kegiatan sukarela
tetapi telah berkembang menjadi profesi, karena itu setiap penyuluh
perlu memegang teguh Etika Penyuluhan. Penyuluh harus mampu
berperilaku agar masyarakat selalu memberikan dukungan yang tulus
ikhlas terhadap kepentingan nasional.
Meskipun demikian, pelaksanaan penyuluhan pertanian
belum sungguh-sungguh dilaksanakan secara profesional. Hal ini,
terlihat pada:
1) Kemampuan penyuluh untuk melayani kliennya yang masih
terpusat pada aspek teknis budidaya pertanian, sedang aspek
manajemen, pendidikan kewirausahaan, dan hak-hak politik
petani relatif tidak tersentuh.
2) Kelambanan transfer inovasi yang dilakukan penyuluh dibanding
kecepatan inovasi yang ditawarkan kepada masyarakat oleh
pelaku bisnis, LSM, media-masa dan stakeholder yang lain.
3) Kebanggaan penyuluh terhadap jabatan fungsional yang
disandangnya yang lebih rendah dibanding harapannya untuk
memperoleh kesempatan menyandang jabatan struktural.
4) Kinerja penyuluh yang lebih mementingkan pengumpulan “credit
point” dibanding mutu layanannya kepada masyarakat
5) Persepsi yang rendah terhadap kinerja penyuluh yang
dikemukakan oleh masyarakat petani dan stakeholder yang lain.
Kenyataan-kenyataan seperti itu, sudah lama disadari oleh
masyarakat penyuluhan pertanian di Indonesia, sehingga pada
Kongres Penyuluhan Pertanian ke I pada tahun 1986 disepakati
untuk merumuskan "Etika Penyuluhan" yang seharusnya dijadikan
acuan perilaku penyuluh.
Panca Etika Penyuluh Pertanian:

48
1) Penyuluh pertanian beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa serta senantiasa menghormati dan memperlakukan
petani mitra sejajar.
2) Penyuluh pertanian senantiasa menempatkan keinginan dan
kebutuhan petani-nelayan sebagai dasar utama pertimbangan
dalam mengembangkan program.
3) Penyuluh pertanian senantiasa lugas, tulus dan jujur
menyampaikan informasi, saran ataupun rekomendasi dan
bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta katalisator
dalam membimbing petani nelayan
4) Penyuluh pertanian senantiasa memiliki dedikasi dan pengabdian
untuk membela kepentingan petani-nelayan serta memperlihatkan
teladan, serasi, selaras, dan sumbang kepada semua pihak.
Penyuluh pertanian senantiasa memelihara kesetiakawanan dan citra
korps penyuluh pertanian atas prinsip “silih asuh, silih asih, silih asah”
serta senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang menghoromati
agama, kepercayaan, aturan, norma.
4. Tugas/Latihan
Buat rangkungan dari pembahasan diatas
5. Evaluasi
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika bisnis
2. Sebutkan nilai- nilai yang terkandung dalam etika
6. Jawaban
1. Etika berasal dari kata ethos yang berarti kebiasaan, jadi etika
memiliki arti tata cara atau kebiasaan manusia yang beasaskan
akhlak (moral)
2. Nilai- nilai yang terkandung dalam etika:
Tanggungjawab (Responsibility)
Keadilan (Fairnes)
Kejujuran (Honesty)

49
Akuntabilitas (Acuntability)
Transparan (Transparancy)

50
F. Kegiatan Pembelajaran Ke 7
1. Investasi Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mahasiswa mampu memahami defenisi, konsep dan peranan
sector pertanian.
o Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan peluang usaha
pertanian
3. Materi Pembelajaran
Peranan Sektor Pertanian
Salah satu sektor riel yang benar-benar riel dibutuhkan oleh
manusia adalah sektor pertanian. Bayangkan jika kita tidak ada bahan
pangan hasil dari sektor pertanian, kita akan mati. Jikalau tidak ada
kapas untuk bahan pakaian yang merupakan produk pertanian, tidak
mungkin kita akan memakai pakaian dari besi. Sektor pertanian sangat
penting karena sektor pertanian memiliki banyak peranan. Sektor
pertanian merupakan daya ungkit perekonomian. Sumberdaya alam
telah memungkinkan tumbuhkan tanaman dan hidupnya hewan dan
ikan yang memungkinkan bisa ditransaksikan dan diusahakan menjadi
kegiatan pertukaran barang dan jasa. Jika ada pertukaran barang dan
jasa berarti ada pertumbuhan ekonomi sehingga berarti ada
pembangunan. Indonesia akan maju, jika sektor pertanian menjadi
soko guru perekonomian Indonesia. Banyak ahli, termasuk Timmer
(2005) yang mengatakan bahwa saatnya kita kembali ke pertanian
untuk pembangunan ekonomi suatu bangsa mengingat pentingnya
sektor pertanian, bahkan untuk mengatasi kemiskinan.
Sektor pertanian sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha atau
bisnis. Potensi sumberdaya alam yang luar biasa, jumlah permintaan
yang sangat banyak dan terus meningkat baik digunakan untuk
pangan, pakan, energi maupun untuk industri lainnya, merupakan
peluang usaha yang sangat menggiurkan, mulai dari produk pertanian

51
pangan, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan. Dalam
konteks global, harga pangan terus meningkat yang menjadi masalah
bagi masyarakat namun disisi lain diharapkan oleh para petani,
produksi yang sangat fluktuatif tergantung musim bahkan untuk
wilayah tertentu produksinya terbatas, semakin hari semakin
meningkat tuntutan kualitas dan keamanan pangan, terjadi alih fungsi
lahan dari sektor pertanian ke non pertanian dan food ke non food
atau ke bioenergi. Dalam konteks lokal, terjadi harga rendah untuk
sektor pertania, pertanian yang tidak efisien dan tidak kompetitif
karena penguasaan lahan yang kecil dan terpencar, sulit memenuhi
aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas dan konformitas, tidak
menguntungkan, beresiko tinggi, masih sangat tradisional
teknologinya, tidak menarik sehingga terjadi alih fungsi lahan yang
cepat dan luas.
Peluang Usaha Pertanian
Ada beberapa cara untuk mengetahui peluang usaha. Minimal
ada lima hal yang bisa dijadikan instrumen untuk mengetahui peluang
usaha pertanian, yaitu aspek permintaan (demand), penawaran
(supply), distribusi, harga dan teknologi. Masing-masing aspek tadi
bisa digunakan acuan untuk menilai prospek tidaknya sektor
pertanian.
• Aspek Permintaan
Semua usaha apapun, aspek demand atau permintaan menjadi
sangat penting, termasuk juga usaha di sektor pertanian. Dalam
pertanian modern, aspek permintaan ini menjadi hal penting untuk
diperhatikan. Untuk memulai sebuah usaha, harus dilihat siapa yang
akan membelinya, dimana mereka berada, berapa banyak yang biasa
mereka beli, bagaimana cara membelinya, kualitas seperti apa yang
biasa mereka beli dan berapa pendapatan mereka. Dari sisi jumlah,
jika permintaan akan suatu produk pertanian meningkat, berarti ada

52
peluang untuk usaha tersebut. Misalnya, permintaan produk padi
meningkat 10% setiap tahunnya, berarti ada peluang untuk
menangkap kenaikan 10% tersebut, disamping permintaan yang lama
yang telah ada.
Sektor pertanian bisa dikembangkan dari sisi hulu, tengah
sampai hilir. Biasanya yang sering dibicarakan adalah sektor tengah,
sektor hulu dan hilirnya kurang diperhatikan, padahal permintaan
produk pertanian mulai dari sisi hulu, tengah, sampai hilir dan
merupakan satu kesatuan yang bisa menjadi peluang untuk dijadikan
kegiatan bisnis. Dari sisi hulu, permintaan benih/bibit terus meningkat,
pupuk organik dan an organik yang juga terus meningkat
permintaannya, merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan.
Perlu diketahui, kebutuhan benih di Indonesia masih dipenuhi dari
pasar impor. Kalaupun sudah disediakan, kualitasnya masih kalah dari
benih impor terutama benih sayuran.
• Aspek Penawaran
Aspek penawaran juga penting untuk diperhatikan sebagai
pengukur peluang usaha. Aspek penawaran terkait dengan aspek
produksi yang dihasilkan atau ditawarkan oleh para produsen disektor
pertanian. Aspek penawaran terkait dengan jumlah produsen, berapa
banyak yang diproduksi, bagaimana karakteristik atau kualitas dari
produknya, bagaimana kontinuitasnya, bagaimana konformitasanya/
keseragamannya dan dimana barang tersebut diproduksi.
Berkebalikan dengan permintaan, jika penawaran semakin meningkat
maka peluang usaha semakin kecil karena jumlah barang di pasar
banyak, harga menjadi semakin bersaing ketat, bahkan seringkalu
pada saat panen raya harga akan turun karena permintaan tetap
sementara barang yang ditawarkan meningkat pesat. Terjadi
persaingan harga yang ketat. Sebaliknya jika semakin sedikit
produksen, semakin banyak peluang usahnya. Semua produsen

53
memiliki hasrat untuk memonopoli produknya atau membuat
produknya berbeda dengan pesaing atau produsen lain.
Menurut teori ekonomi, fungsi penawaran terdiri dari harga
produk tersebut, jumlah barang yang diminta, pajak, subsidi dan
teknologi, Jika harga barang tersebut naik, maka produsen akan
merespon dengan menaikan modal dan teknologinya sehingga
penawarannya meningkat; jika jumlah barang yang diminta meningkat,
maka produsen akan merespon dengan menaikkan penawarannya;
jika pajak produknya meningkat maka produsen akan merespon
dengan menurunkan jumlah barang yang ditawarkannya; dengan
adanya subsidi yang diberikan kepada produsen berupa misalnya
subsidi pupuk, maka produsen akan merespon dengan meningkatkan
luas lahan dan modalnya untuk meningkatkan barang yang
ditawarkan; jika ada teknologi yang memadai, produsen akan
merespon denganmeningkatkan jumlah barang yang ditawarkan.
Faktor-faktor tersebut seperti harga produk tersebut, jumlah barang
yang diminta, pajak, subsidi dan teknologi bisa digunakan untuk
memprediksi penawaran dari produsen. Sebagai produsen, kita bisa
menggunakan faktor tersebut sebagai cara untuk mengantisipasi dan
melakukan adaptasi terhadap produk yang akan kita tawarkan ke
pasar.
• Aspek Distribusi dan Delivery
Peluang disektor dipertanian akan muncul ketika disuatu tempat
ada produk pertanian, sementara didaerah lain tidak ada. Daerah yang
tidak ada produk pertanian namun sangat dibutuhkan tersebut
membutuhkan produk pertanian dari daerah lain. Ini disebut sebagau
masalah distribusi. Didaerah Propinsi Lampung sangat banyak
dihasilkan buah pisang, sementara DKI Jakarta sangat membutuhkan
pisang dalam jumlah yang banyak. Ada peluang menjual pisang di
Jakarta. Di Propinsi NTT sangat membutuhkan sayuran, sementara

