Anda di halaman 1dari 8

Nama : Agus Estepen Nanda

NIM : 19210032

TOPSIS Method

TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah


salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan
oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih
harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif
dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan
kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal.
Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat
dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk
yang dicapai untuk setiap atribut.

TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak
terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.
Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai.
Semakin banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses
pengambilan keputusan, maka semakin relatif sulit juga untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan. Apalagi jika upaya pengambilan keputusan dari
suatu permasalahan tertentu, selain mempertimbangkan berbagai faktor/kriteria yang
beragam, juga melibatkan beberapa orang pengambil keputusan.
Permasalahan yang demikian dikenal dengan permasalahan multiple criteria
decision making (MCDM). Dengan kata lain, MCDM juga dapat disebut sebagai suatu
pengambilan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan
beberapa kriteria tertentu. Metode TOPSIS digunakan sebagai suatu upaya untuk
menyelesaikan permasalahan multiple criteria decision making. Hal ini disebabkan
konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan
untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan. Metode ini banyak
digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis.

Tahapan dalam Metode TOPSIS:


1. Menentukan kriteria dan sifat
2. Menentukan rating kecocokan
3. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi
4. Perkalian antara bobot dengan nilai setiap atribut
5. Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif
6. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan
negatif
7. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif
Dalam metode TOPSIS, dipertimbangkan adanya solusi ideal positif dan solusi ideal
negatif. Solusi ideal positif merupakan nilai terbaik dari semua kriteria sedangkan solusi ideal
negatif adalah nilai terburuk untuk tiap kriteria dari alternatif yang ada. Dengan adanya kedua
solusi ini maka alternatif yang dipilih dalam metode TOPSIS merupakan alternatif yang
memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal
negatif.

Kelemahan metode TOPSIS:


 Belum adanya penentuan bobot prioritas yang menjadi prioritas hitungan terhadap kriteria,
yang berguna untuk meningkatkan validitas nilai bobot perhitungan kriteria. Maka dengan
alasan ini, metode ini dapat dikombinasikan misalnya dengan metode AHP agar
menghasilkan output atau keputusan yang lebih maksimal
 Belum adanya bentuk linguistik untuk penilaian alternatif terhadap kriteria, biasanya
bentuk linguistik ini diinterpretasikan dalam sebuah bilangan fuzzy
 Belum adanya mediator seperti hirarki jika diproses secara mandiri maka dalam ketepatan
pengambilan keputusan cenderung belum menghasilkan keputusan yang sempurna
 Metode TOPSIS ini dapat digunakan dalam menentukan perangkingan alternatif dengan
memperhitungkan solusi ideal dari suatu masalah dan penentuan bobot setiap kriteria.
Namun, kurang baik jika digunakan dalam mendapatkan bobot yang memperhitungkan
hubungan antara kriteria. Walaupun dapat dilakukan dengan pairwase comparison, tetapi
membutuhkan matriks dan perhitungan yang lebih rumit. Oleh karena itu, dilakukan
penggabungan dengan metode lain seperti ANP (Analytic Network Process) dalam
mengatasi masalah pembobotan tersebut.
 Pada proses yang menggunakan metode TOPSIS, perangkingan dan pembobotan kriteria
adalah memiliki nilai yang telah pasti. Padahal, dalam aplikasinya di kehidupan nyata,
terdapat informasi yang tidak lengkap atau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia.
Contoh penyebab informasi yang tidak lengkap tersebut adalah karena adanya penilaian
dari manusia yang seringkali bersifat tidak pasti/kabur (fuzzy) dan tidak dapat
mengestimasikan perangkingan dalam data numerik yang pasti. Ketidakpastian ini
merupakan sesuatu yang tidak dapat diatasi jika menggunakan metode TOPSIS, kecuali
jika dilakukan perhitungan algoritma lebih lanjut dalam perumusan
metode TOPSIS tersebut.
 Metode TOPSIS menentukan solusi berdasarkan jarak terpendek menuju solusi ideal dan
jarak terbesar dari solusi negatif yang ideal. Namun, metode ini tidak mempertimbangkan
kepentingan relatif (relative importance) dari masing-masing jarak tersebut.
 Pada metode TOPSIS, seringkali digunakan asumsi pada tingkat kepentingan relatif
masing-masing respon dan digunakan kombinasi dengan metode lain untuk menyelesaikan
asumsi tersebut. Contohnya adalah dengan menggunakan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process) atau ANP (Analytic Network Process) untuk memperoleh nilai bobot
yang mewakili tingkat kepentingan relatif masing-masing kriteria.
 Pada metode TOPSIS, alternatif dengan ranking tertinggi merupakan solusi yang terbaik,
namun belum tentu ranking tertinggi tersebut adalah yang terdekat dari solusi ideal.
Sehingga perlu dilakukan perhitungan lagi untuk memastikannya.

