Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI ASET TETAP

Disusun Oleh :

Murzalin ( 01044822326004)

Dosen Pengajar :

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

1
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. untuk
digunakan (bukan barang dagangan), digunakan dalam operasi perusahaan yang
utama (bukan investasi jangka panjang), Dimiliki untuk digunakan dalam jangka
waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan (bukan perlengkapan) Memiliki nilai
yang relatif tinggi, Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif
lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam
aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang. Umumnya aset
tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu: Tanah, seperti tanah yang digunakan
sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan. Perbaikan Tanah, seperti jalan
diseputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan
saluran air bawah tanah. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko,
pabrik, dan gudang. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-
mesin, kendaraan, dan meubel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akuntansi Asset Tetap ?
2. Bagaimana Klasifikasi Asset Tetap ?
3. Bagaimana Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi Asset Tetap.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Asset Tetap.
3. Untuk Mengetahui Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Karakteristik aset tetap sebagai berikut:1
1.   Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan)
2.   Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi
jangka panjang)
3.   Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi
perusahaan (bukan perlengkapan)
4.   Memiliki nilai yang relatif tinggi
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan
menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam aset
tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.2

B. Klasifikasi Aset Tetap


Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1.   Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan.
2.   Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun
perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.
3.   Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4.   Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,
dan meubel.

3
C. Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap
Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokkan
sbb:
1.  Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi perusahaan,
pertanian, dan peternakan.
2.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan peralatan.
3.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-sumber alam
misalnya tambang dan hutan.

D. Pengeluaran-Pengeluaran Modal Dan Pendapatan


Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.   Capital expenditure/pengeluaran modal
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang
akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi dan akan dicatat dalam
rekening aset (dikapitalisasi).3
2.   Revenue expenditure/pengeluaran pendapatan
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang
hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan dicatat
dalam rekening biaya.4
Cara-Cara Perolehan Aset Tetap
1.   Pembelian Tunai
2.   Pembelian Angsuran
3.   Ditukar dengan Surat-surat Berharga
4.   Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain
1.   Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
2.   Pertukaran aset tetap yang sejenis
5.   Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6.   Aset yang Dibuat Sendiri

4
 

ASET YANG DIPEROLEH DARI PERTUKARAN DENGAN SURAT BERHARGA


Ilustrasi PT XYZ menukar sebuah gedung dengan 10.000 lembar saham biasa, nominal @
Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham per lembar adalah Rp11.000,00.
Pertukaran ini dicatat dengan jurnal:
Gedung Rp110.000.000,00
Modal Saham Biasa Rp100.000.000,00
Agio Saham 10.000.000,00

ASET YANG DIPEROLEH DARI HADIAH/DONASI


Pencatatannya dapat menyimpang dari harga perolehan karena harga perolehannya relatif
kecil.
Ilustrasi PT ALIT menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang masing-masing dinilai
Rp60.000.000,00 dan Rp40.000.000,00. Pencatatannya adalah:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal - Hadiah Rp100.000.000,00
Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT ALIT mengeluarkan biaya sebesar
Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah Rp95.000.000,00
Kas 5.000.000,00
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena
tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat sebagai elemen yang
belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut sudah diterima, maka barulah
contingent assets tersebut dicatat sebagai aset.
Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru akan diserahkan 2 tahun
kemudian maka jurnal yang dibuat adalah
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah Rp100.000.000,00

5
Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah 100.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah 95.000.000,00
Kas 5.000.000,00

Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi, maka
perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah yang belum pasti.
Konsep Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap adalah
aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;


b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan; serta
d. nilainya cukup besar.

Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim
barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai
aset tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan
dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan. Selain itu nilainya
cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring,
gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke
dalam aset tetap.5

Biaya Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap samapi tiba di tempat dan siap
digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aset yang

6
bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak terbatas pada harga
belinya saja.
Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

 Harga beli tanah Rp 100.000.000,-


 Biaya pembuatan akta jual beli tanah Rp     7.500.000,-
 Biaya balik nama ke perusahaan Rp     2.500.000,-
 Biaya pengurugan tanah Rp   10.000.000,-
 Biaya perataan tanah sampai siap Rp   15.000.000,-
bangun
JUMLAH Rp 135.000.000,-

Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan untuk tanah
adalah Rp 147.500.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan dapat terdiri
dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan), biaya training untuk operator, dan
biaya set up.
Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui pembelian
tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.
Penyusutan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang mempengaruhi
menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan, ketidakseimbangan
kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang bersangkutan. Hal
ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aset tetap berwujud
disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).  Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan
atau ditunda sampai dengan akhir tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud. Ada dua
factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a)      Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar penyusutan), dapat
berupa harga perolehan atau nilai buku.
b)      Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama dipakai.
Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau kapasitas

7
produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam
tarif penyusutan.
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap dapat dihitung dengan rumus:
Berikut
adalah

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar metode

Penyusutan yang
lazim
digunakan untuk penyusutan aset tetap.

