Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ahmad Lubna Abdau

NIM : 2014080153
Kelas : 07TIDM003

Perbedaan Analisa Keputusan Modern Dan Tradisional

Tipe Keputusan :

1. Keputusan terprogram : keputusan-keputusan rutin dan berulang-ulang.


Organisasi mengembangkan proses-proses khusus bagi penanganannya.
Perbedaan analisa keputusan :
A. Tradisional
1. Kebiasaan
2. Pekerjaan rutin sehari-hari, prosedur operasional yang baku/standar.
3. Struktur organisasi, ada harapan bersama melalui perumusan sub-sub
tujuan dengan menggunakan saluran informasi yang terumus dengan jelas.
B. Modern
1. Riset operasional, analisis matematik, model-model simulasi.
2. Proses data elektronik.

2. Keputusan tak terprogram : keputusan-keputusan sekali pakai, disusun tidak


sehat, kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.
Perbedaan analisa keputusan :
A. Tradisional
1. Heuristic, yaitu mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan
sendiri intuisi dan kreatifitas.
2. Rule of thumb, yaitu suat prosedur praktis yang tidak menjamin
penyelesaian optimal (coba-coba).
3. Dengan seleksi latihan para eksekutif/pelaksana.
B. Modern
1. Menyelenggarakan pelatihan bagi para pengambilan keputusan.
2. Dengan menciptakan progam-progam komputer.
Metode Yang Digunakan Dalam Analisa Keputusan

1. Metode Sistem pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk


mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa
orang pakar. Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak
komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat
diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Dalam
penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan
kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh
satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut
disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

2. Metode Regresi linier

Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk


model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas
hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat
lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda. Analisis regresi
setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena
data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta
untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui
terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga
dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus
atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang
diperoleh. Selain itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan
prediksi untuk variabel terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep
regresi hanya boleh dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas
yang digunakan untuk membentuk model regresi tersebut.
3. Metode B/C Ratio

Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk


mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam
perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat yang akan
diperoleh dari pelaksanaan suatu program.Dalam analisisbenefit dancos t
perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuanyang tidak dapat
dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang
penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai
dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis
ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu
program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan
dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak
digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait
dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi
hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan
atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau
keuangan.
Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit
Cost Ratio (BCR) telahbanyak mengalami perkembangan. Salah satu
perkembangan analisis BCR antara lain yaitupenerapannya dalam bidang
pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembanganekonomi daerah,
analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk menentukan
kelayakanpengembangan suatu proyek.

4. Metode AHP

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan


oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut
Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak
lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,


sampai pada
sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.

5. Metode IRR
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan
tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan
terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang
membuat NPV sama dengan nol.

6. Metode NPV
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah
didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang
akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan
data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta
perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai