Anda di halaman 1dari 5

Nama : Guntur Briyan Adhiputra

NIM : 43217210019

FORUM 10 PELAPORAN KOORPORATE

Pendapatan, kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan, dan Pajak penghasilan
lmbalan Kerja

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam

Diminta :

Buat soal , jawaban, beri keterangan dan analisa atas transaksi pendapatan (PSAK 23)
dan Kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan (PSAK 25) dan kaiaitannya dengan
laporan keuangan.
PSAK 23

Tujuan

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik
pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul
dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk
mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa
ekonomi tertentu.

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pernyataan ini
mengidentifikasikan keadaan yang memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui.
Pernyataan ini juga memberikan pedoman praktis dalam penerapan kriteria tersebut.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah
diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan
adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan
dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli
dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian
tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan
dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat
bunga tersirat (imputed).

Contoh Soal

PT X memiliki kesepakatan dengan PT Y untuk memberikan diskon 2% jika PT Y pembelian


selama 1 periode melebihi Rp. 200.000.000,-. Tanggal 1 April periode tersebut, PT Y melakukan
pembelian sebanyak Rp. 100.000.000,-. dan berdasarkan riwayat 2 periode sebelumnya, PT Y
selalu melakukan pembelian lebih dari Rp. 200.000.000,- selama periode April-Desember.

Maka PT X harus mengurangi pendapatannya sebesar 2% x Rp. 100.000.000= Rp. 2.000.000 dan
melakukan pencatatan sebagai berikut

1 April Piutang Rp. 98.000.000

Kas Rp. 98.000.000

Jika PT Y gagal memenuhi batas minimum diskon selama periode tersebut, maka mencatat
jurnalnya sebagai berikut

31 Des Piutang Rp. 2.000.000

Penghapusan diskon Rp. 2.000.000


PSAK 25

DEFINISI

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan dalam


mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang timbul
dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal yang:

1. tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut


2. secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan tersebut.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan matematis, kesalahan penerapan


kebijakan akuntansi, kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.

Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan


keuangan adalah material jika, baik secara sendiri atau bersama, dapat mempengaruhi keputusan
ekonomik pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatkan
keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya,
dapat menjadi faktor penentu.

Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan
kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak perubahan


estimasi akuntansi, masing-masing adalah:

1. Penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang
terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan
2. Pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan periode
mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode sebelumnya tidak pernah
terjadi.

Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau laibilitas, atau jumlah
pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan ekspektasi manfaat
masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan laibilitas. Perubahan estimasi akuntansi
dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, sejalan dengan hal tersebut, bukan
dari koreksi kesalahan.

Contohnya Sebuah perusahaan melakukan kesalahan yang terjadi di tahun 2009, misalkan entitas
salah menghitung depresiasi aset tetap yang diperoleh pada tahun 2009, depresiasi yang
dilakukan 15 seharusnya 35. Kesalahan tersebut baru diketahui pada tahun 2018.
Bagaimana perlakukan akuntansinya.

Sesuai dengan PSAK 25, koreksi kesalahan harus diberlakukan secara retrospektif dimulai saat
kesalahan tersebut ditemukan. Sesuai dengan PSAK ketika terjadi penyajian kembali
(retrospektif) yang berdampak pada lebih dari periode lalu, maka laporan posisi keuangan
disajikan komparatif untuk periode sekarang, komparatif periode lalu dan awal peride lalu.

Kesalahan tersebut akan mengoreksi saldo laba dan nilai akumulasi depresiasi. Perusahaan harus
menyajikan kembali laporan keuangan komparatif yang disajikan kembali dengan mengoreksi
akumulasi depresiasi dari tahun 2009. Dampak kesalahan tersebut juga harus dikoreksi dari
tahun 2009.

PSAK 25 menyebutkan jika tidak praktis untuk kembali ke periode di mana kesalahan terjadi,
maka entitas dapat melakukan penyesuaian dimulai di mana periode tersebut praktis.
Pengungkapan diperlukan untuk menjelaskan alasan tidak praktis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai