Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

“PEROLEHAN DAN PELEPASAN ASET TETAP”

DOSEN PENGAMPU: Safaruddin, SE., M.S.A

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. MUH REZKY ANANDA PUTRA B1C122186


2. MUHAMAD QYFLY B1C122188
3. MUSTINA MALAWANTI B1C122190
4. NADILA BINTANG RAHMADINI B1C122192
5. NERA ARCELIA ADIN B1C122194
6. NIRMASYWARY B1C122198
7. NUR IQRA KAMARUDDIN B1C122200
8. NURFADILA MAULAN B1C122202

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
Latar Belakang
Menurut PSAK No. 16 "Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan di bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun."
Selain itu, aktiva tetap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) jangka waktu pemakaian cukup lama
b) digunakan dalam operasi perusahaan
c) tidak untuk diperjualbelikan
d) nilainya cukup besar
e) dimiliki perusahaan
Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama. Namun, manfaat yang di
berikan aktiva tetap umummnya semakin lama semakin menurun manfaatnya secara terus menerus, dan
menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation).
Seiring berjalannya waktu, aset tetap akan mengalami penyusutan (kecuali tanah). Faktor yang
mempengaruhi menurunnya suatu kemampuan aset tetap untuk dapat memberikan jasa / manfaat yaitu:
Secara Fisik, disebabkan karena pemakaian yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh
ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi).
Menurut Rudianto (2009:276) depresiasi adalah "pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut."
Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena dapat
mempengaruhi laba perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi atau tidak sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut, maka dapat
mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi pada laporan keuangan Faktor yang
mempengaruhi menentukan bahwa depresiasi setiap periode yaitu:
a) Harga perolehan
b) Nilai sisa (residu)
c) Taksiran umur kegunaan
Mengalokasikan harga perolehan suatu aktiva tetap ke dalam periode-periode yang menikmati
aktiva tetap tersebut, bukan hanya menggunakan suatu metode saja, ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik, yaitu:
a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method).
b) Metode Jam Jasa (Service Hour Method).
c) Metode Hasil Produksi (Productive Output Method).
d) Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method).
Landasan Teori
1. ASET TETAP
Istilah aset tersebut yang umum digunakan adalah aset tetap (fixed assets). Aset tetap
didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif
aset-aset tersebut diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap termasuk
tanah, struktur bangunan (kantor, pabrik, gudang). dan peralatan (mesin, furnitur, dan alat).
Karakteristik utama dari aset tetap adalah sebagai berikut:
 Aset-aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual
kembali. Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal yang diklasifikasikan
sebagai aset tetap. Misalnya, sebuah bangunan yang menganggur lebih tepat
diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi Aset tetap yang dimiliki untuk
kemungkinan apresiasi harga diklasifikasikan sebagai investasi.
 Aset-aset tersebut bersifat jangka panjang dan biasanya disusulkan. Aset tetap
memberikan manfaat selama beberapa tahun. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi
dalam aset ini untuk beberapa periode mendatang melalui biaya penyusutan periodik.
Pengecualian dari kaidah ini adalah tanah, yang disusutkan hanya jika penurunan nilai
yang material terjadi, seperti kerugian pada kesuburan lahan pertanian karena rotasi
tanaman yang tidak baik, kekeringan. atau erosi tanah.
 Aset-aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap adalah aset berwujud yang
ditandai dengan keberadaan fisik atau substansi. Hal ini membedakan aset tetap dari aset
takberwujud, seperti paten atau goodwill. Namun, tidak seperti bahan baku, aset tetap
tidak secara fisik menjadi bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.

2. PEROLEHAN ASET TETAP


Sebagian besar perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aset
tetap. Biaya historis (historical cast) mengukur harga kas atau setara kas yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset dan membawanya ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk
digunakan. Perusahaan mengakui aset tetap ketika biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal dan besar kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat
ekonomik masa depan. Secara umum, perusahaan melaporkan biaya-biaya berikut sebagai
unsur aset tetap.
1. Harga pembelian, termasuk bea impor, pajak pembelian non-refundable, diskon
perdagangan dan rabat. Misalnya, British Airways (GBR) menunjukkan bahwa pesawat
mereka dinyatakan pada nilai wajar dengan pertimbangan setelah saling hapus dengan
kredit manufaktur.
2. Biaya yang timbul untuk membawa aset ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang
diperlukan untuk digunakan dengan cara yang dimaksudkan oleh perusahaan. Misalnya,
ketika Skanska AB (SWE) membeli alat berat dari Caterpillar (AS), mereka
mengapitalisasi biaya pembelian, termasuk juga biaya pengiriman.
Perusahaan menilai aset tetap pada periode berikutnya dengan menggunakan metode biaya
atau metode nilai wajar (revaluasi). Perusahaan dapat menerapkan metode biaya atau nilai wajar
untuk semua item aset tetap atau untuk satu kelas aset tetap. Misalnya, perusahaan dapat menilai
tanah (satu kelas aset) setelah perolehan dengan menggunakan metode nilai wajar, dan secara
bersamaan juga menilai bangunan dan peralatan (kelas aset lainnya) dengan metode biaya.

a) Biaya Perolehan Tanah


Biaya perolehan tanah biasanya mencakup (1) harga pembelian: (2) biaya legal, seperti hak atas
tanah, biaya pengacara, dan biaya pencatatan: (3) biaya yang dikeluarkan dalam mengolah tanah sehingga
kondisinya siap untuk digunakan, seperti perataan (grading), pengisian (filling), pembuangan (draining),
dan pembersihan (clearing): (4) hak gadai, hipotek, atau kasus sitaan atas properti; dan (5) peningkatan
lah2an (land improvements) tambahan yang memiliki umur manfaat tak terbatas.
Misalnya, Ketika neon membeli tanah untuk tujuan membangun Gedung Perusahaan
mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan untuk penggalian pada gedung baru sebagai biaya
perolehan tanah. Penghapusan bangunan tuapembersihan, pengisian, dan grading-adalah biaya perolehan
tanah karena kegiatan ini diperlukan untuk mempersiapkan kondisi tanah untuk digunakan.Aeon
memperlakukan setiap hasil penerimaan dari proses persiapan tanah supaya siap untuk digunakan, seperti
penerimaan atas penjualan sisa-sisa pembongkaran bangunan tua atau penjualan kayu, sebagai
pengurangan atas harga tanah.
Umumnya, tanah merupakan bagian dari aset tetap. Namun, jika tujuan utama dari memperoleh
dan memiliki tanah adalah spekulatif, maka perusahaan lebih tepat mengklasifikasikan tanah tersebut
sebagai investasi. Jika perusahaan property memiliki tanah untuk dijual kembali, maka perusahaan harus
mengklasifikasikan tanah sebagai persediaan.

b) Biaya Perolehan Bangunan


Biaya perolehan bangunan harus mencakup semua pengeluaran yang terkait langsungdengan
perolehan atau konstruksi bangunan teresbut. Biaya perolehan ini meliputi (1) bahan baku, tenaga kerja,
dan biaya overhead yang muncul selama konstruksi,dan (2) biaya jasa profesional dan izin bangunan.
Umumnya, perusahaan menyewaperusahaan lain untuk membangun bangunan mereka. Perusahaan
memasukkan semua biaya perolehan yang dikeluarkan, mulai dari penggalian sampai
penyelesaian,sebagai bagian dari biaya perolehan bangunan.
Jika perusahaan membeli tanah yang terdapat bangunan tua atasnya, maka biaya pembongkaran
dikurangi nilai residu adalah biaya untuk mempersiapkan tanah untuk digunakan, dan biaya ini lebih
berhubungan dengantanah daripada dengan gedung baru. Dengan kata lain, semua biaya untuk
menjadikan aset siap untuk digunakan perusahaan adalah termasuk biaya perolehan aset tersebut.

c) Biaya Perolehan Peralatan


Istilah ‘perlatan’ dalam akuntansi termasuk peralatan transportasi, peralatan kantor, mesin,
perabot dan perlengkapan, peralatan pabrik, dan aset tetap sejenis. Biaya perolchan aset tersebut meliputi
harga pembelian, biaya pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi atas peralatan saat pengiriman,
biaya fondasi khusus jika diperlukan, biaya perakitan dan pemasangan, dan biaya pengujian peralatan.
Semua hasil penerimaan dari penjualan setiap item yang diproduksi saat proses pengiriman peralatan ke
lokasi dan persiapan kondisi peralatan untuk digunakan (misalnya, sampel yang dlihasilkan dari
pengujian peralatan) harus mengurangi biaya perolehan peralatan. Oleh karena itu, biaya mencakup
semua pengeluaran yang terjadi dalam memperoleh peralatan dan mempersiapkannya untuk digunakan.

3. ASET DI BANGUN SENDIRI


Tanpa adanya harga pembelian atauharga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban
untuk menghitungbiaya perolehan aset yang dibangun sendiri (self-constructed asset). Bahan baku dan
tenaga kerja langsung yang digunakan dalam konstruksi tidak menimbulkan masalah.Perusahaan dapat
dengan mudah melacak biaya ini langsung ke pesanan pekerjaan dan bahan baku yang terkait dengan aset
tetap yang dibangun.
Perusahaan dapat menangani overhead dengan salah satu dari dua cara:
1. Tidak boleh menetapkan overead tetap ke biaya perolehan aset yang dibangun. Argumen utama
perlakuan ini adalah bahwa biaya overhead umumnya bersifat tetap jumlahnya; biaya tersebut
tidak meningkat sebagai akibat dari pembangunan pabrik atau peralatan.
2. Menetapkan seluruh dari overhead ke proses konstruksi. Pendekatan ini, yang disebut juga
pendekatan biaya penuh, dianggap tepat jika seseorang berpendapat bahwa biaya yang terkait
dengan semua produk dan aset yang dibuat atau dibangun. Dalam pendekatan ini, perusahaan
menetapkan seluruh dari overhead pada proses konstruksi, sebagaimana yang dilakukan
perusahaan untuk produksi normal.

