Anda di halaman 1dari 6

Analytical Hierarchy Proses (AHP).

Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang
komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan
memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan
variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut.

Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk
menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu.
Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang
mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif.

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik.
Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penenetapan nilai
kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu,
dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun
terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar
pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal.
 Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki fungsional
dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak
terstruktur dipecahkan ke dalam kelomok-kelompoknya dan diatur menjadi suatu bentuk
hirarki.

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain
karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub
kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Penggunaan AHP bukan hanya untuk institusi pemerintahan atau swasta namun juga dapat
diaplikasikan untuk keperluan individu terutama untuk penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan kebijakan atau perumusan strategi prioritas. AHP dapat diandalkan karena dalam AHP
suatu prioritas disusun dari berbagai pilihan yang dapat berupa kriteria yang sebelumnya telah
didekomposisi (struktur) terlebih dahulu, sehingga penetapan prioritas didasarkan pada suatu
proses yang terstruktur (hirarki) dan masuk akal. Jadi pada intinya AHP membantu
memecahkan persoalan yang kompleks dengan menyusun suatu hirarki kriteria, dinilai secara
subjektif oleh pihak yang berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna
mengembangkan bobot atau prioritas (kesimpulan).

Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak
terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini,
2007).

Prosedur AHP

Terdapat tiga prinsip utama dalam pemecahan masalah dalam AHP menurut Saaty, yaitu:
Decomposition, Comparative Judgement, dan Logical Concistency. Secara garis besar prosedur
AHP meliputi tahapan sebagai berikut (Saaty, 1993).

1. Dekomposisi masalah Dekomposisi masalah adalah langkah dimana suatu tujuan (Goal)
yang telah ditetapkan selanjutnya diuraikan secara sistematis kedalam struktur yang
menyusun rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai secara rasional. Dengan kata
lain, suatu tujuan yang utuh, didekomposisi (dipecahkan) kedalam unsur penyusunnya.
2. Penilaian/pembobotan untuk membandingkan elemen-elemen Apabila proses
dekomposisi telah selasai dan hirarki telah tersusun dengan baik. Selanjutnya dilakukan
penilaian perbandingan berpasangan (pembobotan) pada tiap-tiap hirarki berdasarkan
tingkat kepentingan relatifnya.
3. Penyusunan matriks dan Uji Konsistensi Apabila proses pembobotan atau pengisian
kuisioner telah selesai, langkah selanjutnya adalah penyusunan matriks berpasangan
untuk melakukan normalisasi bobot tingkat kepentingan pada tiap-tiap elemen pada
hirarkinya masingmasing. Pada tahapan ini analisis dapat dilakukan secara manual
ataupun dengan menggunakan program komputer seperti Expert Choice.
4. Penetapan prioritas pada masing-masing hirarki Untuk setiap kriteria dan
alternatif,perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai
perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari
seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat
dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot
dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui
penyelesaian persamaan matematik.
5. Sistesis dari prioritas Sistesis dari prioritas didapat dari hasil perkalian prioritas lokal
dengan prioritas dari kriteria bersangkutan yang ada pada level atasnya dan
menambahkannya ke masing-masing elemen dalam level yang dipengaruhi oleh kriteria.
Hasilnya berupa gabungan atau lebih dikenal dengan istilah prioritas global yang
kemudian dapat digunakan untuk memberikan bobot prioritas lokal dari elemen yang
ada pada level terendah dalam hirarki sesuai dengan kriterianya.
6. Pengambilan/penetapan keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses
dimana alternatifalternatif yang dibuat dipilih yang terbaik berdasarkan kriterianya.

Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :

 Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam
 Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria
dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan
 Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan
multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki.
Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.
Kekurangan AHP

 Metode AHP memiliki ketergantungan pada input utamanya

Input utama yang dimaksud adalah berupa persepsi atau penafsiran seorang ahli sehingga
dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika
ahli tersebut memberikan penilaian yang salah.

 Metode AHP ini hanya metode matematis

Tanpa ada pengujian secara statistik berdasarkan data historis permasalahan yang telah terjadi
sebelumnya, sehingga tidak ada batas kepercayaan dan informasi pendukung yang kuat dari
kebenaran model yang terbentuk.

Teori-teori dari gambar Analytical Hierarchy Process (AHP)

Prinsip AHP

1. Decomposition yaitu membuat hirarki. Jadi sistem yang kompleks dipecah menjadi
sederhana.
2. Comparative judgment yaitu penilaian kriteria dan alternatif.

Kriteria dan alternatif sering ditunjukkan dengan matrik berpasangan. Menurut Saaty (1988)
digunakan skala perbandingan sebagai ukuran seperti pada skala di bawah ini yang menyatakan
intensitas kepentingan.

1 : sama penting (equal)

3 : lebih penting sedikit (slightly)

5 : lebih penting secara kuat (strongly)

7 : lebih penting secara sangat kuat (very strong)

9 : lebih penting secara ekstrim (extreme)

1. Synthesis of priority, menentukan priorotas dari elemen kriteria. Hal ini sering kali
dipadang sebagai bobot atau kontribusi terhadap tujuan pengambilan kuputusan.
2. Logical Consistency
Langkah-langkah AHP

Langkah – langkah  dan proses Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai berikut:

1. Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk


memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan
pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat
ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan
bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga elemen dengan
bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks
perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama.
4. Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan
pada tiap tingkat hierarki.

Contoh Tesis yang membahas tentang Analytical Hierarchy Process (AHP)

1. Implementasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Pemilihan Calon


Presiden Ra pada Pemilihan Umum Secara Langsung Tahun 2009

Salah satu sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan adalah adanya beragam kriteria
pemilihan. Oleh karena itu maka Analythical Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk
membantu menyelesaikan masalah ini. Dalam perkembangan AHP tidak saja digunakan untuk
menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas
sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Seperti halnya
dalam penelitian ini yaitu dalam penentuan calon presiden (capres) RI pada pemilihan umum
secara langsung tahun 2009. Pada akhirnya hasil dari metode ini diharapkan dapat membantu
semua pihak, khususnya masyarakat dalam rangka memilih secara langsung capres RI sesuai
dengan aspirasi dan kriteria yang berlaku secara umum.
2. Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Sistem Penunjang
Keputusan Untuk Pemilihan Asuransi

Memilih produk asuransi membutuhkan proses pengambilan keputusan yang cukup rumit
karena melibatkan banyak kriteria seperti  brand image  perusahaan, besar  premi yang harus
dibayarkan, kemudahan prosedur klaim,  dan lain sebagainya, sebagai  bahan pertimbangan
dalam prosesnya. Salah satu metode yang sesuai untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ini adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah metode AHP dapat digunakan dalam suatu  sistem penunjang  keputusan.
Untuk  mendukung penelitian,  dibuat suatu sistem  penunjang  keputusan  yang  berisi  modul 
simulasi  untuk  memilih  produk  asuransi. Berdasarkan  skenario pengujian  yang dibuat,
diperoleh  hasil bahwa  solusi yang  diberikan oleh sistem cukup akurat dan mendekati
kemampuan manusia dalam mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai