Disusun Oleh:
Kelompok 1
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2023
Latar Belakang
Menurut PSAK No. 16 "Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan di bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun."
Selain itu, aktiva tetap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) jangka waktu pemakaian cukup lama
b) digunakan dalam operasi perusahaan
c) tidak untuk diperjualbelikan
d) nilainya cukup besar
e) dimiliki perusahaan
Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama. Namun, manfaat yang di
berikan aktiva tetap umummnya semakin lama semakin menurun manfaatnya secara terus menerus, dan
menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation).
Seiring berjalannya waktu, aset tetap akan mengalami penyusutan (kecuali tanah). Faktor yang
mempengaruhi menurunnya suatu kemampuan aset tetap untuk dapat memberikan jasa / manfaat yaitu:
Secara Fisik, disebabkan karena pemakaian yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh
ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi).
Menurut Rudianto (2009:276) depresiasi adalah "pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut."
Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena dapat
mempengaruhi laba perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi atau tidak sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut, maka dapat
mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi pada laporan keuangan Faktor yang
mempengaruhi menentukan bahwa depresiasi setiap periode yaitu:
a) Harga perolehan
b) Nilai sisa (residu)
c) Taksiran umur kegunaan
Mengalokasikan harga perolehan suatu aktiva tetap ke dalam periode-periode yang menikmati
aktiva tetap tersebut, bukan hanya menggunakan suatu metode saja, ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik, yaitu:
a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method).
b) Metode Jam Jasa (Service Hour Method).
c) Metode Hasil Produksi (Productive Output Method).
d) Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method).
Landasan Teori
1. ASET TETAP
Istilah aset tersebut yang umum digunakan adalah aset tetap (fixed assets). Aset tetap
didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif
aset-aset tersebut diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap termasuk
tanah, struktur bangunan (kantor, pabrik, gudang). dan peralatan (mesin, furnitur, dan alat).
Karakteristik utama dari aset tetap adalah sebagai berikut:
Aset-aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual
kembali. Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal yang diklasifikasikan
sebagai aset tetap. Misalnya, sebuah bangunan yang menganggur lebih tepat
diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi Aset tetap yang dimiliki untuk
kemungkinan apresiasi harga diklasifikasikan sebagai investasi.
Aset-aset tersebut bersifat jangka panjang dan biasanya disusulkan. Aset tetap
memberikan manfaat selama beberapa tahun. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi
dalam aset ini untuk beberapa periode mendatang melalui biaya penyusutan periodik.
Pengecualian dari kaidah ini adalah tanah, yang disusutkan hanya jika penurunan nilai
yang material terjadi, seperti kerugian pada kesuburan lahan pertanian karena rotasi
tanaman yang tidak baik, kekeringan. atau erosi tanah.
Aset-aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap adalah aset berwujud yang
ditandai dengan keberadaan fisik atau substansi. Hal ini membedakan aset tetap dari aset
takberwujud, seperti paten atau goodwill. Namun, tidak seperti bahan baku, aset tetap
tidak secara fisik menjadi bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.
Akuntansi yang tepat atas biaya bunga telah lama menjadi kontroversi. Terdapat tiga pendekatan yang
telah disulkan untuk mencatat bunga yang dikenakan dalam pembiayaan pembangunan aset tetap :
1. Tidak mengapitalisasi biaya bunga selama konstruksi. Dalam pendekatan ini bunga dianggap
sebagai baiya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi. Beberapa pihak berpendapat bahwa jika
perusahan menggunakan pembiayaan ekuitas dan bukan utang, maka perusahaan tidak akan
dikenakan biaya ini. Argumen utama atas pendekatan ini adalah bahwa penggunaan uang tunai,
apa pun sumbernya memiliki biaya bunga implisit terkait, yang tidak boleh diabaikan.
2. Memasukan dalam konstruksi dengan semua biaya atas dana yang digunakan, baik dapat
diidentifikasi maupun tidak diidentifikasi. Metode ini menyatakan bahwa biaya konstruksi harus
mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang maupun ekuitas. Pendukung pendekatan ini
mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan,
termasuk bunga merupakan bagian dari biaya perolehan aset. Bunga yang aktual maupun yang
diperhitungkan merupakan biaya, sebagaimana halnya tenaga kerja dan bahan baku. Kritik utama
dari pendekatan ini adalah bahwa biaya modal ekuitas yang diperhitungkan cenderung subjektif
dan berada di luar kerangka sistem biaya historis.
