Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

“ASET TETAP”

Dosen Pengampu:

Suci Ramadhani

Kelompok 3:

Widya Herlina
Desy Fitri Ananda
Eko Rj

STIE PERSADA BUNDA


PEKANBARU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suci
Ramadhani selaku dosen mata kuliah Akuntansi keuangan menengah 1 yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat memahami
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aset Tetap............................................................................................5

2.2 Klasifikasi Aset Tetap...........................................................................................5

2.3 Pengeluaran-pengeluaran Modal dan Pendapatan.................................................5

2.4 Harga Perolehan Aset Tetap..................................................................................6

2.5 Akuntansi Perolehan Aset Tetap...........................................................................7

2.6 Pengakuan Transaksi Aset Tetap...........................................................................9

2.7 Penetapan Aset Tetap............................................................................................9

2.8 Akuntansi Aset Tetap .........................................................................................10

2.9 Pelaporan Aset Tetap...........................................................................................10

2.10 Pelaporan Aset Tetap.........................................................................................11

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Untuk digunakan
(bukan barang dagangan), digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan
investasi jangka panjang), Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu
siklus operasi perusahaan (bukan perlengkapan). Memiliki nilai yang relatif tinggi,
dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat
utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam aset tetap (Capital
Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.Umumnya aset tetap dibagi dalam empat
kelompok, yaitu: Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan. Perbaikan tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun
perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. Gedung, seperti gedung
yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang. Peralatan, seperti peralatan kantor,
peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Akuntansi Asset Tetap ?
2. Bagaimana Klasifikasi Asset Tetap ?
3. Bagaimana Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi Asset Tetap.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Asset Tetap.
3. Untuk Mengetahui Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Karakteristik aset
tetap sebagai berikut:
a. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan)
b. Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi
jangka panjang)
c. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan
(bukan perlengkapan)
d. Memiliki nilai yang relatif tinggi, dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan
yang relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka
investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.

2.2 Klasifikasi Aset Tetap


Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokkan
sebagai berikut:
a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi perusahaan,
pertanian, dan peternakan.
b. Aset tetap yang umurnya terbatas
 Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa
diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan peralatan.
 Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-sumber alam misalnya
tambang dan hutan.

2.3 Pengeluaran-pengeluaran Modal dan Pendapatan


Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

5
1. Pengeluaran modal (Capital expenditure)
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan
dirasakan lebih dari satu periode akuntansi dan akan dicatat dalam rekening aset
(dikapitalisasi).
2. Pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure)
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya
dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan dicatat dalam rekening biaya.

2.4 Harga Perolehan Aset Tetap


1. Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat
dalam rekening tanah. Apabila tanah tidak digunakan dalam usaha perusahaan, maka
dicatat dalam rekeningin investasi jangka panjang.
Harga perolehan tanah terdiri dari: harga beli, komisi pembelian, bea balik nama,
biaya penelitian tanah, pajak selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan
lama, biaya perataan tanah, pajak saat pembelian tanah.
2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan
pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung
adalah: harga beli, biaya perbaikan gedung sebelum dipakai, komisi pembelian, bea
balik nama, pajak saat pembelian
Apabila gedung dibuat sendiri, maka harga perolehan gedung terdiri dari: biaya
pembuatan gedung, biaya perencanaan gambar, biaya pengurusan ijin bangunan, pajak
selama masa pembangunan, asuransi selama masa pembangunan.
Alat perlengkapan gedung seperti: eskalator, lift dan lain-lain dicatat tersendiri
dalam rekening alat-alat gedung dan didepresiasiselama umur ekonomis alat tersebut
3. Mesin atau Peralatan
Yang menjadi harga perolehan mesin dan peralatan adalah: harga beli, pajak yang
menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi selama dalam perjalanan, biaya
pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin.

