Perusahaan mengakui properti, gedung dan peralatan pada nilai wajar dari aset yang
diberikan atau nilai wajar dari aset yang diterima, mana yang yang nilainya paling andal.
Perusahaan harus langsung mengakui laba atau rugi yang diperoleh dari penukaran aset tetap
ketika pertukaran tersebut memiliki substansi komersial (commercial substance).
Substansi Komersial
Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan suatu aset perlakuannya akan dikapitalisasi ke
dalam aset. Dengan mengeluarkan biaya-biaya tersebut dapat memberikan manfaat
ekonomi, berupa (1) bertambahnya umur manfaat aset, (2) kuantitas produk dari aset tersbut
meningkat, (3) kualitas produk jadi meningkat.
Terdapat empat pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan setelah memperoleh aset
sebagai berikut.
Addition (Tambahan)
Akan meningkatkan atau menambah aset yang sudah ada. Misalnya, sebuah gedung
ditambah dengan membangun bagian sayap kanan dan kiri.
Apabila dalam pembangunan tambahan ini merobohkan tembok atau bagian gedung yang
lain, maka ada 2 perlakuan, yaitu:
- Apabila sudah ada rencana untuk merobohkan, maka biaya yang ditimbul dianggap
sebagai cost of asset.
- Apabila tidak ada rencana untuk merobohkan, maka dianggap kerugian.
Misalnya yang tadinya menggunakan atap kayu diganti menjadi rangka baja. Pengeluaran
yang terjadi harus dianalisis apakah biaya yang timbul akan meningkatkan kualitas aset atau
hanya mempertahankan aset. Apabila meningkatkan kualitas aset, maka biaya yang timbul
harus dikapitalisasi.
Memindahkan aset dari satu tempat ke tempat yang lain. Biaya yang timbul akan diakui
sebagai expense karena tidak menimbulkan manfaat ekonomi di masa mendatang.
Repairs (Perbaikan)
Kalau sifatnya rutin maka diakui sebagai expense. Apabila bersifat major/overhaul maka
harus dikapitalisasikan.
Perusahaan dapat menghapus aset tetap yang dimiliki secara sukarela sebagai akibat
transaksi seperti, penjualan, pertukaran, konveksi dipaksa, dan penghancuran atau
pembuangan.