Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1 – Pertemuan 4 Apakah sebuah kalimat dapat terdiri atas satu kata?

Ataukah dapat
dikatakan kalimat apabila lebih dari satu kata? Jelaskan jawaban Anda? Lalu, biasanya pola
kalimat adalah S-P-O-K. Di antara ke-4 pola tersebut, manakah yang menjadi inti dalam sebuah
kalimat? Apakah S, ataukah P, ataukah O, ataukah K? Jelaskan jawaban Anda!
Jawab :
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek atau unsur predikat, pernyataan
itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa.

Tugas 2 – Pertemuan 4 Apakah perbedaan pokok/utama antara kalimat tunggal dan kalimat
majemuk? Apakah dalam pola kalimatnya? Jelaskan jawaban Anda! Lalu, apakah penggunaan
kata penghubung dalam kalimat majemuk dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa kalimat
tersebut tergolong majemuk setara, majemuk bertingkat, atau majemuk campuran? Berikan
penjelasan atas jawaban Anda!
Jawab :
Perbedaan pertama yang melekat pada kalimat tunggal dan majemuk adalah struktur kalimatnya.
Dari segi ini, bisa dikatakan jika kalimat tunggal strukturnya jauh lebih sederhana dibanding
kalimat majemuk. Sebab, kalimat tunggal hanyalah terdiri dari sebuah subjek dan sebuah
predikat, ditambah beberapa unsur lainnya. Sementara itu, kalimat majemuk mempunyai struktur
yang lebih rumit, karena terdiri atas dua klausa atau kalimat yang masing-masing sudah
mempunyai strukturnya tersendiri.

Perbedaan kedua adalah unsur-unsur kalimat yang dikandungnya. Pada kalimat tunggal, unsur
yang dikandungnya adalah sebuah subjek dan sebua predikat, ditambah beberapa unsur kalimat
lainnya yang masing-masing berjumlah satu buah. Lain halnya dengan kalimat majemuk. Karena
terbentuk dari dua klausa atau kalimat, maka unsur-unsur dalam kalimat ini lebih banyak, di
mana unsur-unsur tersebut terdiri atas dua subjek, dua predikat, dan beberapa unsur kalimat
lainnya yang masing-masing bisa berjumlah sebanyak dua buah.

Perbedaan terakhir adalah terletak pada pengguaan konjungsinya. Dari segi ini, bisa dibilang
kalau kalimat tunggal adalah kalimat yang tidak menggunakan konjungsi sama sekali. Hal ini
dikarenakan kalimat ini bukanlah gabungan dua klausa atau kalimat laiknya kalimat majemuk.
Lain halnya dengan kalimat majemuk. Kalimat ini justru adalah kalimat yang perlu
menggunakan konjungsi atau macam-macam kata penghubung di dalamnya. Konjungsi sendiri
sangat berguna bagi kalimat majemuk agar dua klausa atau kalimat yang terkandung di dalamnya
bisa menyatu.

Penggunaan konjungsi pada kalimat majemuk bisa menentukan jenis dari kalimat majemuk
tersebut. Misalnya, jika kalimat majemuk itu menggunakan konjungsi koordinatif, maka bisa
dipastikan bahwa kalimat majemuk tersebut adalah kalimat majemuk setara. Sebab, konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan dua klausa atau kalimat yang
setara kedudukannya. Contohnya adalah dan, sedangkan, atau, tetapi, melainkan, dan
sebagainya kemudian, Kalimat majemuk tak setara (bertingkat) terdiri atas satu suku kalimat
yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat).
Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur
gagasan yang majemuk. Contoh konjungsi yang sering digunakan adalah walaupun, meskipun,
sung-guhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah,
sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa, dan sebagainya. Kalimat majemuk campuran
adalah gabungan dua macam kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk tak setara (bertingkat). Konjungsi yang dipakai juga merupakan campuran atau
gabungan antara konjungsi pada kalimat majemuk setara dan konjungsi pada kalimat majemuk
tak setara (bertingkat).

Anda mungkin juga menyukai