PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang
dapat dipakai dalam berbahasa. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan
menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Dalam
tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori,
yaitu: kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti ( promina ),
kata bilangan dan kata tugas.
Jenis kata dalam bahasa Indonesia yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
kata tugas dan kata majemuk. Jenis kata ini mempunyai peran penting dalam
pembentukan kalimat karena kata ini bertugas semata-mata memungkinkan kata
lain berperanan dalam kalimat. Kata tugas tidak mempunyai makna leksikal,
melainkan hanya makna gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung dengan katakata lain ia masih belum bisa dimaknai. Selain itu, kata tugas, hampir semuanya
tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Sedangkan kata majemuk adalah proses
penggabungan bentuk dasar dengan bentuk dasar untuk mewadahi suatu konsep
yang belum tertampung dalam sebuah kata.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu kata tugas dan kata majemuk?
2. Apa saja ciri ciri kata tugas dan kata majemuk?
3. Apa saja jenis jenis kata tugas dan kata majemuk?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu kata tugas dann kata majemuk.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kata tugas dan kata majemuk.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kata tugas dan kata majemuk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kata Tugas
Kata tugas merupakan kelas kata yang mempunyai ciri khusus,ciri khusus tersebut
adalah kata dan, ke, karena, dan dari. Berbeda dengan kelas kata lain, kata tugas
hanya mempunyai arti gramatikal, tetapi tidak memiliki arti leksikal. Ini berarti
bahwa arti dari suatu kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara lepas, tetapi
oleh kaitannya dngan kata lain dalam frasa atau kalimat. Jika nomina seperti buku
kita dapat memberikan arti berdasarkan kodrat kata itu sendiri -benda yang terdiri
atas kumpulan kertas yang bertulisan, dan sebagainya-,untuk kata tugas kita tidak
dapat berbuat yang sama. Kat tugas dan atau ke baru akan mempunyai arti apabila
dirangkai dengan kata lain untuk menjadi,misalnya, ayah dan ibu,ke pasar.
Ciri lain dari kata tugas adalah bahwa hampir semua kata tugas tidak dapat
mengalami perubahan bentuk. Jika verba datang kita dapat mengubahnya menjadi
mendatangi, mendatangkan, kedatangan, dari kata tugas seperti dan dan dari
tidak dapat menurunkan kata lain. Beberapa pengecualian adalah untuk beberapa
kata tuga seperti sebab, sampai, dan oleh yang dapat berubah mmenjadi kata lain :
menyebabkan, menyampaikan, memperoleh.
Berdasarkan peranan dalam frasa atau kalimat,kata tugas dibagi menjadi lima
kelompok : (1) preposisi, (2) konjungsi, (3) injeksi, (4) artikel, (5) partikel.
a. Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur
pembentuk frasa proposisional. Preposisi terletak di bagian awal frasa dan unsur
yang mengikutinya dapat berupa nomina,adjektiva, atau verba. Dengan demikian,
dari nomina pasar dan verba mengail dapat kita bentuk frasa proposisional ke
pasar dan dengan mengail. Frasa proposisional seperti ini bersifat eksosentrik.
Jika ditinjau dari segi bentuknya,pereposisi dapat menomorfemis atau
polimorfemis.
1. Preposisi monomorfermis
Preposisi monomorfemis adalah preposisi yang terdiri hanya atas satu morfem
dan karena itu tidak dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut adalah preposisi
dalam bahasa Indonesia beserta beberapa fungsinya.
Bagi
Untuk
Buat
Guna
Dari
Karena
Sebab
Ke
Oleh
2. Preposisi plimorfemis
Preposisi polimorfemis terdiri atas dua macam : (1) yang dibentuk dengan
memakai afiks dan (2) yang dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau
lebih. Contoh untuk (1) adalah selama dan bagaikan, sedangkan untuk (2)
adalah selain dari dan sampai dengan/ke.
Contoh :
Bersama
Beserta
Menuju
Menurut
Sekeliling
Sekitar
Selama
Sepanjang
Mengenaio
Terhadap
Bagaikan
: menandai hubunganpemiripan
b. Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa
atau lebih. Seperti kata dan, kalau, dan atau adalah kata konjungsi. Perhatikan
contoh kalimat berikut.
1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain gitar.
2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.
Dari contoh di atas tampak bahwa yang dihubungkan oleh konjungsi adalah
klausa. Meskipun demikian, kita ketahui bahwa ada konjungsi yang juga dapat
menghubungkan dua kata atau frasa. Konjungsi seperti dan serta atau si atas dapat
pula membentuk frasa seperti Toni dan
kembali pada kelompok preposisi, maka akan kita dapati bahwa sebagian dari
preposisi ada pula yang dapat bertindak sebagai konjungsi. Preposisi seperti
sebab, karena, dan sejak dapat bertindak menghubungkan kata maupun klausa.
5
Pada contoh di bawah ini kita temukan preposisi yang dapat pula bertindak
sebagai konjungsi.
1. Dia tidak kuliah karena kematian ayahnya.
Dia tidak kuliah karena ayahnya meninggal.
2. Dia sudah dapat membaca sejak bulan Agustus.
Dia sudah dapat membaca sejak dia berumur lima tahun.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa ada kata yang membunyai keanggotaan ganda,
yakni sebagai preposisi maupun sebagai konjungsi. Jika kata itu dippakai sebagai
pembentuk frasa ,maka statusnya adalah preposisi. Jika yang dihubungkan adalah
klausa,maka statusnya berubah menjadi konjungsi. Dilihat dari prilaku
sintaktiknya, konjungsi dibagi menjadi lima kelompok (1) kelompok koordinatif,
(2) konjungsi subordinatif, (3) konjungsi korelatif, (4) konjungsi antar kalimat,dan
(5) konjungsi antarparagraf.
1. Konjungsi koordinatif
Adalah konjunsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dan kedua unsur itu
memiliki status sintakis yang sama. Anggota darti kelompok itu adalah :
Dan
Atau
Tetapi
Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena konjungsi itu,
di samping menghubungkan klausa,, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun
demikian, frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposional. Perhatikan contoh :
-
Jika salah satu kedua-duanya akan dinyatakan,maka orang sering memakai dua
konjungsi secara bersamaan, yakni dan/atau dengan garis miring di antara kedua
kata itu. Contoh :
-
2. Konjungsi Subordinatif
Adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak
memiliki status sintaktis yang sama. Berikut adalah kelompok kelompok
konjungsi subordinatif.
-
Demikian (rupa).sehingga
Apa(kah)atau
Entahentah
Jangankan.pun
Perhatikan contoh berikut ini.
-
4. Konjungsi Antarkalimat
Berbeda dengan konjungsi di atas, konjungsi antar kalimat menghubungkan
kalimat satu dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu
memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan
huruf kapital. Berikut contoh penggunaan konjungsi antar kalimat.
-
selanjutnya.
Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
Sebaliknya.
Sesungguhnya, bahwasannya.
Malah(an), bahkan.
Kecuali itu.
Dengan demikian.
Oleh karena itu, moleh sebab itu.
Sebelum itu.
5. Konjungsi Antarparagraf
dan turut menanam harta tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.
Akan hal lamarannya menjadi salah seorang guru di Sekolah Dasar Impres
Raya ini telah kami bicarakan pada rapat guru minggu lalu.
Syahdan maka pada suatu hari datanglah seorang laki-laki tua yang
bungkuk dan sangat mengerikan ke istana raja dan mengemukakan niat
c. Interjeksi
Interjektif atau kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati
manusia. Untuk memperkuat rasa hati, sedih, heran, dan jijik, orang memakai kata
tertentu di samping kalimat yang mengandung makna pokok yang di maksud. Di
samping interjeksi yang asli, dalam bahasa Indonesia ada pula interjeksi yag
berasal dari bahasa asing, kedua-duanya biasanya dipakai di permulaan kalimat
dan diikuti oleh tanda koma. Pada umumnya interjeksi mengacu ke sikap yang (1)
negative, (2) positif, (3) kkeheranan, (4) netral atau bercampur, bergantung pada
makna kalimat yang mengiringinya. Berikut adalah contoh-contohnya.
Pada contoh kelompok (4) di atas dapat kita lihat bahwa interjeksi dapat di
berbagai situasi. Perlu kiranya di perhatikan bahwa banyak dari interjeksi itu
dipakai dalam bahas alisan atau bahas tulis yang berbentuk percakapan, karena itu
injeksi pada umumnya interjeksi seperti itu bersifat tidak formal. Interjeksi seperti
berengsek, asyik, duilah, dan idih termasuk dalam kategori itu. Pada bahasa
tertulis bukan merupakan percakapan, khususnya yang bersifat formal, interjeksi
jarang dipakai.
d. Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Dalam bahasa
Indonesia ada tiga kelompok artikel : (1) artikel yang menyatakan jumlah tunggal,
(2) artikel yang mengacu ke makna kelompok, (3) artikel yang menyatakan makna
netral.
1. Artikel yang menyatakan jumlah tunggal, berikut contohnya:
- Sang juara, Elly Pical, dapat merobohkan petinju Australia.
- Sang Merah Putih berkibar dengan jaya di seluruh tanah air.
- Dang Merdu adalah tokoh yang terkenal dalam hikayat sastra Melayu.
10
11
ii.
Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya seperti apa, di mana,
bagaimana, maka kah bersifat manasuka. Pemakaian kah menjadikan
kalimatnya lebih formal dan sedikit halus.
Contoh :
- Apakah ayahmu sudah dating?
- Bagaimanakah penyelesaian persoalan ini?
- Ke manakah anak-anak pergi?
iii.Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya, maka kah akan memperjelas bahwa
kata itu adalah kalimat tanya.
Contoh :
-
2. Partikel lah
Partikel lah dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Berikut kaidah
pemakaiannya.
i.
perintahnya.
Contoh:
- Pergilah sekarang, sebelum hujan turun.
- Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi.
- Kalau Anda mau, ambillah saja.
ii. Dalam kalimat berita, -lahi dipakai untuk memberikan tegasan yang sedikit
keras.
Contoh :
- Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah.
- Ambil beberapa sajalah yang Saudara perlukan.
- Cara seperti itu tidaklah pantas.
- Dialah yang menggugat soal itu.
3. Partikel pun
Partikel pun hanya dipakai dalam kalimat berita. Berikut kaidah pemakainnya.
i.
Pun di pakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Dalam tulisan,
pun dipisahkan dari kata depannya.
Contoh :
- Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.
12
Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungsi ditulis seringkali; jadi,
ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, dan
sesungguhpun.
ii. Dengan arti yang sama seperti di atas, pun sering pula dipakai bersama lah.
Contoh :
- Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasnya.
- Para demonstran itu pun berbarislah dengan teratur.
- Para anggota yang menolak pun mulailah berfikir-fikir lagi.
4. Partikel tah
Partikel tah dipakai dalam kalimat tanya, tetapi si penanya sebenarnya tidak
mengharapkan jawaban. Ia seolah-olah hanya bertanya-tanya pada diri sendiri
tentang hal yang di kemukakannya. Partikel tah itu banyak dipakai dalam
sastra lama, tetapi tidak bbanyak dipakai lagi sekarang.
Contoh :
-
B. Kata Majemuk
a. Pengertian Pemajemukan
Pemajemukan atau komposisi adalah proses penggabungan bentuk dasar dengan
bentuk dasar untuk mewadahi suatu konsep yang belum tertampung dalam sebuah
kata. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemajemukan
merupakan proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar
yang satu dengan bentuk dasar yang lain sehingga menghasilkan kata majemuk
dan kata majemuk yang terbentuk itu memiliki makna baru yang menyimpang
dari makna konvensionalnya (Chaer ,2008).
13
14
Karena hubungan di antara satuan gramatis pembentuk kata majemuk itu sangat
erat, maka posisinya tidak dapat dipertukarkan sehingga strukturnya tetap.
Sebagai contoh, kata majemuk kamar tidur, tanggung jawab, dan mata air tidak
dapat diubah menjadi tidur kamar, jawab tanggung, dan air mata (bentuk ini ada,
tetapi maknanya tentu berbeda dengan mata air) (Chaer ,2008).
c. Jenis Kata Majemuk
Ada empat dasar yang biasanya digunakan untuk menjeniskan kata majemuk,
yaitu (1) berdasarkan hubungan gramatik antar usurnya, (2) berdasarkan
hubungan semantis antarunsurnya, (3) berdasarkan jumlah bentuk dasar yang
membentuk kata majemuk itu, dan (4) berdsarkan kelas kata bentuk dasar yang
membentuknya.
1 Berdasarkan Hubungan Gramatis Antarunsurnya
Berdasarkan hubungan gramatis antarunsurnya, kata majemuk terdiri atas kata
majemuk endosentris dan kata majemuk eksosentris . Kata majemuk endosentris
adalah kata majemuk yang unsur pembentuknya ada yang diterangkan (D) dan ada
yang menerangkan (M). Strukturnya bisa berupa D-M, misalnya kamar mandi dan
hari besar, atau M-D yamg pada umumnya berasal dari unsur serapan, misalnya
perdana menteri dan akil balig ( Muslich, 2008).
Sementara itu, kata majemuk eksosentris atau dwanda adalah kata majemuk yang
hubungan gramatis antarunsurnya sejajar dan tidak saling menerangkan sehingga
hanya bersifat kopulatif. Contoh kata majemuk jenis ini adalah kaki tangan, tua
muda, dan sunyi senyap. Penulisan kata majemuk endosentris berstruktur D-M
apabila diulang, cukup D-nya saja yang diulang. Adapun penulisan kata majemuk
endosentris berstuktur M-D dan kata majemuk eksosentris apabila diulang,
seluruhnya harus diulang.
2. Berdasarkan Hubungan Sematis Antarunsurnya.
Berdasarkan hubungan sematis antarunsurnya, kata majemuk terdiri atas (1) kata
majemuk yang hubungan antarunsurnya setara, misalnya tanggung jawab (2) kata
15
16
Reduplikasi berubah bunyi merupakan salah satu jenis kata ulang atau reduplikasi
yang dibentuk dengan cara mengulang bentuk dasar secara utuh tetapi disertai
dengan adanya perubahan bunyi vokal maupun konsonan bentuk dasarnya.
Misalnya,
mondar-mandir,
warna-warni,
corat-coret,
dan
sayur-mayur.
Perbedaan yang nampak dari kata majemuk dan frasa antara lain
1.
kata majemuk terdiri atas dua bentuk dasar atau lebih (dapat berupa kata,
pokok kata, dan morfem unik), sementara frasa dibentuk dari pengabungan
dua kata atau lebih. Misalnya, kata majemuk yang terbentuk dari kata
dengan pokok kata: jagung bakar, dan kata dengan morfem unik: gelap
gulita. Sementara frasa terbentuk dari gabungan kata dengan kata: sudah
datang.
17
Mengenai kata majemuk dengan reduplikasi berubah bunyi, ada ahli bahsa yang
mengatakan bahwa kata cantik molek, basah kuyup, tua renta,dan hancur luluh
18
juga lazim dibahas dalam reduplikasi berubah bunyi. Sementara di atas telah
dijelaskan bahwa perubahan bunyi yang dimakksud adalah pengulangan bentuk
dasar pertama secara utuh yang mengalami perubahan bunyi vokal maupun
konsonan. Lantas, apakah pada kata cantik molek, basah kuyup, tua renta dan
hancur luluh bentuk keduanya merupakan pengulangan bentuk pertama? Tentu
bukan. Kata molek, kuyup, renta, dan luluh bukan pengulangan dari bentuk
cantik, basah, tua dan hancur, sehingga cantik molek, basah kuyup, tua renta, dan
hancur luluh tidak bisa dikategorikan sebagai kata ulang atau reduplikasi berubah
bunyi, kata itu merupakan golongan kata majemuk (Chaer, 2008).
19
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Kata tugas adalah kata atau gabungan kata yang tugasnya semata-mata
memungkinkan kata lain berperan dalam kalimat.
2. Kata tugas dibagi menjadi lima kelompok,yaitu : preposisi, konjungsi,
interjeksi, artikel, dan partikel.
3. Pemajemukan merupakan proses pembentukan kata dengan cara
menggabungkan bentuk dasar yang satu dengan bentuk dasar yang lain
sehingga menghasilkan kata majemuk dengan makna baru yang
menyimpang dari makna konvensionalnya.
4. Pemajemukan memiliki ciri umum dan khusus. Ciri umum, berupa
polimorfemik dan menimbulkan makna gramatikal. Sementara ciri
khususnya ialah (1) menimbulakan makna baru, (2) hubungan antar unsur
sangat padu, dan (3) strukturnya tetap.
5. Kata majemuk dapat diberi afiks, khususnya prefiks dan konfiks. Dan kata
majemuk berbeda dengan frasa dan idiom, juga tidak bisa dianggap
sebagai reduplikasi berubah bunyi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Oleh
Kelompok 8:
Elyani
(1417041023)
Khoirul Effendi
(1417041043)
(1417041097)
JURUSAN FISIKA
22
23