Kelebihan metode TOPSIS:


1. Konsepnya sederhana dan mudah dipahami, kesederhanaan ini dilihat dari alur proses
metode TOPSIS yang tidak begitu rumit. Karena menggunakan indikator kriteria dan
variabel alternatif sebagai pembantu untuk menentukan keputusan
2. Komputasinya efisien, perhitungan komputasinya lebih efisien dan dan cepat
3. Mampu dijadikan sebagai pengukur kinerja alternatif dan juga alternatif keputusan dalam
sebuah bentuk output komputasi yang sederhana.
4. Dapat digunakan sebagai metode pengambilan keputusan yang lebih cepat.

AHP Method
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan
sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi-level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian
diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis (Syaifullah, 2010).

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang
lain karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Penggunaan AHP bukan hanya untuk institusi pemerintahan atau swasta namun juga dapat
diaplikasikan untuk keperluan individu terutama untuk penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan kebijakan atau perumusan strategi prioritas. AHP dapat diandalkan karena dalam
AHP suatu prioritas disusun dari berbagai pilihan yang dapat berupa kriteria yang
sebelumnya telah didekomposisi (struktur) terlebih dahulu, sehingga penetapan prioritas
didasarkan pada suatu proses yang terstruktur (hirarki) dan masuk akal. Jadi pada intinya
AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menyusun suatu hirarki
kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang berkepentingan lalu menarik berbagai
pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas (kesimpulan).

Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :


 Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam
 Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria
dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan
 Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif
dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam
hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif

Kekurangan AHP
 Metode AHP memiliki ketergantungan pada input utamanya
Input utama yang dimaksud adalah berupa persepsi atau penafsiran seorang ahli sehingga
dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti
jika ahli tersebut memberikan penilaian yang salah.
 Metode AHP ini hanya metode matematis
Tanpa ada pengujian secara statistik berdasarkan data historis permasalahan yang telah terjadi
sebelumnya, sehingga tidak ada batas kepercayaan dan informasi pendukung yang kuat dari
kebenaran model yang terbentuk.

Review Jurnal yang menggunakan metode TOPSIS

Judul SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN


METODE TOPSIS
Jurnal JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER
ISSN E-ISSN: 2527-4864
Volume dan VOL. 4. NO. 2, PP 143-148
Halaman
Tahun 2019
Penulis Hylenarti Hertyana
Reviewer Agus Estepen Nanda (19210032)
Pendahuluan Karyawan merupakan aset terpenting dalam suatu perusahaan karena
hampir seluruh aktivitas perusahaan dijalankan oleh karyawan. Oleh
sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perusahaan pasti
membutuhkan SDM untuk bekerja pada perusahaan tersebut. Dan untuk
mendapatkan pegawai yang berkualitas dan memenuhi standar
kualifikasi harus dilakukan dengan upaya rekruitmen yang efektif. Hal
tersebut tentunya akan disertai oleh membanjirnya data pelamar kerja
untuk memenuhi posisi yang ditawarkan. Permasalahannya adalah
terkadang perusahaan mengalami kesulitan dalam menjaring pelamar
pekerjaan, sehingga pelamar yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria
atau kebutuhan diikutkan dalam proses wawancara, atau bahkan
diterima bekerja di perusahaan tersebut. Akibatnya perusahaan akan
memiliki tenaga kerja yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Hal ini secara tidak langsung dapat menghambat
produktivitas perusahaan itu sendiri. Metode TOPSIS ini didasarkan
pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki
jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak
terpanjang dari solusi ideal negatif konsep ini banyak digunakan pada
konsep MCDM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis,
hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami
komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk menukur kinerja
relatif dari alternatif – alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana. Berdasarkan hal yang telah disebutkan diatas, melatar
belakangi penulis untuk menggunakan metode Technique for Others
Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk seleksi
penerimaan karyawan baru.
Hasil Review Dapat kita ketahui metode apa yang dipakai dari review jurnal dengan
judul " SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU
MENGGUNAKAN METODE TOPSIS " yakni metode TOPSIS.
Metode TOPSIS itu sendiri merupakan salah satu metode pengambilan
keputusan multikriteria (MCDS). Pada jurnal ini melakukan proses
perhitungan dengan metode TOPSIS untuk menentukan nilai solusi ideal
pelamar. Jika, semakin besar nilai solusi ideal pelamar (nilai paling
besar satu) maka semakin layak pelamar tersebut diterima.

Teori dasar yang digunakan:


- Departmen Sumber Daya Manusia (SDM)
- Decission Support System (DSS)
a. Database
b. Model base
c. Ssoftware system
- Technique for Order Preferences by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS)
Langkah-langkah pada metode TOPSIS
a) Normalisasi matrix keputusan
b) Pembobotan pada matrix yang telah di normalisasi
c) Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif
d) Menghitung separation measure
- Menghitung kedekatan relatif dengan solusi ideal
- Mengurutkan pilihan
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode Topsis yang penulis
lakukan, maka di dapatkan 5 kriteria diantaranya Berkas Administrasi
Lamaran(K1) diperoleh dari kelengkapan berkas lamaran yang
dikirimkan, Nilai Akademik(K2) diperoleh dari penilaian IPK atau
UAN, Nilai Tes(K3) diperoleh dari penilaian tes(psikotest dan
kemampuan bidang), Tes Kesehatan(K4) diperoleh dari hasil tes
kesehatan dan Wawancara(K5) diperoleh dari hasil wawancara dengan
calon karyawan. Penulisan ini menggunakan Metode Topsis untuk
menyeleksi penerimaan karyawan baru. Berdasarkan Perhitungan
mengunakan metode TOPSIS, maka di dapat keputusan bahwa V10
(Calon Karyawan 10) merupakan calon karyawan terbaik karena
memiliki nilai yang terbaik berdasarkan perhitungan 5 kriteria.
Penulisan ini dinyatakan memenuhi tujuan yang diharapkan karena hasil
perhitungannya bisa lebih cepat dan akurat sehingga menghasilkan
informasi yang dapat digunakan sebagai pendukung keputusan oleh
perusahaan.
Kelebihan dan Kelebihan
Kekurangan 1. Metodologi serta pembahasan sangat rinci dan tepat.
Penelitian 2. Teknik pengumpulan datanya sangat baik.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Kekurangan
1. Tidak menyertakan contoh studi kasus pada suatu perusahaan.
2. Terdapat beberapa kata-kata asing yang tidak ada penjelasannya.
Link jurnal http://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php/jitk/article/view/286