3. Kapitalisasi hanya biaya bunga yang terjadi selama konstruksi. Pendekatan ini memiliki logika
yang senada dengan pendekatan kedua-bahwa bunga termasuk biaya tenaga kerja dan bahan
baku. Akan tetapi, pendekatan ini mengapitalisasi hanya biaya bunga yang timbul dari
pembiayaan utang (Artinya, pendekatan ini tidak mencoba untuk menentukan biaya pembiayaan
ekuitas). Dalam pendekatan imi, perusahaan yang menggunakan pembiayaan utang akan
memiliki aset dengan biaya yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang menggunakan
pembiayaan ekuitas. Beberapa pihak menganggap pendekatan ini tidak memuaskan, karena
mereka berpendapat biaya perolehan aset seharusnya tetap sama apakah dibiayai dengan uang
tunai, utang, maupun ekuitas.
Ilustrasi 10-1 menunjukkan bagaimana Perusahaan dapat menambahkan biaya bunga (jika ada) pada
biaya perolehan aset dalam tiga pendekatan kapasitas di atas.
Periode kapitalisasi (capitalization period) adalah periode waktu di mana perusahaan harus
mengapitalisasi bunga. Periode ini dimulai dengan adanya tiga kondisi:
1) Pengeluaran untuk aset yang telah mulai dilakukar.
2) Aktivitas diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan atau dijual sedang berlangsung
3) Biaya bunga yang sedang dikenakan.
Kapitalisasi bunga terus berlangsung selama ketiga kondisi tersebut terjadi. Periode kapitalisasi
berakhir Ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap untuk digunakan.
c) Jumlah yang Dikapitalisasi
Jumlah bunga untuk dikapitalisasi adalah jumlah terbatas yang terendah dari biaya bunga yang
terjadi selama periode atau bunga yang dapat dihindari. Bunga yang dapat dihindari (avoidable interest)
adalah jumlah biaya bunga selama periode yang secara teoretis dapat dihindari oleh perusahaan jika
perusahaan tidak membuat pengeluaran untuk aset tersebut. Jika biaya bunga aktual untuk periode ini
adalah $90.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah $80.000, maka perusahaan mengapitalisasi hanya
$80.000. Sebaliknya, jika biaya bunga aktual adalah $80.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah
$90.000, perusahaan tetap mengapitalisasi hanya sebesar $80.000. Dalam setiap situasi apa pun, biaya
bunga tidak boleh mencakup biaya modal yang dibebani untuk ekuitas.
Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang. Untuk menghitung akumulasi pengeluaran
rata-rata tertimbang, perusahaan membobotkan pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (sebagian
dari satu tahun atau periode akuntansi) yang dikenakan biaya bunga atas pengeluaran.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Han Ren Company memutuskan untuk membangun
jembatan, yang diperkirakan akan membutuhkan 17 bulan untuk penyelesaian, mulai tahun 2011.
Perusahaan ini melakukan pembayaran berikutkepada kontraktor pada 2011: $240.000 pada tanggal 1
Maret, $480.000 pada tanggal1 Juli, dan $360.000 pada tanggal 1 November. Perusahaan menghitung
akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir 31 Desember sebagai berikut.
Untuk menghitung akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang, Han Ren membobot pengeluaran
dengan jumlah waktu yang dikenakan biaya bunga pada Maret, Han Ren masing-masing pengeluaran
tersebut. Untuk pengeluaran mengaitkannya dengan biaya bunga selama 10 bulan. Untuk pengeluaran 1
Juli, Han Ren dikenakan biaya bunga hanya 6 bulan. Untuk pengeluaran dilakukan pada tanggal 1
November, perusahaan dikenakan biaya bunga hanya 2 bulan.
Pengeluaran untuk Tanah. Ketika perusahaan membelí tanah dengan tujuan ingin
mengembangkannya untuk penggunan tertentu, biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran tersebut
harus memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga. Jika perusahasn membeli tanah sebagai lokasi untuk
bangunan (seperti lokasi pabrik), maka biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode konstruksi
merupakan bagian dari biaya perolehan pabrik, bukan biaya perolehan tanah. Sebaliknya, jika perusahaan
mengembangkan lahan untuk penjualan petak lahan, maka perusahaan memasukkan semda biaya bunga
yang dikapitalisasi sebagal bagian dari biaya perolehan tanah. Namun, perusahaan tidak boleh
mengapitalisasi biaya bunga yang terkait dengan pembčlian tanah yang dimiliki untuk tujuan spekulasi
karena aset tersebut sudah siap untuk digunakan sebagaimana dimaksudkan.