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun
sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya
penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:

Harga Perolehan Aset Tetap - Nilai Sisa


Biaya Penyusutan = ---------------------------------------------------------
Umur Ekonomis

 Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp 24.000.000,-, dimana
estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya 5 tahun. Penyusutan
tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:

Rp 24.000.000 -  Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
                        5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya disesuaikan
menurut lamanya pemakaian. Mislkan aset tetap di atas digunakan mulai 1 Oktober,
sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka penyusutan untuk tahun pertama
adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa dikonversi ke
persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan dengan membagi 100%
dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur manfaatnya 20 tahun, maka

8
persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100% dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8
tahun maka persentase beban penyusutan tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan
demikian pada contoh di atas, biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000
dikali 20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini menciptakan
transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang
terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.

2. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)

Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya umur
ekonomis berkaitan erat  dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi lebih tepat
dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit produksi mampu membandingkan
lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang
digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekspresikan dalam
istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap
periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan penyusutan per unit dengan
jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Sebagai contoh
asumsikan bahwa sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 240.000.000,- dan prediksi nilai
sia Rp 20.000.000,- diperkirakan memiliki umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data
tersebut maka penyusutan per jam diitung sebagai berikut:

Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
            10.000 jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun, maka
penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100 jam).

3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)


Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun sepanjang
estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis lurus

9
tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh tariff penyusutan saldo menurun
atas suatu aset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40% yaitu dua kali tariff
garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah tahun
pertama,  nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi penyusutan)
dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan saldo menurun tahunan
atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan biaya $24.000 dikperlihatkan
berikut ini:

Nilai
Akumulasi Nilai Buku
Harga Penyusutan Buku
Tahun Penyusutan Awal Tarif
Perolehan Tahunan Akhir
Awal Tahun Tahun
Tahun
1 $24,000 0 $24,000.00 X 40% $9,600.00 $14,400.00
2 $24,000 $9,600.00 14,400.00 X 40% 5,760.00 $8,640.00
3 $24,000 15,360.00 8,640.00 X 40% 3,456.00 $5,184.00
4 $24,000 18,816.00 5,184.00 X 40% 2,073.60 $3,110.40
5 $24,000 20,889.60 3,110.40 X - 1,110.40 $2,000.00

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun, estimasi
nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa juga diabaikan
dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak boleh disusutkan melampaui
estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas,estimasi nilai sisa adalah $2,000. Jadi penyusutan
tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu $3,110.40 dikurangi $2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari
40% x $3,110.40.
Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aset
tetap. Misalnya biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions), penggantian
(replacements) atau perbaikan (repairs). Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran untuk aset
tetap setelah perolehan dapat dikategorikan menjadi pengeluaran modal (capital
expenditures) dan pegeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset
(dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode

10
akuntansi, akan menambah efisiensi aset tetap, memperpanjang masa manfaat atau
meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Yang termasuk dalam pengeluaran modal adalah
penambahan AC pada mobil, penambahan teras pada gedung, penggantian generator pada
sebuah mesin, perbaikan besar-besaran (overhaul).
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan
manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran ini
dicatat sebagai beban. Contohnya adalah pemeliharaan dan perbaikan rutin sebuah mesin.
Beban pemeliharaan dilakukan agar aset tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sementara
beban perbaikan dikeluarkan agar mesin tetap dalam keadaan baik hingga dapat beroperasi
secara optimal.
                                                                                                           
Pengakuan Transaksi Aset Tetap
Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah dilakukan transaksi pembelian aset
tetap yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pengakuan aset tetap akan
melibatkan dua fungsi, yaitu:

a. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab terhadap proses pembelian aset tetap yang
dibutuhkan oleh perusahaan, mulai dari jenis aset tetap, spesifikasi teknis aset tetap,
harga beli aset tetap, biaya-biaya lain yang mugkin muncul sempai aset tetap tersebut
siap digunakan.
b.  Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi pembelian aset
tetap, mulai dari nilai aset tetapnya sampai dapat ditentukannya biaya perolehan
aktvia tetap yang bersangkutan. Selain itu fungsi akuntansi juga harus menghitung
beban penyusutan setiap periodenya sesuai dengan metode penyusutan yang
ditetapkan.

Akuntansi Aset Tetap


Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat pembelian (perolehan) aset tetap.
Selama aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, harus dilakukan perhitungan
beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan atau perbaikan
aset tetap, penjualan aset tetap, penukaran sampai aset tetap tersebut habis umur
ekonomisnya. 
Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset tetap yang telah diakui ke dalam
akun-akun yang menampung mutasi, yaitu terdiri dari:

11
a. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung nilai perolehan aset tetap
yang telah diakui.
b. Akumulasi  Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated of Fixed Asset)
merupakan akun yang menampung jumlah akumulasi penyusutan aset tetap.
c. Beban Depresiasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulated of Depreciation Expenses)
merupakan akun yan menampung beban periodic penyusutan aset tetap yang telah
dihitung sesuai dengan metode dan aturan yang ditetapkan.

Penetapan Aset Tetap


Nilai aset tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Tetapi bila manfaat ekonomi dari suatu aset tetap tidak lagi sebesar
nilai bukunya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai
manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tersebut dicatat sebagai
kerugian.
Bila selama pemakaian aset tersebut menyerap biaya-biaya yang dapat dikategorikan
sebagai pengeluaran modal (capital expenditure), maka pengeluaran tersebut akan menambah
nilai aset yang bersangkutan. Sementara untuk penyusutannya haruslah ditetapkan. Apakah
memperpanjang umur ekonomisnya atau menambah kapasitas produksi. Jika menambah
umur ekonomis, maka dalam perhitungan penyusutan umur ekonomisnya haruslah
diperhitungkan.

Pelaporan Aset Tetap


Aset tetap dilaporkan dalam neraca. Aset tetap harus dirindi menurut jenisnya, seperti
misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lain. Akumulasi
disajikan sebagai pengurang terhadap aset tetap, baik secara sendiri-sendiri menurut jenisnya
atau secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi penyusutan dikurangkan secara
keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan keuangan perlu dibuatkan rincian harga
perolehan masing-masing jenis aset serta masing-masing penyusutannya. Metode penyusutan
yang dianut oleh perusahaan serta taksiran masa manfaat, perlu dijelaskan dalam laporan
keuangan.
Akun aset tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya   dalam buku aset tetap
(fixed assets subsidiary ledger) . Buku tambahan ini merinci aset di buku besar menurut
jenisnya. Untuk setiap aset tetap dibuatkan kartu tersendiri. Dari kartu-kartu aset tetap ini,
pada saat tertentu dapat dibuatkan dafta rincian aset tetap. Berikut contoh kartu aset tetap.

12
Nama AsetTetap :Mobil, sedan NomorAkun :123-44
ToyotaCorolla, 1982
Seri Nomor : B-1907-HA Akun Buku Besar :Kendaraan
Dibeli dari :Astra Motor Harga Perolehan :Rp10.000
Penanggung jawab :Bambang ST TaksiranUmur :5 tahun
Tanggal diperoleh :2-1-200A Nilai Sisa :0
Metode Penyusutan :Garis Lurus

Tanggal Keterangan Harga Akumulasi Nilai Buku


Perolehan Penyusutan
200A
Jan2 Pembelian 10,000,000 10,000,000
Des 31 Penyusutan 2,000 8,000,000
200B
Des 31 Penyusutan 2,000 6,000,000
200C
Des 31 Penyusutan 2,000 4,000,000
200D
Des 31 Penyusutan 2,000 2,000,000
2005
Jun 15 Perbaikan (1,750) 3,750,000

BAB III
PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap adalah
aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan; serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan,
seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil yang
dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual
kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk
kelompok persediaan. Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang
nilainya relative kecil, seperti sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah semata-mata karena kekurangan kami. Untuk itu kami pemakalah meminta
kritik dan saran dari bapak dosen pembimbing yang dapat memotivasi kami , agar
makalah kami kedepannya untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini menjadi
sumber ilmu yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita.

DAFTAR PUSTAKA

14
Bakri,   Aswan, Prinsip – Prinsip Akuntansi, ( Bandung : IFI Press, 2007), hlm. 53.
Hadibroto, Dasar-Dasar Akuntansi, (Jakarta : LP3ES, 2009), hlm. 19.
Horngren, Charles T, Akuntansi di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2004), hlm. 77.
Jurnal Soemarso “Aset Tetap, Mekanisma, Alur, dan Fungsiya Bagi Perusahaan di
Indonesia”.
Mulyadi, Dedi K, Tahap Pencatatan Akuntansi, (Jakarta : Insan Press,2007), hlm. 120.

15

Anda mungkin juga menyukai