Anda di halaman 1dari 13

RESUME MATERI

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

MATERI 1. RISET OPERASIONAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi riset operasional menurut beberapa ahli:

Morse dan Kimball “Operations research merupakan metode ilmiah yang memungkinkan para
manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif”.

Churchman, Arkoff dan Arnoff “Operations research merupakan aplikasi metodemetode, tehnik-
tehnik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalahmasalah yang timbul didalam
operasional perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah
tersebut ”.

Miller dan MK Starr “Operations research merupakan peralatan managemen yang menyatukan ilmu
pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari,
sehingga permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara optimal”.

OR Society of Great Britany “Operations research adalah penerapan-penerapan metode ilmiah


terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem
besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah, dan pertahanan”.

Pangestu “Operations research berkaitan dengan pengambilan keputusan optimal dalam penyusunan
model dari sistem-sistem baik deterministik maupun probabilistik yang berasal dari kehidupan nyata”.

Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai. Dalam bidang usaha biasanya tujuan akhir diartikan
sebagai “memaksimumkan laba” atau “meminimumkan biaya yang harus dikeluarkan”. Dalam bidang
lain yang sifatnya non-profit, maka tujuan akhir diartikan sebagai “pemberian kualitas pelayanan
kepada para pelanggan”.

Metodologi Riset operasional: Terdapat 5 tahapan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan teknik riset operasional, yaitu: 1. Memformulasikan persoalan; 2. Membuat
model matematik; 3. Menurunkan suatu penyelesaian; 4. Pengujian model dan solusi; 5.
Mengimplementasikan hasil studi.

Klasifikasi Teknik Riset Operasional: 1. Program Linier; 2. Program Integer; 3. Model Analisis
Jaringan; 4. Penjadwalan Proyek; 5. Model Persediaan; 6. Model Antrian; 7. Model Simulasi; 8.
Analisis Keputusan; 9. Proses Analisis Hirarki; 10. Model Analisis Markov; 11. Program Dinamik;
12. Prosedur Berbasis Kalkulus.
MATERI 2. POLICY BRIEF

Definisi Policy Brief (Kebijakan) menurut beberapa ahli:

Ealau dan Prewitt, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang
konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena
kebijakan itu).

Kamus Webster memberi pengertian kebijakan sebagai prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk
mengarahkan pengambilan keputusan

Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan
kepada tujuan-tujuan tertentu.

Tujuan Kebijakan: 1. Untuk menjamin kepentingan umum semaksimal mungkin; 2. Ditetapkan


berdasarkan prosedur yang berlaku; 3. Didorong oleh keinginan untuk menghindari pertentangan yang
destrukti

Tahapan dalam Proses Kebijakan: 1. Inisiasi kebijakan; 2. Formulasi kebijakan; 3. Pengambilan


Kebijakan; 4. Implementasi Kebijakan; 5. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan; 6. Feedback.

Struktur Policy Brief: 1. Judul; 2. Executive summary /Abstrak; 3. Konteks dan Pentingnya Masalah;
4. Kritik terhadap pilihan Kebijakan (Policy); 5. Rekomendasi Kebijakan; 6. Apendiks; 7. Referensi
rujukan.

MATERI 3. INTERPRETASI DATA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ada dua pendekatan penelitian yakni penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif: menghimpun data berupa angka dan proses analisa data dilakukan secara aritmetik.
Penelitian kualitatif: tidak menghimpun angka dan analisisnya pun tidak dilakukan secara aritmetik.

Ada 4 tahap dalam menganalisis data (Sekaran, 2006): Menyiapkan data untuk analisis, mendapatkan
perasaan terhadap data (feel for data), menguji ketepatan data (goodness of data), menguji hipotesis.

Menyiapkan data Untuk Dianalisis: 1. Pengeditan; 2. Penyuntingan Data; 3. Pengkodean data


(coding); 4. Kategorisasi; 5. Entry Data; 6. Menguji kualitas data; 7. Pengujian hipotesis; 8. Presentasi
data.

