Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi
dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu
sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user).
Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja.
Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka
labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai
komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki
sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.
Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan
perusahaan. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan
sistem, manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek
teknisnya. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat
yang akan diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut.
Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan
yang lebih baik dalam pengembangan sistem. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi adalah bagian integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan
pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan
sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan
pascaimplementasi.

1.2 Rumusan Masalah

BAB II
ISI

2.1. Definisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’
dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan
itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan
dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus
ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga
dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan
keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan,
misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua
alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif
yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya
telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Model Preskriptif dan Deskriptif


Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
a. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya
mengambil keputusan
b. Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu

Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi

Penelitian Deskriptif
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan akan dapat:
Menjelaskan prinsip-prinsip pemahaman menggunakan metode pemahaman deskriptif.
Menguasai macam-macam penelitian deskriptif.
Menggunakan penelitian deskriptif sesuai dengan permasalahan dan kebutuhannya.
Menyebutkan tiga macam penelitian deskriptif dengan tepat.
Menerangkan langkah-langkah penelitian deskriptif secara benar.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering
disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan
manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk
melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu,
penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.
Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para
penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian
besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.

Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik
para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu
memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian
kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang
lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan
sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga
dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik
malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan
dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto
dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti
penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang
teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti
mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan
yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan
secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan
gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak
menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang
saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga
mencari hubungan komparasi antarvariabel. Penelitian deskriptif mempunyai keunikan
seperti berikut. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali
memperoleh responden yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data
tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih
dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu
dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.
Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
menjaring data yang diperlukan.

LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.


Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan
menganalisis data.
Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
Membuat laporan penelitian

MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF

Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli penelitian
sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian deskriptif,
cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan
pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut,
salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam
penelitian deskriptif dilakukan oleh peneliti. Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data
dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam,
yaitu laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan
studi sosiometrik.

Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)


Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai
beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi.
Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi
sebagai peneliti. Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik
observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya
dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti
juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya
dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat
tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari
lapangan. Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah
bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti
harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu
contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi
Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
Contoh Penelitian Deskriptif menggunakan self-report
Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah

Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini
mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah melalui sistem
kelembagaan.
Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi koperasi
usaha kecil dan menengah.
Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif mempunyai sistem
pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha.
Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan dengan
kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah.
Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di Negara
Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
Penelitian studi banding ini menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan self-report.
Tempat penelitian adalah lembaga tinggi depertemen perdagangan dan industri dan lembaga
lain dan lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan
menengah. Lembaga lembaga lain tersebut termasuk kantor Biro Pengembangan Usaha Kecil
Menengah (BSMD), Kantor Technology Livelihood Resource Center (TLRC). COLOMBO
PLAN STAFF CALLEGE (CPSC), dan Technology Universisty of Philippines (TUP).
Subjek penelitiannya adalah nara sumber yang memiliki informasi yang diperlukan dan
mereka yang berhasrat dan bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi.
Studi banding ini mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu
lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Yang berkaitan
dengan lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk:
Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and
Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional.

Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau
entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciri–
ciri seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil
mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai
P15,000,001-P60,000,000

Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam
kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan
dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil
dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada
dibawah tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan,
anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam,
tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya,
pemerintah dan dan pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas
pengembangan semua Bank sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi.
Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah
pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah
biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha,
kita mereka melakukan pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.
Studi Perkembangan (Developmental Study)
studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang
pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian
perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun
dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel
yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang
diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu,
bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden.
Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi
terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan
baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan
disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh
dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat
asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan
responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati
secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga
bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk
digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

Studi Kelanjutan (Follow-up study)


Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa
periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan
ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek
atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan. Sebagai contoh Badan
Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki
dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan
biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan
informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di
selesaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil)
biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek
yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.

Studi Sosiometrik (Sociometric study)


Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu
kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau penolakan sesorang
terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota
kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama
dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam
kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi.
Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan
kedudukannya dalam kelompok organisasi. Dalam sosiogram tersebut pada umumnya
digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam
kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
“Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
“Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam
kelompok,
“Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam
kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan
variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan
atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.


Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang
sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data
tidak memperoleh data yang memadai;
Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring data
di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.
Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan antara
lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi sosiometrik.
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis
data.
Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
Membuat laporan penelitian

2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan
dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.3. Dasar Pengambilan Keputusan

2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi


Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat
Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini
sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-
hal yang lain sering diabaikan.

2.3.2. Pengambilan Keputusan Rasional


Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana
dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

2.3.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta


Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh
sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data
dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah
lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi
yang cukup itu sangat sulit.

2.3.4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman


Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat
apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-
pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi
dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu
untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi
latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam
memudahkan pemecaha masalah.

2.3.5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang


Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent
sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala
oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru
menjadi kabur atau kurang jelas.
2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.

2.5. Keputusan Individual dan Kelompok


Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung
bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan
kelompok dibedakan dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali
kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan
seorang diri.
Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara
bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada
tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang
tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap
bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya
mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan.
Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

2.6. Proses Pengambilan Keputusan


Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan.
Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan
analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di
dalam suatu organisasi.
Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.
Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif
beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus
dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan
adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari
berbagai macam pengertian:
Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun
secara kronologis.
Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif,
artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

Pemilihan salah satu alternatif terbaik


Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu
alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak
yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga
mempunyai alternatif yang lain.
Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan
yang telah dibuat.

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak
boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi.
Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi
yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan
informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan
konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah
dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai
dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari
secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra,
yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim
Pencari Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan
pada wewenang yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan
dasar teori pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
www.antaranews.com diakses Senin, 16 November 2009
Source Internet

Anda mungkin juga menyukai