4. BIAYA BUNGAN SELAMA KONTRUKSI

Akuntansi yang tepat atas biaya bunga telah lama menjadi kontroversi. Terdapat tiga pendekatan yang
telah disulkan untuk mencatat bunga yang dikenakan dalam pembiayaan pembangunan aset tetap :
1. Tidak mengapitalisasi biaya bunga selama konstruksi. Dalam pendekatan ini bunga dianggap
sebagai baiya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi. Beberapa pihak berpendapat bahwa jika
perusahan menggunakan pembiayaan ekuitas dan bukan utang, maka perusahaan tidak akan
dikenakan biaya ini. Argumen utama atas pendekatan ini adalah bahwa penggunaan uang tunai,
apa pun sumbernya memiliki biaya bunga implisit terkait, yang tidak boleh diabaikan.
2. Memasukan dalam konstruksi dengan semua biaya atas dana yang digunakan, baik dapat
diidentifikasi maupun tidak diidentifikasi. Metode ini menyatakan bahwa biaya konstruksi harus
mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang maupun ekuitas. Pendukung pendekatan ini
mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan,
termasuk bunga merupakan bagian dari biaya perolehan aset. Bunga yang aktual maupun yang
diperhitungkan merupakan biaya, sebagaimana halnya tenaga kerja dan bahan baku. Kritik utama
dari pendekatan ini adalah bahwa biaya modal ekuitas yang diperhitungkan cenderung subjektif
dan berada di luar kerangka sistem biaya historis.
3. Kapitalisasi hanya biaya bunga yang terjadi selama konstruksi. Pendekatan ini memiliki logika
yang senada dengan pendekatan kedua-bahwa bunga termasuk biaya tenaga kerja dan bahan
baku. Akan tetapi, pendekatan ini mengapitalisasi hanya biaya bunga yang timbul dari
pembiayaan utang (Artinya, pendekatan ini tidak mencoba untuk menentukan biaya pembiayaan
ekuitas). Dalam pendekatan imi, perusahaan yang menggunakan pembiayaan utang akan
memiliki aset dengan biaya yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang menggunakan
pembiayaan ekuitas. Beberapa pihak menganggap pendekatan ini tidak memuaskan, karena
mereka berpendapat biaya perolehan aset seharusnya tetap sama apakah dibiayai dengan uang
tunai, utang, maupun ekuitas.

Ilustrasi 10-1 menunjukkan bagaimana Perusahaan dapat menambahkan biaya bunga (jika ada) pada
biaya perolehan aset dalam tiga pendekatan kapasitas di atas.

IFRS mensyaratkan pendekatan ketiga-mengapitalisasi bunga aktual (dengan modifkasi). Metode


ini mengikuti konsep bahwa biaya historis dari perolehan aset mencakup semua biaya (termasuk bunga)
yang terjadi untuk mempersiapkan aset ke kondisi dan lokasi yang diperlukan untuk digunakan. Dasar
pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan selama
konstruksi. Oleh karena itu, perusahaan harus menunda (mengapitalisasi) biaya bunga. Setelah
pembangunan selesai, aset tersebut siap untuk digunakan perusahaan dapat memperoleh pendapatan. Pada
titik ini, perusahaan harus melaporkan bunga sebagai beban dan mengaitkannya dengan pendapatan.
Perusahaan harus membebankan semua biaya bunga yang terjadi dalam pembelian aset yang siap untuk
digunakan. [5] Untuk menerapkan pendekatan umum ini, perusahaan mempertimbangkan tiga hal
berikut : (1) aset kualifikasian, (2) periode kapitalisasi dan (3) jumlah yang dikapitalisasi.
a) Aset Kualifikasikan
Agar memenuhi syarat kapitalisasi bunga, aset harus membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk menjadikan aset tersebut siap untuk digunakan atau dijual. Perusahaan mengapitalisasi biaya bunga
dimulai dengan pengeluaran pertama yang terkait dengan aset. Kapitalisasi terus berlanjut sampai
perusahan secara substansial selesal mempersiapkan aset untuk digunakan.
Contoh aset yang tidak memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga di antaranya (1) aset yang
sedang digunakan atau siap untuk digunakan, dan (2) aset yang tidak digunakan perusahaan dalam
aktivitas produktif dan yang tidak menjalani aktivitas untuk menjadikan aset siap untuk digunakan.
Contoh jenis kedua ini termasuk tanah yang masih belum dikembangkan dan aset yang tidak digunakan
karena usang, kelebihan kapasitas, atau perlu perbaikan.
b) Periode Kapitalisasi

Periode kapitalisasi (capitalization period) adalah periode waktu di mana perusahaan harus
mengapitalisasi bunga. Periode ini dimulai dengan adanya tiga kondisi:
1) Pengeluaran untuk aset yang telah mulai dilakukar.
2) Aktivitas diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan atau dijual sedang berlangsung
3) Biaya bunga yang sedang dikenakan.
Kapitalisasi bunga terus berlangsung selama ketiga kondisi tersebut terjadi. Periode kapitalisasi
berakhir Ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap untuk digunakan.
c) Jumlah yang Dikapitalisasi

Jumlah bunga untuk dikapitalisasi adalah jumlah terbatas yang terendah dari biaya bunga yang
terjadi selama periode atau bunga yang dapat dihindari. Bunga yang dapat dihindari (avoidable interest)
adalah jumlah biaya bunga selama periode yang secara teoretis dapat dihindari oleh perusahaan jika
perusahaan tidak membuat pengeluaran untuk aset tersebut. Jika biaya bunga aktual untuk periode ini
adalah $90.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah $80.000, maka perusahaan mengapitalisasi hanya
$80.000. Sebaliknya, jika biaya bunga aktual adalah $80.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah
$90.000, perusahaan tetap mengapitalisasi hanya sebesar $80.000. Dalam setiap situasi apa pun, biaya
bunga tidak boleh mencakup biaya modal yang dibebani untuk ekuitas.
Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang. Untuk menghitung akumulasi pengeluaran
rata-rata tertimbang, perusahaan membobotkan pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (sebagian
dari satu tahun atau periode akuntansi) yang dikenakan biaya bunga atas pengeluaran.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Han Ren Company memutuskan untuk membangun
jembatan, yang diperkirakan akan membutuhkan 17 bulan untuk penyelesaian, mulai tahun 2011.
Perusahaan ini melakukan pembayaran berikutkepada kontraktor pada 2011: $240.000 pada tanggal 1
Maret, $480.000 pada tanggal1 Juli, dan $360.000 pada tanggal 1 November. Perusahaan menghitung
akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir 31 Desember sebagai berikut.

