Properti, pabrik, dan peralatan merupakan aset berwujud yang berupa tanah, struktur bangunan
(kantor, pabrik, gudang), dan peralatan (mesin, furnitur, perkakas), yang digunakan dalam
produksi, penyediaan barang dan jasa, persewaan, atau tujuan administratif, yang diperkirakan
akan digunakan selama beberapa periode.
Karakteristik utama properti, pabrik, dan peralatan sebagai berikut.
1. Diperoleh untuk keperluan operasional, bukan untuk dijual kembali. Aset menganggur
diklasifikasikan secara berbeda, dan aset yang dimiliki untuk kemungkinan kenaikan harga
dianggap sebagai investasi. Aset yang dimiliki untuk dijual atau dilepaskan dilaporkan
secara terpisah.
2. Merupakan aset jangka panjang dan dapat mengalami depresiasi. Properti, pabrik, dan
peralatan memberikan layanan selama beberapa tahun, dan biayanya dialokasikan ke
periode mendatang melalui biaya penyusutan berkala. Tanah hanya disusutkan ketika
terjadi penurunan nilai yang signifikan.
3. Memiliki substansi atau keberadaan fisik dan berbeda dengan aset tidak berwujud seperti
paten atau goodwill.
Akuisisi Properti, Pabrik, dan Peralatan (Acquisition of Property, Plant, and Equipment)
Sebagian besar dasar penilaian properti, pabrik, dan peralatan menggunakan biaya historis
karena biaya ini mencakup pengeluaran yang diukur dengan uang tunai atau setara kas untuk
memperoleh dan menyiapkan aset tersebut.
Aset tetap diakui ketika biaya perolehan dapat diukur secara andal, dan perusahaan
kemungkinan akan memperoleh manfaat ekonomi di masa depan dari aset tersebut.
Contoh, ketika Starbucks membeli mesin pembuat kopi untuk operasinya, biaya pembelian ini
diakui sebagai aset karena diukur secara andal dan memberikan manfaat di masa depan.
Namun, biaya perbaikan rutin pada mesin kopi diakui sebagai biaya pada periode berjalan.
Secara umum, biaya-biaya properti, pabrik, dan peralatan berikut ini yang akan dilaporkan.
1. Biaya yang meliputi harga pembelian, biaya pengiriman, bea masuk, dan pajak pembelian
yang tidak dapat dikembalikan.
2. Biaya yang dapat diatribusikan untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan
agar dapat digunakan sesuai keperluan perusahaan.
Perusahaan dapat menilai aset tetap menggunakan metode biaya (lebih murah dan tidak
memerlukan penilaian eksternal) atau metode nilai wajar (revaluasi—dapat menghasilkan nilai
lebih tinggi). Sebagai contoh, perusahaan mungkin menggunakan metode biaya untuk penilaian
tanah setelah akuisisi dan metode nilai wajar untuk bangunan dan peralatan.
Biaya-biaya yang timbul selama memegang tanah yang dianggap sebagai investasi biasanya
dikapitalisasi, terutama jika aset tersebut saat ini tidak menghasilkan pendapatan. Pengeluaran
seperti pajak, asuransi, dan biaya langsung lainnya dianggap sebagai investasi dan
dikapitalisasi kecuali aset tersebut menghasilkan pendapatan (seperti properti sewaan).
Pada titik ini, perusahaan harus melaporkan bunga sebagai beban dalam penentuan
pendapatan bersih. Oleh karena itu, perusahaan harus membebankan biaya bunga yang timbul
saat membeli aset yang siap digunakan sesuai tujuannya.
Pendekatan yang diadopsi oleh IFRS adalah pendekatan ketiga, yaitu mengkapitalisasi hanya
biaya bunga aktual yang timbul selama konstruksi aset yang memenuhi syarat. Perusahaan
mempertimbangkan tiga hal untuk menerapkan pendekatan kapitalisasi bunga: aset yang
memenuhi syarat, periode kapitalisasi, dan jumlah yang akan dikapitalisasi. Aset yang
memenuhi syarat adalah aset yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk persiapannya
dan yang siap digunakan sesuai tujuannya setelah konstruksi selesai.
