Pengambilan
Keputusan
Manajerial
Ruang Lingkup/Gambaran Umum Mata Kuliah
Pengambilan Keputusan Manajerial
01
Fakultas Ekonomi dan Manajemen W311700013 Eri Marlapa, S.E., MM.
Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang ruang Diharapkan mahasiswa memahami
lingkup/gambaran umum mata kuliah dan mengerti ruang lingkup
pengambilan keputusan manajerial. pengambilan keputusan manajerial.
Pengambilan Keputusan
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya adalah :
1. Menurut G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O'Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternative mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.
Pengambilan Keputusan adalah kegiatan pokok yang dilakukan oleh manajer. Namun
demikian, setiap orang dengan profesi yang berbeda selalu dihadapi dengan permasalahan
yang semakin kompleks. Pada era sekarang ini atau era dimana terjadi revolusi IPTEK
dalam bentuk magnitude dan kecepatannya, seperti kemajuan dalam bidang informatika,
manusia dituntut dengan cepat untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang bila
dilihat dari segi kwalitsnya memerlukan pemikiran yang rasional, logis dan
realistis.lingkungan sekitar kita yang kompleks dimasa kini menuntut suatu logika baru untuk
menaggulangi faktor yang sangat banyak mempengaruhi pencapaian tujuan dan konsistensi
pertimbangan yang biasa digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih/valid.
Bila saudara cermati, bahwa dalam memahami dan memecahkan masalah sehari-hari
sering kali kita menggunakan cara deduksi yang logis untuk berargumentasi tentang
permasalahan yang sudah akrab bagi kita semua. Sebagai ilustrasi, misalnya dalam
kegiatan berekonomi secara mudah untuk melakukan penalaran bahwa untuk memperbesar
modal diperlukan perputaran yang baik dari investasi modal itu atau dengan memperoleh
suku bunga yang baik. Keputusan mengenai perputaran investasi modal atau memperoleh
suku bunga sebagai upaya untuk memperbesar modal tersebut adalah suatu kepastian.
Seperti masalah yang mengandung persepsi yang lebih besar dan kurang tegas, biasanya
kita cendrung mengandalkan perasaan, pengalaman, emosi dan mungkin pula himbauan
terhadap pengertian orang lain. Lebih ekstrim lagi, kadangkala keputusan dilakukan melalui
kekerasan. Bentuk lain keputusan juga bias didasarkan semata-mata pada kegigihan
sekelompok orang untuk membujuk orang lain untuk menerima gagasannya, bukan
keputusan yang diambil benar-benar didasarkan pada kejelasan gagasan atau banyaknya
informasi yang saling dipertukarkan.
Untuk memberikan kejelasan tentang pentingnya pengambilan keputusan yang benar, coba
kita kaji sekarang beberapa pandangan dari para ahli dengan beberapa teorinya seperti:
teori ahli prilaku-teori belajar.
Teori ahli prilaku, yaitu teori dorongan-naluri menjelaskan bahwa tindakan yang kita ambil
didorong oleh naluri- pola-pola yang telah terjalin erat dalam pikiran, tulang, dan otot.
Kelemahan teori ini belum mampu menjelaskan sebab musabab sebagaian besar prilaku
orang dewasa, termasuk perasaan, nilai, ambisi, sikap, selra dan kecendrungan.
Berdasarkan beberapa penjelasan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa karena
sistem dunia yang semakin kompleks,manusia dipaksa untuk menanggulangi lebih banyak
masalah daripada sumberdaya yang dimiliki untuk menanganinya. Adapun pemecahan yang
diperlukan bukanlah cara berpikir yang lebih rumit, melainkan suatu kerangka yang
memungkinkan pemecahan secara sederhana.
Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan harus dilihat sebagai sesuatu yang
konteksual sifatnya, karena beberapa hal berikut:
1. Tidak berlangsung dalam suasana vakum,
2. Berlangsung dalam rangka kehidupan organisasional,
3. Berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang
telah ditentukan sebelumnya.
Analisa Situasi (AS) merupakan upaya memisahkan permasalahan yang ada menjadi
masalah tunggal yang perlu dipecahkan dan diputuskan. Dalam analisis situasi (AS) ini kita
dihadapkan pada beberapa kegiatan, yaitu memisah-misahkan permasalahan, membuat
prioritas, dan melokasi.
a. Jika masalahnya berupa penyimpangan dari standar, dan memang perlu diketahui
sebabnya maka dapat digunakan proses analisa permasalahan (AP);
b. Jika masalahnya berupa pilihan di antara sejumlah alternative, maka dapat
digunakan proses analisa keputusan (AK) untuk menentukan alternative terbaik;
dan
c. Jika masalahnya berupa menentukan tindakan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan suatu keputusan maka dapat digunakan proses analisa
permasalahan yang berupaya mengidentifikasi persoalan potensial yang mungkin
timbul dan menyiapkan tindakan preventif/pencegahan dan tindakan
protektif/penanggulangan.
Persoalan adalah suatu deviasi atau penyimpangan dari standar atau apa yang dianggap
normal. Bagi pengambil keputusan terutama para pimpinan perlu mengetahui benar-benar
apa yang merupakan standar atau apa yang harus dianggap sebagai keadaan normal
Keputusan Manajemen
Berdasarkan keputusan yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis
keputusan terdiri atas:
1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam
sebuah perusahaan.
2. Keputusan Taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah.
3. Keputusan Operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang
paling bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.
Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
1. Keputusan yang terstruktur (structured decision)
Keputusan yang terstruktur adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul
berulang-ulang dan rutin, dibuat menurut kebiasaan, aturan, serta prosedur tertulis
maupun tidak.
Sifat Keputusan Terstruktur:
a. Berulang-ulang
b. Rutin
c. Mudah dipahami
d. Memiliki pemecahan yang standar berdasarkan analisa kuantitatif
Contoh: Strategi pemasaran untuk produk baru, pemberian cuti, pengambilan
tugas terakhir, dan lain-lain.
Sifat Keputusan Semi Terstruktur:
a. Peraturan tidak lengkap
b. Sebagian structured dan sebagian unstructured
Contoh: Pemberian kredit, personalia, pemberian dana rehabilitasi sekolah,
pemeliharaan jalan, dan lain-lain.
Taylor WB III, Introduction to Management Science, New Jersey Prentice Hall, 2007
Thomas L Saaty, Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin : Proses Hirarki Analitik
untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks, PT. Pusaka Binawan,
1993