Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Diksi

Diksi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalan dunia sastra, istilah diksi
merujuk kepada berbagai macam makna kata atau pu kalimat yang ada di dalam karya
sastra. Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi
lebih menarik, lebih mudah dipahami dan juga lebih sesuai dengan apa yang ingin
digambarkan oleh si pengarang karya sastra. Secara singkat, diksi dapat diartikan
sebagai pilihan kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi
ialah pilihan kata yang tepat dan selaras “dalam penggunaannya” untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu “seperti apa yang
diharapkan”.

Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

 Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih
faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
 Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
 Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis atau
pun terucap”.
 Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.

Macam-Macam Diksi
Adapun macam-macam diksi yang diantaranya yaitu:

Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna, penggunaan kata
sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan/dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya: mati “ekspresi
pengungkapan yang kasar” dan wafat “ekspresi pengungkapan yang lebih halus”.

Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda.
Contoh kata antonim ialah besar dan kecil.

Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala
yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher atau dapat juga
bermakna bagian yang terletak di sebelah atas ataupun depan.

Homograf
Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan
bunyi yang berbeda.
Homofon
Homofon merupakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan
ejaannya berbeda.

Homonim
Homonim merupakan kata-kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
bunyinya berbeda. Contoh Asep “nama orang” dan asep “asap”.

Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya.
Contohnya kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.

Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada
kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus dan beberapa kata lainnya.

Demikianlah pembahasan mengenai “Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian & ( Fungsi –


Macam – Contoh )semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan
dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 4 yaitu dilihat dari
bentuknya, dilihat dari tata bahasa modernnya, dilihat dari fungsi subjeknya, dan dilihat
dari maknanya. Jenis jenis kalimat berdasarkan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi
dua yaitu kalimat majemuk dan kalimat tunggal. Untuk jenis kalimat berdasarkan fungsi
subjeknya dapat dibagi menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif. Jenis jenis kalimat
berdasarkan maknanya dapat dibagi menjadi kalimat tanya, kalimat berita, kalimat
perintah, kalimat emfatik maupun kalimat seru. Sedangkan jenis kalimat dalam bahasa
Indonesia menurut tata bahasa modernnya dapat dibagi menjadi kalimat minor dan
kalimat mayor. Berikut penjelasan masing masing jenis kalimat beserta contohnya:
Jenis Jenis Kalimat Bahasa Indonesia Beserta Contohnya

Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuknya


Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang pertama dapat dilihat berdasarkan
bentuknya. Menurut bentuknya jenis kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi
kalimat majemuk dan kalimat tunggal. Setiap jenis kalimat ini memiliki pengertian dan
ciri ciri masing masing.

Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang hanya memiliki satu
struktur Subjek Predikat maupun satu klausa. Kalimat tunggal tersusun dengan rapi dan
baik dengan inti maupun tanpa inti. Kalimat ini juga dapat disebut kalimat nomina
karena susunannya ditata menggunakan frasa adjective maupun frasa nomina yang
menjelaskan mengenai susunan subjek dan predikatnya. Apabila susunan subjek dan
predikatnya panjang ataupun gabungan keduanya panjang maka dapat disebut dengan
kalimat verbal atau kalimat tunggal berpredikat verba. Jenis jenis kalimat tunggal
berpredikat verba dapat dibagi menjadi tiga yaitu verba semitransitif, verba transitif
maupun verba intransitif. Berikut penjelasan jenis jenis kalimat verbal:
 Kalimat transitif ialah sebuah kalimat yang memiliki objek. Jenis kalimat ini dapat
dibagi lagi menjadi kalimat dwitransitif maupun kalimat ekatransitif. Kalimat Ekatransitif
merupakan sebuah kaimat yang hanya memiliki satu objek. Misalnya Ina bermain
bola(Ina = S, bermain = P, bola = O). Sedangkan kalimat Dwitransitif merupakan
kalimat yang memiliki dua objek. Misalnya Ibu membuatkan Ayah makanan(Ibu = S,
membuatkan = P, Ayah = O, makanan = Pelengkap).
 Kalimay Intransitif ialah jenis jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek
maupun tidak memiliki pelengkap. Namun seperti kalimat tunggal lainnya, jenis kalimat
ini juga diikuti dengan kata keterangan. Maka kalimat intransitif memiliki struktur pola S-
P-K. Contohnya Kakek makan di dapur. (kakek = S, makan = P, di dapur = K)
 Kalimat semitransitif ialah jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek namun
memiliki pelengkap. Contohnya Pak Joko menjadi ketua RT. (Pak Joko = S, menjadi =
P, ketua RT = Pelengkap)
Baca juga : 12 Contoh Teks Negosiasi Singkat Beserta Strukturnya

