Penulis
Team Teaching
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................
I. IDENTITAS.................................................................................
a. Nama Mata kuliah..................................................................
b. Kode Mata kuliah...................................................................
c. Jumlah SKS...........................................................................
d. Nama Dosen/ Team Teaching..............................................
II. PENDAHULUAN........................................................................
a. Deskripsi Mata Kuliah............................................................
b. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah......................................
c. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah..............................
III. PEMBELAJARAN......................................................................
a. Kegiatan Pembelajaran ke 1.................................................
1. Konsep Dasar Ekonomi dan Hubungan Ilmu Ekonomi
dengan Pertanian.............................................................
2. Tujuan Materi Pembelajaran............................................
3. Materi Pembelajaran........................................................
4. Tugas/Latihan..................................................................
5. Evaluasi............................................................................
b. Kegiatan Pembelajaran ke 2.................................................
1. Peran Pertanian dalam Sektor Perekonomian................
2. Tujuan Materi Pembelajaran............................................
3. Materi Pembelajaran........................................................
4. Tugas/Latihan..................................................................
5. Evaluasi............................................................................
IV. PENUTUP................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
I. IDENTITAS
A. Deskripsi matakuliah
Kelembagaan Pertanian
Lembaga; organisasi atau kaidah-kaidah, baik formal maupun informal
yang mengatur prilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam
kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Lembaga masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari adat
kebiasaan yang turun temurun tetapi ada pula yang baru diciptakan baik dari
dalam maupun dari luar masyarakat desa.
Lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian;
Pemilikan tanah
Jual beli
Sewa menyewa tanah
Bagi hasil
Gotong royong
Koperasi
Arisan dan lain-lain
Koordinasi
Pola Hubungan
Masalah Mendorong Partisipasi
Masalah Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembagunan
Penyuluhan pertanian: Proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelesterian
fungsi lingkunga hidup.
Tujuannya meliputi pengembangan SDM dan peningkatan modal sosial
yaitu : (dapat dilihat pada Undang-undang No.16 Tahun 2006 Tentang
Sitem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K)
Tugas penyuluhan pertanian terutama menyangkut usaha membantu
petani agar senantiasa meningkatkan efisiensi usahatani.
Sedangkan bagi petani, penyuluhan itu adalah suatu kesempatan
pendidikan diluar sekolah, dimana mereka dapat belajar sambil berbuat
(learning by doing).
Program pemerintah dengan merekrut 48 ribu penyuluh pertanian.
4) Latihan
Diskusikanlah dengan kelompok anda masing – masing membahas
tentang persoalan-persoaan ekonomi pertanian serta membangun
kelembagaan pertanian dalam menopang pembangunan pertanian
5) Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan persoalan ekonomi pertanian beserta contohnya ?
2. Jelaskan kelembagaan pertanian ynag ada di Indonesia?
c. Kegiatan Pembelajaran ke - 3
1) Teori – Teori Ekonomi Pembangunan Pertanian
2) Tujuan Materi Pembelajaran
a. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui dan memahami
teori-teori pembangunan pertanian
3) Materi Pembelajaran
3.1. Definisi Pertanian
A.T Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah sejenis
proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan
tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha
tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan
adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer.Ia
mengambil gas karbondioksida dari udara melalui daunnya. Diambilnya
air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan
ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat
dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan
tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan
manusia.Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah
mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya
perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau
kelembaban yang tersedia serta sifat tanah.Tiap jenis tumbuhan
menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim
tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-
jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut, karena beberapa di
antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut,
sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah
kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia.
1. Sistem usaha tani lahan sawah dengan tanaman padi sebagai tanaman
utama, diselingi palawija, sayur-syuran atau tebu.
2. Sistem usaha tani lahan kering atau tegalan di mana padi gogo dan
berbagai jenis tanaman palawija dan hortikultura sebagai komoditas
pokok.
3. Sistem usaha tani lahan dataran tinggi banyak ditanami dengan sayur-
sayuran dan beberapa jenis palwija dan sebagian varietas padi.Usaha
tani perkebunan yang umumnya menanam berbagai jenis tanaman
ekspor dan industri sebagai komoditas yang diusahakan
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah
dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi
kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi.Begitu pula
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah
menjadi perangsang produksi bagi petani.
4) Latihan
Diskusikanlah dengan kelompok anda masing – masing membahas
tentang teori-teori pembangunan pertanian
5) Evaluasi
Land reform sendiri mencakup redistribusi tanah kepada petani kecil dan
buruh tani, penataan produksi melalui pembangunan infrastruktur pertanian,
fasilitas permodalan dan teknologi tepat guna, penguatan
kelembagaan/organisasi petani dalam bentuk koperasi atau asosiasi petani,
dan proteksi terhadap produk-produk pertanian.
Mungkin kelemahan kita selain land reform yang kurang memihak petani
adalah kebijakan konsolidasi lahan dan penggunaan lahan yang kurang teratur.
Negara-negara pertanian maju sudah sejak lama melakukan konsolidasi lahan
untuk mendukung kesinambungan pembangunan pertanian mereka berikut
meningkatkan taraf hidup petani. Di sisi lain penggunaan lahan untuk pertanian
benar-benar diperuntukkan bagi pertanian. Dengan demikian lahan pertanian
sebagai aset pembangunan pertanian tetap terjaga.
5. Solusi
4) Latihan
Diskusikanlah dengan kelompok anda masing – masing membahas
tentang peranan pemerintah dalam pembangunan pertanian
5) Evaluasi
Gambar
1. Kurva
( Q2−Q 1) P1
Ep= .
( P2−P1 ) Q1
Dimana :
Ep = Elastisitas harga dari permintaan
Q1 = Jumlah permintaan awal komoditas pertanian
Q2 = Perubahan (naik/turun) jumlah permintaan
P1 = harga awal komoditas pertanian
P2 = perubahan (naik/turun) harga komoditas pertanian
Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam
ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien elastisitas
permintaan dapat di rumuskan sebagai berikut:
a) Permintaan Elastis (Ed > 1)
Barang dikatakan elastis bila kurva permintaan mempunyai
koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila
jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga barang tersebut. Permintaan elastis biasanya
sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.
b) Permintaan Elastisitas Kesatuan (Unitary Elasticity) (Ed = 1)
Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai
koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga
direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang
diminta.
c) Permintaan In – Elastis (Ed <1)
Permintaan in – elastis ini dapat terjadi apabila persentase
permintaan lebih kecil daripada persentase perubahan harga.
Contoh permintaan tidak elastis ini dapat kita temui pada
komoditas pertanian yang termasuk dalam kategori kebutuhan
pokok (essensial goods). Salah satu produknya adalah beras.
Meskipun harga beras naik, orang akan tetap membeli beras
untuk kebutuhan konsumsi sehari – hari. Walapun
penggunaannya dapat dihemat, namun tidak sebesar kenaikan
harga yang terjadi. Sebaliknya, ketika harga beras turun, maka
konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar
penurunan harga. Hal ini dikarenakan mengonsumsi beras
memiliki keterbatasan yaitu rasa kenyang.
d) Permintaan Elastisitas Sempurna (Ed = ∞ )
Permintaan yang memiliki angka elastisitasnya sama dengan tak
terhingga (Ed = ~) bersifat elastis sempurna. Permintaan dapat
memenuhi yang tak terhingga, walaupun harga barang
tetap. Pasar mampu membeli semua barang pada suatu harga
tertentu. Akan tetapi, kenaikan harga sedikit saja akan
mengakibatkan permintaan menjadi 0.
e) Permintaan In-Elastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan in – elastis sempurna tejadi pada keadaan ini
konsumen tidak akan merubah permintaannya pada tingkat harga
berapapun.
Angka elastisitas dapat tergambar pada kurva permintaan
dibawah ini berdasarkan jenis elastisitasnya
( Q2−Q 1) P1
Ep= .
( P2−P1 ) Q1
( 8−5 ) 120.000
Ep= .
( 110.000−120.000 ) 5
= -7,5
Diketahui : Q1 = 8 kg
Q2 = 5 kg
P1 = Rp 110.000/kg
P2 = Rp 120.000/kg
( Q2−Q 1) P1
Ep= .
( P2−P1 ) Q1
(5−8 ) 110.000
Ep= .
( 120.000−110.000 ) 8
= -4,25
Keterangan :
Q 1 Y −Q 2 Y P1 X + P2 X
Ec = x
P1 X−P2 X Q 1 Y +Q 2 Y
¿ 1,615
Q 1 Y −Q 2 Y P1 X + P2 X
Ec = x
P1 X−P2 X Q 1 Y +Q 2 Y
¿ -1,30
Jika nilai EI > 0 termasuk dalam kategori barang normal (normal goods).
Jika nilai EI berada pada 0 < EI < 1 termasuk dalam kategori barang
kebutuhan pokok (essensial goods).
Jika nilai EI > 1 termasuk dalam kategori barang mewah (luxurius
goods).
Jika nilai EI < 0 termasuk dalam kategori barang inferior (inferior goods).
Jawab :
∆ Q I1
E I= x
∆ I Q1
5−4 1.000.000
¿ x
500.000 4
¿ 0,5
E ∆Q
Q
∏ ¿= ∆P
¿
P
Jawab :
E ∆Q
Q
∏ ¿= ∆P
¿
P
10−12
10
¿
20.000−30.000
20.000
= 0,4
10−12
12
¿
20.000−30.000
30.000
= 0,5
= 0,45
Nilai elastisitas yang diperoleh mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan harga cabai merah sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan
jumlah cabai yang ditawarkan sebesar 0,45%.
4) Latihan
Kerjakanlah latihan dibawah ini dengan baik dan benar !
a. Diketahui harga minyak goreng Rp 12.000/liter dan jumlah permintaan
minyak goreng sebanyak 10.000 liter. Kemudian harga minyak
goreng turun menjadi Rp. 11.000/liter dan permintaan minyak
goreng menjadi 15.000 liter. Hitunglah besar koefisien
elastisitasnya ?
b. Fungsi permintaan bawang merah ditunjukkan oleh persamaan Q =
50-1/2P. Tentukanlah besar elastisitas dari permintaan pada tingkat
harga P = 40 ?
c. Diketahui fungsi penawaran jagungadalah P = 100 + 2Q. Hitunglah
nilai elastisitas dari fungsi penawaran pada tingkat harga P = 1.000
d. Harga tomat Rp 8.000/kg. Petani menawarkan komoditas tersebut
sebanyak 25 ton. Selanjutnya harga tomat tersebut naik 25% yaitu
menjadi Rp 10.000/kg sehingga petani menawarkan komoditas
tersebut lebih besar yaitu sebanyak 40 ton. Hitunglah berapa besar
ealstisitas penawaran ?
5) Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan mengapa penting mempelajari elastisitas permintaan
dan penawaran dan bagaimana penerapannya dalam
menyelesaikan persoalan ataupun permasalahan di bidang
pertanian?
2. Jelaskan jenis elastisitas permintaan dan penawaran komoditas
pertanian berdasarkan angka koefisien elastisitasnya serta
berikan contoh komoditi pada masing – masing elastisitas
permintaan dan penawaran tersebut ?
3. Jelaskan perbedaan dari ketiga pengertian berikut : (i) elastisitas
permintaan harga, (ii) elastisitas permintaan silang dan (iii)
elastisitas pendapatan ?
6) Kunci jawaban
g. Kegiatan Pembelajaran ke - 8
1. Teori Produksi
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan defenisi usahatani dan
ilmu usahatani
b. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan fungsi produksi dan
hubungan antara input produksi dengan output produksi.
c. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep – konsep
produksi
d. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan bagaimana hubungan
antara produk total, produk marginal dan produk rata – rata.
3. Materi Pembelajaran
3.1. Defenisi Usahatani
Salah satu permasalahan di bidang pertanian adalah menentukan
atau memilih jenis usahatani yang paling menguntungkan di suatu
daerah. Bagaimana cara mengalokasikan sumber daya seperti faktor –
faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara efektif, efisien
dan berkelanjutan. Sehingaa pada akhirnya produsen akan memperoleh
keuntungan dari kegiatan usahatani yang dlakukannya pada waktu
tertentu. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahatani tersebut
pada akhirnya akan menjadi salah satu pendapatan petani (outcome).