Untuk menghitung akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang, Han Ren membobot pengeluaran
dengan jumlah waktu yang dikenakan biaya bunga pada Maret, Han Ren masing-masing pengeluaran
tersebut. Untuk pengeluaran mengaitkannya dengan biaya bunga selama 10 bulan. Untuk pengeluaran 1
Juli, Han Ren dikenakan biaya bunga hanya 6 bulan. Untuk pengeluaran dilakukan pada tanggal 1
November, perusahaan dikenakan biaya bunga hanya 2 bulan.

d) Contoh Komprehensif Kapitalis Bunga


Untuk menggambarkan persoalan yang terkait dengan kapitalisasi bunga, asumsikan bahwa pada
tanggal 1 November2010, Shalla Company mengontrak Pfeifer Construction Co. untuk membangun
gedung senilai $1,400,000 pada tanah senilai $100,000 (dibeli dari kontraktor dan termasuk dalam
pembeyaran pertama). Shalla melakukan pembayaran sebagai berikut ke perusahaan konstruksi selama
tahun 2011.
1 Januari = $210,000
1 Maret= $300,000
1 Mei= $540,000
31 Desember = $450,000
Total= $1,500,000
Pfeier Construction menyelesaikan gedung, siap untuk digunakan pada tanggal 31 Desember
2011. Shalla memiliki hutang yang harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2011.
Utang Khusus
1. Wesel dengan masa jatuh tempo 3 tahun dengan bunga 15% diterbitkan untuk membiayai
pembelian tanah dan pembangunan gedung, tertanggal 31 Desember 2010, dengan bunga dibayar
tahunan setiap tanggal 31 Desember.
Utang Lain-lain
1. Wesel dengan masa jatuh tempo 5 tahun dengan bunga 10%, tertanggal 31
Desember 2007 diterbitkan, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31
Desember.
2. Obligasi dengan masa jatuh tempo 10 tahun dengan bunga 12% diterbitkan pada
tanggal 31 Desember 2006, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31
Desember.
Shalla menghitung bunga yang dapat dihindari, seperti yang ditunjukkan pada
Ilustrasi 10-5.

e) Masalah Khusus Terkait Kapitalis Bunga


Ada dua masalah yang berkaitan dengan kapitalsasi bunga yang
membutubkan perhatian khusus:

1) Pengeluaran untuk tanah


2) Pendapatan bunga.

Pengeluaran untuk Tanah. Ketika perusahaan membelí tanah dengan tujuan ingin
mengembangkannya untuk penggunan tertentu, biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran tersebut
harus memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga. Jika perusahasn membeli tanah sebagai lokasi untuk
bangunan (seperti lokasi pabrik), maka biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode konstruksi
merupakan bagian dari biaya perolehan pabrik, bukan biaya perolehan tanah. Sebaliknya, jika perusahaan
mengembangkan lahan untuk penjualan petak lahan, maka perusahaan memasukkan semda biaya bunga
yang dikapitalisasi sebagal bagian dari biaya perolehan tanah. Namun, perusahaan tidak boleh
mengapitalisasi biaya bunga yang terkait dengan pembčlian tanah yang dimiliki untuk tujuan spekulasi
karena aset tersebut sudah siap untuk digunakan sebagaimana dimaksudkan.

Pendapatan Bunga. Perusahaan sering meminjam uang untuk membiayal pembangunan aset.
Perusahaan menginvestasikan kelebihan dana yang dipinjam dalam efek berbunga untuk sementara
sampai perusahaan memerlukan dana tersebut untuk membayar keperluan konstruksi. Selama tahap awal
pembangunan, pendapatan bunga yang diperoleh mungkin bisa melebihi biaya bunga atas dana yang
dipinjam

f) Observasi

Persyaratan kapitalisasi bunga masih diperdebatkan. Dari sudut pandang konseptual, banyak yang
berpendapat bahwa perusahaan tidak harus mengapitalisasi biaya bunga, atau mengapitalisasi seluruh
biaya bunga, baik aktual atau diperhitungkan untuk alasan yang disebutkan sebelumnya.

5. PENILAIAN ASET TETAP

Seperti aset lainnya, perusahaan harus mencatat aset tetap sebesar nilai wajar yang diserahkan
atau sebesar nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih jelas. Namun demikian, proses perolehan
aset kadang dapat mengaburkan nilai wajar. Misalnya, jka pusahaan membeli tanah dan bangunan
bersama-sama pada harga tunggal, bagaimana cara menentukan nilai terpisah untuk tanah dan bangunan
tersebut? Bagian ini akan mempelajari masalah akuntansi jenis ini sebagail berikut.

