Anda di halaman 1dari 10

PELAPORAN KORPORAT

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh :

Murzalin ( 01044822326004)

Dosen Pengajar :

Dr. Inten Meutia, S.E. M.Acc, Ak, CA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
1. Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan

Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan ialah mengatur persyaratan penyajian


laporan keuangan, struktur laporan keuangan,dan persyaratan minimal isi laporan
keuangan. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:

(a)  laporan posisi keuangan pada akhir periode;

(b)  laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain selama periode;

(c)  laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d)  laporan arus kas selama periode;

(e)  catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lain;

(f)  informasi komparatif mengenai periodeterdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan


dalam paragraf 38dan 38A; dan

(g)  laporan posisi keuangan pada awal periodeterdekat sebelumnya ketika entitas


menerapkan suatu kebijakan akuntansi secararetrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atauketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya sesuai denganparagraf

2. Kebijakan Akuntansi

Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan, untuk membantu


penilaian laporan keuangan dan data lainnya yang ada di dalam laporan, berikut ini
disajikan ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Koperasi Cermat di dalam
melakukan pencatatan data keuangannya sebagai berikut :

- Arus Kas
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

- Kas Dan Setara Kas


Kas dan Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai "Kas
dan deposito yang dibatasi penggunaannya".

- Piutang Dan Penyisihan Piutang


Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan
piutang tak tertagih berdasarkan review individual masing-masing saldo piutang pada
akhir tahun, dengan metode cadangan (allowance method). Piutang usaha dibedakan
menjadi piutang Pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan Piutang Pihak
ketiga.

- Persediaan ,
Persediaan dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih
rendah. Penilaian biaya ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar
pertama (MPKP).

- Aktiva Tetap
Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan
karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga
pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta
pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih
antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui dalam ekuitas dengan
nama "Surplus Revaluasi Aset Tetap".
- Utang Usaha, Utang usaha dihitung sebesar nilai nominal
- Imbalan Kerja,
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tentang ketenagakerjaan,
pemberi kerja diwajibkan melakukan pembayaran sebagai imbalan pasca kerja pada
saat pemutusan hubungan kerja, baik karena pemutusan hubungan kerja biasa maupun
karena pensiun.
o Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan
secara substansi seluruh manfaat dan resiko kepemilikan aset. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi diakui sebagai sewa operasi jika sewa
tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan
aset. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
selama masa sewa.
o Pengakuan Pendapatan : Pendapatan Terdiri dari Penjualan Barang dan Jasa.
Penjualan barang dan jasa diakui dengan metode persentase penyelesaian dalam
periode akuntansi ketika semua kondisi berikut terpenuhi:
o Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal.
o Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi
akan mengalir masuk ke koperasi.
o Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara handal.
o Biaya yang telah terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat
diukur secara handal.
o Pengakuan Beban : Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual) dan cash
basis didalam suatu perusahaan harus menentukan metode yg mana di pakai
supaya konsisten.
o Pajak Penghasilan adalah, mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan
periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah
yang telah dibayar untuk peiode berjalan dan periode sebelumnya melebihi
jumlah terutang untuk periode tersebut, koperasi harus mengakui kelebihan
tersebut sebagai aset.
3. Estimasi akuntansi adala merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi
elemen-elemen dalam Laporan Keuangan antara lain sebagai berikut :
 Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini
yang tersedia dan dapat diandalkan.
 Banyak hal yang mempengaruhi elemen Laporan Keuangan yang tidak dapat
diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang
melekat pada aktivitas bisnis.
 Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan
LK tanpa menyesampingkan keandalannya.terdiri dari
1) Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia
dan andal. “Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan
keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan
pengalaman …”
2) Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat aset atau
liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian
status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait
dengan, aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari
informasi baru atau perkembangan baru dan, Oleh karena itu, bukan dari
koreksi kesalahan.
3) Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai
berikut:
a. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.\
b. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas,
diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu;
atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak
pada keduanya.

4. Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan


dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode
sebelumnya yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan
penggunaan, informasi andal yang:
a. tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
b. secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan matematis,


kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
dan kecurangan.
Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-
pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri atau bersama, dapat
mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan. Materialitas
bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat tersebut dengan memperhatkan keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari
pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak
perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah:
1) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain
yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan
2) pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan
periode mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode
sebelumnya tidak pernah terjadi.
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau
laibilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini
dari, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
laibilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan, sejalan dengan hal tersebut, bukan dari koreksi kesalahan.
(PSAK 25)

5. Mata Uang Fungsional dan Penyajian


Pencatatan akuntansi mengenai perubahan kurs mata uang asing bertujuan
untuk mengatur pencatatan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian bagi
perusahaan yang memiliki kegiatan usaha luar negeri dan transaksi dalam mata uang
asing. Pernyataan ini memberikan pedoman dalam menentukan nilai tukar yang akan
digunakan dalam penyajian laporan keuangan dan pengaruh yang timbul akibat
perubahan nilai tukar mata uang asing. Penentuan mata uang fungsional didasari
dengan lingkungan ekonomi utama tempat perusahaan beroperasi menghasilkan dan
mengeluarkan kas. Salah satu faktor penentu mata uang fungsional yaitu
menggunakan mata yang yang sama dengan entitas pelapor baik sebagai entitas anak,
cabang, entitas asosiasi, ataupun ventura bersama dalam kegiatan usaha luar negeri.
Transaksi dalam mata uang asing diakui sebagai transaksi yang dapat
didenominasikan dan diperlukan penyelesaian dalam mata uang asing (Arieftiara &
Yanthi, 2017). Transaksi tersebut dapat timbul ketika perusahaan:
1. Melakukan pembelian dan penjualan barang atau jasa dengan harga yang
dapat didenominasikan dalam mata uang asing.
2. Meminjamkan dana ketika jumlah utang atau tagihan dapat didenominasikan
dalam mata uang asing.
3. Memperoleh atau melepas aset dan mengadakan atau menyelesaikan liabilitas
yang dapat didenominasikan dalam mata uang asing.

Pada PSAK No.10 revisi 2010, pelaporan transaksi mata uang asing dalam
mata uang fungsional dilakukan setiap akhir periode dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Pos moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs
penutup.
2. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis mata uang asing dijabarkan
dengan menggunakan kurs pada tanggal terjadinya transaksi.
3. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing
dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar
ditentukan. ( PSAK No.10 )
6. Pengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi
Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan
entitas berisi pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap
kemungkinan bahwa posisi keuangan dan laba rugi telah dipengaruhi oleh keberadaan
pihak-pihak berelasi dan oleh transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dengan pihak-
pihak tersebut.

Pernyataan ini diterapkan dalam:


a) mengidentifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi;
b) mengidentifikasi saldo, termasuk komitmen antara entitas dengan pihak-pihak
berelasi;
c) mengidentifikasi keadaan pengungkapan yang disyaratkan di huruf (a) dan
(b); dan
d) menentukan pengungkapan yang dilakukan mengenai butir-butir tersebut.

Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo


pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan
laporan keuangan tersendiri entitas induk atau investor dengan pengendalian bersama,
atau pengaruh signifikan atas, investee yang disajikan sesuai dengan PSAK 65:
Laporan Keuangan Konsolidasian atau PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri.
Pernyataan ini juga diterapkan untuk laporan keuangan individual.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang
menyiapkan laporan keuangannya (dalam Pernyataan ini dirujuk sebagai “entitas
pelapor”). Suatu individu atau entitas dapat diklasifikasikan sebagai pihak berelasi
jika memenuhi hal-hal yang ditentukan definisi pihak-pihak berelasi dalam PSAK 7.
7. Laba per Saham
Earning per share (EPS) adalah laba bersih perusahaan dibagi jumlah saham
beredar –tidak termasuk treasury stock. Laba bersih per saham mencerminkan bagian
laba bersih untuk pemegang 1 lembar saham suatu perusahaan. Laba per saham
(earnings per share/EPS) merupakan komponen penting dalam perhitungan price to
earning ratio (PER). PER sering dijadikan indikator untuk menentukan harga saham
murah atau mahal, bersama dengan PBV atau price to book value.
Menghitung laba per saham termasuk analisis fundamental dalam investasi
saham. Tujuannya guna mengukur kinerja sebuah perusahaan. Apakah perusahaan
mencatatkan nilai laba per lembar saham negatif atau positif. Jika negatif, berarti
perusahaan tersebut rugi. Sedangkan perusahaan yang untung ditandai dengan
perolehan laba bersih per saham yang positif.
EPS atau laba per saham adalah bagian proporsional dan laba perusahaan yang
dapat diklaim oleh setiap lembar saham biasa yang sedang beredar. Cara mencari laba
per saham adalah laba setelah pajak sesudah pembayaran dividen saham preferen atau
laba bersih dibagi dengan rata-rata saham biasa yang sedang beredar selama periode
tersebut.

