Anda di halaman 1dari 130

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


Jl. Soekarno Hatta Rajabasa Bandar Lampung, Telp. (0721) 703995 Fax. (0721) 787309

LEMBAR VERIFIKASI

[ ] Kelengkapan dokumen perangkat ajar

[ ] Kesesuaian dokumen perangkat ajar dengan pedoman penyusunan

[ ] Kesesuaian isi dokumen perangkat ajar dengan matakuliah

Mengetahui,
Ka. PS Agribisnis

Luluk Irawati
NIP 19790412 200912 2 001

QEC26269
PETA KOMPETENSI MATA KULIAH
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 1 dari 1

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH


MATA KULIAH
Ekonomi Pertanian (Semester 3)
Prodi: Agribisnis (Diploma 3)
Jurusan: Ekonomi dan Bisnis

Mampu menjelaskan pembangunan ekonomi


pertanian perdesaan berkelanjutan

Mampu menjelaskan Kebijakan pertanian


(subsidi, produksi, harga, investasi, konsumsi)

Mampu menjelaskan Mampu menyusun Mampu melakukan kajian Mampu menjelaskan


Struktur biaya, produksi, pemasaran domestik dan
Prinsip-prinsip ekonomi masalah pangan dan
dalam Usahatani dan keuntungan usahatani pemasaran luar negeri
produk pertanian gizi

Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan


Peranan sumber daya Peranan kelembagaan Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan
alam dan sumber daya dalam pengembangan Peranan Modal dalam peranan Inovasi dalam
manusia dalam pertanian pengembangan pertanian pengembangan pertanian
pengembangan
pertanian

Menguraikan Ekonomi pertanian di Indonesia meliputi Ciri-ciri Umum


pertanian, Sistem pertanian, dan Pembagian bidang-bidang pertanian

Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu dan


Permasalahan Ekonomi Pertanian

Entry Behavior: sudah mendapatkan mata kuliah


1. Menguasai bagan sistem agribisnis dari hulu hingga hilir (Manajemen Agribisnis)
2. Menguasai konsep teori ekonomi mikro dan makro (Pengantar Ilmu Ekonomi)
3. Menguasai prinsi dasar produksi pertanian (Pengantar Ilmu Pertanian)

UP2AI, Polinela, Tahun 2015


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PROGRAM STUDI : Agribisnis


MATA KULIAH : Ekonomi Pertanian
KODE : PAG 1316
SEMESTER : III
sks : 2(1-1)
DOSEN PENGAMPU : Sutarni, S.P., M.E.P.
Dayang Berliana, S.P., M.Si.
Fitriani, S.P., M.E.P.
DESKRIPSI MATA : Mata kuliah ini membekali mahasiswa kemampuan menjelaskan pembangunan ekonomi
KULIAH pertanian perdesaan berkelanjutan
CAPAIAN N :
PEMBELAJARAN Sikap:
LULUSAN Prodi yg sesuai 1. Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
dengan MK mandiri;
2. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan.
Keterampilan Umum:
1. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan
bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung
jawab atas hasilnya secara mandiri;
Keterampilan Khusus:
1. Mampu mengidentifikasi, menentukan peluang, merencanakan bisnis, menilai kelayakan
investasi, dan melaksanakan usaha agribisnis skala kecil maupun menengah yang prospektif,
berkelanjutan dan berdaya saing.
2. Mampu melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penyuluhan,
pelatihan, klinik agribisnis menggunakan alat bantu dan alat peraga dengan menggunakan
metode yang sesuai denga materi.
Penguasaan Pengetahuan:
1. Menguasai konsep teoritis ekonomi pertanian
2. Menguasai konsep teoritis sistem agribisnis hulu sampai hilir
3. Menguasai konsep teoritis pembiayaan dan lembaga penunjang agribisnis
4. Menguasai konsep pengelolaan koperasi pertanian
5. Menguasai konsep teoritis alokasi sumber daya pertanian untuk usaha agribisnis berskala
kecil dan menengah
CAPAIAN :
PEMBELAJARAN 1. Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
KHUSUS (kemampuan Permasalahan Ekonomi Pertanian
akhir sesuai dengan tahapan 2. Menguraikan Ekonomi pertanian di Indonesia meliputi Ciri-ciri Umum pertanian, System
belajar diturunkan dari CP pertanian, dan Pembagian bidang-bidang pertanian
Prodi) 3. Mampu menjelaskan Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam
pengembangan pertanian
4. Mampu menjelaskan Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian
5. Mampu menjelaskan Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian
6. Mampu menjelaskan Peranan Modal dalam pengembangan pertanian
7. Mampu menjelaskan peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian
8. Mampu menjelaskan Prinsip-prinsip ekonomi dalam Usahatani
9. Mampu menyusun Struktur biaya, produksi, dan keuntungan usahatani
10. Mampu melakukan kajian pemasaran domestik dan pemasaran luar negeri produk
pertanian
11. Mampu menjelaskan Masalah Pangan dan gizi
12. Mampu menjelaskan Kebijakan pertanian
13. Mampu menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian pendesaan berkelanjutan
METODE PENILAIAN : Mengacu pada Peraturan Akademik
DAN PEMBOBOTAN
DAFTAR REFERENSI :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d) Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e) Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
(RPS)
JADWAL PEMBELAJARAN

MINGG CAPAIAN PEMBELAJARAN INDIKATOR Metode


ALOKASI Bobot
U (kemampuan akhir setiap tahapan BAHAN KAJIAN PENILAIAN Pembelaja
WAKTU Penilaian
KE belajar) (FERFORMANCE) ran
1 Mampu menjelaskan pengertian 1. Pengertian dan ruang Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi lingkup Ilmu Ekonomi menjelaskan tugas- muka Diskusi
Pertanian dan Permasalahan Pertanian dan tugas kuliah dan 170 menit Latihan
Ekonomi Pertanian 2. Permasalahan Ekonomi praktikum praktikum soal
Pertanian

2 Mampu menjelaskan pengertian dan ruang Ekonomi pertanian di Indonesia Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
Permasalahan Ekonomi Pertanian menjelaskan tugas- muka Diskusi
a) Ciri-ciri Umum tugas kuliah dan 170 menit Latihan
pertanian praktikum praktikum soal
b) System pertanian
Pembagian bidang-
bidang pertanian
3, 4 Mampu menjelaskan Peranan Peranan sumber daya alam dan Ketepatan dalam 100 menit tatap Ceramah
sumber daya alam dan sumber sumber daya manusia dalam menjelaskan tugas- muka Diskusi
daya manusia dalam pengembangan pertanian tugas kuliah dan 340 menit Praktik
pengembangan pertanian praktikum praktikum lapang
a) Tanah Responsi;
b) Iklim presentasi
c) Air
d) Tenaga kerja
5 Mampu menjelaskan Peranan Peranan kelembagaan dalam Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
kelembagaan dalam pengembangan pertanian menjelaskan tugas- muka Diskusi
pengembangan pertanian tugas kuliah dan 170 menit Praktik
a) Pengertian kelembagaan praktikum praktikum lapang
b) Administrasi Responsi
pemerintahan Presentasi
c) Kelompok tani
d) Gapoktan
e) Koperasi pertanian
MINGG CAPAIAN PEMBELAJARAN INDIKATOR Metode
ALOKASI Bobot
U (kemampuan akhir setiap tahapan BAHAN KAJIAN PENILAIAN Pembelaja
WAKTU Penilaian
KE belajar) (FERFORMANCE) ran
6 Mampu menjelaskan Peranan Peranan Modal dalam Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
Modal dalam pengembangan pengembangan pertanian menjelaskan tugas- muka Diskusi
pertanian tugas kuliah dan 170 menit Praktik
a) Pembiayaan pertanian praktikum praktikum lapang
jangka panjang Responsi;
b) Modal Usahatani Presentasi
c) Koperasi sebagai
lembaga perekonomian
7 Mampu menjelaskan peranan Peranan Inovasi dalam Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
Inovasi dalam pengembangan pengembangan pertanian menjelaskan tugas- muka Diskusi
pertanian tugas kuliah dan 170 menit Praktik
a) Pengertian inovasi praktikum praktikum lapang
b) Sumber Inovasi Responsi
c) Adopsi dan Inovasi Presentasi
8 UTS UTS

9, 10 Mampu menjelaskan Prinsip- Prinsip-prinsip ekonomi dalam Ketepatan dalam 100 menit tatap Ceramah
prinsip ekonomi dalam Usahatani Usahatani menjelaskan, muka Diskusi
menghitung, dan 340 menit Praktik
a) Permintaan dan menguraikan tugas- praktikum lapang
penawaran produk tugas kuliah dan Responsi
pertanian praktikum Latihan
b) Elastisitas Permintaan
soal
dan penawaran produk
pertanian
c) Dampak kebijakaan
pemerintah terhadap
permintaan dan
penawaran produk
pertanian
11 Mampu menyusun Struktur biaya, Struktur biaya, produksi, dan Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
produksi, dan keuntungan keuntungan usahatani menjelaskan, muka Diskusi
usahatani menghitung, dan 170 menit Praktik
a) Prinsip Minimisasi biaya menguraikan tugas- praktikum lapang
b) Prinsip Maksimisasi tugas kuliah dan Responsi
MINGG CAPAIAN PEMBELAJARAN INDIKATOR Metode
ALOKASI Bobot
U (kemampuan akhir setiap tahapan BAHAN KAJIAN PENILAIAN Pembelaja
WAKTU Penilaian
KE belajar) (FERFORMANCE) ran
keuntungan praktikum Latihan
c) Kombinasi usaha dan soal
skala usah
12 Mampu melakukan kajian Pemasaran domestik dan Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
pemasaran domestik dan pemasaran luar negeri produk menjelaskan, dan muka Diskusi
pemasaran luar negeri produk pertanian menguraikan tugas- 170 menit Praktik
pertanian tugas kuliah dan praktikum lapang
praktikum Responsi

13 Mampu menjelaskan masalah Masalah Pangan dan gizi Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
Pangan dan gizi menjelaskan, dan muka Diskusi
menguraikan tugas- 170 menit Latihan
tugas kuliah dan praktikum soal
praktikum
14, 15 Mampu menjelaskan Kebijakan Kebijakan pertanian Ketepatan dalam 100 menit tatap Ceramah
pertanian a) Kebijakan produksi menjelaskan tugas- muka Diskusi
b) Kebijakaan subsidi tugas kuliah dan 340 menit Latihan
c) Kebijakan investasi praktikum praktikum soal
d) Kebijakan harga
e) Kebijakan pemasaran
f) Kebijakan konsumsi
16 Mampu menjelaskan Ekonomi Pertanian Perdesaan Ketepatan dalam 50 menit tatap Ceramah
pembangunan ekonomi pertanian Berkelanjutan menjelaskan, dan muka Diskusi
Perdesaan Berkelanjutan menguraikan tugas- 170 menit Latihan
tugas kuliah dan praktikum soal
praktikum
Tugas-tugas:
1. Lakukanlah kajian komprehensif peranan modal dan kelembagaan dalam pengembangan pertanian perdesaan di Indonesia!
2. Buatlah analisis secara holistik efektivitas kebijakan subsidi pupuk, benih, BBM, dan harga dasar terhadap kesejahteraan
petani!

Mengetahui Bandar Lampung, 15 Desember 2016


Ketua Jurusan Ketua Program Studi Penanggung Jawab MK
Ir. Bina Unteawati, M.P. Luluk Irawati, S.P., M.T.A. Sutarni, S.P., M.E.P.

CATATAN:
(1) K = kuliah: TM= tatapmuka; TS = Tugas terstruktur; P = Praktikum
(2) Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan atas prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis mahasiswa, termasuk mahasiswa berkebutuhan khusus.
(3) Proses pembelajaran secara umum dilaksanakan dengan urutan:
a. Kegiatan pendahuluan, merupakan pemberian informasi yang
komprehensif tentang rencana pembelajaran beserta tahapan pelaksanaannya, serta informasi hasil asesmen dan
umpan balik proses pembelajaran sebelumnya;
b. Kegiatan inti, merupakan kegiatan belajar dengan penggunaan metode pembelajaran yang menjamin tercapainya
kemampuan tertentu yang telah dirancang sesuai dengan kurikulum;
c. Kegiatan penutup,merupakan kegiatan refleksi atas suasana dan
capaian pembelajaran yang telah dihasilkan, serta informasi tahapan pembelajaran berikutnya.
SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 1 dari 46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 1 (satu)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
Pertemuan/Khusus Permasalahan Ekonomi Pertanian
8. Bahan Kajian : Pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan Permasalahan
Ekonomi Pertanian
9. Sub Bahan Kajian : 1. Pengertian Ekonomi pertanian
2. ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
3. Permasalahan Ekonomi Pertanian
10. Indikator Kinerja : a) Mampu menjelaskan pengertian Ekonomi Pertanian
b) Mampu Menjelaskan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian
c) Mampu Menguraikan permasalahan Ekonomi Pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
pembelajaran mata kuliah, membuat catatan Laptop/komputer,
capaian pembelajaran Buku Ajar
Pendahuluan
pertemuan/khusus, peta
kompetensi, dan kontrak kuliah
Menjelaskan bahan kajian dan
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-1
Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
Penyajian mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
1. Pengertian Ekonomi  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
pertanian
2. ruang lingkup Ilmu Ekonomi
Pertanian dan
3. Permasalahan Ekonomi
Pertanian
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

Pengertian Ilmu Ekonomi Pertanian

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 1


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 2 dari 46

Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena
dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro. Dengan kata lain,
Ilmu ekonomi pertanian adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya manusia, baik langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi hasil-hasil pertanian. Pertanian
merupakan proses produksi didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan industry
primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya tanag, air, dan meniral, serta modal dalam berbagai
bentuk, pengelolaan dari tenaga kerja untuk memproduksi dan memasarkan berbagai barang yang diperlukan
oleh manusia.

Ilmu ekonomi pertanian di Indonesia berkembang dalam 2 segi pandangan yaitu

(1) Salah satu bagian atau cabang ilmu pertanian merupakan bagian atau aspek-aspek social ekonomi dari
persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian. Ilmu ekonomi pertanian yang demikian pada
awalnya dipelajari dan diberikan kepada mahasiswa fakultas pertanian. Banyak yang berminat di
dalamnya dengan harapan dikemudian hari dapat memangku jabatan yang menyangkut pemecahan
persoalan-persoalan social ekonomi pertanian. Dalam perkembangannya, bagian ini kemudian bercabang
menjadi 2 yaitu (a) Ilmu ekonomi pertanian dengan cabangnya mencakup ttaniaga, ilmu ekonomi produksi
pertanian, dan lain-lain serta (b) ilmu sosiologi pendesaan.
(2) Bagian mahasiswa fakultas ekonomi, ilmu ekonomi pertanian merupakan ilmu ekonomi yang diterapkan
pada bidang pertanian. Hal ini memiliki cirri dan tekanan agak berbeda dengan ilmu ekonomi pertanian
pada pandangan pertama. Dengan dasar-dasar teori ekonomi mikro, ekonomi makro, tata buku, statistic
dan lain-lain. Para mahasiswa mempelajari penerapan segala teori-teori ekonomi dan perusahaan tersebut
pada persoalan-persoalan pertanian, hubungan-hubungan ekonominya satu sama lain, dan implokasinya
bagi perekonomian nasional.

Makna terminologis ilmu ekonomi yang utama berkaitan dengan masalah pilihan. Konsumen misalnya
harus menetapkan pilihan atas beberapa jenis barang yang ingin dikonsumsinya. Konsumen senantiasa berupaya
memaksimalkan kepuasan dengan keterbatasan sumberdaya finansial yang mereka miliki. Kita semua, terlepas
dari siapa dan apa peran kita harus mengambil keputusan mengalokasikan waktu yang kita miliki untuk bekerja
atau tidak. Kita juga harus mengambil keputusan apakah akan membelanjakan uang kita atau menabung saja.
Produsen di sisi lain juga harus mengambil keputusan dalam aktivitas produksinya. Tujuan produsen adalah
memaksimalkan profit dengan keterbatasan modal usaha yang mereka punyai pada tingkat harga jual produk
mereka di pasar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baik konsumen maupun produsen selalu menggunakan
analisis biaya dan manfaat dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan yang bermotif ekonomi.

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku konsumen, produsen dan masyarakat pada umumnya
dalam melakukan pilihan atas sejumlah alternatif pemanfaatan sumberdaya dalam proses produksi,
perdagangan, serta konsumsi barang dan jEkonomi Pertanian: Antara

Perspektif Mikro dan Makro Ekonomi serta Ekonomi Positif dan Normatif

Setelah pengertian mengenai ilmu ekonomi diberikan, hal lain yang perlu diketahui adalah pembagian ilmu
ekonomi menjadi dua bidang utama yaitu ilmu ekonomi makro dan mikro. Mikro ekonomi mempelajari perilaku
ekonomi individual atau kelompok pelaku ekonomi yang spesifik. Misalnya ekonomi mikro mengkaji
bagaimana perilaku produsen telur, konsumen beras, bagaimana harga telur di pasar ditetapkan. Mikroekonomi

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 2


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 3 dari 46

mengabaikan keterkaitan antar pasar dengan mengasumsikan bahwa semua determinan di luar lingkup analisis
tidak berubah (ceteris paribus). Makro ekonomi di sisi lain memusatkan kajiannya pada perekonomian secara
agregat, seperti pertumbuhan produk domestik bruto, kesenjangan antara PDB potensial dan PDB aktual, trade
off antara pengangguran dan inflasi, dan sebagainya. Meskipun ekonomi makro dan mikro mempelajari perilaku
pelaku ekonomi dari sudut yang berbeda, tak ada pertentangan di antara keduanya.

Baik analisis makro ekonomi maupun mikro ekonomi keduanya digunakan dalam ekonomi pertanian. Beberapa
pokok bahasan ekonomi pertanian yang dipelajari dari perspektif mikro ekonomi adalah teori perilaku
konsumen, teori produksi, perilaku pasar, teori biaya dan analisis distorsi harga. Sedangkan aspek makro
ekonomi yang dipelajari dalam ekonomi pertanian antara lain adalah pasar barang dan output nasional,siklus
bisnis, pasar uang dan kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan perimbangan APBN serta teori-teori tentang
perdagangan internasional.

Karena bidang kajian ekonomi pertanian mencakup spektrum masalah yang cukup luas, di mana aspek
kebijakan, isu-isu lingkungan dan sosial juga dipelajari maka ilmu ekonomi kemudian dibedakan menjadi ilmu
ekonomi positif dan normatif. Ilmu ekonomi positif mempelajari realitas ekonomi apa adanya atau dengan kata
lain menjawab pertanyaan “what is?”, sementara ilmu ekonomi normatif mencoba menjawab “what should
be?” – apa yang seharusnya dilakukan? Kedua proposisi ilmiah tersebut, baik positif maupun normatif sangat
diperlukan terutama dalam kaitannya dengan berbagai upaya formulasi kebijakan di sektor agrobisnis.

Definisi dan Ruang Lingkup Pertanian

Pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Pemanfaatan sumberdaya yang efisien
pada tahap-tahap awal proses pembangunan menciptakan surplus ekonomi melalui sediaan tenagakerja dan
formasi kapital yang selanjutnya dapat digunakan untuk membangun sektor industri.

Pertanian atau usahatani hakekatnya merupakan proses produksi di mana input alamiah berupa lahan dan unsur
hara yang terkandung di dalamnya, sinar matahari serta faktor klimatologis (suhu, kelembaban udara, curah
hujan, topografi dsb) berinteraksi melalui proses tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan
output primer yaitu bahan pangan dan serat alam.

Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:

1. Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau mengumpulkan
hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor perikanan dan ekstraksi hasil
hutan.
2. Jenis pertanian kedua adalah pertanian generatifyaitu corak pertanian yang memerlukan usaha
pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan
tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Perladangan berpindah (shifting cultivation), merupakan salah satu corak usahatani primitif
di mana hutan ditebang-bakar kemudian ditanami tanpa melalui proses pengolahan tanah.
Corak usahatani ini umumnya muncul wilayah-wilayah yang memiliki kawasan hutan cukup
luas di daerah tropik. Sistem perladangan berpindah dilakukan sebelum orang mengenal cara
mengolah tanah.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 3


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 4 dari 46

2. Pertanian menetap (settled agricultured) yaitu corak usahatani yang pada awalnya dilakukan
di kawasan yang memiliki kesuburan tanah cukup tinggi sehingga dapat ditanami terus
menerus dengan memberakan secara periodik.

Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian dikenal dua kategori
pertanian yakni pertanian subsisten dan pertanian komersial. Pertanian subsisten ditandai oleh ketiadaan akses
terhadap pasar. Dengan kata lain produk pertanian yang dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga,
tidak dijual. Pertanian komersial berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian komersial
menjadi karakter perusahaan pertanian (farm) di mana pengelola usahatani telah berorientasi pasar. Dengan
demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.

Selain karakteristik pertanian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, berdasarkan ciri pengelolaannya
dikenal adanya konsep pertanian dalam arti luas dan sempit. Pertanian dalam arti luas mencakup:Pertanian
dalam arti sempit yaitu pertanian rakyat dan Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan

Pertanian dalam makna sempit atau pertanian rakyat adalah usahatani yang dikelola oleh petani dan
keluarganya. Umumnya mereka mengelola lahan milik sendiri atau lahan sewa yang tidak terlalu luas dan
menanam berbagai macam tanaman pangan, palawija dan atau hortikultura. Usahatani tersebut dapat diusahakan
di tanah sawah, ladang dan pekarangan. Hasil yang mereka panen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga,
jika hasil panen mereka lebih banyak dari jumlah yang mereka konsumsi mereka akan menjualnya ke pasar
tradisional. Jadi pertanian dalam arti sempit dapat dicirikan oleh sifat subsistensi atau semi komersial. Ciri lain
pertanian rakyat adalah tidak adanya spesifikasi dan spesialisasi. Mereka biasa menanam berbagai macam
komoditi. Dalam satu tahun musim tanam petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan pangan
atau tanaman perdagangan.

Keputusan petani untuk menanam bahan pangan terutama didasarkan atas kebutuhan pangan keluarga,
sedangkan bila mereka memutuskan untuk menanam tanaman perdagangan faktor-faktor determinan yang
mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut antara lain adalah iklim, ada tidaknya modal, tujuan
penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan ekspektasi harga. Jenis komoditi perdagangan rakyat meliputi
tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh, vanili, buah-buahan, bunga-bungaan dan sayuran.

Di samping mengusahakan komoditi-komoditi di atas, pertanian rakyat juga mencakup usahatani sampingan
yaitu peternakan, perikanan dan pencarian hasil hutan. Bila pendapatan seorang petani sebagian besar diperoleh
dari sektor perikanan maka ia disebut nelayan. Namun demikian ciri subsistensi atau semi komersial tetap lekat
pada pertanian rakyat baik usahatani tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan maupun kehutanan.

Adapun bila usahatani, perkebunanan, peternakan, perikanan dan kehutanan telah dilakukan secara efisien
dalam skala besar dengan menerapkan konsep spesialisasi komoditi maka karakteristik pertanian bergeser ke
arah komersialisasi dan dikenal dengan istilah perusahaan pertanian atau farm. Perkebunan yang dikelola secara
komersial dikenal sebagai plantation. Dalam peternakan dikenal istilah ranch untuk peternakan sapi yang
dikelola secara profesional, demikian seterusnya.

Dari latar belakang historis dan karakteristik ilmu ekonomi pertanian di atas, maka ilmu ekonomi pertanian
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari perilaku petani tidak saja dalam

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 4


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 5 dari 46

kehidupan profesionalnya namun juga mencakup persoalan ekonomi lainnya yang secara langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran dan konsumsi petani atau kelompok-kelompok tani.

12. Evaluasi : Test Tertulis


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
a) Jelaskan pengertian Ekonomi Pertanian?
b) Jelaskan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian?
c) Uraikan permasalahan Ekonomi Pertanian?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban
18. Referensi :
1. Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
2. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakartta
3. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
4. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 5


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 6 dari 46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 2 (dua)
6. Capaian Pembelajaran : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Mata Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Menguraikan Ekonomi pertanian di Indonesia meliputi Ciri-ciri Umum pertanian, System
Pertemuan/Khusus pertanian, dan Pembagian bidang-bidang pertanian

8. Bahan Kajian : Ekonomi pertanian di Indonesia


9. Sub Bahan Kajian : 1. Ciri-ciri Umum pertanian,
2. System pertanian, dan
3. Pembagian bidang-bidang pertanian
10. Indikator Kinerja : a. Mampu menjelaskan Ciri-ciri Umum pertanian
b. Mampu menjelaskan System pertanian
c. Mampu menjelaskan Pembagian bidang-bidang pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-2
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
1. Ciri-ciri Umum pertanian  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
2. System pertanian
3. Pembagian bidang-bidang
pertanian

Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

Ciri-ciri Pertanian di Indonesia

1. Pertanian tropika Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti merupakan
daerah tropika. Dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim
tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu
bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung. Letaknya yang di antara Benua Asia

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 6


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 7 dari 46

dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin
yang berakibat adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia
merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain. 2. Pertanian dataran tinggi dan rendah Indonesia
merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah yang
mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami
tanaman beriklim subtropis.

2. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur). ◦ Indonesia bagian
barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan
bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering. 4. Adanya hutan
tropika dan padang rumput. ◦ Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan terbentuk
hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput. 5. Perikanan darat dan laut. • Indonesia
adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan.
Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut. 6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa. ◦ Daerah
Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat฀ luar
Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang฀ ◦ mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa
umumnya merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa umumnya
perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas.

3. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah • Daratan Indonesia terbagi menjadi : •
tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa, • lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air
irigasi, dan • pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi. 8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan,
sawah lebak, sawah pasang surut • Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah
yang beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll. ◦ Berdasarkan fasilitas teknisnya
dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. ◦ Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga
mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya berasal dari air hujan. ◦ Sawah lebak mendapat air terus
menerus sepanjang masa. ◦ Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang
sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.

4. . Pertanian dalam arti sempit dan luas Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan
usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan. 2.
Pertanian Rakyat dan Perkebunan Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dalam luas
areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan
manajemen sederhana. Menurut pemilikannya perkebunan dibagi menjadi perkebunanBUMN, perkebunan
Swasta Asing, perkebunan Swasta Nasional, Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.

5. . Pertanian Tanaman Makanan dan Perdagangan Penggolongan ini cukup lemah, sebagai contoh tanaman padi
adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud
dengan tanaman perdagangan secara umum komoditinya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman
Makanan terdiri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian. 4. Pertanian Hortikultur dan non-Hortikultur
Hortikultur terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil hortikultur pada umumnya
mempunyai sifat mudah busuk/rusak (perishable) dan bermuatan besar (bulky = volumeneous). Sering disebut
bahwa sifat seluruh hasil pertanian adalah perishable dan bulky, pada hal hasil pertanian non-hortikultur tidak
mudah rusak dan tidak bulky seperti cengkeh, jagung, padi, lada dan lainnya. Karena itu hati-hati dalam

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 7


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 8 dari 46

menggeneralisasi sifat-sifat pertanian. Di Indonesia tanaman kentang termasuk tanaman hortikultura, tetapi di
Eropah, misalnya di Belanda termasuk tanaman makanan.

6. Pertanian Tanaman Semusim dan Tanaman Keras Tanaman semusim sering disebut tanaman muda atau
tanaman tahunan atau annual crop. Contoh : padi, jagung, pisang, cabe, kentang, kacangan, dll. Tanaman
semusim ini dapat dibagi dua yaitu: 1. Sekali tanam sekali panen seperti padi, jagung. 2. Sekali tanam beberapa
kali panen seperti cabe, tomat arcis, buncis, dll. Tanaman Keras atau perenial crop adalah tanaman yang
berumur panjang dan dapat berbuah atau panen berkali-kali. Contoh: karet, kelapa sawit, coklat, duren, dll 6.
Pertanian Subsisten dan Perusahaan Pertanian subsisten adalah pertanian yang seluruh hasilnya digunakan atau
dikonsumsi sendiri oleh produsennya. Kalau hasil pertanian itu hanya cukup untuk dimakan maka disebut
subsistence level of living, dan kondisi ini sama dengan petani miskin. Pertanian perusahaan atau commercial
adalah pertanian yang hasilnya bertujuan dijual ke pasar.

7. Pertanian Generatif dan Ekstraktif Pertanian generatif adalah pertanian yang telah dilakukan di dalamnya
pemeliharaan/perlakuan pada proses produksinya. Petani terlibat dalam pemupukan, pemberantasan
hama/penyakit, dll. Pertanian ekstraktif adalah usaha pertanian yang hanya mengumpulkan hasil, misalnya
pengambilan rotan di hutan, penebangan kayu hutan, penangkapan ikan di laut. 8. Pertanian Lahan Sawah dan
Lahan Kering Lahan sawah adalah lahan yang pada saat-saat tertentu digenangi air untuk ditanami. Berdasarkan
sumber airnya sawah dibagi menjadi: 1. Sawah irigasi (teknis dan setengah teknis), tadah hujan, rawa, dll.
Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut irigasi, pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi. 2.
Lahan kering adalah lahan yang senantiasa diusahakan kering, lahan kering sering disebut lahan darat, tegalan,
huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya terdapat di lahan kering.

8. Pertanian Modern dan Tradisionil Pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi pada jumlah nilai input per ha,
pertanian modern dan tradiosionil berkonotasi terhadap tingkat penggunaan teknologi. Pertanian modern
menggunakan teknologi lebih tinggi daripada pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak menggunakan
mesin, sedikit memakai tenaga manual. Pertanian modern belum tentu lebih menguntungkan daripada pertanian
tradisionil. Pertanian modern dapat menimbulkan pengangguran di pedesaan di Indonesia. 10. Pertanian
Spesialisasi dan Diversifikasi Pertanian spesialisasi disebut juga pertanaman sejenis atau monokulture.
Spesialisai berarti mengusahakan satu jenis tanaman, atau ternak atau ikan. Pertanian diversifikasi disebut juga
pertanian campuran. Diversifikasi dalam arti sempit mengusahakan berbagai jenis tanaman atau ternak atau
ikan. Diversifikasi dalam arti luas adalah mengusahakan tanaman+ternak, misalnya usaha ternak
lembu+tanaman jagung. Dalam arti luas ini harus paling tidak kombinasi dari usaha tanaman+ternak,
ternak+ikan, ikan+hutan.

9. Pertanian Intensif dan Ekstensif Orang awam menganggap pertanian intensif adalah pertanian yang memakai
areal sempit dan banyak digunakan input, pertanian ekstensif adalah pertanian yang arealnya luas, pemakaian
input tidak disebutkan. Intensif atau ekstensifnya suatu usaha pertanian dapat ditunjukkan dalam waktu yang
sama atau berbeda, antar daerah, antar jenis tanaman/ usaha. Indikator menunjukkan intesif atau ekstensif adalah
ratio atau perbandingan dari jumlah penggunaan nilai input per satuan luas, bukan hanya bergantung luas areal
saja.

10. Peternakan Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 1967 tentang ketentuan- ketentuan pokok peternakan
dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut : Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang
dipelihara atau yang masih liar. Hewan piaraan adalah hewan yang cara hidupnya sebagian ditentukan oleh

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 8


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 9 dari 46

manusia untuk maksud tertentu. Ternak adalah hewan piaraan yang tempatnya, reproduksinya,
pemeliharaannya dan hasilnya telah dikelola oleh manusia.

11. Berdasarkan golongan hewan, ternak dibagi menjadi: 1. Ternak besar yaitu lembu/sapi, kerbau dan kuda. 2.
Ternak kecil yaitu kambing, biri-biri dan babi. 3. Ternak unggas yaitu ayam, bebek, angsa dan kalkun.
Berdasarkan output ternak dibagi menjadi: 1. Ternak perah/susu yaitu sapi, kerbau, kambing, biri-biri. 2.
Ternak daging yaitu semua ternak besar+ternak kecil dan ayam broiler. 

12. Ada pula istilah ternak dwi guna misalnya : ternak sapi potong yang berguna sebagai sumber daging +
sumber tenaga kerja (dalam pengolahan lahan dan transportasi). Ayam dwiguna artinya dia sebagai ayam petelor
dan sebagai sumber daging. Berdasarkan sumber gizi makanan manusia maka ternak dibagi menjadi ternak
penghasil daging, susu dan telor. Akhir-akhir ini dalam pertanian rakyat, hasil ikutan ternak yakni pupuk
kandang sangat berperan dalam menaikkan produksi.

13.    Berdasarkan tempat ekosistemnya perikanan dapat dibagi menjadi: 1. Perikanan laut, bersifat
ekstraktif. 2. Perikanan darat di air tawar, bersifat budi daya. Berdasarkan output perikanan dapat dibagi
menjadi: 1. Golongan ikan, baik di laut dan di air tawar 2. Golongan berkulit keras, termasuk udang 3. Golongan
binatang lunak, kerang dan cumi-cumi. 4. Golongan binatang lainnya, sotong, penyu, uburubur. Udang bukan
ikan tetapi itu termasuk usaha perikanan

14. Perikanan darat terdiri dari : 1. Tambak, 2. Kolam, 3. Sawah, 4. Sungai 5. Danau. Orang yang bermata
pencaharian di perikanan laut disebut nelayan, orang yang membudidayakan ikan disebut petani ikan (bukan
peternak ikan). Nelayan terdiri dari : 1. nelayan buruh, 2. juragan 3. pemilik kapal. Berdasarkan perahu/kapal
penangkap ikan nelayan pemilik dibagi menjadi : nelayan tradisionil nelayan bermotor. 

15. Nelayan tradisional memakai perahu tanpa mesin. Bila perahu mempunyai mesin yang ditempel di luar
disebut perahu tempel, bila perahu/kapal telah mempunyai mesin di dalam kapal maka disebut kapal motor.
Berdasarkan besarnya mesin yang digunakan kapal dibagi menjadi : 1. kapal kecil yaitu 5GT-10GT, 2. kapal
sedang mempunyai mesin 1530GT, 3. kapal besar mempunyai mesin di atas 30GT.

16. Menurut fungsinya hutan dapat dibagi menjadi: 1. Hutan Lindung, 2. Hutan Produksi, Menurut pemilikan
hutan dibagi menjadi: 1. Hutan Negara, 2. Hutan Rakyat. Menurut ekologinya hutan dapat dibagi menjadi :
1. Hutan Tropis, 2. Hutan Bakau, dll. Suatu areal hutan yang belum pernah dijamah manusia maka disebut
hutan original. Pohon/tumbuhan di semua jenis hutan diatas tidak ada yang ditanam oleh manusia. Bila ditanam
kembali oleh manusia karena ditebang maka disebut hutan reboisasi. 

17. Siapa itu petani? Apakah Dirut PTPN juga seorang petani karena incomenya dari sektor pertanian?
Siapa sebenarnya petani yang dimaksud dalam sehari-hari itu, dan dalam pembangunan pertanian itu bagi
petani yang mana dimaksud/ditujukan?

18. Menurut klasifikasi pertanian dapat disebutkan: 1. Petani tradisionil atau petani modern. 2. Petani sawah
atau petani darat. 3. Petani spesialisasi atau petani diversifikasi. Menurut jenis usahanya adalah: 1. Petani padi
bila dia mengusahakan tanaman padi. 2. Petani padi dan jagung, dia menanam padi dan jagung. 3.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 9


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 10 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Petani/pekebun karet, dia mengusahakan tanaman karet. 4. Petani ikan mas, dia mengusahakan/memelihara ikan
mas. 5. Peternak sapi perah, dia memelihara sapi perah, dll. 

19. Petani tanpa lahan dan modal. Petani ini paling miskin, dia hanya memiliki tenaga kerja. Contoh : buruh-
buruh, petani yang baru kena PHK dari perkotaan, petani yang dirundung malang sepanjang tahun, petani yang
kena penggusuran dan sebagainya. 2. Petani punya lahan sempit tanpa modal. Petani ini hanya memiliki lahan
tempat berdiri rumah/gubuknya. Dia tidak dapat mengusahakan tanaman secara memadai, mungkin dapat
memelihara ayam/bebek sebanyak 2-5 ekor saja. Profil petani ini sama saja dengan profil petani pada nomor 1.
Petani nomor 1 dan 2 ini dapat dikembangkan dengan penanganan khusus, serius dan konsisten. 3. Petani punya
lahan sedang tanpa modal. Petani ini masih rendah produksinya karena tanpa modal dia susah berusahatani
karena tak ada modal. Petani semacam ini dapat dikembangkan dengan memberikan bantuan modal dan
penyuluhan. 4. Petani punya lahan cukup/luas dan modal cukup/besar. Hanya jenis petani ini yang
membutuhkan penyuluhan atau inovasi baru untuk mengembangkan usahataninya.

Macam-macam Sistem Pertanian

Sistem pertanian sawah


Sawah merupakan sebidang tanah dengan batas kepemilikan berupa pematang lurus membujur.
Masing-masing petak dibagi dengan pematang juga. Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi,
terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga
kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang
baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa
daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.

Pada sistem sawah, petani menggunakan sistem pengolahan tanah yang monokultur, karena sawah ini
menggunakan irigasi teknis dan bukan merupakan sawah tadah hujan. Untuk pengairan, airnya cukup dengan
sedikit tergenang, atau macak-macak. Hal ini untuk menanggulangi gulma. Jarak antar tanaman pun juga diatur.

Lahan sawah biasanya identik dengan sistem pengairan. Sistem pengairan di sini merupakan sesuatu yang
sangat vital bagi kelangsungan sistem pertanian ini sendiri. Kebanyakan lahan sawah di sini menggunakan
saluran irigasi teknis, sehingga keberadaan air masih sangat melimpah, dan air akan tetap ada meskipun pada
musim kemarau. Berbeda halnya apabila dibandingkan dengan sawah yang menggunakan hujan sebagai sumber
airnya. Sawah dengan saluran irigasi, baik teknis maupun setengah teknis biasanya terbentang dan tergolong
sangat luas karena saluran irigasi dapat digunakan tidak hanya di satu tempat saja, sehingga dapat pula mengairi
lahan lain yang masih termasuk dalam satu wilayah. Ini berarti, untuk pengelolaan sistem sawah ini memerlukan
input dari luar, berupa air irigasi tadi. Selain itu, sawah seperti ini masih menggunakan pupuk kimia serta
pestisida yang juga didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pertanian sawah ini belum
merupakan sistem pertanian yang terpadu, juga belum dapat dikatakan sebagai pertanian yang berkelanjutan.
Hal ini dikarenakan proses produksi untuk menghasilkan output masih berorientasi pada hasil yang maksimum,
bukan optimum.

Macam-macam sistem pertanian sawah:

Sawah irigasi teknis

Sawah yang pengairannya sejak dari sumber air sampai petak sawah terdapat jaringan irigasi dari bangunan
permanen. Sehingga kehilangan air karena rembesan atau penguapan dapat diminimalkan.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 10


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 11 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Sawah irigasi setengah teknis

Sawah yang jaringan irigasinya tidak seluruhnya permanen, sehingga kehilangan air akibat rembesan dan
penguapan masih banyak terjadi.

Sawah irigasi sederhana

Sawah dengan bangunan jaringan irigasi menggunakan peralatan seadanya, sehingga kurang hemat air.

Sawah irigasi pompa

Sawah dengan memanfaatkan pompa untuk menaikkan air tanah atau air sungai yang permanen dalam untuk
mengairi lahan pertanian yang ada di sekitarnya.

Sawah irigasi tadah hujan

Sawah yang semata-mata hanya tergantung curah hujan daerah setempat, atau hanya dengan memanfaatkan
musim penghujan.

Sawah irigasi pasang surut

Sawah yang tergantung dengan pasang surutnya air rawa, sehingga dapat disebut pula irigasi dengan
memanfaatkan air alami.

Material yang dimasukkan dalam upaya pembudidayaan lahan sawah yang pasti adalah pupuk. Namun pupuk
yang digunakan dalam sawah ini bukanlah pupuk organik, melainkan pupuk kimiawi, seperti SP-36, KCl, Urea,
dll. Selain itu juga adanya input berupa air yang berasal dari pengairan. Pada lahan sawah, biasanya pada waktu
musim tanam menghabiskan waktu sekitar 4 bulan untuk padi, sehingga dalam waktu 1 tahun biasanya terbagi
menjadi 3 kali musim tanam. Dalam pengelolaannya sawah ini diolah menggunakan traktor dengan
menggunakan sumberdaya manusia, dalam hal ini pengelolaannya memerlukan banyak tenaga kerja mulai dari
pengolahan tanah, penanaman, sampai dengan pemanenan.

Hasil yang ada dan dibawa keluar areal persawahan antara lain gabah dan jerami, yang biasanya digunakan
untuk pakan ternak. Sementara padinya sendiri setelah diolah menjadi beras untuk kemudian dijual. Ada
bermacam-macam cara yang umum dilakukan oleh petani di sawah dalam menangani jerami padi yaitu diangkut
dari lahan untuk pakan ternak, dijual, dibakar, ditimbun di lahan usaha, disebar di permukaan tanah, dibenam
dalam lapisan olah, atau digunakan kembali sesuai dengan keperluan untuk tanaman palawija.

Di beberapa pusat penghasil padi, penanganan jerami setelah panen adalah dibakar langsung di petak
pertanaman. Ada beberapa alasan dilakukan pembakaran jerami, selain lebih praktis, abu bakaran langsung
sebagai pupuk, atau dapat mengusir hama dan penyakit endemik. Tetapi, dampak negatif membakar limbah
panen adalah menimbulkan pencemaran udara dan menghilangkan hara dalam jumlah yang cukup banyak,
terutama yang bersifat mudah menguap.

Menimbun jerami di tepi petak sawah merupakan cara umum yang dilakukan petani di beberapa tempat.
Keuntungannya adalah menghemat tenaga kerja, tapi kelemahannya adalah mengurangi luasan tanah yang dapat
ditanami. Timbunan jerami juga merupakan sarang tikus.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 11


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 12 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Sistem pertanian tegal

Sistem pertanian tegal merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap
budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung
kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya
terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan
umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Input atau masukan yang diberikan antara lain pupuk. Tanaman di tegal ini diusahakan dan hasilnya digunakan
untuk mencukupi kebutuhan hidup petaninya. Oleh karena itu, agar hasilnya juga maksimal, maka tanah perlu
dipupuk agar tanah tersebut terjaga kesuburannya. Jenis pupuk yang diperlukan adalah pupuk yang mengandung
unsur N, P, dan K. Akan tetapi, kebutuhan tanaman tidak hanya N, P, ataupun K, namun juga unsur mikro. Jika
unsur mikronya diambil lama-lama akan habis, maka tanah itu tidak akan produktif lagi. Maka dianjurkan untuk
memakai pupuk organik agar kembali unsurnya, baik biologi maupun kimiawinya. Jika hanya menggunakan
pupuk anorganik hanya menambah kesuburan kimianya saja. Keluaran atau output yang dihasilkan adalah selain
hasil pertanian itu sendiri, batang tanaman jagung maupun daun-daunan itu diambil untuk pakan ternak. Dan
tidak ada pemanfaatan sisa-sisa tanaman sebagai pupuk, karena hasil hanya diangkut keluar lahan dan tidak ada
yang ditinggal dalam lahan itu sendiri.

Pada lahan tegal, biasanya siklus haranya adalah terbuka, semua hasilnya diangkut keluar areal, dan tidak ada
yang ditinggal. Hal ini tidak dibenarkan. Seharusnya, masih ada sisa-sisa panen yang dibiarkan di lahan itu, agar
lama-kelamaan berubah menjadi pupuk untuk menambah unsur hara tanah. Namun petani malah
menggunakannya sebagai pakan ternak. Tetapi apabila kotoran ternak itu dikembalikan ke lahan, maka akan ada
siklus hara yang masuk.

Untuk sistem tegal sendiri, biasanya tetap mendapat masukan (input) dari luar. Karena tanaman atau komoditas
yang ditanam pada lahan ini biasanya hanya sejenis, sehingga belum dapat dikatakan sebagai sistem pertanian
yang terpadu. Akan tetapi berbeda masalahnya apabila dalam tegal itu ditanam dua atau lebih jenis komoditas
(tumpang sari).

Sistem pertanian talun (tegal pekarangan)

Talun merupakan salah satu komponen yang umum ditemukan pada agroekosistem di Jawa Barat. Talun adalah
salah satu sistem agroforestry yang khas, ditanami dengan campuran tanaman tahunan/kayu (perennial) dan
tanaman musiman (annual), dimana strukturnya menyerupai hutan, secara umum ditemui di luar pemukiman
dan hanya sedikit yang berada di dalam pemukiman.

Sistem pertanian ini berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem
ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya
rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang
menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan
kekeringan dan pohon-pohonan.

Fungsi ekologi talun antara lain adalah memberikan perlindungan terhadap plasma nutfah, sebagai habitat satwa
liar seperti jenis burung dan serangga penyerbuk, memberi perlindungan terhadap tanah dari bahaya erosi, dan
sebagai penghasil seresah dan humus. Sedangkan fungsi sosial ekonominya antara lain adalah memberikan
manfaat ekonomi dari hasil produksinya yang dapat dijual atau yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti
kayu bakar, bahan bangunan, dan buah-buahan.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 12


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 13 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Pengolahan tanah: Lahan talun ini benar-benar menggunakan sistem tanam campuran. Karena petani hanya
menanam dan membiarkan lahannya dan tidak ada perawatan yang intensif seperti pada tegal. Jenis-jenis
tanaman yang ada di talun ini antara lain: Kacang tanah, jagung, jati, mangga, singkong, angsana, johar,
tanaman obat, dll. Tanaman di lahan ini tidak terspesifik karena talun merupakan gabungan antara tegal dengan
pekarangan. Di samping itu, jenis tanaman yang tumbuh di talun tidak ditentukan. Petani hanya menanam
komoditasnya, sementara tanaman lain tumbuh dengan sendirinya. Dengan kata lain, pada lahan talun ini
tanaman yang ada pada lahannya merupakan tanaman dengan sistem tumpang sari (multiple cropping).

Jarak tanaman yang diterapkan sama sekali tidak teratur. Mungkin ada yang diatur, namun karena perawatannya
tidak terlalu intensif, sehingga pertumbuhan dan jarak tanam antara tanaman lama dengan tanaman yang baru
tumbuh pun tidak teratur. Input atau masukan yang diberikan antara lain pupuk. Tanaman di talun ini juga
memerlukan masukan karena sebagian hasil pertaniannya juga untuk dijual. Oleh karenanya, lahan ini juga
terkadang dipupuk namun ini pun juga tidak terlalu sering, hanya jika hasil panen kurang maksimal saja. Karena
macam vegetasi di sini sangat banyak, dan tidak memerlukan pengolahan tanah secara intensif, sehingga sisa-
sisa tanaman yang jatuh, setelah mengalami dekomposisi akan berubah menjadi pupuk organik. Keluaran atau
output yang dihasilkan adalah semua hasil pertanian meliputi jagung, mangga, dan semua yang bernilai jual.

Pada lahan talun ini, siklus haranya adalah tertutup, hasil yang dibawa keluar adalah yang bernilai jual, dan yang
lain dibiarkan begitu saja dengan tujuan jika terdekomposisi dapat menjadi pupuk organik. Sehingga seharusnya
petani tidak perlu memupuk. Namun jika diperlukan dapat ditambah pupuk.

Sistem pertanian talun merupakan sistem pertanian yang cukup kompleks, sehingga dapat dikatakan bahwa
pengolahan dari sistem pertanian ini merupakan pertanian yang terpadu. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya,
melibatkan bermacam-macam komoditas yang berbeda, dan biasanya pengolahannya sangat minimal dan
hampir dapat dikatakan perawatannya seperti perawatan lahan pekarangan. Interaksi antar komponen biotik dan
abiotiknya pun sangat variatif mengingat lahan ini tergolong cukup kompleks. Sistem pertanian ini sering
disebut dengan agroforestri (wanatani) yang biasanya terdapat di desa (pengelolaan hutan desa).

Sistem pertanian pekarangan

Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan
pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk dan pola tanaman pekarangan tidak dapat disamakan,
bergantung pada luas tanah, tinggi tempat, iklim, jarak dari kota, dan jenis tanaman.

Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling menguntungkan. Sebagian
dari tanaman dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan sebagian lagi untuk manusia, sedangkan kotoran ternak
digunakan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah pekarangan. Dengan demikian, hubungan antara
tanah, tanaman, hewan piaraan, ikan dan manusia sebagai unit-unit di pekarangan merupakan satu kesatuan
terpadu.

Lahan pekarangan sangatlah efektif dan efisien untuk bercocok tanam. Kita dapat menanam tanpa perlu adanya
pupuk. Karena biasanya, kita akan membiarkan tanaman tumbuh dengan sendirinya, dan daun juga gugur
dengan sendirinya. Selain hasilnya lebih efisien, ternyata lahan pekarangan juga termasuk lahan yang ramah
lingkungan dan tidak mudah merusak tanah. Jika biasanya tanah akan mudah tercuci atau hilang kandungan
haranya karena kesalahan pengolahan tanah, maka lain halnya dengan tanah di pekarangan.

Input atau masukan yang diberikan juga sama sekali tidak ada. Karena lahan pekarangan ini tidak digunakan
untuk dijual dan hasilnya untuk dikonsumsi sendiri. Oleh karena itu, jika diberikan tambahan pupuk, berarti

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 13


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 14 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

pemilik akan mengeluarkan biaya tambahan. Namun tanpa pupuk pun ternyata tanaman di sini juga dapat
tumbuh dengan subur karena memperolah masukan dari sisa-sisa tanaman yang telah terdekomposisi menjadi
unsur hara. Sedangkan keluaran yang ada adalah hasil panenan dari berbagi macam tanaman yang ada di
pekarangan. Hampir semua tanaman menghasilkan produk. Kayunya untuk bangunan, sedangkan daun untuk
pupuk hijau, buah untuk dimakan, dan sayuran untuk dimasak.

Teknik pengolahan tanahnya pun menggunakan TOT (Tanpa Olah Tanah), sehingga pemilik dari pekarangan
tidak pernah atau jarang sekali merawat tanahnya, dan dibiarkan begitu saja agar lebih alami sehingga
kandungan bahan organik maupun humusnya lebih banyak. Hal ini membuat tanah menjadi lebih subur,
tanaman juga tumbuh dengan subur, dan hasilnya juga maksimal dan tuumbuh secara alami tanpa rekayasa
teknologi manusia. Akan tetapi teknik ini membuat serangan hama dan penyakit meningkat. Akan tetapi, justru
kondisi seperti inilah yang membuat rantai makanan akan lebih bervariasi dan lebih alami. Pada lahan
pekarangan ini, siklus haranya adalah tertutup, tanaman itu rontok daunnya lalu diambil tanaman semusim, dan
sisa-sisa tanaman tetap di sini tidak diambil. Jika diambil, semuanya tetep kembali dari hasil kotoran.

Sistem pertanian pekarangan telah mencerminkan pertanian terpadu, juga organik. Hal ini dikarenakan sistem
pertanian ini tidak memerlukan input dari luar, dan hanya memanfaatkan sesuatu yang telah ada dari wilayah
tersebut. Selain itu, ekosistem dan interaksi antar komponen di dalamnya juga sangat beraneka ragam.

Sistem pertanian perkebunan

Perkebunan didefenisikan sebagai segala bentuk kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; termasuk mengolah dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan dan manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pekebun dan masyarakat.

Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan
sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan
bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem
perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.

Untuk perkebunan teh, biasanya menggunakan lahan miring yang berada di lereng pegunungan. Pengolahan
tanah: Karena terletak di lahan miring, maka digunakan terasering untuk mencegah terjadinya erosi. Pola tanam
pada lahan miring tidak boleh searah dengan kemiringan. Jadi harus melintang, agar tidak terjadi longsor.
Tanaman yang baik ditanam pada lahan yang miring adalah pohon-pohon besar. Pada lahan pada kemiringan
seperti itu, tanaman teh dapat eksis dari longsor, karena menutupi permukaan tanah. Dan tanaman ini
mempunyai sistem perakaran yang hampir seperti pohon. Tapi tanaman ini sangat melindungi permukaan tanah
dari air. Sehingga sangat efektif dalam mengendalikan air hujan. Di satu sisi, resapannya juga tinggi.

Input atau masukan yang ada adalah pupuk. Penggunaan pupuknya antara lain NPK dan urea. Akan tetapi,
penambahan pupuk tidak terlalu intensif, biasanya sangat jarang dipupuk. Oleh karena itu, untuk menekan biaya
pengolahan, pupuk kimia tidak terlalu sering diberikan. Dan untuk output atau keluaran adalah hanya teh saja,
karena tidak diusahakan tanaman bernilai jual lain selain teh. Begitu pula dengan macam perkebunan yang lain.
Biasanya, outputnya hanya komoditas perkebunan tersebut.

12. Evaluasi : Test Tertulis


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
UP2AI, Polinela, Tahun 2015 14
SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 15 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

15. Materi Ujian:


a) Jelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia?
b) Jelaskan macam-macam sistem pertanian ?
c) Jelaskan apakah dimaksud dengan system pertanian terpadu? Berikan contohnya?
d) Jelaskan apakah yang dimaksud dengan system pertanian berkelanjutan? Berikan contohnya?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban
18. Referensi :
1. Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
2. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakartta
3. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
4. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 15


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 16 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 2x50’
Praktikum 2x160’
5. Pertemuan ke : 3 (tiga) dan 4 (empat)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia
Pertemuan/Khusus dalam pengembangan pertanian

8. Bahan Kajian : Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pengembangan
pertanian

9. Sub Bahan Kajian : a) Tanah


b) Iklim
c) Air
d) Tenaga kerja
10. Indikator Kinerja : a) Mampu Menjelaskan peranan Tanah dalam pengembangan
pertanian
b) Mampu Menjelaskan peranan Iklim dalam pengembangan
pertanian
c) Mampu Menjelaskan peranan air dalam pengembangan pertanian
d) Mampu Menjelaskan peranan Tenaga kerja dalam
pengembangan pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Pendahuluan
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-3 dan
ke-4
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: Peranan dosen dan bertanya Laptop/Komputer
sumber daya alam dan sumber daya  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
manusia dalam pengembangan
pertanian meliputi tanah, air, iklim,
dan tenaga kerja

Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


Penutup
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 16


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 17 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

materi selanjutnya. Buku Ajar

11. Uraian Materi :

Sumber daya alam adalah segala unsure alam baik dari lingkungan abiotik maupun biotic
yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia. Unsur alam
memegang dua peranan yang saling bertolak belakang dalam pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan manusia. Di satu sisi, alam dapat menjadi kendala yang menghambat, sedangkan disisi
lain, dapat bertindak sebagai sumber daya yang mendukung peningkatan kesejahteraan manusia.

Sumber daya alam adalah lingkungan alam (enviriment) yang memiliki nilai untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sumber daya alam disefinisikan sebagai keadaan lingkungan dari bahan-bahan
mentah yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannnya.
Peranan sumber daya alam dalam pengembangan pertanian yang meliputi alam, iklim, dan air.

A. Tanah usahatani dan permasalahanya di Indonesia


Tanah merupakan tubuh alam yang tersusun dalam bentuk profil. Tanah terdiri dari berbagai
campuran mineral pecah lapuk dan organik pengurai, sebagai lapisan tipis penutup permukaan bumi,
serta menjamin tumbuhnya, tumbuhan, hewan, dan manusia.

Didalam subtansi tanah, terdapat empat komponen utama yang mendukung kemungkinan
hidupnya tumbuhan yaitu mineral, bahan organik, air, dan udara. Posisi dan keadaan komponen-
komponen tersebut sangat menentukan kesuburan tanah atau penggunaan tanah untuk macam-macam
usahatni.

Tumbuhan alamiah di suatu tempat biasanya telah sesuai dengan persediaan air dan zat-zat
hara tanah tertentu yang terdapat di dalamnya. Tanah yang baik mampu menghidupi tanaman
budidaya secara intensif, akan tetapi apabila tanah dieksploitasi maka air dan zat-zat hara alam harus
ditambah dengan pengairan dan atau pemupukan. Dengan cara ini, tanah dapat dikelola dan diubah
secara efektif. Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan tempat produksi tanaman
berlangsung.