6
4. Alat-alat Kerja
Alat kerja yang dimaksud di sini adalah alat untuk mesin atau alat tangan seperti
pukul besi/ palu, obeng, dll. Karena harga perolehannya relatif kecil, maka biasanya
alat-alat ini tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sebagai berikut:
 Saat pembelian dikapitalisasi, kemudian tiap akhir periode dihitung fisiknya,
selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan dan rekening alat-
alat kerja dikredit
 Dikapitalisasi sebagai aset dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan
normal, kemudian tiap kali pembelian baru dibebankan sebagai biaya.
5. Pattern (Cetakan)
Cetakan yang dipakai dalam beberapa produksi dicatat dalam rekening aset tetap
dan didepresiasi selama umur ekonomisnya. Tetapi jika hanya untuk produksi pesanan
tertentu: harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut.
6. Perabotan dan Alat-alat Kantor
Perabot (meja, kursi, almari, dll) dan alat-alat kantor (komputer, kalkulator, dll)
harus dipisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi, sehingga
depresiasinya dibebankanke masing-masing fungai tersebut.
Harga perolehannya adalah harga beli, biaya angkut, dan pajak yang menjadi
tanggungan pembeli.
7. Kendaraan
Kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkanberdasar fungsi yang berbeda.
Harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama, dan biaya angkut.
Pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dll
dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan
didepresiasi selama umur ekonomis.

2.5 Akuntansi Perolehan Aset Tetap


Aset tetap dapat diperoleh dengan beberapa cara:
1. Pembelian Tunai
Contoh: PT. A membeli peralatan kantor sebesar Rp 500.000,- secara tunai.
Jurnalnya:

7
Peralatan kantor 500.000
Kas 500.000

2. Pembelian Angsuran
Contoh: Pada tanggal 27 Oktober PT. A membeli peralatan kantor sebesar Rp 500.000,-
secara kredit. Pembayaran pertama sebesar Rp 200.000,- dan sisa pembayaran akan
diangsur selama 3 bulan pada tanggal 26 setiap bulannya.
Jurnalnya:
27/10 Peralatan kantor 500.000
Kas 200.0000
Utang 300.000
26/11 Utang 100.000
Kas 100.000
26/12 Utang 100.000
Kas 100.000
26/01 Utang 100.0000
Kas 100.000

3. Diperoleh dari Pertukaran


a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Contoh: PT. A menukar sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham biasa nominal @
Rp 10.000,-.
Jurnalnya:
Mesin 10.000.000
Modal saham biasa 10.000.000

b. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain


 Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
 Pertukaran aset tetap yang sejenis

8
4. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
Contoh: PT A menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang masing-masing dinilai
Rp 60.000.000,00 dan Rp 40.000.000,00.
Jurnalnya:
Tanah 60.000.000
Gedung 40.000.000
Modal-Hadiah 100.000.000

5. Aset yang Dibuat Sendiri

2.6 Pengakuan Transaksi Aset Tetap


Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah dilakukan transaksi pembelian aset
tetap yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pengakuan aset tetap
akan melibatkan dua fungsi, yaitu:
1. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab terhadap proses pembelian aset tetap yang
dibutuhkan oleh perusahaan, mulai dari jenis aset tetap, spesifikasi teknis aset tetap,
harga beli aset tetap, biaya-biaya lain yang mugkin muncul sempai aset tetap tersebut
siap digunakan.
2. Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi pembelian aset
tetap, mulai dari nilai aset tetapnya sampai dapat ditentukannya biaya perolehan aktvia
tetap yang bersangkutan. Selain itu fungsi akuntansi juga harus menghitung beban
penyusutan setiap periodenya sesuai dengan metode penyusutan yang ditetapkan.

2.7 Penetapan Aset Tetap


Nilai aset tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan.Tetapi bila manfaat ekonomi dari suatu aset tetap tidak lagi sebesar
nilai bukunya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan
nilai manfaat ekonomi yang tersisa.Penurunan nilai kegunaan aset tersebut dicatat sebagai
kerugian.
Bila selama pemakaian aset tersebut menyerap biaya-biaya yang dapat dikategorikan
sebagai pengeluaran modal (capital expenditure), maka pengeluaran tersebut akan

9
menambah nilai aset yang bersangkutan. Sementara untuk penyusutannya haruslah
ditetapkan.Apakah memperpanjang umur ekonomisnya atau menambah kapasitas
produksi.Jika menambah umur ekonomis, maka dalam perhitungan penyusutan umur
ekonomisnya haruslah diperhitungkan.

2.8 Akuntansi Aset Tetap


Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat pembelian (perolehan) aset tetap.
Selama aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, harus dilakukan perhitungan
beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan atau perbaikan
aset tetap, penjualan aset tetap, penukaran sampai aset tetap tersebut habis umur
ekonomisnya.
Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset tetap yang telah diakui ke
dalam akun-akun yang menampung mutasi, yaitu terdiri dari:
1. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung nilai perolehan aset tetap
yang telah diakui.
2. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated of Fixed Asset)
merupakan akun yang menampung jumlah akumulasi penyusutan aset tetap.
3. Beban Depresiasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulated of Depreciation Expenses)
merupakan akun yang menampung beban periodik penyusutan aset tetap yang telah
dihitung sesuai dengan metode dan aturan yang ditetapkan.

