Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur

kecepatan angin di suatu wilayah tertentu. Anemometer di pasaran tersedia

dalam mode analog dan digital. Anemometer pada umumnya berbentuk

portable, kecil, dan mudah di bawa sehingga memudahkan manusia untuk

menggunakan anemometer untuk pengukuran di suatu wilayah. Berikut

contoh anemometer yang beredar di pasaran gambar 1.1 Digital

Anemometer:

Gambar 1.1 Digital Anemometer [1]

Gambar 1.1 adalah jenis anemometer digital dengan menggunakan

baling-baling yang mampu untuk mengukur kecepatan angin dengan range

0-30 m/s. Mode satuan m/s dapat diubah ke bentuk satuan lain yaitu

km/jam, mph, knots, dan ft/min. Selain untuk mengukur kecepatan angin,

anemometer diatas dapat juga mengukur temperatur udara di sekitar.

Temperatur yang dapat dibaca dengan range -10 s/d 45˚C. Satuan celcius

1
2

dapat diubah ke farenheit. Anemometer diatas diharga sekitar Rp

159.000,00 pada situs bukalapak [1]. Gambar 1.2 Anemometer Wind Speed

Sensor:

Gambar 1.2 Anemometer Wind Speed Sensor [2]

Anemometer ini menggunakan cup untuk menangkap angin yang

datang yang kemudian akan diteruskan pada sensor untuk diukur

kecepatan anginnya. Perangkat ini bisa mengukur kecepatan angin dengan

range 0-30 m/s. Anemometer ini bersifat waterproof sehingga bisa

digunakan secara outdoor dengan segala kondisi cuaca. Perangkat ini

dilengkapi dengan kabel serial sehingga dapat pengguna tidak harus

berada di lokasi anemometer. Hasil akuisisi data dapat di lihat dengan

menggunakan perangkat komputer. Perangkat ini dihargai +Rp

1.000.000,00 pada situs Bukalapak.com. Pembeda perangkat ini dari

perangkat sebelumnya adalah alat pada gambar 1.2 bersifat waterproof,

sehingga bisa digunakan walaupun sedang hujan. Selain menampilkan

kecepatan angin juga dapat melakukan akuisisi data dan data bisa di
3

simpan pada perangkat komputer [2]. Selanjutnya ada gambar 1.3

Anemometer Combined Wind Sensor:

Gambar 1.3 Anemometer Combined Wind Sensor [3]

Anemometer Combined Wind Sensor bisa dikatakan gabungan dari

dua anemometer sebelumnya namun lebih canggih. Anemometer ini

menggunakan model cup untuk menangkap angin. Perangkat ini dapat

mengukur kecepatan angin dengan range 0-30 m/s. Perangkat ini juga

dapat mengetahui dari sudut berapa arah angin datang dengan utara

sebagai titik 0˚. Anemometer ini juga menggunakan sistem akuisisi data

yang tersambung pada perangkat komputer. Akuisisi data ini juga dapat

disimpan dan diolah untuk kebutuhan penelitian. Untuk akuisisi data, data

akan dikirim dengan menggunakan kabel serial yang terhubung dari

perangkat ke komputer. Anemometer ini dihargai + Rp 39.000.000,00 di

situs toko online [3].


4

Anemometer yang terakhir adalah buatan Slovenia yang memiliki

bentuk lebih sederhana dari bentuk sebelumnya. Anemometer buatan

Slovenia seperti gambar 1.4 dibawah ini, memiliki spesifikasi seperti

berikut:

Gambar 1.4 Anemometer buatan Slovenia

Anemometer diatas memiliki spesifikasi menunjukkan dan

menyimpan semua data angin, data tersimpan pada mikro SD untuk

analisa data, jarak pengiriman data sekitar 250 s/d 1200 m, dan tampilan

menggunakan LCD [4].

Untuk yang terakhir adalah prototype yang dibuat di lab mesin

Universitas Muhammadiyah Malang seperti Gambar 1.5 dibawah ini.

Gambar 1.5 Prototype Anemometer Wind Velocity


5

Contoh – contoh anemometer diatas sedikit banyak menginspirasi

untuk mengembangkan sebuah anemometer. Pengembangan anemometer

bertujuan untuk menambah pilihan yang ada dipasaran. Bisa di

manfaatkan pada gedung- gedung tinggi seperti Gambar 1.5

Gambar 1.6 gedung tinggi

Selain di gedung tinggi Anemometer ini juga bisa digunakan pada

anjungan minyak di lepas pantai seperti Gambar 1.6 berikut.

Gambar 1.7 Anjungan minyak lepas pantai

Jenis anemometer yang akan di kembangkan adalah yang

berbentuk cup. Anemometer ini akan di kombinasikan dengan sensor

temperatur. Anemometer ini juga akan dilengkapi dengan sistem akuisisi

data dengan menggunakan perangkat komputer. Sesuatu yang


6

membedakan dengan contoh anemometer sebelumnya adalah pengiriman

data tidak menggunakan kabel tetapi memanfaatkan gelombang radio.

Perangkat radio memiliki sistem transmitter dan receiver. Dimana

transmitter terpasang pada alat untuk mengirim data, sedangkan receiver

terpasang pada perangkat komputer untuk menerima data. Data yang

sudah diterima akan disimpan dan bisa diolah sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

Merancang dan membuat Anemometer yang di kombinasikan dengan

sensor temperatur serta pengiriman data melalui gelombang radio dengan

akuisisi data secara realtime pada perangkat komputer yang dapat mengambil,

mengolah, dan menyimpan data.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian tidak meluas, sehingga

diperlukan pembatasan masalah agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Batasan masalah yaitu:

1. Jenis Anemometer yang dibuat adalah cup Anemometer.

2. Anemometer akan dikombinasikan dengan sensor temperatur.

3. Pengiriman data melalui gelombang radio.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Akhir bertujuan:

1. Untuk membuat rancangan dan desain alat ukur kecepatan angin

(Anemometer).
7

2. Untuk membuat Anemometer yang dikombinasikan dengan sensor

temperatur.

3. Untuk membuat akuisisi data yang dapat mengambil, mengolah, dan

menyimpan data untuk keperluan analisis.

4. Untuk mendapatkan akuisisi data secara wireless dengan

memanfaatkan gelombang radio.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan adalah suatu sistematika yang digunakan

untuk memperjelas alur penulisan laporan tugas akhir. Dalam penulisan

laporan tugas akhir digunakan sistematika atau urutan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan tugas

akhir, batasan masalah, dan sistematika penulisan tugas akhir.

2. BAB II Tinjuan Pustaka

Tinjuan Pustaka ini berisi tentang komponen-komponen yang

digunakan dalam sistem. Pembahasan tentang fungsi, sifat, dan

karakteristik komponen yang akan digunakan.

3. BAB III Perancangan dan Pembuatan

Bab ini berisi perancangan perangkat yang akan dibuat, perangkat

keras maupun perangkat lunak, dan peralatan yang akan digunakan.

Memuat uraian tentang pembuatan sistem secara detail komponen

yang dipakai dan sesuai dengan rancangan alat serta penjelasan

singkat, yang akan menjelaskan diperolehnya hasil dari penelitian.

4. BAB IV Analisa dan Pembahasan


8

Bab ini berisi tentang uji performa alat atau sistem yang dibuat secara

keseluruhan. Hasil dari uji performa yang di dapat akan dilakukan

analisis tentang performa alat tersebut. Selanjutnya akan dilakukan

pembahasan performa alat yang dibuat.

5. BAB V Penutup

Bab ini adalah bab penutup dimana berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan dapat ditarik dari bab sebelumnya yaitu bab analisa dan

pembahasan dari alat yang dibuat. Bab ini juga berisi saran dimana

saran bisa berisi pesan penulis agar alat bisa dikembangkan lebih

lanjut.

Anda mungkin juga menyukai