Menurut tofografinya, lahan dibedakan kemiringannya menjadi empat, yaitu:

a) Lahan dengan lereng 0-3% , yaitu datar termasuk rawa-rawa, untuk tanaman padi atau
perkebunan kelapa.
b) Lahan dengan lereng 3-8% , baik untuk tanaman setahun tertentu apabila dibuat teras atau
kontur.
c) Lahan dengan lereng 8-15%, baik untuk tanman remput sehingga cocok untuk area peternakan.
d) Lahan dengan lereng >15%, baik untuk tanaman kayu sehingga cocok dijadikan area perkebunan
atau kehutanan.
Masalah tanah yang banyak di indinesia adalah

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 17


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 18 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

a) perpecahan tanah (division), yaitu pembagian milik seseorang atas petak-petak kecil untuk
diberikan kepada ahli warisnya.
b) perpencaran (fragmentation), yaitu sebuah usahatani di bawah satu manjemen yang terdiri
dari beberapa petak yang berserak-serak.
c) Bentuk milik (tenancy)
Keadaan tanah meliputi jenis tanah dan klasifikasi tanah. Beberapa jenis tanah yaitu latosol, podsolik,
alluvial, arganol, dan lain-lain. Klasifikasi tanah ditetapkan berdasarkan;

a. family tanah, sifat tanah, dan lingkungan


b. Tekstur tanah,
c. Drainase
d. Kelas tanah
Tanah merupakan factor produksi yang memiliki ciri; relatif langka dibanding dengan factor produksi
lainnya, dan distribusi penguasaanya di masyarakat tidak merata

Berdasarkan kepemilikan tanah, petani digolongkan menjadi;

a) Golongan petani luas (lebih 2 ha)


b) Golongan petani sedang (0,5-2 ha)
c) Golongan petani sempit (0,5 ha)
d) Golongan buruh tani tidak bertanah.
B. Sumber pemilikan tanah
Sumber kepemilikan tanah berasal dari;

a) Dibeli
b) Disewa
c) Disakap
d) Pemberian dari Negara
C. Status dan Nilai tanah
Status tanah merupakan hubungan tanah usahatani dengan pengolahannya. Beberapa status tanah
yaitu;

a) Tanah milik
b) Tanah sewa
c) Tanah sakap
d) Tamah gadai
e) Tanah pinjaman
Tanah sebagai faktor produksi mempunyai nilai, yang tergantung;

a. Tingkat kesuburan tanah atau kelas tanah


b. Fasilitas pengairan
c. Posisi lokasi terhadap jalan dan sarana perhubungan
d. Rencana pemerintah
D. Framentasi tanah

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 18


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 19 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Framentasi tanag merupakan pemencaran dan pemecahan tanah pertanian. Fragmentasi tanah dapat
terjadi karena adat , kebiasaan, peraturan atau hukum agama. Farmentasi akan menimbulkan
permasalaha anatara lain;

a) Tidak efisien dari segi waktu


b) Tidak efisien dari segi pengawasan
c) Tidak efisien dari segi perencanan alat dan jenis usaha
d) Banyak produktif yang hilang
IKLIM

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata disuatu tempat. Iklim merupakan salah satu sumber daya
alam yang memegang peranan penting dalam bidang pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tergantung kepada lingkungan, tanah, dan iklim. Iklim berpengaruh pada setiap fase kegiatan
pertanian. Unsur-unsur ilkim terdiri dari radiasi, suhu, kelembaban udara, awan, curah hujan,
penguapan, tekanan udara, dan angin. Klasifikasi iklim menurut Koppen didasarkan pada zona-zona
vegetasi. Koppen menyatakan bahwa vegetasi-vegetasi alamiah merupakan ekspresi dan keseluruhan
iklim dan memiliki hubungan erat dengan sifat-sifat suhu dan kandungan uap air daerah tersebut.
Tipt-tipe utama iklim menurut koppen, antara lain:

1. Tipe A daerah hujan tropis


2. Tipe B daerah iklim kering
3. Tipe C daerah iklim sedang berhujan
4. Tipe D daerah iklim hutan dingin
5. Tipe E daerah iklim kutub

Jenis Tenaga Usahatani

Dalam ekonomi sumber daya dibedakan menjadi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia – dalam arti penduduk-terdiri dari tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga
kerja dibedakan menjadi atas angkatan tenaga kerja (labour force) dan bukan tenaga kerja (not in
labour force).

Tenaga kerja usahatani merupakan faktor produksi. Jenis-jenis tenaga kerja antara lain; tenaga
kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja manusia dalam usahatani
dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat
mengerjakan semua jenis perkerjaan berdasar tingkat kemampuan. Kerja manusia dipengaruhi oleh;

a. Umur
b. Pendidikan
c. Ketrampilan
d. Pengalaman
e. Tingkat kecukupan
f. Tingkat kesehatan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 19


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 20 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

g. Faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani


Tenaga kerja usahatani diperoleh dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja luar
keluarga dapat diperoleh dari:

a. Upahan; tenaga upahan bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Upah umumnya tidak
rasioanl karena daya mampu tidak diukur secara jelas, tetapi dihitung sama untuk setiap tenaga
kerja. Upah pria berbeda dengan wanita maupun anak-anak.
b. Sambatan; tenaga kerja luar keluarga dengan sistem sambatan atau tolong menolong di antara
para petani.
c. Arisan tenaga kerja; setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja
kepada angota lainya.
A. Potensi dan curahan tenaga kerja Usahatani
Potensi tenaga kerja kelaurga petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia pada satu
keluarga petani. Dengan demikian semua jenis tenaga kerja yang dimiliki dihitung yaitu tenaga kerja
pria, wanita, anak-anak, ternak ataupun mekanik. Menurut Yang 1955 dalam hernato, F. 1989
membuat konversi tenag kerja yaitu membandingkan tenaga kerja sebagai ukuran baku dan jenis
tenaga kerja lain dikonversikan atau disetarakan dengan pria;

a) 1 pria sama dengan 1 hari kerja pria


b) 1 wanita sama dengan 0,7 hari kerja pria
c) 1 ternak sama dengan 2 hari kerja pria
d) 1 anak-anak sama dengan 0,5 hari kerja pria
Beberapa ahli usahatani kurang sependapat dengan konversi ini. Adapun alasannya karena
banyak faktor yang mempengaruhi tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor tersebut mustahil dapat
homogen. Untuk 1 hari biasanya diperhitungkan 7 jam kerja kerja Ada ahli usahatani yang
mengkonversikan tenaga kerja pada tenaga pria berdasarkan upah yang diterima. Ukuran ini dapat
disebut rasional dan banyak digunakan. Meskipun dasar upah itu sendiri masih harus dipersoalkan.

B. Kebutuhan kerja usahatani


Kegiatan usahatani memerlukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung.
Untuk kegiatan perkebunan sawit meliputi kegiatan;

a. Penyemaian sawit meliputi; pengisian polibeg, pembuatan bedengan semai, persiapan media
semai, penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan
pengawasan
b. Budidaya sawit meliputi; pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan
penyakit, pemeliharaan, penyiangan, panen, pasca panen.

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, praktik lapang, presentasi
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol,
kuisioner
15. Materi Ujian:

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 20


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 21 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

a) Jelaskan peranan tanah dalam pembangunan pertanian?


b) Sebutkan jenis-jenis tanah?
c) Jelaskan kelas-kelas tanah?
d) Jelaskan permasalahan pertanahan di pendesaan?
e) Jelaskan peranan air dalam pertanian?
f) Jelaskan jenis iklim dan peranannya dalam pertanian?
g) Jelaskan sumber peroleh tenaga kerja dalam pertanian?
h) Apakah peranan tenaga kerja dalam usaha pertanian?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban, hasil diskusi dengan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d) Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e) Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 21


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 22 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 5 (lima)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan Peranan kelembagaan dalam pengembangan
Pertemuan/Khusus pertanian

8. Bahan Kajian : Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian

9. Sub Bahan Kajian : a) Pengertian kelembagaan


b) Administrasi pemerintahan
c) Kelompok tani
d) Gapoktan
e) Koperasi pertanian
10. Indikator Kinerja : a) Mampu Menjelaskan Pengertian kelembagaan
b) Mampu Menjelaskan tentang Administrasi
pemerintahan
c) Mampu Menjelaskan peranan Kelompok tani
d) Mampu Menjelaskan peranan Gapoktan
e) Mampu Menjelaskan peranan Koperasi pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-5
Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
Penyajian mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a) Pengertian kelembagaan  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
b) Administrasi
pemerintahan
c) Kelompok tani
d) Gapoktan
e) Koperasi pertanian
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 22


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 23 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

11. Uraian Materi :

Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan/atau norma-norma, baik formal maupun
informal sebagai pendoman untuk mengatur perilaku segenap anggota masyarakat, baik dalam
kegiatan-kegiatan sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai sutu tujuan tertentu. Dalam
masyarakat desa, lembaga-lembaga yang berkembang selama ini ada yang bersifat asli—berasal dan
berakar dari adat setempat, ada juga yang sengaja dibentuk oleh masyarakat setempat atau oleh
pemerintah sesuai dengan perkembangan peradaban masyarakat. Contoh lembaga-lembaga adat
yang penting antara lain kepilikan tanah, jual beli, sewa menyewa, dan gotong royong.

Lembaga-lembaga bentukan pemerintahan atau lembaga modrn lebih sering disempurnakan


agar mampu berfungsi sebagai tumpuan untuk menunjang terciptanya pembangunan yang mantap,
serta sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pendesaan. Sebuah lembaga yang sekarang ada
merupakan lembaga yang baru atau mungkin juga suatu perbaikan dan reformasi dari lembaga yang
sudah pernah ada sebelumnya agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti simpan pinjam
yang dilembagakan dalam bentuk koperasi atau bank, bagi hasil, sakap, ijon, ceblokan dll.

Aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan pendesaan
dikatakan maju. Dalam struktur pendesaan maju, tiga diantara syarat pokok dikategorikan
kelembagaan antara lain pasar input maupun output( untuk membeli saprotan, sarana produksi
pertanian, menjual hasil dan mebeli, kebutuhan konsumsi), pelayanan penyuluhan (untuk adopsi
teknologi baru, dan lembaga perkreditan.

Menurut Mosher (1991) pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari


pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan
sumbangan kepadanya serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh itu (overall development)
akan benar – benar bersifat umum, dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang jumlahnya
besar dan dalam beberapa tahun mendatang, diberbagai negara, akan terus hidup dari bertani.

Lima faktor utama (mutlak) yaitu faktor-fakor harus ada supaya pembangunan pertanian dapat
berlangsung, yang terdiri dari : (a) faktor pasar, yang dapat disamakan dengan faktor adanya
kebutuhan (b) faktor teknologi, yang berkembang yang dapat disamakan dengan keahlian (c) faktor
tersedianya alat-alat dan bahan-bahan pertanian yang dapat disamakan dengan modal (d) faktor
insentif yang dapat mempengaruhi kesediaan petani (e) faktor transportasi yang dapat disamakan
dengan faktor modal (Hadisapoetro, 1973). Sedangkan menurut Mosher (1991) faktor – faktor yang
memperlancar pembangunan pertanian adalah : (a) pendidikan pembangunan yaitu bagaimana
mendidik petani untuk mengambil manfaat dari masyarakat lain dimasa lampau yang dapat membantu
masyarakat itu maju dan berkembang sesuai yang dikehendaki (b) kredit produksi adalah
meminjamkan sejumlah dana untuk membiayai usaha tani petani dalam rentang waktu saat pembelian
sarana produksi dan saat penjualan hasil panen (c) kerjasama kelompok petani, karena kesibukan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 23


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 24 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

dalam usaha taninya kebanyakan petani tidak mau bekerja sama sehingga perlu suatu dorongan dan
bantuan sistematis bagi kegiatan kelompok petani tersebut dan diharapkan akan segera menjadi suatu
aktivitas bersama secara sukarela (d) memperbaiki dan memperluas tanah pertanian yaitu
memperbaiki mutu tanah yang telah dijadikan usaha tani dan mengusahakan tanah baru untuk
pertanian (e) perencanaan nasional pembangunan pertanian yaitu proses pengambilan keputusan oleh
pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan mengenai tiap kebijaksanaan dan tindakan yang
mempengaruhi pembangunan.

Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan yang lebih baik untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat tani. Pembangunan pertanian dapat
berlangsung dengan adanya 5 faktor mutlak yang berupa faktor pasar, faktor teknologi, faktor
tersedianya alat-alat dan bahan pertanian/modal, faktor intensif dan faktor transportasi. Dimana
kelima faktor mutlak tersebut dapat dibantu dengan faktor-faktor yang memperlancar pembangunan
pertanian yaitu berupa pendidikan pembangunan, kredit produksi, kerjasama dengan kelompok petani,
memperbaiki dan memperluas tanah pertanian serta perencanaan nasional. Yang secara keseluruhan
terpadu guna memperlancar dan menyukseskan pembangunan pertanian

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, praktik lapang, presentasi
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol,
kuisioner
15. Materi Ujian:
a) Jelaskan Pengertian kelembagaan?
b) Jelaskan tentang Administrasi pemerintahan?
c) Jelaskan peranan Kelompok tani dan Gapoktan?
d) Jelaskan peranan Koperasi pertanian?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d) Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e) Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 24


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 25 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 6 (enam)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan Peranan Modal dalam pengembangan pertanian
Pertemuan/Khusus
8. Bahan Kajian : Peranan Modal dalam pengembangan pertanian

9. Sub Bahan Kajian : a) Pembiayaan pertanian jangka panjang


b) Modal Usahatani
c) Koperasi sebagai lembaga perekonomian
10. Indikator Kinerja : a) Mampu menjelaskan Pembiayaan pertanian jangka panjang
b) Mampu menjelaskan dan menguraikan Modal Usahatani
c) Mampu menjelaskan Koperasi sebagai lembaga
perekonomian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-6
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a) Pembiayaan pertanian  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
jangka panjang
b) Modal Usahatani
c) Koperasi sebagai
lembaga perekonomian
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :
1. Pengertian Modal
Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang digunakan untuk
menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan produksi.Dalam perusahaan modal
tersebut adalah seluruh kekayaan yang digunakan dalam usaha.Modal digunakan untuk menghasilkan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 25


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 26 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

barang-barang konsumsi atau barang-barang modal. Modal menurut fungsinya dapat dibedakan
menjadi 2 bagian :
• Modal tetap (Fixed Capital)
Adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat dipakai berkali-kali dalam
proses produksi.Modal tetap bukan berarti tidak pernah habis.
• Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha)
Adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses produksi modal variabel
perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini. Dalam usaha tani contohnya : bibit, pupuk
,obat , pemberantas hama, penyakit, dll.

2. Sifat-sifat Modal
Beberapa sifat yang dimiliki modal sekaligus merupakan sebab meningkatnya perhatian terhadap
modal.
a. Modal mempunyai sifat produktif yaitu meningkatkan kapasitas produksi. 2 hal yang dapat dijual
belikan dalam pasar modal pada saat tertentu “stock” dan jasa atau service. Modal yang produktif
adalah dapat memberikan pendapapatan minimum sebanyak biayanya.
b. Modal mempunyai sifat prospektif, yaitu modal dapat mempertahankan atau meningkatkan
produksi dalam waktu yang akan dating.
c. Pertumbuhan modal berhubungan erat dengan factor produksi kerja, karena modal digunakan
bersama-sama dengan kerja.
d. Modal dapat meningkatkan pemakaian tenaga kerja misalnya di daerah yang tanah pertaniannya
terbatas.
Peran modal dalam usahatani ialah :
a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah.
b. Modal dapat menghemat Tenaga (Labor Saving)
c. Modal dapat menghemat waktu
d. Modal dapat menghemat biaya
e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi

4. Macam-macam Modal UsahaTani


a. Tanah
Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di Negara berkembang lainnya berperan
sangat besar.Hal ini Karena modal di luar tanah yang dipunyai petani sangat terbatas(kecil sekali).
b. Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk bahagian usahatani tersebut.
Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk kelancaran usahatani. Bangunan ini berupa gudang,
lumbung, kandang ternak, dll.
c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian
Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani dipengaruhi oleh iklim,keadaan
tanah,jenis cabang usaha yang diusahakan dan tingkat kemajuan serta besarnya usahatani.Pada

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 26


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 27 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

usahatani yang sederhana seperti usahatani keluarga yang banyak di Indonesia alat-alat yang
digunakan sederhana pula.Biasanya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu, dll.
d. Tanaman dan Ternak
Tanaman baik yang berumur pendek, maupun yang berumur panjang, adanya dalam tanah
mengeluarkan biaya-biaya karenya harus dianggap sebagai penanaman modal.

e. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan)


Sarana produksi terdiri dari :
Bibit, pupuk, Obat pemberantas Hama dan penyakit, serta sarana produksi lainnya termasuk pada
biaya tidak tetap. Penggunaan sarana produksi ini pada usahatani hanya untuk sekali produksi. Jadi
untuk sarana produksi tidak diadakan penyusustan. Biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan biaya
eksploitasi atau biaya pengusahaan.

f. Uang Tunai
Uang Tunai yang diperhitungkan adalah uang tunai yang betul-betul diperuntukkan bagi usahatani.
Hal ini perlu ditegaskan mengingat usahatani di Indonesia, pembatasn antara uang tunai untuk
usahatani dengan uang tunai untuk kebutuhan hidup petani dan keluarganya sulit untuk dibedakan.

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol,
kuisioner
15. Materi Ujian:
a) Jelaskan Pembiayaan pertanian jangka panjang?
b) Jelaskan dan uraikan Modal Usahatani?
c) Jelaskan Koperasi sebagai lembaga perekonomian?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d) Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e) Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 27


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 28 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 7 (Tujuh)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian
Pertemuan/Khusus
8. Bahan Kajian : Peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian

9. Sub Bahan Kajian : a) Pengertian inovasi


b) Sumber Inovasi
c) Adopsi dan Inovasi
10. Indikator Kinerja : a) Mampu menjelaskan Pengertian inovasi
b) Mampu menjelaskan Sumber Inovasi
c) Mampu menjelaskan Adopsi dan Inovasi

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-7
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a) Pengertian inovasi  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
b) Sumber Inovasi
c) Adopsi dan Inovasi

Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 28


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 29 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

15. Materi Ujian:


a) Jelaskan Pengertian inovasi?
b) Jelaskan Sumber Inovasi?
c) Jelaskan Adopsi dan Inovasi?
d) Apakah peranan adopsi novasi dalam pengembangan pertanian?
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
f) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
g) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
h) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
i) Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
j) Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

MINGGU 8 UTS

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 29


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 30 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 9 (Sembilan) & 10 (sepuluh)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan Prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani
Pertemuan/Khusus
8. Bahan Kajian : Prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani

9. Sub Bahan Kajian : a) Penawaran dan permintaan produk pertanian


b) Konsep elastisitas permintaan dan penawaran produk pertanian
c) Dampak kebijakan pemerintah terhadap permintaan dan
penawaran produk pertanian
10. Indikator Kinerja : a. Mahasiswa mampu menjelaskan permintaan dan penawaran produk
pertanian
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep elastisitas permintaan
dan penawaran produk pertanian
c. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak kebijakan pemerintah
terhadap permintaan dan penawaran produk pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Pendahuluan
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-
11&12
Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
Penyajian a.Penawaran dan permintaan  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
produk pertanian
b.Konsep elastisitas permintaan
dan penawaran produk
pertanian
c.Dampak kebijakan pemerintah
terhadap permintaan dan
penawaran produk pertanian
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 30


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 31 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,


materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
Permintaan adalah suatu cerminan kampuan dan kerelaan membeli dari para konsumen
(pelanggan) akan suatu barang atau komoditas selama periode waktu dan kondisi tertentu.
Pengertian kondisi di sini mencakup masalah harga barang atau komoditas yang
bersangkutan, harga barang atau komoditas lainnya yang terkait, perkiraan perubahan harga,
pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, pengeluaran periklanan, dan
sebagainya. Semua faktor di atas akan mempengaruhi jumlah barang atau komoditas yang
siap dibeli konsumen. Sementara itu periode waktu dapat mengandung makna kerangka
satuan waktu (dapat satu jam, satu hari, satu minggu, dan seterusnya). Kedua himpunan ini
akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang pengusaha, yang lebih
difokuskan pada permintaan pasar. Permintaan pasar adalah agregasi penjumlahan secara
horizontal permintaan individual konsumen.

Kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan yang menyatakan hubungan
antara suatu barang atau komoditas dengan jumlah yang diminta, dengan asumsi faktor-faktor
lainnya dalam kondisi ceteris paribus. Dengan demikian, kurva permintaan dapat diartikan
sebagai kurva tempat kedudukan yang menjelaskan hubungan antara jumlah barang atau
komoditas yang diminta konsumen di pasar pada berbagai tingkat harga. Hubungan antara
jumlah barang atau komoditas yang diminta konsumen dengan harga bersifat kebalikan;
dalam arti kata kalau harga barang atau komoditas turun maka jumlah barang atau komoditas
yang diminta konsumen akan meningkat dan sebaliknya bila harga barang atau komoditas
naik. Konsekuensinya, kurva permintaan akan mempunyai arah garis (slope) yang negatif.
Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang konsumen karena
peningkatan pendapatan riil akan tergantung dari efek substitusi dan efek pendapatannya.
Kemampuan membeli meningkat atau menurun tersebut akan tergantung dari sifat barang
atau komoditas, apakah itu termasuk; (1) bersifat normal; (2) bersifat inferior; atau (3)
bersifat super inferior atau giffen.

Perubahan harga barang atau komoditas akan mempengaruhi perubahan barang atau
komoditas yang diminta pada pergerakan sepanjang kurva. Perubahan faktor-faktor lain

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 31


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 32 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

(preferensi konsumen, pendapatan barang atau komoditas lain) akan memperngaruhi


perubahan barang atau komoditas yang diminta melalui pergerakan atau pergeseran kurva
permintaan.

Elastisitas harga dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta
yang disebabkan satu persen perubahan harga. Permintaan adalah elastis bila ᶓh <-1, inelastis
bila -1 < ᶓh < 0, dan elastis uniter bila ᶓh= -1. Permintaan elastis jika penerimaan marjinal
positif, elastis uniter jika penerimaan majinal =0 dan inelastis jika pernintaan marjinal adalah
negatif.

Elastis pendapatan dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta
sebagai akibat satu persen perubahan pendapatan. Elastisitas pendapatan (ᶓI) yang negatif,
mencerminkan sifat barang atau komoditas yang inferior. Elastisitas pendapatan (ᶓI) yang
positif mencerminkan sifat barang normal, sedangkan untuk barang atau komoditas yang
sifatnya mewah, elastisitas pendapatannya (ᶓI) > 1. Tetapi apabaila 0 < ᶓI < 1,
mencerminkan sifat barang atau komoditas kebutuhan hidup.
Elastisitas silang dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta
sebagai akibat satu persen perubahan harga barang atau komoditas yang lain. Bilai nilai
elastisitas harga silang (ᶓS) adalah positif, hubungannya bersifat substitusi, sedangkan bila
nilai elastisitas harga silang (ᶓS) negatif, hubungannya bersifat komplemen.

Kurva penawaran individual sebenarnya dapat diturunkan dari kurva biaya marjinal seorang
pengusaha. Kurva penawaran agregat atau pasar adalah merupakan penjumlahan secara
horizontal kurva penawaran individual di pasar. Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai
kurva tempat kedudukan hubungan antara jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan
pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran mempunyai slope positif.

Elastisitas penawaran defiisinya adalah persentase perubahan barang yang ditawarkan di


pasar sebagai akibat persentase perubahan harga barang atau komoditas. Terdapat dua jenis
elastisitas penawaran, yaitu (1) elastisitas harga sebagai akibat perubahan harga barang atau
komoditas itu sendiri, dan (2) elastisitas harga silang, sebagai akibat perubahan harga barang
atau komoditas terkait.

Perubahan jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan di pasar dapat dilihat dari : (1)
pergerakan sepanjang kurva penawaran, pencerminan perubahan yang disebabkan karena
perubahan harga barang atau komoditas itu sendiri; dan (2) pergeseran kurva penawaran yang

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 32


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 33 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

mencerminkan perubahan karena perubahan di luar harga barang atau komoditas yang
ditawarkan.
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a. Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b. Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 33


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 34 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 11 (sebelas)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan struktur biaya, produksi, dan
Pertemuan/Khusus keuntungan usahatani

8. Bahan Kajian : Struktur biaya, produksi, dan keuntungan usahatani

9. Sub Bahan Kajian : a. Prinsip minimisasi biaya


b. Konsep maksimisasi keuntungan
c. Kombinasi usaha dan skala usaha
10. Indikator Kinerja : a. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip minimisasi biaya
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep maksimisasi biaya
c. Mahasiswa mampu kombinasi usaha dan skala usaha

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-13
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a.Prinsip minimisasi biaya  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
b.Konsep maksimisasi
keuntungan
c.Kombinasi usaha dan skala
usaha
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 34


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 35 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:

Menurut Prasmatiwi dkk (2008), efesiensi diartikan sebagai suatu tindakan untuk
menghasilkan output tertentu digunakan minimum (minimisasi) atau menggunakan input
tertentu untuk menghasilkan output maksimum (maksimisasi). Pada umumnya efesiensi
diartikan sebagai perbandingan antara nilai hasil (output) terhadap nilai masukan (input).
Suatu metode produksi dikatakan lebih efesien dari metode produksi lainnya apabila
menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya untuk tingkatan korban yang sama atau juga
mengurangi input untuk memperoleh output yang sama, jadi konsep efesiensi merupakan
suatu konsep yang relatif (Susanto, 2007)

Dalam terminologi ilmu ekonomi, efisiensi digolongkan tiga macam, yaitu : (1) efesiensi
teknis, (2) efesiensi harga atau alokatif, dan (3) efesiensi ekonomi. Efesiensi teknis terjadi
bila faktor produksi menghasilkan produksi yang maksimal, pada saat PR mencapai
maksimum atau pada saat elastisitas produksi (Ep) besarnya adalah 1, efesiensi harga bila
nilai produk marjinalnya sama dengan faktor produksi, dan efesiensi ekonomi bila usaha
tersebut mencapai efesiensi teknis sekaligus efesiensi harga (Prasmatiwi dkk, 2005).
Efesiensi ekonomi terjadi pada saat produksi optimum, sedangkan produksi optimum tercapai
pada saat keuntungan maksimum.

Menurut Tekken (1986) dalam Susanto (2007) untuk mengetahui tingkat efesiensi diperlukan
dua syarat yaitu :
1) Syarat keharusan, menunjukan tingkat efesiensi teknis yang dapat terlihat dari fungsi
produksi yang tercapai pada saat berada di daerah rasional (0<Ep<1).
2) Syarat kecukupan, ditandai oleh keuntungan maksimum, tercapai apabila nilai produk
marjinal (NPM) terhadap faktor produksi yang digunakan sama dengan harga faktor
produksi atau biaya korbanan marjinalnya.

Fungsi produksi : menggambarkan hubungan “teknis” proses perubahan input (sumberdaya)


menjadi output (komoditas).
Notasi Matematik : y = f (x)
dimana : y = output
x = input
Maksimisasi Keuntungan
Keuntungan (π) : Selisih total penerimaan dengan total biaya

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 35


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 36 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Total penerimaan adalah penjualan produk pada harga pasar yang berlaku
Total biaya adalah total pembelian faktor-faktor produksi pada harga pasar
Keuntungan maksimum :
– Jumlah input optimum “Jumlah optimum”
– Jumlah output optimum
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a. Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b. Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 36


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 37 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 12 (dua belas)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan pemasaran domestik dan pemasaran
Pertemuan/Khusus luar negeri produk pertanian

8. Bahan Kajian : Pemasaran domestik dan pemasaran luar negeri produk pertanian

9. Sub Bahan Kajian : a. Pemasaran domestik


b. Pemasaran luar negeri
10. Indikator Kinerja : Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pemasran domestic dan
pemasaran luar negeri produk pertanian

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-14
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a.Pemasaran domestik produk  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
pertanian
b.Pemasaran luar negeri produk
pertanian

Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk
memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen (anindita, 2004). Dalam
definisi tersebut terdapat tiga unsure yang penting. Pertama, kegiatan atau jasa adalah suatu

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 37


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 38 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

fungsi yang dilakukan dalam pemasaran. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan yang langsung
mempengaruhi produk, seperti transportasi, pengepakan, processing, atau egiatan yang tidak
langsung mempengaruhi produk seperti periklanan dan risiko. Fungsi pemasaran bertujuan
untuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), dan
kepemilikan (possession).

Kedua adalah titik produsen yang menunjukkan asal dari produk itu dijual pertama oleh
produsen atau petani. Kegiatan atau jasa yang dilakukan petani seringkali tidak
diperhitungkan dalam kegiatan pemasaran. Di sisi lain, kegiatan petani mempunyai pengaruh
besar terhadap pemasaran produk pertanian.

Ketiga adalah titik konsumen, yang menunjukkan tujuan dari suatu pemasaran yaitu
menyampaikan produk ke konsumen sebagai transaksi terakhir. Seperti pada produsen, jasa
yang dilakukan konsumen sering kali tidak dibicarakan dalam kegiatan pemasaran.

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a. Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b. Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 38


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 39 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

5. Pertemuan ke : 13 (tiga belas)


6. Capaian Pembelajaran Mata : Keterampilan Khusus:
Kuliah 1. Mampu mengidentifikasi, menentukan peluang, merencanakan bisnis, menilai
kelayakan investasi, dan melaksanakan usaha agribisnis skala kecil maupun
menengah yang prospektif, berkelanjutan dan berdaya saing.
2.Mampu melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui
penyuluhan, pelatihan, klinik agribisnis menggunakan alat bantu dan alat peraga
dengan menggunakan metode yang sesuai denga materi.
Penguasaan Pengetahuan:
1. Menguasai konsep teoritis ekonomi pertanian
2. Menguasai konsep teoritis sistem agribisnis hulu sampai hilir
3. Menguasai konsep teoritis pembiayaan dan lembaga penunjang agribisnis
4. Menguasai konsep pengelolaan koperasi pertanian
5. Menguasai konsep teoritis alokasi sumber daya pertanian untuk usaha agribisnis
berskala kecil dan menengah
7. Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah pangan dan gizi
Pertemuan/Khusus

8. Bahan Kajian : Masalah pangan dan gizi

9. Sub Bahan Kajian : a. Pengertian pangan


b. Masalah pangan dan gizi
10. Indikator Kinerja : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah pangan dan gizi

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-15
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
a. Pengertian pangan  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
b. Masalah pangan dan gizi

Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


dan memberikan gambaran materi dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

Pangan adalah hak asasi manusia. Orientasi dalam mengkonsumsi pangan telah bergeser pada
komoditas menjadi nutrisi atau gizi. Ketahanan pangan merupakan unsur
strategis dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional. Peningkatan ketahan-an
pangan yang merupakan salah satu program utama pembangunan pertanian

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 39


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 40 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

dewasa ini (Rasahan dalam Wibowo, 2000), mempunyai perspektif pembangunan


sangat mendasar karena akses pangan dan gizi seimbang sebagai pemenuhan
kebutuhan dasar pangan merupakan hak yang paling asasi bagi manusia.
Keberhasilan dalam proses pembentukan sumberdaya manusia terletak pada
keberhasilan memenuhi kecukupan pangan dan perbaikan pola konsumsi. Upaya mencapai
manusia Indonesia yang berkualitas menuju Indonesia Sehat tahun 2010, sangat terkait
dengan faktor pangan dan gizi. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintah yang
mengembang-kan sistem ketahanan pangan berbasis keragaman sumberdaya bahan
pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan
nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau
dengan memperhatikan pening-katan pendapatan petani dan nelayan, serta peningkatan
produksi yang diatur dengan undang-undang. Kebijakan pembangunan pangan nasional
diarahkan pada peman-tapan ketahanan pangan (Hardinsyah, 2000) yang salah satunya
adalah penurunan tingkat konsumsi beras dan peningkatan skor mutu konsumsi pangan.

Strategi yang diterapkan dalam rangka keberhasilan pembangunan ketahanan pangan adalah
sebagai berikut :
1. Pemberdayaan ketahanan pangan masyarakat.
2. Pengembangan sistem dan usaha agribisnis.
3. Mewujudkan kebersamaan antara masyarakat sebagai pelaku dan pemerintah sebagai
fasilitator.
4. Menumbuhkan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, mengelola produksi
pangan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, dan mampu
menyalurkan kelebihan produksi pangan untuk memperoleh harga yang wajar. Di pihak
lain, kesadaran masyarakat akan pentingnya penganekaragaman pangan dengan mutu
pangan yang dikonsumsi harus semakin meningkat dalam mewujudkan ketahanan
pangan pada tingkat rumah tangga.
5. Pemantapan koordinasi dan sinkronisasi pihak-pihak terkait dalam perencanaan,
kebijakan, pembinaan, dan pengendalian.

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
 Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
 Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
 Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 40


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 41 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

 Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
 Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 41


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 42 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 14 (empat belas) & 15 (lima belas)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan Kebijakan pertanian, pemasaran dan konsumsi
Pertemuan/Khusus
8. Bahan Kajian : Prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani

9. Sub Bahan Kajian : a) Kebijakan pertanian


b) Kebijakan pemasaran
c) kebijakan subsidi, investasi dan harga
10. Indikator Kinerja : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pertanian
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep
kebijakanpemasaran
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kebijakan subsidi,
investasi dan harga

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-9&10
Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
Penyajian a. Konsep tentang  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar
kebijakan pertanian
b. Tujuan kebijakan
c. Kebijakan harga
d. Kebijakan pemasaran
e. Kebijakan subsidi
f. Kebijakan investasi
g. Kebijakan konsumsi
Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,
dan memberikan gambaran dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
materi selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 42


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 43 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
Kebijakan pertanian merupakan cara-cara yang digunakan pemerintah untuk mengubah
lingkungan dalam produksi pertanian yang ada, misalnya mengatur harga output dan input
melalui kelembagaan yang ada dalam pasar output dan input yang bersangkutan dan
memperkenalkan tekonologi baru dalam pertanian.
Pada awalnya, analisis ekonomi terhadap kebijakan pertanian di latarbelakangi dan
disederhanakan dari beribu-ribu tujuan kebijakan yang potensial. Dalam hal ini, diasumsikan
bahwa tujuan-tujuan sosial digolongkan menjadi dua kategori utama, yaitu:
1. Tujuan untuk pertumbuhan ekonomi, dan
2. Tujuan untuk memperbaiki distribusi pendapatan.

Kedua macam kelompok tujuan ini secara berturut-turut biasa disebut dengan tujuan efisiensi
dan tujuan pemerataan (equity). Meskipun penggunaan istilah efisiensi dirasakan kurang
tepat, karena pertumbuhan merupakan suatu konsep yang dinamis sementara efisiensi
merupakan suatu konsep yang statis.
Dalam aliran ekonomi neoklasik efisensi mengarahkan penggunaan sumber daya-sember
daya nasional tertentu yang optimum secara ekonomis, misalnya pencapaian tingkat
kesejahteraan masyarakat yang maksimum pada harga pasar sumber daya dan output tertentu.
Pertumbuhan dapat terjadi melalui perubahan penggunaan sumber daya yang ada dari kurang
efisien menjadi lebih efisien atau melalui peningkatan produktivitas sumber daya agar lebih
banyak output dapat dihasilkan dari sejumlah sumber daya tertentu.
Equity (pemerataan), berkaitan dengan pendistribusian total output di antara individu atau
kelompok sosial dalam masyarakat. Ini merupakan standar kesejahteraan masyarakat secara
ekonomis.
Kebijakan mengenai harga biasanya merupakan wewenang pemerintah yang diturunkan
dalam bentuk peraturan dan keputusan pejabat wewenang, seperti surat keputusan menteri
atau pejabat yang diberikan kewenangan untuk itu. Kebijakan diambil dengan tujuan untuk
melindungi petani dan menstabilkan perekonomian. Dasar penetapan harga adalah hubungan
antara input dengan output dalam proses produksi suatu komoditas.

Mosher (dalam Hanafie, 2010) memasukan pemasaran sebagai syarat mutlak untuk
mengembangkan pertanian. Beberapa produk hasil pertanian tidak dapat berkemabang karena
terhambat pemasarnnya. Apabila biaya produksi suatu komoditi tinggi berarti produksi

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 43


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 44 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

tersebut tidak berjalan dengan efisien maka daya saing produk yang bersangkutan, baik
dipasar dalam negeri amaupun dipasar luar negeri akan menjadi rendah. Kegiatan pertanian
selama ini bias hanya sebagai kegiatan memproduksi saja, sedangkan pasca panen dan
pemasaran dilakukan oleh lembaga pemasaran bukan petani, sehingga menyebabkan rantai
pemasaran produk pertanian sangat panjang.

Subsidi diartikan sebagai pembayaran sebagian harga oleh pemerintah


sehingga harga dalam negeri lebih rendah daripada biaya rata-rata pembuatan
suatu komoditi atau harga internasionalnya. Ada 2 macam subsidi, yaitu subsidi
harga produksi dan subsidi harga faktor produksi (Hanafie, 2010 : 238).

16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik


17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
a. Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b. Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
d. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
e. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 44


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 45 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

Satuan Acara Perkuliahan


(SAP)
1. Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian
2. Kode Mata Kuliah : PAG 1316
3. SKS/Jam Per Minggu : 2 (1-1)/220’
4. Waktu Pertemuan : Kuliah 1x50’
Praktikum 1x160’
5. Pertemuan ke : 16 (Enam belas)
6. Capaian Pembelajaran Mata : Menjelaskan pembangunan ekonomi pertanian perdesaan berkelanjutan
Kuliah
7. Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan ekonomi pedesaan berkelanjutan
Pertemuan/Khusus

8. Bahan Kajian : Pembangunan Ekonomi Pertanian Pedesaan Berkelanjutan

9. Sub Bahan Kajian : a. Tujuan dan Strategi Pembangunan ekonomi Pedesaan


b. Indikator Pembangunan Ekonomi Pedesaan
10. Indikator Kinerja : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah pangan dan gizi

Kegiatan Pengajaran
Tahap Media dan Alat
Dosen Mahasiswa
Menjelaskan capaian Memperhatikan, bertanya, LCD,
Pendahuluan pembelajaran pertemuan/khusus, membuat catatan Laptop/komputer,
Menjelaskan bahan kajian dan Buku Ajar
sub kajian yang diharapkan dapat
dicapai pada pertemuan ke-15
Penyajian Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan penjelasan LCD,
mahasiswa tentang: dosen dan bertanya Laptop/Komputer
Ekonomi Pedesaan Berkelanjutan  Berdiskusi dengan dosen Buku Ajar

Penutup Memberikan kesimpulan singkat Mendengarkan penjelasan LCD,


dan memberikan gambaran materi dosen dan bertanya. Laptop/komputer,
selanjutnya. Buku Ajar
11. Uraian Materi :

Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat


pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan
pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 45


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 46 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
46

secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan
nasional.

Tujuan pembangunan pedesaan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
alam.

Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah terciptanya kawasan pedesaan yang
mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan
lain melalui pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang
damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Sasaran

Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:


a. Peningkatan produksi dan produktivitas
b. Percepatan pertumbuhan desa
c. Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan
lapangan usaha produktif.
d. Peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat.
e. Perkuatan kelembagaan.

12. Evaluasi : Test Tertulis dan observasi langsung


13. Metode Pembelajaran: Ceramah, diskusi, dan latihan soal
14. Media dan alat bantu yang digunakan: Komputer/laptop, LCD, Papan tulis, spidol
15. Materi Ujian:
16. Kriteria penilaian: Mengacu pada Peraturan Akademik
17. Pedoman Bukti: Lembar jawaban dan ceklist observasi langsung
18. Referensi :
 Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
 Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
 Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
 Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
 Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 46


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 1 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : I (satu)

Capaian Pembelajaran : Menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan


permasalahan ekonomi pertanian

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :

a) Menjelaskan pengertian Ekonomi Pertanian


b) Menjelaskan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian
c) Menguraikan permasalahan Ekonomi Pertanian
2. Indikator Capaian Kinerja :
a) Mampu menjelaskan pengertian Ekonomi Pertanian
b) Mampu Menjelaskan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian
c) Mampu Menguraikan permasalahan Ekonomi Pertanian
3. Teori :
Pengertian Ilmu Ekonomi Pertanian
Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian ilmu ekonomi umum yang mempelajari
fenomena fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik
mikro maupun makro. Dengan kata lain, Ilmu ekonomi pertanian adalah ilmu yang
mempelajari perilaku dan upaya manusia, baik langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi hasil-hasil pertanian. Pertanian
merupakan proses produksi didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian
merupakan industry primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya tanag, air, dan
meniral, serta modal dalam berbagai bentuk, pengelolaan dari tenaga kerja untuk
memproduksi dan memasarkan berbagai barang yang diperlukan oleh manusia.
Ilmu ekonmi pertanian di Indonesia berkembang dalam 2 segi pandangan yaitu
(1) Salah satu bagian atau cabang ilmu pertanian merupakan bagian atau aspek-aspek
social ekonomi dari persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian. Ilmu
ekonomi pertanian yang demikian pada awalnya dipelajari dan diberikan kepada
mahasiswa fakultas pertanian. Banyak yang berminat di dalamnya dengan harapan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 1


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 2 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

dikemudian hari dapat memangku jabatan yang menyangkut pemecahan persoalan-


persoalan social ekonomi pertanian. Dalam perkembangannya, bagian ini kemudian
bercabang menjadi 2 yaitu (a) Ilmu ekonomi pertanian dengan cabangnya mencakup
ttaniaga, ilmu ekonomi produksi pertanian, dan lain-lain serta (b) ilmu sosiologi
pendesaan.
(2) Bagian mahasiswa fakultas ekonomi, ilmu ekonomi pertanian merupakan ilmu
ekonomi yang diterapkan pada bidang pertanian. Hal ini memiliki cirri dan tekanan
agak berbeda dengan ilmu ekonomi pertanian pada pandangan pertama. Dengan
dasar-dasar teori ekonomi mikro, ekonomi makro, tata buku, statistic dan lain-lain.
Para mahasiswa mempelajari penerapan segala teori-teori ekonomi dan perusahaan
tersebut pada persoalan-persoalan pertanian, hubungan-hubungan ekonominya satu
sama lain, dan implokasinya bagi perekonomian nasional.

Makna terminologis ilmu ekonomi yang utama berkaitan dengan masalah pilihan.
Konsumen misalnya harus menetapkan pilihan atas beberapa jenis barang yang ingin
dikonsumsinya. Konsumen senantiasa berupaya memaksimalkan kepuasan dengan
keterbatasan sumberdaya finansial yang mereka miliki. Kita semua, terlepas dari siapa dan
apa peran kita harus mengambil keputusan mengalokasikan waktu yang kita miliki untuk
bekerja atau tidak. Kita juga harus mengambil keputusan apakah akan membelanjakan
uang kita atau menabung saja. Produsen di sisi lain juga harus mengambil keputusan
dalam aktivitas produksinya. Tujuan produsen adalah memaksimalkan profit dengan
keterbatasan modal usaha yang mereka punyai pada tingkat harga jual produk mereka di
pasar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baik konsumen maupun produsen selalu
menggunakan analisis biaya dan manfaat dalam proses pengambilan keputusan atas
tindakan yang bermotif ekonomi.

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku konsumen, produsen dan
masyarakat pada umumnya dalam melakukan pilihan atas sejumlah alternatif
pemanfaatan sumberdaya dalam proses produksi, perdagangan, serta konsumsi barang
dan jEkonomi Pertanian: Antara

Perspektif Mikro dan Makro Ekonomi serta Ekonomi Positif dan Normatif

Setelah pengertian mengenai ilmu ekonomi diberikan, hal lain yang perlu diketahui adalah
pembagian ilmu ekonomi menjadi dua bidang utama yaitu ilmu ekonomi makro dan
mikro. Mikro ekonomi mempelajari perilaku ekonomi individual atau kelompok pelaku
ekonomi yang spesifik. Misalnya ekonomi mikro mengkaji bagaimana perilaku produsen
telur, konsumen beras, bagaimana harga telur di pasar ditetapkan. Mikroekonomi

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 2


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 3 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

mengabaikan keterkaitan antar pasar dengan mengasumsikan bahwa semua determinan di


luar lingkup analisis tidak berubah (ceteris paribus). Makro ekonomi di sisi lain
memusatkan kajiannya pada perekonomian secara agregat, seperti pertumbuhan produk
domestik bruto, kesenjangan antara PDB potensial dan PDB aktual, trade off antara
pengangguran dan inflasi, dan sebagainya. Meskipun ekonomi makro dan mikro
mempelajari perilaku pelaku ekonomi dari sudut yang berbeda, tak ada pertentangan di
antara keduanya.

Baik analisis makro ekonomi maupun mikro ekonomi keduanya digunakan dalam
ekonomi pertanian. Beberapa pokok bahasan ekonomi pertanian yang dipelajari dari
perspektif mikro ekonomi adalah teori perilaku konsumen, teori produksi, perilaku pasar,
teori biaya dan analisis distorsi harga. Sedangkan aspek makro ekonomi yang dipelajari
dalam ekonomi pertanian antara lain adalah pasar barang dan output nasional,siklus bisnis,
pasar uang dan kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan perimbangan APBN serta teori-
teori tentang perdagangan internasional.

Karena bidang kajian ekonomi pertanian mencakup spektrum masalah yang cukup luas, di
mana aspek kebijakan, isu-isu lingkungan dan sosial juga dipelajari maka ilmu ekonomi
kemudian dibedakan menjadi ilmu ekonomi positif dan normatif. Ilmu ekonomi positif
mempelajari realitas ekonomi apa adanya atau dengan kata lain menjawab pertanyaan
“what is?”, sementara ilmu ekonomi normatif mencoba menjawab “what should be?” –
apa yang seharusnya dilakukan? Kedua proposisi ilmiah tersebut, baik positif maupun
normatif sangat diperlukan terutama dalam kaitannya dengan berbagai upaya formulasi
kebijakan di sektor agrobisnis.

Definisi dan Ruang Lingkup Pertanian

Pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Pemanfaatan


sumberdaya yang efisien pada tahap-tahap awal proses pembangunan menciptakan surplus
ekonomi melalui sediaan tenagakerja dan formasi kapital yang selanjutnya dapat
digunakan untuk membangun sektor industri.

Pertanian atau usahatani hakekatnya merupakan proses produksi di mana input alamiah
berupa lahan dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, sinar matahari serta faktor
klimatologis (suhu, kelembaban udara, curah hujan, topografi dsb) berinteraksi melalui
proses tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan output primer yaitu
bahan pangan dan serat alam.

Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 3


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 4 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

1. Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau
mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi
sektor perikanan dan ekstraksi hasil hutan.
2. Jenis pertanian kedua adalah pertanian generatifyaitu corak pertanian yang
memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan
tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan tahapan perkembangannya pertanian
generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Perladangan berpindah (shifting cultivation), merupakan salah satu corak
usahatani primitif di mana hutan ditebang-bakar kemudian ditanami tanpa
melalui proses pengolahan tanah. Corak usahatani ini umumnya muncul
wilayah-wilayah yang memiliki kawasan hutan cukup luas di daerah tropik.
Sistem perladangan berpindah dilakukan sebelum orang mengenal cara
mengolah tanah.
2. Pertanian menetap (settled agricultured) yaitu corak usahatani yang pada
awalnya dilakukan di kawasan yang memiliki kesuburan tanah cukup tinggi
sehingga dapat ditanami terus menerus dengan memberakan secara
periodik.

Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian
dikenal dua kategori pertanian yakni pertanian subsisten dan pertanian komersial.
Pertanian subsisten ditandai oleh ketiadaan akses terhadap pasar. Dengan kata lain produk
pertanian yang dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga, tidak dijual.
Pertanian komersial berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian
komersial menjadi karakter perusahaan pertanian (farm) di mana pengelola usahatani telah
berorientasi pasar. Dengan demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya
dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.

Selain karakteristik pertanian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, berdasarkan ciri
pengelolaannya dikenal adanya konsep pertanian dalam arti luas dan sempit. Pertanian
dalam arti luas mencakup:Pertanian dalam arti sempit yaitu pertanian rakyat dan
Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan

Pertanian dalam makna sempit atau pertanian rakyat adalah usahatani yang dikelola oleh
petani dan keluarganya. Umumnya mereka mengelola lahan milik sendiri atau lahan sewa
yang tidak terlalu luas dan menanam berbagai macam tanaman pangan, palawija dan atau
hortikultura. Usahatani tersebut dapat diusahakan di tanah sawah, ladang dan pekarangan.
Hasil yang mereka panen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga, jika hasil panen
mereka lebih banyak dari jumlah yang mereka konsumsi mereka akan menjualnya ke
pasar tradisional. Jadi pertanian dalam arti sempit dapat dicirikan oleh sifat subsistensi
atau semi komersial. Ciri lain pertanian rakyat adalah tidak adanya spesifikasi dan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 4


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 5 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

spesialisasi. Mereka biasa menanam berbagai macam komoditi. Dalam satu tahun musim
tanam petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan pangan atau tanaman
perdagangan.

Keputusan petani untuk menanam bahan pangan terutama didasarkan atas kebutuhan
pangan keluarga, sedangkan bila mereka memutuskan untuk menanam tanaman
perdagangan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi pengambilan keputusan
tersebut antara lain adalah iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan
tanaman tersebut dan ekspektasi harga. Jenis komoditi perdagangan rakyat meliputi
tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh, vanili, buah-buahan, bunga-
bungaan dan sayuran.

Di samping mengusahakan komoditi-komoditi di atas, pertanian rakyat juga mencakup


usahatani sampingan yaitu peternakan, perikanan dan pencarian hasil hutan. Bila
pendapatan seorang petani sebagian besar diperoleh dari sektor perikanan maka ia disebut
nelayan. Namun demikian ciri subsistensi atau semi komersial tetap lekat pada pertanian
rakyat baik usahatani tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan maupun
kehutanan.

Adapun bila usahatani, perkebunanan, peternakan, perikanan dan kehutanan telah


dilakukan secara efisien dalam skala besar dengan menerapkan konsep spesialisasi
komoditi maka karakteristik pertanian bergeser ke arah komersialisasi dan dikenal dengan
istilah perusahaan pertanian atau farm. Perkebunan yang dikelola secara komersial dikenal
sebagai plantation. Dalam peternakan dikenal istilah ranch untuk peternakan sapi yang
dikelola secara profesional, demikian seterusnya.

Dari latar belakang historis dan karakteristik ilmu ekonomi pertanian di atas, maka ilmu
ekonomi pertanian dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari perilaku petani tidak saja dalam kehidupan profesionalnya namun juga
mencakup persoalan ekonomi lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan produksi, pemasaran dan konsumsi petani atau kelompok-kelompok
tani.

4. Bahan dan Alat : Alat tulis kantor

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 5


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 6 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan
indicator capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c. Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan
kasus pada materi ini.
d. Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan
pertanyaan terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen
kompetensi, dan indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e. Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara
mandiri selama 70 menit pada lembar kerja.
f. Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa

7. Tugas dan Pertanyaan :


a) Jelaskan pengertian Ekonomi Pertanian?
b) Jelaskan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian?
c) Uraikan permasalahan Ekonomi Pertanian?

8. Pustaka :
a) Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
b) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakartta

9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 6


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 7 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : II(dua)

Capaian Pembelajaran : Menjelaskan Ekonomi Pertanian di Indonesia

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :


a) Menjelaskan Ciri-ciri Umum pertanian
b) Menjelaskan System pertanian
c) Menguraikan Pembagian bidang-bidang pertanian
2. Indikator Capaian Kinerja :
a. Mampu menjelaskan Ciri-ciri Umum pertanian
b. Mampu menjelaskan System pertanian
c. Mampu menjelaskan Pembagian bidang-bidang pertanian

3. Teori :

Ciri-ciri Pertanian di Indonesia

1. Pertanian tropika Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa


yang berarti merupakan daerah tropika. Dengan demikian jenis tanaman, hewan,
perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di
samping itu ada pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk
negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung. Letaknya yang di
antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik,
memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin yang berakibat adanya
perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia
merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain. 2. Pertanian dataran tinggi
dan rendah Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung),
sehingga memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan
dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami
tanaman beriklim subtropis.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 7


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 8 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

2. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur). ◦
Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai
iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian
timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering. 4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
◦ Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan terbentuk hutan
tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput. 5. Perikanan darat dan laut. •
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga daerahnya
terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat
dan laut. 6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa. ◦ Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai
spesifikasi yang berbeda Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat฀ luar Jawa
umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang฀ ◦ mempengaruhi corak pertanian:
pertanian di jawa umumnya merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan
pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas.

3. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah • Daratan Indonesia


terbagi menjadi : • tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa, • lahan kering
yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan • pertanian basah yaitu lahan yang
beririgasi. 8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang
surut • Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang
beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll. ◦ Berdasarkan fasilitas
teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. ◦ Lahan/sawah
tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya berasal dari
air hujan. ◦ Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa. ◦ Sawah pasang
surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang sedang pasang, sering
juga terdapat saluran irigasi.

4. . Pertanian dalam arti sempit dan luas Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok
tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok
tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan. 2. Pertanian Rakyat dan Perkebunan
Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dalam luas areal dan
manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan
manajemen sederhana. Menurut pemilikannya perkebunan dibagi menjadi
perkebunanBUMN, perkebunan Swasta Asing, perkebunan Swasta Nasional, Joint
venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.

5. . Pertanian Tanaman Makanan dan Perdagangan Penggolongan ini cukup lemah,


sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat
diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan
secara umum komoditinya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman Makanan
terdiri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian. 4. Pertanian Hortikultur dan non-

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 8


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 9 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Hortikultur Hortikultur terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil


hortikultur pada umumnya mempunyai sifat mudah busuk/rusak (perishable) dan
bermuatan besar (bulky = volumeneous). Sering disebut bahwa sifat seluruh hasil
pertanian adalah perishable dan bulky, pada hal hasil pertanian non-hortikultur tidak
mudah rusak dan tidak bulky seperti cengkeh, jagung, padi, lada dan lainnya. Karena itu
hati-hati dalam menggeneralisasi sifat-sifat pertanian. Di Indonesia tanaman kentang
termasuk tanaman hortikultura, tetapi di Eropah, misalnya di Belanda termasuk tanaman
makanan.

6. Pertanian Tanaman Semusim dan Tanaman Keras Tanaman semusim sering disebut
tanaman muda atau tanaman tahunan atau annual crop. Contoh : padi, jagung, pisang,
cabe, kentang, kacangan, dll. Tanaman semusim ini dapat dibagi dua yaitu: 1. Sekali
tanam sekali panen seperti padi, jagung. 2. Sekali tanam beberapa kali panen seperti cabe,
tomat arcis, buncis, dll. Tanaman Keras atau perenial crop adalah tanaman yang berumur
panjang dan dapat berbuah atau panen berkali-kali. Contoh: karet, kelapa sawit, coklat,
duren, dll 6. Pertanian Subsisten dan Perusahaan Pertanian subsisten adalah pertanian yang
seluruh hasilnya digunakan atau dikonsumsi sendiri oleh produsennya. Kalau hasil
pertanian itu hanya cukup untuk dimakan maka disebut subsistence level of living, dan
kondisi ini sama dengan petani miskin. Pertanian perusahaan atau commercial adalah
pertanian yang hasilnya bertujuan dijual ke pasar.

7. Pertanian Generatif dan Ekstraktif Pertanian generatif adalah pertanian yang telah
dilakukan di dalamnya pemeliharaan/perlakuan pada proses produksinya. Petani terlibat
dalam pemupukan, pemberantasan hama/penyakit, dll. Pertanian ekstraktif adalah usaha
pertanian yang hanya mengumpulkan hasil, misalnya pengambilan rotan di hutan,
penebangan kayu hutan, penangkapan ikan di laut. 8. Pertanian Lahan Sawah dan Lahan
Kering Lahan sawah adalah lahan yang pada saat-saat tertentu digenangi air untuk
ditanami. Berdasarkan sumber airnya sawah dibagi menjadi: 1. Sawah irigasi (teknis dan
setengah teknis), tadah hujan, rawa, dll. Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut
irigasi, pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi. 2. Lahan kering adalah lahan
yang senantiasa diusahakan kering, lahan kering sering disebut lahan darat, tegalan, huma
atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya terdapat di lahan kering.

8. Pertanian Modern dan Tradisionil Pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi pada
jumlah nilai input per ha, pertanian modern dan tradiosionil berkonotasi terhadap tingkat
penggunaan teknologi. Pertanian modern menggunakan teknologi lebih tinggi daripada
pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak menggunakan mesin, sedikit memakai
tenaga manual. Pertanian modern belum tentu lebih menguntungkan daripada pertanian
tradisionil. Pertanian modern dapat menimbulkan pengangguran di pedesaan di Indonesia.
10. Pertanian Spesialisasi dan Diversifikasi Pertanian spesialisasi disebut juga pertanaman

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 9


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 10 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

sejenis atau monokulture. Spesialisai berarti mengusahakan satu jenis tanaman, atau ternak
atau ikan. Pertanian diversifikasi disebut juga pertanian campuran. Diversifikasi dalam arti
sempit mengusahakan berbagai jenis tanaman atau ternak atau ikan. Diversifikasi dalam
arti luas adalah mengusahakan tanaman+ternak, misalnya usaha ternak lembu+tanaman
jagung. Dalam arti luas ini harus paling tidak kombinasi dari usaha tanaman+ternak,
ternak+ikan, ikan+hutan.

9. Pertanian Intensif dan Ekstensif Orang awam menganggap pertanian intensif adalah
pertanian yang memakai areal sempit dan banyak digunakan input, pertanian ekstensif
adalah pertanian yang arealnya luas, pemakaian input tidak disebutkan. Intensif atau
ekstensifnya suatu usaha pertanian dapat ditunjukkan dalam waktu yang sama atau
berbeda, antar daerah, antar jenis tanaman/ usaha. Indikator menunjukkan intesif atau
ekstensif adalah ratio atau perbandingan dari jumlah penggunaan nilai input per satuan
luas, bukan hanya bergantung luas areal saja.

