Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Asal mula las untuk menyambung logam berada jauh di abad perunggu
dan sulit dilacak kapan istilah las mulai dipakai. Pada tahun 3000 SM, bangsa
Mesopotamia telah menerapkan proses solder lunak.tanduk rusa disolderkan
sebagai relief hiasan. Dua ratus, solder perak kemudian dipakai dalam
pembuatan vas bunga di Entemene.
Beberapa ahli sependapat bahwa 4000 tahun yang lal bangsa Mesir telah
mengenal cara menyambung logam dengan proses pemanasan dan penekanan.
Salah satu bukti ditemukan di Lembah daerah kerajaan pada tahun 1922 yang
mengisyaratkan bahwa peti jenazah Raja Tutankhamen diperkirakan dibuat
sekitar tahun 1360 SM dengan melibatkan proses pengelasan. Proses yang
dilakukan pada saat itu adalah proses las tempa.
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah saat alat tersebut digunakan
dalam praktek oleh Bernades dalam tahun 1885. Dalam penggunaan yang
pertama Bernades memakai elektroda yang terbuat dari batang karbon atau
grafit. Dalam tahun 1889 Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang
baru dengan menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh 2 batang karbon.
Dalam tahun 1892 Slavinoff adalah orang pertama yang menggunakan kawat
logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi. Disamping penemuan slavinoff dan kjellberg dalam las
busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan di atas, dalam tahun
1886 Thomson menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt
menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 las oksi-
asetielin mulai digunakan oleh Fouche dan piccard. Dan sekitar pada tahun
1900, pada saat itu lah disebut masa keemasan pertama untuk pengelasan
logam. Pada tahun 1926 masa keemasan yang kedua muncul degan ditemukan
nya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas
mulia oleh Hobart dan Dener. Tahun 1950 terjadi masa keemasan ketiga yang
masih terus berlangsung sampai sekarang, dengan ditemukan nya cara-cara las
baru yaitu; las oksi asetelin, las listrik , las busur dengan pelindung gas CO2,
dll.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah
1. Mampu menggunakan atau mengoprasikan mesin las
2. Mengetahui jenis-jenis elektoda yang digunnakan dalam pengelesan
3. Mengenal dan memahami mesin las
4. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam las
5. Untuk mengetahui teknik pengelasan yang baik dan benar
6. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pengelasan

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam
menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan
sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara
atom.Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan
menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan
klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu:
a. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang
terbakar.
b. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian
ditekan hingga menjadi satu



2.2 Las busur listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu
proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber
panas.Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik,
antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian
aliran arus listrik las.
Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api
arus listrik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan
elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar
dipisahkan.
a. Penggolongan macam proses pengelasan
1. Las listrik dengan elektroda karbon
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau
diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam
yang akan dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi
atau elektroda yang berselaput fluksi.

Gambar 2.1. Las listrik dengan elekroda karbon
2. Las listrik dengan elektroda berselaput ( SMAW )
Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan
tambah.Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar
akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar.Selaput elektroda
yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi
ujung elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las di sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar.Cairan selaput elektroda yang membeku akan
menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap
pengaruh luar.
Gambar dibawah ini adalah sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput
dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke
terminal negetif sedang bahan ke terminal positif.









Gambar 2.2. Sirkuit las listrik

3. Las listrik TIG
Menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.Busur
listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah
merupakan sumber panas untuk pengelasan.Titik cair dari elektroda wolfram
sedemikian tingginya sampai 3410
o
sehingga tidak ikut mencair pada saat
terjadi busur listrik.Tangkai las dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari pengaruh luar pada
saat pengelasan.Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang
digerakkan dan didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda
wolfram dengan bahan dasar.Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium
atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakaiannya tergantung dari
jenis logam yang akan dilas.Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air
yang bersirkulasi.Proses las listrik TIG ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Gambar 2.3. Las listrik TIG

4. Las listrik MIG
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena
adanya arus listrik.Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang
berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang
digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan
keperluan.Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menyemburkan
gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas.Gas yang
dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau
campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah
pengelasan di mana seluruh pekerjaan las dilaksanakan secara otomatik.Proses
las MIG ditunjukkan pada gambar di bawah ini, dimana elektroda keluar
melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.


Gambar 2.4. Las listrik MIG

5. Las listrik submerged
Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik
menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.Busur
listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan
fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada las
listrik lainnya.
Dalam hal ini operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata
(helm las).Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku
menutup lapisan las.Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai
lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.Elektroda yang merupakan kawat
tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda
gigi, pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur
kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .


Gambar 2.5.Las listrik submerged

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat-alat kerja
a. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan
suatu lengkung listrik las.Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor
bensin atau diesel gardu induk tegangan pada mesin las listrik biasanya:110
volt 220 volt 380 volt.Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel
terdapat saklar pemutus.Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai
untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan
listrik.Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda
dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja.Jenis-jenis
mesin las las listrik terbagi atas :

Gambar 3.6. Hasil las

1. Transformater arus bolak-balik ( AC )
Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.Transformator las yang
kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200
sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya
operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.Voltase
keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

Gambar 3.7 Transformater arus bolak balik
Keuntungan-keuntungan mesin las AC antara lain :
Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya keropos
pada rigi-rigi las dan perlengkapan dan perawatan lebih murah.

2. Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi
arus listrik searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel
elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang
timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :
Busur nyala stabil, dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak
bersalut, dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP, dan dapat
dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit.

3. Mesin las AC-DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan
arus searah.Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan
pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus
bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun
pembangkit listrik motor diesel.

Gambar 3.8. Mesin las Ac-Dc
a. Kabel las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dangan
karet isolasi.Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu kabel elektroda,
kabel massa, dan kabel tenaga.Kabel elektroda adalah kabel yang
menghubungkan pesawat las dengan elektroda.Kabel massa
menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.Kabel tenaga adalah
kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan
pesawat las.

Gambar.3.9 Kabel las

b. Penjepit elektoda dan penjepit masa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah
menghantarkan arus listrik.Bahan yang biasa digunakan adalah
tembaga.Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk
sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang/menjepit
pada pemegang elektroda.Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat
pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90
derajat atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda.Sedang pada penjepit
massa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram dengan kuat
pada benda kerja.Penjepit elektroda maupun penjepit massa tidak
diperkenankan terkena busur las.Pada penjepit elektroda, penggunaan
elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh
pemegang elektroda.Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan
untuk menjadi tempat mencoba elektroda/menyalakan elektroda agar tidak
rusak.Penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat benda kerja atau meja
las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang
terbuang.
MACAM MACAM PROSES DAN JENIS
PENGELASAN:
1. Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas
pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimanamana untuk hampir semua
keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai
dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan
arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 200
Ampere
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan
dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan
material tambahan, dipergunakan butiranbutiran fluks / slag sehingga bususr
nyala terpendam di dalam ukuranukuran fluks tersebut
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan
sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks,
busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan
pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda
yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan
terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan
bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500 F
atau setara dengan 1925 C
SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung
bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut
angker) atau Shear Connector
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan
tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin
tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada
pembuatan pipa ERW, pengelasan platplat dinding pesawat, atau pada pagar
kawat
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron,
suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari
suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda
yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga
menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi




2. Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan
MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan
berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang dilas
dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang
berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja,
sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG
digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan
Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah
pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat
dari wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau
sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal
(inert) 99 % Argon (Ar) murni
FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses
pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon
dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas
untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis
dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan
campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut
dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus
dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 5000
C
3. Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan
zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas
propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas
yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW
(Oxy Hidrogen Welding)

1. Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut
dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung
kawat baja / wire rope, slenk. Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang
kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk
ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia
eksotermis yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja
yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi
ruangan yang tersedia didalam mold

MACAM MACAM LAS
1. Las Listrik
Las listrik merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan dengan tenaga listrik dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik.

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan
mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan
disambung. Kemudian dengan tekanan yang akan diberikan, kedua bahan akan
menyatu.

Las busur nyala listrik adalah pengelasan dengan cara mengubah arus listrik
menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda kerja dengan
membangkitkan busur nyala listrik melaui sebuah elektroda. Arus yang digunakan
untuk pengelasan dapat berupa arus AC maupun DC, tergantung mesin las yang
digunakan.

Bahan yang digunakan untuk las busur listrik adalah elektroda. Elektroda akan
dialiri oleh arus listrik untuk menghasilkan nyala busur yang akan melelehkan
elektroda sampai habis. Jenis dan macam elektroda sangat banyak, sehingga perlu
pemilihan jenis elektroda dengan benar. Berdasarkan selaput pelindungnya
elektroda dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu elektroda polos dan elektroda
berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari inti dan pelapis atau fluks. selaput
pelindung akan terbakar dan menghasilkan gas CO2 yang berfungsi untuk
melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara luar.
Udara luar mengandung oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi
sehingga akan mempengaruhi kekuatan mekanis hasil pengelasan.

2. Las Asetilen
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering
ditemui. Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan
untuk menghubungkan dua logam atau welding. Lalu apa saja yang perlu
diperhatikan dan diperlukan dalam penangan alat perkakas ini. Berikut ulasannya.
Las Karbit Secara Umum
Las karbit adalah pembahasaan yang umum berada di masyarakat untuk menyebut
pengelasan Asetilin.
Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses
pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran
gas asetilin dan gas oksigen.
Kegunaan Las Asetilen
Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung
benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Bagian-Bagian dan Fungsinya
Tabung gas oksigen, berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses pembakaran.
Tabung gas asetilen, berisi gas asetilen yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam
proses pembakaran.
Regulator, berfungsi untuk mengatur aliran dari masing-masing gas.\
Selang penyalur, berfungsi untuk menghubungkan atau mengalirkan gas dari
tabung gas oksigen
dan asetilen menuju brander.
Brander, berfungsi untuk mengatur campuran gas oksigen dan asetilen serta
pembakarannya

Anda mungkin juga menyukai