Kalimat Majemuk

Jenis jenis kalimat dalam bahasa indonesia selanjutnya ialah kalimat majemuk. Kalimat
ini juga termasuk kedalam jenis kalimat berdasarkan bentuknya. Kalimat majemuk
merupakan sebuah kalimat yang memiliki susunan klausa dua atau lebih. Kalimat
majemuk dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kalimat majemuk bertingkat
maupun kalimat majemuk setara. Berikut penjelasan masing masing jenis kalimat
majemuk.

Kalimat Majemuk Setara

Jenis jenis kalimat majemuk yang pertama ialah kalimat majemuk setara. Kalimat
majemuk setara ialah sebuah kalimat yang tersusun oleh dua klausa yang saling
berkaitan secara setara. Kalimat kalimat yang setara tadi disebut kalimat utama.
Hubungan klausa satu dengan klausa yang lain dikaitkan menggunakan koordinator
atau kata penghubung. Maka dari itu kalimat majemuk setara dapat disebut kalimat
gabung atau kalimat koordinasi. Kesetaraan dalam klausa tersebut dapat digambarkan
menjadi sebuah pola:

Klausa 1 - koordinator - Klausa 2 - koordinator - Klausa 3

Kalimat majemuk dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu:

 Kalimat Majemuk Setara dengan Penjumlahan. Jenis jenis kalimat majemuk


setara yang pertama memiliki hubungan yang hampir sama dengan penjumlahan.
Dalam kalimat ini menggunakan kata penghubung serta, baik, maupun, dan, atau.
Apabila dilihat dari jenis hubungan penjumlahannya maka dapat dijelaskan sebagai
sebab akibat, urutan waktu, perluasan maupun pertentangan.
 Kalimat Majemuk Setara dengan Memilih. Jenis jenis kalimat majemuk setara
adapula yang hampir sama dengan hubungan pilihan. Dalam kalimat ini menggunakan
kata penghubung atau. Misalnya Mereka dapat memakan buah ini atau minum jus buah
itu.
 Kalimat Majemuk Setara dengan Perlawanan. Kalimat ini merupakan jenis jenis
kalimat majemuk yang memiliki hubungan dengan perlawanan. Hubungan kalimat
tersebut ditandai dengan kata penghubung tetapi. Kalimat majemuk setara yang
mempunyai hubungan dengan perlawanan memiliki makna penguatan. Misalnya Riko
belum selesai kuliah tetapi berhasil mendirikan usahanya dengan omset jutaan rupiah.
Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis jenis kalimat majemuk selanjutnya ialah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat
majemuk bertingkat ini masih termasuk kedalam jenis kalimat tunggal dalam bahasa
Indonesia. Kalimat majemuk bertingkat ialah jenis kalimat tunggal yang diperluas
menjadi sebuah klausa yang baru. Klausa satu dengan klausa lain dihubungan dengan
subordinator. Maka dari itu kalimat ini juga memiliki nama lain yaitu kalimat kompleks
atau kalimat subordinasi. Klausa satu dengn klausa lain dalam kalimat majemuk
bertingkat ini dapat disusun dengan pola:

subordinasi - anak kalimat/klausa sematan - Klausa 1/Kalimat utama

atau

Klausa 1/Kalimat utama - subordinasi - anak kalimat/klausa sematan

Jenis jenis kalimat majemuk bertingkat ini juga menggunakan kata sambung misalnya:

 Sehabis/Sebelum : kata penghubung yang menyatakan urutan waktu.


 Sejak : kata penghubung yang menyatakan ikatan awal.
 Ketika/Sewaktu : kata penghubung yang menyatakan persamaan waktu.
 Jika/Andaikan/Kalau : kata penghubung yang menyatakan syarat.
 Sampai/Hingga : kata penghubung yang menyatakan waktu kehadiran.
 Biarpun/Walaupun/Meskipun/Kendatipun : kata penghubung yang menyatakan
perlawanan.
 Agar/Supaya : kata penghubung yang menyatakan tujuan.
Baca juga : 18 Contoh Kata Serapan dan Penggunaan Dalam Kalimat
 Karena/Sebab : kata penghubung yang menyatakan penyebab kejadian.
 Maka/Akibatnya/Sehingga/Sampai sampai : kata penghubung yang menyatakan
akibat kejadian.
 Ibarat/Seperti : kata penghubung yang menyatakan perbandingan.
 Padahal : kata penghubung yang menyatakan kenyataan.
 Maka : kata penghubung yang menyatakan hasil.
 Seolah olah/Seakan akan : kata penghubung yang menyatakan penyangkalan.
 Yang : kata penghubung yang menyatakan keterangan dan atribut.
 Apa/Bahwa : kata penghubung yang menyatakan penjelasan.

Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya


Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi berdasarkan fungsi subjeknya.
Berdasarkan fungsi subjeknya maka kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi
kalimat aktif maupun kalimat pasif. Kalimat aktif merupakan jenis kalimat dalam bahasa
Indonesia yang subjeknya melakukan tindakan. Contohnya Adik menulis buku, Ayah
memperbaiki sepeda, Ibu memasak sayur. Sedangkan kalimat pasif merupakan jenis
kalimat dalam bahasa Indonesia yang subjeknya dikenakan tindakan. Contohnya : Buku
ditulis Adik, Sepeda diperbaiki Ayah, Sayur dimasak Ibu. Kalimat aktif dan kalimat pasif
berkaitan dengan bentuk verba yang digunakan, jenis verba yang berguna sebagai
predikat serta berkaitan dengan subjek dan objek.

Jenis jenis kalimat pasif masih memiliki hubungan perubahan dengan kalimat aktif
transitif. Hal tersebut dapat terjadi karena :

 Predikat yang memiliki imbuhan Me- diganti dengan Di-, serta apabila tokoh
melakukan pronomina pertama dan kedua maka verbanya tidak diberikan imbuhan Me-.
 Terdapat penambahan kata oleh pada tokoh pronomina ketiga yang memiliki
sifat fakultatif. Namun apabila tindakan dilakukan tokoh pronomina satu atau dua maka
tidak perlu ditambahkan kata oleh.
 Terdapat penukaran Subjek menjadi Objek.

Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Maknanya


Berdasarkan maknanya jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi kalimat tanya, kalimat berita, kalimat perintah, kalimat emfatik maupun kalimat
seru. Setiap kalimat tersebut memiliki pengertian dan ciri ciri yang berbeda beda.
Dibawah ini terdapat penjelasan mengenai jenis kalimat berdasarkan maknanya:

Kalimat Berita

Jenis jenis kalimat berdasarkan maknanya yang pertama ialah kalimat berita. Kalimat
berita adalah sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna untuk
menjelaskan sesuatu hal kepada pendengar maupun pembaca. Biasanya jenis kalimat
ini dapat disebut kalimat deklaratif. Kalimat berita memiliki ciri ciri yang dapat
membedakannya dengan jenis kalimat lainnya. Berikut ciri ciri kalimat berita :

 Memiliki intonasi yang objektif sehingga suara terakhir memiliki nada yang
menurun.
 Isi kalimat ini menjelaskan suatu hal.
 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan huruf kapital pada awal
kalimatnya dan tanda titik pada akhir kalimatnya.
 Tidak memiliki tanggapan dari pembaca atau pendengarnya.
Baca juga : 32 Contoh Kalimat Kritik, Saran, dan Pujian Beserta Pengertiannya
Kalimat Perintah

Jenis jenis kalimat berdasarkan maknanya selanjutnya ialah kalimat perintah. Kalimat
perintah merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna
memerintah seseorang untuk melakukan tindakan. Biasanya jenis kalimat ini dapat
disebut kalimat Imperatif. Kalimat perintah memiliki ciri ciri yang dapat membedakannya
dengan jenis kalimat lainnya. Berikut ciri ciri kalimat perintah :

