LAPORAN
MIKROKONTROLER DAN SISTEM INSTRUMENTASI
Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aidil Marsal
Elma Kumilaita S
Gita Priyo Aditya
Justinus Risto
Naufal Mufadhol
Shodiq Winarko
(NPT. 41.13.0002)
(NPT. 41.13.0008)
(NPT. 41.13.0013)
(NPT. 41.13.0018)
(NPT. 41.13.0023)
(NPT. 41.13.0028)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Tim Penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga Tim Penyusun dapat
menyelesaikan makalah Rancang Bangun Pengukur Tekanan Udara dengan
Sensor MPX5100AP berbasis Mikrokontroler ATMega16. Di dalam penyusunan
makalah ini, Tim Penyusun banyak menghadapi kendala dan masalah, akan tetapi
atas bantuan dan dorongan dari banyak pihak akhirnya Tim Penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini Tim Penyusun hendak
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Agus Tri Sutanto, selaku Kepala Prodi Instrumentasi,
2. Maulana Fakih Latief, selaku dosen Mata Kuliah Mikrokontroler dan
Sistem Instrumentasi, serta
3. Seluruh rekan Kelas Instrumentasi 5A
Kritik dan saran Tim Penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatiannya Tim Penyusun ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
ABSTRAK
Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan
udara adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca sehingga diperlukan alat
yang dapat mengukur tekanan udara. Alat yang dibuat dalam penelitian ini adalah
alat ukur tekanan udara yang pengamatannya oleh pengamat cuaca dapat
dilakukan dengan bantuan sensor dan mikrokontroller dan kemudian diolah di dalam
PC (Personal Computer). Sensor yang digunakan adalah sensor MPX5100 yang
menggunakan interface serial untuk komunikasi dengan mikrokontroller. Sistem
pemrosesan data menggunakan IC Mikrokontroller ATMega16 yang diprogram
menggunakan bahasa-C. Data dihubungkankan ke komputer dengan pemograman
Visual Basic 6.0 melalui sistem komunikasi serial untuk ditampilkan di komputer dan
disimpan. Penelitian ini menghasilkan sistem pengukuran tekanan udara yang
berbasis mikrokontroller ATMega16. Sistem ini dibandingkan dengan barometer
digital Vaisala PTB330 di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan
menghasilkan koreksi sebesar -0,8 mBar untuk tekanan antara 1000 sampai dengan
1010 mBar, dan koreksi sebesar -0,6 mBar untuk tekanan antara 1010 sampai
dengan 1020 mBar.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1.
Latar Belakang................................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3.
1.4.
Metode Penulisan............................................................................................2
Teori Pengukuran............................................................................................4
2.2.
2.3.
Pengolahan Sinyal..........................................................................................5
2.3.1.
Sinyal Analog............................................................................................5
2.3.2.
Sinyal Digital.............................................................................................6
2.4.
Sensor.............................................................................................................7
2.4.1.
2.5.
Mikrokontroler ATMega16.............................................................................12
2.5.1.
Perancangan Alat..........................................................................................14
3.1.1.
3.1.2.
3.2.
Kerja Sistem..................................................................................................21
3.2.1.
3.2.2.
4.1.
Hasil Eksperimen..........................................................................................24
4.1.1.
Regresi....................................................................................................24
4.1.2.
4.2.
Analisis Data..................................................................................................27
Kesimpulan....................................................................................................29
5.2.
Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................30
LAMPIRAN.................................................................................................................31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan peralatan atau instrumentasi di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika semakin maju seiring berkembangnya zaman terutama
di bidang teknologi. Beberapa peralatan konvensional mulai ditinggalkan di
berbagai aspek, karena sudah tergantikan dengan sistem digital. Banyak
kelebihan dan dari sistem digital misalnya dapat membuat instrumen lebih
mudah digunakan untuk pengukuran, mudah disimpan, lebih fleksibel, dan
membutuhkan pemeliharaan.
Pengukuran pada AWS salah satunya yaitu tekanan udara. Tekanan
udara merupakan salah satu unsur penting dalam berbagai analisa penelitian
dan dunia kerja. Dalam dunia penerbangan penggunaan informasi tekanan
udara adalah suatu kebutuhan utama dan memiliki resiko tersendiri apabila
terdapat kesalahan didalamnya. Alat pengukur tekanan udara adalah barometer.
Dewasa ini barometer sendiri terdapat banyak jenisnya namun secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi barometer digital dan konvensional.
Penggunaan barometer konvensional itu sendiri memiliki beberapa kelemahan
yang menyebabkan secara perlahan para user mulai beralih menggunakan
barometer digital. Penyusun utama sebuah barometer digital adalah sebuah
sensor tekanan yang dihubungkan pada minimum system tertentu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, para pengamat
cuaca
1.2.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang perangkat keras dari instrumen ukur tekanan udara?
2. Bagaimana merancang perangkat lunak dari instrumen ukur tekanan udara?
3. Bagaimana hasil pembacaan rancangan instrumen ukur tekanan udara
dengan alat ukur standar?
1
1.3.
1.4.
Metode Penulisan
a. Studi literatur
Penyusun menggunakan metode ini untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada bukubuku pegangan, data sheet, internet, makalah, dan lain-lain.
b. Perancangan alat
Penyusun berusaha untuk membuat suatu rancangan sistem pengendalian
hardware baru yang akan dibuat di dalam penelitian, berdasarkan bahanbahan yang ada untuk dapat dianalisa kembali.
c. Pembuatan alat
Pada bagian ini berisi mengenai proses perancangan rancang bangun dari
sistem mekanik yang dibuat. Pada bagian hardware akan membahas desain
dan cara kerjanya, sedangkan pada bagian software akan dibahas program
yang digunakan dalam sistem pengendaliannya.
d. Pengujian sistem
Pada bagian ini merupakan proses pengujian dari proyek yang dibuat,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah kinerja dari alat yang dibuat sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan pada penelitian ini.
e. Pengambilan data
Setelah diuji secara keseluruhan sebagai suatu sistem sehinga dapat dilihat
apakah sistem dapat bekerja dengan baik dan benar, sehingga peneliti
dapat melakukan pengambilan data.
f. Penulisan penelitian
Dari hasil pengujian dan pengambilan data kemudian dilakukan suatu
analisa sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Dengan adanya beberapa
saran juga dapat kita ajukan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian lebih
lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Teori Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengetahui atau
menentukan harga dari suatu keadaan benda dalam hal sifat fisis atau
kimiawinya. Tetapi, secara prinsip pengukuran pada hakikatnya merupakan
kegiatan membandingkan antara besarnya harga besaran yang akan diukur
dengan suatu standar yang telah diukur karakteristiknya (Agustian, 2009).
Dalam melakukan aktivitas pengukuran yang perlu diperhatikan adalah
standar yang dipakai harus mempunyai ketelitian yang sesuai dengan
kebutuhan dan standar dapat diterima secara umum.
Dengan demikian, jelas bahwa penentuan alat ukur yang akan
digunakan serta tata cara penggunaan alat ukur harus dilaksanakan dengan teliti
dan akurat, dikarenakan hasil pengukuran akan menentukan dari hasil
pengendalian.
2.2.
Atmosfer kita berisi beragam jenis gas, baik O 2, CO2, N2, dan lain-lain.
Atom atau molekul itu memiliki berat yang berbeda-beda dan di atmosfer bumi
berkerapatan tidak homogeny. Gas bermassa lebih besar, lebih dominan berada
pada tempat yang rendah. Semakin tinggi tempat relatif terhadap permukaan
laut, nilai tekanan udara berkurang. Ini bisa dibuktikan ketika berada di tempat
yang tinggi maka titik didih air (di wadah terbuka) adalah kurang dari 100C.
Selain itu juga dapat dibuktikan oleh rendahnya kenaikan permukaan air raksa
(Hg) di dalam tabung barometer Torricelli (Bambang, Tri, 2007).
2.3.
Pengolahan Sinyal
Dalam dunia elektronika, dikenal dua macam sinyal yaitu sinyal analog
dan sinyal digital.
bentuk
gelombang
kontinu
(continous
varying).
Dua
tidak
counter,
decoder,
mikroprosessor,
mikrokontroler
dan
2.4.
Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejalagejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya (D Sharon, dkk, 1982).
Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang
mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya
menjadi sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang
mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi
temperatur,
tekanan,
gaya,
medan
magnet
cahaya,
pergerakan
dan
kimia baik cairan maupun gas. Dengan definisi ini maka sensor merupakan alat
elektronik yang begitu banyak dipakai dalam kehidupan manusia saat ini.
Bagian berikutnya adalah transducer, yaitu bagian yang mampu
mengubah hasil deteksi tersebut menjadi sinyal elektrik. Bagian penerima
berfungsi menyeleksi dan mengubah sifat fisis yang dideteksinya menjadi
energi yang bisa diukur oleh bagian transducer. Sedangkan transducer
berfungsi mengubah energi yang membawa sifat-sifat fisis tersebut menjadi
sinyal elektrik.
Karakteristik sensor ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut
memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali sifat fisis yang ingin
dideteksinya. Kemampuan mendeteksi zat tersebut ini meliputi:
1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor mengenali apa yang
dideteksinya.
2. Selektifitas, yaitu sejauh mana sensor memiliki kemampuan menyeleksi
sifat fisis yang ingin dideteksinya.
3. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor
untuk mengenali apa yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan
waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.
4. Stabilitas dan daya tahan yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama untuk suatu sifat fisis, serta
seberapa lama sensor tersebut dapat terus digunakan.
dalam
suatu
manifold.
Pada
dasarnya
sensor
tekanan
Tegangan output dari sensor ini berkisar 0.2 Volt sampai 4.7 Volt,
untuk mengantisipasi adanya tegangan rendah perlu dikuatkan terlebih
dahulu sebelum diintegrasikan ke dalam mikrokontroller.
Sensor ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi tekanan 15
hingga 115 kilo Pascal dan bekerja berdasarkan perbedaan tekanan P1
dan P2. P1 atau Pressure Side terdiri dari fluorisilicone gel yang
melindunginya dari benda-benda keras. Rangkaian blok diagram internal
sensor tekanan MPX5100AP ditunjukan pada Gambar 4.
P5100=
V 5100
Sensitivity
ADC =
V
V
maximal data= 1023
V ref
V ref
V =V 5100
11
ADC =
V 5100
1023
V ref
V 5100=
ADC V ref
1023
] [
ADC V ref
ADC V ref
1023
1023
P5100=
=
Sensitivity
V
45 103
KPa
2.5.
Mikrokontroler ATMega16
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register generalpurpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan
eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving.
Mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In- System
Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk
diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
ATMega16 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis
arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu
siklus clock, ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz
membuat disainer sistem untuk mengoptimasi komsumsi daya versus kecepatan
proses.
12
Sistem
ATmega16
pada
sebagai
proyek
akhir
pengonversi
ini
menggunakan
data
dari
mikrokontroller
analog
ke
digital
mikrokontroller
itu
berikut:
13
BAB III
PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM
keras
pengukur
tekanan
berbasiskan
mikrokontroler
ATMega16.
Perancangan alat ini menggunakan gambaran umum dan referensi dari pengukur
tekanan digital Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Word
Meteorological Organization (WMO), dan sumber-sumber lainnya.
3.1.
Perancangan Alat
Proses perancangan pengukur tekanan ini, penulis membagi proses
perancangan menjadi 2 (dua) bagian utama yang akan dibahas, diantaranya :
a. Perancangan rangkaian (hardware)
Meliputi perancangan mekanik dari alat dan rangkaian elektronik pada
sistem yang berupa rangkaian input, proses, dan input.
b. Perancangan program (software)
Meliputi flowchart atau urutan sistem kerja pada kendali mikrokontroler.
Gambar
9. Desain Rancangan Mekanik Barometer Digital
b. Rangkaian Sistem
Minimum
Rangkaian sistem minimum menggunakan sistem minimum
15
yang
terdiri
dari
komponen-komponen
dasar
yang
baik
dan
tidak
terganggu
oleh
hambatan-dalam
dari
ro
V s ; dimana
=1(1)
r o +r s
+1
V o=1 V s
V t=
r
r
V o ; dimana =1(2)
r +r o
r +0
V t =1 V o
V
( s 1)
V t =1
V t =V s (3)
17
DC
kecenderungan
dari
penyearah
berubah
harganya
tanpa
saat
regulator
mempunyai
dioperasikan.
Adanya
14. Rangkaian
Regulator
e. Rangkaian Gambar
Serial Real
Time Clock
(RTC) Tegangan
Pada perancangan tugas alat ini, penyusun menggunakan IC RTC
18
(a)
(b)
19
3.2.
Kerja Sistem
Konsep dasar dari perancangan mekanik dan elektrik pada barometer
digital adalah sebuah sistem yang dapat bekerja secara otomatis untuk
membantu dalam pengukuran tekanan dengan diletakkan di suatu tempat
dengan ketinggian tertentu. Alat ini juga dapat membantu dalam pengamatan
meteorologi agar lebih mudah dan cepat sehingga akan di dapat data dengan
kualitas yang baik untuk proses menganalisa prakiraan cuaca.
Alat ini bekerja dengan menggunakan sensor tekanan udara sebagai
input masukan yang kemudian hasil pendeteksian sensor akan di proses oleh
mikrokontroler, kemudian akan ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display)
sebagai outputnya. Input yang diterima oleh sensor berupa perubahan tekanan
20
21
b. Algoritma
1. Saat alat aktif, maka sensor akan aktif.
2. Tegangan keluaran sensor sama dengan tegangan inputnya,
dikarenakan digunakan Op-Amp voltage follower sebagai buffer
amplifier.
3. Proses kuantisasi dan pengubahan dari analog ke digital melalui
Gambar 20. Flowchart Kerja Sistem
22
BAB IV
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Proses terakhir yang harus dilakukan adalah untuk mengetahui apakah sistem
berjalan dengan baik, yaitu pengujian sistem serta pengambilan data sehingga dapat
diketahui kehandalan dari sistem serta dapat menganalisa dari sistem yang telah
dibuat.
4.1.
Hasil Eksperimen
4.1.1. Regresi
Regresi merupakan metode analisis statistik untuk melihat pengaruh
antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam suatu model
matematis.
Tabel 1. Regresi Hubungan antara Tegangan dan Tekanan pada
Barometer UUT dan Barometer Standar
Tegangan
Tekanan
(V)
2,37
2,37
2,38
2,38
2,38
2,38
2,39
2,39
2,39
2,39
2,4
2,4
2,4
2,4
2,41
2,41
2,42
2,41
2,42
(mBar)
1004,3
1004,2
1006,3
1006,2
1007,9
1008
1011
1011,1
1012,9
1012,9
1014,3
1014,2
1016
1015,9
1018,9
1018,9
1021
1020,9
1023,9
23
2,36
2,36
2,36
2,36
2,35
2,35
2,35
2,35
2,34
2,34
2,34
2,34
2,33
2,33
2,32
2,32
2,31
2,31
2,31
999,1
997,2
995,3
995,5
993
992,8
990,8
990,9
988,9
989
987,3
987,4
985,1
984,9
981,2
981,4
978,1
977,6
975,1
2,42
2,43
2,43
2,44
2,44
2,45
2,45
2,46
2,46
2,47
2,47
2,49
2,49
2,5
2,5
2,51
1024,1
1028
1028,2
1031,5
1031,4
1036,7
1037
1040,2
1040,4
1044,3
1044,5
1050,8
1050
1054,2
1054,1
1057,2
2,37
2,37
2,38
2,38
2,38
2,38
2,39
2,39
2,39
2,39
2,4
2,4
2,4
2,4
2,41
2,41
1004,3
1004,2
1006,3
1006,2
1007,9
1008
1011
1011,1
1012,9
1012,9
1014,3
1014,2
1016
1015,9
1018,9
1018,9
1070
1060
f(x) = 393.67x + 70.82
1050
1040
1030
Pressure (mBar) 1020
1010
1000
990
980
970
2.36 2.38 2.4 2.42 2.44 2.46 2.48 2.5 2.52
Tegangan (volt)
Dari tabel regresi tersebut dapat digambarkan grafik fungsi regresi linier
seperti pada gambar 21.
Gambar 21. Grafik Fungsi Regresi Linear
24
950
1000
BAROME
TER
STANDAR
(mBar)
950,2
950,3
950,4
950,3
950,6
1000
1000
999,9
RATARATA
BAROMET
ER UUT
RATARATA
KOREKS
I
RATARATA
(mBar)
(mBar)
945,3
945,3
945,3
945,3
945,3
1001,7
1000,5
1000,5
(mBar)
(mBar)
4,9
5
5,1
5
5,3
-1,7
-0,5
-0,6
(mBar)
950,4
999,9
25
945,3
1000,7
5,1
-0,8
1010
1020
1030
1040
1050
999,8
999,9
999,7
1009,6
1009,5
1009,5
1009,5
1009,5
1009,4
1020,4
1020,3
1020,4
1020,4
1020,4
1030,5
1030,4
1030,5
1030,4
1030,1
1030
1039,5
1039,7
1039,7
1040,3
1040,4
1040,3
1050,4
1050
1059,6
1050,2
1050,3
1050
1049,8
1009,5
1020,38
1030,3
1040,0
1051,5
1000,5
1000,5
1000,5
1010,1
1010,1
1010,1
1010,1
1010,1
1010,1
1022,1
1022,1
1022,1
1022,1
1022,1
1031,6
1034
1034
1034
1031,6
1031,6
1043,6
1044,8
1043,6
1044,8
1044,8
1043,6
1054,4
1054,4
1054,4
1055,6
1054,4
1054,4
1054,4
1010,1
1022,1
1032,8
1044,2
1054,6
-0,7
-0,6
-0,8
-0,5
-0,6
-0,6
-0,6
-0,6
-0,7
-1,7
-1,8
-1,7
-1,7
-1,7
-1,1
-3,6
-3,5
-3,6
-1,5
-1,6
-4,1
-5,1
-3,9
-4,5
-4,4
-3,3
-4
-4,4
5,2
-5,4
-4,1
-4,4
-4,6
-0,6
-1,7
-2,5
-4,2
-3,1
26
1060.0
1050.0
1040.0
1030.0
1020.0
1010.0
1000.0
990.0
980.0
970.0
Barometer UUT
Gambar 22. Grafik Perbandingan Data Tekanan Barometer UUT dan Barometer Standar
4.2.
Analisis Data
Setelah dilakukan pengujian rancangan barometer (UUT), serta
dilakukan pembandingan dengan barometer standar pada met garden STMKG,
maka dapat diperoleh hasil koreksi dari barometer UUT. Nilai koreksi yang
diperoleh merupakan hasil pengurangan dari nilai pembacaan barometer
standar dan barometer UUT.
27
BAROMETER UUT
KOREKSI
(mBar)
1000,2
1001,1
1000,1
1000,1
1000,1
1000,1
1000,1
1000,1
1000,1
1000
(mBar)
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
1001,7
(mBar)
-1,5
-0,6
-1,6
-1,6
-1,6
-1,6
-1,6
-1,6
-1,6
-1,7
Berdasarkan data dari tabel nilai koreksi barometer UUT di atas, dapat
digambarkan dalam sebuah grafik nilai koreksi barometer UUT seperti yang
ditunjukkan pada gambar 21.
1002
1001.5
1001
Pressure (mBar) 1000.5
1000
999.5
999
BAROMETER UUT
28
10
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Setelah dilakukan proses perancangan dan pengujian serta kalibrasi,
maka penyusun dapat menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan
barometer digital yang telah dibuat.
a. Secara keseluruhan alat dapat bekerja dengan baik
b. Sistem bersifat pasif, yang artinya hanya melakukan pemantuauan keadaan
pada sistem tersebut secara terus-menerus, sehingga perlu adanya
penambahan media penyimpanan apabila data tekanan diperlukan untuk
proses penelitian jangka panjang
c. Hadil pengukuran tekanan tidak jauh berbeda dengan barometer standar
yang terdapat pada met garden STMKG sebagai acuan pengukuran hal ini
dikarenakan pada saat pembuatan program dimasukkan permsamaan
regresi linear antara tekanan dari barometer UUT dan barometer standar
d. Nilai koreksi yang dihasilkan dari proses kalibrasi barometer UUT berbedabeda pada tiap range tekanan tertentu.
e. Pada tekanan antara 1000 sampai dengan 1010 mBar tedapat koreksi
sebesar -0,8 mBar.
f. Pada tekanan antara 1010 sampai dengan 1020 mBar terdapat koreksi
sebesar -0,6 mBar,
5.2.
Saran
Pada perancangan barometer digital berbasis mikrokontroler ATMega16
akan lebih baik jika pembuatan menggunakan bahan yang benar-benar ringan
dan kuat seperti aluminium, agar melindungi sensor dan bertahan lama. Seperti
pada barometer standar yang digunakan pada BMKG yang menggunakan
alumunium sebagai bahan dasarnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Aldi. 2009. Skripsi Rancang Bangun Miniatur Stasiun Cuaca Berbasis
Mikrokontroler. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Univeristas Indonesia : Jakarta.
https://depokinstruments.com/digilib/dl-e-book/dl-e-book-avr/ (diakses pada tanggal
17 Januari 2017 pukul 22:36 WIB)
https://depokinstruments.com/tag/produk-mikrokontoler/page/3/
(diakses
pada
31
LAMPIRAN
32