Anda di halaman 1dari 7

Anemometer

The Anemometer

What is This

Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan


dan juga mengukur arah angin, anemometer merupakan salah satu instrumen yang sering
digunakan oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk keperluan
analisa iklim dan cuaca. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Battista
Alberti dari Italia pada tahun 1450. Satuan dari anemometer secara umum yaitu knots ( 1 kn
= 1,85 km / jam ). Anemometer dibagi menjadi dua yaitu anemometer berdasarkan
kecepatan dan tekanan dari udara. Anemometer juga bisa dipasang di lautan dan dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian gelombang laut dengan menggunakan prinsip
kecepatan angin.

Anemometer is a device used to measure speed and also measure wind direction,
the anemometer is an instrument that is often used by Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) for climate and weather analysis. This anemometer was first introduced
by Leon Battista Alberti from Italy in 1450. The general unit of anemometers is knots (1 knot
= 1.85 km/hour). Anemometer is divided into two, anemometer based on the speed and
pressure of the air. Anemometer can also be installed in the ocean and can be used to
measure the height of ocean waves using the principle of wind speed.

Whole Picture

Ini merupakan gambar anemometer mangkuk

This is a picture of a cup anemometer


How to Install

Cara menggunakan anemometer digital portabel :

1. Pegang anemometer portabel secara vertikal.

2. Tekan tombol ON untuk menghidupkan anemometer.

3. Jika anemometer portabel sudah hidup maka akan menampilkan beberapa opsi.

4. Pilih mode pengukuran yang ingin digunakan.

5. Tekan tombol hold untuk menampilkan hasil pengukuran.

6. Catat dan analisis data hasil pengukuran anemometer tersebut.

7. Jika sudah selesai matikan anemometer dengan menekan tombol OFF.

How to use a portable digital anemometer:

1. Hold the portable anemometer vertically.

2. Press the ON button to turn on the anemometer.

3. If the portable anemometer is on, it will display several options.

4. Select the measurement mode you want to use.

5. Press the hold button to display the measurement results.

6. Record, and analyze data from the measurements of the anemometer.

7. When you have finished, turn off the anemometer by pressing the OFF button.

How Does It Work

Pada saat anemometer tertiup angin, baling-baling atau mangkuk yang terdapat
pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin yang
meniup mangkuk-mangkuk tersebut, maka semakin cepat kecepatan perputaran dari
piringan mangkuk-mangkuk tersebut. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat
diketahui berapa kecepatan anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat penghitung
jumlah dari putaran mangkuk atau baling-balingnya dalam satuan waktu tertentu,
sehingga dapat diketahui berapa kecepatan anginnya. Hasil yang diperoleh alat akan
dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.
When the anemometer is blown by the wind, the propeller or bowl contained in the
anemometer will move in the direction of the wind. The greater the wind speed that
blows the bowls, the faster the velocity of the bowls of the bowls. From, the number of
revolutions in one second, it can be seen how much the wind speed is. In the
anemometer there is a counter the number of rounds of a bowl or its propeller in a
certain time unit, so that it can know what the wind speed is. The results obtained by the
tool will be recorded, then matched to the Beaufort Scale.

Types of Anemometer

1) Anemometer berdasarkan kecepatan udara

 Cup Anemometers

Anemometer sederhana yang diciptakan pada tahun 1846 oleh Dr John


Thomas Romney Robinson dari Armagh Observatory. Anemometer ini terdiri atas
tiga cup setengah lingkaran dan terpasang pada tiap ujung horizontal. Aliran udara
melewati dan memutar masing-masing cup horizontal berdasarkan angin yang
datang.

 Windmill Anemometers

Bentuk lain dari anemometer adalah bentuk kincir angin atau baling-baling.
Berbentuk panjang vertikal.

 Hot-wire Anemometers

Anemometer ini menggunakan kawat yang sangat halus yang dipanaskan.


Udara mengalir melewati kawat sehingga menyebabkan efek pendinginan pada
kawat.

 Laser Doppler Anemometers

Pada anemometer ini menggunakan sinar cahaya dari laser yang yang
terbagi menjadi dua balok, dengan satu disebarkan dari anemometer.

 Sonic Anemometers

Pertama kali dikembangkan pada tahun 1950, menggunakan gelombang


suara ultrasonik untuk mengukur kecepatan angin.

 Acoustic Resonance Anemometers


Merupakan perkembangan dari anemometer ultrasonik. Teknologi ini
diciptakan oleh Dr Savvas Kapartis pada tahun 2000. Anemometer ultrasonik
bergantung pada waktu pengukuran, sensor resonansi akustik menggunakan
gelombang ultrasonik.