Kualifikasi Aset (Qualifying Assets) — Kapitalisasi biaya bunga dimulai dengan pengeluaran
pertama yang berkaitan dengan aset tersebut, dan proses kapitalisasi berlanjut hingga
perusahaan secara substansial menyiapkan aset tersebut untuk digunakan sesuai tujuannya.
Aset yang tidak memenuhi syarat untuk kapitalisasi biaya bunga adalah:
1. Aset yang sedang digunakan atau siap digunakan sesuai tujuannya (tidak butuh waktu lama
untuk persiapannya).
2. Aset yang tidak digunakan dalam aktivitas pendapatan perusahaan dan tidak menjalani
aktivitas yang diperlukan untuk persiapannya. Contohnya tanah yang belum dikembangkan
dan aset yang tidak digunakan karena sudah usang, memiliki kelebihan kapasitas, atau
memerlukan perbaikan.
Periode Kapitalisasi (Capitalization Period) — Merupakan periode waktu ketika perusahaan
harus mengkapitalisasi bunga terkait dengan aset yang sedang dalam proses pembangunan
atau persiapan. Periode kapitalisasi dimulai ketika tiga syarat berikut terpenuhi:
1. Pengeluaran untuk aset sedang terjadi, yang berarti perusahaan telah mulai menghabiskan
uang untuk membangun atau mempersiapkan aset tertentu.
2. Aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset agar siap digunakan atau dijual sesuai
tujuannya sedang berlangsung. Ini mencakup segala aktivitas yang diperlukan untuk
membawa aset ke tahap di mana dapat digunakan atau dijual, seperti pembangunan,
penyelesaian, atau persiapan.
3. Biaya bunga sedang dikeluarkan, yang berarti perusahaan sedang membayar bunga yang
terkait dengan pembiayaan untuk aset yang sedang dalam proses konstruksi.
Periode kapitalisasi akan berlangsung selama ketiga kondisi ini terpenuhi. Periode kapitalisasi
berakhir ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap digunakan sesuai
tujuannya. Pada saat ini, perusahaan harus menghentikan kapitalisasi bunga dan mulai
melaporkan biaya bunga sebagai beban dalam penentuan pendapatan bersih. Ini memastikan
bahwa bunga yang terkait dengan aset yang selesai sudah termasuk dalam biaya pengadaan
aset tersebut.
Jumlah Bunga yang Dikapitalisasi (Amount of Capitalize) — Merupakan jumlah yang lebih
rendah antara biaya bunga aktual yang terjadi selama periode tertentu atau bunga yang dapat
dihindari (jumlah biaya bunga selama periode tersebut yang secara teoritis dapat dihindari oleh
perusahaan jika tidak melakukan pengeluaran untuk aset yang sedang dalam proses
pembangunan atau persiapan).
Misalnya, jika biaya bunga aktual selama periode tertentu adalah $90,000, tetapi bunga yang
dapat dihindari adalah $80,000, maka perusahaan hanya akan mengkapitalisasi $80,000.
Sebaliknya, jika biaya bunga aktual adalah $80,000 dan bunga yang dapat dihindari adalah
$90,000, perusahaan masih akan mengkapitalisasi hanya $80,000. Dalam hal apa pun, biaya
bunga yang dikapitalisasi tidak boleh mencakup biaya modal untuk ekuitas.
Untuk menghitung bunga yang dapat dihindari, perusahaan akan menggunakan tingkat bunga
yang sesuai dengan rata-rata tertimbang dari akumulasi pengeluaran untuk aset yang
memenuhi syarat selama periode tertentu. Tujuannya untuk memastikan jumlah yang
dikapitalisasi menunjukkan biaya bunga yang dapat dihindari oleh perusahaan selama periode
tersebut berdasarkan tingkat bunga yang berlaku.