54
Jawa Timur banyak terdapat produsen sayuran. Ada peluang menjual
produk dari Jawa Timur ke NTT.
Peluang dari aspek distrubusi bisa memunculkan banyak sekali
usaha jasa perdagangan dan pengiriman barang atau produk
pertanian dari produsen kepada yang membutuhkan. Jasa dibidang
sarana dan prasarana produksi pertanian, jasa pemeliharaan, jasa
pengolahan, jasa pengiriman dan jasa wisata pertanian merupakan
peluang usaha yang bisa dilakukan oleh sarjana pertanian dan pihak
lain.
• Aspek Harga
Dari aspek harga, kita bisa menilai suatu usaha itu
menguntungkan atau tidak. Ada beberapa hal terkait harga yang bisa
digunakan instrumen untuk menilai peluang. Pertama adalah trend
harga. Jika harga produk pertanian tersebut memiliki tren yang
meningkat dimasa yang akan datang, berarti produk tersebut memiliki
peluang untuk dikembangkan. Kedua, perbedaan harga ditempat yang
berbeda. Harga sayur di Bandungan, Kabupaten Semarang lebih
murah dari harga sayuran di pasar Beringharjo di Yogyakarta. Jika
dikurangi dengan biaya transpotasi dan biaya tenaga, perbedaan
harga dikalikan volumenya masih positif, berarti usaha tersebut
menguntungkan. Ketiga, masalah kepastian harga. Unsur ini menjadi
penting karena produsen membutuhkan kepastian supaya bisa
merencakan usahanya. Jika ada jaminan harganya, produsen
biasanya merespon dengan menjalankan usahanya. Usaha dimana
harganya tidak pasti dan fluktuatif, biasanya produsen enggan untuk
usaha disektor tersebut. Bentuk contract farming merupakan peluang
usaha yang bisa direspon oleh produsen pertanian.
• Aspek Teknologi
Satu aspek lagi yang sangat penting dalam menentukan
peluang usaha disektor pertanian adalah aspek teknologi.

55
Perkembangan teknologi bisa mempengaruhi produsen untuk
mengembangkan usahanya. Perkembangan teknologi perbenihan
yang luar biasanya, memungkinkan produsen untuk memperluas
usahanya dan meningkatkan kapasitas usahanya. Teknologi
memungkinkan munculnya efisiensi usaha yang merupakan peluang
bagi produsen untuk meningkatkan usahanya. Dengan adanya
efisiensi, ada daya saing bagi suatu produk dipasaran.
Aspek teknologi juga memungkinkan produsen menghasilkan
produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Saat ini berkembang
teknologi organik yang memungkinkan produsen menghasilkan
produk- produk organik yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen
akan keamanan dan kesehatan pangan walaupun harganya lebih
mahal. Dengan adanya teknologi yang bisa memenuhi kebutuhan
konsumen ini, muncul peluang usaha disektor petanian yang bisa
dikembangkan.
Permasalahan dan Tantangan Sektor Pertanian
Sektor pertanian tidak bisa dipungkiri memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembankan menjadi peluang usaha. Mulai dari
sumberdaya alamnya maupun kebutuhannya, sangat menjanjikan
untuk dikembangkan. Namun, sampai saat ini pengembangan dan
perkembangan sektor pertanian masih banyak menemui kendala.
Masalah terkait dengan petani dan usahanya atau terkait dengan
aspek internal petani/produsen. Tantangan terkait dengan aspek
eksternal petani/produsen.
Beberapa masalah dan tantangan di sektor pertanian:
1. Nilai tukar petani (NTP) masih rendah dan cenderung turun.
2. Harga produk pertanian sangat fluktuatif dan tidak pasti.
3. Pengelolaan usaha pertanian masih belum efisien.
4. Kualitas produk pertanian belum tinggi.
5. Hasil produksi pertanian masih sangat bergantung dengan alam.

56
6. Kelembagaan petani lemah.
7. Orientasi usaha masih pada production oriented, belum market
oriented.
8. Infrastruktur dasar dan infrastruktur pertanian belum mendukung.
9. Dukungan pemerintah belum tinggi, komitmen pemerintah dalam
pertanian masih kurang.
10. Produk pertanian Indonesia banyak yang kalah bersaing dengan
produk impor.
11. Non tariff barrier. Persoalan hambatan non tarif menjadi masalah
bagi produk pertanian di Indonesia.
12. Kebutuhan konsumen bermacam-macam dan berubah terus.
Jenis-Jenis Potensi Investasi Sektor Pertanian
Pemerintah mengemban tugas untuk melaksanakan
pembangunan multi dimensi di mana hasilnya nanti akan dinikmati
oleh semua lapisan masyarakat, salah satunya adalah pembangunan
ekonomi daerah. Diperlukan beragam sumber daya pendukung untuk
mencapai tujuan tersebut, seperti kapabilitas dan kualitas sumber
daya manusia sebagai aktor utama pembangunan, ketersediaan
sarana prasarana, dukungan dan kerjasama dengan pihak-pihak
terkait lainnya, pendanaan dan lain-lain. Di antara beberapa sumber
daya pendukung tersebut, aktivitas pengembangan penanaman
modal, sangat relevan dengan pencapaian tujuan pembangunan
ekonomi daerah, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja,
kestabilan ekonomi daerah, serta mengembangkan basis ekonomi
yang beragam (Ma’ruf, 2012).
Kegiatan penanaman modal di daerah selama ini sangat
berperan penting antara lain dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat dan bersifat padat karya di mana akhirnya berujung pada
terciptanya transformasi ekonomi (Hartono & Setyowati, 2011). Oleh
karena itu perlu adanya kebijakan penanaman modal yang dapat

57
menstimulasi masuknya pemodal untuk berkenan menanamkan
modalnya pada suatu sektor bisnis di daerah tertentu. Dalam rangka
mempersuasi dan menarik minat investasi baru dapat dilakukan
melalui beragam pilihan kebijakan yang bermuara pada pemberian
kemudahan penanaman modal maupun pemberian insentif. Kebijakan
itu antara lain perbaikan regulasi yang mendukung penanaman
modal, penyederhanaan prosedur perijinan, pemberian kemudahan
dan insentif dalam bidang penanaman modal, misalnya insentif pajak
(Tambunan, 2006). Keberadaan investasi modal telah menyatu dalam
penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional, bahkan
diposisikan sebagai media untuk meningkatkan perekonomian
daerah. Ketersediaan dana investasi tersebut sangat diperlukan
ketika lembaga ataupun perorangan menghadapi suatu peluang
usaha dengan prospek yang bagus, walaupun terkadang memiliki
tingkat risiko yang tidak kecil. Risiko dimaknai sebagai perubahan
kehilangan/kerugian (change of loss), kemungkinan
kehilangan/kerugian (possibility of loss), ketidakpastian (uncertainty),
penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Wulandari &
Wahyudi, 2014). Namun justru dari peluang usaha yang berisiko itu
diharapkan mampu memberikan imbal hasil yang lebih tinggi yang
sejalan dengan prinsip high risk high return (Iskandar, 2006).
Salah satu sektor usaha yang berprospek bagus di Indonesia
adalah sektor pertanian, meskipun memiliki risiko bisnis yang relatif
tinggi dibanding lainnya. Indonesia telah dikenal sebagai negara
agraris yang memiliki keunggulan dari keberagaman hayati dan posisi
geografis yang menempatkannya sebagai negara beriklim tropis.
Sektor pertanian berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan
Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga dianggap cukup mampu
untuk menjaga kestabilan dan ketahanan ekonomi suatu negara.
Peningkatan dalam sektor pertanian akan diikuti dengan

58
meningkatnya minat investor dalam melakukan investasi dalam
bidang pertanian. Namun menurut Warsani (2013), investasi pada
sektor pertanian sangat berisiko dan tidak mudah diprediksi, terutama
jika dikaitkan dengan faktor alam seperti cuaca dan iklim. Adanya
risiko ketidakpastian yang relatif tinggi ini membuat para pemodal
berusaha meminimalkan dan mengalihkan risiko. Aglina and Gunardi
(2015) menyatakan salah satu cara yang digunakan adalah dengan
membeli asuransi lahan pertanian untuk perlindungan terhadap lahan
pertanian yang dimiliki serta pendapatan yang masuk dari hasil
produksi jika terjadi kegagalan panen. Asuransi pertanian ini
ditawarkan sebagai salah satu skema pendanaan yang berkaitan
dengan pembagian risiko dalam kegiatan usahatani (Pasaribu, 2014).
Adapun strategi pengelolaan risiko lainnya pada bidang pertanian
terdiri dari strategi budidaya, strategi pembagian risiko, diversifikasi,
jaminan sosial, atau pasar berjangka. Lebih lanjut Wulandari and
Wahyudi (2014) memaparkan strategi pengelolaan risiko di bidang
pertanian, yang terdiri dari:
• Manajemen budidaya, meliputi pemilihan produk dengan risiko
rendah, atau produk dengan siklus produksi yang pendek,
memberikan kecukupan likuiditas, dan diverisifikasi produk.
• Strategi pembagian risiko meliputi kontrak produksi dan
pemasaran, integrasi vertikal, pasar berjangka (untuk mengurangi
risiko harga pada jangka pendek, serta meningkatkan transparansi
pembentukan harga), partisipasi pada pendanaan bersama dan
asuransi.
• Strategi diversifikasi dilakukan melalui peningkatan pendapatan
yang bersumber dari kegiatan di luar pertanian.
Sektor pertanian memiliki dua sisi bertolak belakang yang
menarik untuk dikaji. Satu sisi menunjukkan bahwa sektor ini memiliki
potensi dan prospek bisnis unggul, sementara di sisi yang lain usaha

59
ini menyimpan beragam persoalan yang membutuhkan solusi tepat.
Potensi bisnis sektor pertanian yang dapat menggugah minat
investasi baru adalah aspek permintaan, aspek penawaran, sspek
distribusi, aspek harga dan aspek teknologi. Program Kepastian
Harga &Kepastian Dibeli, merupakan masalah akut sektor pertanian
karena harga tidak pasti. Pasti harga rendah dimusim panen dan
tinggi dimusin paceklik. Ada masalah capital resources, dimana petani
tidak memiliki modal memadai selain hasil panen. Mereka banyak
yang tidak bisa menahan jual sehingga menjual pada saat harga
rendah. Butuh talangan dana dengan jaminan produknya atau Butuh
penjaminan harga berupa pembelian oleh pihak swasta dengan harga
diatas harga pasar (harga keekonomian). Butuh lembaga untuk
memberi dana talangan kepada petani dengan jaminan produknya
atau butuh investor swasta untuk membeli produk petani. Butuh
gudang penyimpanan atau butuh regulasi untuk investor swasta
membeli produk petani dengan harga keekonomian
Peluang Investasi Pembangunan Green House
Risiko produk pertanian adalah musim serangan hama
penyakit. Salah satu upaya adaptasinya adalah dengan green house
khususnya untuk tanaman hortikultura
Petani sebagai investor, saat ini belum bisa bangun green
house sendiri, butuh investor lain untuk membangunnya, dimana
petani akan menyewa green house tersebut
Jika ini terjadi, ada investasi masuk berupa pembangunan
green house beserta peralatannya
Peluang Investasi Resi Gudang Swasta
Pemerintah memberi ruang investasi berupa aturan yang
mendukung (sudah ada)
Pemerintah juga bisa memberi insentif berupa kemudahan
pendanaan dan peraturan, termasuk investasi dibidang lain dengan

60
syarat sudah inves di pertanian. Ada uang masuk berupa
pembangunan gudang, pemeliharaan, penyewaan gudang, pembelian
produk petani, tenaga kerja.

Peluang Investasi Alat dan Mesin Pertanian


Ciri pertanian di Indonesia, salah satunya adalah tidak efisien
dan tidak produktif. Ini karena skala usaha yang kecil-kecil dan
terpencar. Untuk mengatasi ini, perlu penggabungan lahan dalam
bentuk farmers’entreprise.
Jika ini sudah, perlu alat dan mesin pertanian untuk melakukan
usaha disektor pertanian pangan dan perkebunan khususnya. Ada
investasi masuk berupa pembelian alat dan mesin pertanian, sewa
alat dan mesin, tenaga kerja, energy.
Penyewaan perahu, mesin, alat tangkap, cooler atau cold
storage di daerah pantai
Peluang Investasi Usaha Komoditi
Pada bidang ini, usaha yang bisa ditingkatkan investasinya
adalah memproduksi komoditi, baik untuk kebutuhan dalam negeri
maupun luar negeri, bergantung pasarnya.
Subbidangnya, mulai dari bibit/benih, pupuk, obat-obatan,
produksi komoditi, pasca panen dan pengolahan serta nilai
Sektornya mulai dari pertanian (padi, palawija, hortikultura),
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan
Peningkatan nilai investasi: jika ada 2jt rumah tangga petani,
rata-rata menambah 10 jt/petani/musim saja, maka akan ada
peningkatan nilai investasi di pertanian sejumlah 20 triliun setiap
musimnya
Peluang Investasi Bulog Swasta
Upaya pengembangan dan perluasaan usaha dapat dilakukan
dengan menggiatkan kegiatan investasi. Pada bidang komoditi ini,

61
usaha yang bisa ditingkatkan investasinya adalah memproduksi
komoditi, agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
maupun luar negeri. Adapun sub bidangnya meliputi dari pengadaan
bibit/benih, pupuk, obat-obatan, produksi komoditi, pasca panen dan
pengolahan serta penciptaan nilai (value).
Peluang investasi ini dapat dijumpai pada beragam sektor
usaha, mulai dari pertanian (padi, palawija, hortikultura), perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Ketika investasi pada
beragam komoditi dan sektor usaha di atas dapat berjalan dengan
baik, maka diharapkan akan menghasilkan peningkatan nilai investasi
yang signifikan. Sebagai ilustrasi apabila ada 2 juta rumah tangga
petani, di mana rata-rata rumah tangga tersebut mampu menambah
Rp. 10 jt/petani/musim saja, maka akan ada peningkatan nilai
investasi di sektor pertanian sejumlah Rp. 20 triliun setiap musimnya.
Nilai total pengembangan investasi ini akan jauh berlipat apabila
masing-masing rumah tangga petani mampu berkontribusi di atas
nilai rata-rata pada setiap musimnya.
Berikut ini adalah rincian potensi komoditi per sub sektor pertanian
umum:
• Pertanian: padi, kedelai, jagung
• Perkebunan: Kopi, durian, kelapa
• Perikanan: tangkap, budidaya (nila ditambak, sbg bahan baku
surimi), pengolahan (3.3 triliun = 55 unit; 8761unit: 5.67Triliun);
Pantura (brebes smp rembang, klaster di Pati), bekas tambak
udang. Meski memiliki potensi produksi yang cukup bagus, namun
sub sektor perikanan ini memiliki kendala seperti keterbatasan alat
serta rendahnya kompetensi pengolah yang bisa berujung pada
turunnya jumlah produksi.

62
• Peternakan: budidaya/pembibitan, produksi, pengolahan hasil.
Sapi penggemukan. Ayam menjadi prioritas. Pakan menjadi
kendala. Kelompok ternak, bisa memproduksi pakan. BUMDes
• Kehutanan. Madu. Kebutuhan 15 ribu ton; tersedia 10 ribu ton.
Pakan lebah kurang. Pengetahuan masyarakat. Rebung bamboo.
Porang (umbi-umbian). Komoditi sub sektor kehutanan ini dapat
diolah menjadi tepung, bahkan berpotensi menjadi produk eskpor
karena Korea dan Jepang memiliki permintaan sebagai salah satu
bahan pengolahan makanan.
• Industri makanan: pengolahan ikan (pantura). Adanya eksploitasi
ikan secara berlebihan serta kurang ramah lingkungan dan tanpa
mempertimbangkan konsep sustainable development dapat
mengganggu habitat laut yang pada akhirnya mengurangi
pasokan ikan. Suharno and Widayati (2015) memaparkan
beberapa alternative kebijakan yang dapat dipergunakan dalam
pengelolaan perikanan tangkap Pantai Utara di Jawa Tengah
adalah: pengkonservasian dan perehabilitasian hutan mangrove;
pengaturan dan pendistribusian jumlah alat tangkap; pengolahan
pasca panen; revitasasi dan modernisasi armada besar yang
beroperasi di wilayah lepas pantai; pelarangan dan pengurangan
armada kecil yang tidak efisien dan tidak ramah lingkungan;
pengembangan industry hilir dalam hal pengolahan ikan;
pengelolaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan perikanan
dan kelautan; diversifikasi dan pengupayaan mata pencaharian
alternative; kajian dan program pengkayaan stok; serta
mengintensifkan patroli laut guna mencegah illegal fishing.
• Minuman: Carica (manisan buah pepaya Dieng). Dulu, harga buah
carica sempat anjlok, sehingga karena banyak buah yang
terbuang (rasanya sedikit asam dan bergetah). Namun ketika
buah ini diolah ternyata banyak diminati di pasar. Potensi usaha ini

63
masih terbuka lebar untuk digali dan dikembangkan secara
inovatif, namun masih terkendala dengan pemenuhan perijinan.
Risiko dan tingkat pengembalian (return) senantiasa melekat
pada setiap alternatif investasi, baik investasi di aset riil (real assets)
maupun aset keuangan (financial assets). Keduanya mempunyai
hubungan yang sangat erat dan tidak saling meniadakan. Artinya
bahwa setiap keputusan investasi yang diambil sebaiknya
mempertimbangkan kedua hal tersebut. Selain itu, pilihan investasi
tergantung dari preferensi risiko (risk preference) masing-masing
investor, yakni seberapa besar kesediaan individu dalam
menanggung risiko investasi yang dipilih. Preferensi investor
merupakan hal yang bersifat dikotomi karena preferensi
mengindikasikan risiko investasi serta mengandung makna
maksimalisasi utilitas pada return (Arrozi & Septyanto, 2014). Investor
yang rasional (bersifat kalkulatif) tentu akan mengharapkan return
tertentu dengan tingkat risiko yang lebih kecil, atau mengharapkan
return yang tinggi pada tingkat risiko tertentu. Investasi mana yang
dipilih dan besarnya proporsi dana yang dialokasikan sangat
dipengaruhi oleh toleransi investor terhadap risiko (risk tolerance).
Terkait dengan hal itu, ada tipe investor yang menyukai risiko (risk
seeker), menghindari risiko (risk averter), atau mengabaikan risiko
(risk indifference). Arrozi and Septyanto (2014) menyatakan ketika
investor dihadapkan pada situasi yang memaksakan untuk memilih
jenis investasi apa yang akan mereka pilih, terkadang unsur
subyektivitas, emosi dan faktor psikologis lain berperan secara
dominan mempengaruhi reaksi itu. Dapat dimaknai bahwa apapun
jenis investasinya, sangat tergantung dari investornya, baik
rasionalitas maupun psikologisnya (perilaku investor).
Mempertimbangkan adanya beragam risiko bisnis di sektor
pertanian serta mencermati potensi usaha yang menjanjikan, maka

64
tidak heran jika sektor pertanian dapat menjadi salah satu wahana
untuk berinvestasi. Adanya keberanian mengambil risiko yang
nampak dari jiwa kewirausahaan seorang investor akan
memungkinkan penciptaan nilai tambah secara ekonomi (Schultz,
1980). Jika investornya memiliki kewirausahaan tinggi, kapasitas
manajemen yang memadai, memiliki pemahaman bisnis yang utuh,
mereka akan bersedia untuk menanamkan modalnya di sektor
pertanian yang notabene tergolong investasi berisiko tinggi. Untuk
mengakomodasi kondisi tersebut, petani dan investor perlu
pembelajaran serta instrumen investasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik mereka sehingga peluang bisnis bisa
tertangkap dengan baik.
Perencanaan Strategis
Setelah memperhatikan potensi dan peluang yang ada, ada
beberapa rencana strategis yang bisa dijalankan guna memanfaatkan
potensi dan peluang tersebut. Langkah pertama yang bisa segera
dilakukan adalah membangun food center. Food center ini berfungsi
sebagai penyangga harga produk petani melalui mekanisme
pembelian dan penyimpanan serta pengaturan penjualan produk
petani. Dalam hal ini, Perusda Jateng bisa menjadi motor penggerak
untuk melakukan ini. Perusda melalui food center sebagai buyer dari
petani, terutama membeli produk petani dikala panen raya. Agar
supaya food center ini bisa berfungsi maksimal dan mendatangkan
keuntungan, perlu didukung oleh gudang-gudang yang ada disetiap
sentra produksi pertanian. Gudang-gudang ini bisa dikelola oleh
BUMDes, Gapoktan, Koperasi maupun lembaga lain yang kredibel
guna menampung produk petani diwilayah kerjanya masing-masing.
BUMDes khususnya bisa menggunakan asset desa dan dana desa
guna mengoperasikan kegiatan investasi ini. BUMDes harus
bekerjasama dengan Perusda Jateng guna menjalankan bisnis besar

65
dan mulai ini. Para pihak perlu membuat MOU guna saling
bekerjasama dalam mengelola kegiatan investasi di Jawa Tengah.
Dalam kaitan ini, Perusda Jateng bisa bertindak sebagai holding dan
BUMDes sebagai cabangnya. Bisa dimungkinkan, BUMDes juga
memiliki saham di Perusda Jateng atau bisa saja tetap dengan
kepemilikan masing-masing, hanya disatukan dalam
mengembangkan investasi pertanian di Jawa Tengah. Langkah-
langkah yang bisa dilakukan adalah penguatan perusda baik secara
political will maupun dukungan riel dilapangan baik pendanaan
maupun sarana dan prasarana usaha lainnya. Kemudian melakukan
penguatan lembaga BUMDes. Setelah itu, dilakukan penjajagan
kerjasama usaha dengan difasilitasi oleh pemerintah daerah Jawa
Tengah. Setelah semuanya siap, baru dilakukan studi kelayakan
usaha, usaha pertanian apa yang akan dikembangkan untuk pertama
kalinya.
4. Tugas/Latihan
Buat makalah tentang materi diatas dan masukkan contoh usaha
dalam usaha
5. Evaluasi
1. Jelaskan masalah dan tantangan di sektor pertanian
2. Sebutkan nilai- nilai yang terkandung dalam etika
6. Jawaban
1. Beberapa masalah dan tantangan di sektor pertanian:
- Nilai tukar petani (NTP) masih rendah dan cenderung turun.
- Harga produk pertanian sangat fluktuatif dan tidak pasti.
- Pengelolaan usaha pertanian masih belum efisien.
- Kualitas produk pertanian belum tinggi.
- Hasil produksi pertanian masih sangat bergantung dengan
alam.
- Kelembagaan petani lemah.

66
- Orientasi usaha masih pada production oriented, belum market
oriented.
- Infrastruktur dasar dan infrastruktur pertanian belum
mendukung.
- Dukungan pemerintah belum tinggi, komitmen pemerintah
dalam pertanian masih kurang.
- Produk pertanian Indonesia banyak yang kalah bersaing
dengan produk impor.
- Non tariff barrier. Persoalan hambatan non tarif menjadi
masalah bagi produk pertanian di Indonesia.
- Kebutuhan konsumen bermacam-macam dan berubah terus.
2. Strategi pengelolaan risiko di bidang pertanian, yang terdiri dari:
- Manajemen budidaya, meliputi pemilihan produk dengan risiko
rendah, atau produk dengan siklus produksi yang pendek,
memberikan kecukupan likuiditas, dan diverisifikasi produk.
- Strategi pembagian risiko meliputi kontrak produksi dan
pemasaran, integrasi vertikal, pasar berjangka (untuk
mengurangi risiko harga pada jangka pendek, serta
meningkatkan transparansi pembentukan harga), partisipasi
pada pendanaan bersama dan asuransi.
- Strategi diversifikasi dilakukan melalui peningkatan pendapatan
yang bersumber dari kegiatan di luar pertanian.
G. Kegiatan Pembelajaran Ke 9
1. Resiko Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
o Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko agribisnis.
o Mahasiswa diharapkan mampu memahami contoh resiko
agribisnis.
3. Materi Pembelajaran
Resiko Usahatani

67
Kegiatan usahatani merupakan suatu pengorganisasian
produksi dimana petani sebagai pelaku usaha yang mengelola modal,
tenaga kerja, dan lahan yang bertujuan untuk menghasilkan produksi
tertentu baik dalam segi output pertanian maupun sisi pendapatan.
Sebagai pelaku usahatani tentu selalu dihadapkan dengan berbagai
permasalahan dan kendala usaha yang harus sesegera mungkin
untuk diantisipasi. Permasalahan yang umum seperti apa yang harus
ditanam oleh petani harus dapat memperoleh keuntungan. Salah satu
ketidakpastian dalam usahatani ialah adanya fluktuasi harga maupun
fluktuasi produksi hasil pertanian (Soekartawi et al., 1993). Misalnya
fluktuasi hasil produksi pertanian dalam usahatani padi umumnya
disebabkan oleh kondisi iklim yang tidak menentu, dan serangan hama
penyakit. Sedangkan dari sisi fluktuasi harga dapat disebabkan oleh
harga beras lokal terhadap beras impor.
Pengambilan keputusan dalam mengalokasikan input usahatani
sangat dipengaruhi oleh sikap dari pelaku usahatani (petani) yaitu jika
petani berani mengambil resiko maka pengalokasian input usahatani
dapat lebih efisien. Menurut Arsyad (1995) perilaku dari pelaku
usahatani (petani) dalam menghadapi resiko terbagi menjadi tiga jenis
fungsi utilitas, antara lain:
• Fungsi utilitas untuk risk averter atau dapat dikatakan sebagai
orang yang cenderung menghindari resiko
• Fungsi utilitas untuk risk neutral atau dapat dikatakan sebagai
orang yang bersikap netral terhadap resiko
• Fungsi utilitas untuk risk lover atau dapat dikatakan sebagai orang
yang berani mengambil resiko
Dalam setiap perencanaan kegiatan tentunya akan selalu
dihadapkan dengan berbagai macam pertimbangan antara sesuatu
yang harus dikorbankan dan manfaat yang akan diterima. Sama
halnya dengan sektor produksi, pada setiap kebutuhan ekonomi harus

68
ada perhitungan antara hasil yang ingin dicapai dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mencapai hasil tersebut. Begitu juga pada
sektor usahatani dimana kegiatan tersebut harus dianalogikan sebagai
sebuah perusahaan, agar biaya dan hasil yang diperoleh harus
mempunyai perhitungan untuk mengetahui pendapatan serta tingkat
efisiensi maupu resiko dari kegiatan usahatani tersebut.
Menurut Ichsan (1998) untuk menganalisis resiko usahatani
dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif didasarkan pada
penelitian subjektif dari pengambilan keputusan. Sedangkan
pendekatan kuantitatif didasarkan pada penghitungan dari nilai hasil
yang ingin dicapai sebagai indikator probabilitas dari investasi dan
ragam (variance) dan standard deviasi sebagai indikator resiko.
Menurut Kadarsan (1995), hubungan antara resiko dan pendapatan
usahatani adalah aspek yang penting dalam kegiatan usahatani.
Hubungan tersebut umumnya diukur dengan koefisien variasi atau
tingkat resiko terendah dan batas minimum pendapatan. Koefisien
variasi atau tingkat resiko terendah ialah perbandingan antara resiko
yang ditanggung oleh pelaku usahatani dengan jumlah pendapatan
yang akan diperoleh sebagai hasil dari sejumlah modal yang
diinvestasikan dalam kegiatan produksi, koefisien variasi juga
digunakan dalam pemilihan alternatif yang memberikan resiko paling
sedikit dalam mengharapkan usatu hasil. Sebagai contoh dalam
meminimalkan resiko usahatani ialah dengan mengasuransikan
kegiatan usahatani. Hal ini dilakukan agar pelaku usahatani dapat
terlindungi dari resiko gagal panen dan resiko harga produk jatuh pada
saat panen raya (over supply). Namun masih banyak pelaku usahatani
(petani) yang enggan mengasuransikan usahataninya dengan alasan
seperti biaya premi yang tinggi sehingga petani kesulitan dalam
membayar premi, kurangnya kepercayaan terhadap perusahaan

69
asuransi dan proses administrasi asuransi yang dianggap berbelit oleh
petani.
Pada dasarnya prinsip asuransi dalam usahatani terdiri dari tiga
prinsip, antara lain:
• Risk spreading dan risk pooling yaitu Risk spreading dapat
diartikan sebagai pelaku usahatani membagikan resiko yang sama
terhadap perusahaan penyedia jasa asuransi, sedangkan risk
pooling merupakan pelaku usahatani yang memiliki resiko berbeda
menggabungkan resiko tersebut dalam satu wadah secara
bersamaan.
• Insurable risk yang berarti bahwa segala resiko yang mungkin akan
terjadi layak secara ekonomis untuk dapat diasuransikan.
• Rational for buying insurance yang berarti bahwa pembelian
asuransi harus rasional dari segi ekonomi.
Terdapatnya berbagai fasilitas kredit usahatani dan asuransi
usahatani tentunya mampu meringankan beban atau kendala yang
dihadapi oleh pelaku usahatani sehingga diharapkan petani dapat
melakukan kegiatan usahatani menjadi lebih baik. Situasi yang
dibutuhkan untuk dapat membentuk sistem asuransi pertanian yang
rasional bagi pelaku usahatani dan secara ekonomi dapat dikatakan
layak bagi perusahaan penyedia asuransi antara lain:
• Pelaku usahatani yang menjadi peserta asuransi harus dalam
jumlah yang cukup banyak, yang dirapkan dengan
• mewajibkan pelaku usahatani penerima kredit asuransi membeli
plosi asuransi usahatani.
• Pelaku usahatani harus menyetujui pengaplikasian teknologi yang
direkomendasikan dan adanya jasa dari perbankan yang
menyalurkan kredit sekaligus menjadi agen asuransi dan dokumen
klaim serta pembayaran klaim yang telah disepakati oleh
perusahaan penyedia asuransi.

70
• Adanya dukungan penuh dari Departemen Pertanian, terutama
dalam kegiatan inspeksi resiko dan penilaian kerugian serta
pengaturan asuransi usahatani yang dilakukan secara terpusat.
• Adanya tenaga ahli yang memiliki pengalaman khusus dalam
bidang asuransi usahatani yang dimiliki oleh perusahaan penyedia
asuransi usahatani, misalnya tim agronomi atau tim penilai
kelayakan usahatani.
• Perlunya kegiatan trial and error sebelum kegiatan asuransi
usahatani dilaksanakan supaya dapat dirumuskan bagaimana
model asuransi yang tepat sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
• Perlunya kegiatan studi banding dengan berbagai negara yang
sudah berhasil dalam penyelenggaran asuransi usahatani baik
dengan menggunakan fasilitas secara online atau langsung
mengunjungi negara tersebut.
Berdasarkan kondisi dan persayaratan yang sudah dipaparkan
tersebut tentunya diharapkan asuransi usahatani di Indonesia dapat
terlaksana secara tepat. Dengan adanya kredit usahatani dan asuransi
usahatani diharapkan mampu membantu pelaku usahatani untuk
menjalankan kegiatan usahatani secara lebih baik dan efisien.
Studi Kasus Resiko Usahatani
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rarasati (2015) yang
melakukan penelitian tentang Analisis Resiko pada Usahatani Kedelai
dan Jagung di Kabupaten Grobogan memperoleh hasil dimana sarana
produksi yang digunakan dalam usahatani jagung antara lain pupuk
phonska, puuk TSP, pupuk organik, pupuk urea, dan pupuk ZA. Biaya
lain yang dikeluarkan oleh petani meliputi biaya sewa lahan, dan
kegiatan upacara adat seperti selametan. Total biaya yang dikeluarkan
petani dalam melakukan usahatani jagung dengan rata-rata luasan
lahan sebesar 0,368 Ha ialah sebesar Rp.1.632.944,00 dengan nilai
konversi dalam bentuk 1 Ha lahan sebesar Rp.4.435.271,00.

71
Tabel 1. Komponen Biaya Produksi Usahatani Jagung
Input Kebut Biaya Kebu Biaya Per
uhan Per tuha Hektar (Rp)
Per Usaha n Per
Usah tani Hekt
atani (Rp) ar
Benih (Kg) 5,4 386.838 14,73 1.050.618
Pupuk (Kg) :
a. Phonska 99 253.578 268 688.695
b. Organik 66 5.875 180 15.956
c. TSP 18 40.313 48 109.485
d. Urea 123 244.237 333 663.326
e. ZA 4 6.238 10 16.941
Pestisida 0,57 24.750 2 67.219
(liter)
Fungisida (gr) 8 1000 20 2.716
Lain-lain 670.115 1.819.976
Jumlah 1.632.944 4.435.271
Sumber : Rarasati (2015)
Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Jagung
Tenaga Kerja Kebut Biaya Per Kebutuhan Biay
uhan Usa Per a Per
Per hata Hek Hekt
Usaha ni tar ar
tani (Rp) (Rp)
Pengolahan 2 183.000 5 497.012
lahan
Penanaman 5 214.188 12 581.715
Penyiangan 2 160.750 6 436.583