10. Peternakan Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 1967 tentang ketentuan-


ketentuan pokok peternakan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut : Hewan adalah
semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara atau yang masih liar. Hewan
piaraan adalah hewan yang cara hidupnya sebagian ditentukan oleh manusia untuk
maksud tertentu. Ternak adalah hewan piaraan yang tempatnya, reproduksinya,
pemeliharaannya dan hasilnya telah dikelola oleh manusia.

11. Berdasarkan golongan hewan, ternak dibagi menjadi: 1. Ternak besar yaitu lembu/sapi,
kerbau dan kuda. 2. Ternak kecil yaitu kambing, biri-biri dan babi. 3. Ternak unggas yaitu
ayam, bebek, angsa dan kalkun. Berdasarkan output ternak dibagi menjadi: 1. Ternak
perah/susu yaitu sapi, kerbau, kambing, biri-biri. 2. Ternak daging yaitu semua ternak
besar+ternak kecil dan ayam broiler. 

12. Ada pula istilah ternak dwi guna misalnya : ternak sapi potong yang berguna
sebagai sumber daging + sumber tenaga kerja (dalam pengolahan lahan dan transportasi).
Ayam dwiguna artinya dia sebagai ayam petelor dan sebagai sumber daging. Berdasarkan
sumber gizi makanan manusia maka ternak dibagi menjadi ternak penghasil daging, susu
dan telor. Akhir-akhir ini dalam pertanian rakyat, hasil ikutan ternak yakni pupuk kandang
sangat berperan dalam menaikkan produksi.

13.    Berdasarkan tempat ekosistemnya perikanan dapat dibagi menjadi: 1. Perikanan


laut, bersifat ekstraktif. 2. Perikanan darat di air tawar, bersifat budi daya. Berdasarkan
output perikanan dapat dibagi menjadi: 1. Golongan ikan, baik di laut dan di air tawar 2.
Golongan berkulit keras, termasuk udang 3. Golongan binatang lunak, kerang dan cumi-

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 10


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 11 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

cumi. 4. Golongan binatang lainnya, sotong, penyu, uburubur. Udang bukan ikan tetapi itu
termasuk usaha perikanan

14. Perikanan darat terdiri dari : 1. Tambak, 2. Kolam, 3. Sawah, 4. Sungai 5. Danau.
Orang yang bermata pencaharian di perikanan laut disebut nelayan, orang yang
membudidayakan ikan disebut petani ikan (bukan peternak ikan). Nelayan terdiri dari :
1. nelayan buruh, 2. juragan 3. pemilik kapal. Berdasarkan perahu/kapal penangkap ikan
nelayan pemilik dibagi menjadi : nelayan tradisionil nelayan bermotor. 

15. Nelayan tradisional memakai perahu tanpa mesin. Bila perahu mempunyai mesin
yang ditempel di luar disebut perahu tempel, bila perahu/kapal telah mempunyai mesin di
dalam kapal maka disebut kapal motor. Berdasarkan besarnya mesin yang digunakan
kapal dibagi menjadi : 1. kapal kecil yaitu 5GT-10GT, 2. kapal sedang mempunyai mesin
1530GT, 3. kapal besar mempunyai mesin di atas 30GT.

16. Menurut fungsinya hutan dapat dibagi menjadi: 1. Hutan Lindung, 2. Hutan Produksi,
Menurut pemilikan hutan dibagi menjadi: 1. Hutan Negara, 2. Hutan Rakyat. Menurut
ekologinya hutan dapat dibagi menjadi : 1. Hutan Tropis, 2. Hutan Bakau, dll. Suatu
areal hutan yang belum pernah dijamah manusia maka disebut hutan original.
Pohon/tumbuhan di semua jenis hutan diatas tidak ada yang ditanam oleh manusia. Bila
ditanam kembali oleh manusia karena ditebang maka disebut hutan reboisasi. 

17. Siapa itu petani? Apakah Dirut PTPN juga seorang petani karena incomenya dari
sektor pertanian? Siapa sebenarnya petani yang dimaksud dalam sehari-hari itu, dan
dalam pembangunan pertanian itu bagi petani yang mana dimaksud/ditujukan?

18. Menurut klasifikasi pertanian dapat disebutkan: 1. Petani tradisionil atau petani
modern. 2. Petani sawah atau petani darat. 3. Petani spesialisasi atau petani diversifikasi.
Menurut jenis usahanya adalah: 1. Petani padi bila dia mengusahakan tanaman padi. 2.
Petani padi dan jagung, dia menanam padi dan jagung. 3. Petani/pekebun karet, dia
mengusahakan tanaman karet. 4. Petani ikan mas, dia mengusahakan/memelihara ikan
mas. 5. Peternak sapi perah, dia memelihara sapi perah, dll. 

19. Petani tanpa lahan dan modal. Petani ini paling miskin, dia hanya memiliki tenaga
kerja. Contoh : buruh-buruh, petani yang baru kena PHK dari perkotaan, petani yang
dirundung malang sepanjang tahun, petani yang kena penggusuran dan sebagainya. 2.
Petani punya lahan sempit tanpa modal. Petani ini hanya memiliki lahan tempat berdiri
rumah/gubuknya. Dia tidak dapat mengusahakan tanaman secara memadai, mungkin dapat
memelihara ayam/bebek sebanyak 2-5 ekor saja. Profil petani ini sama saja dengan profil

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 11


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 12 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

petani pada nomor 1. Petani nomor 1 dan 2 ini dapat dikembangkan dengan penanganan
khusus, serius dan konsisten. 3. Petani punya lahan sedang tanpa modal. Petani ini masih
rendah produksinya karena tanpa modal dia susah berusahatani karena tak ada modal.
Petani semacam ini dapat dikembangkan dengan memberikan bantuan modal dan
penyuluhan. 4. Petani punya lahan cukup/luas dan modal cukup/besar. Hanya jenis petani
ini yang membutuhkan penyuluhan atau inovasi baru untuk mengembangkan
usahataninya.

Macam-macam Sistem Pertanian

Sistem pertanian sawah

Sawah merupakan sebidang tanah dengan batas kepemilikan berupa pematang lurus
membujur. Masing-masing petak dibagi dengan pematang juga. Sistem sawah, merupakan
teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air,
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat
dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang
baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun
palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.

Pada sistem sawah, petani menggunakan sistem pengolahan tanah yang monokultur,
karena sawah ini menggunakan irigasi teknis dan bukan merupakan sawah tadah hujan.
Untuk pengairan, airnya cukup dengan sedikit tergenang, atau macak-macak. Hal ini untuk
menanggulangi gulma. Jarak antar tanaman pun juga diatur.

Lahan sawah biasanya identik dengan sistem pengairan. Sistem pengairan di sini
merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kelangsungan sistem pertanian ini sendiri.
Kebanyakan lahan sawah di sini menggunakan saluran irigasi teknis, sehingga keberadaan
air masih sangat melimpah, dan air akan tetap ada meskipun pada musim kemarau.
Berbeda halnya apabila dibandingkan dengan sawah yang menggunakan hujan sebagai
sumber airnya. Sawah dengan saluran irigasi, baik teknis maupun setengah teknis biasanya
terbentang dan tergolong sangat luas karena saluran irigasi dapat digunakan tidak hanya di
satu tempat saja, sehingga dapat pula mengairi lahan lain yang masih termasuk dalam satu
wilayah. Ini berarti, untuk pengelolaan sistem sawah ini memerlukan input dari luar,
berupa air irigasi tadi. Selain itu, sawah seperti ini masih menggunakan pupuk kimia serta
pestisida yang juga didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pertanian
sawah ini belum merupakan sistem pertanian yang terpadu, juga belum dapat dikatakan
sebagai pertanian yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan proses produksi untuk
menghasilkan output masih berorientasi pada hasil yang maksimum, bukan optimum.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 12


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 13 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Macam-macam sistem pertanian sawah:

Sawah irigasi teknis

Sawah yang pengairannya sejak dari sumber air sampai petak sawah terdapat jaringan
irigasi dari bangunan permanen. Sehingga kehilangan air karena rembesan atau penguapan
dapat diminimalkan.

Sawah irigasi setengah teknis

Sawah yang jaringan irigasinya tidak seluruhnya permanen, sehingga kehilangan air akibat
rembesan dan penguapan masih banyak terjadi.

Sawah irigasi sederhana

Sawah dengan bangunan jaringan irigasi menggunakan peralatan seadanya, sehingga


kurang hemat air.

Sawah irigasi pompa

Sawah dengan memanfaatkan pompa untuk menaikkan air tanah atau air sungai yang
permanen dalam untuk mengairi lahan pertanian yang ada di sekitarnya.

Sawah irigasi tadah hujan

Sawah yang semata-mata hanya tergantung curah hujan daerah setempat, atau hanya
dengan memanfaatkan musim penghujan.

Sawah irigasi pasang surut

Sawah yang tergantung dengan pasang surutnya air rawa, sehingga dapat disebut pula
irigasi dengan memanfaatkan air alami.

Material yang dimasukkan dalam upaya pembudidayaan lahan sawah yang pasti adalah
pupuk. Namun pupuk yang digunakan dalam sawah ini bukanlah pupuk organik,
melainkan pupuk kimiawi, seperti SP-36, KCl, Urea, dll. Selain itu juga adanya input
berupa air yang berasal dari pengairan. Pada lahan sawah, biasanya pada waktu musim
tanam menghabiskan waktu sekitar 4 bulan untuk padi, sehingga dalam waktu 1 tahun
biasanya terbagi menjadi 3 kali musim tanam. Dalam pengelolaannya sawah ini diolah
menggunakan traktor dengan menggunakan sumberdaya manusia, dalam hal ini

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 13


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 14 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

pengelolaannya memerlukan banyak tenaga kerja mulai dari pengolahan tanah,


penanaman, sampai dengan pemanenan.

Hasil yang ada dan dibawa keluar areal persawahan antara lain gabah dan jerami, yang
biasanya digunakan untuk pakan ternak. Sementara padinya sendiri setelah diolah menjadi
beras untuk kemudian dijual. Ada bermacam-macam cara yang umum dilakukan oleh
petani di sawah dalam menangani jerami padi yaitu diangkut dari lahan untuk pakan
ternak, dijual, dibakar, ditimbun di lahan usaha, disebar di permukaan tanah, dibenam
dalam lapisan olah, atau digunakan kembali sesuai dengan keperluan untuk tanaman
palawija.

Di beberapa pusat penghasil padi, penanganan jerami setelah panen adalah dibakar
langsung di petak pertanaman. Ada beberapa alasan dilakukan pembakaran jerami, selain
lebih praktis, abu bakaran langsung sebagai pupuk, atau dapat mengusir hama dan
penyakit endemik. Tetapi, dampak negatif membakar limbah panen adalah menimbulkan
pencemaran udara dan menghilangkan hara dalam jumlah yang cukup banyak, terutama
yang bersifat mudah menguap.

Menimbun jerami di tepi petak sawah merupakan cara umum yang dilakukan petani di
beberapa tempat. Keuntungannya adalah menghemat tenaga kerja, tapi kelemahannya
adalah mengurangi luasan tanah yang dapat ditanami. Timbunan jerami juga merupakan
sarang tikus.

Sistem pertanian tegal

Sistem pertanian tegal merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem
peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya
sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada,
yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang
berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan
umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Input atau masukan yang diberikan antara lain pupuk. Tanaman di tegal ini diusahakan
dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup petaninya. Oleh karena itu,
agar hasilnya juga maksimal, maka tanah perlu dipupuk agar tanah tersebut terjaga
kesuburannya. Jenis pupuk yang diperlukan adalah pupuk yang mengandung unsur N, P,
dan K. Akan tetapi, kebutuhan tanaman tidak hanya N, P, ataupun K, namun juga unsur
mikro. Jika unsur mikronya diambil lama-lama akan habis, maka tanah itu tidak akan
produktif lagi. Maka dianjurkan untuk memakai pupuk organik agar kembali unsurnya,
baik biologi maupun kimiawinya. Jika hanya menggunakan pupuk anorganik hanya

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 14


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 15 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

menambah kesuburan kimianya saja. Keluaran atau output yang dihasilkan adalah selain
hasil pertanian itu sendiri, batang tanaman jagung maupun daun-daunan itu diambil untuk
pakan ternak. Dan tidak ada pemanfaatan sisa-sisa tanaman sebagai pupuk, karena hasil
hanya diangkut keluar lahan dan tidak ada yang ditinggal dalam lahan itu sendiri.

Pada lahan tegal, biasanya siklus haranya adalah terbuka, semua hasilnya diangkut keluar
areal, dan tidak ada yang ditinggal. Hal ini tidak dibenarkan. Seharusnya, masih ada sisa-
sisa panen yang dibiarkan di lahan itu, agar lama-kelamaan berubah menjadi pupuk untuk
menambah unsur hara tanah. Namun petani malah menggunakannya sebagai pakan ternak.
Tetapi apabila kotoran ternak itu dikembalikan ke lahan, maka akan ada siklus hara yang
masuk.

Untuk sistem tegal sendiri, biasanya tetap mendapat masukan (input) dari luar. Karena
tanaman atau komoditas yang ditanam pada lahan ini biasanya hanya sejenis, sehingga
belum dapat dikatakan sebagai sistem pertanian yang terpadu. Akan tetapi berbeda
masalahnya apabila dalam tegal itu ditanam dua atau lebih jenis komoditas (tumpang sari).

Sistem pertanian talun (tegal pekarangan)

Talun merupakan salah satu komponen yang umum ditemukan pada agroekosistem di
Jawa Barat. Talun adalah salah satu sistem agroforestry yang khas, ditanami dengan
campuran tanaman tahunan/kayu (perennial) dan tanaman musiman (annual), dimana
strukturnya menyerupai hutan, secara umum ditemui di luar pemukiman dan hanya sedikit
yang berada di dalam pemukiman.

Sistem pertanian ini berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air
yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu,
walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya
jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan
pohon-pohonan.

Fungsi ekologi talun antara lain adalah memberikan perlindungan terhadap plasma nutfah,
sebagai habitat satwa liar seperti jenis burung dan serangga penyerbuk, memberi
perlindungan terhadap tanah dari bahaya erosi, dan sebagai penghasil seresah dan humus.
Sedangkan fungsi sosial ekonominya antara lain adalah memberikan manfaat ekonomi
dari hasil produksinya yang dapat dijual atau yang dapat dimanfaatkan secara langsung
seperti kayu bakar, bahan bangunan, dan buah-buahan.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 15


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 16 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Pengolahan tanah: Lahan talun ini benar-benar menggunakan sistem tanam campuran.
Karena petani hanya menanam dan membiarkan lahannya dan tidak ada perawatan yang
intensif seperti pada tegal. Jenis-jenis tanaman yang ada di talun ini antara lain: Kacang
tanah, jagung, jati, mangga, singkong, angsana, johar, tanaman obat, dll. Tanaman di lahan
ini tidak terspesifik karena talun merupakan gabungan antara tegal dengan pekarangan. Di
samping itu, jenis tanaman yang tumbuh di talun tidak ditentukan. Petani hanya menanam
komoditasnya, sementara tanaman lain tumbuh dengan sendirinya. Dengan kata lain, pada
lahan talun ini tanaman yang ada pada lahannya merupakan tanaman dengan sistem
tumpang sari (multiple cropping).

Jarak tanaman yang diterapkan sama sekali tidak teratur. Mungkin ada yang diatur, namun
karena perawatannya tidak terlalu intensif, sehingga pertumbuhan dan jarak tanam antara
tanaman lama dengan tanaman yang baru tumbuh pun tidak teratur. Input atau masukan
yang diberikan antara lain pupuk. Tanaman di talun ini juga memerlukan masukan karena
sebagian hasil pertaniannya juga untuk dijual. Oleh karenanya, lahan ini juga terkadang
dipupuk namun ini pun juga tidak terlalu sering, hanya jika hasil panen kurang maksimal
saja. Karena macam vegetasi di sini sangat banyak, dan tidak memerlukan pengolahan
tanah secara intensif, sehingga sisa-sisa tanaman yang jatuh, setelah mengalami
dekomposisi akan berubah menjadi pupuk organik. Keluaran atau output yang dihasilkan
adalah semua hasil pertanian meliputi jagung, mangga, dan semua yang bernilai jual.

Pada lahan talun ini, siklus haranya adalah tertutup, hasil yang dibawa keluar adalah yang
bernilai jual, dan yang lain dibiarkan begitu saja dengan tujuan jika terdekomposisi dapat
menjadi pupuk organik. Sehingga seharusnya petani tidak perlu memupuk. Namun jika
diperlukan dapat ditambah pupuk.

Sistem pertanian talun merupakan sistem pertanian yang cukup kompleks, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengolahan dari sistem pertanian ini merupakan pertanian yang terpadu.
Hal ini dikarenakan dalam prosesnya, melibatkan bermacam-macam komoditas yang
berbeda, dan biasanya pengolahannya sangat minimal dan hampir dapat dikatakan
perawatannya seperti perawatan lahan pekarangan. Interaksi antar komponen biotik dan
abiotiknya pun sangat variatif mengingat lahan ini tergolong cukup kompleks. Sistem
pertanian ini sering disebut dengan agroforestri (wanatani) yang biasanya terdapat di desa
(pengelolaan hutan desa).

Sistem pertanian pekarangan

Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar
keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk dan pola

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 16


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 17 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

tanaman pekarangan tidak dapat disamakan, bergantung pada luas tanah, tinggi tempat,
iklim, jarak dari kota, dan jenis tanaman.

Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling
menguntungkan. Sebagian dari tanaman dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan sebagian
lagi untuk manusia, sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang untuk
menyuburkan tanah pekarangan. Dengan demikian, hubungan antara tanah, tanaman,
hewan piaraan, ikan dan manusia sebagai unit-unit di pekarangan merupakan satu
kesatuan terpadu.

Lahan pekarangan sangatlah efektif dan efisien untuk bercocok tanam. Kita dapat
menanam tanpa perlu adanya pupuk. Karena biasanya, kita akan membiarkan tanaman
tumbuh dengan sendirinya, dan daun juga gugur dengan sendirinya. Selain hasilnya lebih
efisien, ternyata lahan pekarangan juga termasuk lahan yang ramah lingkungan dan tidak
mudah merusak tanah. Jika biasanya tanah akan mudah tercuci atau hilang kandungan
haranya karena kesalahan pengolahan tanah, maka lain halnya dengan tanah di
pekarangan.

Input atau masukan yang diberikan juga sama sekali tidak ada. Karena lahan pekarangan
ini tidak digunakan untuk dijual dan hasilnya untuk dikonsumsi sendiri. Oleh karena itu,
jika diberikan tambahan pupuk, berarti pemilik akan mengeluarkan biaya tambahan.
Namun tanpa pupuk pun ternyata tanaman di sini juga dapat tumbuh dengan subur karena
memperolah masukan dari sisa-sisa tanaman yang telah terdekomposisi menjadi unsur
hara. Sedangkan keluaran yang ada adalah hasil panenan dari berbagi macam tanaman
yang ada di pekarangan. Hampir semua tanaman menghasilkan produk. Kayunya untuk
bangunan, sedangkan daun untuk pupuk hijau, buah untuk dimakan, dan sayuran untuk
dimasak.

Teknik pengolahan tanahnya pun menggunakan TOT (Tanpa Olah Tanah), sehingga
pemilik dari pekarangan tidak pernah atau jarang sekali merawat tanahnya, dan dibiarkan
begitu saja agar lebih alami sehingga kandungan bahan organik maupun humusnya lebih
banyak. Hal ini membuat tanah menjadi lebih subur, tanaman juga tumbuh dengan subur,
dan hasilnya juga maksimal dan tuumbuh secara alami tanpa rekayasa teknologi manusia.
Akan tetapi teknik ini membuat serangan hama dan penyakit meningkat. Akan tetapi,
justru kondisi seperti inilah yang membuat rantai makanan akan lebih bervariasi dan lebih
alami. Pada lahan pekarangan ini, siklus haranya adalah tertutup, tanaman itu rontok
daunnya lalu diambil tanaman semusim, dan sisa-sisa tanaman tetap di sini tidak diambil.
Jika diambil, semuanya tetep kembali dari hasil kotoran.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 17


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 18 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Sistem pertanian pekarangan telah mencerminkan pertanian terpadu, juga organik. Hal ini
dikarenakan sistem pertanian ini tidak memerlukan input dari luar, dan hanya
memanfaatkan sesuatu yang telah ada dari wilayah tersebut. Selain itu, ekosistem dan
interaksi antar komponen di dalamnya juga sangat beraneka ragam.

Sistem pertanian perkebunan

Perkebunan didefenisikan sebagai segala bentuk kegiatan yang mengusahakan tanaman


tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; termasuk
mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, permodalan dan manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pekebun dan masyarakat.

Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu
milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena
kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh
dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang
dengan manajemen yang industri pertanian.

Untuk perkebunan teh, biasanya menggunakan lahan miring yang berada di lereng
pegunungan. Pengolahan tanah: Karena terletak di lahan miring, maka digunakan
terasering untuk mencegah terjadinya erosi. Pola tanam pada lahan miring tidak boleh
searah dengan kemiringan. Jadi harus melintang, agar tidak terjadi longsor. Tanaman yang
baik ditanam pada lahan yang miring adalah pohon-pohon besar. Pada lahan pada
kemiringan seperti itu, tanaman teh dapat eksis dari longsor, karena menutupi permukaan
tanah. Dan tanaman ini mempunyai sistem perakaran yang hampir seperti pohon. Tapi
tanaman ini sangat melindungi permukaan tanah dari air. Sehingga sangat efektif dalam
mengendalikan air hujan. Di satu sisi, resapannya juga tinggi.

Input atau masukan yang ada adalah pupuk. Penggunaan pupuknya antara lain NPK dan
urea. Akan tetapi, penambahan pupuk tidak terlalu intensif, biasanya sangat jarang
dipupuk. Oleh karena itu, untuk menekan biaya pengolahan, pupuk kimia tidak terlalu
sering diberikan. Dan untuk output atau keluaran adalah hanya teh saja, karena tidak
diusahakan tanaman bernilai jual lain selain teh. Begitu pula dengan macam perkebunan
yang lain. Biasanya, outputnya hanya komoditas perkebunan tersebut.

4. Bahan dan Alat : Alat tulis kantor

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 18


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 19 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a) Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b) Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan indicator
capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c) Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan
kasus pada materi ini.
d) Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan pertanyaan
terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen kompetensi, dan
indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e) Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara mandiri
selama 70 menit pada lembar kerja.
f) Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g) Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa

7. Tugas dan Pertanyaan :


a. Jelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia?
b. Jelaskan macam-macam sistem pertanian ?
b. Jelaskan apakah dimaksud dengan system pertanian terpadu? Berikan
contohnya?
c. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan system pertanian berkelanjutan?
Berikan contohnya?

8. Pustaka :
a) Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
b) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 19


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 20 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : III dan IV (tiga dan empat)

Capaian Pembelajaran : Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia
dalam pengembangan pertanian

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :


a) Menjelaskan peranan Tanah dalam pengembangan pertanian
b) Menjelaskan peranan Iklim dalam pengembangan pertanian
c) Menjelaskan peranan air dalam pengembangan pertanian
d) Menjelaskan peranan Tenaga kerja dalam pengembangan pertanian
2. Indikator Capaian Kinerja :
a) Mampu Menjelaskan peranan Tanah dalam pengembangan pertanian
b) Mampu Menjelaskan peranan Iklim dalam pengembangan pertanian
c) Mampu Menjelaskan peranan air dalam pengembangan pertanian
d) Mampu Menjelaskan peranan Tenaga kerja dalam pengembangan pertanian

3. Teori :
Sumber daya alam adalah segala unsure alam baik dari lingkungan abiotik maupun
biotic yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan
manusia. Unsur alam memegang dua peranan yang saling bertolak belakang dalam
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan manusia. Di satu sisi, alam dapat menjadi
kendala yang menghambat, sedangkan disisi lain, dapat bertindak sebagai sumber daya
yang mendukung peningkatan kesejahteraan manusia.
Sumber daya alam adalah lingkungan alam (enviriment) yang memiliki nilai untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam disefinisikan sebagai keadaan
lingkungan dari bahan-bahan mentah yang digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannnya. Peranan sumber daya alam dalam
pengembangan pertanian yang meliputi alam, iklim, dan air.
A. Tanah usahatani dan permasalahanya di Indonesia

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 20


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 21 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Tanah merupakan tubuh alam yang tersusun dalam bentuk profil. Tanah terdiri dari
berbagai campuran mineral pecah lapuk dan organik pengurai, sebagai lapisan tipis
penutup permukaan bumi, serta menjamin tumbuhnya, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Didalam subtansi tanah, terdapat empat komponen utama yang mendukung
kemungkinan hidupnya tumbuhan yaitu mineral, bahan organik, air, dan udara. Posisi dan
keadaan komponen-komponen tersebut sangat menentukan kesuburan tanah atau
penggunaan tanah untuk macam-macam usahatni.
Tumbuhan alamiah di suatu tempat biasanya telah sesuai dengan persediaan air dan
zat-zat hara tanah tertentu yang terdapat di dalamnya. Tanah yang baik mampu
menghidupi tanaman budidaya secara intensif, akan tetapi apabila tanah dieksploitasi
maka air dan zat-zat hara alam harus ditambah dengan pengairan dan atau pemupukan.
Dengan cara ini, tanah dapat dikelola dan diubah secara efektif. Tanah sebagai salah satu
faktor produksi merupakan tempat produksi tanaman berlangsung.
Menurut tofografinya, lahan dibedakan kemiringannya menjadi empat, yaitu:
a) Lahan dengan lereng 0-3% , yaitu datar termasuk rawa-rawa, untuk tanaman padi atau
perkebunan kelapa.
b) Lahan dengan lereng 3-8% , baik untuk tanaman setahun tertentu apabila dibuat teras
atau kontur.
c) Lahan dengan lereng 8-15%, baik untuk tanman remput sehingga cocok untuk area
peternakan.
d) Lahan dengan lereng >15%, baik untuk tanaman kayu sehingga cocok dijadikan area
perkebunan atau kehutanan.

Masalah tanah yang banyak di indinesia adalah


a) perpecahan tanah (division), yaitu pembagian milik seseorang atas petak-petak
kecil untuk diberikan kepada ahli warisnya.
b) perpencaran (fragmentation), yaitu sebuah usahatani di bawah satu manjemen
yang terdiri dari beberapa petak yang berserak-serak.
c) Bentuk milik (tenancy)
Keadaan tanah meliputi jenis tanah dan klasifikasi tanah. Beberapa jenis tanah yaitu
latosol, podsolik, alluvial, arganol, dan lain-lain. Klasifikasi tanah ditetapkan berdasarkan;
a. family tanah, sifat tanah, dan lingkungan
b. Tekstur tanah,
c. Drainase
d. Kelas tanah
Tanah merupakan factor produksi yang memiliki ciri; relatif langka dibanding dengan
factor produksi lainnya, dan distribusi penguasaanya di masyarakat tidak merata
Berdasarkan kepemilikan tanah, petani digolongkan menjadi;
a) Golongan petani luas (lebih 2 ha)
b) Golongan petani sedang (0,5-2 ha)

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 21


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 22 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

c) Golongan petani sempit (0,5 ha)


d) Golongan buruh tani tidak bertanah.