a) Diskon Tunai
Ketika perusahaan membeli aset tetap kemudian dikenakan diskon tunai ats pembayaran lebih
awal, bagaimana perusahaan harus melaporkan discon mengambil diskon ini, perusahaan harus mencatat
diskon sebagai pengurangan harg pembelian aset. Akan tetapi, haruskah perusahaan bahkan jika
perusahaan akhirnya tidak mengambil diskon?
Ada dua sudut pandang yang bisa digunakan atas pertanyaan int. Salah sat pendekatan
menganggap diskon, baik diambil atau tidak, sebagai pengurangan bizya adalah harga kas atau setara kas
dari aset. Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa termin diskon tunai sangat menarik, sehingga
kegagalan memanfaatkan diskon tersebut mengindikasikan adanya kesalahan atau inefisiensi manajemen.
b) Kontrak Pembayaran Tangguhan
Perusahaan sering membeli aset tetap dengan kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotek, obligasi, atau kewajiban peralatan. Untuk mencerminkan biaya perolehan
dengan tepat, perusahaan mencatat aset yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang pada nilai
sekarang dari kompensasi yang diperuntukkan antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.
c)Pembelian Lumsum
Masalah khusus dalam penilaian aset tetap muncul ketika perusahaan membeli sekelompok aset
pada satu harga lumsum (lump sum price). Ketika situasi umum ini terjadi, perusahan mengalokasikan
total biaya antara berbagai aset atas dasar nilai wajar relatif. Asumsinya adalah bahwa biaya akan
bervariasi sesual dengan proporsi nilai wajarnya. Prinsip ini adalah prinsip yang sama yang diberlakukain
perusahaan untük mengalokasikan biaya lumsum antara barangbarang persediaan yang berbeda.
Untuk mengilustrasikan, Norduct Homes, Inc. memutuskan untuk membeliabeberapa aset dari
perusahaan alat pemanas, Comfort Heating, seharga $80.000. ComfortHeating sedang dalam proses
likuidasi. Aset yang dijual adalah sebagai berikut.

d)Penerbitan saham
Ketika perusahaan membeli properti dengan menerbitkan efek, seperti saham biasa, nilai pari atau
nilai dinyatakan dari saham tersebut kurang tepat untuk mengukur blaya perolchan properti. Jika
perdagangan saham adalah pasar aktif, maka harga pasar saham yang diterbitkan adalah indikasi wajar
dari biaya perolchan properti yang dibeli. Saham adalah ukuran yang baik dari harga setara kas saat ini.
e)Pertukaran Aset Nonmoneter

Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aset nonmoneter seperti aset tetap, masih kontroversial.
Beberapa pilhak berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran jenis ini berdasarkan nilai
wajar dari aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, dengan mengakui keuntungan atau
kerugian. Pihak lainnya berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran berdasarkan jumlah
tercatat (nilal buku) dari aset yang diserahkan, tanpa mengakui adanya keuntungan tau kerugian. Pihak
yang lainnya mendukung pendekatan yang mengakui kerugian dalam semua kasus, tetapi menangguhkan
keuntungan dalam situasi khusus.
a) Arti Substansi Komersial

Seperti yang telah ditunjakkan di atas, nilai wajar merupakan dasar untuk mengukur aset
yang diperoleh dalam pertukaran nonmoneter jika transaksi memiliki substansi komersial. Pertukaran
memiliki substansi komersial (commercial substance) jika arus kas masa depan berubah sebagai hasil
transakši. Artinya, jika posisi ekonomi kedua pihak berubah maka transaksi memiliki substansi
komersial.

b) Pertukaran-Situasi Rugi

Ketika perusahaan menukaraset nonmoneter dan menghasilkan kerugian, perusahan


mengakui kerugian dengan segera. Alasannya: Perusahaan tidak harus menilai asetleblh dari harga
sctara kasnya jika pengakuan kerugian ditangguhkan, maka aset akan dinilai terlalu tinggi. Oleh
karena itu, perusahaan mengakul keruglan dengan segera upakah pertukaran memiliki substansi
komersial atau tidak Memiliki Substansi Komersial. Sekarang mari kita pertimbangkan situasi di
mana pertukaran nonmoneter memilki substans komersial dan menghasilkan keuntungan Dalam
kasus seperti itu. perusahaan blasanya mencatat blaya perolehan aset monmaneter yang diperoleh
dalamı pertukaran dengan aset nonmoneter lain pada nilai wajar aset yang diserahkan, dan segera
mengakui keuntungan. Perusahaan harus menggunakan nilai wajar aset yang diterima hanya jika nilai
itu lebih jelas terlihat dari pada nilai wajar aset yang diserahkan.
f)Hibah Pemerintah

Banyak perusahaan menerima hibah pemerintah. Hibah pemerintah (government grants)


merupakan bantuan yang diterima dari pemerintah dalam bentuk pengalihan sumber daya kepada
perusahaan dengan imbal hasil kepatuhan terhadap syarat tertentu di masa lalu atau masa depan yang
berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan. Misalnya, ABInBev NV (BEL) menerima hibah
pemerintah terkait dengan insentif fiskal yang diberikan oleh beberapa negara bagian di Brasil,
berdasarkan pada operasi dan investasi perusahaan di negara-negara bagian tersebut. Danisco A/S (DEN)
mencatat bahwa perusahaan menerima hibah pemerintah untuk hal-hal seperti penelitian, pengembangan,
dan tunjangan dan investasi karbon dioksida (CO²)
g) Pendekatan Akuntansi

Ketika perusahaan memperoleh aset seperti properti, pabrik, dan peralatan melalui hibah
pemerintah, konsep biaya ketat menyatakan bahwa penilaian aset harus nol. Namun, berangkat dari
prinsip biaya tampaknya dibenarkan karena biaya yang dikeluarkan (biaya lainnya dan pengeluaran kecil
yang relatif) bukan dasar akuntansi yang memadai untuk aset yang diperoleh. Untuk merecord ketiadaan
adalah dengan mengabaikan realitas ekonomi dari peningkatan kekayaan dan aset. Oleh karena itu,
sebagian besar perusahaan menggunakan nilai wajar aktiva untuk menetapkan nilainya dalam
pembukuan.
h) Pendekatan Pendapatan

IFRS mensyaratkan pendekatan pendapatan dan menunjukkan bahwa aturan umurm adalah
bahwa hibah harus diakui dalam pendapatan secara sistematis yang mengaitkan pendapatan dengan biaya
yang dimaksudkan untuk dikompensasi oleh hibah tersebut . Hal ini dipenuhi dengan satu dari dua cara
untuk aset seperti aset tetap:

a) Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan, yang diakui sebagai pendapatan secara
sistematis selama umur manfaat aset, atau
b) Mengurangi hibah dari jumlah tercatat aset yang diterima dari hibah, yang dalam hal ini hibah
diakui dalam pendapatan sebagai pengurang beban penyusutan

Untuk menggambarkan penerapan pendekatan pendapatan, pertimbangkan tiga contoh berikut:


contoh : contoh hibah peralatan laboratorium. AG. Company menerima subsidi sebesar €500.000 dari
pemerintan untuk membeli peralatan laboratorium pada tanggal 2 januari 2011. Biaya perolehan
laboratorium adalah €2.000.000, memiliki umur manfaat lima tahun, dan disusutkan secara garis lurus.
Seperti yang ditunjukan, AG dapat mencatat hibah ini dengan salah satu dari dua cara : (1).
Mengkreditkan pendapatan hibah tangguhan atas subsidi tersebut dan mangamortisasi pendapatan hibah
tangguhan selama periode lima tahun. (2). Mengkreditkan peralatan laboratorium atas subsidi dan
menyusutkan jumlah ini selama periode lima tahun.
Jika AG memilih untuk mencatat pendapatan tangguhan sebesar $500.000, maka perusahaan
mengamortisasi jumlah ini selama periode lima tahun menjadi pendapatan ($100.000 pertahun). Pengaruh
laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukan dalam ilistrasi 10-17.

Jika AG memilih untuk mengurangi biaya perolehan peralatan laboratorium, maka AG melaporkan
peralatan sebesar €1.500.000 (€2.000.000- €500.000) dan menyusutkan jumlah ini selama periode lima
tahun. Pengaruh terhadap laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukan dalam ilustrasi
10-18

6. BIAYA SETELAH PEROLEHAN


Setelah memasang aset tetap dan mempersiapkannya untuk digunakan, berbagai biaya tambahan
akan timbul yang berkisar dari perbaikan biasa sampai penambahan yang signifikan. Masalah utama
dalam topik ini adalah mengalokasikan biaya tersebut ke periode waktu yang tepat.
menentukan bagaimana biaya harus dialokasikan setelah perolehan, perusahaan mengikuti
kriteria yang sama yang digunakan untuk menentukan setelah perolehan biaya awal aset tetap. Artinya,
perusahaan mengakui biaya sebagai aset bila biaya tersebut dapat diukur secara andal dan besar
kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomik di masa depan mencakup
peningkatan (1) umur manfaat, (2) kuantitas produk yang dihasikan, dan (3) kualitas produk yang
dihasilkan.
A) Penambahan
Penambahan (additions) seharusnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yangbesar. Menurut
definisi, perusahaan mengapitalisasi setiap penambahan untukaset tetap karena terdapat aset baru
yang dibuat. Misalnya, penambahan bangunan selasar di rumah sakit, atau sistem pendingin udara di
kantor, meningkatkan potensipelayanan fasilitas itu. Perusahaan harus mengapitalisasi pengeluaran
tersebut danmengaitkannya dengan pendapatan yang akan dihasilkan di masa mendatang.

B) Perbaikan dan Penggantian


Perusahaan menggantikan salah satu aset dengan aset lain melalui perbaikan dan penggantian. Apa
perbedaan antara perbaikan dan penggantian? Perbaikan(imprøvement) adalah substitusi aset yang lebih
baik untuk menggantikan aset yang saat ini digunakan (misalnya, lantai beton menggantikan lantai kayu).
Penggantian (replacement), pada sisa lain, adalah substitusi aset serupa (lantai kayu menggantikan lantai
kayu).
Sebagian waktu perbaikan dan penggantian muncul sebagai konsekuensi dari kebijakan umum untuk
memodernisasi atau merehabilitasi bangunan lama atau peralatan. Masalahnya adalah bagaimana
membedakan jenis pengeluaran semacam ini dari perbaikan kerusakan normal. Apakah pengeluaran
tersebut akan meningkatkan potensi jasa masa depan aset? Atau, apakah hanya mengelola jasa pada
tingkat yang telah ada? Sering kali jawabannya tidak jelas. Penilaian yang baik akan diperlukan untuk
mengklasifikasikan pengeluaran tersebut dengan benar.
1. Pengaturan ulang dan reorganisasi

Perusahaan dapat dikenakan biaya pengaturan ulang dan biaya reorganisasi atau beberapa asetnya.
Pertanyaannya adalah apakah biaya yang dikeluarkan dalam pengaturan ulang atau reorganisasi ini harus
dikapitalisasi atau di bebankan. IFRS menunjukan bahwa pengakuan biaya berhenti setelah aset sudah
berada dilokasi dan pada kondisi yang diperlukan untuk memulai operasi sebagaimana yang dimaksudkan
oleh manajemen. Akibatnya biaya reorganisasi atau pengaturan ulang aset tetap yang ada tidak
dikapitalisasi, tapi dibebankan pada saat terjadinya.
2. Perbaikan kembali
a) Perbaikan biasa