Pendapatan Bunga. Perusahaan sering meminjam uang untuk membiayal pembangunan aset.
Perusahaan menginvestasikan kelebihan dana yang dipinjam dalam efek berbunga untuk sementara
sampai perusahaan memerlukan dana tersebut untuk membayar keperluan konstruksi. Selama tahap awal
pembangunan, pendapatan bunga yang diperoleh mungkin bisa melebihi biaya bunga atas dana yang
dipinjam
f) Observasi
Persyaratan kapitalisasi bunga masih diperdebatkan. Dari sudut pandang konseptual, banyak yang
berpendapat bahwa perusahaan tidak harus mengapitalisasi biaya bunga, atau mengapitalisasi seluruh
biaya bunga, baik aktual atau diperhitungkan untuk alasan yang disebutkan sebelumnya.
Seperti aset lainnya, perusahaan harus mencatat aset tetap sebesar nilai wajar yang diserahkan
atau sebesar nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih jelas. Namun demikian, proses perolehan
aset kadang dapat mengaburkan nilai wajar. Misalnya, jka pusahaan membeli tanah dan bangunan
bersama-sama pada harga tunggal, bagaimana cara menentukan nilai terpisah untuk tanah dan bangunan
tersebut? Bagian ini akan mempelajari masalah akuntansi jenis ini sebagail berikut.
a) Diskon Tunai
Ketika perusahaan membeli aset tetap kemudian dikenakan diskon tunai ats pembayaran lebih
awal, bagaimana perusahaan harus melaporkan discon mengambil diskon ini, perusahaan harus mencatat
diskon sebagai pengurangan harg pembelian aset. Akan tetapi, haruskah perusahaan bahkan jika
perusahaan akhirnya tidak mengambil diskon?
Ada dua sudut pandang yang bisa digunakan atas pertanyaan int. Salah sat pendekatan
menganggap diskon, baik diambil atau tidak, sebagai pengurangan bizya adalah harga kas atau setara kas
dari aset. Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa termin diskon tunai sangat menarik, sehingga
kegagalan memanfaatkan diskon tersebut mengindikasikan adanya kesalahan atau inefisiensi manajemen.
b) Kontrak Pembayaran Tangguhan
Perusahaan sering membeli aset tetap dengan kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotek, obligasi, atau kewajiban peralatan. Untuk mencerminkan biaya perolehan
dengan tepat, perusahaan mencatat aset yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang pada nilai
sekarang dari kompensasi yang diperuntukkan antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.
c)Pembelian Lumsum
Masalah khusus dalam penilaian aset tetap muncul ketika perusahaan membeli sekelompok aset
pada satu harga lumsum (lump sum price). Ketika situasi umum ini terjadi, perusahan mengalokasikan
total biaya antara berbagai aset atas dasar nilai wajar relatif. Asumsinya adalah bahwa biaya akan
bervariasi sesual dengan proporsi nilai wajarnya. Prinsip ini adalah prinsip yang sama yang diberlakukain
perusahaan untük mengalokasikan biaya lumsum antara barangbarang persediaan yang berbeda.
Untuk mengilustrasikan, Norduct Homes, Inc. memutuskan untuk membeliabeberapa aset dari
perusahaan alat pemanas, Comfort Heating, seharga $80.000. ComfortHeating sedang dalam proses
likuidasi. Aset yang dijual adalah sebagai berikut.
d)Penerbitan saham
Ketika perusahaan membeli properti dengan menerbitkan efek, seperti saham biasa, nilai pari atau
nilai dinyatakan dari saham tersebut kurang tepat untuk mengukur blaya perolchan properti. Jika
perdagangan saham adalah pasar aktif, maka harga pasar saham yang diterbitkan adalah indikasi wajar
dari biaya perolchan properti yang dibeli. Saham adalah ukuran yang baik dari harga setara kas saat ini.
e)Pertukaran Aset Nonmoneter
Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aset nonmoneter seperti aset tetap, masih kontroversial.