B. Sumber pemilikan tanah


Sumber kepemilikan tanah berasal dari;
a) Dibeli
b) Disewa
c) Disakap
d) Pemberian dari Negara

C. Status dan Nilai tanah


Status tanah merupakan hubungan tanah usahatani dengan pengolahannya. Beberapa
status tanah yaitu;
a) Tanah milik
b) Tanah sewa
c) Tanah sakap
d) Tamah gadai
e) Tanah pinjaman
Tanah sebagai faktor produksi mempunyai nilai, yang tergantung;
a. Tingkat kesuburan tanah atau kelas tanah
b. Fasilitas pengairan
c. Posisi lokasi terhadap jalan dan sarana perhubungan
d. Rencana pemerintah

D. Framentasi tanah
Framentasi tanag merupakan pemencaran dan pemecahan tanah pertanian. Fragmentasi
tanah dapat terjadi karena adat , kebiasaan, peraturan atau hukum agama. Farmentasi akan
menimbulkan permasalaha anatara lain;
a) Tidak efisien dari segi waktu
b) Tidak efisien dari segi pengawasan
c) Tidak efisien dari segi perencanan alat dan jenis usaha
d) Banyak produktif yang hilang

IKLIM
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata disuatu tempat. Iklim merupakan salah satu sumber
daya alam yang memegang peranan penting dalam bidang pertanian. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tergantung kepada lingkungan, tanah, dan iklim. Iklim
berpengaruh pada setiap fase kegiatan pertanian. Unsur-unsur ilkim terdiri dari radiasi,
suhu, kelembaban udara, awan, curah hujan, penguapan, tekanan udara, dan angin.
Klasifikasi iklim menurut Koppen didasarkan pada zona-zona vegetasi. Koppen

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 22


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 23 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

menyatakan bahwa vegetasi-vegetasi alamiah merupakan ekspresi dan keseluruhan iklim


dan memiliki hubungan erat dengan sifat-sifat suhu dan kandungan uap air daerah
tersebut. Tipt-tipe utama iklim menurut koppen, antara lain:
1. Tipe A daerah hujan tropis
2. Tipe B daerah iklim kering
3. Tipe C daerah iklim sedang berhujan
4. Tipe D daerah iklim hutan dingin
5. Tipe E daerah iklim kutub

Jenis Tenaga Usahatani

Dalam ekonomi sumber daya dibedakan menjadi sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Sumber daya manusia – dalam arti penduduk-terdiri dari tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Tenaga kerja dibedakan menjadi atas angkatan tenaga kerja (labour force)
dan bukan tenaga kerja (not in labour force).
Tenaga kerja usahatani merupakan faktor produksi. Jenis-jenis tenaga kerja antara
lain; tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja
manusia dalam usahatani dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.
Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis perkerjaan berdasar tingkat
kemampuan. Kerja manusia dipengaruhi oleh;
a. Umur
b. Pendidikan
c. Ketrampilan
d. Pengalaman
e. Tingkat kecukupan
f. Tingkat kesehatan
g. Faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani
Tenaga kerja usahatani diperoleh dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Tenaga
kerja luar keluarga dapat diperoleh dari:
a. Upahan; tenaga upahan bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Upah
umumnya tidak rasioanl karena daya mampu tidak diukur secara jelas, tetapi
dihitung sama untuk setiap tenaga kerja. Upah pria berbeda dengan wanita maupun
anak-anak.
b. Sambatan; tenaga kerja luar keluarga dengan sistem sambatan atau tolong menolong
di antara para petani.
c. Arisan tenaga kerja; setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga
kerja kepada angota lainya.

A. Potensi dan curahan tenaga kerja Usahatani

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 23


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 24 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Potensi tenaga kerja kelaurga petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia
pada satu keluarga petani. Dengan demikian semua jenis tenaga kerja yang dimiliki
dihitung yaitu tenaga kerja pria, wanita, anak-anak, ternak ataupun mekanik. Menurut
Yang 1955 dalam hernato, F. 1989 membuat konversi tenag kerja yaitu membandingkan
tenaga kerja sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain dikonversikan atau
disetarakan dengan pria;
a) 1 pria sama dengan 1 hari kerja pria
b) 1 wanita sama dengan 0,7 hari kerja pria
c) 1 ternak sama dengan 2 hari kerja pria
d) 1 anak-anak sama dengan 0,5 hari kerja pria
Beberapa ahli usahatani kurang sependapat dengan konversi ini. Adapun alasannya
karena banyak faktor yang mempengaruhi tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor tersebut
mustahil dapat homogen. Untuk 1 hari biasanya diperhitungkan 7 jam kerja kerja Ada
ahli usahatani yang mengkonversikan tenaga kerja pada tenaga pria berdasarkan upah
yang diterima. Ukuran ini dapat disebut rasional dan banyak digunakan. Meskipun dasar
upah itu sendiri masih harus dipersoalkan.

B. Kebutuhan kerja usahatani


Kegiatan usahatani memerlukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses produksi
berlangsung. Untuk kegiatan perkebunan sawit meliputi kegiatan;
a. Penyemaian sawit meliputi; pengisian polibeg, pembuatan bedengan semai,
persiapan media semai, penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama
dan penyakit, dan pengawasan
b. Budidaya sawit meliputi; pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, pemeliharaan, penyiangan, panen, pasca panen.

4. Bahan dan Alat : ATK


5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri
atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan
indicator capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 24


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 25 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

c. Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan


kasus pada materi ini.
d. Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan
pertanyaan terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen
kompetensi, dan indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e. Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara
mandiri selama 70 menit pada lembar kerja.
f. Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa

7. Tugas dan Pertanyaan :


Tugas a.
Lakukan survey ke suatu lokasi pertanian 5 responden tentang pertanahan?
Buat kuisioner terlebih dahulu mengenai kuisioner sebagai panduan untuk melakukan
survey?
Berapakah luas tanah yang dimiliki responden?
Bagaimanakah status kepemilikan tanah yang dimiliki responden?
Milik sendiri ……………………..ha
Sewa …………………………..…ha
Sakap ………………………….…ha
Sumber/Asal dari kepemilikan tanah
Beli ………………………………..…ha
Warisan ……………………….……..ha
Hadiah …………………………….…ha
Lainnya ……………………………….ha
Bagaimanakah legalisasi dari status tanah yang dimiliki responden? Bersertifikat/tidak
Alasannya mengapa bila ……………………………………………………………
Jenis-jenis komoditas yang dikembangkan dalam berbagai tanah?
Pekarangan ………………..ha : untuk usaha………………………………………….
Sawah …………………. Ha : untuk usaha ………………………………………..
Lahan kering ………………..ha ; untuk usaha ……………………………….
Berdasarkan hasil survey lakukan analisis mengenai peranan tanah dan permasalahan
pertanahan di daerah yang anda survey
Tugas b.
Buatlah kuisioner mengenai peranan tenaga kerja dalam dan luar keluarga dalam kurun
waktu 1 musim usahatani di suatu daerah tertentu?
Tugas c.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 25


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 26 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Buatlah kuisioner mengenai peranan air dalam pengembangan agribisnis? Dari manakah
sumber air diperoleh?Dan Permasalahan yang muncul hubungan air dengan agribisnis?
Bagaimanakah mengatasi permasalahan air? Kembangkan isi kuisioner secara kelompok?

8. Pustaka :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 26


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 27 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 5 (Lima)

Capaian Pembelajaran : Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :


a) Menjelaskan Pengertian kelembagaan
b) Menjelaskan tentang Administrasi pemerintahan
c) Menjelaskan peranan Kelompok tani dan Gapoktan
d) Menjelaskan peranan Koperasi pertanian
2. Indikator Capaian Kinerja :
a) Mampu Menjelaskan Pengertian kelembagaan
b) Mampu Menjelaskan tentang Administrasi pemerintahan
c) Mampu Menjelaskan peranan Kelompok tani
d) Mampu Menjelaskan peranan Gapoktan
e) Mampu Menjelaskan peranan Koperasi pertanian
3. Teori :
Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan/atau norma-norma, baik formal maupun
informal sebagai pendoman untuk mengatur perilaku segenap anggota masyarakat, baik
dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai sutu tujuan
tertentu. Dalam masyarakat desa, lembaga-lembaga yang berkembang selama ini ada
yang bersifat asli—berasal dan berakar dari adat setempat, ada juga yang sengaja dibentuk
oleh masyarakat setempat atau oleh pemerintah sesuai dengan perkembangan peradaban
masyarakat. Contoh lembaga-lembaga adat yang penting antara lain kepilikan tanah, jual
beli, sewa menyewa, dan gotong royong.
Lembaga-lembaga bentukan pemerintahan atau lembaga modrn lebih sering
disempurnakan agar mampu berfungsi sebagai tumpuan untuk menunjang terciptanya
pembangunan yang mantap, serta sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan
pendesaan. Sebuah lembaga yang sekarang ada merupakan lembaga yang baru atau
mungkin juga suatu perbaikan dan reformasi dari lembaga yang sudah pernah ada

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 27


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 28 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

sebelumnya agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti simpan pinjam yang
dilembagakan dalam bentuk koperasi atau bank, bagi hasil, sakap, ijon, ceblokan dll.
Aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan
pendesaan dikatakan maju. Dalam struktur pendesaan maju, tiga diantara syarat pokok
dikategorikan kelembagaan antara lain pasar input maupun output( untuk membeli
saprotan, sarana produksi pertanian, menjual hasil dan mebeli, kebutuhan konsumsi),
pelayanan penyuluhan (untuk adopsi teknologi baru, dan lembaga perkreditan.
Menurut Mosher (1991) pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari
pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan
sumbangan kepadanya serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh itu (overall development)
akan benar – benar bersifat umum, dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang
jumlahnya besar dan dalam beberapa tahun mendatang, diberbagai negara, akan terus hidup dari
bertani.

Lima faktor utama (mutlak) yaitu faktor-fakor harus ada supaya pembangunan pertanian dapat
berlangsung, yang terdiri dari : (a) faktor pasar, yang dapat disamakan dengan faktor adanya
kebutuhan (b) faktor teknologi, yang berkembang yang dapat disamakan dengan keahlian (c)
faktor tersedianya alat-alat dan bahan-bahan pertanian yang dapat disamakan dengan modal (d)
faktor insentif yang dapat mempengaruhi kesediaan petani (e) faktor transportasi yang dapat
disamakan dengan faktor modal (Hadisapoetro, 1973). Sedangkan menurut Mosher (1991) faktor
– faktor yang memperlancar pembangunan pertanian adalah : (a) pendidikan pembangunan yaitu
bagaimana mendidik petani untuk mengambil manfaat dari masyarakat lain dimasa lampau yang
dapat membantu masyarakat itu maju dan berkembang sesuai yang dikehendaki (b) kredit produksi
adalah meminjamkan sejumlah dana untuk membiayai usaha tani petani dalam rentang waktu saat
pembelian sarana produksi dan saat penjualan hasil panen (c) kerjasama kelompok petani, karena
kesibukan dalam usaha taninya kebanyakan petani tidak mau bekerja sama sehingga perlu suatu
dorongan dan bantuan sistematis bagi kegiatan kelompok petani tersebut dan diharapkan akan
segera menjadi suatu aktivitas bersama secara sukarela (d) memperbaiki dan memperluas tanah
pertanian yaitu memperbaiki mutu tanah yang telah dijadikan usaha tani dan mengusahakan tanah
baru untuk pertanian (e) perencanaan nasional pembangunan pertanian yaitu proses pengambilan
keputusan oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan mengenai tiap kebijaksanaan dan
tindakan yang mempengaruhi pembangunan.
Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan yang lebih baik untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat tani. Pembangunan
pertanian dapat berlangsung dengan adanya 5 faktor mutlak yang berupa faktor pasar, faktor
teknologi, faktor tersedianya alat-alat dan bahan pertanian/modal, faktor intensif dan faktor
transportasi. Dimana kelima faktor mutlak tersebut dapat dibantu dengan faktor-faktor yang
memperlancar pembangunan pertanian yaitu berupa pendidikan pembangunan, kredit produksi,
kerjasama dengan kelompok petani, memperbaiki dan memperluas tanah pertanian serta
perencanaan nasional. Yang secara keseluruhan terpadu guna memperlancar dan menyukseskan
pembangunan pertanian
4. Bahan dan Alat : ATK

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 28


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 29 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan
indicator capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c. Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan
kasus pada materi ini.
d. Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan
pertanyaan terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen
kompetensi, dan indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e. Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara
mandiri selama 70 menit pada lembar kerja.
f. Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa

7. Tugas dan Pertanyaan :


Tugas a.
a) Jelaskan Pengertian kelembagaan
b) Jelaskan tentang Administrasi pemerintahan
c) Jelaskan peranan Kelompok tani
d) Jelaskan peranan Gapoktan
e) Jelaskan peranan Koperasi pertanian
Tugas b.
f) Lakukan survey ke kelompok tani, gapoktan, atau koperasi pertanian?
 Identifikasi AD an ART lembaga tersebut?
 Apakah peranan lembaga tersebut dalam pengembangan pertanian?
 Bagaimanakah kemajuan usahatani atau bisnis pertanianya pasca menjadi
anggota kelompok?
8. Pustaka :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 29


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 30 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : VI (Enam)
Capaian Pembelajaran : Peranan Modal dalam pengembangan pertanian

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :


a) Menjelaskan Pembiayaan pertanian jangka panjang
b) Menjelaskan dan menguraikan Modal Usahatani
c) Menjelaskan Koperasi sebagai lembaga perekonomian
2. Indikator Capaian Kinerja :
a) Mampu menjelaskan Pembiayaan pertanian jangka panjang
b) Mampu menjelaskan dan menguraikan Modal Usahatani
c) Mampu menjelaskan Koperasi sebagai lembaga perekonomian
3. Teori :
Modal usahatani

1. Pengertian Modal
Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang digunakan
untuk menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan produksi.Dalam
perusahaan modal tersebut adalah seluruh kekayaan yang digunakan dalam usaha.Modal
digunakan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi atau barang-barang modal.
Modal menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
• Modal tetap (Fixed Capital)
Adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat dipakai berkali-
kali dalam proses produksi.Modal tetap bukan berarti tidak pernah habis.
• Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha)
Adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses produksi modal
variabel perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini. Dalam usaha tani
contohnya : bibit, pupuk ,obat , pemberantas hama, penyakit, dll.

2. Sifat-sifat Modal
Beberapa sifat yang dimiliki modal sekaligus merupakan sebab meningkatnya perhatian

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 30


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 31 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

terhadap modal.
a. Modal mempunyai sifat produktif yaitu meningkatkan kapasitas produksi. 2 hal yang
dapat dijual belikan dalam pasar modal pada saat tertentu “stock” dan jasa atau service.
Modal yang produktif adalah dapat memberikan pendapapatan minimum sebanyak
biayanya.
b. Modal mempunyai sifat prospektif, yaitu modal dapat mempertahankan atau
meningkatkan produksi dalam waktu yang akan dating.
c. Pertumbuhan modal berhubungan erat dengan factor produksi kerja, karena modal
digunakan bersama-sama dengan kerja.
d. Modal dapat meningkatkan pemakaian tenaga kerja misalnya di daerah yang tanah
pertaniannya terbatas.
Peran modal dalam usahatani ialah :
a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah.
b. Modal dapat menghemat Tenaga (Labor Saving)
c. Modal dapat menghemat waktu
d. Modal dapat menghemat biaya
e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi

4. Macam-macam Modal UsahaTani


a. Tanah
Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di Negara berkembang lainnya
berperan sangat besar.Hal ini Karena modal di luar tanah yang dipunyai petani sangat
terbatas(kecil sekali).
b. Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk bahagian
usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk kelancaran usahatani.
Bangunan ini berupa gudang, lumbung, kandang ternak, dll.
c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian
Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani dipengaruhi oleh
iklim,keadaan tanah,jenis cabang usaha yang diusahakan dan tingkat kemajuan serta
besarnya usahatani.Pada usahatani yang sederhana seperti usahatani keluarga yang banyak
di Indonesia alat-alat yang digunakan sederhana pula.Biasanya berupa cangkul, parang,
sabit, bajak, garu, dll.
d. Tanaman dan Ternak
Tanaman baik yang berumur pendek, maupun yang berumur panjang, adanya dalam tanah
mengeluarkan biaya-biaya karenya harus dianggap sebagai penanaman modal.
e. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan)
Sarana produksi terdiri dari :
Bibit, pupuk, Obat pemberantas Hama dan penyakit, serta sarana produksi lainnya
termasuk pada biaya tidak tetap. Penggunaan sarana produksi ini pada usahatani hanya

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 31


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 32 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

untuk sekali produksi. Jadi untuk sarana produksi tidak diadakan penyusustan. Biaya-
biaya yang dikeluarkan merupakan biaya eksploitasi atau biaya pengusahaan.

f. Uang Tunai
Uang Tunai yang diperhitungkan adalah uang tunai yang betul-betul diperuntukkan bagi
usahatani. Hal ini perlu ditegaskan mengingat usahatani di Indonesia, pembatasn antara
uang tunai untuk usahatani dengan uang tunai untuk kebutuhan hidup petani dan
keluarganya sulit untuk dibedakan.

4. Bahan dan Alat : ATK


5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri
atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.

6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan
indicator capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c. Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan
kasus pada materi ini.
d. Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan
pertanyaan terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen
kompetensi, dan indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e. Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara
mandiri selama 70 menit pada lembar kerja.
f. Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa

7. Tugas dan Pertanyaan :


Tugas a.
a) Jelaskan Pembiayaan pertanian jangka panjang
b) Jelaskan dan uraikan Modal Usahatani
c) Jelaskan Koperasi sebagai lembaga perekonomian

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 32


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 33 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Tugas b.
d) Lakukan survey tentang pembiayaan usahatani masyarakat tani?
e) Biaya-biaya yang dikeluarkan petani?
f) Bagaimanakah mekanisme penyaluran pembiayaan ke petani?
g) Indikator-indikator apakah yang digunakan dalam pembiayaan usahatani?

8. Pustaka :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 33


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 34 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : VII dan VIII (Enam)


Capaian Pembelajaran : Peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian

Waktu : 160 menit

Tempat : L. Data

1. Sub Capaian Pembelajaran :


a) Menjelaskan Pengertian inovasi
b) Menjelaskan Sumber Inovasi
c) Menjelaskan Adopsi dan Inovasi
2. Indikator Capaian Kinerja :
d) Mampu Menjelaskan Pengertian inovasi
e) Mampu enjelaskan Sumber Inovasi
f) Mampu menjelaskan Adopsi dan Inovasi
3. Teori :
Inti dari setiap upaya pengembangan yang disampaikan melalui kegiatan
penyuluhan ditujukan untuk tercapainya perubahan-perubahan perilaku masyarakat demi
terwujudnya perbaikan mutu hidup yang menyangkut banyak aspek, baik aspek ekonomi,
social budaya, ideology, politik, maupun pertahanan dan keamanan. Oleh karena itu,
pesan-pesan pembangunan yang disuluhkan harus mampu mendorong terjadinya
perubahan-perubahan yang memiliki sifat pembaharuan atau inovatioveness.
Inovasi adalah ide-ide baru, praktik praktik baru, atau objek-objek baru yang dapat
dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat.
4. Bahan dan Alat : ATK

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 34


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 35 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.

6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca materi praktikum hari ini sebelum kegiatan praktikum
dimulai.
b. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran, sub capaian pembelajaran dan indicator
capaian kinerja yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c. Dosen memberikan ilustrasi yang cukup tentang cara penyelesaian/ pemecahan
kasus pada materi ini.
d. Mahasiswa menyimak, mengamati, dan mengikuti serta mengajukan pertanyaan
terhadap penjelasan dosen tentang unit kompetensi, elemen kompetensi, dan
indicator kinerja yang harus dikuasai pada materi ini.
e. Mahasiwa melakukan penyelesaian kasus-kasus yang disediakan secara mandiri
selama 70 menit pada lembar kerja.
f. Mahasiswa menggumpulkan lembar kerja kepada dosen.
g. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan mahasiswa
7. Tugas dan Pertanyaan :
Tugas a.
a) Jelaskan Pengertian inovasi
b) Jelaskan Sumber Inovasi
c) Jelaskan Adopsi dan Inovasi
d) Apakah peranan adopsi novasi dalam pengembangan pertanian
Tugas b.
e) Lakukan survey ke petani tentang adopsi dan inovasi yang dilakukan petani untuk
menjalankan agribisnis usahanya?
f) Jenis-jenis inovasi yang diadopsi oleh petani di daerah tertentu (minimal 2 inovasi?
 Inovasi peralatan pertanian?
 Inovasi teknologi proses/budidaya pertanian?
 Inovasi pengolahan hasil pertanian dll?
g) Sumber inovasi dari manakah?
h) Bagaimanakah prosesnya?
i) Waktu yang dibutuhkah dalam adopsi inovasi?
j) Siapakah yang berperan dalam proses tersebut?
k) Biaya yang dibutuhkan untuk proses tersebut?
l) Bagaimanakah dampak perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah terjadi adopsi
inovasi tersebut?

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 35


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 36 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Dampak terhadap produksi, tenaga kerja, pendapatan, dan ekonomi secara


nasional?
Kembangkan dan susunlah kuisioner tentang adopsi inovasi secara kelompok?
8. Pustaka :
a) Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
b) Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andy. Yogyakarta.
c) Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
9. Hasil Praktikum :

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 36


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 37 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 9 dan 10

Capaian Pembelajaran : Prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami penawaran dan permintaan produk pertanian


Pembelajaran b. Memahami konsep elastisitas permintaan dan
penawaran produk pertanian
c. Memahami dampak kebijakan pemerintah terhadap
permintaan dan penawaran produk pertanian

2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan permintaan


Kinerja dan penawaran produk pertanian
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep elastisitas
permintaan dan penawaran produk pertanian
c. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak kebijakan
pemerintah terhadap permintaan dan penawaran produk
pertanian
3. Teori :
A. KURVA PERMINTAAN
Permintaan adalah suatu cerminan kampuan dan kerelaan membeli dari
para konsumen (pelanggan) akan suatu barang atau komoditas selama periode waktu
dan kondisi tertentu. Pengertian kondisi di sini mencakup masalah harga barang atau
komoditas yang bersangkutan, harga barang atau komoditas lainnya yang terkait,
perkiraan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen,
pengeluaran periklanan, dan sebagainya. Semua faktor di atas akan mempengaruhi
jumlah barang atau komoditas yang siap dibeli konsumen. Sementara itu periode
waktu dapat mengandung makna kerangka satuan waktu (dapat satu jam, satu hari,
satu minggu, dan seterusnya). Kedua himpunan ini akan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan seorang pengusaha, yang lebih difokuskan pada permintaan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 37


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 38 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

pasar. Permintaan pasar adalah agregasi penjumlahan secara horizontal permintaan


individual konsumen.
Kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan yang
menyatakan hubungan antara suatu barang atau komoditas dengan jumlah yang
diminta, dengan asumsi faktor-faktor lainnya dalam kondisi ceteris paribus. Dengan
demikian, kurva permintaan dapat diartikan sebagai kurva tempat kedudukan yang
menjelaskan hubungan antara jumlah barang atau komoditas yang diminta konsumen
di pasar pada berbagai tingkat harga. Hubungan antara jumlah barang atau komoditas
yang diminta konsumen dengan harga bersifat kebalikan; dalam arti kata kalau harga
barang atau komoditas turun maka jumlah barang atau komoditas yang diminta
konsumen akan meningkat dan sebaliknya bila harga barang atau komoditas naik.
Konsekuensinya, kurva permintaan akan mempunyai arah garis (slope) yang negatif.
Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang konsumen
karena peningkatan pendapatan riil akan tergantung dari efek substitusi dan efek
pendapatannya. Kemampuan membeli meningkat atau menurun tersebut akan
tergantung dari sifat barang atau komoditas, apakah itu termasuk; (1) bersifat normal;
(2) bersifat inferior; atau (3) bersifat super inferior atau giffen.
Perubahan harga barang atau komoditas akan mempengaruhi perubahan
barang atau komoditas yang diminta pada pergerakan sepanjang kurva. Perubahan
faktor-faktor lain (preferensi konsumen, pendapatan barang atau komoditas lain) akan
memperngaruhi perubahan barang atau komoditas yang diminta melalui pergerakan
atau pergeseran kurva permintaan.
Elastisitas harga dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas
yang diminta yang disebabkan satu persen perubahan harga. Permintaan adalah elastis
bila ᶓh <-1, inelastis bila -1 < ᶓh < 0, dan elastis uniter bila ᶓh= -1. Permintaan elastis
jika penerimaan marjinal positif, elastis uniter jika penerimaan majinal =0 dan
inelastis jika pernintaan marjinal adalah negatif.
Elastis pendapatan dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan
kuantitas yang diminta sebagai akibat satu persen perubahan pendapatan. Elastisitas
pendapatan (ᶓI) yang negatif, mencerminkan sifat barang atau komoditas yang
inferior. Elastisitas pendapatan (ᶓI) yang positif mencerminkan sifat barang normal,
sedangkan untuk barang atau komoditas yang sifatnya mewah, elastisitas
pendapatannya (ᶓI) > 1. Tetapi apabaila 0 < ᶓI < 1, mencerminkan sifat barang atau
komoditas kebutuhan hidup.
Elastisitas silang dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang
diminta sebagai akibat satu persen perubahan harga barang atau komoditas yang lain.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 38


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 39 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Bilai nilai elastisitas harga silang (ᶓS) adalah positif, hubungannya bersifat substitusi,
sedangkan bila nilai elastisitas harga silang (ᶓS) negatif, hubungannya bersifat
komplemen.

KURVA PENAWARAN

Kurva penawaran individual sebenarnya dapat diturunkan dari kurva biaya


marjinal seorang pengusaha. Kurva penawaran agregat atau pasar adalah merupakan
penjumlahan secara horizontal kurva penawaran individual di pasar. Kurva penawaran
dapat didefinisikan sebagai kurva tempat kedudukan hubungan antara jumlah barang
atau komoditas yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran
mempunyai slope positif.
Elastisitas penawaran defiisinya adalah persentase perubahan barang yang
ditawarkan di pasar sebagai akibat persentase perubahan harga barang atau komoditas.
Terdapat dua jenis elastisitas penawaran, yaitu (1) elastisitas harga sebagai akibat
perubahan harga barang atau komoditas itu sendiri, dan (2) elastisitas harga silang,
sebagai akibat perubahan harga barang atau komoditas terkait.
Perubahan jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan di pasar dapat dilihat
dari : (1) pergerakan sepanjang kurva penawaran, pencerminan perubahan yang
disebabkan karena perubahan harga barang atau komoditas itu sendiri; dan (2)
pergeseran kurva penawaran yang mencerminkan perubahan karena perubahan di luar
harga barang atau komoditas yang ditawarkan.

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
b. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok Anda.
c. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain
UP2AI, Polinela, Tahun 2015 39
SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 40 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

7. Tugas dan Pertanyaan :


Pertemuan 1
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva permintaan dan fungsi
permintaan?
2. Bagaimana cara menurunkan kurva permintaan?
3. Kira-kira yang mana elastisitas harga silang permintaan diperkirakan positif
dan mana yang negative : (a) bola tenis dan raket tenis (b) bola tenis dan bola
golf (c) dokter gigi dan sikat gigi (d) roti tawar dan mentega.

Pertemuan 2
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva penawaran suatu barang atau
komoditas, dan jelaskan bagaimana asal usul penawaran suatu barang atau
komoditas tersebut?
2. Apakah ada perbedaan factor yang menyebabkan perubahan jumlah barang
atau komoditas yang ditawarkan di pasar?
3. Produksi di sector pertanian pada umumnya sangat dipengaruhi oleh factor
iklim. Bagaimana cara mempertimbangkan pengaruh iklim dalam fungsi
penawaran?
4. Apa yang dimaksud dengan elastisitas harga penawaran dan elastisitas harga
silang penawaran?

8. Pustaka :
a. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
b. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasiswa

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 40


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 41 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 11

Capaian Pembelajaran : Struktur biaya, produksi, dan keuntungan usahatani

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami prinsip minimisasi biaya


Pembelajaran b Memahami konsep maksimisasi keuntungan
c. Memahami kombinasi usaha dan skala usaha
2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip minimisasi
Kinerja biaya
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep maksimisasi
biaya
c. Mahasiswa mampu kombinasi usaha dan skala usaha
3. Teori :
Menurut Prasmatiwi dkk (2008), efesiensi diartikan sebagai suatu tindakan untuk
menghasilkan output tertentu digunakan minimum (minimisasi) atau menggunakan
input tertentu untuk menghasilkan output maksimum (maksimisasi). Pada umumnya
efesiensi diartikan sebagai perbandingan antara nilai hasil (output) terhadap nilai
masukan (input). Suatu metode produksi dikatakan lebih efesien dari metode produksi
lainnya apabila menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya untuk tingkatan korban
yang sama atau juga mengurangi input untuk memperoleh output yang sama, jadi
konsep efesiensi merupakan suatu konsep yang relatif (Susanto, 2007)

Dalam terminologi ilmu ekonomi, efisiensi digolongkan tiga macam, yaitu : (1)
efesiensi teknis, (2) efesiensi harga atau alokatif, dan (3) efesiensi ekonomi. Efesiensi
teknis terjadi bila faktor produksi menghasilkan produksi yang maksimal, pada saat PR
mencapai maksimum atau pada saat elastisitas produksi (Ep) besarnya adalah 1,

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 41


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 42 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

efesiensi harga bila nilai produk marjinalnya sama dengan faktor produksi, dan
efesiensi ekonomi bila usaha tersebut mencapai efesiensi teknis sekaligus efesiensi
harga (Prasmatiwi dkk, 2005). Efesiensi ekonomi terjadi pada saat produksi optimum,
sedangkan produksi optimum tercapai pada saat keuntungan maksimum.