Tidak hanya itu berbagai permasalahan yang dihadapi petani
juga dapat kita lihat tentang bagaimana petani memperhitungkan biaya
– biaya yang harus dikeluarkan petani untuk menghasilkan produk
pertanian yang diusahakan agar nantinya hasil produksi dapat menutupi
biaya produksi tersebut dan petani memperoleh keuntungan dari
kegiatan usahatani tersebut.
Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
petani mengelola faktor – faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi, pupuk, benih, pestisida, dll) untuk menghasilkan produksi
dengan kuantitas yang maksimal dan biaya yang minimal sehingga
diperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut secara efektif, efisien dan
suistanable.
Beberapa sumber lain mendefinisikan bahwa usahatani adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana cara-cara mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan penggunaan input produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan
petani memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut. Ilmu usahatani
juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai cara petani
memperoleh keuntungan dengan mengelola input produksi yang dimiliki
secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif apabila petani dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik –
baiknya dan juga secara efisien jika pemanfaatan sumberdaya tersebut
dapat menghasilkan output yang memiliki nilai jual.
Sama halnya yang dikemukakan oleh Tohir (1991) ilmu usahatani
mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan dan mengusahakan
pertanian agar petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan).
Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengelola
dan mengorganisasi sarana produksi pertanian dengan pemanfaatan
teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian
(Moehar, 2001). Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa usahatani adalah usaha di bidang pertanian yang dilakukan
produsen (petani, peternak, nelayan, dll) untuk memperoleh keuntungan
dengan cara memanfaatkan dan mengelola faktor produksi yang mereka
miliki yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan
untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani.
3.2. Fungsi Produksi
Menurut Salvatore (1994) pengertian produksi adalah hasil akhir
dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa
kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan
untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi
produksi.
Keterangan :
Y = output (hasil produksi fisik)
X1, X2, X3…… Xn = input (faktor produksi)
Fungsi ini masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa
produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang
dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif
mengenai hubungan antara produk dan faktor produksi tersebut.
Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi
tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik antara lain:
1. 𝑌 = a + b𝑋 (fungsi linear)
2. 𝑌 = a + b𝑋 – c𝑋 2 (fungsi kuadratis)
Berdasarkan fungsi produksi di atas juga dapat diketahui
hubungan antara input dengan output, dan juga hubungan antar input itu
sendiri. Apabila input yang digunakan dalam proses produksi hanya
terdiri atas modal (K) dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang
dimaksud dapat diformulasikan menjadi (Nicholson, 1995):
Y = f (K,L)
Dimana :
Gambar Kurva
Fungsi Produksi
Kurva diatas menjelaskan hubungan antara faktor produksi
tenaga kerja pada sumbu x dengan output (hasil produksi) produk
pertanian misalnya jagung. Dalam bentuk grafik fungsi produksi
merupakan kurva melengkung dari kiri bawah ke kanan atas dan pada
titik tertentu mencapai titik maksimum, kemudian berbalik turun
kebawah. Fungsi produksi diatas juga menjelaskan bahwa ketika input
produksi (tenaga kerja) ditambah, maka produksi jagung akan
bertambah dan mencapai titik maksimum. Akan tetapi pada titik tertentu
ketika tenaga kerja terus ditambah maka produksi jagung tidak akan
bertambah melainkan produksi akan menurun. Hal ini dapat disebabkan
beberapa faktor. Salah satu diantaranya penambahan faktor produksi
(tenaga kerja) juga harus diseimbangkan atau disesuaikan dengan
penambahan faktor produksi yang lain. Ketika kita menambah salah
satu faktor produksi tetapi faktor produksi lainnya tetap, maka produksi
yang dihasilkan tidak akan maksimal.
Adapun tiga pola yang terdiri dari hubungan antara input dan
output, hubungan antara input dan input serta hubungan antara outputd
dan output yang secara umum digunakan dalam pendekatan
pengambilan keputusan usahatani yaitu :
1. Hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan
penggunaan berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat
output tertentu (dijelaskan dalam konsep fungsi produksi).
2. Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi
dua atau lebih input untuk menghasilkan output tertentu
(direpresentasikan pada konsep isokuan dan isocost).
3. Hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu
(dijelaskan dalam konsep kurva kemungkinan produksi dan
isorevenue)
Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk mengambil berbagai
keputusan usahatani guna mencapai tujuan usahatani yaitu (i) menjamin
pendapatan keluarga jangka panjang, (ii) stabilisasi keamanan pangan,
(iii) kepuasan konsumsi, (iv) status social dan lain sebagainya.
Adapun faktor produksi yang diperlukan dalam kegiatan
usahatani yaitu :
1. Lahan Pertanaman
Menurut Mubyarto (1995) tanah merupakan salah satu faktor
produksi yang digunakan sebagai media tanam atau tempat produksi
berjalan dan darimana hasil produksi diperoleh. Oleh karena itu, tanah
mempunyai kedudukan paling penting.
2. Modal (sarana produksi)
Menurut Soekartawi (2003) dalam kegiatan proses produksi
pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal
tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang
dimiliki oleh modal tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan,
dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap.
Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses
produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek
dan tidak berlaku untuk jangka panjang.
3. Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah
yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga
kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
4. Manajemen
Dalam usaha tani modern, peranan manajemen sangat penting dan
strategis, yaitu sebagai seni untuk merencanakan, mengorganisasi dan
melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi, bagaimana
mengelola orang-orang dalam tingkatan atau tahapan proses produksi.
5. Produk
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output.
Dalam bidang pertanian, produk atau produksi itu bervariasi karena
perbedaan kualitas. Pengukuran terhadap produksi juga perlu perhatian
karena keragaman kualitas tersebut. Nilai produksi dari produk-produk
pertanian kadang-kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya, maka
sering nilai produksi diukur menurut harga bayangannya/shadow price.
3.3. Konsep – Konsep Produksi dan Hubungan antara Produk
Total, Produk Marginal dan Produk Rata – Rata.
Di atas telah dijelaskan bahwa fungsi produksi
menunjukkan hubungan antara hasil produksi (output) dengan
faktor produksi (input). Pada pembahasan kali ini kita akan
melihat bagaimana hubungan output dan input dan istilah – istilah
dalam produksi yang berkaitan dengan bidang pertanian.
