Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dibuat dan dilaksanakan pada bulan Mei 2020 sampai

dengan selesai, Tempat dilakukannya penelitian ini dilaksanakan di Universitas

Mercu Buana yang berlokasi di Jalan Raya Kranggan Jatisampurna, Bekasi.

Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan dapat mewujudkan hasil yang optimal

dan tempat penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan tahunan pada

Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019. Data diperoleh dari website resmi Bursa Efek

Indonesia, yaitu www.idx.co.id.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kausal tentang pengaruh sebab

akibat atau pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.

Desain kausal menguji hubungan “sebab akibat” Menurut Sugiyono metode kausal

(2010: 56) adalah “hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel

independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”.

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah Firm

Characteristic yang diproksikan dengan Profitabilitas & Leverage dan Audit

Committee. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah Enivironmental

Performance.

38
39

3.3 Definisi dan Operasional Variabel

Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Audit Committee

dan Enivironmental Performance.

3.3.1 Definisi Variabel

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Variabel Dependen (Y)

Menurut Yusuf (2014:109), variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lain tetapi tidak dapat

mempengaruhi variabel yang lain. Adapun variabel dependen dalam penelitian

ini adalah Enivironmental Performance (Kinerja lingkungan).

Enivironmental Performance (Kinerja lingkungan) adalah kinerja

perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik. Kinerja lingkungan

perusahaan diproksikan dengan PROPER yang merupakan salah satu upaya

yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong

penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen

informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan

perusahaan dalam lima (5) warna yaitu :

Tabel 3.1

Penilaian PROPER
40

Warna Proper Peringkat Skor


Emas Sangat Sangat Baik 5
Hijau Sangat Baik 4
Biru Baik 3
Merah Buruk 2
Hitam Sangat Buruk 1

b. Variabel Independen (X)

Menurut Yusuf (2014:109), variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi, menjelaskan atau menerangkan variabel yang lain. adapun

variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1) Profitabilitas (X1)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan, yang berguna untuk bagi pihak-pihak yang berkepentingan

(pemegang saham, kreditur dan menajemen perusahaan. Salah satu rasio

yang dipakai untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA).

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Return on Assets (ROA)

adalah:

laba bersih
𝑅𝑂𝐴 =
total asset

2) Leverage (X2)

Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajiban. Perusahaan yang memiliki hutang lebih banyak akan


41

mempunyai biaya keagenan yang besar, untuk itu perusahaan harus

memenuhi informasi yang cukup bagi kreditur. Salah satu rasio yang

dipakai untuk mengukur Leverage adalah Debt to Asset Ratio (DAR).

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Debt to Asset Ratio

(DAR) adalah :

total hutang
𝐷𝐴𝑅 =
total asset

3) Audit Committee (X3)

Audit Committee adalah bagian dari dewan komisaris yang bertugas

mengawasi dan mengelola organisasi. Audit Committee dalam penelitian ini

diproksikan dengan Jumlah anggota Komite Audit. Adapun rumus yang

digunakan untuk mengukur Audit Committee adalah :

Audit Committee = Jumlah Anggota Komite Audit

3.3.2 Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, hal.38)

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki

variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Definisi operasional pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


42

a. Environmental Performance : sejumlah angka dari peringkat kinerja

PROPER yang terdiri dari lima warna.

b. Profitabilitas: sejumlah angka dari hasil perhitungan total hutang

dibagi dengan total asset.

c. Leverage : sejumlah angka dari hasil perhitungan antara laba bersih

dibagi dengan total asset.

d. Audit Committee : sejumlah angka dari total anggota komite audit.

Tabel 3.2
Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Y Environmental Emas : Sangat baik, Ordinal


Performance skor = 5

Hijau : Baik, skor = 4

Biru : Cukup baik, skor


=3

Merah : Buruk, skor =


2

Hitam : Sangat buruk,


skor = 1

X1 Profitabilitas laba bersih Rasio


𝑅𝑂𝐴 =
total asset
43

X2 Leverage total hutang Rasio


𝐷𝐴𝑅 =
total asset

X3 Audit Committee ∑ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡


Rasio

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2017-2019.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. dimana sample

diambil dengan pertimbangan khusus supaya data dari hasil penelitian menjadi lebih

representatif dengan kriteria – kriteria yang dugunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Sampel merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2017-2019.

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

mengikuti program PROPER yang terbitkan oleh Kementrian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan selama periode 2017 – 2019.

3. Perusahaan menerbitkan annual report selama periode 2017 – 2019.


44

Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa 181


Efek Indonesia 2017-2019.

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa (107)


Efek Indonesia namun tidak mengikuti
program PROPER secara berturut-turut selama
tahun 2017-2019.

3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan (10)


keuangan secara berturut-turut selama periode
2017 – 2019.

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 64

Jumlah tahun pengamatan dari 2017-2019 3

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 192


(perusahaan x 3 tahun).
Sumber : Data Diolah

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan antara lain Data sekunder, Data Kualitatif, Data Time

Series, Data Cross Section. Teknik pengumpulan data yang digunakan

menggunakan teknik dokumentasi atau teknik arsip (desk research).

3.6 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini akan

disusun adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi

IBM SPSS Statistic. Metode-metode tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

3.6.1 Analisis Deskriptif


45

Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif merupakan penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel dependen dan variabel independen.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan

regresi yang digunakan dalam penelitian memenuhi asumsi normalitas data dan

terbebas dari asumsi-asumsi klasik dan harus dilakukan uji asumsi klasik atas model

persamaan tersebut. Uji asumsi klasik pada penelitian ini berkaitan dengan output

yang dihasilkan oleh analisis regresi. Pengujian dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak akan digunakan

dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas

dapat menggunakan metode Chi-Square, Kolmogorov Smirnov, P-P plot,

Lilliefors, Shapiro Wilk dan Jarque Bera.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan uji – KS. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas menurut Priyatno (2010:57) adalah sebagai berikut :

1) Jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data terdistribusi normal


46

2) Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam

suatu model. Multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai tolerance atau VIF

(variance inflation factor). Nilai umum yang dipakai adalah nilai tolerance > 0,1

dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu dengan uji Spearmam Rho, uji Glejser

dan uji grafik Scatterplot.

Pengujian pada penelitian ini menggunakan Uji Spearman Rho dimana jika

nilai signifikansi lebih besar dari nilai 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas. Begitupun sebaliknya, jika nilai

signifikansi lebih kecil dari nilai 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat

masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara


47

residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model

regresi. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Durbin-Watson

(Uji DW) dan Run Test. Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept

(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel independen.

Deteksi autokorelasi yaitu dengan cara :

− Jika d < dL : maka terdapat autokorelasi positif.

− Jika (4 – dL) < d : maka terdapat autokorelasi negatif.

− Jika Du < d < (4 – Du) : maka tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

− Jika dL < d < Du : maka tida dapat disimpulkan

3.6.3 Uji Kesesuaian Model

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari kesesuaian modelnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi dan nilai statistik F Annova (Ghozali,2013)

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan variabel independen untuk menerangkan variabel dependen.

Pengujian koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan menggunakan Adjusted

R-Squared pada persamaan regresi. Adjusted R-Squared mencerminkan

seberapa besar perubahan variabel dependen yang dapat ditentukan oleh


48

perubahan variabel-variabel independen. Nilai koefisien determinasi (R2),

semakin tinggi (mendekati satu) berarti semakin kuat hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen.

b. Uji F Anova

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien

variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

simultan terhadap variabel terikat dengan α = 0,05. Maka kriteria pengujiannya

adalah :

a) H0 : β1 = β2 = β3 = 0, jika F statistik < F tabel maka H0 diterima Ha

ditolak

b) Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, jika F statistik > F tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima

Jika H0 diterima, berarti variabel independen tidak berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen dan model regresi tidak sesuai

atau tidak layak digunakan. Sebaliknya, jika H0 ditolak berarti variabel

independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen dan

model regresi sesuai atau layak.

3.6.4 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen (X1,X2,.....Xn) dan variabel dependen (Y). Analisis

ini ditunjuksn untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan
49

variabel dependen,yaitu apakah tiap-tiap variabel independen berhubungan positif

atau negatif, dan memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 𝒂 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :

Y = Environmental Performance

𝒂 = Kostanta

𝑏1, 𝑏2, b3 = koefisien regresi

𝑋1 = Profitabilitas

𝑋2 = Leverage

X3 = Audit Committee

3.6.5 Uji Hipotesis

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikansi terhadap

variabel dependen. Dengan kata lain uji t menguji signifikansi pengaruh parsial

antara profitabilitas, leverage dan audit committee terhadap environmental

performance.
50

− H0 : β < 0 diterima, jika t hitung < t tabel (tingkat kesalahan atau level yang

digunakan, α = 5%) maka variabel independen (profitabilitas, leverage dan

audit committee) berpengaruh negatif terhadap variabel dependen

(environmental performance).

− H0 : β > 0 diterima, jika t hitung > t tabel (tingkat kesalahan atau level yang

digunakan, α = 5%) maka variabel independen (profitabilitas, leverage dan

audit committee) berpengaruh positif terhadap variabel dependen

(environmental performance).

Menentukan daerah penerimaan dengan menggunakan uji t. Titik kritis yang

dicari dari tabel distribusi t dengan tingkat kesalahan atau level 5% (α = 0,05)

uji satu arah. Df = n – k – 1, serta menggunakan tingkat keyakinan 5% (α =

0,05). Kriteria Pengujian hipotesis yaitu signifikan < 0.05 (α = 5%) maka

dikatakan signifikan, jika signifikan > 0.05 (α = 5%) maka dikatakan tidak

signifikan.

Hipotesis penelitian sebagaimana dijelaskan di Bab 2 dan akan diuji

kebenarannya secara parsial adalah :

1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Environmental Performance .

H01 : β1 < 0 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

Environmental Performance.

Ha1 : β1 > 0 = Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap

Environmental Performance.

2) Pengaruh Leverage terhadap Environmental Performance.


51

H02 : β2 < 0 = Leverage berpengaruh negatif terhadap Environmental

Performance.

Ha2 : β2 > 0 = Leverage berpengaruh positif terhadap Environmental

Performance.

3) Pengaruh Audit Committee terhadap Environmental Performance.

H03 : β3 < 0 = Audit Committee berpengaruh negatif terhadap

Environmental Performance.

Ha3 : β3 > 0 = Audit Committee berpengaruh positif terhadap

Environmental Performance.

Anda mungkin juga menyukai