Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-
jari yang berpusat pada suatu sumbu vertical atau semua mangkok tersebut
terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap kesatu arah
melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap.
Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui
suatu system mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur system akumulasi
angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat
mengukur rata - rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan
alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke
pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama
waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah
sama denga nakumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu
pengamatannya.
2.3 Bagian Alat Ukur Anemometer Mangkok
Cup Counter Anemometer terdiri dari 3 bagian yaitu
:
1. 3 (tiga) buah mangkok sebagai baling - baling
yang dibatasi sudut 123o
2. Counter
3. Tiang
Diketahui :
Panjang lintasan anemometer = 3 meter
Jumlah putaran = 20 kali
Waktu = 10 detik
Ditanya :
Kecepatan Angin = ...?
Jawaban :
Kecepatan angin = (Panjang lintasan x jumlah putaran) / waktu
= (3 meter x 20 kali) : 10 detik
= 60 meter : 10 detik = 6 meter/detik
Perlu diketahui bahwa pada ketinggian yang berbeda, kecepatan angin suatu
tempat juga akan berbeda. Oleh karena itu, ketika berkunjung ke stasiun
klimatologi, kita akan menemukan lebih dari satu anemometer yang dipasang
pada tiang dengan tinggi berbeda, yaitu ketinggian 0,5 meter, 2 meter, dan 10
meter. Pemasangan tiang ini perlu memperhatikan daerah sekitarnya agar
tidak ada penghalang angin seperti pohon atau gedung.