Perusahaan melakukan perbaikan biasa (ordianry repairs) untuk menjaga aset tetap agar
dalam kondisi operasi. Perusahaan membebankan biaya perbaikan biasa ke akun beban pada periode
terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut adalah periode utama yang merasakan manfaatnya.
Biaya pemeliharaan yang terjadi secara rutin termasuk penggantian suku cadang minor, pelumasam
dan penyesuaian peralatan, pengecatan dan pembersihan. Perusahaan memperlakukan biaya ini
sebagai perbaikan biasa.

b) Perbaikan besar

Beberapa perusahaan, seperti maskapai ryanair (IRL) atau Lufthansa (DEU) atau perusahaan
pelayaran seperti A.P Moller-Maersk (DEN) atau CMA CGM Group (FRA) memiliki biaya overhaul
yang besar yang terkait dengan pesawat terbang atau kapal yang dimilikinya. Misalnya asumsikan
Shipaway company baru saja membeli kapal baru seharga $200 juta. Umur manfaat kapal ini adalah
20 tahun. Tetapi setiap 4 tahun sekali perusahaan itu harus masuk galangan dan dilakukan overhaul
besar. Diperkirakan bahwa overhaul tersebut akan memakan biaya $4 juta. Overhaul tersebut harus
diperhitungkan sebagai komponen terpisah dari biaya perolehan kapal (menggunakan penyusutan
komponen) dan disusutkan selama 4 tahun.
7. PELEPASAN ASET TETAP

1. Penjualan Aset Tetap


Perusahaan mencatat penyusutan untuk periode waktu antara tanggal dicatatan jurnal penyusutan
terakhir dan tanggal penjualan aset. Untuk ilustrasi diasumsikan bahwa barret Company mencatat
penyusutan atas mesin seharga $18.000 untuk sembilan tahun dengan tarif penyusutan sebesar $7,000,
maka barret mencatat penyusutan sampai tanggal berikut :
Beban penyusutan ($1.200*1/2) 600
Akumulasi Penyusutan-Mesin 600
Jurnal untuk penjualan aset adalah sebagai berikut :
Kas 7000
Akumulasi penyusutan-mesin 11.400
[($1200*9) +$600]
Mesin 18.000
Keuntungan atas pelepasan mesin 400
Nilai buku mesin pada saat penjualan adalah $6.600 ($18.000- $11.400). oleh karena mesin dijual
seharga $7000. Jumlah keuntungan dari penjualan ini adalah $400 ($7000-$6000)
2. Konversi Paksaan
Terkadang jasa ast diakhiri melalui beberapa jenis kejadian konversi paksaan (involuntary
converention) seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau mpenggusuran. Perusahaan melaporkan selisih
antara jumlah dipulihkan (misalnya, dari ganti rugi prnggusuran atau klaim asuransi), jika ada, dan nilai
buku aset sebagai keuntungan atau kerugian. Perusahaan memperlakukan keuntungan atau kerugian
tersebut pada jenis pelepasan aset lainnya.
Untuk mengilustrasikan, Camel transportation corp. Harus menjual pabrik yang terletak pada
property perusahaan yang berdiri langsung dijalur jalan tol. Selam beberapa tahun, pemerintah telah
berusaha untuk membeli tanah tempat pabrik tersebut berdiri, tetapi perusahaan terus menolak.
Pemerintah akhirnya menggunkan haknya secara paksa, yang kasusnya disetujui oleh pengadilan. Dalam
penyelesasiannya, Camel menerima ganti rugi sebesar $500.000, jumlah yang secara substansial melebihi
nilai buku pabrik dan tanah sebesar $200.000 (biaya perolehan $400.000 dikurangi akumulasi penyusutan
$200.000). Camel membuat jurnal sebagai berikut :
Kas 500.000
Akumulasi penyusutan-aset tetap 200.000
Aset tetap 400.000
Keuntungan atas pelepasasn aset tetap 300.000
SOAL KASUS
1.L10-4 (pembelian dan biaya perolehan aset yang dibangun sendiri) Dane Co. membeli dan
membangun berbagai peralatan yang digunakan dalam operasinya. Item – item berikut ini terkait dengan
dua jenis peralatan yang dicatat secara acak selama tahun 2011.
Diminta
Pembelian
Kas dibayarkan untuk peralatan, termasuk pajak penjualan sebesar €5.000 €105.000
Biaya pengiriman dan asuransi 2.000
Biaya memindahkan peralatan ke lokasi pabrik 3.100
Biaya upah teknisi untuk menguji peralatan 6.000
Premi asuransi yang dibayarkan selama tahun pertama operasi peralatan ini 1.500
Perlengkapan pipa khusus yang dibutuhkan untuk peralatan baru 8.000
Biaya perbaikam yang dikeluarkan dalam tahun pertama operasi yang
berhubungan dengan peralatan 1.300

Kontruksi
Bahan – bahan dan suku cadang (biaya bruto €200.000:gagal mengambil
diskon tunai 1%) €200.000
Bunga yang diperhitungkan atas dana yang digunakan selama konstruksi
(pembiayaan saham) 14.000
Biaya tenaga kerja 190.000
Biaya Overhead yang di alokasikan (tetap €20.000 : variabel €30.000) 50.000