Review Jurnal yang menggunakan metode AHP

Judul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN


KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS : PT.
VIRTUS VENTURAMA
Jurnal Jurnal PILAR Nusa Mandiri
ISSN P-ISSN: 1978-1946 | E-ISSN: 2527-6514
Volume dan Vol 14 No. 1
Halaman
Tahun 2018
Penulis Rani Irma Handayani1 & Ahmad Muzakir
Reviewer Agus Estepen Nanda (19210032)
Pendahuluan Sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu aset penting dalam
perusahaan karena SDM menjadi penggerak dalam menjalankan
perusahaan. SDM sangat menentukan kualitas dalam hal dari perusahaan
tersebut sebab untuk membuat suatu strategi bisnis yang baik dalam
menjalankan proses bisnis perusahaan dibutuhkan suatu kemampuan
untuk bergerak cepat dan tepat serta memerlukan gagasangagasan yang
inovatif. Hal itulah yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dalam hal pendidikan, umur, dan kesehatan di suatu
perusahaan. Dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan perusahaan membutuhkan proses yang cukup
lama. Mulai dari penentuan kriteria yang tepat hingga pengadaan
serangkaian test sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dalam
proses seleksi calon karyawan. Permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan kesulitan dalam proses seleksi penerimaan karyawan dan
perusahaan kesulitan dalam mendapatkan karyawan yang baik dan
berkualitas untuk posisi jabatan yang dibutuhkan dan sulitnya
menentukan pelamar mana yang benar-benar berkompeten dan layak
menjadi kayawan PT. Virtus Venturama, penempatan karyawan pada
departemen yang tersedia kurang efisien. Dapat menghasilkan sebuah
sistem penunjang keputusan seleksi penerimaan karyawan agar
memperoleh informasi yang relevan, tepat, akurat dan objektif sebelum
mengangkat dan menempatkan seseorang pada posisi yang dibutuhkan
Penelitian ini bertujuan Memudahkan menentukan pelamar mana yang
benar-benar berkompeten dan layak menjadi karyawan PT. Virtus
Venturama.
Hasil Review Dapat kita ketahui metode apa yang dipakai dari review jurnal dengan
judul " SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN
KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS : PT.
VIRTUS VENTURAMA" yakni metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) yang nantinya digunakan sebagai proses dalam seleksi
penerimaan karyawan dengan cara mengumpulkan data-data yang
berkaitan dengan proses seleksi dari literatur-literatur dan pihak-pihak
yang mengerti tentang seleksi penerimaan pegawai seperti merancang
basisdata dan merancang user interface yang akan digunakan.

Teori dasar yang digunakan:


- Sistem Pendukung Keputusan
- Seleksi Penerimaan Karyawan
- Analytical Hierarchy Process (AHP)

Langkah-langkah dari metode AHP diantaranya:


- Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
- Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,
dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan
alternative pada tingkatan kriteria yaang paling bawah.
- Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing
tujuan kriteria yang setingkat diatasnya.
- Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judment
seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya
elemen yang dibandingkan
- Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak
konsisten maka pengambilan data diulangi.
- Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki
- Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan
berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen.
Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas
elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian
tujuan.
Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka
penilaian data judgment harus diperbaiki.
Kesimpulan Jurnal ini sangat baik dimana kesimpulan atau hasil akhirnya sudah
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian tentang pengolahan data
dan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis bahwa Data
yang didapat dari hasil akhir bahwa Bayu atau Karyawan E (27,6%),
berbanding dengan Arif atau Karyawan B (27,1%), Zakaria atau
Karyawan A (17,1%), Alon atau Karyawan C (10,1%), Kiki atau
Karyawan F (10,1%), dan Rizki atau Karyawan D (8,5%).
Kelebihan dan Kelebihan
Kekurangan 1. Metodologi serta pembahasan sangat rinci dan tepat.
Penelitian 2. Penyertaan gambar dan tabel yang baik.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Kekurangan
1. Teknik pengumpulan datanya tidak dijelaskan secara rinci.
2. Terdapat beberapa kata-kata asing yang tidak ada penjelasannya.
Link jurnal http://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php/pilar/article/view/87

Anda mungkin juga menyukai