Behavioral Decision Model Satu konsep yang penting untuk dipahami dalam proses pengambilan
keputusan: Bounded Rationality: Mengenal keterbatasan manusia oleh adanya pembatasan
organisasional, seperti waktu, informasi, sumberdaya, dan juga kapabilitas mentalnya. Satisficing:
Suatu pencarian sampai dengan tingkat memuaskan dan tidak perlu sampai sempurna atau optimal.
Intuition: Analisis yang tidak disadari berdasarkan pengalaman (yang lalu). Escalation of
Commitment: Kecenderungan untuk menambah komitmen dari aksi (hasil keputusan) sebelumnya
seperti yang diharapkan jika seorang pimpinan jika mengikuti proses pengambilan keputusan yang
efektif.

Strategi Umum Pengambilan Keputusan: Spontanitas: Memilih opsi pertama yang muncul dalam
benak/pikiran; tanpa menghiraukan adanya pilihan alternatif lainnya. Patuh: Mengikuti aturan atau
tata nilai atau kesepakatan. Penundaan: Menunda pemikiran dan tindakan sampai tinggal terbatas
beberapa opsi saja. Menyulitkan: Terakumulasinya banyak informasi sehingga membingungkan
dalam menganalisis opsi. Intensi: Memilih opsi yang dapat memuaskan secara intelektual maupun
emosional sekaligus. Hasrat: Memilih opsi yang memungkin untuk mencapai hasil terbaik walaupun
akan berhadapan dengan resiko. Menghindar: Memilih opsi yang sebisa mungkin terhindar dari hasil
yang buruk. Keamanan: Memilih opsi yang kemungkinan cukup berhasil, hanya membebani sedikit
orang, dan diarahkan untuk pilihan yang sedikit beresiko. Sintesis: Memilih opsi yang memiliki
peluang terbaik untuk berhasil dan paling disuka.

Strategi Pengambilan Keputusan Manajerial: STRATEGI OPTIMUM: Memutuskan memilih


alternatif solusi terbaik dari sejumlah alternatif. STRATEGI KEPUASAN: Memutuskan memilih
solusi yang telah memenuhi persyaratan minimum (tidak harus sempurna atau seluruh alternatif
dikaji). STRATEGI QUASI KEPUASAN: Menggunakan bobot daripada menghitung satu per satu
faktor atau variabel penentu.

8 Elements of Smart Choices: Problem Objectives Alternatives Consequences Tradeoffs Uncertainty


Risk tolerance Linked Decision.

Teknik yang digunakan untuk menghasilkan “Quality in Group Decision Making”:

Brainstorming → membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi.

Nominal Group Technique → suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi secara kreatif
‘group decision making’ manakala ada kelemahan dalam pencapaian kesepakatan atau ada kelemahan
penguasaan pengetahuan terhadap permasalahan yang dihadapi dari para anggota.

Delphi Technique → Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa depan
tanpa harus melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’ secara langsung (tatap muka).

Devil’s Advocacy Approach → seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi rumusan
tindakan dan mengidentifikasi permasalahan yang perlu menjadi perhatian sebelum adanya keputusan
final.

Dialectical Inquiry → Approaches a decision from two opposite points and structures a debate
between conflicting views.
MATERI 4. EPIDEMIOLOGI RUMAH SAKIT

Metode epidemiologi dalam observasi klinik dan interpretasi yang mengacu kepada suatu
kesimpulan yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip dasar ilmiah, sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang sahih dalam pengelolaan pasien, menjembatani kedokteran klinik dengan ilmu dasar.

Beberapa faktor berkembangnya epidemiologi klinik: 1. Kebanyakan situasi klinik tidak pasti, perlu
dinyatakan dengan probabilitas; 2. Probablilitas pasien perorangan paling baik dinilai dengan
pengalaman masa lampau; 3. Pengamatan klinik dapat dipengaruhi oleh kesalahan sistematik,
sehingga bisa salah; 4. Karena ada kesalahan, perlu didasarkan pada prinsip keilmuan yang benar; 5.
Prinsip ini perlu oleh klinisi dalam menghasilkan informasi klinis.

Ciri pendekatan epidemiologi klinik: 1. Normalitas dan abnormalitas; 2. Perjalanan penyakit; 3.


Diagnosis; 4. Frekuensi; 5. Resiko Penyakit; 6. Prognosis; 7. Pengobatan; 8. Pencegahan; 9. Kausa;
10. Ekonomi pengobatan.

Transisi Epidemiologi: 1. Kemajuan pembangunan telah dicapai secara menyeluruh telah


mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia; 2. Kondisi infrastruktur yang
membaik serta perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan menyebabkan angka kematian dan
kelahiran yang tinggi menjadi rendah; 3. Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan struktur umur
penduduk menjadi struktur penduduk umur tua (umur harapan hidup meningkat); 4. Perubahan
tersebut mengakibatkan terjadi pergeseran pola penyakit serta tingkat kesehatan yang ada di
masyarakat dengan determinan yang mempengaruhinya; 5. Terjadinya pergeseran urutan penyakit
menunjukan terjadinya perubahan status kesehatan masyarakat; 6. Keadaan tersebut dikatakan dengan
transisi epidemiologi.

MATERI 5. STRATEGI RUMAH SAKIT

Strategi adalah pendekatan pola pikir, perencanaan dan pengambilan keputusan dalam situasi
bisnis yang mengharuskan manajer untuk mengetahui, memahami, menerima dan mendukung misi
organisasi, atau unit di dalam organisasi, dan menghubungkan misi tersebut dengan lingkungan di
tempat keputusan-keputusan tersebut akan diimplementasikan.

Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang hakekat dan
implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam
menghadapi perubahan, dan kemauan serta kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum
organisasi.

Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya terdiri dari
tiga elemen: 1. Strategic Thinking; 2. Strategic Planning; 3. Strategic Momentum.
Ketiga kegiatan manajemen strategi tersebut akan memberikan manfaat bagi rumah sakit:
Menghubungkan organisasi dengan tujuan yang rasional dan nilai-nilai yang berlaku, memperbaiki
kinerja keuangan, adanya konsep yang jelas, tujuan yang spesifik dan panduan serta pengambilan
keputusan yang konsisten, membantu manajer memahami kondisi saat ini, memikirkan masa depan
dan mengenali tanda-tanda perlunya perubahan, perlunya manajer berkomunikasi secara vertikal dan
horisontal memperbaiki koordinasi dalam organisasi secara menyeluruh, mendorong inovasi dan
perubahan dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan dari situasi yang dinamis.

Penyusunan strategi adalah suatu proses penetapan pola kegiatan yang menjadi panduan bagi
organisasi untuk bergerak ke satu tujuan. Empat komponen yang mempengaruhi penyusunan strategi:
1. Peluang pasar (marketing opportunity); 2. Kompetensi korporat dan sumber daya (corporate
competence and resources); 3. Nilai-nilai dan aspirasi personal (personal values and aspirations); 4.
Kewajiban sosial (societal obligations).

Proses perencanaan strategis: Proses dimulai dengan asesmen yang mendalam tentang organisasi,
misinya dan lingkungannya.

Langkah 1→ Perencanaan proses

Langkah 2 → Mengembangkan dan/atau asesmen terhadap “mission statement”