Menurut Tekken (1986) dalam Susanto (2007) untuk mengetahui tingkat efesiensi
diperlukan dua syarat yaitu :
1) Syarat keharusan, menunjukan tingkat efesiensi teknis yang dapat terlihat dari
fungsi produksi yang tercapai pada saat berada di daerah rasional (0<Ep<1).
2) Syarat kecukupan, ditandai oleh keuntungan maksimum, tercapai apabila nilai
produk marjinal (NPM) terhadap faktor produksi yang digunakan sama dengan
harga faktor produksi atau biaya korbanan marjinalnya.

Fungsi produksi : menggambarkan hubungan “teknis” proses perubahan input


(sumberdaya) menjadi output (komoditas).
Notasi Matematik : y = f (x)
dimana : y = output
x = input
Maksimisasi Keuntungan
Keuntungan (π) : Selisih total penerimaan dengan total biaya
Total penerimaan adalah penjualan produk pada harga pasar yang berlaku
Total biaya adalah total pembelian faktor-faktor produksi pada harga pasar
Keuntungan maksimum :
– Jumlah input optimum “Jumlah optimum”
– Jumlah output optimum

Keuntungan :  = y Py – x Px
Jumlah Optimum dari Input
TR = po . y
TC = TVC + TFC
TVC = ro.X ; TFC = c
Fungsi keuntungan:
 = TR – TC
= po.y – ro.X
Keuntungan maksimum saat d/dx = 0

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 42


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 43 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

MVP = dTVP/dx = po . dy/dx


MFC = dTFC/dx = ro
= po . MPP = VMP
 max  VMP = ro
Syarat keuntungan maksimum :

Tiga syarat pokok:


1. f1 sama dengan nol; MVP = MFC
2. f2 negatif; dMVP/dx < dMFC/dx 3. TVP > TFC
Dua syarat lainnya:
1. Keharusan : Daerah II
2. Kecukupan : Indikator pilihan
(Py dan Px)
Jumlah Output Optimum
Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya total.
 = TR – TC
= (Py . Y) – (BVT + BTT)
= (Py . Y) – (Px . X + BTT)
Keuntungan maksimum:
d/dy = dTR/dY – d(Px . X)/dY –
d(BTT)/dY = 0
MR – MC – 0 = 0
MR = MC
Contoh soal
Diketahui TC = 120Y – Y2 + 0,02 Y3. Bila harga output Rp 120,/unit berapakah
jumlah output untuk mencapai keuntungan maksimum?
Jawab.
TC = 120Y – Y2 + 0,02 Y3; po = 120

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 43


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 44 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

TR = po . Y = 120Y
MR = 120
MC = 120 – 2Y + 0,06 Y2
Syarat keuntungan maksimum adalah MR = MC.
MR = MC
120 = 120 – 2Y + 0,06Y2
0,06Y2 – 2Y = 0
2Y (0,03Y – 1) = 0
Y1 = 0 (tidak memenuhi syarat)
Y2 = 33,33 (Y-optimum pada titik e dimana MC
memotong MR dari bawah)
Jadi jumlah output yang diperlukan untuk mencapai keuntungan maksimum sebesar
33 unit.

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
b. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok
Anda.
c. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain
7. Tugas dan Pertanyaan :
UP2AI, Polinela, Tahun 2015 44
SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 45 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Pertemuan 1
1. Bila fungsi biaya total adalah TC = Y - 2 Y2 + Y3.
Maka tentukanlah :
a. jumlah output yg meminimumkan biaya total.
b. jumlah output pada keuntungan maksimum bila harga output
Rp 2,-
c. MPP bila harga input Rp 2,- dan Y = 1,55 sat.
2. Diketahui ATC = 100/Y – 3Y + 4 Y2. Berapakah jumlah output optimal yang dapat
memaksi-mumkan keuntungan apabila harga output per unit adalah Rp 10,-.
3. Diketahui TC = 10 + 0,8Y – 0,02 Y2 dan TR = 0,5 Y + Y2. Tentukan jumlah output
dan besar keuntungan maksimum?

8. Pustaka :
a. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
b. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.

9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasiswa

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 45


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 46 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 12

Capaian Pembelajaran : Pemasaran domestik dan pemasaran luar negeri


produk pertanian

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami konsep pemasran domestic dan


Pembelajaran pemasaran luar negeri produk pertanian

2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pemasran


Kinerja domestic dan pemasran luar negeri produk pertanian

3. Teori :
Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan
untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen (anindita, 2004).
Dalam definisi tersebut terdapat tiga unsure yang penting. Pertama, kegiatan atau jasa
adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam pemasaran. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan
yang langsung mempengaruhi produk, seperti transportasi, pengepakan, processing, atau
egiatan yang tidak langsung mempengaruhi produk seperti periklanan dan risiko. Fungsi
pemasaran bertujuan untuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time),
tempat (place), dan kepemilikan (possession).
Kedua adalah titik produsen yang menunjukkan asal dari produk itu dijual pertama
oleh produsen atau petani. Kegiatan atau jasa yang dilakukan petani seringkali tidak
diperhitungkan dalam kegiatan pemasaran. Di sisi lain, kegiatan petani mempunyai
pengaruh besar terhadap pemasaran produk pertanian.
Ketiga adalah titik konsumen, yang menunjukkan tujuan dari suatu pemasaran
yaitu menyampaikan produk ke konsumen sebagai transaksi terakhir. Seperti pada

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 46


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 47 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

produsen, jasa yang dilakukan konsumen sering kali tidak dibicarakan dalam kegiatan
pemasaran.

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
b. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok
Anda.
c. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain

7. Tugas dan Pertanyaan :


Pertemuan 1
1. Apa saja permasalahan spesifik yang dihadapi dalam pemasaran hasil
pertanian?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat fungsi-fungsi penting dalam pemasaran
hasil pertanian?
3. Metode apa saja yang digunakan untuk menghitung marjin pemasaran?
4. Mengapa pemasaran ke luar negeri penting bagi Negara-negara yang terlibat di
dalamnya?
8. Pustaka :
a. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
b. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasisw

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 47


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 48 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 13

Capaian Pembelajaran : Masalah Pangan dan Gizi

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami masalah pangan dan gizi


Pembelajaran

2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah pangan


Kinerja dan gizi

3. Teori :
Pangan adalah hak asasi manusia. Orientasi dalam mengkonsumsi pangan telah
bergeser pada komoditas menjadi nutrisi atau gizi. Ketahanan pangan merupakan unsur
strategis dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional. Peningkatan ketahan-an
pangan yang merupakan salah satu program utama pembangunan pertanian
dewasa ini (Rasahan dalam Wibowo, 2000), mempunyai perspektif pembangunan
sangat mendasar karena akses pangan dan gizi seimbang sebagai pemenuhan
kebutuhan dasar pangan merupakan hak yang paling asasi bagi manusia.
Keberhasilan dalam proses pembentukan sumberdaya manusia terletak pada
keberhasilan memenuhi kecukupan pangan dan perbaikan pola konsumsi. Upaya
mencapai manusia Indonesia yang berkualitas menuju Indonesia Sehat tahun 2010,
sangat terkait dengan faktor pangan dan gizi. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan
pemerintah yang mengembang-kan sistem ketahanan pangan berbasis keragaman
sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin
tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada
tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan pening-katan pendapatan petani
dan nelayan, serta peningkatan produksi yang diatur dengan undang-undang.
Kebijakan pembangunan pangan nasional diarahkan pada peman-tapan ketahanan
pangan (Hardinsyah, 2000) yang salah satunya adalah penurunan tingkat konsumsi beras
dan peningkatan skor mutu konsumsi pangan.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 48


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 49 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Strategi yang diterapkan dalam rangka keberhasilan pembangunan ketahanan pangan


adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan ketahanan pangan masyarakat.
2. Pengembangan sistem dan usaha agribisnis.
3. Mewujudkan kebersamaan antara masyarakat sebagai pelaku dan pemerintah
sebagai fasilitator.
4. Menumbuhkan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, mengelola produksi
pangan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, dan mampu
menyalurkan kelebihan produksi pangan untuk memperoleh harga yang wajar. Di
pihak lain, kesadaran masyarakat akan pentingnya penganekaragaman pangan
dengan mutu pangan yang dikonsumsi harus semakin meningkat dalam
mewujudkan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga.
5. Pemantapan koordinasi dan sinkronisasi pihak-pihak terkait dalam perencanaan,
kebijakan, pembinaan, dan pengendalian.

Ada 2 cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan ketahanan pangan, antara lain:
1. Meningkatkan daya beli masyarakat miskin dengan menaikkan tingkat produksi
pangan secara keseluruhan. Peningkatan supply pangan dan daya beli masyarakat
merupakan hal yang tidak mudah karena terkait kebijakan yang akan dilakukan
oleh suatu Negara.
2. Pendistribusian kembali supply pangan dari daerah surplus ke daerah deficit
pangan dengan menggunakan mekanisme yang dapat meningkatkan daya beli
masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang kekurangan pangan, selain
menaikkan insentif untuk meningkatkan produksi pangan dalam jangka panjang.

Masyarakat awam masih memandang pangan secara sempit, yaitu beras, tetapi
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menyebutkan bahwa pangan
mencakup makanan dan minuman, hasil tanaman, ternak, dan ikan, baik dalam bentuk
primer maupun olahan.
Pada dasarnya, diversifikasi atau keanekaragaman pangan mencakup 3 lingkup
pengertian yang satu sama lainnya saling berkaitan :
1. Diversifikasi konsumsi pangan.
2. Diversifikasi ketersediaan pangan.
3. Diversifikasi produksi pangan.

Pola pangan harapan (PPH) atau desirable dietary pattern (DDP) adalah susunan
beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energy tiap kelompok pangan (baik
secara absolute maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan konsumsi pangan.
FAO-RAPA (1989) mendefinisikan PPH sebagai komposisi dari kelompok-kelompok

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 49


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 50 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

pangan utama yang ketika disiapkan untuk dikonsumsi sebagai makanan untuk
memenuhi kebutuhan kalori akan memberikan semua zat gizi dalam jumlah yang
mencukupi.

PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang kemudian
dikembangkan oleh Departemen Pertanian RI melalui workshop yang diselenggarakan
Departemen Pertanian bekerja sama dengan FAO.
Perubahan pola konsumsi pangan msyarakat dari pola konsumsi actual yang kurang
berimbang (dari segi jumlah dan komposisi) kea rah pola pangan harapan memerlukan
beberapa prasyarat, antara lain:
1. Kemampuan konsumen untuk mengakses pangan yang tersedia
2. Pangan yang akan dikonsumsi (dalam jumlah dan keragaman yang mengarah pada
pola pangan harapan) harus tersedia, terutama dari produksi lokal.
3. Kebijakan ekonomi makro yang kondusif.
4. Kerja sama sinergis antarpihak terkait.

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
b. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok Anda.
c. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain

7. Tugas dan Pertanyaan :


Pertemuan 1
1. Jelaskan mengapa Indonesia masih dihadapkan pada masalah pangan?

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 50


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 51 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

8. Pustaka :
a. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
b. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.

9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasiswa

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 51


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 52 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 14 dan 15

Capaian Pembelajaran : Kebijakan pertanian, pemasaran dan konsumsi

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami konsep kebijakan pertanian


Pembelajaran b. Memahami konsep kebijakan pemasaran
c. Memahami konsep kebijakan subsidi, investasi, dan
harga
d. Memahami konsep kebijakan konsumsi

2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pertanian


Kinerja b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kebijakan
pemasaran
c. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kebijakan
subsidi, investasi dan harga
3. Teori :
A. KONSEP TENTANG KEBIJAKAN PERTANIAN
Kebijakan pertanian merupakan cara-cara yang digunakan pemerintah untuk
mengubah lingkungan dalam produksi pertanian yang ada, misalnya mengatur harga
output dan input melalui kelembagaan yang ada dalam pasar output dan input yang
bersangkutan dan memperkenalkan tekonologi baru dalam pertanian.
Menurut para ahli ekonomi, kebijakan merupakan tujuan dan cara pemerintah
yang digunakan untuk mempengaruhi variabel-variabel ekonomi seperti harga,
pendapatan, pendapatan nasional, nilai tukar (kurs), dan variabel ekonomi lainnya.
Oleh karena itu, kebijakan sebagai istilah umum dinyatakan sebagai campur tangan
pemerintah dalam perekonomian. Sementara, kebijakan sebagai campur tangan yang
lebih spesifik meliputi antara lain; kebijakan harga produsen, kebijakan nilai tukar,
kebijakan kredit atau kebijakan penelitian.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 52


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 53 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Dalam kamus, kebijakan dedefinisikan sebagai “seni dari pemerintah” (the art
of the government) dalam membuat keputusan-keputusan, menginformasikan
pentingnya campur tangan pemerintah bagi semua pihak dan melaksanakan kebijakan
yang tepat.
Dengan demikian, kebijakan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tindakan
yang dipilih oleh pemerintah terhadapa aspek ekonomi, termasuk tindakan pemerintah
dalam mencapai tujuan-tujuan, dan pemilihan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebijakan-kebijakan dengan sektor pertanian, terdiri dari:
1. Kebijakan harga (Price policy) adalah kebijakan yang dirancang untuk
mempengaruhi tingkat dan stabilitas harga-harga yang diterima oleh petani dari
hasil-hasil usaha tani.
2. Kebijakan pemasaran (Marketing policy) adalah kebijakan mengenai
pemindahan hasil-hasil usaha tani dari tingkat petani ke konsumen lokal, atau ke
pelabuhan tempat ekspor.
3. Kebijan input (Input policy) adalah kebijakan yang dirancang untuk
mempengaruhi harga-harga dan sitem pembelian input-input variabel yang akan
digunakan dalam usaha tani.
4. Kebijakan kredit (Credit policy) adalah kebijakan yang sebagian besar
berhubungan dengan perolehan modal kerja untuk membeli input-input variabel
yang akan digunakan dalam usaha tani.
5. Kebijakan mekanisasi (Mechanisation policy) adalah kebijakan yang digunakan
untuk mempengaruhi langkah dan arah petani dalam mengadopsi teknologi
mekanis atau model tetap (fixed capital) usaha tani.
6. Kebijakan land reform (Land reform policy) kebijakan yang mencoba untuk
mengubah distribusi kepemilikan atau kondisi-kondisi yang berhubungan
dengan tanah sebagai sumber daya alam usaha tani.
7. Kebijakan penelitian (Research policy) adalah kebijakan berkaitan dengan
penggalian dan penyebaran teknologi baru yang dirancang untuk meningkatkan
produktivitas sumber daya alam dalam usaha tani.
8. Kebijakan pengairan (Irrigation policy) adalah kebijakan mengenai perolehan
air sebagai sumber daya alam usaha tani, yang sering kali melibatkan investasi
masyarakat dengan skala besar dalam infrastuktur usaha tani.
Kebijakan-kebijakan ini secara keseluruhan disebut sebagai kebijakan sektoral
(Sectoral policy). Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk mempengaruhi
pembangunan sosial dan ekonomi dari sektor pertanian, sebagai hal yang

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 53


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 54 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

berbeda dengan ekonomi perdesaaan dalam arti luas yag mencakup berbagai
kegiatan di luar sektor pertanian.

B. TUJUAN KEBIJAKAN
Kebijakan pertanian mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Kebijakan-
kebijakan dapat meliputi pertimbangan-pertimbangan stabilitas politik dan sosial,
integrasi ekonomi nasional, peningkatan keamanan pangan, peningkatan penerimaan
ekspor, pencegahan kekurangan gizi, pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan
kerja dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan dapat mempunyai ruang lingkup lokal
(daerah), misalnya meningkatkan pendapatan sekelompok petani kecil yang miskin,
ruang lingku propinsi misalnya memperbaiki pengiriman pupuk di propinsi Jawa
Timur, atau ruang lingkup nasional, misalnya mengatasi defisit neraca pembayaran.
Pada awalnya, analisis ekonomi terhadap kebijakan pertanian di latarbelakangi
dan disederhanakan dari beribu-ribu tujuan kebijakan yang potensial. Dalam hal ini,
diasumsikan bahwa tujuan-tujuan sosial digolongkan menjadi dua kategori utama,
yaitu:
1. Tujuan untuk pertumbuhan ekonomi, dan
2. Tujuan untuk memperbaiki distribusi pendapatan.

Kedua macam kelompok tujuan ini secara berturut-turut biasa disebut dengan
tujuan efisiensi dan tujuan pemerataan (equity). Meskipun penggunaan istilah efisiensi
dirasakan kurang tepat, karena pertumbuhan merupakan suatu konsep yang dinamis
sementara efisiensi merupakan suatu konsep yang statis.
Dalam aliran ekonomi neoklasik efisensi mengarahkan penggunaan sumber
daya-sember daya nasional tertentu yang optimum secara ekonomis, misalnya
pencapaian tingkat kesejahteraan masyarakat yang maksimum pada harga pasar
sumber daya dan output tertentu. Pertumbuhan dapat terjadi melalui perubahan
penggunaan sumber daya yang ada dari kurang efisien menjadi lebih efisien atau
melalui peningkatan produktivitas sumber daya agar lebih banyak output dapat
dihasilkan dari sejumlah sumber daya tertentu.
Equity (pemerataan), berkaitan dengan pendistribusian total output di antara
individu atau kelompok sosial dalam masyarakat. Ini merupakan standar
kesejahteraan masyarakat secara ekonomis.

C. KEBIJAKAN HARGA

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 54


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 55 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Harga merupakan salah satu faktor yang suli dikendalikan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah mengenai yang satu ini, akan tetapi sampai saat ini tetap
saja harga masih merupakan masalah, masalah lebih berkembang lagi menjadi
masalah nomor wahid bagi petani. Dalam tulisan ini kita tidak akan membahas
tentang harga yang berlaku dan perkembangannya di lapangan, tetapi lebih baik kita
fokuskan pada hal yang berhubungan dengan upaya dan kebijaksanaan yang ditempuh
dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat diharapkan supaya para pembaca dan
mahasiswa lebih dulu memahami teori yang ada, sedangkan prakteknya di lapangan
bisa digunakan sebagai referensi baru untuk memperkaya ilmu dan dapat digunakan
sebagai bahan untuk penganalisisan. Dengan begitu buku ini dapat dijadikan bahan
bacaan atau pedoman dalam mengambil kebijakan ataupun perencanaan ke depan.

Kebijakan Price Floor (Harga Dasar) dan Price Ceiling (Harga Tertinggi)

Price Floor (Harga Dasar) dan Price Ceiling (Harga Tertinggi) merupakan suatu
kebijakan pemerintah dalam perekonomian untuk mempengaruhi bekerjanya
mekanisme pasar, yang bertujuan untuk mengendalikan keseimbangan (ekuilibrium)
pasar.Price Floor atau harga dasar adalah harga eceran terendah yang ditetapkan oleh
pemerintah terhadap suatu barang yang disebabkan oleh melimpahnya penawaran
barang tersebut di pasar. Price Floor efektif melindungi produsen dari penurunan
harga barang yang tak terhingga. Pada kondisi ini tingkat penawaran barang lebih
tinggi dari permintaan (surplus). Penawaran yang lebih tinggi akan mengurangi
tingkat permintaan barang. Terus menurunnya jumlah permintaan mengakibatkan
harga barang terus merosot sampai dibawah harga keseimbangan. Bila hal tersebut
terus dibiarkan maka produsen akan merugi. Oleh sebab itu pemerintah menetapkan
harga dasar, untuk mencegah harga pasar terus merosot tajam. Mekanisme kebijakan
pemerintah lainnya adalah dengan cara membeli surplus produksi atau kelebihan
penawaran tersebut. Kelebihan penawaran juga bisa diekspor ke luar negeri untuk
mengurangi kerugian.

Sedangkan Price Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan
berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar. Price Ceiling efektif
dalam melindungi konsumen dari gejolak harga yang tak terhingga. Pada price
ceiling, harga maksimum terdapat di bawah harga keseimbangan. Dengan
menurunnya harga jual, maka permintaan akan meningkat (hukum permintaan).
Kondisi ini mendorong permintaan terus bertambah, sehingga jumlah barang yang
diminta lebih tinggi dari barang yang ditawarkan (shortage). Hal tersebut yang
akhirnya mengakibatkan kelangkaan barang . Kebijakan yang dilakukan pemerintah
melalui “Operasi Pasar” yang dilakukan pada waktu tertentu. Pemerintah terus

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 55


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 56 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

memantau jumlah penawaran, permintaan dan harga keseimbangan. Bila sudah


sampai titik shortage, maka pemerintah akan menambah jumlah penawaran barang di
pasar, contohnya dengan cara pemberian subsidi, mengimpor barang, mengurangi
pajak, dan lain sebagainya.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 56


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 57 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

Kebijakan mengenai harga biasanya merupakan wewenang pemerintah yang


diturunkan dalam bentuk peraturan dan keputusan pejabat wewenang, seperti surat
keputusan menteri atau pejabat yang diberikan kewenangan untuk itu. Kebijakan
diambil dengan tujuan untuk melindungi petani dan menstabilkan perekonomian.
Dasar penetapan harga adalah hubungan antara input dengan output dalam proses
produksi suatu komoditas.
1. Situasi pada saat panen raya
Panen raya memberikan gambaran produksi yang banyak di luar keadaan
biasanya. Kembali pada mekanisme pasar atau hukum ekonomi yang
menyatakan, bila penawaran naik sementara permintaan tetap maka harga akan
turun. Begitulah yang terjadi pada saat panen raya, harga turun ketika harga
pasar berada di bawah harga yang sebenarnya (harga keseimbangan). Atau bisa
juga dilakukan kebijaksanaan lain, yaitu dengan meningkatkan harga dasar
menjadi lebih tinggi daripada harga pasar tersebut. Misalkan harga pasar adalah
Hp dan harga dasar adalah Hd maka Hd lebih besar dari Hp. Dalam hal ini untuk
menjaga agar harga dasar tetap berlaku maka pemerintah harus ikut ambil
bagian dalam pasar, yaitu dengan menampung kelebihan produksi, sehingga
penawaran dan permintaan pasar tetap seimbang dan harga tidak terpengaruh.
Dengan kata lain, bila pasar dikehendaki bekerja pada harga dasar.
2. Situasi paceklik
Situasi paceklik merupakan kebalikan dari situasi panen raya. Pada saat
paceklik produksi terbatas, dengan kata lain permintaan lebih besar dari
penawaran. Sesuai dengan hukum ekonomi dan mekanisme pasar seperti di atas
maka pengaruhnya adalah pada harga, yang akan naik menjadi lebih tinggi dari
harga pasar. Pada saat ini yang beruntung adalah produsen, dimana ia bisa
mematok harga jauh melebihi harga dasar. Akibatnya yang akan dirugikan
adalah konsumen akhir. Bila harga di tingkat produsen melebihi harga atap
maka harga di tingkat konsumen akhir akan jauh lebih tinggi karena harus
diperhitungkan biaya tata niga dan margin tata niaga dari produsen sampai ke
konsemen akhir. Untuk mengatasi hal ini, supaya tidak terjadi maka pemerintah
akan mengambil kebijakan menetapkan harga atap (ceiling price), dengan
catatan harus diikuti atau diimbangi dengan melepas stok. Kelebihan produksi
yang ditampung pemerintah tadi bisa di lepas ke pasa sehingga jumlah

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 57


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 58 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

penawaran akan meningkat mengimbangi permintaan sehingga harga bisa dijaga


tetap stabil.

Berikut adalah contoh penerapan kebijakan harga oleh pemerintah :


1. Harga dasar
Harga dasar merupakan harga minimum yang harus terjadi di tingkat petani, agar
petani mendapatkan harga yang layak sehingga petani terangsang untuk selalu
meningkatkan produksi. Kebijakan ini diberikan mengingat harga yang terjadi di
pedesaan sangat rendah terutama pada saat panen. karena petani kebanyakan
miskin, sehingga pada waktu panen ada kecenderungan petani menjual sebagian
besar hasil panen untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga jumlah penawaran
hasil panen berlimpah, menyebabkan harga rendah.

2. Harga atap
Harga atap adalah harga maksimum yang harus terjadi agar konsumen dapat
mengkonsumsi komoditas tersebut. Keadaan ini terjadi pada saat paceklik,
karena persediaan komoditas tersebut kurang, sedangkan konsumsi jalan terus.
Kebijakan harga atap ini bertujuan untuk melindungi konsumen.

3. Buffer stock
Ada bermacam-macam tujuan buffer stock yang sesuai dengan namanya:
a. Market operation stock, yaitu cadangan beras untuk keperluan operasi pasar,
yaitu untuk menjalankan kebijakan harga dasar dan atap.
b. Emergency stock, yaitu cadangan beras untuk keperluan bantuan kepada
masyarakat bila terjadi musibah.
c. Commitment stock, yaitu cadangan beras untuk penyaluran golongan
anggaran termasuk pegawai negeri, pegawai BUMN, tentara.
d. carry over stock, yaitu cadangan yang akan digunakan untuk kebutuhan masa
mendatang (ganti tahun).

4. Tarif bea masuk


Tarif bea masuk impor selain mendatangkan pendapatan bagi pemerintah,
sekaligus bisa dimanfaatkan untuk melindungi produsen dalam negeri. akibat
adanya tarif bea masuk, harga produk tersebut menjadi naik.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 58


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 59 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

5. Pajak ekspor
Pajak ekspor selain juga mendatangkan pendapatan bagi pemerintah juga
berfungsi untuk melindungi industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku
produk tersebut. dengan adanya pajak ekspor, maka harga produk dalam negeri
menjadi lebih murah, sehinga menguntungkan pengguna bahan baku tersebut.
6. Pembatasan produksi
7. Pembayaran langsung

KEBIJAKAN PEMASARAN

Mosher (dalam Hanafie, 2010) memasukan pemasaran sebagai syarat mutlak untuk
mengembangkan pertanian. Beberapa produk hasil pertanian tidak dapat berkemabang
karena terhambat pemasarnnya. Apabila biaya produksi suatu komoditi tinggi berarti
produksi tersebut tidak berjalan dengan efisien maka daya saing produk yang
bersangkutan, baik dipasar dalam negeri amaupun dipasar luar negeri akan menjadi
rendah. Kegiatan pertanian selama ini bias hanya sebagai kegiatan memproduksi saja,
sedangkan pasca panen dan pemasaran dilakukan oleh lembaga pemasaran bukan petani,
sehingga menyebabkan rantai pemasaran produk pertanian sangat panjang. Menurut
Downey dan Erickson (1989) Keuntungan dari usaha tani/ budidaya hanya 30 % saja
sedagkan 70 % nya berada pada sektor hilir (pengolahan dan pemasaran)”. Beberapa
program pemasaran yang dikembangakan adalah :

a. Pengembangan Pasar Lelang Produk Pertanain/ Agribisnis

Pasar lelang adalah suatu lembaga transaksi (jual beli) produk pertanian di sentra
produksi, yang dilengkapi dengan aturan main dan system transaksi tertentu menuju
pembentukan harga tertinggi secara transparan (Hakim. B, 2009). Untuk memeperlancar
arus perpindahan produk yang dilelang, penataan lokasi pemasaran produk pertanian
tersebut sebaiknya berada pada lokasi yang terjangkau oleh sentra-sentra produksi
komoditi yang sejenis dalam satu provinsi. Keberadaan pasar lelang pertanian di lokasi
yang tepat diharapkan akan memperlancar pemasaran produk pertanian dan memberi
manfaat bagi seluruh pelaku pemasaran. Petani akan menikmati harga yang tinggi sesuai
dengan kualitas poduk yang dihasilkan, dan produk yang bermutu rendah akan dihargai
lebih rendah. Dengan demikian petani mendapatkan keuntungan dari setiap peningkatan
mutu yang diberikan terhadap produknya.
Keberadaan pasar lelang komoditas pertanian akan menjadi fasilitator dan
intermediasi antar petani (gapoktan) dan pembeli baik pedagang pengencer, pengumpul,
pedagang besar dan kosumen akhir dengan jaringan pemasaran yang lebih pendek dan

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 59


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 60 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

trasparan. Berdasarkan mekanisme pasar lelang tedapat manfaat baik bagi petani maupun
pembeli sebagaimana berikut:

1. Kepastian/ Jaminan pembeli, Transaksi yang terjadi di pasar lelang akan memberikan
kepastian kepada petani bahwa produk yang dihasilkan akan diserap oleh pasar sesuai
dengan kesepakatan dipasar lelang. Kepastian ini akan memberikan kejelasan berapa
volume yang harus diproduksi dan berapa kebutuhan factor produksi yang diperlukan
dalam menghasilkan produk yang diinginkan oleh pasar. Dengan demikian pasar
lelang akan mengubah pola penggunaan lahan kepada yang lebih mebnguntungkan
karena petani memiliki kepastian jumlah yang akan ditransaksikan. Resiko rendahnya
harga karena kelebihan penawaran (excess supply) akan dapat diminimalisasi. Jika
yang melakukan transaksi adalah kelompok tani yang mewakili para petani, maka
fungsi kelompok tani disini adalah melakukan koordinasi jumlah dan jenis yang
diperlukan pasar. Dan bahkan kelompok tani dapat mengatur alokasi jumlah produksi
kepada masing-masing petani sesuai dengan sumberdaya lahan yang dimiliki.
2. Kepastian/Jaminan Harga, Dipasar lelang semua pihak secara terbukia melakukan
negosiasi harga sehingga harga yang terjadi lebih transparan. Hagra yang telah
ditetapkan ini akan menjadi panduan atau jaminan harga pada saat petani
menyerahkan hasil pertanian/ produk pertanian pada saat waktu yang telah ditetapkan.
Dengan pasar lelang kecendrungan harga yang berfluktuatif akan dapat dikurangi.
3. Meningkatkan posisi tawar petani, Pada perdagangan biasa, daya tawar petani rendah
karena petani bergerak sendiri-sendiri, informasi pasar yang tidak seimbang, dan
kecendrungan para pedagang bergerak koluktif, sehingga dengan kondisi ini petani
mendapatkan harga yang rendah. Dengan keterlibatan petani dan banyak pedagang
dalam pasar lelang maka kemungkinan pihak satu mengekploitasi pihak yang lain.
4. Mendorong peningkatan mutu dan produksi, petani/produsen akan terdorong untuk
meningkatkan mutu dan kulaitas produk karena persaingan dipasar lelang yang ketat.
5. Meningktkan efisiensi tataniaga, dengan pasar lelang antara produsen dan konsumen
bisa bertemu lansung dalam melakukan penjualan dengan harga yang saling
mengunrungkan.
6. Meningkatkan kepercayaan institusi keuangan, lembaga keungan akan tertarik
membiayai proses produksi para petani karena petani sudah mendapatkan jaminan
pasar dan membiayai pembeli sebagai pre-financing atas komoditas yang dibelinya.

b. Sitem Resi Gudang

Melalui UU No. 9 tahun 2006 dan telah direvisi pada tahun 2011 di Indonesia telah
diterapkan pembiayaan alternative melalui Sistem Resi Gudang (SRG) atau
warehouse receipt di sentra-sentra produksi untuk komiditi gabah, beras, jagung,

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 60


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 61 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

kopi, kakao, lada, karet dan rumput laut. Dengan model SRG, petani dapat
menyimpan produknya ke pengelola gudang yang ditandai dengan bukti penyimpanan
dalam bentuk resi gudang. Resi ini selanjutnya dapat dijadikan jaminan untuk
mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Pada masa-masa tertentu bila harga
gabah sudah membaik, produk dapat dipasarkan dengan sistem lelang untuk
mendapatkan harga tertinggi.
Pada tahun 2011 pemerintah (melaui kemendag) telah membangun 80 resi gudang
di 72 Kabupaten dengan komoditas yang masuk kegudang senilai Rp. 40,6 miliar
dengan jumlah resi gudang 268 buah (Kompas, 31/1/2012). Namun SRG belum
familiar di masyarakat karena masih banyak yan gbelum pahan dengan sistem ini dan
belum banyak pihak perbankan yang tertarik dengan sistem ini.
Transaksi resi gudang adalah bentuk modernisasi perdagangan yang diharapkan
menciptakan stabilisasi harga. Christian Joerg, seorang collateral Nanager SGS di
Geneva Swiss, mencatat sistem resi gudang sudah dikenal dimesopotamia sejak 2400
sebelum Masehi. Resi gudang telah banyak dilakukan di negara amju seperti AS dan
Kanada, maupun dinegara berkemabang seperti Filiphina, India, Ukraina, Brazil dan
Zambia. juga akan memudahkan pemerintah dalam pemantauan stock komoditas.
Sejarah resi gudang berasal dari Chicago, AS sekitar tahun 1830-an. Resi gudang
mengubah Chicago yang semula hanya dikenal sebagai basis perdagangan bulu
binatang menjadi pusat perdgangan komoditas. Di negara maju resi gudang
meruapakan salah satu instrument pendukung kebijakan perekonomian, misalnya
dalam pengendalian stock bahan pangan, disamping fasilitas akses pembiayaan bagi
sector pertanian.
Diharapkan melalui system resi gudang akan dapat meningkatkan harga jual
produk pertanian serta menjamin ketersediaan produk bagi konsumen. Sistem ini juga
akan mendorong petani untuk berusaha secara berkelompok sehingga akan
menigkatkan efisisensi dan posisi tawar petani, serta menghasilkan produk pertanian
dengan mutu yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu bila
model resi gudang ini dapat dilaksanakan di sentra-sentra produksi.
Empat pilar utama dari pelaksanakan Sistem Resi Gudang yaitu: sebagai agunan
untuk mendapatkan kredit modal kerja bagi petani untuk melanjutkan usaha nya,
dokumen penting pengendalian stok bahan pangan, sistem control untuk mendukung
kelangsungan usaha industri pasca panen, dan sebagai instrument perdagangan di
bursa berjangka.

KEBIJAKAN SUBSIDI

Subsidi diartikan sebagai pembayaran sebagian harga oleh pemerintah


sehingga harga dalam negeri lebih rendah daripada biaya rata-rata pembuatan
suatu komoditi atau harga internasionalnya. Ada 2 macam subsidi, yaitu subsidi

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 61


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 62 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

harga produksi dan subsidi harga faktor produksi (Hanafie, 2010 : 238).
a. Subsidi harga produksi
Subsidi ini bertujuan melindungi konsumen dalam negeri, artinya
konsumen dalam negeri dapat membeli barang yang harganya lebih rendah
daripada biaya rat-rata pembuatan suatu komoditas atau harga
internasionalnya. Untuk meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian, khususnya
beras, pemerintah memberikan subsidi harga faktor produksi, seperti pupuk,
pestisida, dan bibit. Subsidi untuk usaha tani padi yang ditanggung oleh
pemerintah sangat besar, misalnya biaya yang ditanggung oleh pemerintah untuk
mengimpor atau memproduksi pupuk dalam negeri.

b. Subsidi harga faktor produksi


Untuk membeli pupuk yang harganya relatif mahal, seringkali petani tidak
memiliki uang tunai. Untuk itu, petani dapat memperoleh kredit dengan
bunga yang relatif rendah. Selisih antara bunga bank sesungguhnya
dengan bunga yang harus ditanggung petani, dibayarkan oleh pemerintah
dalam bentuk subsidi kepada petani.
Pengadaan pupuk bersubsidi akan meningkatkan efisiensi usaha tani, yaitu
berimplikasi pada peningkatan pemanfaatan lahan dan penggunaan benih yang
secara sinergis berpengaruh terhadap peningkatan produksi pertanian. Kemudian,
peningkatan produksi dengan biaya yang disubsidi dan harga output yang stabil
menyebabkan pendapatan petani meningkat. Kedua hal tersebut akan
mempengaruhi aspek ketersediaan dan aksesibilitas, sehingga akan mempengaruhi
status ketahanan pangan.
KEBIJAKAN INVESTASI

Kebijakan investasi di Indonesia dikeluarkan oleh badan koordinasi penanaman


modal (BKPM) dengan dukungan dari departemen-departemen teknis terkait. BKPM
menetapkan skala prioritas untuk usaha tertentu, misalnya pembukaan usaha besar
diharapkan menghindari persaingan dengan usaha petani.

Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk


merangsang investasi baik oleh swasta nasional maupun swasta asing, namun sampai saat
ini investasi dalam sektor pertanian masih relatif kecil. Hal ini disebabkan faktor
keuntungan yang dapat diperoleh umumnya lebih kecil dibandingkan investasi disektor
industri dan jasa serta berisiko lebih besar dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 62


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 63 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

KEBIJAKAN KONSUMSI ( CONSUMPTION POLICY )

Undang-undang RI No. 7 THN 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa yang


dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, serta pembuatan makan atau minuman.
Perubahan orientasi pembangunan di bidang pangan meliputi 5 aspek, antara lain :
1. Dari orientasi swasembada beras menjadi swasembada pangann.
2. Orientasi pemenuhan kuantitas menjadi orientasi yang menekankan kepada kualitas
pangan.
3. Orientasi yang berupaya untuk mengatasi situasi yang berlebih melalui mekanisme
pasar.
4. Orientasi yang menekankan pada upaya mencukupi kebutuhan pangan melalui
peningkatan produksi, menjadi orientasi untuk menghasilkan atau memproduksi
pangan yang sesuai dengan permintaan pasar.
5. Orientasi yang menitikberatkan kepada komoditas tunggal menjadi orientasi kapada
pangan yang beranekaragam.

Keterkaitan antara pendapatan dan permintaan akan pangan disebutkan dalam teori
haga bahwa semakin tinggi harga suatu barang cenderung akan mengurangi permintaan
akan barang tersebut dan sebaliknya.
Pada dasarnya, keragaman atau diversifikasi pangan mencakup 3 lingkup pengertian yang
satu sama lain saling berkaitan, yaitu divesifikasi konsumsi pangan, diversifikasi
ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan. Pengetahuan tentang permintaan
terhadap keanekaragaman yang direfleksikan oleh perkembangan keanekaragaman
konsumsi pangan merupakan hal yang penting berdasarkan beberapa alas an, antara lain :

1. Dalam lingkup kepentingan nasional, pengurangan konsumsi beras akan memberikan


dampak positif terhadap kelestarian swasembada atau ketahanan dan keamanan
pangan.
2. Diversifikasi konsumsi akan mengubah alokasi sumber daya kea rah yang lebih
efesien, fleksibel, dan stabil.
3. Keanekaragaman pangan juga penting dilihat dari segi nutrisi.
4. Pengetahuan tentang ketahanan pangan juga akan berguna dalam perumusan strategi
pengembangan sistem pangan yang menyangkut segala sesuatu yang berhubungan
dengan pengaturan, pembinaan, serta pengawasan terhadap kegiatan atau proses
produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi oleh manusia.
Pemerintah juga meluncurkan Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Pangan
dan Gizi dalam rangka mencapai cukup pangan dan bebas gizi buruk. Kebijakan ini

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 63


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 64 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

diharapkan dapat mengatasi masalah gizi buruk yang dialami oleh 1,7 juta anak balita
dengan melibatkan sektor lain, diantaranya sektor kesehatan dan pengembangan wilayah.

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
d. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
e. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok Anda.
f. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain

7. Tugas dan Pertanyaan :


Pertemuan 1
1. Apa konsep, tujuan, kemdala dan instrument dari kebijakan di bidang pertanian?
2. Bagaimana penjelasan mengenai siklus kebijakan yang merupakan gambaran nyata
dari proses pengambilan keputusan kebijakan?

Pertemuan 2
1. Berikan contoh penerapan kebijakan subsidi pupuk yang diberikan pemerintah dan
gambarkan kurva nya?
2. Berikan contoh penerapan kebijakan konsumsi dan kebijakan investasi yang
dilakukan pemerintahan saat ini?

8. Pustaka :
c. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
UP2AI, Polinela, Tahun 2015 64
SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 65 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

d. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasiswa

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 65


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 66 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)

Minggu ke : 16

Capaian Pembelajaran : Pembangunan Ekonomi Pertanian Pedesaan


Berkelanjutan

Waktu : 1x160

Tempat : Ruang Kuliah

1. Sub Capaian : a. Memahami konsep pembangunan ekonomi pertanian


Pembelajaran pedesaan berkelanjutan

2. Indikator Capaian : a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pembangunan


Kinerja ekonomi pertanian pedesaan berkelanjutan

3. Teori :

TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN


Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan
berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina
manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi
pembangunan nasional.
Tujuan pembangunan pedesaan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
alam.
Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah terciptanya kawasan pedesaan yang
mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan
lain melalui pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang
damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Sasaran
Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 66


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 67 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

a. Peningkatan produksi dan produktivitas


b. Percepatan pertumbuhan desa
c. Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja
dan lapangan usaha produktif.
d. Peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat.
e. Perkuatan kelembagaan.

Indikator Pembangunan Ekonomi Pedesaan


Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi dan sosial adalah merupakan
prasyarat. Suatu desa dianalisis sebagai suatu sistem ekonomi dan sosial terbuka yang
berhubungan dengan desa-desa lain melalui arus perpindahan faktor produksi, pertukaran
komoditas dan informasi serta mobilitas penduduk. Merupakan persoalkan yang penting
pula yaitu bagaimaria mengukur peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial,
peningkatan produksi, sumberdaya pembangunan, pendapatan perkapita, perbaikan sistem
transportasi.

Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi pedesaan dapat dikemukakan sebagai


berikut :

Pendapatan Desa Perkapita


Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan adalah nilai seluruh
produksi (PDRB) dalam suatu desa (atau Produksi Domestik Regional Bruto untuk tingkat
kabupaten). Nilai seluruh produksi ini merupakan ukuran prestasi ekonomi dari seluruh
kegiatan ekonomi, yang dihitung dengan pendekatan arus barang dan jasa akhir, tetapi
dapat pula dihitung dengan menjumlahkan biaya atau penghasilan yang diperlukan untuk
memproduksi output. Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung netto dan
penyusutan maka diperoleh pendapatan pedesaan, jika dibagi dengan jumlah penduduk
desa menjadi sama dengan Pendapatan Pedesaan per kapita.
Timbul kekecewaan terhadap Nilai Seluruh Produksi (PDRB) sebagai tolok ukur
kesejahteraan ekonomi, pertama, karena PDRB mencakup juga banyak elemen yang
memberikan sumbangan yang tidak jelas terhadap kesejahteraan perorangan, dan kedua,
karena elemen pokok dan kesejahteraan itu justru diabaikan. Untuk menyempurnakan
tolok ukur ekonomi yang lebih tepat, maka perlu dilakukan koreksi positif dan negatif
yang harus ditambahkan atau dikurangkan pada PDRB.
Koreksi positif, yaitu waktu luang. misalnya seseorang menjadi lebih kaya dan sejahtera
maka seseorang akan memutuskan untuk bekerja dalam waktu yang Iebih singkat
seminggunya, dengan barapan memperoleh kepuasan psikis dan tambahan waktu luang
tersebut. Kepuasan waktu luang ini berarti nilai produksi barang dan jasa dalam
perhitungan PDRB mungkin akan turun walaupun tingkat kesejahteraan meningkat.
Koreksi positif lainnya yakni perekonomian informal, pada dewasa ini kegiatannya

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 67


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 68 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

meningkat sangat tajam. Umumnya nilai produksi tersebut tidak ditambahkan pada Nilai
Seluruh Produksi (PDRB).
Koreksi negatif, kerusakan lingkungan itu sangat merugikan, pisalya kerusakan lahan atau
tanah longsor karena galian batu kali, polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh pabrik
semen, semuanya ini perugikan untuk menghasilkan rumah nyaman. Kalau biaya yang
sangat merugikan itu belum tergambar dalam Nilai Seluruh Produksi,maka biaya ekonomi
tersebut harus dikeluarkan (dikurangkan) dan nilai PDRB.

Ketimpangan Pendapatan
Analisis ketimpangan dimulai dengan pertanyaan tentang berapa persen dan total
pendapatan yang diterima oleh 20 persen populasi yang berpendapatan terendah, 50 persen
terendah dan Seterusnya. Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan dengan mutlak
didistnibusikan secara adil, 40 persen populasi terbawah akan menerima 40 persen dan
total pendapatan, dan 40 persen populasi Sedang (tengah) akan menerima 40 persen dan
total pendapatan, dan 20 persen populasi teratas akan menerima 40 persen total
pendapatan.

Dalam kenyataannya, tingkat ketimpangan aktual memperlihatkan bahwa 20 persen


populasi terbawah hanya menerima sekitar 5 persen dan total pendapatan, dan 20 persen
kedua, ketiga, keempat masing-masing menerima sekitar 10 persen, 17,5 persen dan 25
persen dan total pendapatan, sedangkan 20 persen kelima (teratas) menikmati sektar 42,5
persen dari total pendapatan. Gambaran ini memperlihatkan tingkat ketimpangan aktual
yang tajam.
Di negara-negara berkembang pada umumnya menunjukkan ketimpangan yang tinggi.
Umumnya di masyarakat pedesaan tingkat ketimpangan pendapatannya tidak terlalu
tajam, karena sebagian besar penduduknya relatif masih miskin dan masih relatif
homogen.

Perubahan Struktur Perekonomian


Mendasarkan hipotesis Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa suatu peningkatan dalam
pendapatan per kapita akan diikuti oleh suatu penurunan dalam proporsi sumberdaya yang
dimanfaatkan dalam sektor pertanian (sektor primer), dan suatu peningkatan dalam
industri manufaktur (sektor sekunder), dan kemudian dalam industri jasa (sektor tersier).
Menurunnya sumbangan (peranan) sektor pertanian dan meningkatnya sektor industri
mencerminkan perubahan struktur perekonomian yang semakin seimbang dan makin
kokoh, dimana terdapat kemampuan dan kekuatan yang maju yang didukung oleh
pertanian yang tangguh.

Umumnya, strutkur perekonomian daerah pedesaan masih berat sebelah pada sektor
pertanian (kontribusi sektor pertanian masih sangat besar). Meskipun kontribusi sektor

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 68


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 69 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

pertanian masih sangat besar, namun pembangunan daerah pedesaan memperlihatkan


perkembangan yang nyata, seperti diterapkannya mekanisasi sistem pertanian, penggunaan
bibit/benih unggul, dan sarana produksi lainnya yang lebth baik, telah menunjukkan
perkembangan yang menjanjikan. Prospek pembangunan daerah pedesaan cukup
menggembirakan pada masa depan. Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan
pada sasaran:

a. penguatan ketahanan pangan


b. menunjang pengembangan kegiatan sektor industri dan mendorong ekspor
c. memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan yang diharapkan dapat mengurangi
arus penduduk pedesaan berurbanisasi ke kota-kota besar
d. mengembangkan kerjasama (keterkaitan) antar daerah pedesaan untuk
memperkokoh struktur perekonomian pedesaan (penguatan sektor industri yang
makin berkembang ditopang oleh sektor pertanian yang bertambah mantap dalam
rangka mengurangi ketimpangan di dalam dan antar pedesaan).

4. Bahan dan Alat :


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. ATK 40 set
2. Folio Bergaris 40 lembar
3. Penggaris 40 buah

5. Organisasi : Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri


atas 3-5 orang setiap kelompok. Setiap kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang
dipilih diantara anggota. Setiap kelompok melakukan praktikum dibimbing oleh dosen
dan teknisi.
6. Prosedur Kerja :
a. Mahasiswa membaca kasus yang disediakan
b. Diskusikan kasus-kasus dibawah ini dengan teman-teman dalam kelompok Anda.
c. Presentasikan jawaban kelompok Anda di depan kelompok lain

7. Tugas dan Pertanyaan :


Pertemuan 1

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 69


SATUAN ACARA PERNGAJARAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Halaman : 70 dari
Kode : P Tanggal: Revisi: 0
70

1. Jelaskan tantangan yang dihadapi dalam ekonomi pedesaan yang berkelanjutan?


2. Buatlah makalah berkaitan dengan ekonomi pedesaan berkelanjutan !

8. Pustaka :
a. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas
Terbuka. Tangerang.
b. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

9. Hasil Praktikum : Jawaban kasus BPP yang dikerjakan mahasiswa

UP2AI, Polinela, Tahun 2015 70


KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 1 dari 6

KONTRAK PERKULIAHAN

MataKuliah : Ekonomi Pertanian


KodeMataKuliah : PAG 1316
Pengajar : Sutarni, S.P., M.E.P., dan Dayang Berliana, S.P., M.Si.
Semester : III
SKS / Jam per minggu : 2 (1-1)/ K: 1(1x50’) + P: 160’
Tempat Perkuliahan : -

1. Manfaat Mata Kuliah : Mahasiswa mampu menguraikan permasalahan ekonomi


pertanian, lingkup ekonomi pertanian, prinsip ekonomi pertanian yang pada akhirnya
mampu mengelola bisnis pertanian dan mampu menyusun materi penyuluhan tentang
ekonomi pertanian.

2. Deskripsi Perkuliahan : pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
Permasalahan Ekonomi Pertanian, pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian
dan Permasalahan Ekonomi Pertanian, Peranan sumber daya alam dan sumber daya
manusia dalam pengembangan pertanian, Peranan kelembagaan dalam pengembangan
pertania, Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian, Peranan Modal dalam
pengembangan pertanian, peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian, Kebijakan
pertanian, Prinsip-prinsip ekonomi dalam Usahatani, Struktur biaya, produksi, dan
keuntungan usahatani, Pemasaran domestic dan pemasaran luar negeri produk pertanian,
Masalah Pangan dan gizi, serta Ekonomi Pendesaan Berkelanjutan

3. Capaian pembelajaran Mata kuliah :

Ketrampilan Khusus

1. Mampu mengidentifikasi, menentukan peluang, merencanakan bisnis, menilai


kelayakan investasi, dan melaksanakan usaha agribisnis skala kecil maupun
menengah yang prospektif, berkelanjutan dan berdaya saing.
2. Mampu melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui
penyuluhan, pelatihan, klinik agribisnis menggunakan alat bantu dan alat peraga
dengan menggunakan metode yang sesuai denga materi.

Penguasaan pengetahuan:

1. Menguasai konsep teoritis ekonomi pertanian


KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 2 dari 6

2. Menguasai konsep teoritis sistem agribisnis hulu sampai hilir


3. Menguasai konsep teoritis pembiayaan dan lembaga penunjang agribisnis
4. Menguasai konsep pengelolaan koperasi pertanian

4. Capaian (Hasil) Pembelajaran Pertemuan :

1. Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
Permasalahan Ekonomi Pertanian
2. Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi Pertanian dan
Permasalahan Ekonomi Pertanian
3. Mampu menjelaskan Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam
pengembangan pertanian
4. Mampu menjelaskan Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian
5. Mampu menjelaskan Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian
6. Mampu menjelaskan Peranan Modal dalam pengembangan pertanian
7. Mampu menjelaskan peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian
8. Mampu menjelaskan Kebijakan pertanian
9. Mampu menjelaskan Prinsip-prinsip ekonomi dalam Usahatani
10. Mampu menyusun Struktur biaya, produksi, dan keuntungan usahatani
11. Mampu melakukan Pemasaran domestic dan pemasaran luar negeri produk pertanian
12. Mampu menjelaskan Masalah Pangan dan gizi
13. Mampu menjelaskan Ekonomi Pendesaan Berkelanjutan
KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 3 dari 6

5. Organisasi Materi/ Peta Matakuliah

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH


MATA KULIAH
Ekonomi Pertanian (Semester 3)
Prodi: Agribisnis (Diploma 3)
Jurusan: Ekonomi dan Bisnis

Mampu menjelaskan pembangunan ekonomi


pertanian perdesaan berkelanjutan

Mampu menjelaskan Kebijakan pertanian


(subsidi, produksi, harga, investasi, konsumsi)

Mampu menjelaskan Mampu menyusun Mampu melakukan kajian Mampu menjelaskan


Struktur biaya, produksi, pemasaran domestik dan
Prinsip-prinsip ekonomi masalah pangan dan
dalam Usahatani dan keuntungan usahatani pemasaran luar negeri
produk pertanian gizi

Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan


Peranan sumber daya Peranan kelembagaan Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan
alam dan sumber daya dalam pengembangan Peranan Modal dalam peranan Inovasi dalam
manusia dalam pertanian pengembangan pertanian pengembangan pertanian
pengembangan
pertanian

Menguraikan Ekonomi pertanian di Indonesia meliputi Ciri-ciri Umum


pertanian, Sistem pertanian, dan Pembagian bidang-bidang pertanian

Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Ilmu dan


Permasalahan Ekonomi Pertanian

Entry Behavior: sudah mendapatkan mata kuliah


1. Menguasai bagan sistem agribisnis dari hulu hingga hilir (Manajemen Agribisnis)
2. Menguasai konsep teori ekonomi mikro dan makro (Pengantar Ilmu Ekonomi)
3. Menguasai prinsi dasar produksi pertanian (Pengantar Ilmu Pertanian)
KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 4 dari 6

6.Strategi Perkuliahan

Kuliah diberikan dalam bentuk ceramah, diskusi, latihan soal tertulis, praktik lapang, presentasi,
praktikum mahasiswa di ruang kuliah dengan menggunakan komputer/laptop .

1. Referensi Utama dan Penunjang

1. Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.


2. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakartta
3. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
4. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

2. Tugas
Kuliah (50%) dan Praktikum (50%)

1. Kuis (penguasaan pengetahuan) dengan cara tes (12,5%)


2. Tugas Terstruktur (7,5%)
3. UTS (penguasaan pengetahuan) (15%)
4. UAS (penguasaan pengetahuan) dengan cara tes (15%)
5. Hasil Praktikum (penguasaan ketrampilan) dengan cara Observasi dan presentasi dan test
tertulis dengan latihan soal (10 %)
6. Laporan (penguasaan keterampilan) (15%)
7. Aktivitas presentasi dan diskusi (15%)
8. Ujian akhir praktikum (test tertulis secara komprehenship) (10%)

3. Kriteria Penilaian

Mengacu pada Peraturan Akademik dan Kedisiplinan Mahasiswa Polinela tahun 2015, Bab IV
pasal 12.

Huruf Angka
A >=75.4
B 65.5-75.4
C 55.0-65.4
D 45.0-54.9
E <45.0

Aspek-aspek yang dinilai dalam penentuan Nilai Akhir, meliputi:

9. Jadwal perkuliahan:
KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 5 dari 6

Pertemuan
ke Bahan Kajian Bacaan/Bab
1. Pendahuluan 1, 2
a) Pengertian dan ruang lingkup Ilmu Ekonomi
Pertanian
b) Permasalahan Ekonomi Pertanian

2. Ekonomi pertanian di Indonesia 1, 2


a) Ciri-ciri Umum pertanian
b) System pertanian
c) Pembagian bidang-bidang pertanian
3., 4. Peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia 1, 2
dalam pengembangan pertanian
a) Tanah
b) Iklim
c) Air
d) Tenaga kerja
5. Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian 1, 2
a) Pengertian kelembagaan
b) Administrasi pemerintahan
c) Kelompok tani
d) Gapoktan
a) Koperasi pertanian
6. Peranan Modal dalam pengembangan pertanian 1, 2
a) Pembiayaan pertanian jangka panjang
b) Modal Usahatani
c) Koperasi sebagai lembaga perekonomian
7. Peranan Inovasi dalam pengembangan pertanian 1, 2
a) Pengertian inovasi
b) Sumber Inovasi
c) Adopsi dan Inovasi
8. UTS 1, 2
9,10 Prinsip-prinsip ekonomi dalam Usahatani 3, 4
a) Permintaan dan penawaran produk pertanian
b) Elastisitas Permintaan dan penawaran produk
pertanian
c) Dampak kebijakaan pemerintah terhadap
permintaan dan penawaran produk pertanian
11 Struktur biaya, produksi, dan keuntungan usahatani 3, 4
a) Prinsip Minimisasi biaya
b) Prinsip Maksimisasi keuntungan
c) Kombinasi usaha dan skala usaha
KONTRAK PERKULIAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Kode : P Tanggal: Revisi: 0 Halaman : 6 dari 6

12 Pemasaran domestik dan pemasaran luar negeri 3, 4


produk pertanian
13 Masalah Pangan dan gizi 3, 4
14, 15 Kebijakan pertanian 3, 4
a) Kbijakan produksi
b) Kebijakaan subsidi
c) Kebijakan investasi
d) Kebijakan harga
e) Kebijakan pemasaran
f) Kebijakan konsumsi
16. Pembangunan ekonomi pertanian perdesaan 3, 4
berkelanjutan

Referensi/Bahan Bacaan

a. Hanafie,R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.


b. Mubyarto. 1989. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES. Jakartta
c. Anindita, Ratya. 2014. Materi Pokok Ekonomi Pertanian. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang.
d. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Catatan :
Apabila ada kuliah yang kosong karena dosen berhalangan hadir, materi dapat dijadikan
tugas atau digabung dengan materi minggu selanjutnya sesuai kesepakatan bersama.

Bandar Lampung, 16 Desember 2016.

Dosen Penanggung Jawab MK

Sutarni, S.P., M.E.P.

Anda mungkin juga menyukai