Keuntungan atas konstruksi sendiri 30.000


Biaya pemasangan peralatan 4.400
Diminta
Hitung total biaya untuk masing – masing peralatan tersebut! Jika item tidak dikapitalisasi sebagai biaya
perolehan peralatan, tunjukkan bagaimana item harus dilaporkan!
2.L10-6 (Koreksi Jurnal Biaya Tidak Benar) perolehan pabrik untuk beberapa perusaahan disajikan
bawah ini.
Natchez Industries Inc. memperoleh tanah, bangunan, dan perlatan dari Perusahaan yang bangkrut,
Vivace Co., pada harga lumsum sebesar $680.000. Pada saat pembelian, aset Vivace memiliki nilai buku
dan nilai berdasarkan penilaian independen (appraisal) sebagai berikut.
Buku Nilai Nilai Apprasial
Tanah $200.000 $150.00
Bangunan 230.000 350.000
Peralatan 300.000 300.000
Agar lebih konservatif, Perusahaan memutuskan untuk mengambil nilai terendah antara dua nilai tersebut
untuk setiap aset yang diperoleh. Jurnal yang dibuat sebagai berikut.
Tanah 150.000
Bangunan 230.000
Peralatan 300.000
Kas 680.000
Arawak Enterprises membeli peralatan toko dengan membayar uang muka sebesar $2.000 dan
menandatangani wesel bayar berjangka waktu 1 tahun, senilai $23.000, bunga 10% Pembelian tersebut
dicatat sebagai berikut.
Peralatan Toko 27.300
Kas 2.000
Wesel Bayar 23.000
Utang Bunga 2.300
Ace Company membeli peralatan kantor sebesar $20.000, termin pembayaran 2/10, n/30, oleh karena
perusahaan berniat untuk mengambil diskon, perusahaan tidak membuat jurnal sampai dengan
pembayaran atas perlatan tersebut. Jurnalnya adalah sebagai berikut.
Peralatan Kantor 20.000
Kas 19.600
Diskon Pembelian 400
Paunee Inc. baru-baru ini menerima bangunan pada biaya nol dari Desa Cardassia sebagai insentif untuk
menempatkan bisnisnya di desa tersebut. Nilai appraisal bangunan adalah $270.000. Perusahaan ini tidak
membuat jurnal untuk mencatat bangunan karena tidak memiliki dasar biaya.
Mohegan Company membangun gudang senilai $600.000. Perusahaan dapat membeli bangunan gudang
tersebut seharga $740.000. Controller membuat jurnal sebagai berikut.
Gudang 740.000
Kas 600.000
Keuntungan atas Kontruksi 140.000
Diminta
Buatlah jurnal yang harus dicatat pada setiap tanggal perolehan!

3.KA 10-2 (Akuntansi untuk Aset yang Dibangun Sendiri) Troopers Medic Labs, Inc. mulai beroperasi
5 tahun lalu yang memproduksi stetrics, sebuah alat tipe baru yang diharapkan bisa dijual ke dokter,
dokter gigi, dan rumah sakit. Permintaan atas stetrics jauh melebihi harapan awal, dan perusahaan tidak
dapat memproduksi stetrics yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Perusahaan membuat produknya menggunakan peralatan yang dibangun pada awal operasinya.
Untuk memenuhi permintaan, perusahaan memerlukan perlatan yang lebih efisien. Perusahaan
memutuskan untuk merancang dan membangun peralatan sendiri, karena peralatan yang saat ini tersedia
di pasar tidak cocok untuk memproduksi stetrics.
Pada tahun 2010, bagian dari pabrik yang didedikasikan untuk pengembangan pelatan baru, dan
staf khusus pun turut dipekerjakan. Dalam waktu 6 bulan, mesin baru berhasil dikembangkan dengan
menghabiskan biaya sebesar $714.000. produksi meningkat secara dramatis dan biaya tenaga kerja
berkurang secara substansial. Senang dengan keberhasilan mesin baru tersebut, perusahaan membangun
tiga mesin lagi dari jenis yang sama dengan biaya masing – masing sebesar $441.000.
Diminta:
a) Secara umum, biaya apa saja yang harus dikapitalisasi pada peralatan yang dibangun sendiri?
b) Diskusikan kepatutan yang termasuk dalam biaya yang dikapitalisasi dari aset yang dibangun
sendiri:
1. Kenaikan overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri.
2. Proporsi dari overhead dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang diterapkan
untuk barang yang diproduksi untuk dijual.
c) Diskusikan perlakuan akuntansi yang tepat atas kelebihan biaya perolehan mesin pertama
dibandingkan dengan biaya perolehan mesin berikutnya sebesar $273.000 ($714.000-$441.000).
Biaya tambahan ini tidak boleh dianggap sebagai biaya penelitian dan pengembangan.
4.KA10-5 (Pertukaran Nonmoneter) Anda memiliki dua klien yang sedang mempertimbangkan untuk
menukar mesin antara satu sama lain. Meskipun mesin tersebut berbeda satu dengan yang lainnya, Anda
percaya bahwa penilaian arus kas yang diharapkan dari aset yang dipertukarkan akan menunjukkan
bahwa pertukaran tidak memiliki substansi komersial. Klien Anda akan lebih suka jika pertukaran
dianggap memiliki substansi komersial, sehingga memungkinkan klien Anda untuk mencatat keuntungan.
Berikut adalah beberapa fakta yang terjadi.

Klien A Klien B
Biaya perolehan awal €100.000
€150.000
Akumulasi penyusutan 40.000
80.000
Nilai wajar 80.000
100.000
Kas yang diterima (dibayar) (20.000)
20.000

Diminta:
a) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
b) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
c) Buatlah memo kepada controller Klien A untuk menunjukkan dan menjelaskan dampa keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaranman memiliki
substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
d) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
e) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
f) Buatlah memo kepada controller Klien B untuk menunjukkan dan menjelaskan dampak keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran yang memiliki
substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!

Anda mungkin juga menyukai