2.9 Pelaporan Aaset Tetap


Aset tetap dilaporkan dalam neraca. Aset tetap harus diurut menurut jenisnya, seperti
misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lain. Akumulasi
disajikan sebagai pengurang terhadap aset tetap, baik secara sendiri-sendiri menurut
jenisnya atau secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi penyusutan dikurangkan
secara keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan keuangan perlu dibuatkan rincian
harga perolehan masing-masing jenis aset serta masing-masing penyusutannya. Metode
penyusutan yang dianut oleh perusahaan serta taksiran masa manfaat, perlu dijelaskan
dalam laporan keuangan.

10
Akun aset tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aset tetap
(Fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aset di buku besar menurut
jenisnya. Untuk setiap aset tetap dibuatkan kartu tersendiri. Dari kartu-kartu aset tetap ini,
pada saat tertentu dapat dibuatkan dafta rincian aset tetap.

2.10 Penyusutan Aset Tetap


Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan,
ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan
teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang bersangkutan. Hal
ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aset tetap berwujud
disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).  Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan
atau ditunda sampai dengan akhir tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud. Ada
dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu:
1. Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar penyusutan),
dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.
2. Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama
dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau
kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat
dinyatakan dalam tarif penyusutan.

Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap
tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk
menghitung biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:
Harga Perolehan Aset Tetap - Nilai Sisa
Biaya Penyusutan = ----------------------------------------------------------------

11
Umur Ekonomis

 Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp


24.000.000,-,dimana estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya
5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:
Rp 24.000.000 -  Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
                        5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya
disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Misalkan aset tetap di atas digunakan mulai 1
Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka penyusutan untuk
tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan metede garis lurus, penyusutan tahunan bisa
dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan dengan
membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur manfaatnya
20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100% dibagi 20). Jika
umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban penyusutan tahunannya adalah 12,5%
(100% dibagi 8). Dengan demikian pada contoh di atas, biaya penyusutan di atas dapat
dihitung dari Rp 22.000.000 dikali 20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini
menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset dan
pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.
2. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya
umur ekonomis berkaitan erat  dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi
lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit produksi mampu
membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang
digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekspresikan
dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan

12
untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan penyusutan per
unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.
Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah mesin dengan harga perolehan Rp
240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp 20.000.000,- diperkirakan memiliki umur
manfaat 10.000 jam operasi. Dari data tersebut maka penyusutan per jam dihitung
sebagai berikut:

Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
            10.000 jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun,
maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100 jam).
3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun
sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tarif penyusutan
garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.Sebagai contoh tarif penyusutan
saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah
40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tarif saldo menurun. Setelah
tahun pertama,  nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) dikalikan dengan tarif yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan saldo
menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan biaya
$24.000, serta astimasi nilai sisa $2.000, diperlihatkan berikut ini:
Akumulasi
Harga Nilai Buku Penyusutan Nilai Buku
Tahun Penyusutan Tarif
Perolehan Awal Tahun Tahunan Akhir Tahun
Awal Tahun

$24,000.0
1 $24,000 0 X 40% $9,600.00 $14,400.00
0
2 $24,000 $9,600.00 14,400.00 X 40% 5,760.00 $8,640.00
3 $24,000 15,360.00 8,640.00 X 40% 3,456.00 $5,184.00
4 $24,000 18,816.00 5,184.00 X 40% 2,073.60 $3,110.40

13
5 $24,000 20,889.60 3,110.40 X - 1,110.40 $2,000.00

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,


estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tarif penyusutan. Nilai sisa
juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak boleh
disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas, estimasi nilai sisa
adalah $2,000. Jadi penyusutan tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu $3,110.40 dikurangi
$2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari 40% x $3,110.40.
                                                            

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Karakteristik aset
tetap sebagai berikut:
a. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan)
b. Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi jangka
panjang)
c. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan
(bukan perlengkapan)
d. Memiliki nilai yang relatif tinggi, dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan
yang relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka
investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19079628/ASET_TETAP
https://www.academia.edu/42257975/MAKALAH_AKUNTANSI_ASET_TETAP
https://slideplayer.info/slide/3280645/

16

Anda mungkin juga menyukai