I II III
Produk
Produk Total Produk Rata –
Tenaga
No (Kebab Marginal dari Rata dari
Kerja (L)
Durian/Jam) Tenaga Kerja Tenaga
Kerja
1. 0 0 - -
2. 1 10 10 10
3. 2 25 15 12,5
4. 3 35 10 11,7
5. 4 40 5 10
6. 5 42 2 8,4
7. 6 42 0 7
Output
15
10
5
2
10
25
40
42
5
3
Kurva Produk Marginal
= 15
= 12,5
Nilai PR yang diperoleh pada contoh tabel no 3 adalah
sebesar 12,5 yang artinya produk rata – rata yang dihasilkan
untuk 2 orang tenaga kerja adalah sebanyak 12,5. Nilai tersebut
diperoleh dengan membandingkan nilai produk total dengan
jumlah tenaga kerja.
Adapun asumsi yang berlaku pada hukum diatas adalah
hanya ada satu input variabel, sedangkan input lain konstan,
tidak ada perubahan teknologi yang digunakan dalam proses
produksi, dan sifat koefisien produksi adalah berubah – ubah.
4) Latihan
Kerjakanlah latihan dibawah ini dengan baik dan benar !
a. Suatu usaha di bidang industri pertanian memproduksi keripik ubi.
Berikut merupakan data tenaga kerja yang digunakan dan tingkat
produksi yang akan dicapai pada setiap jumlah tenaga kerja adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
FC = fix cost (biaya tetap)
Xi = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Pxi = harga input
n = macam input
Akan tetapi ketika melalukan penelitian, biaya tetap tidak dapat
dihitung dengan rumus diatas. Biaya tetap dapat langsung ditetapkan
berdasarkan hasil observasi di lapangan. Sama halnya dengan biaya
variabel, rumus diatas juga dapat digunakan untuk menghitung biaya
variabel. Sehingga biaya total (total cost) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
TC = biaya total yang dikeluarkan produsen (total cost)
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
usahatani khususnya, biaya yang dikeluarkan petani dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: biaya total (Total Cost), biaya tetap
total (Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (Total Variabel Cost)
sesuai dengan persamaan diatas. Biaya total merupakan biaya
keseluruhan yang harus dikeluarkan petani untuk menghasilkan output
tertentu, biaya tetap merupakan biaya yang tidak akan berubah
meskipun tingkat output berubah, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang akan berubah apabila tingkat output berubah. Secara
matematis hubungan biaya total, biaya tetap, dan biaya variabel dapat
dituliskan sebagai berikut:
Keterangan :
TC = biaya total yang dikeluarkan produsen (total cost)
TFC = biaya tetap total (total fixed cost)
TVC = biaya variabel total (tota lvariable cost)
Hubungan antara ketiga biaya tersebut (biaya total, biaya tetap dan
biaya variabel) dapat dijelaskan dalam bentuk grafis sebagai berikut:
Keterangan :
AFC = Biaya tetap rata – rata
FC = Biaya tetap yang dikeluarkan produsen
Q = output (hasil produksi)
Besar kecilnya AFC tergantung dari hasil produksi atau output
yang dihasilkan. Artinya, jika output yang dihasilkan semakin banyak,
maka AFC akan semakin kecil (berbanding terbalik). Hal ini juga
menggambarkan bahwa pada unit produksi yang banyak AFC akan
terlihat besar, sedangkan pada unit produksi yang banyak AFC akan
kecil jumlahnya.
Sama halnya dengan biaya tetap rata – rata (average fixed cost),
biaya variabel rata – rata adalah biaya variabel yang dibebankan pada
tiap unit produk yang dihasilkan. Biaya variabel rata – rata diperoleh dari
hasil bagi total biaya variabel dengan output yang dihasilkan atau sesuai
dengan persamaan di bawah ini.
Keterangan :
AVC = biaya variabel rata – rata (Average Variable Cost)
VC = biaya variabel yang dikeluarkan produsen (Variable Cost)
Q = output atau hasil produksi (Quantity)
Biaya total rata – rata adalah biaya keseluruhan atau
penjumlahan dari biaya tetap rata – rata dan biaya variabel rata – rata
untuk menhasilkan output tertentu dibagi dengan jumlah unit produk
yang dihasilkan atau juga merupakan biaya per unit produksi. Untuk
menghitung biaya total rata – rata diperoleh dari persamaan sebagai
berikut :
Keterangan :
AC = biaya rata – rata (Average Cost)
TC = biaya total (Total Cost)
AFC = Biaya tetap rata – rata (Average Fixed Cost)
AVC = biaya variabel yang dikeluarkan produsen (Variable Cost)
Q = output atau hasil produksi (Quantity)
Dalam biaya produksi juga terdapat biaya marginal, yaitu biaya
yang diperoleh dari perubahan biaya total akibat penambahan satu unit
output (Q) yang dihasilkan produsen. Biaya marginal dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Dari gambar kurva diatas dapat dilihat titik minimum kurva MC,
AVC dan AC. Titik minimum dari kurva MC terletak pada ordinat yang
lebih rendah daripada titik dari AVC. Titik minimum AVC lebih rendah
dari titik minimum AC pada titik M. Kurva MC melewati titik minimum
AVC dikarenakan pada titik tersebut besarnya produk marjinal sama
dengan produk rata-rata sehingga MC sama dengan AVC.
Apabila biaya total rata-rata turun, biaya marjinal akan lebih kecil
daripada biaya total rata-rata, dan jika biaya total rata-rata naik maka
biaya marjinal akan menjadi lebih besar daripada biaya total rata-rata.
Oleh sebab itu kurva biaya marijinal (MC) akan memotong kurva biaya
total rata-rata (AC) pada titik minimumnya.
4) Latihan
Kerjakanlah latihan dibawah ini dengan baik dan benar !