Langkah 3 → Melakukan asesmen eksternal

Langkah 4 → Melaksanakan asesment internal

Langkah 5 → Menetapkan “goals” dan objectives

Langkah 6 → Menyusun pilihan-pilihan strategi

Langkah 7 → Menyeleksi dan mengembangkan strategi

Langkah 8 → Mengembangkan implementasi perencanaan

MATERI 6. MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Manajemen Logistik adalah bagian kecil dari Supply Chain Manajement (Manajemen Rantai
Pasokan) yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan siklus yang efektif dan efisien.
Manajemen logistik sendiri adalah kegiatan pengorganisasian, pengawasan, dan perencanaan terhadap
kegiatan pencataan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, dan logistik digunakan
untuk menopang produktifitas serta efisiensi untuk mencapai tujuan. Manajer logistik memiliki suatu
ilmu atau kemampuan untuk mencegah serta meminimalkan kerusakan, kadaluarsa, pemborosan, dan
kehilangan alat karena hal tersebut yang memiliki dampak terhadap pengeluaran Rumah sakit serta
biaya operasionalnya.
Manajemen logistik mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manajemen persediaan.
Manajemen persediaan merupakan inti dari aktivitas manajemen operasi. Manajemen persediaan yang
baik adalah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberhasilan operasi dari sebagian besar
bisnis dan rantai pasokan. Operasi, keuangan dan pemasaran mempunyai kepentingan dalam
mengatur manajemen persediaan yang baik (Stevenson dan Chuong, 2014).

Persediaan atau Inventory adalah stock barang atau sumber daya atau apa pun yang digunakan di
dalam sebuah organisasi. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendaliaan yang
mengawasi tingkat persediaan yang menentukan tingkat persediaan yang harus selalu di pantau untuk
di isi kembali dan berapa pesanan yang harus di pesan (Jacobs dan chase 2016). Persediaan atau
(Inventory) merupakan stok atau simpanan barangbarang. Persediaan bagian dari aset yang paling
penting, Persediaan memerlukan pengelolaan, perencanaan, serta pengawasan yang baik agar
persediaan tidak kurang atau kesalahan pencatatan jumlah persediaan. Persediaan juga sangat rentan
terhadap kerusakan, kadaluarsa dan pencurian. Pengendalian intern yang bertujuan melindungi aset
perusahaan dan agar informasi mengenai persediaan dapat dipercaya. Diperlukan sistem Perencanaan
atau Planning yang baik. Planning yang dimaksud adalah serangkaian aktivitas untuk menentukan
jenis dan jumlah obat-obatan yang akan diadakan dalam pelayanan.

Peraturan Menteri Kesehatan No 58 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Tujuan Manajemen Logistik: 1. Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan dalam
jumlah yang tepat dan mutu yang memadai; 2. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahawa upaya
tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendahrendahnya; 3. Tujuan pengamanan
bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,
pencurian, dan penyusutan yang tidakwajar lainnya. Ciri- ciri utama logistik adalah integrasi berbagai
dimensi dan tuntutan terhadap perpindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis
(Bowersox, 2004).

Fungsi Manajemen Logistik: 1. Fungsi Perencanaan Dan Penentuan Kebutuhan; 2. Fungsi


Penganggaran; 3. Fungsi Pengadaan; 4. Fungsi Penyimpanan; 5. Fungsi Pemeliharaan; 6. Fungsi
Penghapusan; 6. Fungsi Pengendalian.

MATERI 7. SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Supply Chain Management merupakan pengintegrasian sumber-sumber bisnis yang kompeten


baik dalam maupun di luar perusahaan untuk mendapatkan sistem suplai yang kompetitif dan
berfokus kepada sinkronisasi aliran produk dan informasi untuk menciptakan nilai pelanggan
(customer value) yang tinggi. Sumber-sumber bisnis yang diintegrasikan meliputi Pemasok
(Supplier), Pabrikan, Gudang, Pengangkut, Distributor, Retailer dan Konsumen yang bekerja secara
efisien sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan memenuhi tepat jumlah, kualitas, waktu
dan lokasi.

Bagaimana membangun SCN yang optimal?

1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyeimbangan antara permintaan dan pasokan untuk menentukan
tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan.
2. Pengadaan
Penentuan sumber pengadaan dan pemilihan pemasok yang terbaik serta pelaksanaan kontrak
untuk menjaga kualitas, komitmen, transportasi, waktu penyerahaan barang serta sistem
pembayaran.
3. Produksi Mentransformasi bahan baku (raw material) menjadi produk jadi (finished product)
sesuai kebutuhan pelanggan.
4. Pengiriman
Pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, jaringan pergudangan dan distribusi, pemilihan
distributor dan sistem ekspedisi.
5. Pengembalian
Mengidentifikasi kondisi produk dan menangani proses pengembalian barang dari konsumen
karena kesalahan pengiriman dan carat atau rusak.

Konsep SCM: 1. Mengintegrasikan dan mensinkronkan pemasok, manufaktur dan distributor; 2.


Mengurangi jumlah pemasok; 3. Kemitraan (Partnership/strategic alliances); 4. Kegiatan SCM
mendekat kesumber dan pelaksanaan pengadaan langsung ke produsen, tanpa melalui perantara yag
akan menambah biaya. Supplier dalam SCM berarti produsen, bukan perantara.

Prinsip SCM: 1. Prinsip Integrasi, semua elemen yang terlibat dalam rangkaian SCM berada dalam
satu kesatuan yang kompak dan bersama menyadari adanya saling ketergantungan; 2. Prinsip Jejaring,
semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras; 3. Prinsip Ujung Ke Ujung, proses
operaional mencakup elemen pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir; 4.
Prinsip Saling Tergantung, setiap elemen dalam SCM menyadari bahwa untuk mencapai tujuan
bersama dan meningkatkan daya saing, diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan; 5. Prinsip
Komunikasi, data yang akurat memberikan informasi tepat untuk memperlancar aliran barang; 6.
Prinsip Kemitraan, pemasok, manufaktur, distributor dan pelanggan bekerjasama, saling membagi dan
mengkomunikasikan informasi, mempunyai tujuan yang sama, saling percaya dan mengutamakan
kualitas dan waktu; 7. Prinsip Dukungan, mendapat dukungan penuh dari manajemen dan fungsi
operasional perusahaan dalam proses perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.
Faktor Strategi SCM: 1.Kemampuan Bersaing (Competitive Advantage), yaitu kemampuan untuk
unggul dalam persaingan; 2.Fleksibilitas Permintaan (Demand Flexibility), Yaitu kemampuan untuk
memenuhi perubahan kebutuhan konsumen terhadap jumlah, spesifikasi dan delivery; 3.Kemampuan
Proses (Process capability), yaitu kemampuan untuk menjalankan aktivitas produksi sesuai standar
industri secara efektif; 4.Kematangan Proses (Process Maturity), yaitu kinerja manufaktur untuk
memenuhi permintaan; 5.Strategi Risiko (Risk Strategic), yaitu antisipasi terhadap risiko yang timbul.

MATERI 9. ETIKA PROFESI & HUKUM KESEHATAN

Moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah
laku yang baik. Etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Hukum menurut E.
Utrecht adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seha-
rusnya di taati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu
dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu.

Karakteristik etika profesi: 1. Prinsip dasar di dalam etika profesi: a. Tanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya dan terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. b. Keadilan.Prinsip ini menuntut kita untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. c. Prinsip Kompetensi, melaksanakan
pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan; d. Prinsip Prilaku Profesional,
berprilaku konsisten dengan reputasi profesi; dan e. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan
informasi.

2. Ciri-Ciri Profesi a. Terdapat keahlian atau pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidang
pekerjaan, dimana keahlian atau pengetahuan tersebut didapatkan dari pendidikan atau pengalaman. b.
Terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku bagi para profesional berdasarkan
kegiatan pada kode etik profesi. c. Dalam pelaksanaan profesi harus lebih mengutamakan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan pribadi. d. Seorang profesional harus memiliki izin khusus agar dapat
menjalankan pekerjaan sesuai profesinya. e. Pada umumnya seorang profesional merupakan anggota
suatu organisasi profesi di bidang tertentu.

3. Syarat-Syarat Profesi a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional


diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik. b. Asosiasi profesional:
Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. c.
Pendidikan yang ekstensif: d. Ujian kompetensi: e. Pelatihan institutional. f. Lisensi g. Otonomi kerja
h. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. i. Mengatur diri j. Layanan publik dan altruisme: k.
Status dan imbalan yang tinggi.

Etika profesi bidang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan: Bahwa kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.

Kode Etik Dokter Indonesia (KODEKI) hasil Mukernas Etik Kedokteran III tahun 2001. Diatur
kewajiban umum pada pasal 1-9.

3 azas pokok: 1. Otonomi; 2. Bersifat dan bersikap amal, berbudi baik ➔ Primum Non Nocere
(janganlah berbuat merugikan/salah); 3. Keadilan.

Deklarasi Lisabon (1991) dijelaskan bahwa hak-hak pasien adalah: 1. Hak memilih dokter; 2. Hak
dirawat dokter yang "bebas"; 3. Hak menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi; 4.
Hak atas kerahasiaan; 5. Hak mati secara bermartabat; dan 6. Hak atas dukungan moral/spiritual.
Sedangkan dalam UU Kesehatan disebutkan antara lain: 1. Hak atas informasi; 2. Hak atas "second
opinion"; 3. Hak memberikan persetujuan pengobatan/tindakan medis; 4. Hak atas kerahasiaan; 5.
Hak pelayanan kesehatan.

Asas-asas pelayanan kesehatan Patricia S dan Mary C (2008): 1. Asas legalitas; 2. Asas
keseimbangan; 3. Asas tepat waktu; 4. Asas Itikad baik; 5. Asas kehati-hatian; 6. Asas keterbukaan; 7.
Asas Otonomi; 8. Asas non-maleficence; 9. Asas beneficence; 10. Asas keadilan (justice)l; 11. Asas
confidentiality (kerahasiaan); 12. Asas kejujuran (vecarity); 13. Asas ketaatan (fidelity).

MATERI 10. MANAJEMEN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem Informasi adalah satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan
(atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai tambahan terhadap
pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu
para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok-pokok yang
kompleks, dan menciptakan produk – produk baru.

Sistem Informasi Kesehatan adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama menghasilkan
informasi (fakta/data) untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.
Tujuan: 1. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan; 2. Mengetahui tingkat status kesehatan
masyarakat; 3. Sebagai dasar evidence based bagi sistem kesehatan; 4. Sebagai dasar dalam proses
pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.

MATERI 11. SYSTEM THINKING, MENTAL MODEL, AND BUILDING SHARED


VISION

Learning Organization (LO) atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang memberikan
kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan
memperluas kapasitas dirinya.

Manfaat Organisasi Pembelajar: Organisasi mampu menghadapi tantangan perubahan, menyesuaikan


diri dengan perubahan itu agar tetap bertahan dan berkembang, mencapai kinerja yang tinggi dan
memenangkan persaingan, dan memperbaiki kualitas dengan memunculkan inovasi.

7 langkah untuk menerobos kemacetan organisasi: mengidentifikasi tindakat-tindakan berpengaruh


besar, menemukan hubungan saling terkait dengan putaran-putaran mendasar, memetakan dampak
samping ketagihan dari penyelesaian cepat, identifikasi penyelesaian-penyelesaian mendasar,
identifikasi dampak yang tidak diinginkan, petakan semua “penyelesaian cepat”, identifikasi gejala
masalah mula-mulanya.

Komponen – Komponen LO: 1. Learning, 2. Organization, 3. People, 4. Knowlegde, 5. Technology

Berpikir Sistem adalah keterampilan untuk memahami stuktur hubungan antara berbagai faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi eksistensi organisasi, berpikir integrative dan tuntas,
berpikir komprehensif, membangun organisasi yang adaptif, merupakan disiplin yang dibutuhkan
untuk membangun disiplin belajar sistemik.

Mental Models adalah tertanam dalam asumsi, generalisasi, atau bahkan gambar atau imajinasi yang
memengaruhi cara kita memahami dunia dan bagaimana kita bertindak (Peter M. Senge).

Visi Bersama adalah gambaran masa depan yang ideal yang dibentuk anggota organisasi berdasarkan
Visi Pribadi / Individu. Visi Bersama adalah milik bersama, karena seluruh anggota mempunyai andil
dalam perumusan dan pembentukannya. Menciptakan perasaan kebersamaan dan memberi koherensi
berbagai aktifitas yang berbeda.

MATERI 12. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH RS

Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya. Karya yang dimaksud disini bisa
berupa berupa buku dan karya seni film dan drama.

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang
pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esai. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat
informal dan formal. adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya apa yang
dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman yang telah disepakati atau
ditetapkan. bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi,
tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-
jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak
megurangi nilai keilmiahannya. Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-
jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat.

MATERI 13. GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Good Corporate Governance/GCG (tata kelola perusahaan) adalah seperangkat peraturan


yang mengatur hubungan antar pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. (Cadbury Committee of United Kingdom).

Manfaat GCG (Maksum, 2005): • Mempermudah proses pengambilan keputusan • Menghindari


penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi • menghalangi kemungkinan dilakukannya rekayasa
kinerja • Meningkatkan nilai perusahaan di mata investor • Bagi para pemegang saham, dapat
menaikkan nilai saham dan meningkatkan perolehan nilai deviden. Bagi negara, dapat menaikkan
jumlah pajak • Meningkatkan kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan • Meningkatkan
kualitas laporan keuangan perusahaan.

Prinsip-prinsip GCG: 1. Landasan hukum yang diperlukan untuk memastikan penerapan Corporate
Governance secara efektif; 2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan; 3.
Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham; 4. Peranan pemangku kepentingan dalam
Corporate Governance; 5. Pengungkapan informasi perusahaan secara transparan; 6. Tanggung jawab
dewan pengurus.

MATERI 14. GOOD HOSPITAL GOVERNANCE

Good Hospital Governance adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen rs yang meliputi


kepemimpinan, audit rs, data klinis, resiko rs berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan
keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional dan akreditasi RS.

tuntutan masyarakat terhadap pelayanan RS: Kebutuhan emosional, kebutuhan professional,


kebutuhan fisik/tangibels.
Malpractice adalah perilaku buruk yang terjadi dari tugas profesi yang dinyatakan dengan adanya
pelanggaran etika, hukum & disiplin. Ada tidaknya kelalaian (negligent medical care) → 4D: ➢ Duty

→ tepat tugas, tepat pelaksana (competency & License)→ Kompetensi & Ijin Praktek ➢ Dereliction
of that duty → neglect (tidak tepat waktu) ➢ Direct causation → ada hubungan (akibat) langsung dari

tindakan tsb ➢ Damage → ada kerusakan yang ditimbulkan.

Doktrin Pengelolaan Perusahaan: 1. Fiduciary Duties; 2. Piercing the Corporate Veil; 3. Intra Vires
and Ultra Vires; 4. Business Judgement Rule.

MATERI 15. DESAIN ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH


SAKIT

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi
maupun tugas yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Organisasi: ✓Strategi Organisasi ✓Skala Organisasi ✓Teknologi

✓Lingkungan.

Prinsip Organisasi:

• Mempunyai pendukung

• Mempunyai tujuan

• Mempunyai kegiatan

• Mempunyai pembagian tugas

• Mempunyai perangkat organisasi

• Mempunyai pendelegasian wewenang

• Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.

Manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk
menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan, dan menyelesaikan aktivitas-
aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.

Prinsip-prinsip manajemen pelayanan:

• Identifikasikan kebutuhan konsumen yang sesungguhnya

• Sediakan pelayanan yang terpadu

• Buat system yang mendukung pelayanan konsumen


• Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan.

• Layanilah keluhan konsumen secara baik

• Terus berinovasi

• Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen

• Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen

• Jalin komunikasi dan interaksi khusus dengan pelanggan

• Selalu mengontrol kualitas.

Anda mungkin juga menyukai