72
Pengairan 0 0 0 0
Pengendalian 0 0 1 86.909
hama
Panen 4 242.563 12 658.779
Pasca panen 1 68.438 4 185.870
Jumlah 14 1.632.944 39 2.446.870
Sumber : Rarasati (2015)
Selain itu, dari sisi iklim (peluang hujan) pemilihan usahatani
jagung dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Desember karena pada
rentang waktu tersebut memiliki rata-rata curah hujan yang cukup
tinggi. Dari segi produksi jagung adalah komoditas unggulan yang
dibudidayakan di Kabupaten Grobogan. Mayoritas varietas yang
digunakan ialah varietas jagung hibrida berwarna kuning. Jumlah
produksi jagung di daerah penelitian sebesar 5.603 Kg/Ha. jumlah
tersebut termasuk jumlah produksi yang besar, karena jumlah produksi
maksimal yang dicapai bias mencapai 5.700 Kg/Ha di di
Kabupaten Grobongan.
Harga jual jagung pada tingkat petani berada pada kisaran harga
Rp.2000/Kg sampai Rp.3000/Kg dalam bentuk kering pipil. Pendapatan
rata-rata usahatani jagung sebesar Rp.2.072.996/0,368 Ha. Produksi
total untuk komoditas jagung sebesar 224.137,23/Kg. sedangkan rata-
rata produksi jagung oleh petani responden sebesar 5.603,43 Kg.
Standar deviasi produksi jagung diperoleh sebesar 2.152,65 sedangkan
koefisien variasi sebesar 0,38 yang berarti produksi jagung memiliki
tingkat resiko yang rendah sebab nilai CV<0,5. Pada tingkat resiko iklim
diperoleh standar deviasi iklim sebesar 645,8 dan koefisien variasi 0,33
yang berarti resiko iklim rendah karena nilai CV<0,5.
Pada sisi harga jual jagung sebesar Rp.94.600 dengan rata-rata
harga sebesar Rp.2.365 dan diperoleh standar deviasi sebesar 315 dan
koefisien variasi sebesar 0,13 yang berarti tingkat resiko usahatani

73
jagung rendah karena nilai CV<0,5. Pada resiko pendapatan diketahui
total pendapatan sebesar Rp.82.922.528 dengan rata-rata sebesar
Rp.2.073.061 dengan standar deviasi sebesar 1.549.402 dan
koefisien 0,75 yang berarti resiko pendapatan usahatani jagung rendah
kerena nilai CV<0,5.
4. Tugas/Latihan
Buat makalah tentang resiko agribisnis. Ambil satu contoh perusahaan.
5. Evaluasi
Sebutkan tiga fungsi dari utilitas perilaku dari pelaku usahatani dalam
menghadapi resiko
6. Jawaban
Perilaku dari pelaku usahatani (petani) dalam menghadapi resiko
terbagi menjadi tiga jenis fungsi utilitas, antara lain:
• Fungsi utilitas untuk risk averter atau dapat dikatakan sebagai orang
yang cenderung menghindari resiko
• Fungsi utilitas untuk risk neutral atau dapat dikatakan sebagai orang
yang bersikap netral terhadap resiko
• Fungsi utilitas untuk risk lover atau dapat dikatakan sebagai orang
yang berani mengambil resiko
H. Kegiatan Pembelajaran ke 10 dan 11
1. Arti dan Pentingnya Pencatatan Agribisnis dan Prinsip-Prinsip
Akuntansi dalam Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a) Mahasiswa memahami arti pencatatan agribisnis
b) Mampu menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi dalam agribisnis.
3. Materi Pembelajaran
Pengertian pencatatan Agribisnis
Pembukuan/pencatatan usahatani/agribisnis : pencatatan dan perhitungan
data ekonomis dari seluruh mata rantai kegiatan usahatani/agribisnis secara
lengkap dan sistematis selama jangka waktu tertentu dengan tujuan a)

74
menghitung dan mengetahui untung rugi usahatani/agribisnis, b) menghitung
daya guna dan hasil guna usahatani/agribisnis, dan c) menilai tingkat
kemanjuan dan perkembangan usahatani/agribisnis.
Tujuan pembukuan/pencatatan usahatani/agribisnis:
1. untuk memperkirakan keadaan/posisi usahatani,
2. sebagai dasar pengambilan keputusan,
3. Menyediakan data dasar yang dipergunakan untuk:
4. perencanaan usahatani
5. menghitung dan mengetahui untung rugi usahatani
6. menghitung daya guna dan hasil guna usahatani
7. menilai tingkat kemajuan dan perkembangan usahatani
8. memberikan informasi langkah-langkah pemecahan masalah,
9. kegunaan lain, contoh untuk sewa-menyewa, membuat kontrak-kontrak
baru, mencegah salah pengertian diantara mitra, menetapkan peraturan
dalam penyertaan usaha,
10. menyediakan informasi dasar tentang kekayaan yang dimiliki pada suatu
waktu tertentu.
Manfaat utama dari pembukuan usahatani adalah untuk menilai tingkat
keberhasilan usahatani.
Pencatatan usahatani/agribisnis dibedakan menjadi tiga, yaitu 
1. pencatatan data inventaris,
2. Pencatatan data produksi, dan
3. pecatatan keuangan.
Pencatatan Data Inventaris
Mencatat seluruh inventaris yang dimiliki petani pada suatu
waktu tertentu, menilai masing-masing inventaris untuk membantu
dalam penetapan kekayaan dan hutang, membandingkan nilai
inventaris pada tahun tersebut dengan tahun sebelumnya dan sebagai
dasar untuk membuat neraca yang sangat penting dalam pelaporan
usahatani. Pecatatan data inventaris ada dua, yaitu (1) catatan

75
inventaris usaha sederhana dan (2) catatan inventaris usaha
perbandingan.
Contoh-contoh catatan inventaris: inventaris produk tanaman
dan ternak, inventaris mesin-mesin usahatani, inventaris bangunan
usahatani, inventaris ternak dan perbandingan inventaris produksi
usahatani.
Pencatatan Data Produksi
Mencatat jumlah produksi usahatani dengan satuan yang
sesuai, misalnya kh/ha, liter/hari; mencatat semua bahan/sarana
produksi yang digunakan dalam proses produksi; mencatat seluruh
kegiatan yang dilakukan dalam proses usahatani; mencatat seluruh
tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi usahatani;
mencatat bagian produksi yang dikonsumsi sendiri dan
membandingkan jumlah produksi pada tahun tersebut dengan
produksi pada tahun sebelumnya.
Macam-macam pencatatan produksi, diantaranya yaitu: catatan
produksi tanaman, catatan pengolahan tanah, catatan ternak, catatan
tenaga kerja, catatan pakan, dan catatan pemakaian produksi
usahatani.
Pencatatan Keuangan
Menentukan keberhasilan usahatani dalm bentuk profitabilitas
dalam periode atau siklus tertentu, menentukan keadaan umum
keuangan pelaku usahatani pada suatu waktu tertentu,
memperkirakan kemampuan usahatani untuk memenuhi tuntutan
kreditur, perubahan dan tuntutan perluasan, menganalisis
kecenderungan prestasi kerja sehubungan kemampuan usahatani,
dan memilih cara penggunaan sumber-sumber daya untuk masa
mendatang dari berbagai alternatif yang tersedia. Pencatatan
keuangan terdiri dari catatan bukti transaksi, jurnal dan buku besar.

76
Pencatatan/pembukuan usahatani yang lengkap biasanya
dilakukan oleh pelaku usahatani yang sudah mulai maju dan besar
volume usahataninya. Sedangkan petani kecil sebagian besar belum
membuat pembukuan atas usahatani yang dilakukan.

77
78
4. Latihan
Bentuklah kelompok kecil lalu diskusikan dan lakukan pencatatan mengenai
usaha/agribisnis yang ada di sekitar anda
5. Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, jawablah
pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan tujuan pembukuan agribisnis
2. Ada tiga pencatatan dalam agribisnis, sebutkan dan jelaskan!

I. Kegiatan Pembelajaran ke 12
1. Lingkungan Agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a) Mahasiswa memahami menjelaskan pengertian lingkungan agribisnis
b) Mahasiswa Mampu menjelaskan faktor-faktor lingkungan agribisnis
c) Mahasiswa Mampu menjelaskan lingkungan mikro agribisnis
d) Mahasiswa Mampu menjelaskan lingkungan makro agribisnis

3. Materi Pembelajaran
Lingkungan Agribisnis
Menurut Susilawati (2005), faktor-faktor lingkungan sangatlah
memberikan pengaruh dalam penentuan keberhasilan pengembangan
agribisnis, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berasal
dari dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri yang berdasarkan
pendekatan fungsional sistem informasi maupun berdasarkan unit

79
aktivitas keunggulan bersaing. Faktor eksternal adalah untuk
mengembangkan daftar terbatas dan ancaman yang harus dihindari.
Menurut Yulianti (2011), sistem agribisnis memiliki lingkungan
yang dibagi menjadi 2, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan
internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang turut
membantu suatu sistem agribisnis yang berasal dari luar lingkungan
tersebut. Lingkungan eksternal sendiri dibagi menjadi 4 bagian
diantaranya yaitu:
1. Lingkungan kebijaksanaan dan kelembagaan (pemerintah)
Lingkungan kebijaksanaan dan kelembagaan (pemerintah)
dapat berupa penentuan kebijaksanaan dalam hal prioritas
pengembangan baik sektor pertanian maupun sektor industri,
pengembangan komoditi prioritas, pengaturan pelayanan saprodi dan
kredit pertanian, pengaturan sistem keuangan pedesaan, peningkatan
otonomi daerah serta kebijaksanaan dalam penyuluhan.
2. Lingkungan fisik teknis
Lingkungan fisik teknis meliputi letak geografis, keadaan tanah
dan topografi, keadaan iklim, keadaan sumber air, dan keadaan
vegetasi.
3. Lingkungan ekonomi bisnis
Lingkungan ekonomi bisnis meliputi keadaan infrastruktur,
mekanisme pemasaran, keadaan pasca panen, keadaan agroindustri,
keadaan pembimbing koperasi, dan keterlibatan pengusaha swasta.

80
4. Lingkungan sosial budaya
Salah satu faktor luar yang berpengaruh terhadap aktivitas
dalam sistem agribisnis adalah lingkungan sosial budaya dari
masyarakat baik berupa adat istiadat, tata nilai budaya,
stratifikasi/tingkat sosial, agama, serta tingkat kemampuan dan
keberadaan kelompok tani di wilayah lokalita.
Berdasarkan keempat faktor lingkungan tersebut di atas maka
perlu diidentifikasikan dan diketahui kekuatan, kelemahan, kendala-
kendala dan peluang yang ada untuk pengembangan sistem agribisnis
di wilayah lokalita.
Contoh dari lingkungan internal yang mempengaruhi sistem
agribisnis adalah saprodi, tenaga kerja, modal, dll.
Faktor Internal dan Eksternal
Faktor Internal Usaha Agribisnis Sarang Burung Walet Di Kota Pontianak
1. Faktor Kekuatan (Strengths), yaitu variabel-variabel kekuatan yang dimiliki
oleh penangkar sarang burung wallet.
2. Banyaknya populasi burung wallet
Kalimantan Barat termasuk daerah yang terbilang banyak
terdapat populasi burung walet, sebab memiliki daerah perkebunan,
sungai atau pantai cukup banyak. Populasi burung walet yang ada di
Kota Pontianak berdasarkan data ASPERUWA 2010 berkisar ≥ 4.000
ekor burung walet.
1. Nilai jual tinggi
Nilai Jual dari sarang burung walet rumahan di Kota Pontianak
lebih tinggi dibandingkan sarang yang berasal dari gua. Hal ini
disebabkan produk sarang burung walet rumahan yang dihasilkan
memiliki kualitas lebih baik yaitu lebih bersih dibandingkan sarang
walet gua.
2. Khasiat tinggi

81
Kandungan Gizi sarang walet paling tinggi adalah protein,
selain protein sarang walet juga mengandung sejumlah zat gizi yang
diperlukan tubuh manusia, seperti karbohidrat, lemak, selain itu juga
mengandung sejumlah mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (P), Zat
besi (Fe), zinc (Zn), magnesium (Mg) dan juga mengandung air.

3. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran sarang burung walet hanya kepada
pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual kembali sarang
walet yang telah dibelinya dalam jumlah cukup banyak ke pedagang
besar antar pulau, langsung ke distributor atau perusahaan yang
mengekspor sarang walet ke luar negeri, Eksportir inilah yang akan
mengirim sarang walet ke negara-negara konsumen.
4. Kualitas produk baik
Kualitas sarang walet rumahan lebih baik daripada sarang walet
gua, di Kota Pontianak sarang walet banyak dibudidayakan dengan
cara dirumahkan (bangunan khusus bagi burung walet), disebabkan
bentuk produk dari sarang walet rumahan lebih putih, bersih, bentuk
sarang sempurna dan kondisi higienis.
5. Variasi warna dan bentuk sarang burung wallet
Warna dan bentuk sarang walet bervariasi berdasarkan
penggolongan harga diantaranya: bentuk sarang berwarna
putih,berbentuk setengah lingkaran atau mangkuk, bersih, ukurannya
3,5-4 jari, tidak pecah dan punggungnya mulus, memiliki harga jual
paling mahal, jika sarang berwarna putih kekuningan, bulu agak
dominan pada sarang, sedikti kotor, ukuran kurang dari 3,5 jari,
bentuknya menyudut atau segitiga, dan punggungnya kurang mulus,
harga lebih murah, sedangkan sarang walet yang bentuknya tidak
utuh, hanya berupa pecahan atau patahan sarang walet tetap masih
dapat dijual.

82
6. Adanya ASPERUWA (Asosiasi Pengelola Rumah Walet)
ASPERUWA merupakan suatu wadah perkumpulan pengelola
pengelola rumah walet, dalam hal ini adalah para penangkar walet.
ASPERUWA membantu para penangkar dalam memberikan informasi
mengenai system penjualan, standar harga yang berlaku dipasar
sampai pada proses pemasaran, serta mengkoordinir dan membantu
para penangkar baru agar dapat memenuhi persyaratan teknis dan
administrasi dalam proses perizinan yang ditentukan oleh Pemerintah
Kota Pontianak.
Faktor Kelemahan (Weaknesses), yaitu variabel-variabel kelemahan yang
mempengaruhi penangkar dalam pemasaran produk sarang burung walet.
1. Biaya produksi tinggi
Biaya produksi sarang burung walet terdiri dari Biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap diantaranya : Upah tenaga kerja untuk perawatan dan
pemeliharaan sampai proses pemanenan, fasilitas untuk tenaga kerja, biaya
listrik telephone dan air, sedangkan biaya variabelnya adalah pembelian
pakan tambahan dan obat-obatan serta biaya pembersihan sarang.
2. Permodalan
Modal untuk membangun rumah walet cukup besar, yang terdiri dari : tanah
dan bangunan atau rumah walet, biaya peralatan, biaya perizinan usaha,
biaya sarana penunjang. Modal yang dibutuhkan dalam usaha
pembudidayaan sarang burung walet antara Rp.50.000.000 sampai dengan
Rp. 2 Milyar.
3. Kurangnya informasi pasar
Informasi pasar dari produk sarang burung walet masih sangat terbatas,
sebab pada kenyataannya sistem pemasaran dari sarang burung walet masih
belum terbuka untuk masyarakat umum, umumnya para penangkar
mendapatkan informasi dari para pengumpul, atau dari penangkarpenangkar
lain.
4. Kecilnya jumlah produksi

83
Jumlah produksi dari produk sarang burung walet masih terbilang kecil, untuk
satu kali panen hanya menghasilkan 0,5 Kg – 10 Kilogram perbulan.
Faktor Eksternal Usaha Agribisnis Sarang Burung Walet Di Kota Pontianak
1. Faktor Peluang (Opportunities), yaitu variabel-variabel peluang yang
dimiliki oleh Penangkar sarang burung wallet
2. Adanya penggolongan harga
Adanya penggolongan harga berdasarkan warna dan bentuk
sarang walet, dimaksudkan untuk menentukan nilai jual dari sarang
walet yang dihasilkan. Sarang burung walet memiliki tiga
penggolongan harga yaitu: (1) Kelas A, yakni sarang yang berwarna
putih, berbentuk setengah lingkaran atau mangkuk, bersih ukurannya
3,5 – 4 jari, tidak pecah, dan punggungnya mulus. (2) Kelas B, yakni
sarang yang berwarna putih kekuningan, bulu agak dominan sedikit
kotor, ukuran kurang dari 3,5 jari, bentuknya menyudut atau segitiga
dan kurang mulus. (3) Kelas C, yakni sarang yang memiliki bentuk
yang tidak utuh, penyebabnya mungkin kurang hati-hati dalam
melakukan panen atau pemrosesan. Ukurannya beragam, dari
pecahan 1 cm hingga yang patah menjadi dua bagian.
3. Permintaan pasar ekspor yang besar
Sampai saat ini Indonesia merupakan pengekspor sarang walet
terbesar di dunia. Hampir 80% kebutuhan walet dunia disuplai dari
Indonesia, berdasarkan data Badan Karantina Hewan, Departemen
Pertanian Jakarta produksi sarang burung walet Kalimantan Barat
tahun 2007 adalah sebanyak 7.627 ton.
4. Kemajuan di Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi
Kemajuan dalam bidang teknologi dapat berupa ditemukan alat
pemanggil burung walet agar burung walet mau hinggap atau
bertempat tinggal pada bangunan tersebut. Kemajuan dalam bidang
transportasi terutama akses jalan yang baik memberikan kemudahan
dalam memasarkan produk sarang walet, sedangkan kemajuan dalam

84
bidang komunikasi yaitu digunakannya telepon atau handphone serta
media internet dalam membantu serta memperlancar kegiatan
pemasaran terutama dalam memberikan informasi pasar.
5. Adanya Festival atau Perayaan
Sarang burung walet pertama kali dipopulerkan oleh etnis
Tionghoa, dan juga banyak dikonsumsi oleh etnis Tionghoa, sehingga
tidak heran pada saat perayaan-perayaan atau festival-festival etnis
Tionghoa seperti: perayaan imlek, akhir tahun dan Moon Cake Festival
permintaan akan sarang burung walet meningkat sangat pesat, Kota
Pontianak termasuk salah satu penghasil sarang walet terbanyak dan
juga banyak terdapat etnis Tionghoa maka pada perayaan-perayaan
tersebut para penangkar memperoleh keuntungan sangat besar.
Faktor Ancaman (Threats), yaitu variabel-variabel ancaman yang dimiliki oleh
Penangkar Sarang burung wallet.
1. Naiknya nilai jual tanah
Lokasi yang biasa dipilih untuk didirikan gedung walet adalah lokasi sentra,
lokasi lintasan dan lokasi sumber pakan, jika pada salah satu pemilihan
lokasi sudah didirikan bangunan walet maka secara langsung nilai jual atas
tanah pada daerah tersebut juga akan naik sebab sudah pasti lokasi tersebut
menjadi incaran para investor walet.
2. Biaya bahan bangunan walet meningkat
Semakin banyak pembangunan juga semakin besar biaya yang dikeluarkan
untuk bahan baku bangunan, ditunjang lagi dengan keadaan ekonomi
Indonesia, semua biaya semakin naik dan termasuk bahan-bahan baku
bangunan yang semakin meningkat.
3. Adanya hambatan perdagangan
Hambatan perdagangan yang berlaku umum baik secara nasional maupun
secara internasional adalah tarif dan nontarif. Pengenaan tarif terhadap
produk yang keluar merupakan ancaman bagi para penangkar karena dapat

85
menghambat aktivitas pemasaran khususnya distribusi produk. Para
penangkar harus mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
4. Berkembangnya isu penyakit burung wallet
Semakin mewabahnya penyakit flu burung berdampak pada pembudidayaan
sarang burung walet, pro dan kontra terjadi di lingkungan masyarakat, ada
yang berpendapat bahwa burung walet juga penyebar dari virus flu burung.
5. Nilai tukar yang berubah-ubah
Harga sarang burung walet di pasaran dunia berdasarkan kurs USD, dengan
nilai yang berubahubah mempengaruhi nilai jual dari sarang burung walet,
nilai kurs mata uang tiap negara juga berbeda-beda, tetapi bagi para
penangkar ini bukan merupakan suatu kendala sebab nilai jual sarang burung
walet tetap tinggi.
6. Terganggunya keasrian lingkungan
Dampak terhadap lingkungan dari adanya bangunan walet diantaranya:
timbulnya bau yang disebabkan dari kotoran walet, bau dari sampah yang
digunakan sebagai makanan tambahan burung walet, terganggunya kualitas
udara ambien, tercemarnya air tandon penduduk dan menyebabkan
kebisingan jika alat pemanggil walet terlalu keras
Lingkungan ageribisnis/Pemasaran Eksternal
lingkungan permasaran eksternal dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan
pemasaran eksternal mikro dan lingkungan pemasaran eksternal makro.
Berikut adalah penjelasan singkatnya:
1. Lingkungan agribisnis/Pemasaran Mikro
a. Penyedia/pemasok 
Penyedia/pemasok (suppliers) merupakan penghubung penting
dalam keseluruhan sistem pemberian nilai pada pelanggan dan
mampu memberikan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk
memproduksi barang dan jasa. Manajer pemasaran harus mengamati
keadaan penyedia. Apabila terjadi keterlambatan atau kekurangan
pemasok akan dapat menyebabkan adanya tambahan biaya dalam

86
jangka pendek. Manajer pemasaran juga harus memonitor
perkembangan harga dari input-input pemasok. Peningkatan biaya
pasokan dapat mengakibatkan kenaikan harga yang akhirnya akan
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.
b. Perantara Pemasaran 
Perantara pemasaran (marketing intermediaries) berperan
membantu perusahaan dalam mempromosikan dan mendistribusikan
produknya kepada konsumen akhir. Perantara pemasaran antara lain
reseller, perusahaan distributor fisik, agen pelayanan pemasaran,
perantara keuangan dan sebagainya.
Reseller adalah perusahaan jalur distribusi yang membantu perusahaan
menemukan pelanggan antara lain pedagang besar dan pengecer.
Keberadaan reseller ikut menentukan keberhasilan dari perusahaan untuk
memilihnya bukan pekerjaan mudah. Perusahaan distributor fisik berperan
membantu perusahaan menyimpan dan memindahkan barang-barang dari
asal ke tempat tujuan. Perusahaan perlu memutuskan cara yang terbaik
dalam menyimpan dan mengirim produknya disesuaikan dengan faktor-faktor
seperti biaya, kecepatan dan keamanan.
c. Pelanggan 
Setiap perusahaan harus selalu mempelajari pasar
pelanggannya lebih dekat. Pelanggan disini dapat berupa pasar
konsumen yang terdiri atas individu atau rumah tangga yang membeli
barang atau jasa yang dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kepuasan.
Pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen akan bereaksi
terhadap perubahan, misalnya terhadap perubahan harga produk
(price elasticity of demand).
Pelanggan juga dapat berupa pasar produsen yang membeli produknya
untuk diproses lebih lanjut dalam usaha mencari keuntungan dan dapat pula
berupa pasar penjual atau pasar reseller yang membeli produk untuk dijual
lagi dengan tingkat keuntungan tertentu. Selain itu, pelanggan dapat berupa