Suatu usaha di bidang pertanian memproduksi tempe dengan
menggunakan input tetap dan input variabel. Berikut merupakan data
tenaga kerja yang digunakan dan tingkat produksi yang akan dicapai
pada setiap jumlah tenaga kerja serta biaya tetap dan biaya variabel
yang dikeluarkan produsen tempe adalah sebagai berikut :
Jumlah
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
TK
1 0 50 0 …… …… …… …… ……
2 1 50 40 …… …… …… …… ……
3 2 50 80 …… …… …… …… ……
4 4 50 100 …… …… …… …… ……
5 5 50 120 …… …… …… …… ……
6 8 50 180 …… …… …… …… ……
7 10 50 200 …… …… …… …… ……
8 12 50 280 …… …… …… …… ……
9 14 50 350 …… …… …… …… ……
10 15 50 450 …… …… …… …… ……
a. Dari tabel diatas, isilah titik – titik atau tabel yang kosong
dengan menggunakan rumus untuk menghitung masing –
masing biaya diatas.
b. Setelah menghitung dan mengisi titik – titik pada tabel diatas,
gambarkanlah masing – masing kurva biaya (kurva TFC, TVC,
TC, AFC, AVC, AC, MC) serta jelaskan bagaimana hubungan
antara biaya tersebut?
5) Evaluasi
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas,
jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi dan
bagaimana menghitung biaya produksi pada suatu kegiatan
usahatani ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya total, biaya variabel,
biaya tetap dan biaya marginal ?
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara biaya total, biaya variable
dan biaya tetap usahatani dengan menggunakan kurva dan
berikan contoh masing – masing ?
b. Kegiatan Pembelajaran ke 10
1. Teori-teori Pembangunan Pertanian
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pertanian dalam
pembangunan ekonomi nasional.
b. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan model-model
pembanguna pertanian.
c. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan syarat-syarat
pembangunan pertanian
d. Mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan teknologi dan
pembangunan pertanian.
e. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan menuju teori
pembangunan pertanian bagi Indonesia.
3. Materi Pembelajaran
1. pertanian dalam pembangunan Ekonomi Nasional
Teori Pertumbuhan Rostow.
Teori Pertukaran
Model pembangunan pertanian yang dinilai layak dikembangkan
tersebut adalah model komunikasi interaktif yang menghasilkan keseimbangan
dalam perspektif teori pertukaran (exchange theory) melalui jalur kelembagaan
yang mapan didukung oleh bentuk-bentuk komunikasi yang efektif baik vertikal
maupun horizontal dalam sistem sosial pertanian. Dalam model ini harus
melibatkan tokoh-tokoh lokal untuk mempercepat program, tidak hanya badan
penelitian dan Dinas Pertanian. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan
putusan, pelaksanaan sampai evaluasi (Anonim, 2011).
Teori Pertukaran ini tidak jauh berbeda dengan teori sebelumnya, teori
pertukaran yang dikembangkan oleh Paul Baran dan Paul Prebish, eksploitasi
timbul akibat pembagian kerja internasional antara negara maju dan negara
berkembang. Hampir mirip dengan teori struktur, namun yang membedakan
adalah teori ini lebih menekankan adanya pertukaran yang disepakati
keduabelah pihak sekalipun terdapat ketidakseimbangan yang memberatkan
negara berkembang. Pendapat ini dikuatkan oleh Richard Emerson yang
menyatakan bahwa “kekuasaan satu pihak atas pihak lain dalam sebuah
hubungan pertukaran adalah fungsi terbalik dari ketergantunganya terhadap
pihak lain”. Sementara itu terdapat kekuasaan dan ketergantungan yang tidak
seimbang antara negara maju dan negara berkembang sehingga menciptakan
ketimpangan antara keduanya (Indri93, 2011).
Modal
Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu
mengusahakan usahataninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari
pihak lain. Golongan pemilik modal yang kuat ini sering ditemukan pada petani
besar, petani kaya dan petani cukupan, petani komersial atau pada petani
sejenisnya. Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil. Golongan
petani yang diklasifikasikan sebagai petani yang tidak bermodal kuat yaitu
petani kecil, petani miskin, petani tidak cukupan dan petani tidak komersial.
Karena itulah mereka memerlukan kredit usahatani agar mereka mampu
mengelola usahataninya dengan baik.
Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui
koperasi/KUD dan LSM, untuk membiayai usaha tani dalam intensifikasi
tanaman padi, palawija dan hortikultura. Kredit program ini dirancang untuk
membantu petani yang belum mampu membiayai sendiri usaha taninya.
Sistem penyaluran kredit ini dirancang sedemikian rupa agar dapat diakses
secara mudah oleh petani, tanpa agunan dan prosedur yang rumit.
Bila tidak ada pinjaman yang berupa kredit usaha tani ini, maka mereka
sering menjual harta bendanya atau sering mencari pihak lain untuk membiayai
usahataninya itu.
Tingkat Teknologi
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat
dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh
penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Demikian
pula “Revolusi Hijau” mulai tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan
teknologi baru dalam bibit padi dan gandum yang lebih unggul dibanding bibit-
bibit yang dikenal sebelumnya.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu
dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah,
modal atau tenaga kerja. Dengan penggunaan teknologi yang lebih maju dari
sebelumnya maka usahatani yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien,
sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan produktivitas yang
tinggi.
Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan
pertanian kadang-kadang digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda
namun dapat dianggap sama dan sering dipertukarkan karena keduanya
menunjukkan pada soal yang sama yaitu perubahan teknik (technical change)
dan inovasi (innovation). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur
perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-
barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan
produktivitas.
Inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Inovasi selalu bersifat baru.
Namun, teknologi juga dapat menjadi kendala usahatani karena sulitnya
penerimaan petani terhadap teknologi baru dikarenakan ketidakpercayaannya
pada teknologi tersebut, dan juga karena faktor budaya dari petani itu sendiri
yang enggan menerima teknologi maupun inovasi. Teknologi mempunyai sifat
sebagai berikut :
- Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut. Semakin tinggi tingkat
keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi tersebut diterima oleh
masyarakat.
- Tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Semakin tinggi tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat, semakin cepat pula inovasi tersebut di terima.
- Tingkat kerumitan (complexity) dari inovasi yang akan disebarkan.
Semakin tinggi tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima
masyarakat.
- Tingkat mudah diperagakan (triability) dari inovasi yang akan disebarkan.
Semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi yang akan
disebarkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat.
Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya (observability). Semakin
tinggi tingkat observability semakin mudah inovasi tersebut diterima oleh
masyarakat. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan pasir sebagai lahan
budidaya terbata di Kabupaten Sumedang umumnya lahan tersebut
dimanfaatkan dengan ditanami tanaman kayu jenis fast growing spesies
seperti jenis sengon, akasia mangium dan gmelina yang mempunyai masa
panen relatif lama (5-15 tahun).
- Namun demikian, di Desa Cibeureum Wetan dan Desa Cibeureum
Kulon Kecamatan Cimalaka Sumedang telah dilakukan pemanfaatan lahan
oleh masyarakat dengan mengintegrasikan kegiatan pertanian (budidaya
gamal, kaliandra dan buah naga) dan kegiatan peternakan kambing pada
satu kawasan melalui sistem pertanian terpadu yang memiliki masa panen
lebih singkat (sekitar 1 tahun). Penelitian ini berupaya untuk mengkaji
peran sistem pertanian terpadu terhadap perbaikan lahan bekas
pertambangan pasir secara fisik kimia serta mengkaji peran system
pertanian terpadu terhadap peningkatan pendapatan dan ekonomi
masyarakat setempat.
5. Kunci Jawaban
1. sistem persewaan yang lebih penting bukan dengan uang atau hasil
panen, tetapi dengan bagi hasil yang kebanyakan didasarkan pada
kebiasaan setempat. Sistem yang disebut penyakapan ini sudah
mengandung unsur-unsur keadilan yang dianggap wajar karena
disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat, sehingga
perselisihan hampir tidak pernah terjadi. Setiap sistem hubungan
pertanahan harus selalu disesuaikan dengan keperluan pada suatu
waktu tertentu, pada macam tanaman dan tujuan-tujuan sosial ekonomis
tertentu.
5. Berdasarkan Fungsinya
- Modal tetap, yaitu modal yang digunakan dalam beberapa kali
proses produksi. Modal tetap terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Modal tetap yang dapat bergerak atau mudah dipindahkan
baik hidup maupun mati. Contohnya adalah cangkul, sabit,
traktor, dan lain-lain.
b. Modal tetap tidak bergerak baik hidup maupun mati.
Contohnya adalah lahan, rumah, dan lain-lain.
- Modal tidak tetap, yaitu modal yang hanya dipergunakan dalam
sekali produksi. Contohnya adalah pupuk, pestisida, benih, dan
lain-lain.
6. Berdasarkan Jenis Modal Usahatani
- Modal sendiri adalah modal yang dikeluarkan petani itu
sendiri yang berasal dari tabungan atau sisa dari hasil
usahatani sebelumnya.
- Modal pinjaman adalah modal yang didapat petani diluar
pendapatan petani. Pinjaman usahatni yaitu berupa kredit
formal, kredit non formal dan kemitrausahaan (Marunung,
1998).
Kredit formal dapat dibedakan menjadi kredit program dan
kredit non program (kredit komersial). Kredit program
umumnya bersifat sektoral untuk menbcapai sasaran yang
diinginkan. Contoh kelembagaan kredit formal adalah bank,
koperasi, dan pegadaian. Kelembagaan kredit informal pada
umumnya tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti
agunan dan persyaratan lain. Hubungan antara peminjam
dengan pihak yang meminjamkan hanya didasarkan sikap
yang saling mempercayai satu sama lain. Contoh sumber
kredit non formal, seseorang mempunyai kenalan pedagang,
pelepas uang, dan lain-lain. Di dalam pasar kredit pedesaan
terjadi segmentasi pasar, karena kedua kredit menjadi
sumber modal masyarakat pedesaan tersebut masing-masing
mempunyai karakteristik yang khas.
Jaminan-jaminan
Jaminan yang digunakan biasanya berupa tanah atau gedung. Pinjaman
jangka panjang ini dapat dipergunakan untuk memulai usahatani atau
pengembangan usahatani.
Leaseback
Dalam persetujuan penjualan dan leaseback atau renting back, pemilik
semuala dari suatau aset modal (petani/perusahaan) menjual haknya kepada
investor lembaga keuangan/pengusaha) sehingga untuk selanjutnya si pemilik
semula akan menjadi penyewa pada investor, bila asset modal tersebut berupa
usahatani maka ia menjadi petani penyewa.
Petani yang memiliki lahan menjual haknya lebih kecil dari 85 atau 90%
pada investor kemudian investor membayarkan uang tiap tahun sebagai
penanam modal. Petani tersebut dapat menggunakan uang tadi untuk
pengembangan usahataninya. Selanjutnya investor menerima 5% tiap tahun
dari keuntungan yang didapat oleh petani (deviden). Keuntungan bagi petani
dengan leaseback ini yaitu tetap menjalankan usahataninya sehingga dengan
uang yang didapat petani dapat mengembangkan usahataninya.
Perusahaan Pertanian
Sumber modal jangka panjang sustu perusahaaan diasanya disebut
sebagai struktur modal (capital). sumber yang dipilih sebagai alternatif
tergantung besarnya biaya, tipe usahanya, pendapatan sebelumnya,
pendapatan yang diinginkan, pajak dan faktor-faktor lainnya.
Kebanyakan modal perusahaan diperoleh dengan cara pembagian
keuntungan, tetapi hal ini buaknlah deviden yang besarnya tetap karena
beesarnya tergantung pda laba bersih yang diproleh petani. Struktur modal
tergantung pda banyaknya, tipe pembagian keuntungan dan
ketergantungannya pada dana tetap berbunga (gearing). Tipe utama
permodalan atau keuangan perusahaan yaitu surat hutang, saham pilihan dan
ordinary shares atau saham biasa.
1. Surat hutang (Debentures)
Surat hutang digunakan untuk perusahaan guna memperoleh
modall pinjaman sebagai ikatan perjanjian peminjam dana jaminan
untuk membayar 10-40 tahun mendatang, biasanya dua kali
setahun membayar beserta tingkat bunga tertentu. Pemberi
modal pinjaman bukanlah anggota perusahaan sehinga tidak dapat
ikut campur dalam urusan perusahaan. Tingkat bunga surat
hutang lebih rendah dari saham pilihan, namun resiko yang
ditanggung para investor tetap harus dibayar sebelum deviden
dibagikan untung maupun rugi.
2. Saham pilihan (Preference shares)
Pembayaran saham pilihan dilakukan setelah debentures bila ada,
dan sebelum saham biasa pdada keadaan untung maupun rugi.
Pemegang saham pilihan tidak menuntut pembayaran bila tidak
ada keuntungan yang didapat atau keuntungan yang dibagikan.
Pemegang saham bpilihan mendapta deviden terlebih dulu dengan
prosentase tertentu sebelum dibagikan pada pemegang saham
biasa.
3. Saham biasa (Ordinary shares)
Ordinary shares disebut juga equities atau modal yang berisiko.
Umumnya pra pemegang saham biasa berani mengambil risiko
(tidak mendapatkan deviden) ddan mengharapkan keuntungan
yang besar. Pemegang saham biasa memiliki hak suara karena
memiliki perusahaan tersebut, hal ini adail karena pemegang
saham biasa paling besar menanggung resiko. Pemegang saham
biasa hanya mendapat deviden jika perusahaan mendapatkan
laba, hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
Kerugiannya, perusahaan tidak dapat mengandalkan pada modal
yang didapat dari saham biasa dan jikalau membuka saham biasa
baru, maka hal ini akan mempengaruhi stabilitas perusahaan
tersebut. Kerugian lainnya deviden yang dibagikan belum
dikurangi pajak sehingga investor harus menanggung risiko bila
perusahaan rugi (tidak mendapat deviden).
Gearing
Gearing yaitu rasio antara pinjaman jangka panjang beserta tingkat
bunga tertentu dengan modal yang dimiliki untuk mengetahui sejauhmana
ketergantungan pada modal pinjaman. Gearing suatu perusahaan ditunjukkan
oleh perbandingan pembayaran saham tahunan dan debentures yang
dikeluarkannya dengan keuntungan yang tersedia untuk dibagikan sebagai
deviden. Gearing akan tinggi bila sebagian besar modal diperoleh dari
pinjaman jangka panjang karena pembayaran debentures dan deviden saham
pilihan menyerap sebagain besar pendaptan sehingga sedikit yang tersisa
untuk para pemegang saham biasa. Sebsaliknya gearing akan rendah bila
kewajiban membayar tersebut sedikit. Dengan gearing yang tinggi dapat
memperbesar resiko, inilah dilema dalam perusahaan pertanian, semakin
besar gearing, resiko yang ditanggung pun semakin besar pula.
Menghitung Kebutuhan Modal dalam Usahatani
Nilai depresiasi akan tergantung nilai pembeli awal, umur ekonomis, dan
nilai sisa pada saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Besarnya nilai
penyusutan atau depresiasi per tahun dapat dihitung dengan rumus :
Nilai Depresiasi (ND) = (NP-NS)
UE
Keterangan :
NP = Nilai pembelian awal, satuan dalam rupiah
NS = Nilai sisa pada saat alat tersebut tidak dapat dipergunakan lagi
secara ekonomis, satuan dalam rupiah
UE = Usia ekonomis, jangka waktu alat-alat dapat dipakai secara ekonomis,
satuan dalam tahun
Di dalam praktik biasanya nilai penyusutan dihitung dari nilai buku pada setiap
akhir pembukuan dengan presentase yang tetap. Rumus depresiasi dengan
menggunakan nilai pembukuan dapat menggunakan rumus penyusutan
sebagai berikut :
X = 100 (1-√NS ) satuan %
NP
Keterangan :
X = Persentase penyusutan
NP = Nilai pembelian awal ( nilai baru )
NS = Nilai sisa pada saat alat tersebut tidak dapat dipergunakan lagi secara
ekonomis, satuan dalam rupiah
N = Usia ekonomis, satuan dalam tahun
Dalam menghitung nilai penyusutan tetap dari nilai buku akhir tahun,
yang harus diperhatikan adalah penilaian kita terhadap keadaan barang modal
yang bersangkutan dan perkembangan harga yang terjadi di pasar, karena
dengan demikian dapat terjadi nilai pada pembukuan tahunan kedua atau
tahun ketiga lebih besar nilainya daripada buku pada tahun awal, sehingga
mengakibatkan nilai penyusutannya menjadi lebih besar.
Oleh karena itu petani umumnya tidak mengadakan penyusutan
terhadap alat-alat tetap yang dipakainya, akibatnya pada saat alat itu rusak
atau kurang efisien dalam pemakaiannya tidak dapat membeli lagi yang baru,
karena tidak ada dana keperluan tersebut.
Persiapan Lahan
Pupuk Kandang 40000 kg @ 200 8.000.000
Kapur Pertanian 1000 kg @ 300 300.000
Pupuk Kimia 1000 kg @ 2.300 2.300.000
TK Pemupukan Dasar 22 HKP @ 30.000 660.000
Mulsa 10 rol @ 500.000 5.000.000
Ajir/Lanjaran 16000 @ 300 4.800.000
batang
TK Pembuatan 10 rol @ 750.000 7.500.000
Bedengan
Pemasangan Mulsa 20 HKP @ 30.000 600.000
Total 29.160.000
Persemaian
Sungkup 100.000
Persemaian
Media Semai 21000 bungkus @ 100 2.100.000
Benih 11 pack @ 110.000 1.210.000
TK Penyemaian 10 HKP @ 30.000 300.000
TK Pemeliharaan 1 HKP @ 30.000 30.000
Total 3.740.000
Penanaman
TK Penanaman 23 HKP @ 30.000 690.000
TK Penyulaman 3,5 @ 30.000 105.000
HKP
Total 795.000
Pemeliharaan
TK Pemasangan Ajir 28 HKP @ 30.000 840.000
TK Perempelan 28 HKP @ 30.000 840.000
TK Pengikatan 7 HKP @ 30.000 210.000
Tanaman
Pupuk Susulan I 48 kg @ 2.300 110.400
Pupuk Susulan II 48 kg @ 2.300 110.400
Pupuk Susulan III 64 kg @ 2.300 147.200
Pupuk Susulan IV 64 kg @ 2.300 147.200
Pupuk Susulan V 80 kg @ 2.300 184.000
Pupuk Susulan VI 80 kg @ 2.300 184.000
Pupuk Susulan VII 80 kg @ 2.300 184.000
TK Pemupukan 42 HKP @ 30.000 1.260.000
Susulan
Pestisida 12.000.000
Pupuk Daun (MKP) 10 kg @ 27.000 270.000
TK Penyemprotan 75 HKP @ 30.000 2.250.000
Tali Gelagar 8 rol @ 25.000 200.000
TK Pemasangan Tali 12 HKP @ 30.000 360.000
Panen 306 HKP @ 25.000 7.650.000
Penyusutan 6 bulan @ 389.000 2.334.000
Peralatan
Total 29.281.200
4. Evaluasi
1. jelaskan pengertian modal? Berilah contoh-contoh modal produksi
pertanian
2. apakah peranan kredit dalam uahatani?
3. lembaga-lembaga kredit apa yang dikenal dalam bidang pertanian di
Indonesia?
5. Kunci Jawaban
1. Dalam arti ekonomi, modal merupakan sebagian hasil produksi yang
disisihkan untuk dipergunakan dalam produksi selanjutnya. Modal
adalah suatu faktor diantara tiga faktor yang dipadukan sebagai faktor
produksi usaha. Dalam suatu usaha tani, yang disebut modal adalah
seluruh kekayaan perusahaan yang dipergunakan dalam perusahaan
tersebut, dan menghasilkan pendapatan pada pemiliknya.
Contoh: 1. Modal tetap yang dapat bergerak atau mudah dipindahkan
baik hidup maupun mati. Contohnya adalah cangkul, sabit, traktor, dan
lain-lain. Modal tetap tidak bergerak baik hidup maupun mati.
Contohnya adalah lahan, rumah, dan lain-lain. 2. Modal tidak tetap,
yaitu modal yang hanya dipergunakan dalam sekali produksi.
Contohnya adalah pupuk, pestisida, benih, dan lain-lain.
2. Kredit sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan usahatani.
Pengembangan usahatani dapat ditunjukkan oleh adanya peningkatan
penggunaan input maupun peningkatan produksi. Peningkatan
produksi (output) dapat dicapai dengan cara menambah jumlah input
atau menerapkan suatu teknologi baru. Penambahan input maupun
penggunaan teknologi baru akan diikuti dengan penambahan modal.
Sehingga, untuk melaksanakan peningkatan kinerja pada usahatani
berarti juga harus meningkatkan penggunaan modal.
3. 1. Lembaga Keuangan Non Mikro. Lembaga keuangan non mikro pada
dasarnya mewakili lembaga pada umumnya. Di Indonesia lembaga
keuangan non mikro melayani 3 % populasi pengusaha namun dari
segi nilai tambah pengusaha yang dilayani diperkirakan memberikan
kontribusi tidak kurang dari 80 % nilai tambah bruto nasional. Sesuai
dengan funsinya melayani kebutuhan jasa keuangan bagi masyarakat,
maka lembaga keuangan mengalami kemajuan yang luar biasa,
namun dalam hal ini hanya akan dibahas beberapa lembaga keuangan
non mikro yang sangat berpengaruh besar terhadap pengembangan
usaha kecil yang diantaranya adalah: a. Lembaga keuangan bank, b.
Perusahaan Modal Ventura. c. Perusahaan Pembiayaan. d.
Perusahaan Penjamin.
2. Lembaga Keuangan Mikro: a. LKM Bank terdiri atas Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Rakyat Indonesia-Unit Desa (BRI-UD)
dan bank Kredit Desa (BKD). b. LKM Non-Bank LKM non-bank dapat
dipilah lebih lanjut menjadi LKM yang bersifat formal seperti Koperasi,
Pegadaian dan Lembaga Dana dan kredit pedesaan (LDKP).
. Kegiatan Pembelajaran ke 13
1. Tenaga Kerja dalam Produksi Pertanian
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa mapu menjelaskan Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi,
Produktivitas Tenaga Kerja, Mobilitas dan Efisiensi Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Migrasi sebagai Perluasan Lapangan Kerja.
3. Materi Pembelajaran
Dalam dunia usaha Pertanian terdapat beberapa faktor produksi. Salah
satunya Faktor Tenaga Kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
produktivitas pertanian. Pada awalnya, penggunaan tenaga kerja dalam
pengolahan lahan pertanian masih dilakukan oleh orang perorangan (keluarga
inti), namun pada perkembangan selanjutnya pemilik lahan pertanian akan
menerima bantuan dari tetangga dikarenakan tebaga kerja yang berasal dari
keluarga tidak cukup untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja
sedangkan lahan yang harus dikerjakan luas. Dengan imbalannya pada saat
tetangga membutuhkan bantuan untuk lahan miliknya, mereka akan saling
membantu.
Pada masa kini, pertanian yang luas merupakan permasalahan yang
sangat komplek yakni menyangkut 4 faktor produksi pertanian. Dalam hal
faktor tenaga kerja petani modern sudah menyewa tenaga kerja dengan
imbalan upah. Dengan adanya mekanisasi dalam bidang pertanian, kebutuhan
akan tenaga kerja manusia maupun hewan semakin rendah. Walau demikian,
yang meningkat adalah kebutuhan akan tenaga kerja manusia yang berpotensi
tinggi dan punya keterampilan dalam mengoperasikan alat-alat tersebut.
5. Kunci Jawaban
1. a. Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup
memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan
dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya
optimal
b. Kualitas tenaga kerja
Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan
terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat
teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya
tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat
tersebut.
c. Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi
dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai
spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah,
dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.
d. Tenaga kerja musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga
kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi
pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi
migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 2003)
2. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang
dipergunakan per satuan waktu.
Produktivitas rendah karena;
- Teknologi yang dipakai masih didominasi oleh teknologi tradisional.
- Rendahnya laju pertumbuhan daya serap tenaga kerja
- Rendahnya kualitas sumber daya pertanian dan rendahnya curahan
jam kerja
- Upah yang rendah
- Tingkat pendidikan dan tingkat keterampilan yang rendah.
PENUTUP
Kaslan. A Tohir, 1991; Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Pracoyo dan Antyo Pracoyo. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Grasindo. Jakarta
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. (2002). Teori Ekonomi Mikro Suatu
Pengantar. Jakarta: FEUI.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.