 Ping Pong Ball Anemometers

Dibuat dengan berdasarkan bola ping-pong yang melekat pada kawat. Ketika
angin bertiup, ia menekan dan menggerakan bola, karena bola ping-pong yang
sangat ringan, dapat bergerak dengan mudah bahkan ketika angin yang bertiup
kecil.

2) Anemometer berdasarkan tekanan udara

 Plate Anemometers

Merupakan anemometer pertama dan hanya menggunakan piring datar yang


ditempatkan di atas sehingga angin melewati piringan tersebut sehingga dapat
diketahui besar kecepatan angin yang melewatinya.

 Tube Anemometers

Anemometer ini terdiri dari kaca tabung berbentuk U yang berisi cairan
manometer (pengukur tekanan), dengan salah satu ujung membungkuk dalam arah
horizontal agar dapat terpapar oleh angin dan ujung vertikal lainnya tetap sejajar
dengan aliran angin.

1) Anemometer based on airspeed

 Cup Anemometers

A simple anemometer was invented in 1846 by Dr. John Thomas Romney Robinson
of the Armagh Observatory. This anemometer consists of three semicircular cups and
mounted on each horizontal edge. Air flow passes and rotates each horizontal cup
based on the incoming wind.

 Windmill Anemometers

Another form of the anemometer is the form of a windmill or propeller. Long vertical.

 Hot-wire Anemometers
This anemometer uses a very fine wire that is heated. Air flows through the wire,
causing a cooling effect on the wire.

 Laser Doppler Anemometers

The anemometer uses a beam of light from a laser which is divided into two beams,
with one diffused from the anemometer.

 Sonic Anemometers

First developed in 1950, using ultrasonic sound waves to measure wind speed.

 Acoustic Resonance Anemometers

Is the development of an ultrasonic anemometer. This technology was created by Dr.


Savvas Kapartis in 2000. Ultrasonic anemometers depend on the time of
measurement, the acoustic resonance sensor uses ultrasonic waves.

 Ping Pong Ball Anemometers

Made on the basis of a ping-pong ball attached to a wire. When the wind blows, it
presses and moves the ball, because the ping-pong ball is very light, it can move
easily even when the wind is blowing small.

2) Anemometer based on air pressure

 Plate Anemometers

It is the first anemometer and uses only a flat plate that is placed on top so that the
wind passes through the disk so that it can know the magnitude of the wind passing
through it.

 Tube Anemometers

This anemometer consists of a U-shaped glass tube filled with a liquid manometer
(pressure gauge), with one end bent in the horizontal direction so that it can be
exposed to the wind and the other vertical end remains parallel to the flow of the
wind.
The Operator

Anemometer dapat di operasikan oleh orang-orang yang telah mendapatkan


pelatihan khusus dalam penggunaan dan pengoperasian serta pengolahan datanya,
terdapat beberapa jenis anemometer yang tidak dapat di operasikan oleh orang-orang
secara umum seperti anemometer yang digunakan pada Automatic Weather Station (AWS)
dan juga anemometer penelitian milik BMKG, sedangakan anemometer yang dapat
dioperasikan oleh orang-orang umum adalah jenis anemometer digital portabel, karena
mudah dalam pengoperasian dan penggunaanya.

Anemometers can be operated by people who have received special training in the
use and operation and processing of their data, there are several types of anemometers that
cannot be operated by people in general, such as the anemometer used on the Automatic
Weather Station (AWS) and also the anemometer BMKG research, while an anemometer
that can be operated by common people is a type of portable digital anemometer, because it
is easy to operate and use.

Data from Anemometer

Data dari anemometer ada yang berbentuk digital dan ada yang berbentuk analog,
tetapi sekarang anemometer yang menghasilkan data berbentuk analog sudah jarang
ditemukan. Sedangkan untuk anemometer digital datanya, biasanya ada yang langsung di
tampilkan dan ada yang harus diolah dan disimpan pada perangkat data logger. Sedangkan
untuk satuannya sendiri biasanya berupa knot, km / jam, m / s.

Data from anemometer is digital and there is analog, but now anemometer which
produces analog data is rarely found. As for digital data anemometers, there are usually
those that are directly displayed and some that must be processed and stored on a data
logger device. Whereas the unit itself is usually in the form of knots, km/hour, m/s.

Usage of Data

Penggunaan data dari anemometer biasanya digunakan untuk kegiatan analisis dan
pengamatan untuk keperluan yang berhubungan dengan meteorologi, klimatologi, serta
penerbangan dan juga maritim. Data pengukuran dari anemometer biasanya dikelola oleh
badan meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG).

The use of data from anemometer is usually used for analysis and observation
activities for purposes related to meteorology, climatology, and flight as well as maritime.
Measurement data from anemometer is usually managed by the Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Anda mungkin juga menyukai