 Memiliki intonasi untuk memerintah sehingga memiliki nada suara yang naik.
 Isi kalimatnya ialah sebuah perintah untuk melakukan tindakan.
 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan pemberian tanda seru (!) pada
akhir kalimat.
 Kalimat perintah memiliki tanggapan berupa sebuah tindakan.
Kalimat perintah dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis jenis kalimat perintah
beserta contohnya:
1. Kalimat permintaan. Contohnya : Coba tuliskan hasil rapat hari ini!
2. Kalimat ajakan. Contohnya : Yuk kita jalan sekarang!
3. Kalimat perintah biasa. Contohnya : Ambilkan baju itu!
4. Kalimat larangan. Contohnya : Jangan sembarangan bicara disini!
5. Kalimat ejekan. Contohnya : Dapatkan nilai bagus, jika kamu bisa!
6. Kalimat syarat. Contohnya : Kasihkan kue ini kepadanya, pasti dia mau
memakannya!
Kalimat Tanya
Kalimat tanya juga merupakan jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan
maknanya. Kalimat tanya ialah jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki
makna untuk bertanya kepada seseorang. Biasanya jenis kalimat ini dapat disebut
kalimat Interogatif. Kalimat tanya dapat dibagi menjadi dua yaitu kalimat tanya parsial
dan kalimat tanya total. Kalimat tanya total ialah kalimat tanya yang memiliki jawaban
ya ataupun tidak. Sedangkan kalimat tanya parsial ialah kalimat tanya yang jawabannya
ditentukan berdasarkan kalimat tanyanya. Kalimat tanya memiliki ciri ciri yang dapat
membedakannya dengan jenis kalimat lainnya. Berikut ciri ciri kalimat tanya :

 Memiliki intonasi yang bertanya sehingga nada akhirnya naik.


 Isi kalimatnya ialah sebuah pertanyaan.
 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan pemberian tanda tanya (?) pada
akhir kalimat.
 Kalimat tanya memiliki tanggapan berupa sebuah jawaban.
Jenis jenis kalimat tanya ini ada yang memiliki sifat total. Maka dari itu muncullah
sebuah kalimat tanya total yang dapat dibuat menggunakan beberapa cara seperti:
1. Menambahkan katanya dengan Apakah. Misalnya : Apakah kau lapar?
2. Mengubah intonasi dalam kalimatnya. Misalnya : Kau lapar?
3. Menambahkannya dengan partikel Kah pada kalimatnya. Misalnya :
Laparkah anda?
4. Menambahkan katanya dengan ya, tidak, belum, bukan. Misalnya : Anda
lapar bukan?, Suka tidak dengan kue ini?, Sudah datang ya?, Paham belum?
Kalimat Seru
Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya juga dapat dibagi
menjadi kalimat seru. Jenis kalimat ini memiliki arti ialah sebuah kalimat yang memiliki
makna rasa kagum. Perasaan kagum tersebut berkaitan dengan kata sifat. Biasanya
jenis kalimat ini dapat disebut kalimat Interjektif. Kalimat seru dapat dibuat
menggunakan beberapa cara yaitu:

 Dengan penambahan partikel -Nya pada predikat.


 Dengan penambahan kata seru pada predikat.
 Dengan mengubah pola kalimat S-P menjadi pola P-S.
Kalimat seru ini termasuk jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering
digunakan. Contohnya : Rajinnya anak tadi!, Manisnya anakmu!
Baca juga : 60 Contoh Majas Repetisi Singkat Terbaru

Kalimat Emfatik

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya yang terakhir ialah
kalimat emfatik. Kalimat emfatik merupakan sebuah kalimat yang maknanya tentang
penegasan kepada subjek. Kalimat emfatik ini dapat dibuat menggunakan beberapa
cara yaitu:

 Dengan penambahan kata sambung yang terletak dibelakang subjek sehingga


subjek melakukan penegasan dan berubah menjadi predikat.
 Dengan penambahan partikel -Lah dibelakang subjek.
Berikut contoh kalimat emfatik : Ina(S) mengawali(P) pembicaraan(O) menjadi Inalah(P)
yang mengawali pembicaraan(S)
Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Tata Bahasa Modern
Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang terakhir dapat dibedakan berdasarkan
tata bahasa modernnya. Berdasarkan tata bahasa modernnya maka kalimat tersebut
dapat dibagi menjadi kalimat mayor dan kalimat minor. Kalimat mayor ialah jenis
kalimat bahasa indonesia yang paling tidak memiliki dua unsur inti atau pusat.
Contohnya : Ina(S) menulis(P), Adik(S) menggambar(P), dan lain lain. Sedangkan
kalimat minor ialah jenis kalimat bahasa indonesia yang memiliki satu unsur inti atau
pusat. Contohnya : Mari!, Keluar!, Dimana?

Catatan: Dalam jenis kalimat minor apabila hanya terdapat satu contoh kata saja
mungkin belum terlihat maknanya, namun apabila sudah dikaitkan dalam sebuah
paragraf atau kalimat jadi maka maknanya baru akan terlihat dan dipahami. Contohnya
Dimana kamu membeli boneka itu?

A. Pengertian Paragraf secara umum.


Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki gagasan utama. Nah, pastinya
sobat sudah tahu bahwa dalam bahasa indonesia paragraf ini dikelompokkan
berdasarkan bentuk dan kegunaannya.
Paragraf berdasarkan bentuknya telah dibedakan menjadi tiga jenis paragraf
yakni: paragraf deduktif, indoktif, dan campuran. Sementara itu, menurut tujuannya
paragraf telah dibedakan menjadi lima jenis yakni: paragraf narasi, argumentasi,
eksposisi, diskripsi, dan persuasi.

B. Pembagian Paragraf Berdasarkan Bentuknya.


1. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal
paragraf. Dalam paragraf ini diawali dengan kalimat utama yang menceritakan sesuatu
yang bersifat umum, baru kemudian menceritakan hal-hal yang bersifat khusus.

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah sebuah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir
paragraf. Kalimat tersebut pada umumnya berisi sebuah kesimpulan dari gagasan-
gagasan penjelas yang telah diuraikan.

3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah sebuah paragraf yang gagasan utamanya berada pada awal
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Tetapi bisa juga dikatakan bahwa paragraf
campuran adalah sebuah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan kalimat utama
dan diakhiri pula dengan kalimat utama.

Dalam paragraf campuran ini terdapat dua kalimat utama. Dalam kalimat terakhir pada
umumnya mengulangi gagasan yang telah dinyatakan sebagai kalimat pertama dengan
sedikit tekanan dan variasi.

C. Jenis-Jenis Paragraf Menurut Tujuannya


1. Paragraf narasi.
Ya, paragraf narasi adalah sebuah paragraf yang isinya menceritakan suatu kejadian
tertentu yang telah disusun secara berurutan. Adanya paragraf ini berfungsi sebagai
penghibur bagi yang membacanya.
Ciri-ciri dari paragraf narasi di antaranya:

 Adanya tokoh, konflik, dan setting (tempat).


 Adanya alur cerita yang disampaikan secara berurutan.
 Terdapat sudut pandang.

Contoh paragraf narasi:

Suatu ketika aku sedang berjalan menuju sekolah, aku melihat Rani yang sedang asik
berjalan dengan sangat tergesa-gesa. Dia terlihat seperti dikejar oleh sesuatu, padahal
ketika itu jam masih menunjukkan waktu pukul 7 tepat.
Tersebab aku merasa sangat penasaran maka aku pun mengikuti Rani dari belakang.
Namun aku sangat terkejut karena Rani tidak menuju ke sekolah.
Aku curiga dengan sikapnya yang berbeda, kemudian aku memanggilnya, dan benar
saja wajah Rani terlihat gugup dan ketakutan. Ternyata dia ingin membolos sekolah,
namun untung saja aku mengetahui rencana buruknya sehingga dia pun membatalkan
niatnya itu.

2. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah suatu paragraf yang isinya berupa pendapat atau opini
yang telah disampaikan oleh penulisnya. Paragraf ini memiliki tujuan untuk memberikan
pandangan terhadap satu permasalahan kepada pembaca.
Ciri-ciri paragraf argumentasi:

 Paragraf ini berisi tentang tulisan ilmiah.


 Menyertakan argumentasi atau alasan-alasan yang kuat berupa data atau pun
fakta supaya pembaca percaya.
 Terdapat kesimpulan pada akhir paragraf, kesimpulan tersebut sebagai penguat
dari pendapat-pendapat yang telah dijelaskan.

Contoh paragraf argumentasi:

Setelah lulus dari SMA, langkah selanjutnya adalah menuju jenjang berikutnya yakni
dunia perkuliahan. Di sana nanti anda akan dihadapkan pada banyak pilihan yakni
jurusan atau kosentrasi study. Namun dalam memilih jurusan dalam perkuliahan bukan
sesuatu yang mudah, tidak seperti yang telah anda bayangkan sebelumnya, perlu
adanya beberapa pertimbangan supaya anda tidak salah dalam memilih jurusan
tersebut.
Dalam memilih jurusan tentu harus sesuai dengan minat dan bakat, karena apabila
salah dalam mengambil jurusan, maka kehidupan di kampus akan terasa sulit.
Selain itu, pilihlah jurusan yang memiliki prospek yang cemerlang untuk ke depannya.
Jika anda memilih jurusan yang memiliki prospek bagus maka anda tidak akan
kesulitan mencari pekerjaan setelah lulus nanti.
Oleh karena itulah, sebelum anda memilih jurusan pertimbangkanlah dengan sangat
matang supaya tidak salah dalam memilih.

