Anda di halaman 1dari 9

Nama : Khairunisa Fitri Nim : 112406136

Kelas : Kom E

Soal Kuis : 1.Jelaskan alasan mengapa menggunakan sistem pendukung keputusan (SPK), serta apa tujuan dan manfaatnaya. 2. Jelaskan perbedaan jenis keputusan terprogram dengan keputusan tidak terprogram dan berikan contohnya masing-masing. 3. Sebutkan dan jelaskan tahapan proses pengambilan keputusan. 4.Jelaskan dengan ringkas perbedaan metode AHP dengan Topsis dalam proses pengambilan keputusan. Jawab : 1.Alasan mengapa menggunakan SPK serta apa tujuan dan manfaatnya Karena Sistem penunjang keputusan (decision support system) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan berkomunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan sistem pakar. Tujuan dan manfaat sistem pendukung keputusan yaitu :

Memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya.

Membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

Dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

2. Perbedaan jenis keputusan terprogram dan tidak terprogram dan contonya masing-masing - Keputusan terprogram bersifat berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de nove (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. Contohnya : Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct costan, kompen atau denda karna telat melakukan pengembalian buku ke perpustakaan, pemberian cuti kepada mahasiswa karna ada suatu hal yang bermasalah, pemutusan sambungan telepon atau listrik dikarenakan terlambat melakukan pembayaran. - Keputusan tak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur,. Keputusan tidak terprogram adalah persoalan baru (tidak diketahui sebelumnya), parameter rumit (tidak tersedia), mengandalkan intuisi dan pengalaman, tidak melibatkan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada. keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Contonya : Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

3. Tahapan proses pengambilan keputusan yaitu : 1. Kegiatan Intelijen Kegiatan intelijen berkaitan dengan sebuah langkah yang bergerak dari suatu tingkat sistem ke subsistem dan bagian-bagian sistem yang dianalisis secara berurutan dan kegiatan yang mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. 2. Kegiatan Merancang (Mendesign) Kegiatan merancang berhubungan dengan sebuah langkah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai altenatif dan kegiatan dimana menemukan, mengembangkan, dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

3. Kegiatan Memilih (Choice) Kegiatan memilih bertujuan untuk memilih solusi terbaik dan kegiatan yang memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia. 4. Kegiatan Menelaah (Implementasi) Kegiatan menelaah berkaitan dengan sebuah langkah yang menerapkan solusi untuk menindak lanjuti dan menilai pilihan pilihan yang lalu.

Gambar tahapan proses pengambilan keputusan : Evaluasi Diri Evaluasi Diri SWOT Alternatif Tindakan Monitoring Dan Evaluasi

Analisis Kebutuhan Sisitem

Desain

Implementasi

Pengujian Sistem

4. Perbedaan metode AHP dengan Topsis dalam proses pengambilan keputusan. 1.Metode TOPSIS TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal.

Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien,dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan. A.Prosedur TOPSIS

Menghitung separation measure Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif

Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif Decision matrix D mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi berdasarkan n kriteria yang didefinisikan sebagai berikut:

Dengan xij menyatakan performansi dari perhitungan untuk alternatif ke-i terhadap atribut ke-j.

B. Langkah-Langkah Metode TOPSIS

1. Membangun normalized decision matrix Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector a

2. Membangun weighted normalized decision matrix Dengan bobot W= (w1, w2,..,wn), maka normalisasi bobot matriks V adalah :

3. Menentukan solusi ideal dan solusi ideal negatif.

Solusi ideal dinotasikan A*, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A- :

4. Menghitung separasi

Si* adalah jarak (dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi ideal didefinisikan sebagai:

Dan jarak terhadap solusi negatif-ideal didefinisikan sebagai:

5. Menghitung kedekatan relatif terhadap solusi ideal

6. Merangking Alternatif

Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci*. Maka dari itu, alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal dan berjarak terjauh dengan solusi negatif-ideal.

C. Hubungan TOPSIS Dan AHP (Analytic Hierarchy Process)

Pada dasarnya TOPSIS tidak memiliki model inputan yang spesifik dalam penyelesaian suatu kasus, TOPSIS menggunakan model inputan adaptasi dari metode lain (ex.

AHP,UTA,ELECTRE,TAGUCHI dll). Dalam menyelesaikan suatu kasus multikriteria, AHP membandingkan tiap kriteria menggunakan matriks perbandingan berpasangan untuk setiap alternatif kemudian hasilnya adalah sebuah matriks keputusan yang menunjukkan skor setiap alternatif pada semua kriteria. Alternatif terbaik adalah alternatif dengan skor tertinggi setelah dikalikan dengan vektor bobot Sedangkan pada metode TOPSIS, matriks keputusan yang dihasilkan dari metode AHP merupakan modal awal/inputan awal dalam perhitungan selanjutnya.

2. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)

A.Intro

1. Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. 2. analytical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple criteria. 3. Salah satu kehandalan AHP adalah dapat melakukan analisis secara simultan dan terintegrasi antara parameter-parameter yang kualitatif atau bahkan yang kuantitatif

4. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok-kelompoknya dan kelompok-kelompok tersebut menjadi suatu bentuk hirarki 5. Perbedaan antara model AHP dengan pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis input-nya. 6. Model-model yang sudah ada umumnya memakai input yang kuantitatif atau berasal dari data sekunder. Otomatis model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula. 7. Karena menggunakan input yang kualitatif (persepsi manusia) maka model ini dapat juga mengolah hal-hal kualitatif disamping hal-hal yang kuantitatif. 8. Jadi bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif, karena memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus.

B. Konsep Metode AHP

1. merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan keputusan yang diambil bisa lebih obyektif. 2. Metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk 3. menghadapi berbagai kemungkinan (contingency planning) 4. Kemudian dikembangkan di Afrika khususnya di Sudan dalam hal perencanaan transportasi. 5. Pada saat inipun metode AHP juga telah digunakan oleh beberapa peneliti, misalkan untuk Pemilihan Karyawan Berprestasi atau Pengembangan Produktivitas Hotel C. Langkah-langkah Metode AHP

1. Mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan. 2. Memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki 3. Menghitung prioritas terbobot (weighted priority) 4. Menampilkan urutan/ranking dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan, dll.

G. Langkah Penyelesaian Dengan AHP

1. Menentukan jenis-jenis kriteria yang akan menjadi persyaratan calon pejabat struktural. 2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan. 3. Menjumlah matriks kolom. 4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom. 5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil langkah ke 4 dan hasilnya 5 dibagi dengan jumlah kriteria. 6. Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan. 7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah matriks berpasangan antar alternatif. 8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks, masingmasing matriksnya dijumlah per kolomnya. 9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5. 10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus masingmasing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. 11. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masingmasing nilai prioritas kriteria sebanyak

12. Menghitung Lamda max dengan rumus

13. Menghitung CI dengan rumus

14. Menghitung CR dengan rumus

15. dimana RC adalah nilai yang berasal dari tabel random seperti Tabel 1.

Anda mungkin juga menyukai