Beberapa pilhak berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran jenis ini berdasarkan nilai
wajar dari aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, dengan mengakui keuntungan atau
kerugian. Pihak lainnya berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran berdasarkan jumlah
tercatat (nilal buku) dari aset yang diserahkan, tanpa mengakui adanya keuntungan tau kerugian. Pihak
yang lainnya mendukung pendekatan yang mengakui kerugian dalam semua kasus, tetapi menangguhkan
keuntungan dalam situasi khusus.
a) Arti Substansi Komersial
Seperti yang telah ditunjakkan di atas, nilai wajar merupakan dasar untuk mengukur aset
yang diperoleh dalam pertukaran nonmoneter jika transaksi memiliki substansi komersial. Pertukaran
memiliki substansi komersial (commercial substance) jika arus kas masa depan berubah sebagai hasil
transakši. Artinya, jika posisi ekonomi kedua pihak berubah maka transaksi memiliki substansi
komersial.
b) Pertukaran-Situasi Rugi
Ketika perusahaan memperoleh aset seperti properti, pabrik, dan peralatan melalui hibah
pemerintah, konsep biaya ketat menyatakan bahwa penilaian aset harus nol. Namun, berangkat dari
prinsip biaya tampaknya dibenarkan karena biaya yang dikeluarkan (biaya lainnya dan pengeluaran kecil
yang relatif) bukan dasar akuntansi yang memadai untuk aset yang diperoleh. Untuk merecord ketiadaan
adalah dengan mengabaikan realitas ekonomi dari peningkatan kekayaan dan aset. Oleh karena itu,
sebagian besar perusahaan menggunakan nilai wajar aktiva untuk menetapkan nilainya dalam
pembukuan.
h) Pendekatan Pendapatan
IFRS mensyaratkan pendekatan pendapatan dan menunjukkan bahwa aturan umurm adalah
bahwa hibah harus diakui dalam pendapatan secara sistematis yang mengaitkan pendapatan dengan biaya
yang dimaksudkan untuk dikompensasi oleh hibah tersebut . Hal ini dipenuhi dengan satu dari dua cara
untuk aset seperti aset tetap:
a) Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan, yang diakui sebagai pendapatan secara
sistematis selama umur manfaat aset, atau
b) Mengurangi hibah dari jumlah tercatat aset yang diterima dari hibah, yang dalam hal ini hibah
diakui dalam pendapatan sebagai pengurang beban penyusutan
Jika AG memilih untuk mengurangi biaya perolehan peralatan laboratorium, maka AG melaporkan
peralatan sebesar €1.500.000 (€2.000.000- €500.000) dan menyusutkan jumlah ini selama periode lima
tahun. Pengaruh terhadap laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukan dalam ilustrasi
10-18
Perusahaan dapat dikenakan biaya pengaturan ulang dan biaya reorganisasi atau beberapa asetnya.
Pertanyaannya adalah apakah biaya yang dikeluarkan dalam pengaturan ulang atau reorganisasi ini harus
dikapitalisasi atau di bebankan. IFRS menunjukan bahwa pengakuan biaya berhenti setelah aset sudah
berada dilokasi dan pada kondisi yang diperlukan untuk memulai operasi sebagaimana yang dimaksudkan
oleh manajemen. Akibatnya biaya reorganisasi atau pengaturan ulang aset tetap yang ada tidak
dikapitalisasi, tapi dibebankan pada saat terjadinya.
2. Perbaikan kembali
a) Perbaikan biasa
Perusahaan melakukan perbaikan biasa (ordianry repairs) untuk menjaga aset tetap agar
dalam kondisi operasi. Perusahaan membebankan biaya perbaikan biasa ke akun beban pada periode
terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut adalah periode utama yang merasakan manfaatnya.