3. Paragraf Eksposisi.
Paragraf eksposisi adalah sebuah paragraf yang berisi tentang informasi-informasi yang
berupa pengetahuan, atau berita. Paragraf eksposisi ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang sangat jelas kepada para pembacanya terkait topik yang telah
disampaikan.
Ciri-ciri dari paragraf eksposisi ini di antaranya adalah:

 Paragraf yang memuat karya ilmiah.


 Mempunyai tujuan sebagai pemberi informasi.
 Tulisan yang ada dalam paragraf ini merupakan peristiwa fakta atau hasil dari
sebuah penelitian.
 Menyertakan sumber berupa data seperti: gambar, buku rujukkan, grafik, peta
dan sumber-sumber lain yang relefan.
 Tidak memengaruhi pembacanya.

Contoh paragraf eksposisi:

Susu merupakan salah satu minuman yang memiliki manfaat bagi tubuh. Hal
disebabkan karena susu banyak mengandung vitamin dan mineral yang memang
sangat berguna.
Kandungan yang paling banyak dalam susu adalah kalsium. Zat inilah yang akan
membuat tubuh dan tulang manusia menjadi kuat. Susu ini juga dapat membantu dalam
pertumbuhan tulang supaya menjadi lebih tinggi.
Selain kalsium, susu juga memiliki kandungan protein. Zat ini tentu sangat berguna bagi
tubuh, sebab dapat membantu membangun sel-sel di dalam tubuh manusia.

4. Paragraf Diskripsi
Paragraf diskripsi adalah sebuah paragraf yang berisi tentang gambaran-gambaran
suatu benda atau objek. Paragraf diskripsi ini memiliki tujuan untuk memberikan
gambaran secara jelas tentang suatu benda atau objek, seakan-akan pembacanya
telah merasakan seperti melihat sendiri objek tersebut.
Ciri-ciri paragraf diskripsi:

 Paragraf ini berisi tentang penggambaran suatu benda atau objek yang
melibatkan panca indera seperti: bentuk, rasa, suara, warna dan masih banyak lagi.
 Menggambarkan objek yang sangat jelas.
 Banyak ditemukan kata-kata sifat seperti: tinggi, rendah, kecil, besar dan lain
sebagainya.

Contoh Paragraf diskripsi:

Tempat tinggalku tidak terlalu besar. Rumahku hanya memiliki luas sekitar 98m2.
Dengan luas seperti itu aku hanya memiliki tiga kamar tidur, satu kamar mandi, ruang
tamu, keluarga, dan dapur.

5. Paragraf Persuasi.
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi tentang ajakkan atau himbauan yang
telah ditujukan kepada para pembacanya. Paragraf ini memiliki tujuan sebagai
pengaruh bagi pembacanya supaya mempercayai atau terpengaruh dengan apa yang
telah disampaikan dari penulis disuatu tulisannya.
Ciri-ciri paragraf persuasi:

 Menggunakan bahasa yang menarik untuk memengaruhi pembaca.


 Menggunakan kata-kata ajakkan.
 Memiliki fakta-fakta yang mendukung supaya pembaca terpengaruh dengan apa
yang telah disampaikan.

Contoh paragraf persuasi:

Tempat yang kumuh merupakan sebuah tempat yang menjadi sarang penyakit sebab
banyaknya kuman dan bakteri dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itulah, mari
kita jaga kebersihan supaya terhindar dari penyakit yang mematikan.
1. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah
yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar
yaitu deduktif dan induktif.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau
hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat
dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Contoh :

Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah


kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Macam-macam Penalaran Deduktif


Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat
dan 1 kesimpulan.

1. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.

Ciri-ciri paragraf berpola deduktif


Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Letak kalimat utama di awal paragraf

2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus

3) Diakhiri dengan penjelasan


3. Penalaran Induktif
 Pengertian Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-
permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri
dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri
dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni
paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:

Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance,
Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan
jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian
dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian
budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.
 Macam-macam Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :

1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik,
dan lain-lain.

Contoh generalisasi:

Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup.

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Macam-macam generalisasi:

1. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan
diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

1. Generalisasi tidak sempurna


Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan
yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

1. Ciri-ciri paragraf berpola induktif


Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Letak kalimat utama di akhir paragraf

2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan


umum

3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai