ANEMOMETER
Abstrak
Jurnal ini membahas rancang bangun alat pengisian udara ban kendaraan secara otomatis berbasis
Mikrokontroler Atmega8535. Sistem ini menggunakan kontrol on/off dengan variabel yang dikontrol adalah
tekanan udara pada ban kendaraan. Pada saat pengisian, mikrokontroler akan mengendalikan valve pengisian
dan pembuangan udara pada alat pengisian udara ban berdasarkan kondisi tekanan udara aktual pada ban yang
diumpanbalikkan ke mikrokontroler melalui sensor tekanan PSAN-1CV agar sesuai dengan tekanan udara yang
diinginkan. Sistem yang dirancang dapat mengukur tekanan udara maksimum pada ban sampai 60 psi dan dapat
memeriksa adanya kebocoran pada ban. Dari hasil pengujian, alat ini dapat mengukur tekanan udara pada ban
dengan baik sesuai rancangan, dengan nilai rata-rata kesalahan pengukuran sebesar 1,89%. penelitian initelah
dilakukan pembuatan alat pengukur kecepatan angin berbasis mikrokontroler ATMega328P. Alat ini dirancang
agar dapat merekam data kecepatan angin secara real time dan hasilnya disimpan pada kartu memori. Sistem
dibuat menggunakan modul board Arduino Uno R3, optocoupler, modul Real Time Clock (RTC), Secure
Digital Card (SD Card), dan Liquid Crystal Display (LCD). Sensor kecepatan angin dibangun dari baling-
baling tipe 3cup dan piringan bercelah dengan 100 celah. Pengujian dilakukan dengan membandingkannya
dengan alat standar yaitu AWS (Automatic Weather Station) milik Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer
Pontianak – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat
dapat mengukur kecepatan angin secara real time setiap 1 menitdengan error rata-rata sebesar 3,6%. Karena
mahalnya peralatan yang biasa digunakan, masyarakat tidak dapat memiliki alat tersebut. Padahal,
pengetahuan tentang kondisi lingkungan sekitar sangatlah penting. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan kondisi lingkungan berdasarkan pengukuran kecepatan angin dengan Anemometer
sederhana. Dari hasil pengukuran kecepatan angin tersebut dapat diketahui kondisi lingkungan. Dari data
percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin dekat Anemometer dengan sumber angin dan semakin tidak
beraturan baling-baling maka semakin besar kecepatannya, semakin banyak jumlah baling-baling Anemometer
menghasilkan kecepatan yang sama pada jarak yang sama.
1. PENDAHULUAN
Kondisi ban kendaraan yang prima dengan tekanan udara yang tepat sesuai dengan spesifikasi merupakan
syarat kenyamanan dalam berkendara. Salah satu masalah yang sering dialami oleh pengguna kendaraan adalah
berkurang atau berlebihnya tekanan udara pada ban yang mengakibatkan kenyamanan berkendara menjadi
berkurang dan dalam jangka panjang akan dapat memperpendek umur pakai ban. Ketika mengalami hal ini,
pengguna kendaraan akan melakukan penambahan atau pengurangan tekanan udara pada ban kendaraan di
tempat pengisian udara ban yang banyak dijumpai di pinggir jalan. Namun seringkali hasil penambahan atau
pengurangan tekanan udara ban ini tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini karena pada umumnya
pengisian udara pada ban kendaraan masih menggunakan cara manual, dimana ban diisi dengan udara
menggunakan kompresor tanpa mengetahui berapa tekanan udara pada ban yang diinginkan, kemudian tekanan
udara pada ban dikurangi sesuai dengan yang diinginkan dengan bantuan alat ukur tekananyang bekerja secara
analog. Bagian mekanik sistem alat kecepatan angin menggunakan baling-baling 3 cup berbentuk setengah bola
dengan jari-jari 5 cm dan panjang lengan 13 cm. Setelah itu, balingbalindihubungkan dengan poros yang diberi
piringan bercelah 100 dan pada bagian ujung lingkaran piringan diletakkan optocoupler yang nantinya berguna
sebagai sensor untuk membaca banyaknya jumlah cahaya masuk.Proses cara kerja alat untuk mendapatkan nilai
kecepatan angin dimulai dari angin yang datang mengenai cup dari baling-baling akan berputar, begitu juga
dengan piringan bercelah yang menjadi penerus dan penghalang cahaya yang masuk ke dalam sensor.
Banyaknya cahaya yang masuk merupakan nilai counter yang akan diproses pemograman Arduino menjadi nilai
kecepatan angin. Tanpa adanya ilmu, hidup seseorang tidak akan terarah dengan baik. Begitu juga dengan alam
ini, tanpa adanya ilmu yang mempelajari tentang alam maka manusia tidak akan bisa menjaga alam dengan
benar, mengelola alam dengan tanpa merusaknya, serta menyelaraskan alam dengan manusia itu sendiri. Sains
fisika merupakan ilmu pengetahuan yang langsung berkaitan dengan fenomena alam sehingga mudah untuk
dipahami dalam pembelajaran [1][2]. Tetapi, kebanyakan peserta didik masih menganggap fisika itu pelajaran
yang sulit dan kurang menarik. Kesan sulit tersebut dikarenakan fisika identik dengan adanya rumus-rumus
yang rumit, sedangkan kesan kurang menariknya karena sering dikaitkan dengan masalah metode dan media
pembelajarannya yang cenderung monoton dan kurang bervariasi. Persoalan tersebut bisa berimplikasi pada
kurangnya semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran fisika sehingga peserta didik
cenderung pasif dan kurang kreatif bahkan akan berpengaruh pada prest Mengetahui kondisi lingkungan sekitar
kita sangatlah penting. Kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dipengaruhi oleh pergerakan udara. Udara
yang bergerak (angin) dengan kecepatan tertentu dapat diketahui besarnya dengan alat pengukur kecepatan
angin yaitu Anemometer. Anemometer yang digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah Anemometer
jenis cup counter yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya. Karena mahalnya peralatan yang
biasa digunakan, sehingga membuatmasyarakat kebanyakan tidak dapat memiliki alat tersebut [3][4].
Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip kerja dari alat pengukur kecepatan angin yang biasa digunakan, cukup
sederhana yaitu cup yang berjumlah tiga buah berputar pada suatu tiang yang dihubungkan dengan counter.
Dengan mengetahui prinsip yang sederhana tersebut kita dapat mengembangkan alat ini, yaitu dengan
merancang alat pengukur kecepatan angin dari bahan-bahan yang mudah didapat Pembuatan alat anemometer
sederhana ini, diharapkan mampu menghubungkan konsep fisika dengan aplikasinya dalam penngembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Anemometer dalam percobaan ini menghubungkan konsep
kecepatan gerak angin dengan kondisi cuaca. pat. asi belajar mereka sendiri. Berdasarkan anemometer
sederhana yang dibuat dalam penelitian ini, maka akan diuji beberapa hal sebagai tujuan dalam penelitian ini
yaitu:(1) untuk mengetahui besar kecepatanangin yang dihasilkan oleh masing-masing jarak Anemometer
dengan kipas angin, jumlah baling-baling Anemometer dan bentuk balingbaling Anemometer. (2) untuk
mengetahui kondisi lingkungan berdasarkan pengukuran kecepatan angin [5][6].
2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Tekanan
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Tekanan (P) adalah
besaran fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A) dan dirumuskan sebagai berikut[7][8] :
dimana : P = tekanan, dalam Pa (Pascal)F = gaya, dalam N (newton)A = luas permukaan yang memperoleh
tekanan, dalam m2 (meter persegi). Klasifikasi tekanan menurut tingkat peng- ukurannya seperti ditunjukkan
pada Gambar 1, adalah:
1. Tekanan Absolut, adalah tekanan mutlak pada suatu zat.
2. Tekanan Vakum, menunjukkan seberapa lebih tekanan atmosfer dari tekanan mutlak.
3. Tekanan Differensial, sama seperti tekanan gauge tetapi tidak dimulai dari tekanan atmosfer, melainkan di
atas tekanan atmosfer.
4. Tekanan Compound, yaitu tekanan diantara tekanan atmosfer.
Gambar 1. Klasifikasi tekanan menurut tingkat pengukurannya
Dalam sistem satuan Internasional, satuan tekanan adalah Pa (pascal)[9]. Tetapi satuan tekanan ban yang umum
digunakan dalam praktek adalah Psi. Satuan-satuan tekanan dan konversinya seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Sensor tekanan PSAN Series tersedia berbagai macam tipe untuk memenuhi kebutuhan konsumennya sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pada sensor tekanan PSAN Series, perubahan tekanan yang diukur
sebanding dengan tegangan keluaran (V). Gambar 4 menunjukkan grafik karakteristik input dan output PSAN
Series[14][15].
Gambar 4 Grafik hubungan input tekanan dan
tegangan keluaran sensor PSAN Series
Langkah pertama dalam pengujian sistem adalah mengaktifkan alat, lalu mereset alat dengan menekan tombol
“*” pada keypad sehingga seven segmen akan menampilkan angka “000” seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
Langkah selanjutnya adalah memasang selang keluaran pada pentil ban yang akan diatur tekanannya seperti
ditunjukkan pada Gambar 9. Setelah selang keluaran terpasang pada pentil ban, selanjutnya menginputkan nilai
tekanan acuan melalui keypad, lalu mengaktifkan proses pengaturan tekanan ban dengan menekan tombol “#”
pada keypad. Sistem secara otomatis akan bekerja menyesuaikan tekanan udara pada ban dengan nilai tekanan
acuan yang diberikan dengan mengisi atau membuang tekanan udara tergantung dari kondisi tekanan aktual
pada ban. Jika tekanan aktual sudah sesuai dengan tekanan acuan, buzzer akan berbunyi yang menandakan
proses pengaturan tekanan ban sudah selesai[17][18].
Gambar 9. Memasang selang keluaran ke pentil ban kendaraan
4. HASIL PENGUJIAN
Pengujian sistem yang dilakukan terdiri dari dua variasi pengujian yaitu pengujian untuk pengisian tekanan
udara dan pengujian untuk pembungan tekanan udara. Pengujian penambahan tekanan udara dilakukan dengan
cara mengukur tekanan udara awal pada ban dari kondisi yang lebih kecil ke kondisi lebih besar. Sedangkan
pengujian pengurangan tekanan udara pada ban dilakukan dengan cara mengukur tekanan awal ban yang lebih
besar ke tekanan yang lebih kecil. Pengujian dilakukan pada ban dengan ukuran R13/175/70. Data hasil
pengujian penambahan tekanan udara ditunjukkan pada Tabel 6, sedangkan data hasil pengujian pengurangan
tekanan udara ditunjukkan pada Tabel 7. Dari hasil pengujian pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa waktu yang
dibutuhkan untuk menambah tekanan udara per 1 Psi pada ban berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor seperti kondisi tekanan awal ban dan tekanan udara dari kompresor sebagai sumber tekanan
udara yang akan dimasukkan ke ban melalui valve pengisian. Hubungan perubahan tekanan dengan waktu yang
dibutuhkan untuk pengisian tekanan udara pada ban.
Tabel 10. Data hasil perhitungan ketelitian alat
Alat Hasil
Pengukur Akhir Kesalahan
Perbandingan Pengukuran (%)
( Psi ) ( Psi )
No P Aktual P Terukur x 100 %
1 34,5 27 1,45
2 39,6 40 1,51
3 9,8 26 2,36
4 14,4 10 2,04
5 19,5 15 4,17
6 29,4 20 2,96
7 34,6 30 2,04
8 39,3 35 0,57
9 29,3 40 1,78
10 26,3 30 2,29
11 19,9 27 2,6
12 24,6 20 0,60
13 28,8 25 0,62
14 24,8 30 4,17
15 28,4 30 0,82
16 24,3 25 2,04
17 15,1 15 2,88
18 19,5 20 0,56
19 28,5 25 2,56
20 24,5 30 2,04
21 28,5 35 1,04
22 34,4 15 1,69
Rata rata kesalahan (%) 1,89
45
40
35
30 Alat Pengukur
Perbandingan ( Psi )
25
Hasil Akhir
20 Pengukuran ( Psi )
15 Hasil Kesalahan ( % ) (
Psi )
10
0
No 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Gambar.10.Karakteristik Data hasil perhitungan ketelitian alat
40
35
30
Alat Pengukur
25 Perbandingan ( Psi )
20 Hasil Akhir Pengukuran (
Psi )
15
Hasil Kesalahan ( % ) ( Psi
10 )
0
No 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
90
80 No
70
60 Tekanan awal ban (Psi)
50
Hasil pengukuran
40 akhir(Psi)
30
Prubahan Tekanan(Psi)
20
10 Waktu (detik)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar.12.Karakteristik Batang Data hasil Penambahan Tekanan udara Pada Ban
5.Kesimpulan
Dari Gambar.10 dan Gambar 11,dapat kita Analisa bahwa untuk hasil perhitungan alat perbandingan
pengukuran dengan hasil pengukuranhampir sesuai standard .Sedangkan kesalahan hanya sedikit saja.
Untuk Gambar 12 dan 13 ,dapat kita analisa bahwa waktu untuk menekan udara keban tetap stabil naik dengan
tekanan udara tetap naik walaupun sedikit lambat sedangkan hasil pengukuran dengan tekanan awal mempunyai
ksesesuaian standar.
DAFTAR PUSTAKA