Anda di halaman 1dari 8

Nama : Deddy Irmansyah

Kelas : BY
NIM : 125180053

Tugas Teori Akuntansi


Soal 1
Jelaskan accounting for cost dalam perolehan aktiva tetap!
Jawaban :
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap
digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan.
Dengan demikian harga perolehan suatu aktiva tidak terdapat pada harga belinya saja tetapi
termasuk biaya pengiriman, asuransi, pemasangan, dan bea balik nama.
 Harga Perolehan Aktiva Tetap Tanah
Elemen elemen yang membentuk harga perolehan aktiva tetap tanah adalah:
o Harga beli
o Komisi pembelian
o Bea Balik nama
o Biaya penelitian tanah
o Iuran-iuran (pajak-pajak) selama belum dipakai
o Biaya merobohkan bangunan lama
o Biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian
o Pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah.

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah, tapi mempunyai umur yang
terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam akun sendiri.
Biaya-biaya itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar dan saluran air.

Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya
dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan tanah.
Bagaimana dengan tanah yang dikelola oleh institusi perusahaan seperti PT (Perseroan
Terbatas)?
Tanah yang dimiliki oleh perusahaan bukan merupakan hak milik tapi merupakan ‘Hak Atas
Tanah/HGU’ yang umurnya beberapa tahun saja. Oleh karena itu hak atas tanah ini disusutkan
selama umurnya dan hak atas tanah ini dicantumkan dalam kelompok aktiva tetap tidak
berwujud.
 Harga Perolehan Aktiva Tetap Bangunan
Bangunan yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada
tanah dan gedung.
Komponen biaya perolehan aset tetap yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan
bangunan adalah:
o Harga beli
o Biaya perbaikan sebelum bangunan tersebut digunakan
o Komisi pembelian
o Bea balik nama
o Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
Bila bangunan tersebut dibangun sendiri maka harga perolehan bangunan terdiri dari :
o Biaya-biaya pembuatan gedung
o Biaya perencanaan gambar dan pelengkapnya
o Biaya pengurusan ijin mendirikan bangunan (IMB)
o Pajak-pajak selama masa pembangunan bangunan
o Bunga selama masa pembangunan bangunan
o Asuransi selama masa pembangunan
Sedangkan alat-alat perlengkapan bangunan seperti tangga berjalan, lift dan peralatan
lainnya dicatat tersendiri dalam akun yang lain. Alat-alat bangunan tersebut akan dihitung
nilai penyusutan aktiva tetap-nya selama umur alat-alat tersebut.
 Harga Perolehan Aktiva Tetap Mesin dan Alat-alat
Elemen-elemen yang membentuk harga perolehan aset tetap mesin dan alat-alat adalah:
o Harga beli
o Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli
o Biaya angkut
o Asuransi selama dalam perjalanan
o Biaya pemasangan
o Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin.
Bila mesin dan alat-alat tersebut dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari
semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin dan alat-alat. Sedangkan mesin dan
alat-alat yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi, tapi dibebankan
sebagai biaya pada periode terjadinya dan disajikan dalam jenis laporan keuangan:
laporan laba rugi.
 Harga Perolehan Aktiva Tetap Perabot dan Alat-alat Kantor
Yang termasuk elemen-elemen yang membentuk harga perolehan aktiva aset tetap
perabot dan alat-alat kantor adalah:
o Harga beli
o Biaya angkut
o Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli, seperti PPN
 Harga Perolehan Aktiva Tetap Kendaraan
Yang dimasukkan dalam nilai perolehan dan nilai buku kendaraan adalah :
o Harga faktur
o Bea balik nama
o Biaya angkut
Sedangkan pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor,
asuransi, dan biaya lainnya dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan,
dan dilaporkan pada laporan laba rugi.

Soal 2
Jelaskan bagaimana metode alokasi fixed FOH untuk aktiva tetap yang dibangun sendiri!
Jawaban :
Self-Construsted Assets
Self-Constructed Asset menimbulkan pertanyaan tentang komponen cost yang tepat.
Walapun disepakati secara umum bahwa keseluruhan expense yang terkait secara langsung
dengan proses konstruksi seharusnya dimasukkan dalam pencatatan cost of the asset, ada
beberapa isu kontrovesrsial terkait pengakuan fixed overhead dan capitalization of interest.
Fixed-overhead issue mempunyai dua aspek :

1. Apakah fixed overhead harus dialokasikan?


2. Jika ya, seberapa banyak fixed overhead harus dialokasikan?
Problem ini memiliki beberapa percabangan. Jika mesin dioperasikan kurang dari kapasitas
maksimalnya dan fixed overhead ditetapkan menggunakan self-constructed, pembebanan
asset dengan porsi fixed overhead akan menyebabkan profit margin pada semua produk lain
akan meningkat selama periode konstruksi. Tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah ini, diantaranya :
1. Tidak mengalokasikan fixed-overhead ke self-construction project
2. Hanya mengalokasikan kenaikan fixed-overhead ke project tersebut
3. Mengalokasikan fixed-overhead ke project dengan dasar yang sama dengan alokasi
ke produk-produk lainnya.
Beberapa akuntan menyukai pendekatan pertama. Mereka berpendapat bahwa alokasi fixed-
overhead dianggap tidak masuk akal, oleh karena itu hanya direct cost yang seharusnya
dipertimbangkan. Namun, opini yang umumnya berlaku adalah konstruksi asset memerlukan
penggunaan sejumlah fixed overhead, fixed overhead tersebut adalah komponen cost yang
sesuai. Oleh karena itu, tidak adanya alokasi fixed overhead terlihat seperti pelanggaran dari
prinsip historical cost.

Ketika produksi dari produk-produk lainnya sudah dihentikan dari memproduksi self-
constructed asset, alokasi dari fixed-overhead ke produk yang tersisa akan menyebabkan
pelaporan profit dari produk tersebut menurun. Pada keadaan ini, pendekatan ketiga lebih
tepat untuk digunakan.

Ketika operasi kurang dari full capacity, pendekatan kedua dipandang lebih logis untuk
diterapkan. Keputusan untuk membangun asset kemungkinan dihubungkan ketersediaan idle
facilities. Peningkatan profit margin pada produk-produk yang ada dengan mengalokasikan
porsi dari fixed-overhead ke self-contruction project akan memutarbalikan pelaporan profit.

Soal 3
Jelaskan bagaimana perlakuan impairment value untuk long term investment!
Jawaban
Impairment dalam akuntansi merupakan penurunan nilai, menggambarkan penurunan
permanen nilai aset perusahaan, biasanya aset tetap atau aset tidak berwujud. Saat menguji
penurunan nilai aset, total laba, arus kas, atau manfaat lain yang diharapkan dihasilkan oleh
aset spesifik tersebut secara berkala dibandingkan dengan nilai buku saat ini. Jika ditentukan
bahwa nilai buku aset melebihi arus kas masa depan atau manfaat aset, perbedaan antara
keduanya dihapuskan dan nilai aset menurun di neraca perusahaan.
Penurunan nilai biasanya digunakan untuk menggambarkan penurunan drastis dalam jumlah
terpulihkan dari aset tetap. Penurunan dapat terjadi jika ada perubahan dalam keadaan
hukum atau ekonomi di sekitar perusahaan atau kerugian korban akibat kehancuran yang
tidak terduga. Misalnya, sebuah perusahaan konstruksi mungkin mengalami kerusakan
mesin dan peralatan luar ruangnya setelah terjadinya bencana alam. Hal ini muncul sebagai
penurunan nilai wajar aset secara tiba-tiba dan besar hingga di bawah nilai tercatatnya. Nilai
tercatat aset, juga dikenal sebagai nilai bukunya, adalah nilai aset bersih dari akumulasi
penyusutan yang dicatat di neraca perusahaan. Seorang akuntan menguji potensi penurunan
nilai aset secara berkala; jika ada penurunan nilai, akuntan menghapus selisih antara nilai
wajar dan nilai tercatat. Nilai wajar biasanya diperoleh sebagai jumlah dari arus kas masa
depan yang tidak didiskontokan dari suatu aset dan nilai sisa yang diharapkan, yang
diharapkan akan diterima oleh perusahaan dari penjualan atau pelepasan aset tersebut di akhir
masa pakainya. Akun lain yang mungkin mengalami penurunan nilai, sehingga perlu ditinjau
dan dituliskan, adalah goodwill dan piutang perusahaan. Long Term Investment memiliki
risiko penurunan nilai karena nilai tercatatnya memiliki rentang waktu yang lebih lama untuk
berpotensi mengalami penurunan nilai. Mirip dengan aset yang mengalami penurunan nilai,
modal perusahaan juga dapat mengalami penurunan nilai. Peristiwa gangguan modal terjadi
ketika total modal perusahaan menjadi kurang dari nilai nominal saham modal perusahaan.
Namun, tidak seperti penurunan nilai aset, penurunan nilai modal secara alami dapat berbalik
ketika total modal perusahaan meningkat kembali di atas nilai nominal saham modalnya.

Soal 4
Jelaskan bagaimana nature and recognition dalam intangible asset!
Jawaban :
Pengertian dari aktiva tak berwujud (intangible asset) adalah merujuk pada aset dari
perusahaan yang tidak berbentuk fisik dan memiliki sifat aset jangka panjang. Artinya, aktiva
tidak berwujud milik perusahaan ini tidak ditujukan untuk dijual suatu hari nanti. Seluruh
aktiva tidak berwujud akan dikelola untuk menghasilkan keuntungan untuk operasional
perusahaan. Berdasarkan definisi dari aktiva tidak berwujud ini, maka dapat dimengerti
bahwa keberadaannya sangat penting untuk perusahaan. Namun ada beberapa bentuk dan
jenis berbeda dari aktiva tidak berwujud (intangible asset) ini.
Karakteristik Aktiva Tidak Berwujud
Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva tidak berwujud, yaitu:
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan yang
diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk
menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam
kurun waktu bertahun-tahun.

Diawal perolehan aset atau aktiva tidak berwujud harus diakui sebesar harga perolehannya,
sedangkan untuk periode berikutnya aktiva tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai
tercatatnya. Harga perolehan aktiva tidak berwujud ditentukan melalui cara perolehannya.
Untuk aset atau aktiva tidak berwujud yang didapatkan melalui pembelian kas, maka harga
perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan. Namun, jika aset tersebut
didapatkan melalui proses pertukaran dengan aset lainnya, nilai perolehannya menjadi
sebesar perkiraan harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

Umumnya masa manfaat untuk aktiva tidak berwujud tidak lebih dari 20 tahun sejak
digunakannya. Dalam mempertimbangkan masa manfaat aktiva tidak berwujud yang harus
diperhatikan adalah:

1. Perkiraan penggunaan aset oleh organisasi dan efisiensi pengelolaannya.


2. Siklus hidup produk pada umumnya.
3. Keusangan teknologi atau teknis.
4. Kestabilan industri dimana aset digunakan dan tren pasar terhadap produk atau jasa
yang dihasilkan.
5. Perkiraan pemakaian dan efisiensi pengelolaan aset.
6. Estimasi tindakan pesaing.
7. Pengeluaran untuk pemeliharaan dalam hal mendapatkan masa manfaat.
8. Periode pengendalian aset.
9. Ketergantungan masa manfaat aset terhadap masa manfaat aset lainnya.
Secara akuntansi, perlakuan aset tak berwujud adalah sebagai berikut:
Pengakuan Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan:
• Individu/Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang akan
datang dari aset tersebut.
• Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.

Penilaian/Pengukuran Aset Tak Berwujud


Aset tak berwujud dinilai/diukur sesuai dengan harga perolehannya. Biaya perolehan aset
tidak berwujud terdiri dari:
• harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat;
• segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap untuk digunakan.
 Pencatatan Aset Tak Berwujud
Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud secara sederhana
adalah sebagai berikut:
Pembelian Amortisasi
(D) Aset Tak Berwujud (D) Biaya Amortisasi
(K) Kas (K) Aset Tak Berwujud

 Pelaporan Aset Tak Berwujud


Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai dengan nilai
bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi.

Anda mungkin juga menyukai