ASET TETAP
Mata Kuliah : Akuntansi Perpajakan
Dosen Pengampuh : Zulia Hanum, SE, M.Si.
DISUSUN
Oleh:
Kelompok 8
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikankesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah tentang “ASET
TETAP” ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Akuntansi Perpajakan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Zulia Hanum, SE, M.Si
selaku dosen pengampu Studi Kelayakan Bisnis yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-
data dalam pembuatan makalah ini.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami
masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata
bahasa. Namun, kami tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan makalah
ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan
dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Kesimpulan ..............................................................................................................17
B. Saran ..............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan. untuk digunakan (bukan barang dagangan), digunakan
dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi jangka panjang),
Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus
operasi perusahaan (bukan perlengkapan) Memiliki nilai yang relatif
tinggi, Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif
lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka
investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan
dengan matang. Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan. Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan
yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah
tanah. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik,
dan gudang. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-
mesin, kendaraan, dan meubel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akuntansi Asset Tetap ?
2. Bagaimana Klasifikasi Asset Tetap ?
3. Bagaimana Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi Asset Tetap.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Asset Tetap.
3. Untuk Mengetahui Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin,
kendaraan, dan meubel.
3
Horngren, Charles T, Akuntansi di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2004), hlm. 77.
4
Hadibroto, Dasar-Dasar Akuntansi, (Jakarta : LP3ES, 2009), hlm. 19.
6
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian Angsuran
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
4. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain
1. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
2. Pertukaran aset tetap yang sejenis
5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6. Aset yang Dibuat Sendiri
7
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah Rp95.000.000,00
Kas 5.000.000,00
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan
(karena tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat
sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut
sudah diterima, maka barulah contingent assets tersebut dicatat sebagai aset.
Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru akan diserahkan 2
tahun kemudian maka jurnal yang dibuat adalah
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah Rp100.000.000
Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah 100.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah 95.000.000,00
Kas 5.000.000,00
Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi, maka
perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah yang
belum pasti.
Konsep Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset
tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
8
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan;
serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi
perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual
kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil,
maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan. Selain itu nilainya
cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti
sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.5
Biaya Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap samapi tiba di
tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan
(cost) aset yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap
tidak terbatas pada harga belinya saja.
Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.
5
Bakri, Aswan, Prinsip – Prinsip Akuntansi, ( Bandung : IFI Press, 2007), hlm. 53.
9
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan
untuk tanah adalah Rp 147.500.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya
perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan),
biaya training untuk operator, dan biaya set up.
Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui
pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.
Penyusutan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang
kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.
Beberapa factor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena
pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang
diminta dan ketetinggalan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang
bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan
nilai aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).
Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir
tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud.
Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a) Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar
penyusutan), dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.
b) Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama
dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian
atau kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran
manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan.
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap dapat dihitung
dengan rumus:
10
Penyusutan
Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap
tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk
menghitung biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:
Rp 24.000.000 - Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya
disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Mislkan aset tetap di atas digunakan
mulai 1 Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka
penyusutan untuk tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa
dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan
dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika
umur manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5%
(100% dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban
penyusutan tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan demikian pada
11
contoh di atas, biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali
20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini
menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset
dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya
umur ekonomis berkaitan erat dengan tingkat pemakaian, maka metode unit
produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit
produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan
pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas
yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset
diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total
beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan
mengalikan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau
digunakan selama periode dimaksud. Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah
mesin dengan harga perolehan Rp 240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp
20.000.000,- diperkirakan memiliki umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data
tersebut maka penyusutan per jam diitung sebagai berikut:
Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
10.000 jam
Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun,
maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100
jam).
12
3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun
sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tariff
penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh
tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur
manfaat 5 tahun adalah 40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% /
5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah
tahun pertama, nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan
saldo menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan
biaya $24.000 dikperlihatkan berikut ini:
13
Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama
penggunaan aset tetap. Misalnya biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan
(additions), penggantian (replacements) atau perbaikan (repairs). Pada dasarnya
pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan dapat dikategorikan
menjadi pengeluaran modal (capital expenditures) dan pegeluaran pendapatan
(revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat
sebagai aset (dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini akan mendatangkan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, akan menambah efisiensi aset tetap,
memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi.
Yang termasuk dalam pengeluaran modal adalah penambahan AC pada mobil,
penambahan teras pada gedung, penggantian generator pada sebuah mesin,
perbaikan besar-besaran (overhaul).
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya
mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh
karena itu pengeluaran ini dicatat sebagai beban. Contohnya adalah pemeliharaan
dan perbaikan rutin sebuah mesin. Beban pemeliharaan dilakukan agar aset tetap
selalu berada dalam keadaan baik. Sementara beban perbaikan dikeluarkan agar
mesin tetap dalam keadaan baik hingga dapat beroperasi secara optimal.
Pengakuan Transaksi Aset Tetap
Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah dilakukan transaksi
pembelian aset tetap yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur
pengakuan aset tetap akan melibatkan dua fungsi, yaitu:
14
b. Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi
pembelian aset tetap, mulai dari nilai aset tetapnya sampai dapat
ditentukannya biaya perolehan aktvia tetap yang bersangkutan. Selain itu
fungsi akuntansi juga harus menghitung beban penyusutan setiap
periodenya sesuai dengan metode penyusutan yang ditetapkan.
15
pengeluaran tersebut akan menambah nilai aset yang bersangkutan. Sementara
untuk penyusutannya haruslah ditetapkan. Apakah memperpanjang umur
ekonomisnya atau menambah kapasitas produksi. Jika menambah umur ekonomis,
maka dalam perhitungan penyusutan umur ekonomisnya haruslah diperhitungkan.
16
200B
Des 31 Penyusutan 2,000 6,000,000
200C
Des 31 Penyusutan 2,000 4,000,000
200D
Des 31 Penyusutan 2,000 2,000,000
2005
Jun 15 Perbaikan (1,750) 3,750,000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset
tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
17
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan;
serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil
inventaris direksi perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap
tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi
perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok
persediaan. Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan
yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring, gelas, meskipun
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke
dalam aset tetap
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah semata-mata karena kekurangan kami. Untuk itu kami
pemakalah meminta kritik dan saran dari ibu dosen pembimbing yang dapat
memotivasi kami , agar makalah kami kedepannya untuk menjadi lebih baik
lagi. Semoga makalah ini menjadi sumber ilmu yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kita.
18