Biaya pemeliharaan yang terjadi secara rutin termasuk penggantian suku cadang minor, pelumasam
dan penyesuaian peralatan, pengecatan dan pembersihan. Perusahaan memperlakukan biaya ini
sebagai perbaikan biasa.
b) Perbaikan besar
Beberapa perusahaan, seperti maskapai ryanair (IRL) atau Lufthansa (DEU) atau perusahaan
pelayaran seperti A.P Moller-Maersk (DEN) atau CMA CGM Group (FRA) memiliki biaya overhaul
yang besar yang terkait dengan pesawat terbang atau kapal yang dimilikinya. Misalnya asumsikan
Shipaway company baru saja membeli kapal baru seharga $200 juta. Umur manfaat kapal ini adalah
20 tahun. Tetapi setiap 4 tahun sekali perusahaan itu harus masuk galangan dan dilakukan overhaul
besar. Diperkirakan bahwa overhaul tersebut akan memakan biaya $4 juta. Overhaul tersebut harus
diperhitungkan sebagai komponen terpisah dari biaya perolehan kapal (menggunakan penyusutan
komponen) dan disusutkan selama 4 tahun.
7. PELEPASAN ASET TETAP
Kontruksi
Bahan – bahan dan suku cadang (biaya bruto €200.000:gagal mengambil
diskon tunai 1%) €200.000
Bunga yang diperhitungkan atas dana yang digunakan selama konstruksi
(pembiayaan saham) 14.000
Biaya tenaga kerja 190.000
Biaya Overhead yang di alokasikan (tetap €20.000 : variabel €30.000) 50.000
3.KA 10-2 (Akuntansi untuk Aset yang Dibangun Sendiri) Troopers Medic Labs, Inc. mulai beroperasi
5 tahun lalu yang memproduksi stetrics, sebuah alat tipe baru yang diharapkan bisa dijual ke dokter,
dokter gigi, dan rumah sakit. Permintaan atas stetrics jauh melebihi harapan awal, dan perusahaan tidak
dapat memproduksi stetrics yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Perusahaan membuat produknya menggunakan peralatan yang dibangun pada awal operasinya.
Untuk memenuhi permintaan, perusahaan memerlukan perlatan yang lebih efisien. Perusahaan
memutuskan untuk merancang dan membangun peralatan sendiri, karena peralatan yang saat ini tersedia
di pasar tidak cocok untuk memproduksi stetrics.
Pada tahun 2010, bagian dari pabrik yang didedikasikan untuk pengembangan pelatan baru, dan
staf khusus pun turut dipekerjakan. Dalam waktu 6 bulan, mesin baru berhasil dikembangkan dengan
menghabiskan biaya sebesar $714.000. produksi meningkat secara dramatis dan biaya tenaga kerja
berkurang secara substansial. Senang dengan keberhasilan mesin baru tersebut, perusahaan membangun
tiga mesin lagi dari jenis yang sama dengan biaya masing – masing sebesar $441.000.
Diminta:
a) Secara umum, biaya apa saja yang harus dikapitalisasi pada peralatan yang dibangun sendiri?
b) Diskusikan kepatutan yang termasuk dalam biaya yang dikapitalisasi dari aset yang dibangun
sendiri:
1. Kenaikan overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri.
2. Proporsi dari overhead dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang diterapkan
untuk barang yang diproduksi untuk dijual.
c) Diskusikan perlakuan akuntansi yang tepat atas kelebihan biaya perolehan mesin pertama
dibandingkan dengan biaya perolehan mesin berikutnya sebesar $273.000 ($714.000-$441.000).
Biaya tambahan ini tidak boleh dianggap sebagai biaya penelitian dan pengembangan.
4.KA10-5 (Pertukaran Nonmoneter) Anda memiliki dua klien yang sedang mempertimbangkan untuk
menukar mesin antara satu sama lain. Meskipun mesin tersebut berbeda satu dengan yang lainnya, Anda
percaya bahwa penilaian arus kas yang diharapkan dari aset yang dipertukarkan akan menunjukkan
bahwa pertukaran tidak memiliki substansi komersial. Klien Anda akan lebih suka jika pertukaran
dianggap memiliki substansi komersial, sehingga memungkinkan klien Anda untuk mencatat keuntungan.
Berikut adalah beberapa fakta yang terjadi.
Klien A Klien B
Biaya perolehan awal €100.000
€150.000
Akumulasi penyusutan 40.000
80.000
Nilai wajar 80.000
100.000
Kas yang diterima (dibayar) (20.000)
20.000
Diminta:
a) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
b) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
c) Buatlah memo kepada controller Klien A untuk menunjukkan dan menjelaskan dampa keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaranman memiliki
substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
d) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
e) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
f) Buatlah memo kepada controller Klien B untuk menunjukkan dan menjelaskan dampak keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran yang memiliki
substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!