87
pasar pemerintah atau pasar internasional yang memiliki ciri-ciri tertentu yang
perlu dipelajari sehingga dapat menunjang tujuan dari perusahaan.
d. Pesaing 
Pemasar harus mempertimbangkan sifat persaingan dimana
perusahaan bersaing dengan menetapkan strategi pemasaran
menurut jenis dan sifat persaingan. Dengan lebih spesifik pemasar
harus selalu memperhitungkan jumlah pesaing yang harus dihadapi
karena pesaing dapat menjadi ancaman terhadap produknya dan para
pesaing selalu merespon dan menghadapi setiap aktivitas pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan.
Secara konseptual, bahwa keberhasilan perusahaan dalam pemasaran
apabila perusahaan tersebut dapat memberikan nilai dan kepuasan yang
lebih besar dari pesaingnya, sehingga pemasar tidak hanya sekedar
beradaptasi pada kebutuhan sasaran/konsumen tetapi juga harus dapat
menciptakan keunggulan strategi dengan menempatkan posisi penawaran
perusahaan yang lebih kuat dalam pikiran konsumen dibandingkan dengan
penawaran pesaing.
e. Masyarakat 
Pengertian masyarakat disini adalah kelompok manapun yang
memiliki kepentingan aktual ataupun potensial yang dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya
antara lain masyarakat keuangan, masyarakat media, masyarakat
pemerintah, masyarakat gerakan warga, masyarakat lokal, masyarakat
umum dan masyarakat internal perusahaan.
Setiap perusahaan harus dapat menyiapkan rencana untuk merespon dan
memenuhi keinginan masyarakat dengan merancang penawaran yang
menarik kepada masyarakat sehingga menghasilkan tanggapan yang positif
dari masyarakat.
2. Lingkungan agribinsis/Pemasaran Makro

88
Manajemen pemasaran memandang bahwa lingkungan makro
pemasaran merupakan elemen yang tidak bisa dikendalikan, sehingga
perusahaan akan selalu beradaptasi terhadap adanya perubahan
lingkungan makro tersebut. Beberapa lingkungan makro pemasaran
agribisnis yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan antara lain:
lingkungan perekonomian, lingkungan demografi, lingkungan sosial
dan budaya, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan politik.
a. Lingkungan Perekonomian 
Lingkungan perekonomian terdiri atas faktor-faktor ekonomi
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap aktivitas
pemasaran antara lain berupa tingkat pendapatan, tingkat inflasi,
resesi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tahapan pembangunan ekonomi
dan sebagainya. Terjadinya perubahan tingkat pendapatan
masyarakat akan berdampak pada persepsi konsumen terhadap
produk.
Produk yang awalnya tergolong barang mewah misalnya TV,
dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat merubah persepsi
masyarakat yang awalnya barang mewah akan berubah menjadi
barang kebutuhan disetiap rumah tangga, sehingga sudah tidak
dianggap barang mewah. Terjadinya inflasi akan mendorong semakin
tingginya tingkat bunga, menurunnya pendapatan riil, mempengaruhi
nilai tukar mata uang asing dan sebagainya. Terjadinya tingkat bunga
yang meningkat, pemasar akan kesulitan dalam penggunaan kredit
atau pembayaran yang tertunda untuk meningkatkan penjualannya.
b. Lingkungan Demografi 
Pada prinsipnya demografi mempelajari tentang populasi
manusia dalam hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin,
mata pencaharian dan statistik lainnya atau dengan kata lain
demografi merupakan studi statistik tentang kependudukan beserta
karakteristik distribusinya. Kondisi demografi di suatu wilayah sangat

89
berpengaruh terhadap aktivitas pemasaran karena pemasaran selalu
melibatkan penduduk dan penduduk itulah yang membentuk pasar
dengan syarat memiliki uang untuk berbelanja dan kemauan untuk
membelanjakannya. Oleh karena itu, pemasar harus selalu memantau
perkembangan demografi ini baik dari jumlahnya yang terkait dengan
penyediaan produk, jenis kelamin dari penduduk yang membutuhkan
produk yang berbeda sehingga pemenuhan pasarnya juga berbeda.
Umur penduduk akan sangat menentukan dalam proses
pemasaran terutama dalam penyediaan produk yang sesuai dengan
tingkatan umur yang ada. Selera yang merupakan faktor yang
mempengaruhi permintaan dari penduduk sangat ditentukan umur
penduduk tersebut. Produk yang pasarnya ditujukan pada remaja akan
berbeda dengan produk yang sama tetapi untuk pasar orang tua. Oleh
karena itu, perusahaan/produsen perlu mengadakan penyesuaian atas
perencanaan yang akan dibuat terhadap faktor demografi ini.

c. Lingkungan Sosial dan Budaya 


Lingkungan sosial budaya dibentuk oleh lembaga-lembaga dan
kekuatan lain yang mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, dan
perilaku masyarakat. Dengan tumbuhnya masyarakat, akan diikuti oleh
perkembangan nilai-nilai dasar dari masyarakat yang akhirnya
mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran terutama dilihat
dari segi masyarakat sebagai konsumen.
Pada umumnya nilai sosial bduaya dalam suatu kelompok
masyarakat sulit untuk diubah. Namun demikian, bukan berarti tidak
bisa berubah, artinya dapat terjadi adanya pergeseran sosial budaya.
Oleh karena itu, pemasar perlu mengikuti perubahan tersebut
sehingga dapat menciptakan dan menyediakan produk yang sesuai
dengan trend perubahan akibat adanya pergeseran sosial budaya

90
masyarakat. Beberapa faktor budaya masyarakat yang perlu
diperhatikan oleh pemasar anatar lain cara hidup, nilai-nilai sosial,
kepercayaan, dan kesenangan dari konsumen.
d. Lingkungan Teknologi 
Adanya penemuan-penemuan baru dan perkembangan
dibidang teknologi memiliki pengaruh yang besar terhadap pola
kehidupan konsumen terutama cara hidup dan pola konsumsinya,
sehingga secara langsung akan dapat menciptakan kegiatan pasar.
Perubahan teknologi ini selalu mengikuti kebutuhan dan keinginan
konsumen yang selalu berubah.
Setiap teknologi baru menggantikan teknologi lama yang sudah
kurang diminati atau bahkan sudah tidak diminati oleh konsumen.
Apabila pemasar tetap mempertahankan produk yang dipasarkan
tergolong lama, kegiatan pemasarannya akan menurun seiring dengan
turunnya minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Oleh
karena itu, pemasar harus mengamati perubahan lingkungan teknologi
secara cermat. Bagi perusahaan yang tidak mengikuti perubahan
teknologi, maka produk tersebut akan ketinggalan jaman yang
mengakibatkan hilangnya kesempatan pasar.
Untuk mengikuti perkembangan teknologi ini, beberapa
perusahaan mengikutsertakan bagian pemasaran ke bagian penelitian
dan pengembangan untuk mengembangkan orientasi pemasaran yang
lebih kuat. Teknologi baru yang memberikan keunggulan dalam
memuaskan konsumen akan merangsang aktivitas investasi dan
kegiatan ekonomi utamanya dalam proses kegiatan pemasaaran.
e. Lingkungan Politik dan Hukum 
Pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran juga
dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum.
Lingkungan ini dibentuk oleh adanya hukum, lembaga
eksekutif/pemerintah, lembaga legislatif dan lembaga-lembaga lainnya

91
yang sifatnya bisa mempengaruhi dan membatasi aktivitas pemasaran
atau bahkan adanya politik dan hukum ini bisa menciptakan peluang
bisnis baru sehingga dapat menciptakan proses kegiatan pemasaran.
Dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan/produsen,
maka diikuti dengan munculnya peraturan-peraturan yang berasal dari
peraturan pemerintah dan asosiasi dari para pengusaha itu
sendiri.Demikian ulasan artikel kami tentang Pengertian
Pengertian Lingkungan Pemasaran (Mikro, Makro, internal, Eksternal)
yang kami lansir dari buku panduan praktikum manajemen pemasaran
dan rantai pasok yang di susun oleh tim asisten dan tim dosen jurusan
agribisnis fakultas pertanian universitas jember. Semoga bermanfaat
dan terima kasih telah berkunjung.
4. Latihan
Silahkan baca dan fahami terlebih dahulu materi di atas, kemudian
diskusikan dengan kelompok anda mengenai lingkungan makro dan
lingkungan mikro agribisnis di sekitar anda, uraikan dengan jelas.
5. Evaluasi
1. jelaskan pengertian lingkungan agribisnis dan jelaskan pula
lingkungan apa saja yang terdapat dalam agribisnis.
2. jelaskan factor-faktor linkungan eksternal dan internal pada agribisnis
J. Kegiatan Pembelajaran ke 13
1. Analisis SWOT pada kegiatan agribisnis
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a) Mahasiswa Mampu menjelaskan dan membedakan aspek kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT).
b) Mahasiswa Mampu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman (SWOT) pada sebuah kegiatan agribisnis
c) Mahasiswa Mampu menentukan strategi bisnis pada sebuah kegiatan
agribisnis
3. Materi Pembelajaran

92
Pengertian analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland analisis SWOT adalah
instrumen perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan ekternal
dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan
hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

93
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey
yang melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-
1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune500.
Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada
sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang
dikembangkan di Harvard Business School. Namun, pada saat
pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di
antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum
bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin
bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah
dilakukan.
Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang
yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita
untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat
subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah
organisasi akan memandang berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini
wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan
memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib”
dalam sebuah permasalahan.
Jenis Analisis SWOT
Terdapat dua model analisis SWOT yang umum digunakan
untuk analisa situasi, yaitu:
a. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang

94
terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap
satu rumusan Strengths (S), harus selalu memiliki satu pasangan
Weaknesses (W) dan setiap satu rumusan Opportunities (O) harus
memiliki satu pasangan satu Threaths (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan
dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian.
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -
masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan
dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau
mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam
jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian
dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian.
b. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak
berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar
diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari
masing- masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu
subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka
dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen
pada masing-masing komponen (S-W- O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif
tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja
misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak
boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi,
tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh

95
jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan
telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan
selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
Faktor Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan dan
peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Karena itu,
untuk memulai analisis SWOT, kita harus memahami masing-masing
komponen dari SWOT, membuat kerangka kerja, kemudian
merencanakan dan melakukan langkah-langkah strategis yang
ditempuh.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat
pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan
tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus
memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta
didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan
lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari pesaing-
pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan
(peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan
pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di
masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang
berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era
otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu
antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, didukung
dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain
dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan

96
masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu
sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga
pendidikan yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan
dasar lembaga tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju
pendidikan yang berbasis kualitas tinggi merupakan hal yang sangat
penting. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah
sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga
pendidikan.
Strengths:
- Kelebihan apa saja yang anda/organisasi/perusahaan miliki tapi
orang/organisasi/perusahaan lain tidak?
- Apa yang anda/organisasi/perusahaan bisa lakukan lebih baik dari
orang/organisasi/perusahaan lain?
- Apa saja hal yang membuat anda/organisasi/perusahaan memiliki ciri
khas dan unik?
- Faktor positif apa saja yang mendukung tujuan anda?
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi
yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam
lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan
yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat
berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat,
tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat
atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus
segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
1. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan

97
2. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
3. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa
menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan
yang dihadapi sekarang ini.
4. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya:
- Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
- Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
- Perubahan dalam keadaan persaingan.
- Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara
lain yaitu:
1. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
2. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan ke depan.
3. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia.
Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen
pengembangan lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman
meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi

98
maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju
dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang
menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan
lain-lain.
Manfaat Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal
perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya dihadapkan dengan para pesaingnya
Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths
dalam Analisis SWOT
Menurut Said, 2013 menggambarkan hubungan
antara Strength, Weaknesses,Opportunities, dan Treaths dalam
analisis SWOT adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang
bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu
kekuatan (strenghth) atau distinctive competence hanya akan menjadi
competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut
terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu
dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.
Jika pada institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki
core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari

99
bagaimana kekuatan relatif suatu institusi tersebut dibandingkan
dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk
dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting
jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah
kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua
kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk
hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan
membandingkan analisis internal yang dilakukan di suatu institusi
(strenghth danweakness) dengan analisis internal dari kompetitor lain.
Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan
success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam
target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
 Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
 Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun
peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
 Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat
trendperkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman
juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance).
Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan
terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,

100
diperlukan beberapa planning yang harus dilakukan institusi untuk
mengantisipasi.
2. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya
kecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
3. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat
keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan
sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat
dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
 Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang
besar dan major threats yang kecil.
 Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan
threats pada saat yang sama.
 Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunitydan low
threat.
 Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high
threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT.
Yang paling utama adalah membawa berbagai macam
pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
4. Latihan
Silahkan bentuk kelompok dengan jumlah anggota 3 orang, kemudian
lakukanlah analisis SWOT pada usaha yang berbahan baku pertanian.
5. Evaluasi
1. uraikan dengan baik apa saja tujuan dan manfaat analisis SWOT
2. uraikan jenis analisis SWOT
3. uraikan factor-faktor analisis SWOT

101
K. Kegiatan Pembelajaran ke 14 dan 15
1. Peran agribisnis dalam pembangunan pertanian
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa Mampu Mampu memberikan ulasan terhadap vodeo
dokumenter yang di dokumentasikan
3. Materi Pembelajaran
Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun
2005-2025, menyatakan bahwa visi pembangunan nasional tahun
2005-2025 adalah: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.
Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh
melalui delapan misi yang mencakup: (1) mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila, (2) mewujudkan bangsa yang
berdaya saing, (3) mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan
hukum, (4) mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu, (5)
mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan, (6)
mewujudkan Indonesia asri dan lestari, (7) mewujudkan Indonesia
menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, dan (8) mewujudkan Indonesia berperan
penting dalam pergaulan dunia internasional.
Untuk pelaksanaan pembangunan sistem agribisnis dirancang
dengan melibatkan lembaga ekonomi dan lembaga penunjang lain
seperti lembaga ekonomi masyarakat. Lembaga ekonomi masyarakat
ini kemudian akan menunjang subsistem agribisnis, kegiatan usaha
tani, penyedia informasi, layanan jasa, serta penerapan teknologi
pertanian. Lebih jelas lagi agribisnis disini diarahkan pada agroindustri,
sehingga nantinya akan menghasilkan nilai tambah yang lebih bagi
komoditi pertanian. Dampak lebih lanjut adalah efek multiplier yang
menciptakan peluang-peluang usaha baru. Untuk itu dalam upaya
pemberdayaan masyarakat sektor ini harus jadi sasaran utama.

102
Sedangkan dalam penguatan ekonomi rakyat agribisnis merupakan
syarat keharusan (necessary condition), yang menjamin iklim makro
yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat yang sebagian
besar berada pada kegiatan ekonomi berbasis pertanian.
Untuk penguatan ekonomi rakyat secara nyata, diperlukan syarat kecukupan
berupa pengembangan organisasi bisnis yang dapat merebut nilai tambah
yang tercipta pada setiap mata rantai ekonomi dalam kegiatan agribisnis.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis
berperan penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peran strategis
agribisnis itu adalah sebagai berikut:
1. Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran
ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya,
kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
2. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik
teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap
keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis
menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
3. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor
migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara
konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan.
Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada
waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat
penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.
4. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan
(equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’
yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias
atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak.

103
Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat
adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia.
Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’
produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya
tersebut, yaitu agribisnis.
5. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis
yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di
seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
6. Agribisnis memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara
sektor agribisnis dengan sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan
produksi, keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan
fiskal. Berdasarkan sifat keterkaitan maka dikenal keterkaitan ke belakang
(backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage).
Peranan penting atau keunggulan agribisnis tidak bisa lepas
agroindustri sebab agribisnis(agri-business) merupakan keseluruhan
yang mencakup yang terkait dengan uraian yang meliputi seluruh
sektor bahan masukan, usaha tani, produk yang memasok bahan
masukan usaha tani, terlibat dalam produksi dan pada akhirnya
menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan
penjualan eceran produk kepada konsumen akhir.
Sumber kemiskinan antara lain adalah adanya bias dalam
kebijaksanaan. Penduduk miskin(terutama petani kecil dan buruh tani)
tidak mampu lagi mempertahankan produktivitas sumber daya alam
yang dikuasai(terutama lahan). Sebagian mereka yang kurang mampu
keluar dari kesulitannya lalu merambah hutan dan menimbulkan
kerusakan pada sistem penyangga kehidupan atau merusak
lingkungan. Pengembangan agribisnis dan agroindustri yang
meningkatkan kesejahteraan penduduk berpendapatan rendah dan
tergolong miskin turut membantu dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup dengan mengurangi ketergantungan lahan.

104
Pengambangan usaha agribisnis berskala kecil sangat penting
dan strategis di tinjau dari berbagai pemikiran di muka. Dewasa ini
terdapat lebih dari 32 juta usaha kecil dengan volume usaha kurang
dari Rp.2 milyar rupiah pertahun, bahkan 90 persen diantaranya
adalah adalah usaha kecil-kecil dengan volume usaha kurang dari Rp.
50 juta rupiah pertahun.
Selanjutnya Agribisnis adalah sistem pertanian yang slaing
berhubungan mulai dari sistem hulu sampai dari hilir yang
manggunakan sumber daya yang ada dengan tyjuan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. (d. Saragih). Industri hulu
merupakan sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian
serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya
pertanian. Sementara industri hilir merupakan industri yang mengolah
hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap di
konsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil
pertanian.
Dalam manajemen agribisnis,agribisnis mempunyai subsistem-
subsistem yang ikut serta dalam manajemen, diantaranya subsistem
penyediaan sarana produksi, subsistem usaha tani atau proses
produksi, subsitem agroindustri/pengolahan hasil, subsistem
penunjang, dan subsistem pemasaran. Oleh karena itulah agribisnis
sangat cocok di terapkan dalam pembangunan nasional. Karena
sistem manajemennya yang sangat teratur dan tertata dengan baik.
Di sektor pertanian Indonesia agribinis berperan penting karena
mampu menyediakan lapangan pemerintah, mampu mendukung
sektor industri hulu maupun hilir, mampu myediakan keragaman menu
pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi
konsumsi dan gizi masyarakat. Peran agribisnis dalam sektor
pertanian misalnya dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan
bahan pangan yang berkualitas dan jumlah banyak pada waktu

105
tertentu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat
penting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan nasional.
Karena krisis pangan akan mempengaruhi secara langsung kondisi
sosial dan politik suatu negara.
Agribisnis yang digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian, yaitu
1. Banyak melibatkan tenaga kerja karena sistem agribisnis menggunakan
sumber daya alam yang ada dan dapat di perbaharui serta lebih banyak
tenaga kerja di libatkan baik yang berpendidikan maupun yang tidak
berpendidikan.
2. Mampu meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan
yang sangat produktif melalui modernisasi pertanian.
3. Agribisnis merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB non-migas.
4. Mampu meningkatkan ketahan dan keamanan bahan pangan.
5. Mewujudkan pemerataan hasil pembangunan.
Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja yang berperan
besar dalam penurunan tingkat pengaguran. Tetapi perlu di catat disini
bahwa kemajuan yang di capai negara-negara maju dalam hal ini
seharusnya sudah membuka mata kita(negara berkembang) bahwa
pengembangan pertanian sudah seharusnya di pusatkan pada
pengembangan produktivitas yang dicapai melalui manajemen
agribisnis yang di tata baik. Patut di pertanyakan, mengapa negara-
negara industri dengan hanya 3 persen angkatan kerja yang terlibat
langsung dalam usaha tani(seperti Amerika) justru menjadi eksportir
utama bahan pangan, semtara itu negara-negara yang tikat angkatan
kerja kebih dari 50% yang setiap harinya bergelut di sawah dan di
kebun malah manjadi importir utama bahan pangan. (downey)
Kesimpulan
Di sektor pertanian agribisnis memegang peranan yang sangat
penting yaitu sebagai sistem yang memanajemen seluruh sistem

106
pertanian mulai dari hulu sampai subsistem hilir. Oleh sebab itu jika
konsep agribisnis di terapkan dengan baik secara tidak langsung
dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan
perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja yang banyak dari
masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.
Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari
subsitem hulu hingga hilir yang berorientasi pada dasar dengan
memperhatikan kualitas, kuantitas dan kontuinitas serta berdaya saing
tinggi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan pendapat pelaku
agribisnis. Oleh karena konsep agribisnis sangat cocok di terapkan
dalam sistem pembangunan nasional. Kerena apabila pangan suatu
bangsa dapat mereka penuhi sendiri tanpa bantuan dari negara lain
maka negara tersebut akan cepat kemajuannya. Karena pangan
merupakan zat dan gizi dalam membentuk kecerdasan bangsa
(hafsah).
4. Latihan
Silahkan cari sebanyak-banyaknya informasi dan data tentang peran positif
agribisnis yang sudah berhasil menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia.
5. Evaluasi
1. jelaskan eran agribisnis dalam perekonomian Indonesia
2. jelaskan Agribisnis yang digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian

107
IV. PENUTUP
Modul mata kuliah Dasar Agribisnis ini disusun untuk memudahkan dosen
program studi Agribisnis, Agroteknologi, dan Teknologi Hasil Pertanian dalam
melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas dan dalam rangka
peningkatan kualitas lulusan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Agar peningkatan kualitas tersebut dapat tercapai
diperlukan penetapan standar capaian pembelajaran, standar isi, standar
proses, dan standar evaluasi pembelajaran. Keempat standar tersebut harus
dikembangkan dalam wujud modul. Semoga dengan adanya modul
matakuliah ini kegiatan proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

108
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Bonaraja. dkk. 2020. Dasar- Dasar Agribisnis. Penerbit Yayasan Kita
Menulis: Medan.
Maulida, Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Universitas
Brawijaya Press: Malang.

109

Anda mungkin juga menyukai