Keunggulan dan Kelemahan Laba per Saham


Laba per saham dalam perusahaan memiliki manfaat yang bisa dijadikan
sebagai kelebihan atau keunggulan. Pun dengan kelemahannya, pasti ada.
Keunggulan sebagai berikut :
1. Dapat digunakan untuk menghitung PER yang menggambarkan harga saham
sebuah perusahaan. Apakah sebuah saham murah atau mahal dibanding saham
lainnya di industri sejenis.
2. Membantu investor dalam membuat keputusan investasi, apakah perusahaan
tersebut dapat memberinya keuntungan lebih.
3. Sebagai tolok ukur profitabilitas perusahaan, yakni kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dari penjualan, pemanfaatan
aset, dan modal saham tertentu.
Kelemahan sebagai berikut :
Hanya melihat laba bersih saja sebagai variabel yang diperhitungkan. Bisa saja
laba bersih perusahaan naik atau tinggi didapat dari menjual aset. Oleh karena itu,
investor harus mengulik lagi laporan arus kas sebagai pelengkap analisa.

8. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan


RendyJohan - Corporate Accounting Policy. Peristiwa-peristiwa setelah
tanggal neraca adalah peristiwa, baik yang menguntungkan (favourable) ataupun yang
tidak menguntungkan (unfavourable), yang terjadi diantara tanggal neraca dan tanggal
penyelesaian laporan keuangan. Sedangkan menurut Pendapat Dr Jan PSAP
Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan amat berpengaruh pada kegiatan audit-umum
(general audit) BPK atas LK Pemerintahan NKRI. KSAP sedang merampungkan
edisi tersebut, bersama BPK tentu saja.
Terdapat berbagai istilah ber-medan makna serupa untuk istilah Peristiwa
Setelah Tanggal Pelaporan LK, Peristiwa Setelah Tanggal Neraca, Peristiwa Setelah
Tanggal LK, Peristiwa Selanjutnya (Subsequent Event) dari berbagai otoritas
akuntansi (otoritas standar akuntansi) dan auditing (misalnya IAPI) di muka bumi
termasuk di NKRI. Terdapat berbagai nuansa makna berbeda istilah tanggal pelaporan
LK dan tanggal penerbitan LK Auditan bagi publik.
Peristiwa setelah tanggal pelaporan LK adalah peristiwa, baik yang
menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, yang terjadi diantara tanggal
pelaporan dan tanggal laporan keuangan di–otorisasi untuk terbit. Tanggal pelaporan
terpampang pada lembar neraca, bersama judul neraca, sebagai komponen LK.Periode
akuntansi dan tanggal pelaporan LK terpampang pada lembar muka LK, sama dengan
tanggal neraca.
Tanggal LK di-otorisasi untuk diterbitkan adalah tanggal-perintah- tertulis-
untuk- penerbitan LK. Pada berbagai sumber lain, tanggal otorisasi adalah tanggal
pengesahan LK untuk diterbitkan, adalah tanggal pernyataan-mulainya-
pertanggungjawaban CEO-kepada publik nan-luas, terpampang pada Surat Pengantar,
atau Kata Pendahuluan atau covering letter CEO bagi LK auditan.
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih
awal (whichever is earlier) antara tanggal manajemen telah memberikan asersi
(semacam peyakinan atau penjaminan) bahwa laporan keuangan telah diselesaikan
dan tanggal manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan
tersebut.

9. Penyajian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan bersifat antarwaktu untuk kepentingan masyarakat
pengguna jasa bank dan pihak lain yang terkait, yang meliputi periode bulanan atau
triwulanan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan tahunan; laporan
keuangan interim wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang sama dengan
laporan keuangan tahunan yang sekurang-kurangnya terdiri atas neraca, perhitungan
laba rugi, laporan ikat janji atau komitmen dan kontingensi; jika terjadi perubahan
dalam prinsip akuntansi, pelaporan pada periode interim harus didasarkan pada
prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan terakhir
(interim statement). Laporan Interim harus mencakup beberapa bagian sebagai
berikut:
1. laporan posisi keuangan ringkas;
2. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung
maupun dipisah;
3. laporan perubahan ekuitas ringkas;
4. laporan arus kas ringkas; dan.
5. catatan penjelasan tertentu

Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan jika


pihak manajemen dan beberapa stakeholder membutuhkan laporan keuangan pada
saat tertentu. Laporan keuangan yang pada umumnya hanya dibuat pada akhir tahun,
akan disusun secara bulanan, triwulan, atau periode lainnya untuk diterbitkan dan
disebut sebagai laporan keuangan interim.
Laporan keuangan interim diterbitkan kurang dari jangka waktu satu tahun,
namun masih mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar
akuntansi keuangan, hanya saja kurang lengkap jika dibandingkan dengan laporan
keuangan tahunan. Di Indonesia, laporan keuangan interim dimuat dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan Keuangan Interim
yang terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

10. Penyajian laporan keuangan ekonomi hiperinflasi


Penyajian laporan keuangan dalam kedaaan tertentu Dalam ekonomi
hiperinflasi, pelaporan hasil operasi dan posisi keuangan dalam mata uang lokal tanpa
penyajian kembali tidak akan berguna. Karena uang kehilangan daya beli sehingga
perbandingan jumlah dari transaksi dan kejadian lain dari waktu ke waktu menjadi
salah.
Diperlukan pertimbangan dalam penentuan kapan penyajian kembali laporan
keuangan perlu dilakukan sesuai dengan PSAK ini. Karakteristik ekonomi suatu
negara yang mengalami hiperinflasi adalah:
a) penduduknya lebih memilih untuk menyimpan kekayaan mereka
b) penduduknya mempertimbangkan jumlah moneter bukan dalam mata uang
c) harga yang berlaku dalam penjualan dan pembelian secara kredit ditentukan
dengan memasukkan faktor ekspektasi hilangnya daya beli selama periode kredit
d) suku bunga, upah, dan harga dikaitkan dengan indeks harga
e) tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.

Penyajian laporam keuangan ekonomo hiperinflasi di indonesia di atur salam


PSAK No. 63 yang telah di sahkan oleh dewan pengawas standar akuntansi keuangan
08 april 2011

11. Penyajian Laporan keuangan entitas syariah


Laporan keuangan syariah adalah suatu laporan keuangan mencatat secara
ketentuan syariah seluruh kejadian keuangan dimasa lampau artinya kejadian yang
sudah berlalu berdasarkan asumsi – asumsi tertentu dan bukti – bukti pendukung yang
akurat, yang dapat dibenarkan oleh prinsip – prinsip laporan keuangan syariah
Laporan. Akuntansi syariah diperlukan sebagai suatu tuntutan atas pelaksanaan
syariah dan kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah. Di dalam
akuntansi syariah ada akad/kontrak/transaksi. Jenis akad terdiri dari tabaru (membantu
sesama dalam hal meminjamkan uang tanpa mengharapkan apapun), dan tijarah
(mendapatkan keuntungan dari perjanjian kerjasama).
“Transaksi yang dilarang dalam akuntansi syariah, yaitu semua aktivitas dan
perdagangan atas barang & jasa yang diharamkan oleh Allah (riba, penipuan,
perjudian). Transaksi yang mengandung ketidakpastian gharar (penimbunan
barang/ihtikar, monopoli, rekayasa permintaan), dan transaksi suap (ta’alluq,
pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli, talaqqi al-rukban),”
Prinsip sistem keuangan syariah mencakup terhadap pelarangan riba,
pembagian risiko, tidak menganggap uang sebagai komoditas, larangan melakukan
kegiatan spekulatif, dan salah satu pihak tidak boleh mengingkari kontrak sehingga
terjaga dan tetap suci. “Selain itu, asumsi dasar syariah digolongkan dalam dua jenis,
akrual (transaksi diakui saat terjadi, bagi hasil menggunakan basis kas), dan
kelangsungan usaha (perusahaan diasumsikan akan terus ada),” Sementara itu,
pemakai laporan keuangan syariah terdiri dari pemilik dana qardh, pemilik dana
syirkah temporer, pemilik dana titipan, pembayar & penerima zakat, infaq, sedekah,
wakaf, dan pengawas syariah, serta masyarakat.
Instrumen keuangan syariah terbagi menjadi tiga, pertama akad investasi yang
terdiri dari mudharabah, musyarakah, sukuk, saham syariah. Kedua, akad jual-beli
terdiri dari murabahah, salam, dan istishna. Ketiga, akad lainnya seperti sharf, wadiah,
qardhul hasan, wakalah, kafalah, hiwalah, dan rahn. Penyajian laporan keuangan
syariah di atur dalam PSAK No.101 dari DASK IAI dialihkan kewenangannya kepada
Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.

Anda mungkin juga menyukai